Di sebuah bar yang terletak di kota X, duduk seorang wanita yang tengah memutar-mutar gelas bir ditangannya.
Dia adalah Keyrani Theresia Putri. Seorang Mahasiswi semester 4 di sebuah Univertitas ternama di kota X. Hari ini ia harus menerima pahitnya perselingkuhan karena pacar yang selama ini dipacarinya selama 3 tahun lamanya tega berselingkuh dengan saudara tirinya sendiri.
Semua yang dimilikinya kini perlahan direbut oleh Devitaria Vernandi, saudara tirinya. Ayah, Sahabat dan bahkan Pacarnya. Semua kini telah direbutnya. Tidak ada satu pun yang tersisa untuknya kini.
Keyrani menyandarkan kepalanya di meja menatap lekat minuman yang dipegangnya. Kenangan masa lalu kembali menyeruak di pikirannya.
"Aku kesepian Ma.." lirih Keyrani pelan .
Perlahan bulir-bulir air matanya turun membasahi pipinya yang tampak merona karena bir tadi. Hingga tiba-tiba seseorang duduk di sampingnya dan menawarkan sebuah sapu tangan.
"Sepertinya benar, jika alkohol selalu dijadikan pelampiasan" Ujar pria tersebut sembari menuang bir ke dalam gelas, kemudian menyesapnya pelan
Keyrani tersenyum ketir mendengar penuturan pria tersebut "terima kasih" Ujarnya sembari menghapus air matanya menggunakan sapu tangan tersebut
Meski sedikit mabuk, Keyrani masih bisa dengan jelas melihat sosok pria yang saat ini duduk sampingnya. Wajahnya begitu rupawan dengan rahang yang terlihat tegas. Alisnya tebal ditambah bola mata yang berwarna bronze dipadukan dengan bulu mata lentik miliknya. Selain itu, aroma mintz yang tercium dari tubuhnya membuatnya begitu seksi dan menggoda.
"Mengapa gadis sepertimu berada di bar sendirian?" Tanya pria itu tiba-tiba dengan suara berat miliknya
Keyrani menghela nafasnya panjang dan meneguk habis minumannya "Aku putus dengan pacarku" Jawabnya kemudian sedikit linglung
"Jadi alasan kamu menangis disini karena putus dengan pacarmu?"
"No..no... yang membuatku bersedih karena aku tidak memiliki siapa-siapa lagi disisiku. Kamu tahu, semua orang membenciku dan membela saudara tiriku. Semuanya direbut olehnya, ayah kandungku bahkan membelanya ketimbang aku anak kandungnya sendiri. Hiks..hikss.." Ujar Keyrani yang perlahan mulai menangis kembali dan merutuki dirinya sendiri
"Sudahlah, percuma aku menceritakannya padamu. Kamu tidak akan mengerti penderitaanku ini" lanjutnya kemudian mencoba berdiri dari duduknya
"Hei.." tahan pria tersebut memegang tangan Keyrani berusaha membantunya berdiri yang terlihat sempoyongan.
Karena sudah terlalu mabuk, Pria itu membawa Keyrani menuntunnya keluar dari bar sembari menahan tubuhnya agar tidak terjatuh.
"Dimana alamatmu?" Tanya Pria itu
"Aku ti..dak ingin pu..lang" Jawab Keyrani sedikit terbata. Hingga sepersekian detik kemudian Ia tiba-tiba berlari meninggalkan Pria itu sembari berteriak kegirangan layaknya seseorang yang kehilangan akal sehat... hihi
Pria itu menggeleng kepalanya dan memukul jidatnya bingung dengan kelakuan gadis yang ditemuinya ini. Beberapa menit yang lalu ia menangis tersedu-sedu dan kini ia tengah berlari kegirangan di jalanan. Entah apa yang akan dipikirkan oleh orang-orang yang melihatnya sekarang.
Dengan segera, ia berlari mencari Keyrani yang kini entah hilang kemana larinya. Pandangannya sibuk mencari kesana-kemari namun tak kunjung mendapatinya. Hingga tiba-tiba ia mendengar suara orang yang tertidur dan benar saja, gadis itu kini berada di sebuah tumpukan sampah tengah tertidur begitu pulasnya.
Pria itu menghela nafasnya panjang kemudian meraih tubuh Keyrani dan menggendongnya menuju mobilnya.
"Kamu sungguh beruntung bertemu denganku" Ujar pria itu sembari memasukkan Keyrani di kursi belakang mobilnya. Dengan segera ia mengemudikan mobilnya menuju ke sebuah hotel terdekat.
