NovelToon NovelToon

Kesayangan Sang Mafia

Hidupku sehari-harinya

Isabella putri
Isabella putri
He!
Isabella putri
Isabella putri
Bianca, kamu harusnya sadar akan posisi dirimu. Kamu hanya seorang anak yang tak diinginkan orangtua, Apa kamu pikir dengan kamu menangis seperti itu pintu hati kedua orangtua mu, akan terbuka?
Isabella putri
Isabella putri
sungguh konyol!
Isabella putri
Isabella putri
sejak, kecil kamu sudah dicampakkan
Isabella putri
Isabella putri
*senyum sinis
Bianca Arise
Bianca Arise
Kak Isabel, aku mohon bilang sama Papa Mama. Bianca ingin bertemu *menangis
Dia, adalah Bianca. Gadis berusia 18 tahun itu baru saja duduk dibangku kls 2 SMA
sejak, kecil. Bianca selalu dikucilkan, Orangtuanya tak menyukai Bianca sebab Bianca adalah perempuan sedang Papa dan Mama Bianca, menginginkan seorang anak laki-laki
Hingga sampai hari ini Ibu Bianca tak kunjung hamil lagi sehingga tak bisa memberikan anak laki-laki untuk suami. Oleh sebab itu Mereka, membenci Bianca.
Isabella sendiri adalah keponakan Papa dan Mama Bianca. Isabella sudah tinggal lama semenjak kematian orangtua. Akan tetapi Dia begitu dimanja tak seperti Bianca
Isabella sendiri memiliki wajah yang menawan tak seperti Bianca yang memiliki wajah pas-pasan
Bianca, menatap punggung Isabella yang kian menjauh. Dia sungguh menginginkan kasih sayang
Bianca Arise
Bianca Arise
oh, Tuhan. Tak pantas'kah aku, bahagia?
Bianca Arise
Bianca Arise
*menengadah kelangit kamar
Bianca Arise
Bianca Arise
Aku bosan dengan ini semua. Tak ada seorang pun yang bersedia memberikan kehangatan sebuah keluarga, Aku iri pada mereka yang bisa tertawa lepas dengan orang-orang yang mereka sayangi. Salah'kah aku terlahir sebagi wanita? salah kah aku terlahir dengan wajah pas-pasan.
Bianca Arise
Bianca Arise
*menangis
Bianca tak sadar jika ada seorang yang mendengar perkataan dirinya dari belakang dia, adalah pembantunya Sena
Sena
Sena
[Nona muda, selalu menangis, Ya. Tuhan Aku mohon berikan ketabahan dan kesabaran untuk Nona Bianca. Dia tak salah tapi dia harus menanggung semua ini]
Sena
Sena
Nona. *mengetuk pintu seraya masuk kedalam
Bianca Arise
Bianca Arise
ya,
Sena
Sena
Ini Makan malamnya*menaruh Nampan
Bianca Arise
Bianca Arise
Baik, kamu boleh pergi
Sena
Sena
*pergi
Bianca Arise
Bianca Arise
*Makan dengan tak nafsu
Ruan makan keluarga Arise
Mama Bianca*Viona
Mama Bianca*Viona
Isabella, dimana Bianca?
Isabella putri
Isabella putri
kakak ada dikamar. Sepertinya dia, lelah Apa, perlu Aku panggil Bibi?
Mama Bianca*Viona
Mama Bianca*Viona
Tidak usah. Sena, pasti sudah mengantar sendiri, lebih baik kamu makan Isabella besok'kan kamu akan kesekolah
Isabella putri
Isabella putri
Iya
Isabella putri
Isabella putri
oh, iya. Dimana Paman?
Mama Bianca*Viona
Mama Bianca*Viona
bekerja!
Setelah makan malam kedua insan itu bergegas kekamar masing-masing.
sedangkan dikamar Bianca
Bianca Arise
Bianca Arise
*baru selesai makan
Bianca Arise
Bianca Arise
[besok sekolah, Aku benar-benar malas. Aku takut mereka mengejek ku huft, kapan mereka berhenti menindasku?]
