Di sebuah apartemen yang cukup mewah, terdapat seorang gadis yang sedang sibuk dengan tugas kuliahnya. Dia sedang berkutat dengan laptopnya dengan begitu serius.
Dreeettt
Dreeettt
Dreeettt
Dengan malas di ambilnya benda pipih itu kemudian di lihatnya.
Rizki calling
Di tekannya tombol hijau itu kemudian juga menekan tombol spiker dan kemudian meletakan benda pipih itu di sebelah laptopnya.
Gadis itu pun lanjut mengerjakan tugasnya tanpa berniat untuk menyapa si penelpon.
Lima belas menit berlalu belum juga ada obrolan yang terjadi, sampai di menit ke 17 barulah terdengar suara bas dari seberang sana.
"Kamu di mana Mel?" Ucap Rizki setelah lama tak bersuara.
"Di apartemen, aku sampai lupa kamu lagi telfon. Kebiasaan." ucap Melodi. Yah gadis itu bernama Melodi Dwi Tirta Kusuma.
"Hehehe, Tadi pas telfon eh tahu tahu lihat Tanteku mau turun dari ranjang. Aku bantuin lah tanteku mau ke kamar mandi." Jelas Rizki.
"Memangnya tante kami kenapa? Kok pake di bantuin segala.?" tanya Melodi yang sudah mengalihkan diri sepenuhnya pada ponselnya.
"Sakit, Tadi Kembali drop. Sekarang aku lagi temenin beliau di rumah sakit." Ucap Rizki dan di tanggapi Melodi dengan ber oh ria.
"Eh kamu belum tidur juga!! Udah jam dua, udah terlalu larut buat anak mudah untuk tetap stei terjaga." Ucap Rizki sok menggurui.
"Udah terlalu larut juga buat anak gadis orang di hubungi jam segini, ganggu tau nggak." Ucap Melodi Tak mau Rizki menggurui.
"Dih kamu juga ngangkat, aku Lapar nih . Ada makanan nggak?" Rizki langsung merubah topik pembicaraan mereka.
"Nggak ada. Adanya mie doang." Ucap Melodi kembali mengetik di laptopnya.
"Aissss, bunyi apa sih itu? Ganggu banget." Ucap Rizki terkesan keberatan atas suara yang mengganggu pada telfon nya.
"Sorry aku lagi ngetik, Lo pake acara ganggu sih." Ucap Melodi menghentikan mengetik karena tak konsen akan Rizki.
"Aku ke sana bentar lagi, tunggu anak tanteku datang dulu. Panaskan air gih." pinta Riski.
"Eh masak sendiri, aku sibuk. Kenapa nggak ke apartemen Larisa aja sih, malah ke sini." Saran Melodi.
Larisa dengan nama lengkap Klarisa Septian adalah kekasih Rizki atau nama lengkapnya Rizki Kasatria Gunawan. Mereka telah berhubungan sejak awal semester satu perkuliahan sampai kami telah semester tiga sekarang.
Larisa satu jurusan dengan Melodi dan Rizki.
"Nggak enak, dia udah tidur. Nggak usah bawel, bay." Ucap Rizki langsung mematikan telfon sepihak.
"Dih, Cewenya di pikirin lah aku di repotin."
Hayy.....
Aku Melodi Dwi Tirta Kusuma panggil aja aku Melodi, atau Dwi. Terserah kalian mau panggil aku apa aja, asal jangan panggil sayang yah.
Aku udah di punyai orang, eh emang lo barang kali mel mel😁.
Nih kenalin Pacar gue namanya Pangeran Anzas Bren, panggil aja Anzas.
Nama pacar gue keren kan, Pangeran kaya di negeri dongen aja sih. Hehehe sorry sayang, becanda.
Anjas Anaknya Blasteran Indonesia Canada, sudah pasti kerennya nggak pake tanggung tanggung.
Cuman gue heran kok bisa dia kuliah di indonesia, sementara orang kita banyak yang mau kuliah di luar. Katanya sih dia lebih suka tinggal di negara ini alhasil dia hidup mandiri sendiri di sini, karena kedua orang tuanya menetap di kanada. Dia juga fasih bahasa indonesia.