Tak berselang lama keduanya tiba di hotel. Pria itu kembali mengangkat tubuh Keyrani menuju kamar yang baru saja dipesannya dan membaringkannya di kasur.
"Aku Ha..us" Ujar Keyrani tiba-tiba
Dengan sigap, pria itu memberinya air. Namun tanpa sengaja Keyrani memuntahkannya dan tepat mengenai badan pria tersebut.
Untuk kedua kalinya ia menghela nafasnya karena tingkah gadis yang ada dihadapannya ini. Dengan terpaksa ia masuk ke kamar mandi dan membersihkan dirinya. Desiran air yang mengalir perlahan memenuhi ruangan tersebut.
Hingga tak berselang lama kemudian, pria tersebut keluar dari kamar mandi menampilkan dirinya yang hanya dibaluti sehelai handuk saja, memperlihatkan perutnya yang berotot dan terlihat begitu seksi.
Pria itu menghampiri Keyrani yang kini mulai tertidur dengan pulasnya. Kemudian berbalik mengambil pakaian dan mengenakannya kembali. Tak lupa pria itu menulis sebuah pesan di kertas yang ada di meja. Kemudian menatap wajah Keyrani dengan lekat. Hingga sepersekian detik kemudian, ia meraih wajah Keyrani dan mengecup pelan jidatnya sebelum akhirnya ia pergi meninggalkan Keyrani di ruangan tersebut.
"Kita akan bertemu kembali _Ray" tulis pria itu di kertas tersebut
Keesokan paginya Keyrani perlahan membuka matanya yang terasa begitu berat ditambah dengan kepalanya yang terasa sakit karena mabuk semalam. Sorot matanya memperhatikan seisi ruangan dan terperanjak kaget saat kesadarannya perlahan kembali karena kini ia berada di sebuah ruangan yang asing baginya.
"Bagaimana bisa aku disini?" Heran Keyrani sembari memijit pelipisnya mencoba mengingat kembali kejadian semalam
"Mengapa aku tidak mengingat wajahnya" Ujar Keyrani frustasi dan mengacak-acak rambutnya hingga pandangannya tertuju pada sebuah kertas yang ada di meja.
"Kita akan bertemu kembali. Ray?" Bacanya
Tak ingin berlama-lama memikirkannya, Keyrani segera bangkit dan berjalan menuju kamar mandi untuk memperbaiki penampilannya yang terlihat begitu berantakan dan bau..🙊
...***...
Keyrani yang baru saja tiba di rumah, menghentikan langkahnya saat tiba-tiba ayahnya datang menghampirinya diikuti oleh Devi, saudara tirinya yang kini memperlihat senyum licik penuh kemenangan.
"Dari mana saja kamu? semalaman tidak pulang ke rumah" Tegur ayah Keyrani
"Rumah teman" jawab Keyrani mencoba mencari alasan
"Teman yang mana? Kemarin aku menghubungi Lisa dan dia tidak sedang bersamamu. Jadi teman mana yang kamu maksud?" Sela Devi membuat ayahnya semakin emosi
Selama ini, Keyrani jarang bergaul dengan teman sesama mahasiswanya. Satu-satunya yang dekat dengannya adalah Lisa. Dan kini Lisa justru menjauh darinya dan dekat dengan Devi.
"Aku tidak punya kewajiban menjawab pertanyaanmu itu"
"Keyrani" bentak Ayah Keyrani. Tangannya terangkat naik menampar pipi Keyrani "Ayah tidak pernah mengajarkanmu seperti ini" ujarnya menunjuk ke arah Keyrani
"Tampar Pa.. Tampar sepuasnya. Memangnya sejak kapan Papa peduli denganku, bukankah selama ini Papa hanya mempedulikannya saja" Keyrani balik membentak ayahnya dengan wajah yang kini perlahan mulai memerah. Sorot matanya menatap tajam ke arah Ayahnya.
"Mengapa kamu tidak menangis?" Tanya Ayahnya memperhatikan mata Keyrani yang tanpa sedikit pun menunjukkan air mata didalamnya
"Karena hatiku sudah mati dan Aku tidak ingin membuang-buang air mata ku yang berharga ini hanya untuk menangisi sesuatu yang tidak berarti" Ujar Keyrani kesal kemudian pergi meninggalkan Ayahnya yang kini mematung di tempatnya sedikit tertegun mendengar kata-katanya barusan.
