"Bangun sayang"
Suara serak khas bangun tidur berdendang ria di telinga ku, dengan sedikit bisikan dan hembusan nafas yang berhasil membuat bulu kuduk ku berdiri.
Aku menggeliat kan tubuh pertanda suara itu berhasil membangun kan ku.
"Hmmmm."
Jawab ku setelah kesadaran ku terkumpul, lalu ku peluk tubuh kekar yang sedang berbaring di sebelah ku sambil menatap ku dalam.
"Ayo gadis kecil bangun, kita harus sarapan dan kamu harus menyiapkan pakaian ku sayang."
Ucap nya sedikit mengguncangkan tubuh ku, karena aku kembali menutup mata sambil memeluk nya erat.
"Sayang, aku masih mengantuk kamu tidak ingat ya tadi malam kamu melakukan nya sampai beberapa ronde, sampai-sampai membuat ku hampir pingsan."
Protes ku yang ingin di mengerti.
"Iya iya sayang maaf, tapi kamu menikmati nya kan?"
"Hmm iya sih tapi lama-lama lelah juga, memang ya kamu kalau di ranjang benar-benar ganas."
kini aku membuka mata sambil mencubit pipinya gemes.
"Bukan kah kamu lebih suka yang ganas manis? Hmm Jadi tidak bisa jalan? Atau perlu Mas Gendong ke kamar mandi?"
Tawar nya dengan tatapan genit nya.
"Hmm ide bagus."jawab ku langsung mengulurkan tangan sambil memasang wajah sok imut.
"Dasar gadis kecil, Yasudah yok." dengan sekali angkat dia berhasil membawa tubuh polos ku ke pelukan nya.
karena takut jatuh spontan aku mengalungkan kedua tangan ku di leher nya.
Kami pun berjalan ke kamar mandi, dan sesampainya di kamar mandi Kami berdua mandi bersama.
.
.
.
Beberapa menit kemudian setelah selesai mandi aku yang masih melilitkan handuk di dada langsung menyiapkan pakaiannya.
Karena memang dia sudah hampir telat meeting jadi tidak ada waktu untuk kami ber mesra ria. Dia pun langsung berpakaian dan part yang paling ku suka yaitu memasang kan dasi untuk kesayangan ku ini. Walaupun aku harus berjinjit karena dia terlalu tinggi di banding kan badan ku yang mungil.
Dia memang sedikit keras kepala dan suka melihat ku menderita. Karena dia tidak mau menunduk bahkan kadang dia semakin berjinjit agar aku tidak dapat menggapai leher nya untuk memasang kan dasi.
Setelah drama pemasangan dasi selesai dia bersiap untuk pergi rapat.
"Sayang nanti kalau mau sarapan kamu sarapan di restoran hotel saja ya, kemungkinan jam 10 rapat mas sudah selesai jadi setelah nya kita bisa jalan-jalan."
Jelas nya kepada ku sambil mengecup bibir mungil ku.
"Iya mas, pokoknya nanti aku mau ke pantai ya, katanya pantai di sini bagus lho." aku langsung excited.
"Iya iya sayang, kamu tenang saja semua yang kamu inginkan pasti mas turuti tapi ingat bayaran nya nanti malam ya." Bidiknya di telinga ku sambil mengedipkan mata.
"Dasar genit." Teriak ku.
Dia langsung mengecup kening ku, lalu memakaikan jas nya, pamit dan keluar dari kamar hotel.
Aku hanya tersenyum kecil saat pintu kamar kembali tertutup. Aku merapikan handuk bekas kami tadi lalu berpakaian karena aku juga sudah kelaparan.
Nama ku Myesha Adelia kalau kata nenek ku artinya "karunia kehidupan yang mulia."
Sayang nya seperti nya namaku tidak sesuai dengan jalan kehidupan ku.
Orang-orang biasa nya memanggil ku Adeli, sekarang aku sedang menempuh pendidikan jenjang S1 di salah satu universitas negeri terbaik di negeri ini.