Aku sama Anzas jadian pas naik semester 2, tapi dia udah ngejar gue dari awal ospek di kampus. Aku baru nerima dia naik semester dua itu, Hehehe jual mahal sedikit kan nggak papa yah.
Mau tahu juga nggak tentang keluargaku?
Mau yah?
Mau aja deh😁, maaf ceritanya aku maksa ni🤭.
okelah kalau kalian pada mau. Simak yah.
Aku Melodi anak dari pasangan Gunadarma Bima Kusuma dan Ekawati Zian Kusuma. Aku anak ke Dua dari dua bersaudara. Kakakku Cowok, beh gantengnya nggak ketulungan. Sama kaya aku cantiknya kebangetan, maaf nih bukan sombong. Kata orang sih aku gitu soalnya, jadi malu🤭.
Satria Bima Kusuma yang sering aku panggil Bang bima, tapi dia suka kesel kalau aku panggil gitu. Dia bilang nggak mau di samain panggilnya kaya Papi kita, lah emang kan namanya sama. Aku nggak salah kan kalau panggilnya Bima, toh juga gantengnya sama kaya bokap kita. bokap aku itu versi ganteng tuanya nah kak bima Versi ganteng mudanya.
Dua cowok ini kalo udah ketemu beeeh, serasa di kelilingi pangeran dari surga. Kalau bidadarinya yah aku sama nyokap, lengkap kan?
Keluarga kami sering di juluki keluarga idaman menuju sempurna. Bukan Ku loh yang julukannya, tapi semua karyawan di kantor Papi sama kantornya Bang Bima, karyawan butik mami juga. Nah aku udah singgung ni ada karyawan segala.
Penasaran nggak kerjaan bokap sama abang aku?? kalau nyokap kan udah tuh yang pasti butik, tau lah.
Nih aku jelasin.
Bokap aku itu memiliki perusahaan di bidang properti terbesar di kota K. Beliau juga punya beberapa hotel dan restoran. Kalau Bang Bima dia punya usaha bareng dua temannya di bidang Cafe, sudah banyak juga cabang Cafe mereka. Sudah terdapat di beberapa tempat di beberapa kota, padahal Papi maunya Bang Bima nerusin usaha keluarga tapi dia nggak mau. Katanya sih mau coba mandiri buat usaha sendiri gitu, yah gitu deh.
Yah udah cukup dulu deh penjelasan aku sekilas tentang keluargaku ini, masih banyak lagi sih cerita menariknya. Lain waktu aja deh aku jelasinnya.
Oh iya aku sampe lupa, Rizki kan katanya mau datang Kok udah hampir jam 3 belum juga nongol, mana aku udah ngantuk lagi.
"Bodoh ah, udah ngantuk juga" Ucap Melodi langsung pergi ke kamar dan mengambil bantal dan bantal guling.
Dua menit kemudian Melodi kembali balik ke ruang tv yang tadi dia mengerjakan tugas sambil selonjoran di karpet lembut yang terdapat di sana.
Dia pun memposisikan bantal dan guling senyaman mungkin dan kemudian merebahkan dirinya, niatnya untuk langsung tidur.
Melodi mengingat sesuatu sebelum benar benar terlelap. Di ambilnya benda pipih kesayangan sejuta umat itu kemudian mengirim pesan pada Rizki.
Pesan yang di kirim Melodi adalah password pintu apartemennya, agar ketika Rizki datang tak mengganggu tidurnya.
Melodi dan Rizki berteman baik dari awal proses pendaftaran di kampus mereka. awalnya dari Melodi yang tak tau ruang pengembalian berkas mahasiswa baru.
*Flashback*
Melodi yang sedang buru buru mau mengantarkan berkasnya menuju ruang pengembalian agak kesal karena tak tau tempatnya.
"Ih di mana sih ruangannya?" ucap melodi kesal dia pun menduduki pantatnya pada kursi taman kampus kemudian megambil botol minuman dan meminum habis minuman tersebut.
Niat hati ingin melempar botol bekas minumnya ke tempat sampah eh malah botolnya kesasar pada orang yang duduk di sebelah tong kecil yang dekat kursi taman itu.