You can call me monster...🎶
Seperti biasa Keyrani memulai paginya dengan memutar lagu kesukaannya dimana dia merupakan penggemar idol Kpop khususnya boyband Exo yang saat ini tengah booming-boomingnya di kalangan para remaja.
Mendengarkan lagu kpop menjadi kebiasaannya akhir-akhir ini terutama saat dirinya mengendarai mobil. Wajah tampan nan rupawan yang dimiliki para idol kpop membuat perhatian Keyrani teralihkan dari para laki-laki breng** yang ada disekitarnya.
Perlahan jalanan yang dilalui Keyrani semakin padat mengingat sekarang sudah jam 8 pagi yang mana lalu lintas tengah macet-macetnya. Sesekali ia mencoba masuk di sela-sela mobil lainnya jika mendapat kesempatan.
Tak berselang lama, mobil yang dikendarai Keyrani perlahan memasuki gerbang kampus dan melaju menuju parkiran.
Sesampainya di parkiran, Keyrani keluar dari mobil sembari menenteng tas dan bukunya. Selama diperjalanan menuju kelas. Samar-samar ia mendengar mahasiswa lain tengah membahas dosen baru yang katanya merupakan salah satu dosen terbaik dan termuda di negara ini.
Dalam waktu singkat menyelesaikan dua master sekaligus di salah satu universitas terbaik di Amerika. Dan bahkan lulus dengan nilai sempurna di setiap mata kuliah dan menjadi lulusan terbaik di universitas tersebut.
Keyrani memasuki kelas yang kini mulai ramai oleh mahasiswa lainnya. Ia berjalan menuju ke sebuah kursi yang berada di pojok dekat jendela, tempat biasanya dia berada.
Tak berselang lama, seorang pria masuk ke dalam kelas sembari menenteng sebuah buku ditangannya.
Diam. Itulah yang terjadi saat ini. Semua mahasiswa terdiam. Pria yang saat ini berdiri dihadapan mereka terlihat begitu dingin dan kaku. Namun di sisi lain, wajahnya begitu tampan dan rupawan. Garis rahangnya terlihat begitu jelas dan tegas. Bola matanya berwarna bronze dengan bulu mata lentik. Benar-benar tampan.
Berbeda dengan para idol yang terlihat tampan sekaligus cantik. Pria ini justru terlihat begitu tampan dan rupawan sekaligus seksi. Keduanya sama namun memiliki aura yang berbeda.
"Selamat pagi" sapa pria tersebut yang kemudian dibalas serentak oleh para mahasiswa
"Sepertinya kalian sudah mendengarnya. Mulai hari ini, saya akan menjadi dosen kalian. Nama saya Raymon Parveen Thesman. Kalian bisa memanggil saya Ray" Ujar pria tersebut tegas dengan suara bariton miliknya
"Ray" lirih Keyrani mengingat kembali nama yang tertulis di kertas tersebut
Keyrani menyipitkan matanya, menatap lekat pria yang saat ini berdiri di depan "mengapa suaranya terdengar tidak asing ditelingaku" heran Key kembali mengingat kejadian yang terjadi malam itu
"Kamu.." teriak Keyrani tiba-tiba membuat seisi kelas termasuk Ray menatap bingung kearahnya yang saat ini berdiri dan menunjuk ke arah Ray yang kini mengerutkan keningnya bingung dengan Keyrani yang tiba-tiba saja berteriak ke arahnya
Sadar tengah menjadi pusat perhatian, Keyrani menutup mulutnya "Maaf Pak, tadi ada kecoa di kaki saya" Ujar Keyrani menunduk mencoba mencari alasan kemudian kembali duduk di tempatnya, meski dengan alasan yang benar-benar tidak masuk akal itu
"Bukankah dia pria malam itu" batin Keyrani mencoba mengingat kembali kejadian tersebut.
Perlahan ingatannya mulai kembali termasuk saat dirinya berlari dan tertidur di tempat sampah hingga saat ia muntah tepat di badan pria tersebut. Berulang kali ia mengutuk dirinya sendiri karena sikap bodohnya di depan orang yang tidak dikenalnya dan lagi kini orang tersebut tengah berdiri di depannya dan mengaku sebagai dosen baru.
"Dasar bodoh" lirih Keyrani pelan merutuki dirinya sendiri
...***...
Setelah berkutak dengan buku seharian, Keyrani berjalan keluar kelas dan menuju ke parkiran berniat untuk pulang. Hingga pandangannya tiba-tiba terhenti pada sosok pria yang saat ini juga tengah berada di parkiran.
