NovelToon NovelToon

2R Rafi & Reva

2R_eps.1

Ajaran sekolah tahun baru telah di buka. Semua Siswa sangat antusias untuk masuk di hari pertama. Wajah sumringah menghiasi para siswa baru. Tahun ini juga menjadi tahun keberuntungan untuk Reva . Keinginan nya untuk sekolah di sekolahan bonafit telah terwujud.

Berkat kepintaran nya Reva berhasil mendapatkan biasiswa di sekolah itu.

"Nek..! Reva berangkat dulu ya? ", pamit Reva kepada sang nenek.

" Wah... Bajunya begitu pas di badan mu! ", ucap lastri tangannya sambil memutarkan badan Reva .

" Cocok kan nek?", tanya Reva dengan senyum yang ceria.

"Ia cocok! "

"Maafin nenek ya? Nenek gak bisa belikan kamu seragam baru. ", ucap lastri dengan sendu.

Karena keterbatasan ekonomi Lastri sang nenek tak mampu membelikan seragam yang baru. Lastri mendapatkan baju seragam bekas anak majikannya yang sudah lulus dua tahun yang lalu.

" Gak papa nek! Ini juga masih bagus seragamnya. ", sahut Reva.

" Reva berangkat dulu ya nek? Takut terlambat nanti. ", Reva mencium punggung tangan lastri.

" Hati-hati ya sayang! ", ucap lastri sambil mengelus kepala Reva.

Maafkan nenek Reva! Seandainya kedua orang tua mu masih ada. Mungkin hidup mu tak menderita seperti ini.

Lastri menyeka air matanya, dan masuk ke kamar untuk mengambil sesuatu dari dalam almari bayu nya.

Reva berangkat ke sekolah dengan menggunakan sepeda. Dengan semangat empat lima Reva mengayuh sepedanya. Jarak dari rumah ke sekolah lumayan jauh. Itu tak menyurutkan semangat Reva untuk menuntut ilmu.

Reva bernafas lega bisa sampai Sekolah lebih awal. Ia parkiran sepeda nya di halaman parkir sekolah. Dengan senyuman yang mengembang Reva berjalan menuju kelasnya.

Setelah Reva meninggalkan halaman parkir, terlihat tiga mobil sport berjalan beriringan memasuki gerbang sekolah.

"Wah.... Siapa ini yang naruh sepeda butut di sini? ", omel Rafi yang baru datang bersama geng nya.

" Masak sih sekolah elit kaya gini masih ada muridnya yang bawa sepeda pancal! ", ucap Dimas sambil menendang sepeda itu sampai terjatuh.

" Udah buang saja ke tempat sampah! ", ucap Roky dengan nada sombong.

Alhasil mereka Rafi end the gang mengangkat sepeda Reva. Rafi dan teman-temannya tertawa puas saat melihat sepeda itu sudah beralih tempat di atas pohon.

Hahaha...

" Gw ingin tau siapa yang punya sepeda butut ini! ", ucap Rafi dengan sinis.

" Kita lihat saja nanti! Pasti yang punya akan bingung mencarinya. ", sahut Roky.

" Yo'i...! ", jawab Rafi dan Dimas kompak.

Rafi anak kelas sebelas di sekolah bonafit itu. Rafi end the geng nya memiliki tampang yang rupawan, sehingga di idola kan para siswa perempuan . Apalagi di tambah embel-embel kalau mereka anak Sultan di kota tersebut. Orang tuanya Rafi memiliki perusahaan raksasa baik di dalam atau di luar negri. Begitu pula dengan kedua temannya anak dari pengusaha kaya.

Bel masuk pun berbunyi, semua siswa masuk dan mengikuti semua pelajaran.Reva mengikuti semua mata pelajaran dengan sungguh-sungguh .Hingga saatnya jam pulang pun tiba.

Kringggg....

Semua siswa berhamburan keluar kelas.

"Reva!, lu pulang naik apa? ", tanya sisil teman sebangku Reva.

" Gue naik sepeda! ", jawab nya.

" Yah... Padahal gue mau ajakin lu ke toko buku. ", kata sisil.

