NovelToon NovelToon

My Trouble Maker Secret Husband

Hari pertama pindah sekolah

Seorang anak perempuan sedang berjalan di pinggir jalan,sepertinya dia sedang kebingungan mencari ruang kelasnnya

Anak perempuan yang manis dengan tinggi sekitar 155cm kulit putih dengan rambut hitam yang di gerai, dia berjalan tidak tau apapun dan tidak kenal siapapun disana. saat dia berhenti untuk melihat handphonenya tiba tiba sebuah bola terbang mengenai kepalanya

Duuggg

Dia terjatuh memegangi kepalanya yang terasa berdenyut karena tertimpa bola,samar samar terlihat seseorang mendekat dan mengulurkan tangannya sebelum akhirnya gadis itu pingsan

"Heeii bangun" seorang pria menepuk pipinya

.

.

Setelah beberapa waktu dia pingsan matanya mulai terbuka perlahan

sketsa wajah seseorang perlahan mulai jelas terlihat

"Apa Lo baik baik aja?" tanya Danendra melambaikan tangannya

"Oohh iya, ini dimana?" Allea menatap sekeliling

"Lo di UKS, tadi kepala Lo kena bola gara gara gue, sorry ya" ucap Danendra

"Gak apa apa, bisa minta tolong gak?" ucapnya pelan saat meminta tolong

"Boleh, btw Lo kelas berapa perasaan baru liat?" tanya Danendra

"Gue anak baru jadi gak tau kelas, boleh minta tunjukkin kelas Xll IPA 2 " ucap Allea

"Oohh kebetulan kelas itu ada di samping kelas gue, kita ke kelas bareng aja" Danendra membantu Allea untuk bangun

Tok tok tok

Danendra mengantar Allea langsung ke kelas karena terlambat gara gara dirinya

"Permisi Bu ini ada murid baru tapi maaf jadi telat tadi dia pingsan kena bola gara gara saya" ucap Danendra seraya menggaruk tengkuknya

"Ya sudah tidak apa apa, kamu boleh keluar" ucap gurunya

"Perkenalkan nama kamu" titah Gurunya

"Perkenalkan semuanya saya Allea Anastasia, saya pindahan dari SMA Garuda semoga kita bisa berteman dengan baik" Allea lalu membungkuk

"Silahkan duduk di bangku yang kosong"

Allea melewati bangku murid lain dengan senyum dan sesekali membungkuk dengan kepalanya, semua membalas senyumannya kecuali satu orang yang sama sekali tidak menatapnya dan masih fokus ke depan

Allea duduk di depan orang tersebut disampingnya ada seorang gadis dengan rambut sebahu dan bando hitam yang menahan rambutnya agar tidak jatuh

"Hai Allea, gue Gita Hutomo kita bisa jadi teman " Gita mengulurkan tangannya

"Hai senang berkenalan sama kamu"

"Jangan terlalu kaku" ucap Gita

"Hai gue sandro, gue Dito , gue Desta , gue Bagas " keempat orang di depan kursi Allea mengulurkan tangan dengan ramah Allea menyambutnya

"Hei geng kecubung kalian mulai rusuh, diam atau keluar" teriak gurunya

Membuat anak anak itu kembali ke posisi duduknya

"Tenang aja mereka baik kok, mereka temen temen gue nanti Lo bisa masuk geng kita " bisik Gita

.

.