Segera ia berbelok dan menghampiri pria tersebut yang tak lain adalah Ray, Dosen barunya.
"Heumm... Pak Ray?" Sapa Keyrani memberanikan diri
"Ya" jawabnya singkat masih dengan wajah kaku dan dinginnya
"Tolong maaf kan saya" ujar Keyrani sedikit membungkuk "saya benar-benar tidak sadar dengan tindakan saya malam itu" lanjutnya masih dengan posisi membungkuk
"Traktir saya makan"
"Ya?" Heran Keyrani menatap ke arah Ray
"Bukankah kamu ingin meminta maaf, jadi traktir saya makan dan saya akan melupakan kejadian tersebut"
"Baiklah. Sesuai permintaan, Pak Ray"
"Dan satu hal lagi, berhenti memanggil ku dengan sebutan Pak saat kita berada di luar" Tambah Ray yang hanya diangguki oleh Keyrani
"Dimana aku harus mentraktirmu, Ray?" Tanya Keyrani sedikit canggung
"Berikan nomor kamu" pinta Ray menyerahkan ponselnya membuat Keyrani menatap bingung ke arahnya "Aku ada urusan hari ini, jadi berikan nomor kamu agar aku bisa menghubungimu saat aku sedang senggang"
"Oh.." dengan segera Keyrani meraih ponsel tersebut dan mengetikkan nomor teleponnya "sudah" ujarnya kemudian menyerahkannya kembali
Ray meraih ponselnya kemudian masuk ke dalam mobil. Dan melajukan mobilnya meninggalkan Keyrani yang masih berdiri di tempatnya.
"Ada apa dengannya? Mengapa wajahnya terlihat begitu kaku, datar dan dingin" keluh Keyrani kemudian berniat kembali menuju tempat mobilnya berada
Namun belum sempat ia melangkahkan kakinya, ia dihentikan oleh sebuah suara yang tak asing dan sangat dibenci olehnya.
"Kamu dicampakkan olehku dan kini kamu berusaha mencari perhatian dosen baru itu" Ujar Jason yang merupakan mantan pacar Keyrani
"Bukan urusanmu" tekan Keyrani mencoba pergi sebelum dirinya emosi
"Dasar perempuan jal*** yang tidak punya malu. Benar-benar mirip dengan Ibunya" sela Devi tiba-tiba
Keyrani yang mendengar penuturan Devi sontak kaget dan berbalik menampar wajah Devi "silahkan hina aku sepuasmu, tapi jangan pernah sekali pun kamu menghina ibu aku" kesal Keyrani menunjuk tepat di wajah Devi yang saat ini memegang pipinya yang perlahan terlihat memerah
"Berani sekali kamu menamparku" teriak Devi kesal tidak terima dan berniat membalas namun segera tertahan oleh Keyrani
"Sebaiknya jaga baik-baik mulut jal*** kamu ini sebelum aku membuatnya tidak bisa berbicara lagi" ancam Keyrani kemudian menghempaskan tangan Devi
"Tunggu pembalasanku" geram Devi mengelus pipinya yang perlahan terasa nyeri sembari memperhatikan kepergian Keyrani dengan tangan yang sudah mengepal
Sementara itu, Keyrani yang saat ini tiba di mobil. Segera melajukan mobilnya meninggalkan parkiran. Memcoba menghela nafasnya beberapa kali untuk meredakan emosinya.
Mobilnya melaju memasuki sebuah kediaman yang tampak sudah lama kosong, namun tetap terawat dengan baik. Ini adalah rumah peninggalan ibunya satu-satunya. Kerap kali Keyrani merasa sedih, ia akan menghabiskan waktunya di rumah ini. Mengingat kembali semua kenangannya bersama dengan ibunya termasuk sahabat masa kecilnya yang kini menghilang entah kemana.
Keyrani duduk di bangku depan rumah dengan sebuah bingkai foto di tanganya yang merupakan foto ibu kandungnya. Ia mengusapnya perlahan mencoba membersihkannya dari debu.
"Ma, anakmu sendiri. Papa sudah tidak perduli lagi denganku" lirih Keyrani pelan kemudian meneteskan air mata sembari memeluk foto ibunya dengan erat
"Maaa..." teriak Keyrani terbangun dari tidurnya
Dengan nafas yang tersengal-sengal. Keyrani berusaha mengusap keringat yang sedari tadi mengucur di wajahnya. Kemudian meraih air yang ada di atas meja dekat tempat tidurnya dan menenggaknya dalam satu kali teguk. Kemudian perlahan memperbaiki pernafasannya.
