NovelToon NovelToon

MY LOVELY HUSBAND

EPILOG

Di sebuah tempat yang di selimuti dengan asap putih,terlihat seorang gadis bergaun putih selutut dengan rambut panjang terurai yang indah di terpa angin dan wajah yang cantik.Hidung yang mancung dan bola mata yang berwarna coklat dengann yang kebingungan dengan terus berlari ke sana kemari mencari jalan keluar sambil terus berkata"dimana ini?keluarkan aku dari sini" tiba-tiba langkahnya terhenti,dari arah berlawanan dia melihat seseorang berjalan mendekatinya.

Si gadis mengernyitkan alisnya untuk melihat lebih jelas siapa yang datang mendekatinya.

Betapa dia sangat terkejut setelah dia melihat siapa orang yang mendekatinya.Seorang Pria tinggi,dengan rambut hitam agak gondrong,wajah yang tampan dan tatapan mata yang hangat mendekatinya.

"RAVAAA!!!"

Si gadis berteriak senang dan berlari memeluk pria itu,tapi si pria tidak memeluk dia kembali.

"syukurlah kau di sini.aku takut sekali "katanya sambil menatap si pria.

Tapi entah kenapa walaupun tatapan mata si pria sangat hangat,tapi dia terdiam seperti patung.

"Rava,ayo kita pergi dari sini ?!"

si gadis menarik tangan si pria untuk mengajaknya pergi dari tempat itu.Tapi si pria sama sekali tidak bergerak dan membuat si gadis merasa heran.

"Maaf,Nayla."si pria akhirnya membuka mulutnya.

"aku harus pergi.Kita tidak bisa bersama lagi "

Rava melepaskan tangan Nayla dan pergi begitu saja meninggalkan Nayla yang terkejut dengan perkataannya.

"Rava tunggu!!!Rava!!!!"

Nayla berusaha mengejar Rava,tapi dia begitu cepat berjalan.

BRUUUKK...

Nayla terjatuh karna mengejar Rava yang menghilang di balik asap putih.

"Rava tunggu,jangan tinggalkan aku..RAVAAA!!!"

"Tidaaakkkk!!!!"

Nayla terbangun dengan terengah-engah.Dia melihat sekeliling dan ternyata dia berada di kamar nya sendiri.

"hanya mimpi"Nayla menghela nafas lega.

Dia kembali menutup matanya untuk menenangkan diri.lalu dia kembali membuka matanya dan langsung mengambil ponsel nya.

Di mencari-cari nama yang mau dia telpon.

Rava!!!dia menemukannya dan langsung menekan tombol hijau.

tuuut...tuttt...tuuut..

Krek...

suara mengangkat ponsel.

"Halo sayang"suara yang lembut terdengar di sana.

"sayang,kau sedang apa?"tanya Nayla "Kau tidak kemana-mana kan?"tanya nya lagi.

Terdengar suara renyah dan lembut di sana.

"apa yang kau bicarakan?"tanya Rava "apa kau bermimpi buruk ,?"

"ah .ya itu..."

Tok..tok..tok ..

kata-kata Nayla terhenti karena sepertinya sepertinya seseorang mengetuk pintu kamar nya.

"Ya..sebentar!!"teriak Nayla sambil menyembunyikan ponsel di bawah bantal nya.

Nayla berdiri dan merapikan pakaian tidurnya,lalu pergi membuka pintu.

ceklek..

"a..ayah.."

Nayla terkejut karena pagi-pagi sekali ayah nya sudah ada di depan pintu kamarnya.

"kau baru bangun,nak?"tanya ayahnya sembari mencium kening anaknya.

"ya ayah,baru saja aku bangun"jawab Nayla sambil tersenyum

"cepat turun ke bawah,ada yang ingin ayah bicarakan"

"tentang apa ayah?"Nayla penasaran.

"Nanti kau akan tau,!"jawab ayah nya

"Baik ,ayah"

"ayah tunggu di bawah ,"kata ayahnya yang hendak keluar kamar

Tapi langkahnya terhenti,Dia melihat sesuatu yang sangat tidak dia sukai.

Nayla berdiri mematung,jantung nya berdebar.

tidak!aku lupa menyimpannya!!!

Ternyata benar apa yang dipikirkan nya.Ayahnya mendekati foto yang disimpan di atas meja kecil dekat ranjang tidur.

Foto Nayla yang sedang di peluk Rava dari belakang,mereka memakai baju pasangan warna putih.Nayla memakai dress putih dan Rava memakai kemeja putih.

Nayla terlihat sangat bahagia dengan senyuman yang lebar di bibir nya,dan senyuman Rava yang lembut.

Ayah Nayla langsung mengambil foto itu.

"apa ini?"tanya Ayah nya dengan raut muka yang mulai memerah karna marah.

"Ayah..itu.."

"BUKANKAH SUDAH KU BILANG JANGAN BERHUBUNGAN LAGI DENAN LAKI-LAKI ITU!!!!!"Teriak Ayah nya yang membuat Nayla langsung ketakutan .

"Tapi Ayah ,kenapa?"Nayla mulai menangis.

"Kau berani membantah ku???!!!"

Ayah Nayla sangat marah dan akan memukul nayla.

"suamiku!"teriak seseorang.

Ayah Nayla menghentikan tangan yang hendak memukul Nayla karena tiba-tiba Ibu Nayla datang dan menghalanginya.

"apa yang kau lakukan ,suamiku?"tana ibu nya sambil memeluk Nayla yang menangis karena ketakutan.

"Beritahu anak mu untuk tidak membantah semua perkataan ku."kata Ayah Nayla dengan wajah memerah menahan amarah.Lalu dia pergi meninggalkan Nayla yang terduduk lemas di lantai sambil di peluk ibu nya

"Ibuuuuu.."Nayla menangis sejadi-jadinya.