"Aduh, eh kamu nggak punya mata yah. No tempat sampahnya kenapa malah ke gue lemparnya." Ucap pria itu sambil satu tangan menunjuk tong sampah satu tangannya lagi memegang kepalanya yang terkena botol pas di kepala botolnya dan lumayan sakit.
"Eh kak sorry sorry aku nggak sengaja sumpah." Ucap Melodi mendekat pada pria itu.
"Mana yang sakit!! sini aku lihat." Ucap melodi sambil menyentuh kepala pria itu.
"Jangan dekat dekat, udah nggak papa." Ucap pria itu melepas tangan melodi di kepalanya.
"Sekali lagi sorry yah, nggak sengaja aku." ucap Melodi sambil mendaratkan bokongnya di kursi samping pria itu.
"Oh yah kak btw, kenalin aku Melodi." Ucap Melodi memperkenalkan dirinya.
"Aku Rizki, panggil aja iki." Ucap Rizki sambil menyambut uluran tangan melodi.
"Oh ya kak iki, mau nanya dong. Ruang registrasi di sebelah mana yah? udah muter muter tapi nggak ketemu." Tanya melodi.
"Jangan panggil aku kakak, panggil aja sayang." ucap Rizki jahil.
"Sayang sayang, kepala lu. Mana ada panggil sayang. Aku serius nanya nih." Ucap melodi menanggapi becandaan Rizki.
"iya iyah, panggil nama aja. Aku mahasiswa baru di sini bukan senior." Ucap Rizki yang sudah mulai asik dengan Melodi.
"Muka kamu kaya kakak-kakak senior sih tua banget, aku sampe mengiranya kamu senior.
"Asem, memang muka aku se tua itu apa? Ganteng gini juga." Kesal Rizki di katai tua.
"Hehehe becanda. Kamu mahasiswa fakultas apa? Aku fakultas ekonomi ni. Kalau kamu?
"Wah kok sama, Aku juga. jurusan apa kamu?"
"Akuntansi, kamu?" Jawa Melodi.
"Fix, kita jodoh kayanya nih. sama aku juga soalnya"
"Oh iya, syukur deh." Ucap Melodi lega.
"Syukur apa, jodoh aku?" Tanya Rizki jahil.
"Eh otak kamu yah, yah enggak lah syukur akhirnya nemu teman pertama di kampus juga.
"Ya e lah aku kirain juga. yuk aku anterin lo ke bagian pengembalian." ucap Rizki langsung berdiri dan di ikuti Melodi dari belakang.
*Flashback Off*
"Astaga siapa sih pagi pagi udah ganggu orang aja." Ucap Melodi ketika mendengar Bel apartemennya terus berbunyi.
Gadis itu bagun dengan mengomel sambil melihat jam pada benda kesayangan sejuta umat itu.
"Ya ampun baru juga jam setengah lima subuh." Gerutunya sambil beranjak dari pembaringannya di depan ruang tv itu.
Melodi sekilas melihat Rizki yang tertidur lelap di Sebelah dirinya yang terhalang dengan laptopnya itu.
Melodi tak merasa heran akan hal itu, karena sering sudah sering Rizki numpang nginap di apartemennya itu, gadis itu sudah menganggap Rizki sebagai saudara laki lakinya sendiri itu sebabnya dia selalu membiarkan rizki yang sering kali numpang menginap di apartemennya itu.
Gadis itu pun berjalan menuju pintu apartemennya tetap sambil mengomel.
"Iya sebentar, nggak sabaran banget sih."
Tanpa melihat siapa yang berada di balik pintu melalui interkom pintunya itu, melodi langsung saja membukanya.
"Hey gadis nakal, tante udah nunggu di depan pintu kamu ini lama banget. Capek tahu, kamu lupa yah tante datang hari ini." Suara cempreng sang tante mengagetkan melodi dari kantuk yang masih menderanya sejak tadi.
Matanya langsung membulat sempurna.
"Astaga aku lupa." Ucap melodi sambil menepuk jidatnya karena sakin terkejutnya.
"Kok tante nggak telfon sih, kan biar Melodi bisa jemput tante." Ucap Melodi agak gugup.