Bianca Arise
Bianca Arise
*berbaring dikasur dengan mata terpejam
Sena
Sena
Nona, apa sudah tidur?*mengintip
Sena
Sena
*berjalan masuk seraya mengambil piring berserta nampan yang berisi gelas
Sena
Sena
*menyelimuti Bianca
Sena
Sena
Selamat malam Nona. Mimpi indah*pergi
Bianca Arise
Bianca Arise
*membuka mata
Bianca Arise
Bianca Arise
Hanya dia saja yang baik padaku*gumam
Bianca Arise
Bianca Arise
*kembali tidur
05.13 AM.
Bianca Arise
Bianca Arise
*melipat selimut
Bianca Arise
Bianca Arise
Kemarin aku, lupa lagi mengerjakan tugas karena Isabel
Bianca Arise
Bianca Arise
ya sudahlah, mumpung masih ada waktu aku kerjakan saja.
Setelah beberapa menit akhirnya tugas Bianca pun selesai. Dia buru-buru mengambil seragam khas SMA Glory School.
Bianca Arise
Bianca Arise
*Masuk kedalam kamar mandi
setelah mandi Bianca turun kebawah untuk sarapan
Bianca Arise
Bianca Arise
*melewati Papa dan Mamanya kemudian pergi kearah Dapur
Bianca Arise
Bianca Arise
*membuka kulkas seraya mengambil Roti dan susu
Bianca Arise
Bianca Arise
Aku, pergi*sopan
Isabella putri
Isabella putri
[Hush, pergi sana. Semakin lama kamu disini semakin memuakkan]
Mama Bianca*Viona
Mama Bianca*Viona
*tak merespon
Papa Bianca
Papa Bianca
Ya.
Bianca Arise
Bianca Arise
*pergi
Bianca Arise
Bianca Arise
Seperti biasa Dingin seperti es*gumam
Bianca pergi sekolah dengan diantar sopir
Walau dia, diacuhkan. Tapi, Papa dan Mama Bianca tetap membutuhi kehidupan sehari-hari Bianca tanpa tau itu yang dibutuhkan bianka atau tidak
Bianca, sampai disekolah Tepat pukul 07.30
Masuk kedalam lapangan sekolah Bianca, tak sengaja bertemu dengan seseorang dari kls
Mona Amelia Viandra
Mona Amelia Viandra
Yo, Bianca*senyum sinis
Bianca Arise
Bianca Arise
*Tak merespon
Mona Amelia Viandra
Mona Amelia Viandra
cih, sombong sekali.
Mona Amelia Viandra
Mona Amelia Viandra
*mencegat tangan Bianca
Bianca Arise
Bianca Arise
Apa, Maumu?!
Mona Amelia Viandra
Mona Amelia Viandra
Kemarin, Aku lupa mengerjakan tugas bisa kamu bantu aku mengerjakannya?
Bianca Arise
Bianca Arise
Maaf Aku, sibuk!
Bianca Arise
Bianca Arise
Cari orang lain yang bisa kau jadikan babu
Mona Amelia Viandra
Mona Amelia Viandra
Halah, sebentar saja Toh kamu'kan pintar
Bianca Arise
Bianca Arise
*menghempas tangan Mona hingga terjatuh
Mona Amelia Viandra
Mona Amelia Viandra
Akh, Apa yang kau lakukan
Mona Amelia Viandra
Mona Amelia Viandra
Brengsek! Wanita sialan. Kamu pikir kamu siapa? hanya Wanita tak tau diri yang tidak tau dari mana asalnya. Apa kamu sudah bosan hidup hingga memperlakukan nona kedua keluarga Viandra seperti ini?
Mona Amelia Viandra
Mona Amelia Viandra
Biadap!
Bianca Arise
Bianca Arise
*terdiam
Bianca Arise
Bianca Arise
[Apa yang salah? Aku, hanya membela diriku]
Bianca Arise
Bianca Arise
Memang kenapa jika Aku orang miskin? Setidaknya Aku punya harga diri tak seperti Nona Mona yang menghalangi jalan orang lain demi sebuah Pr. Tidakkah Kamu Malu?
Bianca Arise
Bianca Arise
[Ya, Aku miskin. Miskin akan kasih sayang]
Mona Amelia Viandra
Mona Amelia Viandra
Brengsek!
