AKU DAN MASA
KENAL AKU
Aku Aira, umur ku 20 tahun.
Hari ini saat paling pilu dalam hidup ku, aku kehilangan 5 orang adik ku yang sangat aku sayangi.
Sesuatu hal aneh terjadi, ketika bangun dari tidur ku.
Aku melihat sosok ibu ku, dia membangunkan ku pagi itu. Betapa bahagianya aku, saat 5 orang adikku meninggalkan ku, Tuhan mendatangkan Ibu ku untuk menghiburku.
Namun bukan tanpa alasan, membangunkan untuk persiapan pernikahan ku.
Bagaimana mungkin aku bisa menikah, siapa orangnya dan bagaimana aku bisa di sana?
Mahesa calon suami dadakan, bahkan aku tidak tahu siapa dia.
Seorang dosen disalah satu universitas terkenal di Indonesia, bagaimana mungkin gadis desa ini bisa menikahi nya.
Namun salah satu yang aku syukuri aku bisa bertemu ibu ku, aku sudah mencarinya dan hampir berputus asa.
Ibu bilang akulah yang bersikeras ingin menikah dengannya, walaupun ibu sudah bilang kalau ibu tidak melihat ketulusan dari ku.
Bahkan Mahesa juga tidak tertarik pada ku, suatu hal aneh yang membuat ku bisa bersikeras menikahinya.
Bagaimana aku akan menghadapi hidupku sekarang? Bahkan aku masih berkabung dengan kematian adik-adik ku.
Bagaimana jika kami hanya pasangan kontrak seperti di film-film itu? Apa yang aku rencanakan di masa depan ini?
Aku juga tidak mungkin menanyakannya pada ibu ku, aku tidak mengenal satu pun!!!!
PILU MERINDU
Aira
Kemana bocah ini? kenapa belum pulang?
Aira
Rasya bilang sudah hampir sampai
Aira
Kenapa? Ada apa dengan mereka?
no name
Mereka mengalami kecelakaan, mobil mereka baru saja di temukan di jurang.
Aira
Bagaimana mungkin? aku baru saja telponan dengan Syahid?
no name
Aira...mobil mereka jatuh ke jurang dengan aliran sungai deras,
Air mata Aira terus bercucuran
Tubuhnya terasa lemas tidak berdaya
no name
Syahid dan Zahir, tidak ada di dalam mobil
Aira
Apa yang harus aku lakukan? Ba... bagaimana dengan Azam dan Fatih?
no name
Mereka sudah meninggal,
Pria itu membantunya untuk duduk di ruang tamu
no name
Kamu bisa istirahat dulu, ambulance sedang dalam perjalanan
Aira tidak punya tenaga lagi untuk berkata-kata
Bagaimana ini terjadi kepada ku dalam sekejap mata?
Aira terus bergumam dalam hatinya
Bahkan ia tidak mampu lagi untuk membuka matanya
Biarkan mata ini tertutup hingga aku merasakan semua ini adalah mimpi semata
Bahkan ia tidak ingin ambulance sampai ke rumahnya dan menyaksikan jasad kedua adiknya
Bisakah saat membuka mata semua ini hanya mimpi?
Bisakah kelima adikku kembali lagi?
Aira terus bergumam di hatinya hingga kedua bibirnya sudah bertaut kering.
Suara itu terngiang-ngiang di telinganya,
Ingin dirinya menjawab namun sangat berat
Aira
Kenapa suara perempuan?
Siapa dia?
*gumamnya
Semakin kencang mengguncang tubuhnya
Perlahan Aira membuka matanya
Bunda Aira
Ini ibumu! Siapa lagi!!! Bangun!
Aira
Ibu? Aku tidak punya...
Pukulan keras mendarat di tubuh ku,
Perkataannya terhenti seketika
Aku terdiam saat membuka mata ku
Bunda Aira
Cepat ganti baju mu!
Aira
Ganti baju? untuk apa?
Bunda Aira
Itu keluarga Mahesa sebentar lagi datang!
Ibu berdiri sejenak dan menatap ku dengan heran
Bunda Aira
Calon suamimu nona!!
PERNIKAHAN KU
Bunda Aira
Apa yang kamu lakukan dalam tidur mu hah?
* menggelengkan kepala nya
Bunda Aira
Menurut mu? ibu main-main?
Melemparkan baju gamis putih ke atas kasur
Bunda Aira
Cepat mandi! Biar cepat sadar!
Ibu menarik ku ke kamar mandi dan menutup pintu
Aku berdiri menatap kaca wastafel
Aira
Wajah ku masih sama, kenapa aku ada di sini?
Ketukan pintu dari luar kamar mandi
Aku segera menyelesaikan mandi ku
Aku keluar dari kamar mandi dan menatap pakaian di atas kasur
Ibu sudah menanti ku di luar kamar
Rumah kami sudah di dekorasi seindah mungkin.
Aku di suruh duduk di balik tirai, sedangkan pria itu sudah duduk di hadapan Wali Nikah,
Ayahku sudah lama meninggal, bahkan dia tidak bisa melihat ibuku kembali dan melihat pernikahan ku.
Tidak terasa air mataku menetes, ada rasa bercampur aduk di dalam hati ku.
Ibu menggenggam erat tangan ku, dan melukiskan senyumnya.
Ijab kabul selesai dan berjalan lancar
Pria itu berjalan mendekati ku, dengan perlahan dia membuka tirai
Mataku membulat melihatnya,
Aira
Bagaimana mungkin aku menikahi pria setampan ini?
* gumamku
Terlihat Mahesa sudah heran melihatku yang tidak menyambut uluran tangannya
Mahesa mengerutkan dahinya saat aku berdiri tanpa menerima uluran tangannya
Aira
Aduh.... kenapa Bu?
* menggosok-gosok pahaku yang perih
Bunda Aira
Dia suamimu! Pegang tangannya,
Ibu memukul bahu ku dan menarik tangan ku meletakkan di atas tangan Mahesa.
Mahesa menarik tanganku sehingga jarak kami sangat dekat,
Aku membulatkan mata ku karena kaget,
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!