Pelajaran selesai semua murid keluar kelas untuk bermain atau pun ke kantin... Gita dan gengnya membawa Allea ke kantin dan kini Allea resmi menjadi anggota geng mereka

saat sedang asyik menyantap makanan dan mengobrol tiba tiba seseorang menabrak lengan Allea yang hendak minum hingga air jusnya tumpah mengenai bajunya

"Uupppsss sorry, yaahhh baju Upik abu jadi basah deh " Cindy anak majikan neneknya yang sengaja menyenggol lengan Allea

Setelah melakukan itu mereka bertiga pergi begitu saja dengan tertawa

Gita and the geng ingin melabrak mereka tapi Allea menghentikannya

"Jangan nanti nenek di pecat sama tuan dan nyonya" lirih Allea membuat teman temannya melongo

"Nenek lo?" tanya mereka serempak

"Iya nenek, nenek gue kerja di rumah non Cindy " ucap Allea

"Gue ke toilet dulu ya, ohh iya toilet sebelah mana?" tanya Allea sebelum pergi

"Dari kantin lurus aja nanti ada gudang Lo belok toiletnya di pojok" ucap Gita

"Inget belok ya jangan lurus ke belakang gudang apapun yang Lo denger atau Lo liat inget jangan lurus dan jangan ikut campur" ucap Bagas

"Maksudnya?" tanya Allea mengerutkan keningnya

"Udah inget aja pesennya Bagas jangan lurus, cepetan bersihinnya nanti keburu masuk abis ini guru killer yang ngajar" ucap Gita

Allea berjalan mengikuti arahan dari Gita saat akan berbelok ke toilet

Allea mendengar seperti ada orang yang sedang bertengkar

dan ada suara pukulan serta barang barang jatuh

Buugghh

Seseorang tersungkur Allea seperti pernah melihat orang itu dan segera menghampirinya

"Stop kalian stooppppppp" teriak Allea

Sekali lagi orang itu tersungkur ketika lawannya hendak memukul

Allea menghalangi dengan punggungnya

dia menutup wajah pemuda itu dengan tubuhnya

"Waahh waahh waahh ternyata trouble maker kita punya pacar guys" lawannya bertepuk tangan dia mengurungkan niatnya memukul karena terhalang tubuh Allea

Allea mendongak menatap mereka ternyata dia sudah salah pergi kesana, Bukan hanya satu orang bahkan lelaki disana berjumlah 6 orang dan mengereyok satu orang. Allea merasa jantungnya berdetak lebih cepat dia merasa ketakutan tapi rasa takutnya perlahan hilang saat orang orang itu pergi

"Cabut guys gak seru jagoan bawa pacarnya sekarang, urusan kita belum selesai" ucap orang itu sebelum pergi

"Minggir" pemuda itu mendorong tubuh Allea yang berada di sampingnya

Pemuda itu mengusap darah dari sudut bibirnya dan duduk dengan tenang di emperan samping gudang

dengan menyalakan sebatang rokok

"Lo gak apa apa?" tanya Allea

"Pergi" ucapnya dingin

Allea meninggalkannya sendiri dengan sesekali kembali menengok kebelakang, setelah selesai ke toilet dia kembali ke kelas namun saat akan masuk ternyata guru sudah memulai pelajaran

Tok tok tok

"Permisi pak maaf saya telat" ucap Allea menunduk

"Siapa ini?" tanya guru itu menarik kacamatanya ke ujung hidung

"Saya Allea pak murid baru" ucap Allea

"Untuk sekarang kamu boleh duduk tapi ini menjadi yang pertama dan terakhir kamu terlambat di jam pelajaran saya" guru memulai kembali

"Terimakasih pak" Allea menunduk lalu duduk di samping Gita

"Lo kemana aja sih? untung aja Lo murid baru kalo gue udah di hukum habis habisan" ucap Gita

Allea melirik kebelakang kursinya kosong pertanda orang itu belum kembali ke kelas

"Ngapain liat bangku si trouble maker?" tanya Gita

"Dia punya nama kali gak baik bilang orang kayak gitu" ucap Allea

"Namanya Maxime alexandria, jangan berurusan sama dia" ucap Gita

"Loh kenapa? diakan temen sekelas kita?" tanya Allea

"Nanti gue ceritain"

.

.

