Malam telah berlalu. Kini pagi telah hadir melaksanakan tugasnya menemani kehidupan di dunia dengan bermacam aktifitasnya.
Seperti aktifitas sepasang suami istri yang belum lama ini menikmati menjadi pasangan yang sah dimata agama dan negara. Dan dengan hadirnya benih baru hadiah dari sebuah hubungan halal yang mengejutkan bagi keduanya.
Setelah semalam terjadi perdebatan sedikit hingga membuat sang istri menangis. Pagi ini justru pemandangan damai nampak dari pasangan yang baru membuka mata beberapa detik dipagi ini.
Sang suami dengan mata yang masih belum terbuka sepenuhnya, sangat menikmati kebiasaan baru dari istri tercintanya. Setelah semalaman sang istri terlelap dalam aroma ketiak miliknya, kini dia juga mendapati sang istri terlihat masih terlelap dengan salah satu tangan memegang barang kesukaanya, yaitu belalai gajah suaminya.
Kejadian ini bermula sejak beberapa hari setelah pernikahan dan merengkuh nikmatnya malam pertama. Sejak saat itu sang suami seperti memiliki tugas baru yang wajib dilaksanakan yaitu tidur tanpa busana, cukup selimut yang menutupi badannya. karena memang kebetulan satu selimut dipakai untuk berdua. aturan tidur tanpa busana hanya berlaku bagi suaminya, tapi untuk sang istri, dia sesukanya saja. Mau pakai baju atau tidak pas tidur. Dan karena rasa cintanya yang besar, sang suami setuju saja, toh dia juga dapat untung dari tugas baru yang dia emban sebagai seorang suami.
Pernah suatu malam setelah bertempur dengan sang istri, sang suami kaget dengan perkataan istrinya.
"Cape yah pah.?" tanya sang istri sembari tiduran di dada sang suami dengan tangan memegang pusaka sang suami.
"Cape tapi enak mah.." Jawab sang suami.
"Ternyata jadi pengantin enak ya pah, tiap mau kaya gini nggak susah, tahu enak kaya gini, kenapa nggak nikah dari dulu aja ya pah.?" Pertanyaan polos sang istri membuat sang suami terkekeh.
"Kalau mamah nikah duluan, berarti mamah bukan jodohnya papah dong.?" Yang ada papah jomblo mulu."
"Hahaha, iya ya pah, tapi kan papah sebelum nikah juga udah pernah kaya gini kan.? hayoh ngaku papah sudah pernah main sama berapa banyak perempuan.?"
"Jujur nih mah, tapi mamah jangan marah, ntar setelah papah jujur, mamah marah lagi.."
"Nggak lah pah, cerita aja.."
"Bener mamah nggak bakalan marah.?"
"Iya sayang.."
"Papah tuh dulu lepas kendalinya sama Intan doang mah. Kalau sama perempuan lain cuma lewat mulut, ngga lebih.."
"Yakin pah.? sama intan doang.?"
"Yakin seyakin yakinnya, makanya pas papah kecelakaan terus di vonis mandul, papah tuh frustasi banget mah.Sampai papah kaya orang gila mencari Intan kemana mana, tanya saja Aldi sama Dika. Bagaimana mereka menyaksikan perjuangan papah dan menyesalnya papah. Karena kejadian itu juga papah nggak mau mengenal yang namanya wanita, sampai mamah hadir dalam hidup papah.."
Begitu mendengar kejujuran dari suami, sang istri yang sedang rebahan di dada suaminya mendongak, kemudian memajukan kepalanya dan mencium bibir suaminya dalam dalam. Setelah itu dia kembali merebahkan kepalanya di dada sang suami dengan tangan kembali memainkan belalai gajah suaminya.
"Mamah nggak marah.?"
"Marah untuk apa sih pah.?"
"Ya papah takut saja, mamah marah mendengarkan cerita masa lalu papah.."
"Mamah kan pernah bilang, masa lalu papah hanya milik papah, tapi masa sekarang dan masa depan papah, kita harus memilikinya bersama."
"Sikap seperti ini lah yang membuat papah semakin jatuh cinta sama mamah. mamah benar benar menerima apa adanya papah. Bukan karena harta papah.."
"Mamah juga sangat bahagia, bisa di cintai pria paling tampan di negeri ini. Pasti banyak yang iri ya pah sama mamah.?"