..."Mati aku si Rizki kan lagi nginap di sini, haduh bodoh banget sih kamu mel mel. Mampus loh siap siap kena omel."...
...Batin Melodi...
"Hei gadis nakal, ngelamun apa? Tante datang nggak di suruh masuk malah ngajak ngobrol di depan pintu. Sana minggir tante mau lewat, capek plus ngantuk tante nih." Tante Melodi menyentil kening melodi pelan, karen gadis itu tak kunjung beranjak dari depan pintu dan tak menyuruh sang tante untuk masuk apartemennya itu.
..."Mampus dah, alamat nggak bakalan selamat."...
...Batinnya lagi....
Ketika sang tante Berjalan sambil menyeret kopernya menuju ruang tv, sang tante di buat shock atas apa yang di lihatnya didepan matanya itu. Seketika saja Suara cemprengnya menggelegar dipenjuru antero ruangan itu.
"Hey siapaaaaa kamu!!!!!! Beraninya tidur di tempat ponakan saya. Melodiiiii!!!!!!!!....... sini kamuuu." Teriak tante melodi menggelegar sambil memukul Rizki dengan bantar sofa yang di ambil tante melodi di dekatnya.
Rizki yang sedang terlelap dengan nyenyak dikagetkan dengan teriakan yang di ikuti pukulan bertubi tubi pada tubuhnya.
Seketika kesadarannya pulih karena kejadian mendadak itu yang begitu mengejutkan.
"Melodi bisa kamu jelaskan sekarang pada tante? tante Mia sangat kecewa sama kamu Mel!!!!" Ucap tante Mia dengan lemas sambil mendudukkan dirinya di sofa di sampingnya.
Tantenya Melodi itu begitu capek dengan perjalanan juga di tambah capek dengan kelakuan ponakan kesayangannya ini yang membawa masuk serta nginap seorang lelaki di apartemennya ponakannya itu.
Bagai mana tidak shock, Keluarga melodi masih menganut aturan yang menurut anak zaman sekarang yaitu keluarga kolot.
Mereka tidak membenarkan yang namanya pacaran sebelum menikah, apalagi ini sang ponakan malah dengan beraninya membawa seorang yang berlainan jenis menginap menginap bersama.
"Tante, ini bukan seperti yang tante bayangkan." Ucap Melodi tertunduk lesu.
"Tante, aku minta maaf. aku...." Ucap Rizki sambil mencoba menatap tantenya melodi.
"Diam!!!!! aku tidak memintamu berbicara. Kalian berdua sudah buat aku hampir jantungan. Melodi tante kecewa sama kamu!!!!!"
Ucap tante Mia lantang.
Seketika Rizki dan Melodi saling melirik dan kemudian menunduk takut.
..."Astagaaaa, apes banget sih aku. Niat mau istirahat dengan tenang malah begini. Apes apes.."...
...Lirih batin Rizki....
"Papi sama mami kamu harus tahu soal ini." ucapnya Tante mia lagi.
"Tapi tante..." Ucap Melodi langsung di potong tantenya itu dengan mengangkat satu tangannya tanda dirinya tak mau di bantah.
Tante mia kemudian mengambil ponselnya dari dalam tas jinjingnya itu kemudian menelpon sese orang.
"Halo Bang, sekarang juga kamu datang di apartemennya anak perempuanmu ini. Dia sudah buat malu keluarga kita." Ucap tante mia ketika telfonnya telah tersambung.
Tante Mia kemudian menjelaskan semua pada sang kakak yaitu papinya Melodi tentang kejadian yang iya saksikan barusan, Kemudian ia pun mengakhiri telfonnya dan meletakan pada Sofa sampingnya duduk.
Rizki dan Melodi bagaikan pencuri yang tertangkap basa oleh satu kampung. Mereka tak bersuara sedikitpun, tak punya keberanian untuk itu. Keduanya hanya menunduk sambil mendengar obrolan tante mia dengan penelpon di seberang sana, walau yang jelas percakapan tante mia saja.
"Hey kamu, hubungi orang tuamu segera datang sekarang juga ke sini. Papi dan maminya melodi sedang dalam perjalanan dari kota K kesini Dua sampai tiga jam lagi akan sampai."