Mona Amelia Viandra
Mona Amelia Viandra
Aku akan membalas penghinaan ini nanti*malu karena diperhatikan orang lain kemudian pergi
Bianca Arise
Bianca Arise
*pergi ke kelas
Saat Bianca melangkah memasuki ruang kelas bisik-bisik itu kembali terdengar. Mereka sedang membicarakan tindakan Bianca dilapangan
Bianca Arise
Bianca Arise
[Gosip cepat menyebar]
Bianca Arise
Bianca Arise
*duduk dibangku kemudian membuka buku sebab bel sekolah telah berbunyi
Bianca Arise
Bianca Arise
[Duniaku benar-benar membosankan tak ada sesuatu yang menarik. Aku cupu sehingga aku selalu membiarkan orang lain membicarakan dan menindasku sesuka hati]
Bianca Arise
Bianca Arise
Miris!

Bianca tersesat

Bianca Arise
Bianca Arise
Bu*berdiri
Bu Guru
Bu Guru
ya, Bianca?
Bianca Arise
Bianca Arise
Saya permisi kekamar mandi sebentar
Bu Guru
Bu Guru
silahkan, jangan terlalu lama
Bianca Arise
Bianca Arise
baik!
Bianca Arise
Bianca Arise
*pergi
Mona Amelia Viandra
Mona Amelia Viandra
Mau, kemana Tuh Anak?* gumam
Mona Amelia Viandra
Mona Amelia Viandra
[ikutin ah.]
Mona Amelia Viandra
Mona Amelia Viandra
Bu.
Bu Guru
Bu Guru
ya, Mona?
Mona Amelia Viandra
Mona Amelia Viandra
Saya juga permisi soalnya udah kebelet
Bu Guru
Bu Guru
yasudah*menghela nafas
Mona Amelia Viandra
Mona Amelia Viandra
*pergi
Bianca Arise
Bianca Arise
*berjalan berlawan arah dari Kamar mandi
Mona Amelia Viandra
Mona Amelia Viandra
[Nah, kan. Aneh tuh anak liat aja aku bakal balas perbuatanmu tadi]
Mona Amelia Viandra
Mona Amelia Viandra
*mengikuti
Taman belakang?
Bianca Arise
Bianca Arise
*berhenti disebelah meja
Bianca Arise
Bianca Arise
*menunduk
Bianca Arise
Bianca Arise
Kamu kenapa mengikutiku?* berbalik
Mona Amelia Viandra
Mona Amelia Viandra
aelah, ketahuan
Mona Amelia Viandra
Mona Amelia Viandra
heran aja ngapain kamu disitu? bolos ya!
Bianca Arise
Bianca Arise
*menggeleng
Bianca Arise
Bianca Arise
Aku, ingin bertemu seseorang. Dia kakak sepupuku, tepat disini, Kalau begitu kamu pergi saja*datar
Mona Amelia Viandra
Mona Amelia Viandra
ck
Mona Amelia Viandra
Mona Amelia Viandra
Aku, bakal laporin kamu keguru karena bohongin guru! Kamu, bilang ketoilet nyatanya malah ketaman*marah
Bianca Arise
Bianca Arise
oh, berarti kamu juga akan kulaporin sebab kamu juga ijin ketoilet tapi perginya kesini
Mona Amelia Viandra
Mona Amelia Viandra
itu...
Mona Amelia Viandra
Mona Amelia Viandra
Akh!
Mona Amelia Viandra
Mona Amelia Viandra
pokoknya aku bakal kasih tahu!. Anggap saja ini balas dendam!
Bianca Arise
Bianca Arise
*menahan tangan Mona yang hendak pergi
Bianca Arise
Bianca Arise
Jangan beritahu
Mona Amelia Viandra
Mona Amelia Viandra
[kenapa, dengan anak ini? hari ini bersikap aneh]
Mona Amelia Viandra
Mona Amelia Viandra
Jangan sok, dekat.
Mona Amelia Viandra
Mona Amelia Viandra
*pergi
Bianca Arise
Bianca Arise
*terduduk
Bianca Arise
Bianca Arise
sakit.