"Ya pasti mah, banyak banget.."
"Mamah sih cuma berharap banget, meski papah tampan dan kaya, papah nggak menghadirkan orang ketiga dalam hidup kita. Selain bangga, mamah juga takut mempunyai suami paling tampan. Takut banyak wanita yang tergoda dengan ketampanan papah terus menggoda papah dan papah jadi hilaf.."
"Enggak lah mah, papah nggak mau hidup dalam penyesalan lagi. Dulu saat kehilangan jejak Intan saja, papah sangat terpuruk karena rasa bersalah. Apalagi jika kehilangan mamah yang sudah jelas menerima apa adanya papah dan anak anak. Mungkin papah bisa gila kalau hal itu terjadi.."
"Maka itu pah, kita harus selalu terbuka satu sama lain. Biar kita nggak mudah salam paham. Kita sama sam berjuang, biar pernikahan kita langgeng kaya pernikahan mamih papih."
"Iya dong mah harus itu, mamah juga jangan letih ya buat ngingetin papah.?"
"Pasti dong.."
"Papah juga nggak mau kalah sama papih, apa lagi papih sama mamih dulu katanya nikah karena perjodohan. Tapi pernikahan mereka awet sampai sekarang. Papah ingin mencontoh papih mah, yang menikah karena perjodohan aja bisa langgeng, masa kita yang menikah karena cinta nggak bisa. Malu sama rumput yang bergoyang.."
"Duh kalau sudah kaya gini tuh papah makin membuat mamah jatuh cinta deh. gemes." Dan kembali sang istri mendongakkan kepalanya dan maju sedikit meraih bibir suaminya. Setelah itu kembali lagi dengan kegiatan seperti semula.
"Mah.."
"Hhmmm.."
"Mamah nggak jijik mainin belalai gajahnya papah.?"
"Jijik.? Jijik kenapa.?"
"Itu kan kotor mah, bau keringat dan bau anyir.?"
"Enggak, mamah malah suka, belalai gajahnya papah tuh gemesin tau pah.."
"Hahhaha, gemesin gimana mah.?"
"Ya gemesin aja pah, lucu, bakalan jadi barang kesayangan mamah ini.."
"Hahha, mamah ada ada aja sih, lucunya dimana.?"
"Ya intinya lucu, gemesin dan ini tuh lebih tampan dari papah.."
"Mamah jangan aneh aneh lah.."
"Aneh aneh gimana pah.? sekarang bagi mamah, belalai gajahnya papah tuh lebih tampan dari papah.."
"Hahhaa mana bisa mah.?"
"Coba deh, belalai gajahnya papah di foto, trus di posting dan disandingkan dengan foto wajah papah, di jamin, kaum wanita lebih tertarik sama belalai gajahnya papah daripada wajahnya papah, mamah jamin itu pah."
"Hahaha mamah ih, gemesin ya kalau ngomong, kasih papah cium sinih.." Dan sang istri dengan patuhnya menurut. Dan setelah berciuman, sang istri kembali bermain dengan belalai gajah suaminya.
"Maaf ya pah, gara gara belalai gajah papah, cinta mamah jadi terbagi, mamah jatuh cinta lagi sama belalai gajahnya papah.."
Sejak kejadian malam itu, Damar benar benar dibuat takjub. Bagaimana mungkin ketampanannya menurun dimata Mawar hanya karena barang pusaka miliknya. Entah dia harus cemburu atau bahagia, ketika cinta istrinya harus terbagi dengan belalai gajahnya.
Dan sejak malam itu juga, Dia dilarang tidur memakai pakian kecuali jika merasa tak enak badan.
Sungguh beruntungnya sang Tuan muda, mendapatkan Cinta yang begitu tulus dan besar dari seorang perempuan yang pernah dia sakiti, di awal perkenalannya. Dalam hati dia selalu berjanji, akan membahagiakan perempuan yang sekarang sedang berbaring diatas dadanya dan sedang mengandung buah dari cinta mereka.
Dan pagi ini pun masih sama. Istri yang begitu dia cintai, masih terlelap dengan tangan menempel di belalai gajahnya.
"Mah..?" Panggilnya pelan, namun sepertinya tak ada respon.
"Mamah sayang.?" Ucapnya sekali lagi sambil menepuk pelan bahu istrinya.
"Eughhh..." Terdengar lenguhan suara khas orang bangun tidur.