Sepulang sekolah Allea menunggu Ojek onlinenya datang

Gita dan gengnya datang dengan mobil mewah

"Kuy masuk" ucap Dito yang mengemudi

"Tapi.. tapi gue udah.." ucapan Allea terhenti saat Gita menyela

"Udah masuk aja, cansel aja " Gita seolah sudah tau Allea menunggu ojol

Akhirnya Allea masuk duduk di samping Gita di kursi tengah, mereka membawa Allea ke sebuah Cafe yang cukup besar Allea takjub dengan dekorasi cafe nya yang sangat bagus untuk anak muda

"Tapi gue gak punya banyak uang, makanan disini pasti mahal" ucap Allea

Mereka saling pandang dan akhirnya tertawa bersama membuat Allea bingung

Allea mengernyitkan alisnya dengan tingkah mereka

"Ini cafe punya kita, Lo bebas makan disini" ucap Dito membuat Allea melongo dengan mulut menganga

"Kita bangun cafe ini patungan" ucap Sandro

"Dari cafe kecil kecilan siapa tahu bisa jadi bercabang cabang " ucap Desta

"Tunggu apa lagi ayo pesen aja" titah Bagas

Allea masih tidak percaya anak SMA seusianya sudah bisa membangun cafe semewah ini

dia membuka buku menu yang membuatnya hampir meneteskan air liur

"Pesen yang banyak juga gak apa apa, ini sebagai ucapan selamat datang buat teman baru" ucap Gita

"Gue jadi minder temenan sama kalian, kalian orang orang kaya sementara gue" lirih Allea

"Heeii kita gak banding bandingin status orang, karena Lo mau berteman sama kita jangan liat apa yang kita punya kita mau berteman sama siapapun tapi mereka menganggap kita suka bikin onar makanya kita temenan cuma berlima" ungkap Dito

"Tapi kalian baik, kenapa mereka gak mau temenan?" ucap Allea

"Mungkin karena mereka lebih kayak dan sok jaga image aja makanya gak mau berteman sama kita yang menengah kebawah" ucap Bagas membuat Allea semakin melongo

"Kalian yang kaya aja mereka gak mau temenan apa lagi gue yang cuma anak babu?" mereka saling pandang dan sikut mendengar ucapan Allea

"Udah gak usah cari temen lain kan ada kita, sekolah itu sekolah elite jadi ya wajar kalo yang sekolah cuma orang orang kaya" ucap Sandro

"Termasuk Max?" tanya Allea

"Lo kenapa sih pengen tau banget tentang Max? Lo suka sama dia?" tanya Gita

"Bukan gitu, gue penasaran aja kenapa dia di bilang trouble maker padahal kayaknya dia biasa biasa aja malah kemaren dia di keroyok 6 orang gak ngelawan" ucapan Allea sukses membuat mereka melotot

"Apaaa????" teriak mereka serempak

"Tapi Lo gak samperin mereka kan?" tanya Gita mengguncang bahu Allea

"Gue kasian waktu dia mau dipukul terus gue pisahin aja" ucap Allea

"Abis Lo sekarang Lea" Gita memijat keningnya

"Kenapa sih?" tanya Allea melihat raut wajah teman temannya

"Lo bakal keseret dalam masalah mereka" ucap Bagas

" Gue udah peringatin elo kenapa gak di ikutin nasehat gue?" lanjut Bagas

"Gue kasian" lirih Allea

"Mau gak mau kita harus bantuin Allea kalo di ganggu geng berandalan itu" ucap Gita di angguki teman temannya

Like komen and vote

Hari yang melelahkan

"Nek Mar berangkat dulu ya" Allea bergegas meminum susunya

"Lea sini kamu belum sarapan" teriak neneknya yang melihat Allea sudah berlari ke luar rumah

"Gak sempet nanti aja di sekolah" teriak Allea dari jauh seraya melambaikan tangan