Bianca Arise
Bianca Arise
Kepalaku sangat sakit, Ada apa ini?
Bianca Arise
Bianca Arise
Mona tolong Aku!
Mona Amelia Viandra
Mona Amelia Viandra
*berhenti seraya menoleh
Mona Amelia Viandra
Mona Amelia Viandra
Ada apa dengan--* terpotong
Mona Amelia Viandra
Mona Amelia Viandra
Woii
Mona Amelia Viandra
Mona Amelia Viandra
*berlari kearah Bianca
Mona Amelia Viandra
Mona Amelia Viandra
Kenapa dengannya? wajahnya memerah, Dahinya juga sangat panas. *berusaha menggendong Bianca dan tak sengaja menjatuhkan sebuah pil dari saku rok Bianca
Mona Amelia Viandra
Mona Amelia Viandra
Pil penenang?!
Mona Amelia Viandra
Mona Amelia Viandra
Gila!
Mona Amelia Viandra
Mona Amelia Viandra
Dosis nya juga sangat tinggi,
Mona segera membawa Bianca keruang Kesehatan
Setelah mengantar Bianca kedalam Mona, bergegas pergi sebelum terlibat lebih jauh.
Bianca Arise
Bianca Arise
ukh*mulai sadar
Bu Guru
Bu Guru
Bianca!
Bianca Arise
Bianca Arise
Bu guru? ada apa, denganku.
Bu Guru
Bu Guru
Kamu pingsan tadi. Mona yang membawamu kemari
Bianca Arise
Bianca Arise
Mona?
Bu Guru
Bu Guru
hmm, Dia segera pergi
Bianca Arise
Bianca Arise
oh, begitu. *berusaha bangkit
Bu Guru
Bu Guru
sebaiknya kamu istirahat dulu kondisi tubuhmu masih belum normal
Bianca Arise
Bianca Arise
tidak Apa-apa Saya bisa menahan nya Bu Guru. Saya permisi untuk pergi*keluar
Bianca Arise
Bianca Arise
Isabel, pasti marah*gumam
Bianca kembali ketempat semula
disana dia melihat Isabella yang sedang mengomel tak jelas
Isabella putri
Isabella putri
datang juga kamu.
Isabella putri
Isabella putri
*marah
Bianca Arise
Bianca Arise
maaf, aku sakit kepala
Isabella putri
Isabella putri
cih, alasan. Ini Bibi pagi tadi memberikan padaku. Dia menyuruhku memberikannya pada mu
Bianca Arise
Bianca Arise
apa ini?*menerima sebuah kotak
Isabella putri
Isabella putri
ya,Gak tau
Isabella putri
Isabella putri
*pergi
Bianca Arise
Bianca Arise
*penasaran
Bianca membuka kotak itu.Betapa dia terkejut ketika tau isi kotak itu Air mata lolos begitu saja dari pelopak mata
Bianca Arise
Bianca Arise
Nenek* Menangis
Bianca Arise
Bianca Arise
Mamah, Aku membencimu! Papa Kamu adalah lelaki paling mengecewakan didunia!
Bianca Arise
Bianca Arise
*pergi
Bianca masuk kembali kedalam kelas. Dia menghapus air mata seakan tak terjadi apa-apa
pelajaran kembali dimulai hingga jam terakhir pun selesai
Bu Guru
Bu Guru
Baik, Anak-anak sampai disini dulu materi kita pada hari ini. Jumpa lagi hari senin jangan lupa kerjakan tugas
"Baik bu!" sorak para murid
Bianca Arise
Bianca Arise
*membereskan buku
Mona Amelia Viandra
Mona Amelia Viandra
Woi, Bianca!
Bianca Arise
Bianca Arise
hmm?
Mona Amelia Viandra
Mona Amelia Viandra
Kamu kenapa, tadi? main pingsan-pingsan aja. Jika orang lain salah paham dan nuduh aku yang enggak-enggak gimana?