"Bangun sayang, sudah pagi ini..?"
"Bentar lagi sih pah.." Jawab Sang istri dengan mata masih terpejam namun tangan sudah mengusap benda kesayangannya.
"Kan papah harus ngantor, anak anak juga pasti nungguin.?"
"Kalau udah meluk papah kaya gini, bawaannya malas pah, penginnya nempel terus.."
"Hehhe bisa aja mamah, ayo bangun kasihan anak anak, nanti nungguin."
Dengan malas, sang istripun bangkit dari dada suaminya. Kemudian dia hendak turun dari ranjang namun tiba tiba
"Eh ntar dulu mah, cium dulu, sini." sang istri menoleh seraya tersenyum, kemudian sang suami mendekat dan mereka mengecup bibir masing masing..
"Papah mau mandi, mamah nggak cium ketiak papah dulu.?" Lagi lagi sang istri tersenyum dan langsung mengarahkan hidungnya pada ketiak berbulu milik suaminya. Dia menghirup dalam aroma asam tubuh suaminya. bukan hanya sebelah, tapi kedua sisinya, kanan dan kiri.
"Makasih ya pah, mamah turun dulu.."
"Iya sayang, turunnya yang pelan." Sang istri hanya mengangguk dan meninggalkan suaminya yang masih menatapnya hingga dia menghilang dibalik pintu.
"Ya Tuhan, semoga istriku selalu bisa tersenyum karenaku.." Gumam sang suami, kemudian dia beranjak ke kamar mandi dengan belalai gajah yang berlenggak lenggok bebas kekiri dan ke kanan.
"Mamah..!!!" Terdengar teriakan riang dari bocah bocah lucu begitu melihat mamahnya menuruni tangga.
"Loh kalian sudah siap.?" Tanya sang mamah heran.
"Sudah dong mah.." Jawab sang adik.
"Siapa yang bantuin kalian.?"
"Mbak sum War.." Mawar menoleh ke arah yang menjawab pertanyaannya." Tadi anak anak katanya mau berlatih mandiri, begitu mereka tahu kamu mengandung adik mereka kemarin. "
"Wahh, anak anak mamah hebat sekarang yah.? Udah pada gede, udah pinter, oh iya mamah lupa, sekarang kalian sudah kelas satu yah.?"
"Iya dong mah, kan kita mau jadi kakak, berarti adek akan dipanggil kakak ya mah.?" Ucap Dian dengan mata membulat dan kedua telapak tangan menempel dipipi.
"Iya dong, adek akan dipanggil kakak nanti, dan buat kakak nanti adeknya jadi banyak, kakak suka.?"
"Kakak suka mah, kakak sudah nggak sabar.." Jawab Dion sangat antusias.
"Ya sabar sayang, kan perlu waktu."
"Kamu nggak ngidam apa apa War.?"
"Enggak Mih, cuma ketagihan bau keringatnya mas Damar aja mih.."
"Ada ada aja kamu War, emang pas pertama tidur bareng, kamu nggak suka sama bau tubuhnya.?"
"Ya suka sih mih, cuma kalau sekarang malah makin suka, tapi kalau mas Damar bau wangi malah pusing.."
"Mending kamu War, ngidam nggak susah susah, dulu mamih pas ngidam Damar, behh, susahnya ampun deh.." Ujar papih kusuma yang tiba tiba muncul dari arah kamarnya.
"Masa pih.?"
"Dulu mamih ngidam mangga.."
"Mangga.? apa susahnya pih.? kan tinggal beli.?"
"Mintanya mangga yang tumbuh ditengah tengah kuburan War, bayangkan War malam malam nyari kuburan yang ada pohon mangganya. sekarang enak tinggal nyari di internet cepet ketemu, nah dulu."
"Ahhaha masa sih pih.? Ya ampun.."
"Iya, makanya kamu beruntung, ngidamnya nggak susah.."
"Oh iya pih, kata mas Damar, selama Mawar hamil kamarnya minta pindah pih, gimana.?"
"Ya pindah saja War, emang harusnya gitu sih, biar kamu nggak naik turun. maunya kamar yang mana War.?"
"Belum tau sih pih, nanti nunggu mas Damar saja turun.."
"Ya sudah ayok kita sarapan.? Mita sama Sinta mana.? udah berangkat.?"