Neneknya menggeleng cucu satu satunya itu selalu terburu buru dalam segala hal

"Allea persis ibunya" gumam Nek Mar dengan sedikit tersenyum

Setelah sampai di sekolah ternyata gerbang sudah di tutup, Allea menghela nafas frustasi dia hendak pergi tapi melihat dari kejauhan ada yang memanjat tembok ide gilanya muncul dia akan mengikuti cara orang itu untuk masuk ke sekolah

Dengan mudah Allea masuk ke sekolah namun saat masuk kelas guru killer yang masuk jam pelajaran pertama, Allea mematung di depan pintu karena sebelum dia masuk Max sudah beberapa menit lebih dulu masuk kelas dan sedang dimarahi gurunya

Semua mata memandang ke arah Allea yang baru saja tiba, Guru killer menghampirinya dan menariknya masuk menyuruh mereka berdiri di depan dengan mengangkat sebelah kaki

"Jangan di contoh anak seperti mereka ini, mau jadi apa kalian nantinya ? "

"Dan kamu, kalo aja kamu tidak di masukan pak Damian ke sekolah ini sudah dari lama kamu di DO, pembuat onar" guru killer menunjuk ke arah Max

"Silahkan saya memang tidak berminat sekolah disini" Jawab Max datar

"Lihat anak kurang ajar ini? apa orang tuamu tidak mendidikmu?" bentaknya

Mendengar nama orang tuanya di sebut sebut Max meradang dia meninju papan tulis hingga jebol

Guru itu hendak menampar Max tapi Lagi lagi Allea menghalanginya

"Paaaakkkk" pekik Allea

Plaaakkk

Allea membulatkan matanya kala dia terkena tamparan oleh gurunya hingga memalingkan wajahnya, matanya mulai berkaca-kaca dengan menyentuh pipi yang memerah

"Aa.. All.. Allea" guru itu tergagap merasa bersalah karena tidak mengendalikan emosinya hingga salah menampar orang

"Pak maaf sebelumnya bukan gitu cara mendidik murid, guru itu harusnya memberi contoh yang baik harus bisa mengendalikan emosinya agar siswa bisa belajar dari bapak, bukan hanya tentang mata pelajaran tapi juga tentang kesabaran, keikhlasan mengajari anak anak yang bermasalah"

Guru tidak mengatakan apapun belum sempat Allea berbicara tangannya sudah di tarik Max keluar

Semua murid melongo menyaksikan kejadian di hadapannya dan mulai kasak kusuk tentang Allea dan Max

"Gimana nih apa Allea dalam masalah lagi?" ujar Gita pada keempat sahabatnya yang serempak mengangkat bahunya

Max membawa Allea ke UKS untuk mengobati lukanya tanpa bicara Max mendudukan Allea dan mengambil kotak p3k untuk mengobati pipi Allea yang memar

Masih belum ada yang bicara Allea menatap wajah Max yang datar tanpa menunjukkan ekspresi apapun sambil mengobati pipinya, setelah selesai Max meletakan kembali obatnya. Max hendak keluar tapi dia berhenti di ambang pintu saat Allea bersuara

"Terimakasih" Max hanya menoleh sekilas lalu pergi

"Dia seperti es batu, dingin tanpa rasa" gumam Allea

Allea kembali ke kelas ternyata guru killer sudah selesai mengajar, setelah duduk Allea di brondong pertanyaan oleh ke lima temannya

"Lo tadi di apain?" tanya Gita memutar tubuh Allea

"Lo di bawa kemana?" tanya Bagas

"Lo kenapa berani banget" Dito mengguncang tubuh Allea

"Gue udah bilang jangan ikut campur urusan dia" ucap Desta

"Lo bakal banyak masalah kalo ikut campur Mulu" ucap Sandro

"Kalian salah, menurut gue dia baik tadi aja dia ngobatin luka gue meskipun sikapnya kayak es batu"

"Haaaaaaa apaaaa?" ucap mereka berlima serempak

"Berisik " Allea menaruh telunjuknya di bibir

"Gue takut aja kalo Lo di.. apa apain" ucap Gita dengan ujung kata yang perlahan menjadi pelan karena kedatangan Max

Max menatap tajam ke arah mereka membuat aura disana menjadi dingin untuk mereka berlima karena tidak termasuk Allea, Max duduk di kursinya membuat mereka membenarkan posisi duduknya menatap ke depan

.