" Hemmm... Nanti sore gimana? ", tawar Reva.

" Kenapa harus nanti sore sih? Sekarang aja ya? ", ucap sisil yang menatap Reva dengan penuh harap.

" Sorry gue gak bisa! Gue harus bantuin nenek . Nanti setelah selesai gue janji deh bakal nemeni lu ke toko buku. ", jelas Reva sambil merangkul pundak sisil.

" Ia deh! ", jawab sisil.

" Kenapa lu gak ngajak niar dan boby saja? ", tanya Reva.

" Dia juga gak bisa. ", jawab sisil dengan bibir mengerucut.

" Hahaha... Sudah jangan manyun gitu! Nanti gw antar. ", hibur Reva.

" Oke! ", sahut sisil.

" Kalau gitu gue duluan ya ? Tuh sopir gw udah nungguin. ", pamit sisil yang mendapat anggukan kepala dari Reva.

Sisil teman baru baru Reva di kota A. Mereka saling kenal saat MOS dan berteman baik. Bahkan mereka satu kelas, itu membuat Reva merasa beruntung karana di hari pertama masuk kelas sudah ada teman yang ia kenali.

Sementara di parkiran sekolah.

" Mana sih yang punya sepeda? ", ucap Dimas.

" Nanti juga kesini anaknya!", sahut Roky.

Reva berjalan menuju parkiran, dimana ia memarkir sepedanya tadi. Reva tampak kebingungan mendapati sepedanya tidak ada di tempat.

"Perasaan tadi gw taruh di sini! Tapi kenapa bisa ilang? ", Reva bergunam sendiri.

" Lihat-lihat !",roky menunjuk ke Reva yang sedang di landa bingung.

"sejak kapan di sekolahan kita ada cewek cupu bin kampungan kaya dia. ", lanjut nya.

" Perasaan waktu MOS gak ada tuh cewek yang modelan kaya dia . ", sahut dimas.

" Cari apa coba dia kaya orang susah saja. ", timpal Rafi .

" Wah... Jangan - jangan dia lagi nyariin sepeda butut itu! ", ucap dimas.

" Bener juga tu! ", kata roky.

Rafi and the geng menunjukkan senyum devil nya.

" Woy... Lagi cari apaan? ", suara roky mengagetkan Reva, Reva pun langung balik badan.

" Emmm.... Kakak tau gak sepeda yang ada di sini ? ", tanya Reva sambil tertunduk.

" Ohh... Jadi itu sepeda mu? ", tanya dimas dengan senyum sinis. Yang mendapat anggukan dari Reva .

" Noh... Gw pindah di sono! ", ucap roky dengan menunjuk sebuah pohon .

" Disini itu bukan tempat parkir sepeda! ", timpal roky.

Arin melongo tak percaya jika kakak kelasnya yang melakukan itu semua.

" Tapi kak! Aku yang datang duluan tadi. ", ucap Reva sambil membenarkan kaca mata besar dan tebal yang bertengger di hidungnya .

" Apa kau belum tau siapa kita? ", ucap dimas yang mengitari Reva.

Reva menunduk dan meremat jari-jarinya sendiri.

" Kalau besok sepeda butut lu itu masih lu parkir di sini . Gw pastiin lu gak akan punya sepeda lagi."ucap roky.

"Paham lu? ", bentak dimas.

" Pa... Pa.. Paham kak! ", jawab Reva yang terbata karena takut. Dan secepat kilat Reva berlari menuju pohon.

Reva melepaskan tasnya kemudian ia memanjat pohon untuk menurunkan sepeda nya.

Hahaha lihat tu cewek!

Hari gini masih naik sepeda.

Haha panjat terus!

Ia... Panjat terus jangan kasih kendor

Hahaha

Dasar cewek aneh!

Reva tak memperdulikan ocehan dari siwa-siwa yang melihatnya. Dengan susah payah Reva berhasil ke atas pohon.

"Gimana ini cara nurunin nya? "

"Kalau gw jatuhkan dari sini pasti rusak. ", Reva tampak kebingungan .