"Itu mereka.." Tunjuk Mawar ke arah dua gadis adik angkatnya.
"Nungguin kita ya mba.?"
"Tadi papih tanyain, kirain kalian sudah berangkat.?"
"Oh, lagi bersiap siap kok.."
Dan merekapun beranjak ke meja makan menyusul tuan besar yang lebih dulu berada disana.
Tak lama kemudian Damar pun sudah nampak gagah dengan setelan jas kerjanya. Meski sudah terlihat rapi, dia tak langsung memakai parfum. Karena sejak beberapa terakhir ini, istrinya tidak menyukai baru parfum yang dia pakai. Awalnya sih dia tidak terima, tapi begitu dai tahu itu karena bawaan bayi yang dikandungnya dengan senang hati dia lebih memilih memakao parfum saat sudah dalam perjalanan ke kantor.
Dia pun bergegas keluar kamar dan menyusul keluarganya yang sudah menunggunya di meja makan.
"Pagi semuanya.." Sapa Damar begitu sampai di meja makan. Hal pertama yang dia lakukan adalah mencium pipi si kembar sebelum duduk.
Mawar pun dengan segera mengambilkan beberapa makanan untuk suaminya.
"Mamah sarapan sekalian."
"Gampang pah, ntar kalau anak anak sudah selesai."
"Jangan telat makan loh."
"Kamu nggak beli susu hamil War.?" Tanya Mamih.
"Belum sempet mih, rencananya hari ini mau beli."
"Kenapa nggak beli sekalian kemarin pas dari dokter.?"
"Gimana mau beli mih, selama pulang dari rumah sakit ada yang ngambek.." Ucap Mawar sambil menyuapi si kembar.
Damar sempat tersedak ketika mendengar istrinya mengadu. Dan dia langsung tersenyum menatap istrinya.
"Maaf mah, abisnya papah kan masih kesel gara gara mamih.."
"Lah kok mamih kena lagi, kirain malah selama udah nikah Mawar udah cerita eh malah belum.."
"Hmm, lagian mamih hal kaya gituan buat ngerjain anak segala. ya jelas syok lah.."
"Ya sudah sih jangan diperpanjang, kan mamih sudah minta maaf, tapi seenggaknya berkat ide mamih, kamu jadi punya istri yang kamu inginkan Mar.."
"Lagian berkat ide mamih juga, kamu berhenti jadi anak yang bandel, punya tanggung jawab, pekerja keras.." Ujar Tuan Kusuma ikut bersuara.
"Papih kok dulu setuju sih sama ide mamih.?"
"Awalnya papih nggak setujulah, tapi kan semua juga demi kamu. Demi nama baik keluarga kita juga. coba kalau kamu dulu nanam benih diberbagai tempat.? berapa anakmu sekarang.?"
"Hmm, ujung ujungnya tetap aku yang jadi tersangka."
"Tapi bang Damar beruntung loh dapat mba Mawar.." Ucap Sinta.
"Ya iya dong, sangat beruntung.."
"Dan bang Damar juga harus menjaga mba Mawar baik baik.."
"Ya iya sin, itu kan memang sudah tugas aku sebagai suaminya.."
"Ya kerena sekali abang lengah, akan ada banyak laki laki yang siap merebut mba Mawar bang.."
"Maksudmu Sin.? Merebut Mawar.?"
Semua yang berada dimeja makan nampak mengernyitkan dahinya dengan tatapan tertuju ke arah Sinta. Gadis itu mengambil ponselnya dan nampak mencari sesuatu. Setelah ketemu.
"Nih bang, baca.." Tunjuk Sinta sambil menyerahkan ponsel ke Damar.
Damar menerima ponsel tersebut dan membaca apa yang di maksud Sinta. Awalnya Dahinya mengernyit, kemudian matanya membelalak membangkitkan emosi dalam diri Damar. di akun media terdapat berita.
Alika Mawar Tantri, menduduki peringkat pertama sebagai wanita yang paling diinginkan seluruh pria untuk di jadikan istri..
@@@@@
Alika Mawar Tantri, menduduki peringkat pertama sebagai wanita yang paling diinginkan seluruh pria untuk di jadikan istri..