.

Bel istirahat berbunyi Allea dan lima temannya pergi ke kantin, lagi lagi saat Allea membawa nampan berisi bakso Cindy menjegal kaki Allea hingga dia terjatuh tapi naas mangkuk bakso bukan tumpah ke Allea mangkuknya malah melayang dan mendarat di kepala Cindy

"Aaarrrggghhhhh sialan" Cindy menjambak rambut Allea yang jatuh bersimpuh hingga kepalanya mendongak

Semua yang ada disana menatap ke arah mereka

sontak lima temannya membela Allea

Gita menarik rambut Cindy hingga dia melepaskan Allea dan memegangi rambutnya yang di tarik Gita

"Lepas sialan" teriak Cindy

"Lo cari masalah duluan, jangan berani sentuh temen gue" ucap Gita

Cindy kalah telak mereka hanya bertiga sementara teman Allea berlima, Dito membangunkan Allea dan temannya yang lain memegangi temannya Cindy

Keributan berhenti saat guru BK datang

akhirnya mereka semua di panggil ke kantor

di dalam kantor bukannya membaik mereka sekarang malah sibuk adu mulut saling menyalahkan

"Dia duluan Bu Jambak saya" teriak Cindy

"Bohong Bu dia duluan jegal temen saya terus di Jambak juga rambutnya" Gita berapi api menjelaskan

Allea hanya diam dia takut oleh Cindy

bukan takut Cindy menyakitinya dia takut neneknya yang menjadi sasaran lamunannya buyar saat guru bertanya padanya

"Jelaskan Allea " titah guru

"Kaki saya kayak ada yang nyandung Bu sampai saya jatuh dan bakso saya tumpah ke Cindy terus dia Jambak saya, mungkin itu salah saya

saya minta maaf" ujar Allea membungkuk setengah badan

"Apa kamu tidak akan minta maaf Cindy?" tanya gurunya

"Maaf" ucap Cindy ketus

"Kalo gak ikhlas mending gak usah" sindir Gita

"Terus gue harus minta maafnya gimana?" sewot Cindy

"Sudah sudah anggap masalah ini selesai, minta maaf satu sama lain dan satu lagi jangan pulang dulu kalian semua di hukum bersihkan seluruh halaman sekolah" gurunya menengahi

"Tapi Bu itukan kotor" protes Cindy dan gengnya

"Kalau begitu ibu panggil orang tua kalian"

"Jangaaannnn... kita akan bersih bersih" Cindy dan gengnya menjawab bersamaan

.

.

Sepulang sekolah mereka membersihkan halaman bersama, saat Allea sendiri Cindy mulai berulah lagi

dia pura pura tersandung dan menjatuhkan tempat Sampah yang sudah penuh ke kepala Allea

hingga kepalanya masuk ke tong sampah

"Uppss sorry, beresin ya gue mau pulang dan inget jangan bantah gue atau nenek tersayang Lo akan kesusahan... cabut girls" Cindy berlalu begitu saja

Allea menghela nafasnya dalam dalam lalu membuangnya, dia kembali menyapu membersihkan sampah Cindy yang berserakan

"Ya ampun Allea kok Lo kotor gini sih" tanya Gita yang baru saja kembali membuang sampahnya

"Gue tadi mau nyusul kalian buang sampah tapi kesandung jadi kotor deh"

"Jangan bohong, atau ini kerjaan cecunguk itu? mana dia mana?" Gita mencari kesekitar