Rafi and the geng tersenyum puas bisa ngerjain anak baru. Ada kepuasan tersendiri saat melihat Reva sedang dalam kesusahan.

"Cabut guys! ", ajak Rafi yang sudah ada di dalam mobil sport nya.

" Let's Go! ", seru roky dan dimas menuju mobilnya masing - masing.

Mobil sport itu berjalan iring-iringan keluar dari halaman sekolah.

" Hey... Ngapain non di atas pohon? ", seru seorang satpam.

" Pak-pak tolongin saya!"

"Bantu nurunin sepeda saya pak! ", ucap Reva.

Reva berhasil menurunkan sepedanya dengan bantuan satpam sekolah yang kebetulan lewat.

" Makasih ya pak sudah mau bantuin saya! ", kata Reva dengan sopan.

" Sama-sama non. "

"Lagian gimana ceritanya sepeda bisa di atas pohon? ", tanya satpam.

Reva hanya menggelengkan kepalanya tanpa bersuara.

" Pasti ini ulah Rafi dan geng nya itu! "

"Non harau waspada, harus hati-hati dengan Rafi dan komlottannya itu! "

"Mereka suka usilin Siwa yang lain . "

"Bahkan guru-guru tak ada yang berani menghukum Rafi and the geng nya itu. ", jelas satpam.

Mulut Reva membentuk huruf O mendengar penjelasan dari satpam. Kok bisa guru tak berani menghukum murid yang nakal. Begitu kira-kira pikir Reva.

Reva melihat jam yang ada di ponsel nya menunjukkan pukul 4.30 . Reva mengayuh sepeda dengan kencang agar bisa cepat sampai rumah. Reva gak mau membuat neneknya cemas.

2R_eps.2

Kehidupan adalah sebuah misteri ilahi. Kita gak tau apa yang akan terjadi dengan kehidupan kita. Hidup itu pilihan, mau pilih yang baik atau sebaliknya. Namun semua itu kembali ke takdir yang maha kuasa.

Sinar keemasan menghiasi langit di sore hari. Matahari sudah mulai menyembunyikan dirinya. Lastri gelisah karena sudah sore cucunya belum juga datang. Wajah khawatir nya berubah menjadi senyum yang menghangatkan, saat melihat Reva sudah tiba di rumah.

"Assallamuallaikum nek? ", ucap Reva yang langsung mencium punggung tangan Lastri.

" Waalaikumsalam! ", jawabnya.

" Kenapa pulang nya sore sekali? "

"Apa ada masalah di sekolah? ", tanya Lastri sambil memegang kedua pundak Reva .

" Tidak nek! Tadi Reva antarin temen ke toko buku. Jadi Reva pulangnya kesorean.", bohong Reva.

"Maafin Reva ya nek? Sudah buat nenek khawatir. ", Lanjut Reva sambil memeluk neneknya dengan manja.

" Ia gak papa! "

"Ayok masuk dulu! Kamu juga harus segera mandi biar seger. "

"Nenek akan siapkan makanan untuk kita. ", ucap Lastri dengan senyum yang tak pernah pudar.

" Siap nek! ", tangan Revadi tautkan ke kening nya . Seperti hormat bendera saat dirinya upacara.

Di cafe

" Hahaha... Gue penasaran kira-kira bocah itu bisa gak ya ambil sepedanya? ", ucap dimas.

" Gue rasa sih! Dia bakalan nangis kejer . ", sahut Roky.

" Sudahlah ngapain sih bahas bocah cupu itu. ", ucap Rafi .

" Bray..! Lu setuju gak kalau bocah cupu itu sebagai target kita? ", tanya Roky yang sudah punya banyak ide untuk ngerjain Reva.

" Why not! ", jawab Rafi sambil menyeruput coffee late yang ia pesan.

Mendengar jawaban dari Rafi, Dimas dan Roky bertos riya. Terutama Roky yang kegirangan, ide-ide jahilnya sudah meronta-ronta.

" Gue cabut dulu! ", ucap Rafi yang bangkit dari duduknya.

" Lu mau kemana? Masih juga jam segini. ", protes Roky.

