NovelToon NovelToon

Bulan Dan Bintang

Bab 1

Bintang Handoko, ganteng, badung tapi pintar, playboy, cowok paling terpopuler di sekolah.
Bulan Paradina, cewek cantik, pintar, baik hati, tapi dia seorang yang introvert.
Kino Kiandra, cowok kurang terkenal tapi selalu berusaha ingin terkenal, keahliannya cuma satu yaitu pintar main gitar.
Zha Ramadhan, cowok yang suka dengan dunia fotografi, punya pacar tapi kadang-kadang dia suka lupa kalau dia sudah punya pacar.
EL Wiguna, cowok yang suka berantem, hampir setiap muncul dia selalu dalam keadaan babak belur.
Una Safitri, cewek imut, sering mengkhayal hal-hal yang romantis.
Dewi Candramaya, cewek cantik, charming, suka ngegosip, dan suka buat video tentang gosip yang ada di sekolah.
* * * * * *
Hari senin adalah hari yang paling menyebalkan untuk sebagian anak karena di hari itu mereka harus berdiri di lapangan untuk memgikuti yang namanya upacara.
Termasuk Bintang and the geng, karena kebiasaan mereka yang selalu bolos di waktu upacara, semua guru dan satpam sekolah sudah mengunci gerbang dan berjaga di tempat yang biasa Bintang and the geng lewati sebagai jalan alternatif untuk bolos.
Maka dari itu, dengan terpaksa untuk kali ini mereka harus mengikuti upacara. Bintang dan teman-temannya dengan santainya memakai ear phone di telinga masing-masing.
Bintang
Bintang
"Astaga, sungguh sangat membosankan, mana panas lagi," gerutu Bintang.
Satu jam pun berlalu, akhirnya upacara pun selesai. Dengan semangatnya semua anak berlarian menuju kelas masing-masing.
Zha
Zha
"Kali ini kita kalah cepat sama satpam, akhirnya kita harus mengikuti upacara," keluhnya Zha.
Kino
Kino
"Akhirnya kali ini aku jadi ga terkenal deh, gagal total aku jadi bahan pembicaraan anak-anak," keluh Kino.
EL tampak menoyor kepala Kino dengan gemasnya...
EL
EL
"Orang itu pengen terkenal karena prestasi, nah kamu pengen terkenal karena jadi anak tukang bolos," cibir EL.
Kino
Kino
"Kamu lupa kalau aku bukan anak pintar, hanya itu hal yang bisa aku tonjolkan yang penting aku jadi terkenal dan viral di sekolah ini," seru Kino dengan bangganya.
Ketiga sahabatnya hanya bisa geleng-geleng kepala melihat tingkah Kino yang sangat ajaib itu.
tap..tap..tap..
Suara hentakan sepatu, langsung membuat semua anak terdiam. Mereka tahu suara sepatu siapa itu.
Ceklek....
Semua anak tampak menundukkan kepalanya, mereka tidak sanggup menatap wajah sangar Pak Joe, guru matematika sekaligus wali kelas mereka itu.
Pak Joe
Pak Joe
"Selamat pagi, semuanya!!"
"Selamat pagi, Pak!!"
Semuany tampak serempat menjawab sapaan sang guru killer itu.
Pak Joe
Pak Joe
"Hari ini kelas kita kedatangan murid baru pindahan dari Jakarta, silakan perkenalkan nama kamu," seru Pak Joe.
Bulan
Bulan
"Selamat pagi semuanya, perkenalkan nama saya Bulan Paradina, saya pindahan dari Jakarta, semoga kita bisa berteman dengan baik," seru Bulan dengan menundukkan kepalanya.
Seketika semua orang mendongakkan kepalanya termasuk Bintang dan yang lainnya.
Seketika Bintang tampak tercengang melihat anak baru yang bernama Bulan itu, wajahnya yang cantik langsung menggetarkan hatinya.
Pak Joe
Pak Joe
"Silakan Bulan, kamu boleh duduk."
Bulan pun memindai setiap meja, dan seorang gadis imut melambaikan tangannya ke arah Bulan. Bulan pun dengan menundukkan kepala menghampiri gadis itu.
Una
Una
"Hai, kenalkan namaku Una."
Bulan hanya tersenyum dan membalas uluran tangan Una.
Sedangkan Bintang tampak memeperhatikan Bulan. Jantungnya kembali berdetak tak karuan hanya dengan melihat wajahnya saja.
* * * * *
Jangan lupa like gift vote n komen TERIMA KASIH LOVE YOU