Usia ku masih cukup muda lah, tahun ini masuk angka 21 Tahun, pria tadi yang tidur bersama ku dia ...siapa ya,?
ahh entah lah aku juga tidak dapat mendeskripsikan hubungan kami ini secara jelas. Mungkin pacar saja kali ya biar cepat. Namanya mas Sandi Pratama Nugroho, biasa di panggil Andi.
Lho kan masih pacaran, tapi kok sudah sekamar berdua, bahkan tadi percakapan sebelumnya ada kata-kata beberapa ronde, berati udah tidur bersama dong?
Iya guys, bahkan sudah melakukan hubungan suami istri tanpa sebuah ikatan. yah aku tau ini salah tapi aku sudah terlalu nyaman dengan keadaan ini.
Bahkan tidak hanya itu usia kami terpaut lumayan jauh Dimana kini mas Andi berusia 40 tahun sedangkan aku masih 21 tahun. Udah seperti sugar Daddy ya, tapi jika biasanya perempuan-perempuan lain mau menjadi simpanan om-om karena uang berbeda dengan ku. aku mau menjadi pacar simpanan om Andi karena memang aku mencintai nya.
Ya walaupun akhirnya tetap dapat uang bulanan sih, tapi kan kalau bisa tembak satu dapat dua kenapa tidak.
Oh iya Minggu ini aku sengaja ambil cuti kuliah karena aku harus menemani mas Andi melakukan pengecekan ke perusahaan anak cabang nya di luar kota.
Momen ini adalah momen yang paling aku tunggu karena bisa di bilang adalah salah satu momen membahagiakan di hidup ku. karena selain bisa berduaan dengan mas Andi aku juga bisa traveling bahkan belanja sepuasnya.
Memang semenjak aku berpacaran dengan mas Andi sejak tahun lalu mas Andi sering membawaku jika dia sedang melakukan perjalanan dinas.
Ya walaupun di luar kota nya nanti aku terkadang jalan-jalan sendiri atau hanya di kurung di kamar. Karena mas Andi takut kalau kami terlalu sering bersama akan ada yang mengenali mas Andi dan jika ada yang melihat aku dan mas Andi berdua hal itu akan akan menjadi bumerang untuk pekerjaan dan rumah tangga mas Andi.
Aku tidak masalah untuk itu semua, selagi uang bulanan ku lancar dan aku bisa tidur dan melihat wajah mas Andi minimal satu kali seminggu saja bagiku semuanya sudah lebih dari cukup.
Kini bagiku dunia ku hanya Nenek ku dan mas Andi, aku akan baik-baik saja jika mereka berdua masih ada di hidup ku dan sisi ku.
Bahkan semenjak mengenal mas Andi tak pernah terpikir lagi oleh ku untuk melirik pria lain sampai sekarang.
Adapun beberapa pria di kampus ku mencoba mendekati ku dan mengungkap kan perasaan mereka kepadaku namun selalu ku tolak karena memang cinta dan hatiku sudah sepenuhnya milik mas Andi.
Hmmm, Karena sedang malas keluar kamar aku akhirnya menelepon Layanan room servis. Untuk memesan sarapan. Sembari menunggu sarapan nya datang aku berjalan ke gorden kamar hotel lalu ku buka gorden itu. Mataku langsung di manjakan dengan indahnya pantai yang terlihat begitu tenang.
"Nenek aku merindukan mu." Lirih ku sambil tak sadar aku menetaskan air mata ku.
Aku sangat merindukan wanita terhebat ku itu, memang semenjak aku kuliah kami jarang bertemu. Dulu aku menahan diri untuk tidak pulang kampung karena keterbatasan ekonomi.
Bagaimana tidak Aku saja bisa kuliah karena dapat beasiswa Bidikmisi (beasiswa untuk orang yang kurang mampu). Jadi aku memang jarang pulang dulunya karena Aku harus pintar-pintar membagi uang saku yang di berikan pemerintah agar cukup untuk biaya hidup ku dan kebutuhan kuliah ku agar Nenek tidak perlu terbebani lagi.