Bianca Arise
Bianca Arise
itu tidak akan terjadi. Minggir, Aku ingin pergi*menorobos
Mona Amelia Viandra
Mona Amelia Viandra
belagu jadi orang*cibir
Bianca Arise
Bianca Arise
*bodoamat
Bianca pergi kearah parkiran dilihatnya sopir tak ada disana. Menghela nafas kasar kemudian membuka tas
Bianca Arise
Bianca Arise
[Ah, ya. Aku lupa aku tak punya Handphone sehingga tak bisa memesan taksi. Ya sudahlah jalan saja]
Bianca Arise
Bianca Arise
*pulang
Brum, Brum, Brum
(suara mobil)
Mobil itu dengan sengaja berniat ingin menabrak Bianca beruntung, Bianca bergegas menghindar
Pengemudi Mobil itu melarikan diri
Bianca Arise
Bianca Arise
tak tau diri!*cibir
Bianca menggerutu disepanjang jalan dia tak sadar jika jalanan yang dia pijaki sudah berubah dari jalanan yang biasa dia lewati
Bianca Arise
Bianca Arise
*berhenti seraya melihat sekeliling
Bianca Arise
Bianca Arise
Aku, dimana?* gumam
Bianca Arise
Bianca Arise
*terus berjalan tanpa arah
hari sudah mulai sore, mentari perlahan mulai terbenam. Akan tetapi, Bianca tak kunjung tau arah jalan pulang
Bianca Arise
Bianca Arise
Aku, tersesat.*sinis
Bianca Arise
Bianca Arise
sekarang bagaimana?
Bianca terus menyusuri jalan setapak yang kian sepi hingga matanya tertuju pada Villa tua yang keliatan angker
Bianca Arise
Bianca Arise
hari sudah mulai larut, perlukah aku kesana untuk beristirahat malam ini? sepertinya Villa itu tak dihuni. Jika, pun ada orang aku bisa minta bantuan
Bianca Arise
Bianca Arise
baik, Ayo kesana!
Dengan sedikit rasa khawatir Bianca melangkah memasuki area Villa. Dia membuka gerbang
masuk kedalam dengan deru nafas yang tak teratur akibat debu yang iya hirup
Bianca Arise
Bianca Arise
Bangunan ini bisa kutebak sudah berusia puluhan tahun. Apa, itu akan baik-baik saja*cemas
Bianca memberanikan diri masuk kedalam. Dia membuka pintu perlahan
Bianca Arise
Bianca Arise
permisi, Ada orang?*nyaring
kosong, tak ada jawaban
Bianca Arise
Bianca Arise
Aku, masuk!*mengunci pintu
Bianca mengedarkan pandangan melihat barang-barang yang sudah berlapis debu didepan mata
Dia, agak takut. Bagaimana jika tempat ini berhantu?
Bianca Arise
Bianca Arise
huft, Sebaiknya aku mencari sesuatu yang bisa kugunakan untuk menghubungi Sena. Villa besar dan mewah seperti ini seharunya memiliki Telepon rumah bukan? jika, pun itu sudah tua dan usang tapi masih tetap berguna
Bianca, berjalan kelantai 2

Pembunuh!

Bianca Arise
Bianca Arise
Tempat ini agak angker*gumam
Bianca berjalan dengan matanya yang berkeliaran memandang sekeliling. Dia menjadi lebih penasaran ketika melihat sebuah pintu besar yang misterius
Dengan berani, Bianca membuka pintu tersebut. Dia masuk dengan hati-hati
Didalam raungan itu terdapat lagi sebuah tangga menuju ruang bawah tanah. Bianca turun karena rasa penasaran
Ketika sampai diruang bawah tanah perasaan aneh menghampiri dirinya. Jeritan-jeritan menghampiri telinga beserta bau amis yang tak sedap dicium
akan tetapi, disana dia tak melihat siapapun karena ruangan gelap sekali.
Hingga suara seseorang itu mengagetkan dirinya
human
human
Bos, Mayat ini dikemanakan?
human
human
|Bos| buang saja!
human
human
Baik! Bos, masih ada satu orang lagi yang masih hidup.
human
human
|Bos| hmm, siapa? Kalau begitu bunuh saja!