" Nyokap gue baru datang dari LN. Gue cabut sekarang! "

"Nih buat bayar ! ", Rafi menyodorkan beberapa lembar uang kertas ke temannya.

" Thank you bray! ", ucap mereka berdua kompak.

Rafi segera meninggalkan cafe saat membaca pesan masuk dari mamanya. Rafi memacu mobilnya dengan ngebut. Rafi membelah jalanan di kota A itu yang sudah mulai gelap. Hanya terangnya lampu jalan yang bersinar.

" Ma..! ", sapa Rafi saat masuk rumah.

" Baru pulang kamu Fi? ", tanya Maya.

" Ia mah... Papa mana? ", tanya Rafi yang tidak melihat kehadiran papanya.

" Papamu masih ada urusan di sana. "

"Oh... Ya gimana dengan sekolah mu? ", tanya Maya.

" Ya... Seperti biasa ma. ", jawab Rafi.

" apa kamu masih sering bikin ulah? ", tanya Maya yang selalu tau masalah anaknya di sekolah, walaupun pihak sekolah tidak memberitahu nya.

" Hanya buat seneng-seneng doang ma! ", jawab Rafi dengan santai.

" kamu itu! jangan bikin ulah yang macem-macem dong Fi! , jangan buat malu mama! ", ucap Maya dengan lembut, karena Maya tidak akan bisa marah dengan anak semata wayangnya itu.

" Mama tenang saja! ", Rafi mencium pipi Maya secara bergantian .

" Ya udah sana mandi !, bau acem.", Maya berpura-pura menutup hidungnya.

"Terus kita makan malam. ", lanjut Maya.

Rafi langsung menuju kamarnya. Sebelum mandi Rafi melatih otot - ototnya dengan cara pus up dan mengangkat barbel mini yang beratnya sekitar 5kg . Itu selalu Rafi lakukan secara rutin agar badannya tetap terlihat maco.

Di rumah Reva

" Sini sayang kita makan dulu! ", ucap Lastri yang menggiring Reva menuju meja makan.

" Makan yang banyak sayang! ", Lastri mengambilkan nasi dan lauk di piring Reva.

Dengan lahap Reva menyantap makan malam yang sangat sederhana.

Lastri yang melihat Reva makan dengan lahap hanya tersenyum getir.

" Maaf ya sayang! Nenek cuma masak orek tempe. ", lirih Lastri.

" Gak papa nek! Tempe orek ini kan makanan kesukaan ku. ", jawab Reva dengan tersenyum.

Lastri hanya manggut - manggut dengan mata yang mulai berembun.

Semoga kalian di atas sana bisa melihat kegigihan Reva dalam menjalani hidupnya. (Batin Lastri ).

" Reva! "

"Ia nek. "

"Ada yang ingin nenek sampaikan kepada mu!"

"Apa nek? Katakan? Reva akan akan mendengarkan. "

Lastri menarik nafas dalam-dalam sebelum mengatakan hal penting.

"Sebelum ibu mu meninggal. Ibu mu menitipkan ini untuk mu. ", Lastri menyerahkan kotak kecil berwarna merah.

" Ini sudah saatnya kamu tau! "

"Ambil lah ini pemberian dari ibu mu! "

Tangan Reva terukur mengambil kotak itu dari tangan Lastri.

"Apa ini nek? "

"Nenek juga tidak tau apa isinya. Buka lah agar kamu bisa tau apa isi di dalam kotak itu! "

Dengan ragu dan tangan yang tiba-tiba gemetar, Reva membuka kotak itu secara perlahan.

"Liontin? ", ucap Reva yang memandang neneknya . Lastri yang di pandang cucunya itu hanya mengangkat kedua bahunya. Lastri memang tak pernah membuka kotak itu sebelumnya.

Tangan Reva membuka surat yang ada di dalam kotak itu.

Untuk anak ku Karmila.

Saat kamu membaca surat ini, ibu sudah berada di surga bersama ayah mu. Karmila anak ku sayang maafkan ibu yang tak bisa menemani hidup mu. Anak ku jika liontin itu sudah ada di tangan mu, maka pakai lah liontin itu. Dengan memakai liontin itu ibu berharap sahabat ibu Maya bisa menemukan mu.

