NovelToon NovelToon

Syafira

Chapter 1

SEBELUM MEMBACA, ADA BEBERAPA HAL YANG HARUS READER GARIS BAWAHI. CERITA INI TIDAK MENYEBUT SESUATU HAL YANG BERBAU AGAMA, DAN TIDAK MENGAMBIL LATAR TEMPAT DI INDONESA:)

HAPPY READINGGG...

"Maaf tuan, jika kau perlu sesuatu kau boleh memintanya sekarang." ucapku pada pria paruh baya, yang sedang terbaring lemah tak berdaya di atas ranjang.

Dia tak lain adalah suamiku, karna kesepakatan bodoh ayahku, dengannya, aku terjebak terpaksa harus menerima kenyataan dinikahi oleh pria yang bahkan umurnya saja 40 tahun lebih tua dariku.

Aku adalah Syafira, di umur yang baru menginjak 23 tahun ini, aku sudah harus mengurus suami, yang dilihat dari tampangnya saja lebih cocok jadi ayahku.

Setelah kuliah, ayah terus-terusan mendesakku agar aku menikah dengan, Kelvin Ardian, pemuda yang tidak lain sekarang menjadi anak tiriku. Akan tetapi karna kebodohannya, hari itu aku menjadi sesosok pengantin wanita yang sangat, bahkan yang paling menyedihkan. Hingga ayahnya harus menggantikan Kelvin untuk melangsungkan pernikahan tersebut.

Saat itu batinku sangat hancur, aku benar-benar merasa tidak berguna, tetapi ayah selalu memohon dan mengemis agar aku menerima semua ini, dan yang menyedihkannya lagi, alasan pernikahan itu tetap dilangsungkan hanya karna agar aku mendapat status, sebelum aku memasuki kediaman Ardian. Aku dipersunting bukan untuk menjadi seorang istri oleh Tuan Syekar Ardian, melainkan untuk menjadi budak dalam mengurus dirinya, yang sudah menderita sakit kangker, selama beberapa tahun terakhir.

Itu sebabnya, Tuan Syekar melamarku, untuk menjadikan aku sebagai menantunya, saat itu dengan segala bujuk rayu ayahku, aku bersedia, karna mengingat Tuan Syekar sudah terlalu banyak membantu keluargaku. Tapi seketika Kelvin mengubah semuanya menjadi mimpi buruk.

Hal itu terbukti, selama aku tinggal di kediaman Ardian, aku tidak pernah tidur bersama Tuan Syekar, bahkan Tuan Syekar sendiri yang meminta hal tersebut, agar aku tidur di kamar lain. tugasku hanya mengurusnya secara pribadi, memenuhi kebutuhannya, menjaga dan mengontrol kesehatannya setiap hari, layaknya seorang dokter pribadi.

Usia pernikahanku dengan Tuan Syekar sudah berjalan dua bulan, selama itu aku cukup terbiasa, dan mencoba menerima kenyatan, bahkan dilihat dari kondisi Tuan Syekar yang sering kali keluar masuk rumah sakit, hal itu sangat membuat aku yakin, jika hidupnya tidak akan lama lagi.

Dengan tenaga seadanya, Tuan Syekar menatapku lirih.

"Fira?"

Aku terdiam dengan raut wajah polos, tanpa mengurangi rasa hormat. "Ya?"

"Maafkan aku karna kebodohan Kelvin, kau harus menyandang status sebagai istri dari pria kolot sepertiku."

Aku menelan salivaku, setitik memang sangat teramat sakit jika mengingat kenyataan tersebut, tapi mau bagaimana lagi? aku sudah berjanji pada ayah, dan sudah belajar menerima kenyataan jika ini memang sudah tuhan tuliskan dalam jalan takdirku.

"Aku sudah menerimanya Tuan, tolong jangan terus memohon kepadaku, sebaiknya kau tidak perlu memikirkan apapun, agar kesehatanmu cepat membaik." ucapku memiringkan senyum padanya.