Namun kini bukan masalah ekonomi lagi yang menjadi penghalang ku untuk pulang tapi rasa malu. aku terlalu malu menemui Nenek ku dengan keadaan ku yang merasa kotor ini. Bahkan jika kejadian setahun lalu tidak terjadi maka kemungkinan kehidupan ku tidak akan hancur se hancur sekarang.
Bahkan aku harus mengambil cuti kuliah tahun lalu, Seharusnya tahun ini aku sudah menyelesaikan kuliah ku. Namun karena sempat mengambil cuti satu tahun aku banyak ketinggalan mata kuliah dan harus menyelesaikan nya dulu di tahun ini.
Tapi mau bagaimana lagi, ibarat kata pepatah nasi sudah jadi bubur. Aku ambil hikmahnya saja mungkin kalau bukan karena kejadian itu aku juga tidak akan pernah bertemu dengan mas Andi yang kini menjadi sumber semangat ku setelah Nenek.
"tok..tok..." pintu kamar hotel ku di ketuk dari luar.
"Ahhh sial, si pelayan hotel ini mengganggu saja, kan aku lagi bersedih time." batin ku kesal.
ku seka air mata ku lalu aku membuka pintu kamar, dan setelah sarapan ku sudah ada di dalam kamar tiba-tiba cacing-cacing ku langsung bernyanyi riang.
Hmmm seperti nya itu dulu perkenalan singkat ku guys, makanan ini terlalu menggoda ku jadi aku tidak bisa fokus cerita hehehe, se you next episode.
Karena kali ini kami melakukan perjalanan dinas ke pulau terpencil jadi aku dan mas Andi bisa ke Pantai bersama nanti nya tanpa khawatir ketahuan orang-orang. Bahkan mas Andi sengaja memilih hotel yang agak jauh dari anak cabang kantor nya agar yang lain tidak mengetahui bahwa aku ikut bersama mas Andi.
Setelah selesai sarapan pagi, aku mulai berdandan se cantik mungkin sembari menunggu sang pujaan hati ku itu pulang. Semenjak kehadiran mas Andi kehidupan ku memang banyak berubah.
Aku pun menyisir rambut ku dan mulai berkelana di pikiran ku, aku mengingat setiap potongan kenangan kecil ku saat sejak pertama aku menjadi mahasiswa yang polos sampai ke titik ini.
#Flashback on....
4 Tahun yang lalu saat aku di nyatakan lulus jalur snmptn di salah satu universitas terbaik di negeri ini dan masuk melalui jalur bidik misi sehingga tidak perlu memberatkan Nenek ku masalah biaya.
Saat ingin berangkat ke kota orang untuk menuntut ilmu Nenek terus menangis sambil memeluk ku erat-erat dia merasa sedih karena tidak bisa mengantar ku kuliah karena terhalang biaya. Dan dia merasa berat berpisah dengan ku karena ini perpisahan pertama kami karena sejak aku lahir sampai SMA aku selalu bersama dengan Nenek.
Namun mau bagaimana lagi demi masa depan ku aku harus meninggalkan Nenek walaupun ini sangat berat untuk ku.
Bagaimana tidak sedari kecil aku sudah hidup bersama kakek dan nenek ku, namun sejak tiga tahun lalu aku dan nenek di tinggal pergi oleh kakek untuk selama-lamanya jadinya aku hidup berdua dengan nenek di rumah peninggalan kakek di desa.
Lalu dimana kedua orang tua ku?
Jika anak perempuan cinta pertama nya adalah ayah kandung nya tapi sepertinya tidak dengan ku. Aku tidak tau siapa ayah kandung ku dan bagaimana bentuk serta rupa nya. aku hanya tau satu hal dia adalah laki-laki bejat dan aku ingin sekali menemui nya bukan karena aku merindukan sosok ayah tapi aku ingin membunuhnya dengan tangan ku sendiri.