Anak ku sampaikan salam ibu ke sahabat ibu, jika suatu saat nanti kalian bertemu. Sayang satu hal yang harus kamu tau ibu dan ayah sangat menyayangi mu melebihi apapun . Semoga kamu hidup bahagia bersama nenek Lastri.

Salam sayang dari ibu mu Elis

💋

Reva tak berhenti menitihkan air matanya. Ia dekap erat surat dari mendiang ibunya. Berulang kali Reva menciumi kertas bagian bawah surat itu yang ada bekas kecupan bibir dari sang ibu.

"Ibu... Reva kangen! ", ucap Reva sambil terisak. Lastri yang melihat Reva menangis mencoba untuk menangkan.

" Kamu yang sabar ya sayang! "

"Semua kehidupan pasti akan kembali ke sang Pencipta. ", Lastri mengelus punggung Reva yang bergetar.

" Doakan semoga ayah dan ibu mu tenang di alamnya. "

"Pasti mereka senang dan bangga melihatmu dari atas sana, karena mimpi mereka menyekolahkan mu di SMA NUSA BANGSA terwujud. ", ucap Lastri dengan berderai air mata.

" Reva janji... Reva akan belajar dengan giat agar ibu dan ayah bangga nek. ", ucap Reva dalam pelukan Lastri. Lastri mengangguk dan mencium pucuk kepala Reva. Setelah di rasa Reva sudah tenang Lastri melepas pelukan Reva.

" Ini titipan dari ibu! ", Lastri menyodorkan amplop warna putih.

" Apa ini nek? ", Reva menyeka matanya yang masih basah.

" Kamu antar surat ini ke alamat itu!"

"Surat ini di tujukan untuk sahabat ibu mu Maya. " Jelas Lastri.

"Baik nek! Reva akan mencari alamat ini. ", sahut Reva menurut karena itu suma adalah amanah dari ibunya.

Setelah makan selesai Reva langsung ke kamarnya untuk belajar. Selesai belajar Reva kembali membuka kotak pemberian dari ibunya itu. Ia ambil kalung liontin itu. Reva mencoba membuka liontin itu.

" Foto? ", lirih Reva.

Reva mengamati dua foto secara bergantian.

" Siapa wanita ini? "

"Apa ini sahabat ibu, yang namanya tane Maya itu? "

"Aku akan menginat-ingat wajah tante Maya ini. Supaya aku bisa menyampaikan salam ibu kepadanya. Dan semoga saja wajah tante Maya tidak berubah. ", gunam Reva yang langsung menyimpan liontin itu kedalam kotak . Reva menyimpan kotak itu di antara tumpukan baju di dalam lemarinya.

2R_eps.3

Riiiinnnggg...

Suara alarm dari jam Weker Reva terdengar begitu nyaring, sehingga mengusik mimpi indah Reva. Dengan mata terpejam tangan Reva meraih jam weker. Reva membuka sedikit matanya untuk melihat jam berapa. Dengan mata yang masih kantuk Reva berjalan menuju kamar mandi. setelah menyelesaikan ritual mandinya Reva segera keluar dari kamarnya dan sudah berpakaian seragam.

"Nek! ", sapa Reva yang sudah mengenakan seragam sekolah.

" Sarapan dulu sayang, nenek buat nasi goreng! ", ucap Lastri.

" Iya nek! ", Reva menyantap sepiring nasi goreng buatan neneknya dengan lahap.

" Kamu belum memakai liontin itu Va? ", tanya Lastri yang melihat tak ada kalung yang menghiasi leher Reva.

Reva menggelengkan kepalanya.

" Belum nek! Reva takut jika nanti hilang. ", sahut Reva.

" Ya sudah kamu simpan saja. "

"Jangan lupa nanti sepulang sekolah kamu antar surat itu. ", Lastri mengingatkan cucunya.

" Iya nek! Doakan Reva bisa secepatnya menemukan alamat rumah itu. ", ucap Reva.

" Pasti sayang! ", sahut Lastri.