Uhukk.. Uhukk.. Keadan Tuan Syekar benar-benar tidak baik-baik saja, sedikit saja ia bertenaga, maka tubuh dan penyakitnya akan mengeluarkan reaksi, yang seolah siap untuk melenyapkannya kapan saja dimana saja.

Aku menarik srlimut di bawah kaki Tuan Syekar, dan menyelimuti tubuh pria yang tidak berdaya tersebut dengan penuh ketulusan.

"Apa Kelvin sudah kembali?"

Pertanyaan itu yang aku dengar setiap harinya, mungkin ini adalah alasan kenapa Tuan Syekar ingin menjodohkanku dengan Kelvin, hal itu karna pemuda itu tida pernah menunjukan rasa hormat, ataupun rasa pedulinya pada sang Ayah.

"Dia belum kembali."

Tuan Syekar menghela nafasnya kasar, terlihat jelas jika ia sangat kecewa mendengar jawabanku, padahal aku mengatakan hal yang sebenarnya, Kelvin jarang dirumah, ia bahkan hanya bisa bertahan selama beberapa jam untuk mengganti pakaian dan pergi lagi.

Miris sekali bukan, aku hanya bisa menonton keasikan teman-temanku melalui media ponsel, dalam menikmati masa mudanya, apa kabar denganku? keseharianku, hanya aku habiskan dengan terus memeriksa kondisi Tuan Syekar, detik, menit dan jamnya.

Ingin rasanya aku lari, tapi jika melihat keadaan Tuan Syekar rasanya tidak tega, jika harus meninggalkannya disaat seperti ini, anak satu-satunya saja tidak pernah memperdulikannya, hal itu cukup untuk mengurungkan niatku pergi dari kediaman Ardian.

Aku menjatuhkan tubuh lelahku di atas sofa, mataku terasa sangat berat, tapi aku diharuskan agar tetap terjaga, agar bisa mendengar apa yang Tuan Syekar butuhkan, setiap saatnya.

BRUAKKK...

Aku tersentak, begitu mendengar dorongan pintu yang sangat kuat dari ruangan utama.

"Ayahmu, menanyakanmu lagi hari ini." ucapku, pada sesosok pemuda yang baru saja datang dalam keadaan setengah sadar.

Seperti biasa pemuda itu akan bersikap sangat dingin padaku, bahkan selama aku disini, dia tidak pernah menyapa bahkan menatap wajahku saja sepertinya sudah sangat muak.

Kelvin berlalu begitu saja dari hadapanku, tanpa melirik kearahku sedikitpun, ia sangat acuh, entah kenapa aku merasa dia begitu sangat membenciku. Padahal disini aku yang selalu merawat ayahnya yang sudah sakit-sakitan, tapi itu wajar saja, dengan ayahnya sendiri saja ia tidak perduli, aaplagi denganku.

SEBELUM LANJUT KE EPS SELANJUTNYA, AKU BOLEH MINTA LOVE LIKE KOMENNYA? PLEASEEEE☹️

Chapter 2

LIKE DULU KOMEN DULU BARU VOTE YG BANYAK..

***

Dengan bantuan beberapa pembantu, aku sudah menyiapkan hidangan pagi, tanpa mengisi perutku terlebih dahulu, aku langsung melangkah menuju kamar Tuan Syekar, untuk memberinya sarapan pagi, dan memberikannya beberapa butir obat.

Langkahku terhenti, saat aku melihat Tuan Syekar berjalan menuruni tangga, dengan keadaan tubuh lemahnya.

"Tuan."

Aku langsung menghampirinya, dan membantu Tuan Syekar berjalan, sangat terasa getaran tubuhnya di tanganku, berjalan saja sudah sangat kerepotan, entah kenapa ia malah keluar dari kamar, dan turun ke lantai atas.

"Fira, aku hanya ingin melihat Kelvin? apa dia sudah pergi?"

