Suatu pagi. di kediaman melodi.
" Ibu, tolong jaga luciana, aku sudah hampir terlambat bekerja."
Tap tap tap tap...
Melody menuruni tangga dengan tergesa-gesah, sambil berteriak berharap sang ibu mendengarnya dari dapur.
" Apa kau tidak mau sarapan dulu?." teriak ibu dari arah dapur.
" Ah tidak, aku bisa ketinggalan bus."
Sambil melihat ke arah jam tangan.
" Baiklah, hati hati. Jangan dirimu."
Suara ibu sudah jauh, namun masih bisa terdengar, karena melodi sudah hampir mencapai pintu keluar. Setelah menutup pintu ia menuju gerbang.
Lima menit kemudian melody sampai di halte, dimana ia biasa menunggu bus.
( Melody 👆🏻)
" Sudah ku duga, bus nya sudah datang." Melody berlari menuju bus itu, yang sudah bersiap menutup pintu nya. Setelah berhasil masuk, melodi duduk di kursi ke 2 sebelah kiri. Mata nya menatap jendela, ke arah jalanan yang ia lewati.
Disisi lain, di sebuah mansion.
" Dimana anak anak, kenapa belum siap?, bukankah mereka akan terlambat ke sekolah." Tanya jenni, ibu kevin. Saat melihat kevin duduk di meja makan.
Ibu nya hanya menggelengkan kepala, saat kevin hanya menjawap dengan gerakan bahu.
" Bik, kau lihatlah anak anak dikamar nya, apa mereka sudah siap atau belum."
Jenni berkata kepada salah satu pelayan, saat mereka menata hidangan di meja untuk sarapan.
" Baik nyonya." Membungkuk dan pergi.
" Apa kau sudah memikirkan soal perkataan ibu, kevin." Berkata sambil meletakan sarapan yang di tunjuk kevin.
" Soal apa?." Menjawap dengan dingin.
" Mencarikan anak anak mu seorang baby sister, jika kau tidak mau mencari pengganti linda." Jenni menatap lekat anaknya yang seperti tidak tertarik dengan pembahasan pagi ini.
" Bu, bisakah mulai sekarang ibu tidak menyebut nama wanita itu." Kevin menatap tajam ibu nya, sambil membersihkan mulut dengan tisu.
" Tapi mereka butuh pengasuh, mereka butuh seseorang yang bisa mendampingi mereka. Menjaga dan menyayangi mereka kevin. Kau sendiri bahkan tidak punya waktu untuk mereka " Terang Ibu kepada kevin.
" Aku harus berangkat sekarang, ada meeting pagi." Kevin berlalu meninggalkan ibu yang terlihat kecewa.
" Kevin !!, setidaknya pikirkan ucapan ibu, tentang mencari seorang baby sister." Teriak ibu, yang hanya dibalas lambaian tangan oleh kevin.
Jenni menghela nafas panjang, menyandarkan badan di kursi. Hingga...
" Selamat pagi oma." Ucap dua anak perempuan cantik, mereka mencium pipi jenni secara bersamaan.
" Dimana kakakmu, kenan?." Jenni tersenyum, sambil membalas ciuman dari kedua cucu kembarnya yang berusia 4 tahun.
" Aku di sini oma." kenan datang dan memberi pelukan kepada jenni.
" Duduklah, ayo kita sarapan." Jenni menatap piring ke tiga cucu nya dan meletakan sarapan yang di tunjuk oleh mereka.
" Kita makan tanpa dady lagi oma?." Salah satu dari gadis kecil itu menatap jenni. Sungguh hati jenni seakan teriris melihat tatapan sendu itu. Sejak perginya linda dari rumah, kevin bahkan tidak pernah lagi meluangkan waktu. Walau untuk sekedar sarapan bersama anak anak.
" Sayang, jangan sedih. Nanti oma akan membujuk dady, agar pulang lebih cepat. Jadi kalian bisa makan malam bersama dady, bagaimana?." Tawar jenni sambil menatap cucu nya.
" Tapi oma janji?." Mengangkat jari kelingkingnya.
" Iya sayang, oma janji. Sekarang kalian makan ya." Menatap ke tiga cucu nya.
Si kembar Riana dan Briana, serta kenan, kakak laki laki berusia 6 tahun.
......................
......................
...Jangan lupa like...
...komen...
...Vote...
...dan hadiah...
Lima belas menit kemudian, melodi sudah sampai di tempat kerjanya.
" Dor.."
Melodi kaget, karena seseorang menepuk bahu nya.
" Kau mengagetkan ku saja. Bagaimana kalau aku terkena serangan jantung dan koma!" Ketus melodi.
" Ck, jangan seperti itu. Aku hanya bercanda." Nana memeluk melodi.