..."Mati aku, tante Mia pake bilang papi lagi."...
...Gerutu Melodi dalam hatinya....
"Iya tante." Ucap Rizki.
..."Sial sial!!! Mampus dah, aku harus jelasin apa nih sama bokap. Bisa di bunuh ni sama bokap kalau begini."...
...Panik Rizki....
"Ngapain kamu bengong aja, cepat hubungi orang tua kamu." Bentak tante mia pada Rizki yang hanya diam tanpa melakukan apapun.
"Tante, Rizki cuman numpang nginap doang ko tan. Kita nggak ngapa-ngapain kok tan. serius deh." Mohon Melodi pada sang tante.
Tante Mia tak menjawab dan hanya menyenderkan dirinya pa sandaran sofa sambil memejamkan matanya dan memijit pelipisnya yang terasa berdenyut.
Melodi yang tak mendapatkan respon dari sang tante jadi frustasi sendiri. Dia kembali ke kamarnya dan mondar mandir tak jelas di sana.
Sedangkan Rizki pergi menuju balkon di depan ruang tamu itu untuk menelfon sang Ayah dan Ibunya. Rizki begitu pucat sekarang, dia tak tahu haru menjelaskan apa pada sang ayah.
"Halo Assalamu'alaikum yah."
"Waalaikumsalam nak, Kamu di mana? Ayah sama bunda udah di rumah sakit ni jenguk tante kamu, tapi kamu nggak ada." Ucap ayah Rizki ketika mengangkat telfon dari sang anak.
"Aku di rumah teman yah." jelas Rizki yang masih bingung harus mulai dari mana untuk memberi tahu sang ayah.
"Ya udah kamu kesini aja, oh yah sekalian beli makan untuk sarapan yah. bunda sama ayah belum lapar nih, nggak sempat makan dari malam karena panik." Ujar sang ayah.
"Ayah." Ujar Rizki tak menanggapi ucapan sang ayah.
"yah, kenapa ki?" tanya sang ayah.
"Gini yah....." Rizki pun menjelaskan keadaan yang terjadi pada dirinya dengan detil mungkin.
"Astaga ki kamu sih pake nginap segala di rumah anak gadis orang, yah pasti mereka shock lah. Biarpun kalian nggak ngapa ngapain. Nanti Ayah sama bunda segera ke sana sekarang, kamu tenang aja." Ujar Ayah Rizki bijak.
"Kamu Sherlock tempatnya sekarang, yasudah ayah matiin dulu mau jelasin sama ibu."
"Baik yah." Ucap Rizki kemudian telfon pun di matikan bersama.
Orang tua Rizki merupakan orang tua yang ikut perkembangan zaman, itu sebabnya Ayah Rizki begitu santai menanggapi sang anak. Walaupun ada juga sedikit khawatirnya juga.
..."Syukur deh kalau ayah nggak marah."...
...Batin Rizki....
Di sebuah apartemen elit yang terletak di pusat kota, terdapat sepasang keluarga yang sedang mengalami shock berat akibat ulah anak anak mereka.
Kedua keluarga sedang merundingkan untuk menentukan keputusan apa yang akan mereka lakukan untuk putra putri mereka yang telah berani tinggal berdua di apartemen itu.
Terkhusus untuk Ayah Melodi, beliau begitu kecewa dengan kelakuan anak perempuan sematawayangnya itu.
"Papi kan pernah bilang, tak baik anak gadis kita tinggal sendiri di kota yang penuh pergaulan ini. Mami terlalu mengikuti maunya, Sekarang lihat apa yang anak mami lakukan. Memalukan." Ucap Papi Darma pada sang istri.
"Pi sudahlah, Melodi kan bilang sudah jelaskan dia nggak buat aneh aneh sama temannya. Nak Rizki hanya numpang semalam saja pi." Ujar Mami Ekawati Maminya Melodi sambil memeluk anaknya yang sedari tadi terus di bentak oleh sang suami.
Sebenarnya Papi Darma adalah sosok yang begitu lembut untuk keluarganya, teruntuk putri satu satunya itu. Kejadian di masa lalu membuat pria berumur itu tak membenarkan atau menerima kejadian yang membuatnya kembali mengingat masa lalu itu.