"Tidak, sepertinya Kelvin belum turun dari kamarnya." ucapku, sambil membantunya terus berjalan menuruni tangga.

Aku membawa Tuan Syekar menuju meja makan, hal itu aku lakukan karna aku tidak ingin melewatkan satu detikpun untuk memberi Tuan Syekar sarapan dan obat.

"Ayo Tuan, sebaiknya kau makan, pelayan sudah memanggil Kelvin turun."

Aku mengodorkan sesuap bubur hangat mengarah pada mulut Tuan Syekar, tapi pria paruh baya itu malah menepis dan terus menatap ke lantai atas. Hari ini ia benar-benar sangat ingin melihat Kelvin, entah apa yang terjadi padannya, tapi menuritku itu hal wajar, karna Kelvin tidak pernah datang menemui Ayahnya, atau bahkan menyakan kondisi sang Ayah.

"Kelvin, tunggu ayah ingin bicara." ucap Tuan Syekar dengan suara bergetar.

Saat itu Kelvin sudah rapi, dengan setelan jas formalnya, kebiasaan yang sering Kelvin lalukan setiap paginya, ia terlihat mengabaikan Tuan Syekar, dan berlalu begitu saja dari hadapan ayahnya dan juga dari hadapanku. Aku bahkan sampai tidak tega melihat raut wajah Tuan Syekar, sudah bersusah payah ia berjalan, menuruni tangga untuk menemui anaknya, tetapi Kelvin lagi-lagi mengabaikannya.

"Benar-benar tidak punya perasaan." ucapku mendengus kesal menatap Kelvin.

Mata pria paruh baya itu terlihat berlinang, sedikit saja ia mengerjap, mungkin air mata itu akan tumpah membasahi wajahnya, batinku terenyuh begitu melihat wajah menyedihkan Tuan Syekar, aku mengerti harapannya adalah bisa dekat dengan anak dan keluarga, tetapi yang ia dapatkan hanya sikap acuh dari anak satu-satunya tersebut.

"Tuan sebaiknya kau memakan sarapanmu sekarang, Kelvin mungkin sedang ada pekerjaan penting di kantornya." ucapku, sambil mengaduk-ngaduk bubur dalam mangkuk yang berada ditanganku.

Tuan Syekar tidak menggubrisnya, aku sampai keherana, sudah beberapa bulan lamanya, aku masih tidak mengerti apa yang sebenarnya terjadi pada Tuan Syekar dan Kelvin, kenapa mereka tidak pernah saling bicara, aku sudah tidak mempermasalahkan dimana Kelvin kabur begitu saja di hari pernikahan, aku hanya prihatin melihat kesedihan Tuan Syekar dan sikap angkuh anaknya. Sepertinya masalah antara ayah dan anak tersebut sangatlah rumit.

KELVIN ARDIAN

Aku sudah sangat muak melihat ayah dan istri barunya, sudah cukup dia menyia-nyiakan hidup ibuku, hingga ibuku meninggal, dan aku pikir, sakit yang dia derita selama ini adalah karma atas segala kesalahannya di masa lalu. Ya dulu aku adalah pria selalu menebar senyumnya pada semua orang, akan tetapi ayahku adalah orang yang membuat aku kehilangan semangat hidupku sendiri, aku kehilangan segalanya, dan itu disebabkan oleh ayah, dengan keegoisannya.

Sungguh tidak adil, ia selalu menyuruhku untuk menikah, padahal aku sendiri tahu, jika hal itu ia lalukan agar dapat memperbudak istriku, untuk mengurus sakit yang ia derita sekarang, aku sengaja kabur dihari pernikahan, karna memang tidak ingin melibatkan orang lain dalam hal ini, aku sanggu menyewa dokter dan perawat terkenal untuk menjaganya, tapi ayahku bersikeras untuk melangsungkan pernikahan tersebut.