Lalu ibu ku?
Aku tidak dapat mendeskripsikan rasa ku kepada perempuan yang telah mengandung dan melahirkan aku itu. karena aku juga tidak tau bagaimana rasanya kasih sayang seorang ibu. bagaimana tidak ibuku sudah meninggal saat aku masih berusia 6 bulan dan sejak saat itu juga aku di rawat oleh kakek dan nenek hingga sampai aku tamat SMA.
Sebenarnya kakek dan nenek sejak dulu selalu mengajar kan ku bahwa aku tidak boleh membenci ayah kandung ku walaupun dia telah melakukan kejahatan yang tidak dapat di maafkan ini, ya walau bagaimanapun dia tetap ayah kandung ku.
Namun sayang nya semakin aku besar semakin aku membenci nya, ya memang aku tidak tahu persis kejadian yang sebenarnya terjadi 22 tahun yang lalu. tapi satu yang pasti aku terlahir karena ibuku di perkosa oleh seorang lelaki yang tidak bertanggungjawab lalu setelah ibu ku hamil dia tega meninggalkan ibu ku.
Saat itu ibuku yang baru saja tamat SMA, karena terhalang biaya akhirnya memilih langsung bekerja daripada kuliah. lalu nenek ku( Tante ibu ku) mengajak ibu ku bekerja di salah satu restoran yang memang sedang butuh pelayanan waktu itu.
ibu pun berangkat ke kota itu dan mulai bekerja di sana. 6 bulan berlalu semuanya masih baik-baik saja, bahkan ibuku sering mengirim uang ke kampung untuk membantu kakek dan nenek.
kata nenek ku almarhum ibu ku dulu wanita yang polos dan lugu bahkan tidak tau apa itu pacaran. Namun di satu tahun ibu ku bekerja akhirnya ibu ku pulang ke kampung dengan kondisi sudah mengandung, dimana usia kandungan nya sudah memasuki bulan ke 6 jadi sudah mulai kelihatan.
Tante ibu ku yang merasa malu dengan aib ibu ku akhir nya menyuruh paksa ibuku pulang kampung. Tentu saja hal itu menjadi bahan gibah an untuk orang-orang di kampung. namun ibu ku tidak kuat menerima semua caci maki orang-orang hingga akhirnya saat dia melahirkan ku ibu ku depresi dan jatuh sakit lalu meninggal dunia.
setidaknya itu lah cerita yang ku dengar tentang latar belakang ku.
Karena trauma nya Nenek ku sehingga dia sangat melarang keras aku untuk pacaran dia takut kalau masa depan dan hidup ku akan rusak seperti ibu ku dulu. bahkan nenek ku sejak dulu berusaha keras agar kelak aku jadi orang sukses biar tidak di injak-injak oleh orang kaya. namun kenyataannya sekarang aku melakukan kesalahan yang sama hampir sama seperti ibu ku dulu bahkan aku jauh lebih parah dari kesalahan ibu.
.
.
.
Sesampainya di kota tempat ku menuntut ilmu aku pun di bantu oleh kakak senior ku yang kebetulan satu sekolah dulunya dengan ku dan kini kuliah di universitas yang sama dengan ku.
Dia membantu ku mencari kos-kosan, membeli barang keperluan ku dan membantu ku daftar ulang dan persiapan PKK.
Di semester satu dan dua semuanya masih baik-baik saja, aku masih menjadi mahasiswa polos yang susah bergaul dan lebih fokus belajar dan belajar sehingga IP ku nyaris sempurna.
Kata orang-orang sih aku cantik tapi aku tidak begitu pandai berdandan dan merawat diri maklum lah aku terlahir dari desa kecil yang tidak mengerti gaya anak kota. Namun semester tiga kehidupan perkuliahan ku mulai berubah saat aku bertemu kak Kevin senior satu jurusan ku.