"Mami terus saja membela anak ini. Dia terlalu kamu manjakan, dan lihatlah hasilnya. Begitu membanggakan bukan." Sinis Papi Darma pada sang istri.
Mami Wati yang melihat kemarahan suaminya, jadi tak berani untuk membantah ucapannya lagi. Dia paham dengan sikap suaminya ini, kejadian dulu masih membekas di ingatan suaminya.
"Begini saja pak, Bagai mana jika kita nikahkan mereka saja untuk solusinya." ucap Ayah Gunawan Ayahnya Rizki memberi solusi akan masalah ini.
"Nggak Yah... Nggak om." Ucap Rizki dan Melodi bersamaan setelah mendengar penuturan dari Pria yang masih terlihat gagah itu.
"Kenapa tidak!!!! Itu hal yang tepat untuk masalah kalian, kalian harus terima untuk itu. Saya setuju pak, nikahkan saja mereka. Secepatnya." Ucap Papi Darma menanggapi penuturan sang calon besan besannya itu.
"Pi!!!!!!..." Ucap Melodi memelas.
"Mi persiapkan semuanya dari sekarang. Papi mau mereka menikah besok sore, tah ada bantahan untuk hal itu.
"Saya setuju Pak Darma." Ucap Ayah Gunawan.
"Bu, nanti ibu bicarakan urusan persiapan untuk besok dengan Bu Darma yah." Ucap Pak Gunawan pada sang istri yang sedari tadi nampak diam saja memperhatikan obrolan mereka.
"Iya Yah." Ucap sang istri.
Kemudian para orang tua mulai membahas semua hal demi kelancaran hajat mereka besok.
Ibu Gunawan dan Mami Wati sedang membicarakan soal baju pengantin, katering, dan sampai masalah kecil lainnya.
Sedangkan kedua Orang tua lelaki sedang mempersiapkan masalah Penghulu dan surat surat nikah untuk besok, mereka sudah memutuskan untuk acara nikah yang sederhana karena mendadak. Namun untuk resepsi akan mereka pikirkan lagi, sesuai keputusan bersama. Yang penting kedua anak mereka resmi menjadi pasangan suami istri yang sah menurut agama dan Negara dulu.
Kedua keluarga itu tak mempunyai kendala yang cukup berarti dalam hal pendekatan kedua keluarga, sebab Pak Darma dan Pak Gunawan merupakan Partner bisnis yang cukup lama saling kenal. Untuk masalah surat surat tak butuh waktu lama untuk selesai, karena keluarga mereka merupakan keluarga yang cukup berpengaruh di negara ini maka mudah saja bagi mereka untuk itu.
"Mi aku pamit ke kampus dulu, aku ada kuliah siang." Pamit Melodi dengan wajah sembabnya pada ibunya yang sedang mengobrol di ruang makan apartemennya itu.
Setelah adanya keputusan untuk dirinya dan Rizki di putuskan, Melodi pergi ke kamarnya dan menangis sejadi jadinya di sana hingga ia ingat jika ada kuliah siang sebentar lagi. Kemudian melodi pun memutuskan untuk siap siap meski dengan malas, namun lebih baik di pergi ke kampus dari pada melihat situasi yang sedang berlangsung di apartemennya itu.
"Lebur dulu hari ini nak, sebentar lagi ada orang dari salon mau bawah beberapa baju pengantin untuk kamu besok."
"Tapi Mi.." Ucap Melodi keberatan.
"Iya sayang, kamu dan iki jang kemana-mana dulu. sebentar lagi orang salon udah tiba." Ucap Ibu Gunawan dengan lembut pada sang calon mantu.
Ibu gunawan merestui hubungan anaknya dengan calon mantunya itu, karena jelas akan asal usul keluarganya. Siapa yang tidak mengenal keluarga Kusuma, keluarga yang begitu tersohor di negeri ini akan kekayaan dan budi baiknya.
Ibu Gunawan begitu bersyukur dia tak perlu khawatir dengan jodoh anak semata wayangnya itu lagi. Apalagi dapat calon mantu yang begitu sempurna dalam bentuk fisik, dia juga berharap sifatnya juga secantik parasnya.