Bahkan saat aku kabur, ia malah menikahi calon istriku, yang tentu saat ini sudah menjadi istrinya, begitu miris entah apa tujuan gadis itu seberanya, yang jelas aku sudah sangat muak melihatnya dan ayahku, sungguh pasangan yang serasi, aku tahu gadis itu hanya menikahinya atas dasar uang, seperti cerita di film-film, gadis miskin bersedia menjual dirinya pada keluarga kaya untuk mendapat banyak uang.

"Tuan muda, ini berkas kiriman dari rumah sakit, laporan hasil perkembangan kesehatan Tuan Syekar selama 1 minggu terakhir." ucap sekertarisku.

Aku meraih berkas tersebut, dan langsung menyuruhnya keluar dari dalam ruanganku, sekilas aku memang terlihat sangat tidak memperdulikan ayah, akan tetapi dibalik itu aku selalu meminta laporan kesehatan ayahku, dari dokter pribadinya

Aku melakukan hal itu karna setiap kali aku menatapnya, batinku terasa sakit, bayang-bayang ibuku, selalu menghantuiku, bahkan aku selalu menganggap hal tersebut aku katakan sebagai hukuman kecil untuk ayahku.

"Menurun!"

Mataku membulat sempurna, begitu aku membuka laporan kesehatan ayah, dan membandingkannya dengan laporan minggu lalu.

Chapter 3

Syafira Pov

Aku menjatuhkan air mataku, saat Tuan Syekar memohon dengan suara lirihnya, ini benar-benar sangat menyedihkan, bagaimana tidak? pria tua yang sedang sakit parah memintaku agar bisa merubah sikap dingin anaknya. Tentu itu hal mustahil dan berat, bahkan Kelvin saja tidak pernah bersedia menatapku.

Perasaanku benar-benar sedang berada di puncak kegelisahan, jika aku menolak, bisa saja itu adalah permintaan Tuan Syekar untuk yang terakhir kalinya, melihay kondisinya yang semakin memburuk.

"Percayalah Fira, aku menikahimu karna aku yakin, hanya kau yang bisa meluluhkan Kelvin, hanya kau yang pantas menjadi pasamgan hidupnya" ucapnya lirih, nafasnya saja menurutku sudah tinggal menghitung hari, setiap kali aku mendengar ucapan Tuan Syekar aku selalu ketakutan, jika pria paruh baya itu akan meninggal dihadapanku.

Tunggu.. apa ini? dia memintaku untuk memjadi pasangan hidup Kelvin? bagaimana mungkin? statusku sekarang saja adalah istri darinya? dan dia sudah memintaku untuk menaklukan hati anaknya, suamiku sendiri menyuruhku berselingkuh dengan anaknya, sungguh sesuatu hal yang langka.

"Tapi Tuan, itu tidak mungkin, dilihat dari raut wajahnya saja dia sangat membenciku, bagaimana aku melaku-"

Belum sempat aku menyelesaikan ucapanku, Tuan Syekar terlihat kesakitan, nafasnya bahkan terdengar sangat berat, ia meraih dadanya dengan mata yang membulat sempurna.

"Tuan apa kau baik-baik saja?"

Aku segera berlalu meminta bantuan kepada pelayan di rumah tersebut, hal ini sangat sering terjadi, kondisi Tuan Syekar selalu saja memburuk secara tiba-tiba, membuat jantungku akan terlepas dari tempatnya, bahkan aku rasa jika hal ini terus terjadi, yang akan lebih dulu menghadap tuhan adalah aku, karna Tuan Syekar yang selalu membuat jantungku terkejut.

Di ruang tunggu sebuah rumah sakit aku termenung, memikirkan permintaan Tuan Syekar, yang selalu menghantui pikiranku, aku benar-benar tidak percaya diri, ini lebih sulit dari masalahku sebelumnya.

"Bagaimana aku bisa memenuhi permintaan Tuan Syekar? atau sebaiknya aku menolak? tapi bagaimana jika itu permintaan terakhirnya?"

Ingin rasanya aku membenturkan kepalaku dengan kasar kearah tembok, permintaan Tuan Syekar benar-benar sangat menyiksaku.