" Nek nanti berangkat nya bareng Reva ya! ", ucap Reva dengan mulut yang penuh nasi goreng.

" Enggak usah sayang! nenek berangkat sendri saja! nanti kamu bisa terlambat, jarak dari rumah ke sekolah kamu kan tidak dekat. ", jelas Lastri.

" Enggak papa nek! kan satu arah juga! ", sahut Reva.

" Nenek berangkat sendiri saja ya! nenek mau ngantar bajunya bu Rurin dulu. ", jelas Lastri.

" Seharusnya nenek gak perlu ambil cucian dari tetangga! nenek kan sudah kerja di rumah bu Weni. ",ucap Reva.

" Nenek enggak papa sayang! ", sahut Lastri.

" Tapi nenek janji ya nenek gak boleh kecapekan ! ", tatih Reva.

" iya sayang! ", sahut Lastri.

Setelah menyelesaikan sarapannya Reva berpamitan. Reva berangkat ke sekolah dengan sepedanya , karena hanya itu kendaran yang ia punya. Saat hampir tiba di gedung sekolah tiba-tiba ada mobil yang mendahului Reva.

BIYURRRR...

" Aaaa.. ", Reva menjerit kesal saat terkena cipratan air yang menggenang di jalan.

Rafi melirik ke spion mobilnya. Rafi tersenyum puas melihat Reva yang setengah basah.

" Siapa sih itu orang gak lihat apa kalau ada genangan air. Gue sumpahin dia dapat karmanya nanti. ", umpat Reva yang kesal.

" Hay... Bary! ", sapa Dimas dan Roky menyambut kedatangan Rafi. Mereka bertiga bertos riya.

"Seperti nya lu lagi heppy banget? ", tanya Roky.

" Iya nih ada apa? ", timpal Dimas.

Tanpa menjawab pertanyaan dari kedua temannya , Rafi menoleh kebelakang dimana Reva sedang masuk ke halaman sekolah.

" Tuh lihat! ", ucap Rafi menunjuk Reva dengan dagunya. Kedua temannya mengikuti arah mata Rafi.

" Dia terlihat seperti kucing terjebur got! jangan bilang lu melakukan itu semua?",ucap Dimas yang melirik Rafi.

" Wah...parah sih lu! tapi oke juga tu sebagai ucapan selamat pagi.", timpal Roky yang di ikuti gelak tawa dari Dimas.

Rafi tak berniat menjawab, ia melenggang pergi dan menampilkan senyum devil nya. Kedua temannya segera menyusul langkah Rafi yang mulai menjauh.

Reva terlihat bingung ingin memarkir dimana sepedanya. Ia tak ingin kejadian kemarin menimpa dirinya lagi. Reva mendekati tukang kebun sekolah yang sedang menyapu .

"Permisi pak! ", ucap Reva .

" Ada apa neng? ", ucap tukang kebun itu.

" Emm... Saya mau tanya parkiran khusus untuk sepeda di mana ya pak? ", tanya Reva sambil celingak celinguk.

" Hahaha... Neng ini bercanda ya? "

"Mana ada neng sekolah elit seperti ini mempunyai parkiran khusus untuk sepeda. Noh neng lihat hanya ada mobil dan sepeda motor saja yang terparkir rapi. ", tukang kebun itu menunjuk ke arah parkiran yang hanya di penuhi oleh mobil dan motor saja. Reva menggaruk tengkuknya yang tak gatal.

Iya juga sih! batin Reva.

" Dimana saya bisa menaruh sepada saya pak? ", tanya Reva lagi.

" Tuh... Neng taruh saja di belang pos satpam!", tukang kebon itu menunjuk ke arah pos satpam.

"Terimakasih ya pak! ", ucap Reva deng senyum manisnya. Setelah itu Reva langsung menggiring sepeda ke belakang pos satpam.

Bel masuk pun berbunyi, semua siswa berlari masuk ke dalam kelas masing-masing. Reva mempercepat langkahnya dengan berlari kecil. Saking terburu-burunya Reva tak memperhatikan jalannya.

BRUKK..