"Gak Gita ini murni kecerobohan gue, bahkan mereka udah pulang" bohong Allea

"Allea Lo kenapa?" tanya keempat cowok yang baru saja datang

Allea tidak menjawab dia hanya tersenyum dan Gita yang menceritakan semuanya, mereka memunguti sampah kecil yang hinggap di rambut Allea. Sungguh beruntung Allea mempunyai teman seperti mereka yang tidak memandang Allea sebelah mata meskipun mereka dari keluarga berada

"Thanks ya sorry jadi ngerepotin" kerjaan Allea di kerjakan teman temannya dan yang lain membersihkan sampah di tubuh Allea

"Udah bersih semua ayo pulang" ajak Dito yang selalu membawa mobil

"Gue gak ikut ya lagian rumah kita gak searah" ucap Allea merasa tidak ingin merepotkan teman temannya

"Cuma beda arah ini gak beda alam" ucap Bagas

"Ayo kita anterin aja lagian badan Lo kotor gak pengen langsung mandi apa?" ucap Sandro

"Kita???" ucap Dito

"Iya deh iya elo yang nganterin" ucap Sandro mendapat gelak tawa dari teman temannya

"Thanks guys sebelumnya tapi gue ada kerjaan dulu dan mungkin agak lama" Allea menolak karena takut mengotori mobil Dito

"Lo yakin?" tanya Gita

"Iya kalian duluan aja "

"Ya udah hati hati ya kalo ada apa apa hubungi kita" ucap Bagas

Allea melambaikan tangan kala mobil Dito sudah melaju, dia berjalan kaki sampai kerumah hari sudah gelap. Nek mar sudah mondar mandir di depan pintu menunggu Allea pulang

"Assalamualaikum..." ucap Allea

Nek mar tergopoh-gopoh menghampiri Allea dan memegang kedua bahunya

"Waalaikum salam, kamu dari mana saja? kenapa pulang selarut ini? kamu mau bikin nenekmu ini mati serangan jantung?" gerutu Nek mar

"Nenekku yang cantik yang bahenol aku udah sampe kenapa malah di omelin " goda Allea

"Bahenol dari mana aku sudah peot" ucap Nek mar sambil memukul bokong Allea

"Nenek sakit iihh kebiasaan deh"

"Lea cium bau gak? kayak bau apa ya" ucap nenek mar yang menggandeng tangan Allea

"Hhahaa nenek gak liat badan Lea kotor? tadi Lea telat pulang karena bersihin sekolah dulu" Lea semakin tertawa keras saat neneknya mengendus tubuh Allea lalu tangannya yang menyentuh Allea

"Alleeeeaaaaaa" teriak Nek mar melihat Allea lari sambil tertawa

Jangan gila

Hari ini Allea sengaja berangkat pagi pagi agar tidak telat lagi seperti kemarin, dia sedang duduk di kelas sambil menunggu teman temannya. Max baru saja datang dengan wajah yang babak belur

Allea membalikkan posisi duduknya jadi menatap Max yang ada di belakangnya

"Lo kenapa?" Allea refleks menyentuh luka Max

"Jangan sentuh gue" Max menepis tangan Allea

"So.. ssorry" menyadari sikapnya Allea menyesali perbuatannya

"Hai Allea" ucap Dito yang baru datang

"Hai dit, kemana yang lain?" Allea berbalik membelakangi Max

"Tuh" tunjuk Dito dengan dagunya ketika mereka datang

"Hai hai good morning everybody" teriak Bagas

"Ini bukan hutan " Gita menoyor kepala Bagas

"Dari kapan Lo disini ? kayaknya berangkat pagi banget" tanya Sandro

"Takut kayak kemaren ya?" tanya Gita

Bukannya menjawab Allea menyenggol lengan Gita dengan sikunya, Gita memajukan wajahnya seolah bertanya apa. Allea berbalik tapi Max sudah pergi dari sana

'kayak hantu aja tau tau ngilang' batin Allea

"Kenapa sih kayak care banget sama Max?" celetuk Gita

"Si.. ssiapa?"