Pertemuan tak di sengaja itu menimbulkan cinta di hatiku untuk kak kevin dan sepertinya kak Kevin juga memiliki perasaan yang sama kepada ku. Semenjak pertemuan itu aku pun mulai peduli penampilan, Bahkan mulai membeli beberapa baju yang model sekarang karena semua pakaian ku sudah ketinggalan zaman.
Bahkan semenjak kak Kevin mengungkapkan perasaan nya kepada ku dan mengajak ku berpacaran aku mulai di ajak ke salon oleh kak Kevin.
Kak Kevin yang terlihat seperti anak orang kaya itu bersedia membelikan aku baju baru, membayari aku perawatan di salon dan membelikan aku barang-barang mewah dan mahal.
Andai aku tau pacaran se menyenangkan itu pasti sudah ku lakoni sejak dulu. namun ternyata aku salah pacaran tidak semuanya indah.
Aku sangat-sangat mencintai kak Kevin, walaupun aku sering mendengar gosip bahwa kak Kevin terkenal playboy di kampus dan sering tidur dengan pacar nya lalu meninggalkan wanita nya saat dia bosan dan sudah menemukan mangsa baru. Namun cinta ku kepada kak Kevin terlalu besar sehingga aku menepis semua berita itu.
Lambat laun kedekatan ku dengan kak Kevin semakin menjadi-jadi, aku yang dulunya hanya fokus belajar kini lebih fokus bermain ponsel dandan dan jalan-jalan bersama kak Kevin. Aku benar-benar di mabuk asmara saat itu.
Tak terasa hubungan kami sudah memasuki bulan ke empat, namun kak Kevin mulai berani menyentuh dan meraba tubuh ku bahkan bibir ku kini sudah menjadi makanan sehari-hari nya. Entah kenapa aku tidak bisa menolak semua permintaan kak Kevin.
Dan di bulan ke enam kami berpacaran kak Kevin meminta kesucian ku awalnya aku menolak namun berkat rayu gombal nya dan dia meminta pembuktian cinta ku akhiri nya aku luluh juga.
Hanya karena takut kehilangan kak Kevin aku menyerahkan semua kepadanya, awal melakukan hubungan terlarang itu kak Kevin memakai pengaman namun lambat Laun dia seperti nya menjadikan ku sebagai budak hasrat nya.
Melakukan hubungan suami istri itu akhirnya menjadi rutinitas kami bahkan jika aku menolak kak Kevin akan marah besar dan kadang melakukan kekerasan kepada ku.
Dan jika aku melapor maka dia mengancam akan menyebarkan video tak pantas kami ke media sosial.
Tentu saja aku takut jadi nya, akhirnya aku selalu menuruti melayani hasrat nya. Sampai pada titik dimana aku merasakan ada yang aneh pada tubuhku karena beberapa kali kak Kevin tidak memakai pengaman saat menggauli ku.
Dan benar saja kini aku sedang mengandung dan anak yang ku kandung adalah anak kak kevin. Aku benar-benar hancur saat itu aku merasa jalan hidup ku benar-benar sudah salah. saat itu dunia ku benar-benar hancur, namun mau bagaimana lagi nasi sudah jadi bubur. Aku sangat merasa bersalah kepada nenek dan almarhum kakek ku.
Saat aku meminta pertanggungjawaban dari kak Kevin dia malah menolak ku dan memutuskan ku, bahkan meragukan anak yang ada di kandungan ku bukan milik nya.
Lebih miris nya lagi dia bilang bahwa selama ini dia tidak pernah mencintai ku dia hanya menginginkan tubuh ku untuk menyalurkan hasrat bejatnya. dia bahkan memutuskan ku saat itu juga memaki ku dan mengusir ku.
Aku melihat dengan jelas kalau kini kak Kevin sudah memiliki mangsa baru, saat itu dunia ku benar-benar hancur tapi aku tidak tau harus berbuat apa.
Jika ingin menutut pun aku sadar diri aku hanya orang miskin yang tidak memiliki apapun sehingga bisa di pastikan aku pasti kalah bahkan sebelum berperang. lagian hal ini terjadi karena mau sama mau di antara kedua belah pihak jadi tidak ada pemaksaan di sini.