Bianca Arise
Bianca Arise
*kaget mendengar pembicaraan kedua orang tersebut
Bianca Arise
Bianca Arise
Walau, aku kurang mengerti maksud percakapan itu. Tapi seseorang yang dia maksud itu siapa? Apa, itu Aku! Bagaimana, jika memang aku *gelisah
human
human
*berjalan kearah Bianca
Bianca Arise
Bianca Arise
sial! Apa memang, dia akan membunuhku?* gumam
human
human
* Berhenti 5 Meter di depan Bianca
human
human
*menarik tangan seseorang
Bianca Arise
Bianca Arise
[Dia tak melihat, Aku?]
Bianca Arise
Bianca Arise
[Syukurlah. Beruntung Aku, berdiri tepat dibelakang sebuah tembok sehingga susah untuk dilihat terlebih ruangan sangat gelap]
Seseorang
Seseorang
Akh, Tuan. Lepaskan Saya*kesakitan akibat dilempar kelantai sangat keras
human
human
|Bos| berisik!
human
human
[Bos] Lexa, Seharusnya kamu sadar Sudah berapa kali kuingat'kan untuk menjauhi, Aku. Tapi, kamu nekat sekali
human
human
|Bos| Aku, Jengkel melihat Kamu yang setiap hari bertingkah seperti Pelacur
Lexa
Lexa
Kumo-* terpotong akibat sayatan pisau dipunggung
Lexa
Lexa
Akhhh, Jensen kamu keterlaluan.
Jensen Michael Xander
Jensen Michael Xander
*pelaku
Jensen Michael Xander
Jensen Michael Xander
Teriaklah Sayang. Aku menyukai suara indah Tersebut *menyayat lagi dan lagi menggunakan pisau tumpul supaya sayatan tak terlalu dalam
Lexa
Lexa
Akh, Sakit. Hikss
Lexa
Lexa
*memohon dengan berderai air mata
Jensen Michael Xander
Jensen Michael Xander
*bodoamat
Jensen Michael Xander
Jensen Michael Xander
hehe*mengambil setumpuk garam dari saku jeans nya kemudian menaburkan di punggung Lexa Yang terbuka oleh sayatan pisau
Lexa
Lexa
Akh, pembunuh! Aku, mengutukmu diseluruh kehidupan ku*Merutuki Jensen
Lexa
Lexa
pria breng-* terpotong lagi
Lexa
Lexa
Akh
Lexa
Lexa
Sa.. Kit...
Lexa
Lexa
*merintih akibat tusukan tiba-tiba yang dilakukan oleh Jensen
Saat mendengar teriakan terakhir dari, Lexa. Bianca terperanjat kaget dan tak sengaja membuat suara dari mulut
Bianca Arise
Bianca Arise
*segera menutup mulutnya
Jensen Michael Xander
Jensen Michael Xander
Siapa disana!*tatapan tajam
Bianca mundur perlahan ketika mendengar langkah kaki pria itu semakin dekat
Bianca Arise
Bianca Arise
*meneguk ludah kasar
Bianca Arise
Bianca Arise
bagaimana sekarang*batin
Bianca Arise
Bianca Arise
*bersiap menaiki tangga dan kabur
Akan tetapi, semua usaha Bianca gagal ketika lampu ruangan itu tiba-tiba menyala. Mata gadis itu terbelalak kaget ketika melihat ada puluhan orang disana dan banyak mayat yang tergeletak bersimbah darah hanya beberapa yang masih bisa bergerak itupun akan segera menuju kematian
Bianca Arise
Bianca Arise
*meneguk ludah lagi
Keenan Alderick
Keenan Alderick
Wah, siapa ini. *mendekat kearah Bianca
Jensen Michael Xander
Jensen Michael Xander
*menarik tangan Bianca Seraya memeluk
Jensen Michael Xander
Jensen Michael Xander
Gadis, mengapa kamu ada disini, Kamu tidak takut? *sumringah
Bianca Arise
Bianca Arise
*gelapan dan takut
Bianca Arise
Bianca Arise
*berusaha melepaskan tangan Jensen. Namun, sia-sia
Jensen Michael Xander
Jensen Michael Xander
Hmmm, Kamu mau mati dengan cara apa?
Bianca Arise
Bianca Arise
*bertambah takut
Bianca Arise
Bianca Arise
Lepaskan!