"Gak usah gugup gitu dong, Lo suka ya sama max?" bisik Gita menaik turunkan alisnya

"Ngaco deh, gue cuma mau berbaur aja sama anak anak yang lain Lo mikirnya kejauhan" ucap Allea

"Oohh ya, sekedar info aja ya dia belum bisa buka hatinya semenjak di tinggal mantannya ke luar negeri" bisik Gita

"Terus ?" tanya Allea

"Ciiee penasaran hhahaa" Gita semakin meledek Allea

"Ngomongin apaan sih bisik bisik?" tanya keempat teman cowoknya

"Gak ada, jangan dengerin Gita dia mulai gila" ucap Allea meninggalkan Gita yang masih tertawa

Setelah meninggalkan kelas Allea pergi ke perpustakaan sebelum masuk kelas dia berniat meminjam buku dulu

"Iihh tinggi banget sih" Allea berusaha meraih sebuah buku di rak atas

"Penjaganya kemana sih" gerutu Allea

Allea terus melompat meraih bukunya tapi bukan buku yang dia inginkan yang jatuh malah buku di bawahnya yang jatuh menimpa kepala Allea

"Aaww iisshh sakit" Allea mengusap ngusap keningnya

Seseorang mengulurkan buku yang dia cari saat Allea menatapnya orang itu malah menarik tangan Allea dan menyimpan buku di tangan Allea lalu pergi begitu saja

"Benar benar si kutub Utara" gumam Allea menggelengkan kepalanya

.

.

"Hallo mom ada apa? " tanya Cindy pada seseorang di sebrang telepon

"Kata sopir kita Bi mar gak kesini katanya sakit, nanti bilangin sama cucunya gantiin "

"Oke mom" Cindy menyunggingkan senyum liciknya

"Kena Lo sekarang" gumam Cindy

Ketika jam istirahat Allea dan teman temannya sedang menmenikmati makan siang tiba tiba Cindy dan gengnya datang

"Hai anak pembantu katanya nenek Lo gak bisa Dateng dia sakit dan Lo sebagai cucunya di suruh gantiin sama mommy gue" teriak Cindy dengan lantang membuat seisi kantin menoleh kearahnya

Allea memejamkan matanya bukan dia tidak mau di sebut anak pembantu dia hanya kesal karena Cindy terkesan meremehkan pekerjaan neneknya, Saat teman temannya sudah berdiri hendak menyemprot Cindy, Allea menghentikannya menahan dengan kelima jarinya

"Udah guys jangan buat keributan lagi" mendengar Allea mengalah Cindy pergi dengan berteriak

"Sampai jumpa di rumah anak pembantu"

Setelah jam pelajaran selesai seperti biasa Allea tidak ikut bersama temannya karena tidak ingin merepotkan dia berjalan di lorong sekolah hendak pulang, semua murid kasak kusuk ketika Allea lewat dan mentertawakannya

Allea menjadi tidak fokus saat berjalan dan tersandung ketika hendak menuruni beberapa anak tangga

"Lo gak apa apa?" ucap Danendra mengulurkan tangannya melihat Allea terjatuh

"Gak apa apa, makasih" Allea menyambut uluran tangannya

"Gue buru buru duluan ya" Allea terburu buru takut di marahi bos neneknya

"Mau gue anter?" tanya Danendra

"Gak usah makasih" Allea berlari ke arah toilet sebelum pulang

"Danendra udah ganteng, pinter, baik lagi idaman banget gak kayak si kutub Utara,, eehhh kenapa sih malah inget dia" gumam Allea gemas sendiri memukul kepalanya pelan