Sejak kecelakaan yang menewaskan Ibunya 11 tahun yang lalu, Keyrani perlahan mulai bermimpi buruk setiap harinya. Meski begitu, Keyrani tetap merasa bersyukur dan mencoba menerima. Karena hanya lewat mimpi ini, ia baru bisa bertemu dengan ibunya. Ibu yang selama ini ia rindukan.
Ting...
Sebuah pesan tiba-tiba masuk di ponselnya. Segera ia meraih ponselnya dan mengeceknya. Terdapat sebuah pesan dari nomor yang tidak ia kenali.
"Traktir aku sekarang juga" Baca Keyrani
Hanya dengan membaca pesan ini, Keyrani langsung tahu bahwa pesan ini berasal dari dosennya, Ray.
"Dimana kita akan bertemu?" Balas Keyrani
"Kirim alamatmu, biar aku menjemputmu" Balas Ray
"Share location" balas Keyrani mengirimkan alamatnya lewat maps karena hari ini ia terlalu malas untuk menyetir setelah mengalami mimpi tersebut
Setelah mengirim lokasinya, Keyrani menghentikan obrolannya dan segera bersiap. Keyrani memilih berpakaian casual dengan memadukan t-shirt dan celana kulot hitam miliknya dengan tambahan sepatu kets. Sedikit sederhana namun terlihat begitu elegan dan modern.
Tak berselang lama, mobil yang dikendarai oleh Ray tiba di depan rumah Keyrani. Dimana saat ini, ia tengah berada di rumah Ibunya karena terlalu malas untuk pulang ke rumah setelah perdebatannya dengan Devi di kampus.
"Kamu tinggal disini?" Tanya Ray bingung memperhatikan sekitar rumah yang tampak tidak terawat khususnya jalan menuju rumah tersebut yang hanya ada tumbuhan saja
"Tidak, ini rumah Ibuku. Aku hanya berkunjung kemarin. Sedikit bernoslagia" jawab Keyrani
"Hm.. Ayo masuk" pinta Ray kemudian memasuki mobil diikuti oleh Keyrani
Setwlah keduanya berada didalam mobil. Ray melajukan mobilnya pelan karena jalan masuk yang sedikit berbatu. Setelah tiba di jalan raya, Ray perlahan menambah kecepatan mobilnya.
"Ada yang tidak kamu suka?" Tanya Keyrani sebelum menentukan tempat tujuan mereka
"Ikan. Aku tidak suka dengan tulangnya" jawab Ray singkat
Keyrani terdiam sejenak "kamu mengingatkanku dengan seseorang yang kukenal dulu" lirih Keyrani menatap ke arah luar jendela mobil
"Dulu?" Ujar Ray mengerutkan dahinya
"Hanya teman masa kecil" Jawab Keyrani sembari menghela nafasnya pelan kemudian menekan sebuah alamat di maps "kesini saja, ini tempat makan favoriteku"
Tak berselang lama, mobil yang dikendarai keduanya tiba di sebuah rumah makan yang terlihat sederhana namun sedikit unik dengan beberapa interior khas.
Keduanya keluar dari mobil dan masuk ke dalam kemudian duduk di sebuah meja yang terletak di bagian pojok ruangan. Sebelum duduk, Keyrani menghampiri seorang pelayan disana dan memberitahu pesanan mereka.
"Kamu sering kesini?"
"Cukup sering. Meski terlihat begitu sederhana, tapi makanan disini benar-benar sangat enak dan juga kamu orang pertama yang aku ajak kesini"
"Orang pertama? Bagaimana dengan mantan pacarmu?"
Keyrani tertawa kecut "Aku fikir dia tidak suka dengan tempat seperti ini. Jadi aku tidak pernah mengajaknya" ujar Keyrani santai
"Bagaimana denganku? Menurutmu aku menyukainya?" Tanya Ray membuat Keyrani membulatkan mata tidak percaya dengan pendengarannya saat ini
"Kamu tidak suka?"
"Hmm. Tidak juga. Aku akan mencoba percaya dengan pilihanmu" Jawab Ray
Tak berselang lama, seorang pelayan menghampiri mereka sembari membawa makanan pesanan mereka. Keduanya menghentikan pembicaraan dan menikmati makanan masing-masing.