Mungkin berita seperti itu menjadi kebanggaan tersendiri bagi semua suami di seluruh muka bumi ini. Tapi tidak untuk seorang Damar Arya Prapanca. Berita itu benar benar mengusik jiwa raganya. Bagaimana bisa, dari ribuan wanita yang ada dimuka bumi ini, istrinyalah yang sangat diinginkan kaum pria untuk menjadikannya istri. Apa lagi kalau mengintip komentar komentar yang ada, semuanya membuat Damar emosinya naik sampai ke ubun ubun.
"Aku benar benar menunggu dia menjadi janda.."
"Semoga tuan muda berselingkuh dan ketahuan, terus lebih memilih selingkuhannya. istrinya aku ambil.."
"Buat para pelakor, ajarin saya dong.? bagaimana caranya menikung istri orang.?"
"Kalau Mawar jadi istri saya, saya akan bawa dia kepulau pribadi saya, biar nggak banyak laki laki yang melihatnya.."
Dan masih banyak lagi komantar komentar yang membuat pikiran Damar terganggu.
Bahkan hingga sampai kantorpun, Damar masih nampak berpikir dan menekuk wajahnya, membuat setiap mata yang memandang bertanya tanya, ada apa dengan tuan muda.?
Di dalam kantornya, Damar menatap layar komputer dengan dahi berkerut dan ekspresi wajah yang berubah ubah. Yang pasti adamar terlihat sangaat seirus dengan layar laptopnya. Jari jari kekarnya juga sesekali menari nari di papan tombol laptop menekan satu persatu huruf untuk merangkai kata kata, hingga tanpa dia sadari asisten pribadinya sedang berdiri dihadapannya dengan wajah seperti sedang menahan kesabaran.
"Tuan..!!!" Damar terlonjak mendengar ada yang teriak memanggil dirinya.
"Apaan sih Gas, sama atasan berani beraninya teriak..? mau saya potong gaji kamu.?"
"Hhehe maaf tuan, dari tadi saya memanggil tuan tapi tuan tidak meresponnya.."
"Orang kamu manggilnya dengan suara hati, mana mungkin saya bisa denger.." Jawab Damar dengan sisa sisa kesebalannya.
"Sepertinya tuan nampak tidak bersemangat, apa ada masalah..?"
"Tahu lah gas, heran saya sama orang orang jaman sekarang.." Damar mendengus kesal
"Heran kenapa tuan..?"
"Ya heran saja Gas, masa banyak banget laki laki yang menginginkan Mawar menjadi istri mereka.."
"Maksud tuan.?" tanya Bagas dengan dahi berkerut.
"Ada voting di media, istriku menduduki peringkat pertama menjadi wanita yangg sangat diinginkan pria pria untuk dijadikan istri, apa nggak gila, mana sembilan puluh tiga persen suara semua memilih istriku lagi..."
"Oh voting itu.? saya juga ikut tuan, bahkan saya juga salah satu yang mendukungnya.." ucap Bagas dengan polosnya.
"Kamu juga ikut ikutan berharap saya jadi duda.? HaH..!!' Bagas terlonjak, dia tidak sadar ucapannya membuat bosnya naik darah.
"Maaf tuan, bukan itu maksud saya."
"Kamu itu, sudah aku suruh deketin Mita, malah nggak berani, eh pake ikit ikutan voting nggak jelas kaya gitu.."
"Bukannya nggak berani tuan, cuma saya nggak tuh nggak tahu cara mendekati wanita seperti apa.."
"Masa nggak tahu? orang tinggal di deketin doang, nomer ponsel Mita juga sudah aku kasih, tinggal di chat ngajak ngobrol.."
"Ngomong sih enak tuan, tapi prakteknya susah, dulu saja tuan bingungkan bagaimana cara mendekati non Mawar, nyampai nyari nyari di internet segala.."
"Hehehe, kirain kamu sudah lupa Gas.." jawaban damr membuat sang asite hanya mendengus sebal.
"Lagian saya nggak enak sama mas Aldi tuan, sepertinya mas Aldi juga suka sama mba Mita.." Damar sedikit mendesah mendengar penuturan asistennya.
"Iya sih Gas, aku juga tahu. Apa lagi Aldi sering banget ke kampus buat jemput Mita. bukannya aku nggak suka Aldi deket sama Mita sih, tapi aku tahu Aldi pria seperti apa, takut saja ntar saat Miita jatuh cinta sama dia, nggak lama Aldi ngajak bubar.."
"Tuan tidak setuju mas Adi sama mba Mita.?"