Nana, sahabat melodi sejak masa kuliah. Sejak keputusan melodi untuk bercerai, melodi mulai bertekad mencari pekerjaan dan berkat nana lah, melodi dapat bekerja di cafe hello kitty.
" Hei, apa kau mau bekerja di 'Milenia ART'?."
Nana melepas pelukannya dan menatap lekat sahabatnya, melodi.
" Perusahaan penyedia jasa asisten rumah tangga dan baby sister itu?." Melodi mencoba mengingat ingat perusahaan yang namanya tidak asing.
" Iya, sebenarnya. Ayahku salah satu manajer disana. Kalau kau mau aku bisa meminta ayah untuk mempekerjakan dirimu, bagaimana?. Aku dengar gaji nya lumayan besar 20-50 juta. Tergantung pekerjaan kita nantinya, jadi ART atau baby sister."
Nana panjang lebar menjelaskan, sambil menata rambutnya. Bersiap untuk bergabung dengan yang lain membuka cafe.
" Tapi bagaimana dengan pekerjaaanku disni, kau tau kan, amar pergi dengan j*lang itu membawa semua tabunganku. Bahkan tabungan luci. Bekerja di perusahaan pasti di gaji bulanan, sedang disni. Kita di gaji per hari." Mata melodi berkaca kaca mengingat bagaimana amar mengobrak abrik lemari kamarnya dan luciana, serta membawa semua tabungan mereka.
" Kau jangan khawatir, kau masih bisa bekerja disini. kau hanya perlu datang ke perusahaan itu, menyerahkan data diri. Dan mungkin sedikit interview. Lalu kau bisa pulang dan menunggu ada seseorang yang akan membutuhkan jasa di rumah mereka. Seperti itu bagaimana?." Ucap nana.
" Bahkan, setelah kau bekerja jadi ART ataupun baby sister. Kalau pekerjaan nya tidak menuntut mu untuk ada 24 jam disana, kau bisa kesini. Aku akan tetep menerimamu sebagai karyawan disini. dan tetap mengaji mu sesuai jam kerjamu." Nana reflek menutup mulutnya. Karena tanpa di sadari, nana telah membuka rahasia, dimana nana ternyata adalah pemilik cafe hello kitty.
" Jadi selama ini dugaan
ku benar?, kau adalah pemilik kafe ini?." Melodi menatap nana dengan tatapan tajam.
" Hehe, maafkan aku. Aku hanya ingin mencari seorang teman, yang memang tulus ingin berteman denganku. Bukan mau berteman karena hartaku. Selama ini, mereka berteman denganku hanya karena hartaku, aku tidak benar benar punya teman. Tapi sekarang aku memiliki mu mel, kau tetap jadi temanku kan?. Kau tidak akan meninggalkanku karena aku berbohong kan?, dulu aku mengatakan padamu bahwa aku anak keluarga miskin, bahkan tidak punya tempat tinggal." Dengan kepala tertunduk, nana menjelaskan dengan nada melow, nyaris seperti menangis.
" Hei, kenapa kau jadi cengeng sih, justru aku senang kalau kau adalah orang kaya, jadi aku akan bebas merampok hartamu, hahahaha." Ucap Melodi sambil memeluk sahabatnya.
" Ya.. Yaa... Kau boleh merampok semua yang ku punya, asal tetaplah berteman denganku. Hiks hiks." Nana tak dapat lagi menahan tangisnya, dia sungguh bahagia memiliki sahabat seperti melodi, yang ingin berjuang sendiri dalam usahanya mencari uang agar bisa menyewa seorang pengacara. Padahal nana pernah berniat menyewakan pengacara terbaik, namun melodi menolaknya. Dengan alasan akan berjuang sendiri, agar keluarga amar tidak lagi bisa menghina nya.
" Sudah ayo, kita keluar. Kalau lama lama disini toni bisa memecat ku." ucap melodi sambil melepaskan pelukannya.
" Aku bosnya, jadi tidak akan ada yang berani memecat mu. Termasuk toni" ucap nana mengingatkan. Toni tangan kanan nana dalam menjalankan bisnis cafe.
" ya ya ya, kau adalah bosnya. Tapi untuk sekarang kau tetaplah teman kerjaku dan kau juga karyawan disini, hahaha" ejek melodi.
" Hahahaha, kau benar. Untuk saat ini aku adalah karyawan. Ah, lebih menyenangkan jadi karyawan. Hanya memikirkan tentang kualitas kerja dan bagaimana upaya membuat para pengunjung bahagia, terutama anak anak. Kau tau jadi bos itu tidak menyenangkan. Harus mengurus ini itu bla bla bla blaaaa..." Panjang lebar nana menjelaskan. Saat menoleh ke samping, dilihatnya melodi sudah lebih dulu keluar dari ruang ganti.