Saat ini aku benar-benar putus asa dan hanya bisa berjalan sambil menyusuri jalan kota sambil menangis tanpa tujuan.
Hanya wajah letih dan keriput nenek ku yang terus terbayang di mataku, aku benar-benar tidak sanggup membayangkan bagaimana hancur nya hati nenek ku saat tau bahwa cucu sematawayangnya dan harapan nya ini melakukan kesalahan yang sama dengan putri nya dulu.
#Flashback off....
"Ahhh kenapa aku cengeng begini sih, ayo Adeli kamu wanita yang kuat kok kamu pasti bisa lebih baik lagi." Kini aku menyemangati diriku sendiri sambil menyeka air mataku.
"Tring... tring.." tiba-tiba ponsel ku berdering.
"Aduh kaget aku." Ucap ku sambil memegangi jantung ku karena tersentak.
"Ohh nenek yang menelepon, baru saja di ingatin udah nelpon." Batin ku setelah ku lihat nama malaikat ku di layar ponsel itu.
"Assalamualaikum nenek cantik ku." Ucap ku setelah ku tekan tombol hijau di layar ponsel.
"Waalaikumsalam sayang, kamu apa kabar sayang, lagi dimana?" Tanya nya di seberang sana.
" Alhamdulillah Adeli baik Nek, Nenek apa kabar? Ohh anu nek Adeli lagi di tempat kerja." Jawab ku.
"Syukurlah nenek juga baik nak, Adeli bagaimana kuliah mu? Apa tidak sebaiknya di selesaikan saja dulu baru bekerja. Sayang nak sudah semester akhir. Nenek juga masih bisa bekerja sayang ngapain kamu tiap bulan ngirim uang se banyak itu" Ucap nenek.
Aku tau nenek pasti berharap aku segera menyelesaikan kuliah ku dan membuat nya bangga.
"Iya iya sayang ku,. Secepatnya Adeli pasti selesai in kuliah Adeli kok nenek tenang saja ya. Yang terpenting sekarang nenek jaga kesehatan ya. Nenek tidak perlu bekerja lagi ke kebun jika uang bulanan yang Adeli kirim kurang nenek bilang ya biar bulan depan Adeli tambahin." Jawab ku sambil tersenyum.
"Nak ini sudah lebih dari cukup bahkan nenek rasa kebanyakan, dan kamu kan tau nenek saja sampai merenovasi rumah kita dan membeli beberapa perabotan rumah karena uang yang kamu kirim kebanyakan nak."jelas nenek dengan tawa renyah nya.
"Syukurlah kalau begitu, Oh Adeli harus bekerja lagi ya nek Adeli tutup telepon nya ya nek assalamualaikum nenek ku sayang." Ucap ku sambil tersenyum.
"Padahal nenek masih rindu lho nak, kamu tidak rindu nenek kah? Tapi yasudah nanti saja kalau kamu ada waktu luang kita telepon an lagi ya nak, kamu jaga kesehatan ya waalaikumsalam." Jawab Nenek.
Panggilan kami pun berakhir, lagi dan lagi aku si cengeng harus menangis setiap mengingat wajah nenek. Aku tidak tau seberapa banyak dosa yang sudah ku lakukan kepada nenek ku itu, nenek yang sudah lebih dari ibu untuk ku.
Namun mau bagaimana lagi, aku juga belum bisa keluar dari belenggu dosa ini.
"Maafin Adeli nek, Adeli janji suatu hari nanti Adeli pasti akan bahagiakan nenek ini janji Adeli, nenek harus jaga kesehatan di sana." Batin ku.
Aku kembali teringat kejadian satu tahun yang lalu,
#flashback on...
Saat itu sudah mulai malam, aku yang sudah merasa kelelahan akhirnya terduduk di trotoar jalan. Aku tidak tau mau kemana lagi kaki ku harus melangkah.