"Tapi tan aku ada kuliah siang ini." Ucap melodi masih mencoba merayu.
"Jangan panggil tante sayang, panggi Ibu sama seperti Iki manggil ibu." Ucap Ibu Gunawan.
"Iya tan... eh ibu." Ucap melodi canggung.
Mami wati hanya tersenyum atas percakapan antara putri dan calon besannya itu, dia berharap besannya dapat menganggap putrinya seperti putrinya sendiri.
"Oh iya kamu sama Iki udah di izinin nggak bisa masuk hari ini sayang, jadi jangan khawatir soal itu. oia kalian libur selama satu minggu sayang, Ibu udah telfon pihak kampusnya." Jelas Ibu gunawan membuat melodi menarik nafasnya panjang.
Melodi tak banyak bicara lagi, selanjutnya dia pamit untuk kembali ke kamarnya. Hari ini merupakan hari ter sial untuknya.
..."Ya Tuhan aku harus gimana ini, masa aku harus nikah sama iki sih. Ah menyebalkan."...
...Batin melodi....
Setelah sampai ke kamarnya melodi langsung menaruh tasnya di atas pembaringannya, di susul dirinya yang langsung menghempaskan diri pada tempat empuk sejuta umat itu.
Dreeettt
Dreeettt
Dreeettt
Melodi dengan malas mengangkat megambil telfon yang masih berada dalam tasnya dengan posisi yang masih setia menempel pada kasur empuknya itu. Di lihat nya id call sang penelpon kemudian segera mengangkatnya.
"Hmmmm." Melodi menyambut sang penelpon dengan hanya deheman saja.
"Mel gimana ini, masa kita harus nikah. Aku sama Larisa gimana coba." Ucap sang penelpon yang ternyata adalah Rizki sang calon suami dadakan.
"Kamu pikir aku nggak mikirin Anzas juga, loh sih pake acara datang ke apartemenku segala. Aku kan udah usul buat Kamu ke tempat Larisa aja ngeyel sih, jadinya apes kan kita." Ucap Melodi kesal.
..."Dia pikir aku nggak kesel apa."...
...Batin Melodi....
"Bawel kamu mel, pusing ni aku. Mana Larisa nelpon mulu lagi, makin merasa bersalah kan aku." Ucap Rizki masih tetap memikirkan sang kekasih Larisa.
"Aku juga ni, Anzas nelpon mulu nanyain ke kampus. gimana ni ki, Masa kamu bakal jadi suami aku. Nggak banget." Ucap Melodi mendramatisir sambil menghayal kehidupannya kelak.
"Heee, gini gini aku ganteng tahu. Kamu pasti bangga bisa punya suami kaya aku. lah kamu bisa jadi istri yang baik nggak buat aku?" Jelas Rizki memuji dirinya sekaligus meremehkan teman sekaligus calon istri dadakannya itu.
"Kampret kamu ki, males aku ngomong sama kamu bisa darah tinggi aku. Belum juga jadi suami sudah buat stres aja. Mikirin dong cara batalin keputusan yang nggak jelas ini." Omel Melodi yang membuat Rizki menjauhkan telfon dari telinganya.
"Eh buset, jadi perempuan tuh anggun sedikit kaya larisa. Ngomong kaya orang tuli aja kamu" Ucap Rizki tak habis pikir, meski sering mengalami hal tersebut akan sikap temannya itu tapi tetap saja dia suka mengomentarinya.
"Bacot kamu ki, kamh dimana? Ko dari tadi aku nggak lihat loh?" tanya Melodi yang penasaran akan keberadaan temannya itu.
"Aku lagi ngopi di restoran bawah, kenapa kangen yah ma calon suami." jawab Rizki yang berakhir dengan tawa Ngakak nya, hingga beberapa orang menoleh padanya.
"Kamu gila ya ki!!!! Saraf memang ni anak." Ucap Melodi yang masih tetap mendengar gelak tawa Rizki.
"Kamu kesini dong, ada yang mau aku omongin." ucap Rizki.
"Nggak bisa, di larang mami keluar." Ucap Melodi.
Kemudian mereka pun memutuskan untuk menyudahi obrolan mereka.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!