"Perutku serasa akan meledak sekarang" ujar Keyrani memegang perutnya yang kini membesar karena makan berlebih
"Tubuhmu sekecil itu, tapi mengapa makanmu begitu banyak" Ujar Ray tertawa mengejek nafsu makan Keyrani yang begitu besar
"Hei.. dimana wajah dingin dan kaku yang kamu tunjukkan di kampus" kata Keyrani mendekatkan wajahnya memperhatikan Ray yang saat ini menertawainya
Ray hanya mengangkat kedua bahunya tidak berniat menjawab pertanyaan Keyrani.
Tanpa berlama-lama lagi, keduanya kemudian segera keluar dari rumah makan tersebut setelah Keyrani membayar. Keduanya kemudian masuk ke mobil dan pergi meninggalkan rumah makan tersebut.
Tak berselang lama, Mobil yang dikendarai Ray tiba di rumah Ibu Keyrani. Ray berpaling ke arah Keyrani yang ternyata tengah tertidur di dekatnya. Tanganya terangkat naik, memperbaiki rambut yang menghalangi wajah Keyrani. Sudut bibirnya naik memperlihatkan sebuah senyuman di wajahnya.
"Bersabarlah sebentar lagi, hingga aku berhasil membalas mereka" lirih Ray pelan sembari menatap penuh arti ke arah Keyrani
Perlahan Keyrani membuka matanya dan segera tersadar dari tidurnya "Mengapa kamu tidak membangunkanku"
"Bukankah sekarang kamu sudah bangun"
Keyrani hanya mengangkat bahunya kemudian turun dari mobil.
"Kamu tidak pergi?" Tanya Keyrani heran saat Ray juga turun dari mobilnya
"Aku lelah karena menyetir. Biarkan aku tinggal beberapa saat" Jawab Ray
Keyrani tersenyum "Berhenti mencari alasan, jarak dari rumah makan ke sini cukup dekat"
Ray menghela nafasnya pasrah karena alasannya untuk tinggal lebih lama kini diketahui gadis di hadapannya ini.
"Kamu sudah tahu, jadi aku tidak akan sungkan lagi" ujar Ray kemudian berjalan memasuki rumah dengan santai
Begitu pun dengan Keyrani yang hanya bisa pasrah mengikuti Ray dari belakang.
"Aku cuma punya air putih di rumah ini, jadi jangan protes" ujar Keyrani menaruh grlas berisikan air putih di meja
"Tidak masalah" jawab Ray tidak perduli dan memilih berkeliling memperhatikan sekitar rumah yang sebenarnya sudah tidak asing lagi baginya
Tangan Ray naik meraih sebuah bingkai foto yang terpajang di dinding ruang tamu. Kenangan masa lalu kembali menyeruak di fikirannya. Tangannya dengan lembut mengusap foto tersebut.
"Dia ibuku" sela Kekyrani membuyarkan lamunan Ray
"Apa yang terjadi dengannya?" Tanya Ray sedikit penasaran
"11 tahun yang lalu, aku mengalami kecelakaan dengan ibuku. Dan tragisnya Ibuku meninggal saat berusaha menyelamatkanku" Jawab Keyrani dengan nada sedih
"Bahkan hingga saat ini, aku masih sering memimpikan kejadian tersebut" tambah Keyrani kemudian berdiri hendak meraih bingkai foto ditangan Ray namun tiba-tiba saja kakinya terhalang meja sehingga membuatnya terjatuh menimpa Ray.
Kini keduanya berbaring di lantai, dengan posisi Keyrani yang saat ini menindih Ray. Sorot mata keduanya bertemu, hingga sepersekian detik kemudian Keyrani tersadar dan segera berusaha bangun dari posisinya.
Namun belum sempat Keyrani bangun, pandangannya tiba-tiba berhenti pada sebuah kalung yang tampak tidak asing tengah bertengger di leher Ray. Tangannya yang tadinya digunakan bertumpu kini perlahan menuju kalung Ray.
Dengan sigap Ray menahan tangan Keyrani dan membantunya memperbaiki posisinya kembali. Kedunya lantas memperbaiki pakaian mereka mencoba mengalihkan dari suasana yang kini terasa canggung
"Hmn.. sepertinya aku harus segera kembali" Ujar Ray kemudian meraih kunci mobilnya di meja dan segera pergi meninggalkan Keyrani.
Sementara Keyrani masih berdiri di tempatnya. Terlihat bingung dan sedikit penasaran "mungkin aku salah lihat. Bagaimana mungkin itu sama" ujar Keyrani menghentikan semua prasangka yang ada di fikirannya saat ini.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!