Bab 2

Waktu istirahat pun tiba, semua anak tampak berlarian ke kantin sekolah.
Dewi
Dewi
"Hai Bulan, kenalkan nama aku Dewi."
Bulan
Bulan
"Hai...."
Una
Una
"Ke kantin yuk, lapar nih," ajak Una.
Bulan
Bulan
"Kalian saja, aku mau di sini saja."
Dewi
Dewi
"Loh, memangnya kamu ga lapar?"
Bulan
Bulan
"Aku bawa bekal kok."
Una
Una
"Oh, ya sudah kalau begitu kita ke kantin dulu ya kalau kamu jenuh, kamu susul kita ke kantin."
Bulan tersenyum tipis dan menganggukkan kepalanya.
Bulan adalah gadis yang introvert, ia sangat tertutup dengan orang lain. Ia lebih nyaman menyendiri daripada harus kumpul-kumpul dengan teman yang lainnya maka dari itu di sekolahannya yang terdahulu tidak ada yang mau berteman dengan Bulan.
Zha
Zha
"Una, Dewi, bareng dong ke kantin!"
Ketiga cowok tampan itu pun, menyusul Una dan Dewi. Berbeda halnya dengan Bintang, ia lebih memilih mendekati Bulan.
Bintang
Bintang
"Hai Bulan, boleh kenalan? namaku Bintang."
Bintang mengulurkan tangannya, Bulan tampak mendongakkan kepalanya dan menatap sekilas wajah Bintang lalu setelah itu ia fokus dengan buku bacaannya.
Bintang tersenyum kecut, perlahan Bintang menarik kembali tangannya dan duduk di hadapan Bulan.
Bintang
Bintang
"Kamu sedang baca apa?"
Lagi-lagi Bulan tidak menjawab, Bintang tidak menyerah ia terus saja mengajak bicara Bulan hingga akhirnya Bulan menutup bukunya kemudian mengambil bekal dari dalam tasnya.
Bulan melangkahkan kakinya meninggalkan kelas tanpa mengiraukan Bintang sedikit pun.
Bintang
Bintang
"Astaga, apa sekarang wajahku berubah menjadi buruk rupa? sampai-sampai gadis itu tidak menghiraukanku."
Bintang mengambil ponselnya dan melihat wajahnya sendiri.
Bintang
Bintang
"Masih ganteng kok, ah sial baru kali ini ada cewek yang tidak menghiraukanku dan tidak tergoda dengan pesonaku."
Dengan raut bingungnya, Bintang pun akhirnya menyusul teman-temannya ke kantin.
Sesampainya di kantin, banyak mata gadis menatap kagum kepada Bintang dan itu membuat Bintang merasa bangga.
Bintang
Bintang
"Guys, apa ada yang berbeda di wajahku?"
Semuanya tampak melihat ke arah Bintang.
Una
Una
"Seperti biasa kamu masih terlihat ganteng, sama kaya cowok yang selama ini ada di pikiranku," serunya dengan memegang wajahnya kegirangan.
Dewi
Dewi
"Dasar Nona Halu," cibirnya.
Kino
Kino
"Memangnya ada apa? kok tumben kamu bertanya seperti itu?
Bintang
Bintang
"Tadi aku coba deketin si anak baru, tapi doi malah mengacuhkanku. Bahkan di ajak kenalan pun dia ga mau."
Una
Una
"Maksud kamu Bulan?"
Bintang
Bintang
"Iya."
Ketiga sahabatnya seketika menertawakan Bintang.
Bintang
Bintang
"Sialan, kalian malah menertawakanku," kesalnya.
EL
EL
"Baru kali ini seorang Bintang Handoko di acuhkan sama cewek sungguh pemecah rekor tuh cewek," ledeknya.
Dewi
Dewi
"Wah, bisa di jadikan gosip nih."
Dewi dengan semangat segera mengeluarkan ponselnya untuk merekam Bintang.
Bintang
Bintang
"Woi, Mrs gosip jangan macam-macam kamu buat gosip tentangku, kalau tidak aku jodohin kamu sama Kino."
Dewi
Dewi
"Idih ogah, kalau aku di jodohin sama kamu sih boleh juga, aku ga bakalan menolak," seru Dewi dengan mengedip-ngedipkan matanya ke arah Bintang.
Bintang
Bintang
"Aku yang ogah sama situ."
Semuanya menertawakan Dewi membuat Dewi cemberut.
EL
EL
"Bagaimana kalau kita taruhan?"
Zha
Zha
"Taruhan apa?"
EL
EL
"Kalau Bintang bisa dapatkan hati Bulan apalagi sampai jadian, aku bakalan teraktir kalian semua di sini sepuasnya. Tapi kalau Bintang yang kalah, dia harus bayarin kita liburan."
Kino
Kino
"Wuidih mantap."
Zha
Zha
"Bagaimana, Bin? berani ga?"
Bintang
Bintang
"Curang, masa aku harus bayarin kalian liburan."
EL
EL
"Yaelah, kamu kan anak orang tajir ga seberapalah kalau cuma neraktir kita liburan mah, iya ga?
Una
Una
"Setujuuuuuuu."
Bintang
Bintang
"Oke...tapi kalau aku menang, motor kamu buat aku."
EL
EL
"Whaaatttt...."
EL tampak berpikir, hingga akhirnya dia pun menyetujuinya. Bintang dan EL saling berjabat tangan pertanda mereka sudaj deal.
* * * * *