Reva jatuh tersungkur saat kakinya sengaja di jegal oleh Dimas. Semua anak menertawakan melihat Reva jatuh . Saat Reva bangkit pandangan yang pertama ia lihat adalah wajah tampan Rafi. Kedua mata mereka saling beradu hingga beberapa detik.

"Kalau jalan itu pakai mata . ", kedua jari Rafi menunjuk mata Reva yang di hiasi kaca mata besar.

" Maaf! ", ucap Reva sambil tertunduk! Setelah mengucapkan maaf Reva melangkah menuju kelasnya.

Baru satu kaki yang melangkah Rafi menarik tangan Reva. Sehingga tubuhnya Reva terhuyung karena kaget. Tubuh Reva menempel di dada Rafi. Iris mata mereka bertemu kembali.

Deg...

Jantung Reva seakan berhenti berdetak saat melihat wajah Rafi dari jarak yang sangat dekat. Begitu pula dengan Rafi yang mendadak gugup. Dengan cepat Reva memundurkan dirinya.

Ehemm..

Rafi berdehem untuk menghilangkan rasa gugupnya.

"Bersihin sepatu gue! ", tatih Rafi sambil menunjuk sepatunya.

" Tapi kak? ", ucap Reva.

" Lihat gara-gara lu sepatu gue jadi kotor. ", lanjut Rafi.

Tak ingin lama-lama berurusan dengan kakak kelasnya , Reva mengambil posisi jongkok untuk mengelap sepatu Rafi.

Cekrek...

Reva mendongak saat suara kamera mengusiknya. Ternyata Dimas dan Roky lah yang memotret nya.

" Sudah kak! " , ucap Reva sambil berdiri.

"Pergi sono! ", Dimas mendorong Reva.

Reva lari agar tidak terlambat masuk kelas. Dan benar saja saat Reva di ambang pintu, gurunya sudah berada di belangnya.

" Tumben lu siangan datangnya? ", tanya sisil.

" Iya tadi gue ada urusan. ", sahut Reva berbohong.

Di gedung perkantoran.

" Permisi Nyonya ada tamu untuk anda! ", ucap weni.

" Suruh masuk! ", tatih Maya.

" Ada informasi apa yang kamu bawa? ", tanya Maya.

" Maaf Nyonya! Kami sudah mencari keseluruhan kota B. Tapi kami tak mendapatkan apa pun. ", jawab laki-laki itu.

Kemana lagi aku harus mencari mu Elisa?

" Pergilah! Dan tetap cari keberadaan nya! ", ucap Maya.

" Baik Nyonya! Saya permisi! ", pamit laki-laki itu.

Maya meraih ponsel nya, ia langsung menghubungi suami nya.

Maya: halo mas!

Guntur: halo sayang ada apa?

Maya: mas Guntur jadi pulang hari ini?

Guntur: tentu sayang! Ada apa? Apa kau sudah tak bisa menahan rindumu dengan suami mu ini?

Maya: mas aku serius! Orang-orang yang kita suruh untuk mencari Elis dan Bayu tidak mendapatkan hasil apapun.

Guntur: iya sayang kamu yang sabar ya ? Pasti kita akan menemukan Elis. Aku akan pulang kita bahas masalah ini saat aku sampai ya?

Maya: baiklah..! Mas hati-hati di jalan. I love you .

Guntur: l love you to sayang.

Pasangan suami istri itu masih terlihat mesra walaupun umur mekar sudah berkepala empat.

Maya meletakan ponsel nya, tangannya terulur membuka laci meja kerjanya. Maya meraih bingkai foto yang terdapat foto dirinya dan Elis .

"Elis..! Kamu di mana? "

"Kemana lagi aku harus mencari mu? "

"Elis..! Jika kamu tau keberadaan ku datanglah untuk menemui ku! ", Maya mengusap bingkai foto itu dengan meneteskan air mata. Banyangan masa remaja Maya dan Elis menari-nari di otak nya.

" Aku mempunyai banyak hutang terhadap mu Lis. "

"Saat aku bertemu dengan mu nanti aku akan bayar semuanya. ", ucap Maya yang terisak mengingat kejadian enam belas tahun yang lalu.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!