Entah kenapa saat itu aku merasa putus asa saat ku lihat mobil-mobil yang lalu lalang tiba-tiba pikiran pendek di otak ku yang ingin mengakhiri hidup ku.
Dengan spontan aku langsung berlari ke tengah jalan dan akhirnya bruk satu mobil mewah yang melaju dengan kecepatan sedang menabrak tubuh ku.
Aku pun terjatuh ke jalan, Ku tatap langit yang sudah mulai gelap se gelap masa depan Ku dan perlahan kesadaran ku pun menghilang dengan kedua pelupuk mata ku meneteskan air mata kesedihan ku.
Saat aku tersadar kini aku menatap langit-langit kamar seperti sebuah tempat yang asing. Apa aku sudah di surga? Apa seperti ini kah surga adem sih, tapi kan aku wanita penuh dosa kok bisa masuk surga ya, atau karena malaikat kasihan ya kepada ku makanya dia akhirnya mengizinkan ku masuk ke surga." Batin ku.
"Dok pasien sudah sadar." Suara seseorang tiba-tiba menyadarkan ku.
Sang dokter Langsung memeriksa kondisi ku.
"Hah dok? Apa ini aku masih di bumi huh sayang sekali." Batin ku sedikit kecewa.
"Bagaimana keadaan nya dok?" Tiba-tiba suara berat itu berdendang di telinga ku.
"Apa bapak suami atau ayah pasien?" Tanya sang dokter kepada pria itu.
"Bukan dok, saya yang menabrak pasien tadi." Jawab nya jujur.
Aku pun sedikit mengangkat kepalaku untuk melihat siapa yang sedang berbicara. Ternyata seorang pria yang menurut ku sih Tampan dengan badan kekar terlihat dari kemeja yang dia pakai pas di tubuhnya sehingga membentuk dada bidang nya. Tak hanya itu kemeja yang di gulung sampai ke siku membuat ketampanan nya bertambah.
Saat itu aku tidak fokus mendengar pembicaraan mereka, aku lebih fokus ke perawakan pria yang ada di depan ku ini, walaupun ku taksir usia nya sudah memasuki angka 35 an tapi dia masih terlihat tampan dengan wajah putih mulus hidung mancung, rambut lebat nan rapi serta bulu-bulu tipis yang menghiasi wajah nya.
"Mbak apa ada kerabat nya yang bisa di hubungi?" Tanya nya menyadarkan ku dari lamunan ku.
"Hah kenapa pak?"
"Apa ada kerabat atau keluarga nya yang bisa di hubungi? Suami nya mungkin?" Ucap nya mengulangi pertanyaan nya.
Dek, tiba-tiba air mata ku menetes, aku kembali teringat dengan semua masalah hidup ku.
"Aku tidak seharusnya ada di sini seharusnya aku sudah mati, kenapa aku masih hidup kenapa kamu menolong ku hah?" Tangis ku tiba-tiba pecah saat mengingat apa yang sudah terjadi tadi.
"Mbak-mbak sabar,semua masalah ada solusi nya kok." Kini dia mencoba menenangkan ku.
"Kata siapa hah? Kata siapa buktinya masalah ku tidak ada solusi nya. Solusi untuk masalah ku hanya satu yaitu aku mati dengan begitu semua nya akan selesai." Ucap ku sambil melepaskan infus yang melekat di tangan ku.
Karena kehebohan ku sehingga dokter menyuntikkan obat penenang dan perlahan kesadaran ku pun mulai menghilang. Entah berapa lama aku tertidur sampai aku kembali sadar sang pria masih setia menunggu ku bahkan dia seperti nya kelelahan dan tertidur di sebelah ku.
Aku yang merasa risih ingin menjauh kan diri dari nya namun pergerakan ku membuat nya terbangun.
"Kamu sudah sadar?" Tanya nya setelah mengusap mata nya seperti sedang menahan kantuk.
"kenapa bapak menolong saya?" Tanya ku.
"Ya karena saya yang menabrak kamu saya harus tanggung jawab dong." Jawab nya.