" Hei kau... " Berteriak pada melodi, tapi melodi sudah tidak terlihat lagi.
......................
......................
...Jangan lupa like...
...komen...
...vote dan hadiah nya...
...Disebuah perusahaan besar 'cakradenta grup'.....
Kevin masuk keruang kerja nya, dan menjatuhkan diri di kursi kebesarannya.
" Apa yang terjadi?, kenapa muka mu ditekuk begitu?." Han tidak dapat menahan untuk tidak bertanya, saat melihat kevin, Sahabat sekaligus atasannya, yang datang dengan raut muka kesal.
...
(visual han)...
" Ibu masih terus membahas soal pengganti linda, bahkan memintaku mencari seorang baby sister. beliau berkata anak anak membutuhkan sosok ibu sebagai pendamping." Kevin membuang nafas kasar sambil melonggarkan dasi nya.
" Ck, rupanya kau masih belum move on, bahkan kau tidak ingin rumah itu di masuki wanita lain, hah?," selidik han.
" Ambilkan aku kopi. Ocehan mu membuat kepalaku pusing." Perintah kevin pada han.
Sepeninggalan han, kevin membuka laci. Dimana, situ terdapat foto linda.
...Flashback on......
Dini hari pukul 02:00...
Ta tap tap tap...
" Linda tunggu, jangan pergi. Kita bisa mencari solusinya bersama lin." Kevin memelas, berusaha menahan agar linda tidak pergi.
" Kevin, biarkan aku pergi. Aku tidak bisa lagi hidup denganmu yang sudah bangkrut. Kau bahkan menyuruhku berhenti untuk pergi ke salon setiap hari. Kau tau kan, aku seorang model. Aku harus menjaga penampilanku. Apalagi setelah adanya si kembar, sungguh mereka sangat menyita waktu dan tenangaku. aku butuh perawatan. Kau?, bahkan untuk membayar biaya salon ku saja tidak mampu. Untuk apa aku bertahan denganmu!!!." Linda menghempas tangan kevin dan kembali menuruni anak tangga.
" Tapi lin, bukankah kita sepakat jika twins lahir, kau akan berhenti jadi model. Dan fokus pada keluarga?." Kevin mencoba mengingatkan linda, memori tentang mereka berdua, berharap linda akan luluh.
" Itu dulu, tapi sekarang aku sudah berubah kevin. Aku lebih profesional sekarang dan..." Belum selesai bicara ponsel linda berbunyi.
Drtt drttt drttt....
" Hallo?, yaa, kau tunggu sebentar. 10 menit lagi aku akan turun. Tentu saja sayang." Senyum linda sambil berbicara dengan seseorang di seberang sana. Kevin melihatnya dengan tatapan membunuh.
" Kenapa kau melihatku begitu, hah?!." Emosi linda.
" Siapa dia?." Kevin bertanya dingin, tangannya mengepal berusah menahan amarah.
" Kau tidak perlu tau siapa dia, yang jelas aku ingin pergi dari rumahmu." Sinis linda sambil berusaha membawa kopernya menuruni anak tangga.
" Tunggu linda, jelaskan siapa dia!!." Kevin berlari dan berhasil memegang lengan linda yang hampir membuka pintu.
" Lepas.." Linda berusaha memberontak.
" Katakan siapa dia." Emosi kevin memuncak.
" Kenapa? apa kau cemburu sayang." Linda memancing emosi kevin.
" KATAKAN!!!."
" Dia kekasihku." Ucap linda santai sambil menekuk kedua tangan.
" Apa?? kau mau menamparku?" Ucap linda saat melihat tangan kevin sudah melayang siap mendarat. Sejurus kemudian, kevin menurunkan tangan nya dan berlutut dikaki linda.
" Jangan lakukan ini padaku linda, aku mohon. Beri aku waktu untuk memperbaiki semua nya. Aku..aku tidak akan melarangmu manjadi model. Aku sungguh mencintaimu linda." sendu kevin.
" Kau pikir dengan cinta, kau bisa membeli segala nya?, jangan bodoh kevin. Segala nya itu perlu uang." Sinis linda membuka pintu dan bersiap pergi.
" Setidaknya pikirkan anak anak, aku mohon lin." Kevin masih berlutut, memegang koper linda.
" Kau urus saja mereka, aku tidak peduli. Lagi pula kau kan yang menginginkan anak. Aku TIDAK." Ucap linda menekan kata tidak, membuka pintu dan pergi.
" Linda.. kembalilah." Teriak kevin..
Bersambung dulu ya...
...Jangan lupa like...
...vote...
...komen...
...hadiah...
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!