"Bukannya nggak setuju Gas, tapi aku cuma merasa Mita cocoknya sama kamu. kamu lebih muda dari Aldi, dan kamu tak suka mainin perempuan. Aldi juga sebenarnya baik, cuma kalau kewanita, entah kapan seriusnya dia."
"Ya sudahlah tuan, kalau mba Mita jodoh saya juga pasti nanti ada jalan."
"Gimana mau ada jalan, kamu kalau ketemu Mita aja diem mulu kaya patung, dikasih nomer ponsel nggak mau menjalin komunikasi."
"Namanya juga bingung tuan, "
"Sama Mita bingung, tapi kamu bisa santai ngobrol sama sekretaris di depan.."
"Ya itukan beda tuan, itu karena pekerjaan, bukan masalah hati."
"Ciih gaya mu Gas Gas, jadwalku hari ini apa Gas.?"
"Ada beberapa tuan, salah satunya nanti jam makan siang utusan dari obrak abrik grup ngaajak meeting tuan.."
"Melda lagi..?" Bagas mengangguk dan damar mendengus kesal.
"Kenap tuan.? ada masalah dengan non Melda.?"
"Aku tuh nggak suka Gas meeting sama dia, tiap meeting selalu pas jam makan siang. Mending kalau fokus membicarakan kerja sama, Lah dia, ngobrolnyaa ke hal hal yang menjijikkan. Mana pakainnya kaya wanita malam lagi."
"Menjijikkan bagaimaana tuan.?"
"Kamu ingat nggak terakhir kali aku meeting sama dia.? Dengan pedenya, dia mengajukaan diri untuk menjadi pacarku. Ya aku sih nggak kaget ya gas, memang banyak lah wanita yang ingin jadi kekasihku, tapi gayanya ituloh, kaya orang ***** gitu. untung dulu ada Mawar yang tiba tiba datang.."
"Trus ini gimna tuan.? mau dibatalin.?"
"penginnya sih aku juga batalin kerja sama dengan Pt itu Gas, tapi aku nggak enak, disana banyak karyawan yang bergantung dengan kerjasama ini. Kalau aku mutusin kerja sama ini, bagaimana nasib karyawaann disana. kamu tahu sendiri keadaan Pt Obrak Abrik gimana kan.?"
"Tapi non Melda pasti sudah tahu, tuan sekarang sudah menikah.?"
"Gini ya Gas, ini sih menurut aku, yang namanya jiwa pelakor, itu nggak peduli dengan keadaan incarannya, bagi dia, yang penting dia senang dan puas dengan alasan cinta. Sedangkan laki laki, mendapatkan makanan gratis ya pasti maulah, udah gratis, enak lagi, siapa yang ngga doyan? aku aja doyan kalau dapat gratisan yang enak."
"Tapi sepertinya non Melda bukan wanita seperti itu tuan, apa lagi dia kan juga wanita berpendidikan.?"
"Kalau dia nggak ada niat lain, kenapa dia nggak mau meeting di kantor.? maunya meeting di luar, biar apa.? apa lagi pas jam makan siang, kamu mau beritaku menyebar gara gara aku makan siang dengan perempuan lain.? gimana dengan perasaan istriku.? apalagi dia lagi hamil, kata orang perempuan hamil tuh hatinya sensitif, aku lebih baik menjaga hati istriku lah Gas, daripada menjaga jalinan kerjasama agar tetap lancar."
"Sepertinya tuan sangat mencintai non Mawar.."
"Nggak perlu di pertanyakan kalau soal itu Gas, kamu juga lihat sendirikan pas berita kecelakaan pesawat.? bagaimana terpuruknya bosmu ini..? Mawar itu ibarat berlian Gas, aku nggak mau mengotori berlianku dengan kotoran kotoran dari wanita lain.Selamanya aku akan menjaga berlianku. dan selamanya aku juga akan menjaga hati ini hanya untuk berlianku.."
"Terus ini gimana meeting nanti dengan non Melda.?"
"Tunggu kabar saja dariku lah Gas, aku mau minta pendapat istriku dulu, meski ini masalah kantor, kalau berhubungan dengan wanita, mending aku cerita ke istriku dulu.."
"Baik lah Tuan, kalau begitu saya permisi.."
Damar langsung mengambil ponselnya begitu sang asisten keluar dari kantornya.
@@@@
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!