Tak.. tak.. suara langkah kaki itunterdemgar di telinga kananku, aku melirik kesumber suara, dan terlihat pemuda itu berlari menuju kearahku dengan tergesa-gesa, tidak bukan ke arahku, lebih tepatnya kearah ruangan tepat dimana Tuan Syekar menjalani perawatan.

Lagi-lagi ia mengabaikanku, raut wajah dingin itu benar-benar sangat menyebalkan, aku berpikir keras, apa ada seorang gadis yang jatuh cinta padanya? melihat ekspresi wajahnya saja benar-benar memuakan, Ya tuhan, kenapa kau melibatkan aku dalam keluarga rumit ini, benar-benar merepotkan.

Aku beranjak, beruntungnya ada celah kotak di pintu tersebut hingga aku bisa dengan mudahnya mengamati apa yang sedang Kelvin lakukan di dalam. Terlihat jelas Tuan Syekar yang belum sadarkan diri, dengan beberapa selang yang entah apa namannya menempel, di seluruh tubuh Tuan Syekar.

"Astaga? apa itu benar Kelvin?" ucapku.

Aku melihat Kelvin sedang menggenggam tangan sang ayah, dengan wajah yang menggenang, hal yang baru aku saksikan, setelah sekian lama tinggal satu rumah di kediaman keluarga Ardian.

Mata sendu, bibir yang tidak terlalu tebal, dengan mata yang sedikit sipit seolah terlalu sempurna, jika hal itu dimiliki oleh Kelvin, si pemuda garang dengan sikap yang begitu angkuh dan dingin.

Bruakkk.. aku tersungkur, begitu Kelvin menarik gagang pintu, yang bahkan aku sendiripun tidak sadar, jika Kelvin telah menghampiri pintu tersebut.

"Apa yang kau lakukan?"

Disaat aku masih meringis, mencoba membangunkan diriku yang tersungkur, mataku membulat mendengar suaranya, ini kali pertama dia berbicara padaku, setelah beberapa bulan lamanya aku menjadi ibu tirinya.

"Kau bicara padaku?" ucapku senada terkejut.

"Apa disini terlihat ada orang lain?"

Entah apa yang diinginkan oleh Tuan Syekar, sewaktu istrinya mengandung Kelvin, tapi yang jelas, rasa simpatiku berubah menjadi rasa kesal, saat mendengar nada bicaranya yang sangat kasar kepadaku.

Kelvin berlalu begitu saja dari hadapanku, wajahnya kembali sangat terlihat dingin, tapi meskipun begitu, dia masih sangat terlihat tampan, sumpah demi apapun aku tidak bohong.

"Fira__"

Aku melirik ke sumber suara, dimana saat aku sedang memperhatikan Kelvin yang berlalu dihadapanku, Tuan Syekar memanggil namaku, dengan segera aku menghampirinya.

"Ya, Tuan?"

"Pulanglah, kau ingat dengan permintaanku, kau harus bisa meluluhkan Kelvin, dan mengembalikan kembali senyumnya."

Deg.. Aku menelan salivaku, lagi-lagi aku diberatkan oleh hal ini, permintaan suamiku yang terus menyuruhku selingkuh dengan anaknya, menggelikan bukan.

"Tapi Tuan-"

"Aku mohon Fira, hidupku tidak lama lagi, aku hanya ingin melihat Kelvin bahagia."

Rasanya aku ingin pingsan, atau bunuh diri, atau apapun itu asalkan aku bisa menyangkal keinginan Tuan Syekar sekarang, yang benar-benar selalu menyudutkanku.

"Ba-baiklah." ucapku dengan suara terendah. Tetapi demi apapun, aku benar-bebar ingin menolak, saat melihat wajah Tuan Syekar aku tidak bisa mengatakan apapun, selain mengiyakan keinginannya.

LIKE DULU VOTE DULU BARU LANJUTT...

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!