Di persimpangan antara gudang dan toilet Allea melihat Max mencengkram kerah seorang murid

saat Max hendak melayangkan pukulan Allea berlari menggenggam kepalan tangan Max

"Maaaxx jangan, pergi" ucap Allea pada murid yang sudah babak belur

" Kenapa Lo selalu ikut campur?" Max menepis tangan Allea kasar

"Apa apa gak harus pake emosi Max, Lo seakan membenarkan omongan mereka tentang Lo yang trouble maker" ucap Allea

"Kalo iya emang kenapa, apa peduli Lo?" sebelah bibir Max tertarik membuat senyuman menyeramkan

Perlahan Max maju mendekati Allea

Allea menelan salivanya dengan susah payah dia mundur seiring majunya langkah Max, Allea tersudut di dinding dengan kedua tangan Max menahan di kedua sisinya Wajah max perlahan mendekat

"Max Lo mau apa?, jangan macem macem?" tanya Allea panik

"Cuma satu macem" Max menyunggingkan senyum mengerikan

"Jangan gila max" Allea semakin panik

Bukannya kabur Allea malah memejamkan matanya dengan kedua tangan mengepal saat Max semakin mendekat

Daannnnn

Max menoyor kepala Allea membuat Allea seketika langsung membuka matanya

"Lo ngarep?" ucap Max lalu pergi

"Ya ampun kenapa gue oon banget sih bukannya pergi malah kayak.." Allea bergidik mengingat dirinya malah memejamkan mata bukannya berusaha lari

Setelah dari toilet Allea menunggu angkutan umum tapi tidak ada yang lewat handphonenya mati tidak bisa memesan ojol, dan semua murid sudah pulang sekolah begitu sepi. Allea berjalan gontai jika tidak ada kendaraan dia pasti terlambat ke rumah Cindy

Tiiddddddd

Klakson dari belakang mengejutkan Allea

Allea menoleh asal suara tersebut ternyata itu Max dengan motor sportnya, Max berhenti tepat di samping Allea tanpa berbicara dia menyerahkan sebuah helm membuat Allea mengernyit

"Cepet naik" ucap Max tanpa menatap Allea

"Gak deh makasih" mendengar penolakan Allea Max menatap tajam pada Allea

"Gue bukan cowok brengsek" ucap Max datar

Allea hanya mematung entah apa yang dia pikirkan hingga melamun seperti itu, Max turun dari motor memakaikan helmnya pada Allea. Allea terkejut mendorong Max yang berjarak begitu dekat dengannya

"Naik" ucap Max datar

Allea masih mematung enggan melangkahkan kakinya

"Lo mau bikin masalah lagi sama Cindy ?" mendengar kalimat itu ia membuang keraguannya jauh jauh dan langsung naik ke motor Max

Di perjalanan hanya hening tanpa ada yang bersuara sedikit pun, Max mengendara agak kencang membuat Allea berpegangan pada pinggir Hoodie Max

"Gue bukan tukang ojek" ucap Max

"Gue takut jatuh, pelanin motornya" ucap Allea

Baru saja Allea selesai berbicara seekor kucing lewat membuat Max rem mendadak dan itu sontak membuat Allea bergeser kedepan menubruk tubuh Max

Puukk

Allea memukul helm Max karena terkejut

Max berbalik menatap Allea horor Allea dengan susah payah menelan salivanya

"Sorry ada kucing" ucap max kembali menjalankan motornya

'Gila mau bilang sorry aja mukanya nyeremin gitu gimana kalo marah' batin Allea

Sesampainya di rumah Cindy Allea Langsung turun begitu saja dan berlari hendak membuka gerbang

langkahnya terhenti saat Max memanggilnya

"Helm " Max menunjuk kepalanya sendiri

Allea menepuk jidatnya lalu memberikan helmnya kepada Max

"Makasih max, hati hati di jalan" ucap Allea lalu berlari masuk

Max pergi dari sana melanjutkan perjalanan menuju rumahnya

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!