"Tidak perlu pak, sekarang bapak boleh pulang kok. Lagian itu bukan salah bapak saya yang mendatangi mobil bapak dan menabrak kan diri ke mobil bapak, jadi saya rasa bapak tidak perlu bertanggungjawab dan buang-buang waktu menolong saya." Ujar ku.
" Tapi saya merasa saya menabrak kamu dan suka-suka saya dong mau tanggung jawab atau tidak." Jawab nya tak mau kalah.
"Tapi semuanya akan sia-sia karena sebentar lagi saya juga akan mati. Jadi ngapain bapak buang-buang waktu mending sekarang bapak pulang deh ini sudah malam dan saya yakin istri dan anak bapak sudah menunggu di rumah." Usir ku.
"Siapa kamu bisa menentukan takdir kamu sendiri? Kalau kata Tuhan kamu belum waktunya meninggal maka seribu satu cara yang kamu coba untuk bunuh diri semua nya akan gagal begitu juga sebaliknya." Jelas nya dengan tatapan tenang.
"Jika benar seperti itu maka saya akan pastikan saya akan melawan takdir itu." Kekeh ku tidak mau kalah.
"Kamu agak keras kepala juga ya, hmm baiklah siapa nama mu tidak ada tanda pengenal soalnya, oh iya kenalkan Nama saya Sandi Pratama Nugroho, panggil saja om Andi." Ucap nya sambil mengulurkan tangannya.
"Emang iya, namaku Adeli." Jawab ku tanpa membalas uluran tangan nya.
"Mahal sekali berjabat tangan dengan mu ya mbak Adeli." Ucap nya lagi sambil menarik tangan nya.
"Sudah lah om Andi yang baik hati, saya rasa sebaiknya om pulang saja jujur saja saya tidak membutuhkan bapak atau siapapun sekarang." Usir ku yang memang sedang tidak bisa bersimpati dengan siapapun saat itu.
"Hmmm Adeli, nama yang bagus paras yang cantik bahkan masih muda. Ingin bunuh diri karena suatu masalah, kamu pikir dengan bunuh diri semua masalah akan selesai. Kamu tidak pernah memikirkan perasaan orang-orang yang kamu sayangi saat kehilangan kamu. Ingat Adeli jangan karena kesalahan kamu di dunia ini kamu ambil jalan pintas hukuman di akhir lebih berat lho. oh iya satu hal lagi kata dokter kandungan kamu baik-baik saja, apa kamu tidak kasihan sama bayi yang ada di perut kamu?" Jelas nya panjang lebar tapi berhasil membuka sedikit pikiran ku.
"Nenek, maafkan Adel, Adeli anak yang durhaka bukan nya membuat nenek bahagia malah membuat nenek malu." Tangis ku saat mengingat wajah nenek ku.
"Sudah-sudah, saya memang tidak tau pasti masalah apa yang sedang terjadi pada kamu. Tapi satu yang ingin saya katakan kepada kamu jika orang lain menyakiti dan mencampakkan kamu kamu jangan menyerah tapi kamu harus bangkit dan balas dendam buat dia hancur se hancur-hancur nya." Ucap nya seakan memberi semangat kepada ku.
"Benar, om Andi benar aku harus balas dendam bukan malah bunuh diri dan lari dari masalah. Enak saja dia sudah menghancurkan masa depan ku malah bisa bahagia dengan wanita lain." Jawab ku yang merasa memiliki kekuatan dan saat mengingat wajah kak kevin ingin membunuhnya.
"Nah gitu dong, tenang saja om akan bantu kamu membalaskan dendam kamu. Tapi sebelum itu boleh om tau masalah kamu yang sebenarnya? Tenang saja om bukan orang jahat om hanya pernah di posisi kamu jadi om tau persis apa yang kamu rasakan." Ucap nya.
Entah kenapa saat itu aku merasa begitu percaya dengan om Andi dan akhirnya menceritakan semuanya sejujurnya.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!