Bab 3

Bulan duduk di taman sekolah di bawah pohon yang rindang. Bulan membuka kotak bekalnya yang dia buat sendiri.
Baru saja Bulan akan menyendokan nasi ke dalam mulutnya, tiba-tiba seseorang menangkis tangan Bulan sampai sendoknya jatuh.
Tidak sampai di situ, dia juga menumpahkan kotak bekal yang di bawa oleh Bulan.
Kinan
Kinan
"Hai anak baru, kamu tidak lihat apa kalau di sekolah ini di larang makan di taman dan tidak di perbolehkan bawa bekal ke sekolah, kita harus makan di kantin," bentaknya.
Septi
Septi
"Lagi pula kaya anak kecil saja bawa bekal, apa jangan-jangan kamu ga punya duit ya buat makan di kantin."
Kinan
Kinan
"Ya ampun Septi, dia kan sekolah di sini karena beasiswa sudah jelaslah dia anak orang miskin, lihat saja penampilannya pun sangat kucel."
Bulan terlihat menundukkan kepalanya dengan airmata yang sudah menetes. Kemudian Bulan beranjak dan hendak mengambil kotak bekalnya tapi lagi-lagi Santi menendang kotak bekal Bulan.
Kinan
Kinan
"Dasar rakyat jelata."
Una dan Dewi tampak terkejut melihat dari kejauhan Bulan sedang di bully oleh Santi dan Ria.
Una
Una
"Wah, kurang ajar."
Una segera berlari menghampiri Bulan, begitu pun Dewi dan keempat cowok ganteng itu yang ikut berlari menyusul Una.
Una
Una
"Apa-apaan kalian!"
Septi
Septi
"Yaelah, tukang halu datang. Mau ngapain? jangan ikut campur urusan kita."
Una
Una
"Bulan itu temanku, jadi kalau ada yang berani nyakitin dia, kalian berhadapan denganku."
Bintang
Bintang
"Dengan kami juga!"
Santi dan Ria tampak terkejut dengan kedatangan Bintang.
Kinan
Kinan
"Bintang, kok kamu membela anak baru itu?
Bintang
Bintang
"Dia teman sekelasku, jadi wajar kalau aku membelanya."
EL
EL
"Pergi dari sini atau kalian akan tahu akibatnya," ancamnya.
Kinan dan Septi merasa takut, keempat cowok ganteng itu memang paling di segani di sekolah makannya tidak ada yang berani melawan kepada mereka.
Bintang
Bintang
"Kamu tidak apa-apa?"
Bulan merapikan kotak bekalnya, setelah itu ia menghapus airmatanya secara kasar.
Bulan langsung berlari meninggalkan semuanya. Bulan merasa kalau anak orang kaya itu semuanya sama selalu menindas anak yang lemah.
Dewi
Dewi
"Bulan tunggu!"
Una dan Dewi pun langsung menyusul Bulan ke kelas. Sedangkan Bintang hanya bisa menghela napasnya dalam-dalam dan mengeluarkannya secara perlahan.
Bintang
Bintang
"Kenapa dia begitu sulit di dekati?" batinnya.
Dewi
Dewi
"Bulan, ini ada roti kalau kamu mau."
Una
Una
"Dan ini ada teh kotak punyaku."
Bulan menatap Una dan Santi secara bergantian dengan deraian airmatanya.
Bulan
Bulan
"Aku tidak mau di kasihani, jangan mentang-mentang kalian orang kaya bisa seenaknya kepada anak orang miskin kaya aku."
Una
Una
"Maksud kamu apa Bulan? kita hanya ingin berbaik hati saja, soalnya tadi kita lihat bekal makan kamu tumpah."
Dewi
Dewi
"Iya, kita hanya berniat baik kok."
Tidak lama kemudian, bel masuk pun berbunyi. Semua anak segera duduk, berbeda dengan Bintang dan ketiga sahabatnya mereka masih asyik bercanda tanpa menghiraukan kedatangan Bu Hani yang sudah menatap mereka dengan tatapan tajam.
Bu Malla
Bu Malla
"Bintang, Kino, Zha, EL, bisakah kalian duduk yang benar?
Zha
Zha
"Siap Bu Malla yang cantik."
Bu Malla
Bu Malla
"Kamu benar-benar tidak sopan, Zha."
Bu Malla membalikkan tubuhnya menghadap papan tulis, tidak ada yang tahu kalau saat ini Bu Malla sedang tersenyum karena merasa senang di sebut cantik oleh Zha.
Kino
Kino
"Nah loh, Bu Malla baper sama ucapan kamu, Zha," bisiknya.
Zha
Zha
"Biarkan saja, membuat hati orang bahagia itu kan pahala."
Semua anak-anak pun fokus memperhatikan Bu Malla menjelaskan pelajarannya. Tapi tidak dengan Bintang, entah kenapa Bintang selalu ingin memperhatikan Bulan.
Bintang melihat ada penderitaan di mata Bulan, tapi Bintang tidak tahu apa yang sedang Bulan alami.
* * * * *

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!