Bianca Arise
Bianca Arise
Aku, hanya seorang yang tersesat. Aku bermalam di Villa ini dan berniat mencari telepon, kumohon lepas! Aku, akan berpura-pura tak pernah terjadi apapun
Jensen Michael Xander
Jensen Michael Xander
Emm, Boleh saja asalkan kamu menuruti permintaan ku
Bianca Arise
Bianca Arise
Apa yang kamu inginkan!*tegas
Jensen Michael Xander
Jensen Michael Xander
Jarang-jarang ada seorang gadis pemberani yang datang sendiri kesini. Bagaimana kalau korban'kan tubuh?
Bianca Arise
Bianca Arise
Brengsek!
Bianca Arise
Bianca Arise
Bajingan!
Bianca Arise
Bianca Arise
*tanpa sadar menampar wajah Jensen
Jensen Michael Xander
Jensen Michael Xander
*senyum dingin
Jensen Michael Xander
Jensen Michael Xander
*menghempas Bianca
Jensen Michael Xander
Jensen Michael Xander
Kenzo, Keenan. Urus dia!
Jensen Michael Xander
Jensen Michael Xander
*duduk dengan tenang disebuah kursi
Kenzo Alderick
Kenzo Alderick
Oke
Keenan Alderick
Keenan Alderick
hehe. Jika, membunuh gadis muda dan pemberani seperti dia pasti sangat menyenangkan bukan?
keduanya mendekat kearah Bianca membuat gadis itu menjadi waspada
Bianca Arise
Bianca Arise
[Apa yang harus kulakukan ya, Tuhan]
Bianca Arise
Bianca Arise
Jangan mendekat brengsek.*mundur ketika Kenzo mendekat
Kenzo Alderick
Kenzo Alderick
Cih, jika dilihat lebih dekat kamu lumayan manis apalagi dalam keadaan marah. Bagaimana jika, kamu turuti saja perkataan Bos? Hidupmu pasti akan selamat
Bianca Arise
Bianca Arise
Biadab!
Bianca Arise
Bianca Arise
Aku, lebih baik mati daripada menjual tubuhku pada pembunuh tak bermoral seperti dia*Menggertakkan gigi
Bianca tak bisa mengontrol emosi dirinya hingga goresan itu mengenai tangan kanan
Bianca Arise
Bianca Arise
Akh, sakit.
Keenan Alderick
Keenan Alderick
*pelaku
darah segar mengalir dari tangan Bianca. Tubuhnya bergetar dikala kedua kakak beradik itu siap beraksi
Bianca Arise
Bianca Arise
*melihat sebuah balok yang lumayan besar kemudian memukul dua orang tersebut
Keenan Alderick
Keenan Alderick
Akh,
Kenzo Alderick
Kenzo Alderick
*kesakitan
Bianca Arise
Bianca Arise
kesempatan! *menaiki tangga dengan terburu-buru
Keenan Alderick
Keenan Alderick
cepat kejar dia.
Jensen Michael Xander
Jensen Michael Xander
Tidak perlu biar aku saja*berdiri
Keenan Alderick
Keenan Alderick
Bos?
Jensen Michael Xander
Jensen Michael Xander
*sumringah
Jensen Michael Xander
Jensen Michael Xander
Kucing nakal harus diberi pelajaran. Dia menolak dan bahkan memaki diriku apa mungkin aku akan diam saja?*menaiki tangga
sedangkan disisi Bianca
Bianca Arise
Bianca Arise
*bingung dan lupa arah
Bianca Arise
Bianca Arise
Villa ini terlalu besar bahkan aku bisa tersesat didalam
Bianca Arise
Bianca Arise
*gadis buta arah
Bianca Arise
Bianca Arise
Cih, sekarang bagaimana? Jika, para pembunuh itu menemukan pasti aku akan mati.
Bianca terus berjalan Namun, dia tak kunjung menemukan pintu keluar. Dia masih terjebak dilantai satu, ruangan ini juga gelap
Sebuah langkah kaki mendekat membuat gadis itu semakin waspada
Bianca Arise
Bianca Arise
*mudur

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!