"sabar sayang,"ibu nya menenangkan "Kau tau ayah mu memang sangat keras orang nya.Dia paling tidak suka ada orang yang membantahnya."jelas ibunya sembari mengelus-elus rambut Nayla untuk menenangkan nya.

"ibu,kenapa Ayah tidak menyukai Rava?"tanya Nayla terisak

"Rava orang yang sangat baik,dia sangat mencintai ku dan menyayangiku.Akupun sangat mencintai dia ,bu"air mata kembali keluar saat dia mengingat begitu ayah nya sangat membenci hubungan nya dengan orang yang sangat dia cintai.

Dari awal mereka pacaran,Ayahnya tidak menyukai Rava saat pertama kali bertemu Rava.

Mungkin karena Nayla adalah putri dari keluarga pengusaha ARGANTA grup.Pengusaha yang sangat sukses dan kaya raya.Memiliki ratusan cabang di seluruh negeri.

Sedangkan Rava hanya seorang anak dari keluarga sederhana yang Ayah nya sudah lama sekali meninggal ketika dia berusia 12 tahun,dan ibunya sudah lama terbaring koma di rumah sakit.

Rava hanya hidup sendiri dirumahnya yang sederhana.Dia bekerja sebagai barista di sebuah cafe ternama di kota ini.

Maka dari itu,Ayah Nayla sangat tidak menyukai Rava karena menurutnya Rava adalah orang yang tidak sederajat dengan nya.

"sudah,sayang.jangan menangis lagi."ibu Nayla tetap menenangkan anak nya.

"sekarang mandi dan kita sarapan,oke ?"Ibu Nayla tersenyum manis dan mengecup kening Nayla.

Nayla mengangguk,dia tidak bisa membantah perkataan ibunya yang sangat lembut dan sangat dia sayangi.

* * * *

Ayah dan Ibu nya sudah ada di ruang makan saat Nayla turun dari tangga.Terlihat wajah Ayah nya masih kesal karna kejadian tadi.Tapi ibu nya menyambut Nayla dengan senyuman hangat.

Nayla duduk di samping Ibunya,sedangkan Ayahnya duduk di tempat dimana kepala keluarga seharusnya duduk,Meja makan yang panjang terdiri dari 14 kursi terasa kosong karena hanya tiga kursi yang terisi.

Kepala pelayan berada di samping meja bersebrangan dengan Kursi Nayla,dan lima pelayan wanita yang memakai seragam hitam dan juga lima pelayan pria memakai seragam hitam juga berada di sekeliling meja makan.

Saat semua keluarga sudah berkumpul,saat itulah para pelayan sibuk menyiapkan makana di atas piring yang sudah di sediakan.

Nayla makan dengan perasaan canggung,dia merasa tidak nyaman dengan sikap ayahnya yang dari tadi diam tanpa berkata apapun.

"Ibu,bolehkah aku keluar hari ini?"tanya Nayla setelah selesai makan "aku ada janji dengan temanku hari ini"

"ah..itu...."

"Tidak bisa!!!"perkataan Ibu nya terpotong oleh Ayah Nayla

"Hari ini kau harus menemui seseorang !"Kata Ayah nya tanpa sedikitpun melihat kepadanya.

Nayla tau Ayah nya sangat menyayanginya,Apapun yang dia inginkan pasti akan di berikan.Terlahir dari keluarga kaya raya membuatnya tak pernah merasakan penolakan apapun.

Ayahnya sangat memanjakan dirinya,dari kecil sampai dia besar sekarang,tak pernah sedikitpun dia kekurangan kasih sayang dari orang tuanya apalagi ayahnya.

Makanya saat Ayahnya tau dia berpacaran dengan orang yang tidak sederajat dengan nya,dia sangat marah karna dia merasa Nayla sudah mengkhianati kepercayaan nya dengan berjanji akan selalu menuruti semua keinginan ayahnya.

Karna kasih sayang yang terlalu banyak itulah,Nayla merasa tidak enak dengan sikap ayahnya hari ini.

"menemui siapa,Ayah?"tanya Nayla

"Keluarga Artama."Ayahnya menatap tajam Nayla

"Artama?ada apa dengan keluarga Artama ,Ayah?"Nayla semakin penasaran

Nayla melirik Ibunya yang hanya diam tak berkata apapun.

"Kau akan menikah dengan anak dari keluarga Artama!!!"

"APAAA????"

PERJODOHAN

Nayla menangis tersedu-sedu sambil memeluk bantal di atas tempat tidurnya.

"Aku tidak bisa menikah dengan orang lain Ibu" Katanya sambil menangis.

" Ibu tau aku sangat mencintai Rava, dan dia sangat mencintaiku, bu"

"Mana mungkin aku bisa meninggalkan dia"

"Ibu tau , sayang" Ibu nya kembali berusaha menenangkannya, tapi Nayla tak mendengarkan dan marah-marah.

Dia bangun berdiri ke arah jendela kamarnya yang berada di lantai dua sambil terus menangis.

"kalau memang ibu tau, kenapa tidak mencegahnya, bu!!"

"Ibu ingin, sayang" Ibu Nayla mendekatinya pelan-pelan.

"Tapi Ibu tidak melakukannya!" Nayla menghindari sentuhan ibunya dan langsung menjatuhkan diri di atas tempat tidur nya. Dia berbaring telungkup dengan memeluk guling dengan berlinang air mata yang semakin deras.

* * * *

Tok..tok..tok

Nayla tersadar dari lamunannya tentang Rava, tentang kebersamaan mereka,waktu yang mereka habiskan bersama,betapa lucu nya Rava dan betapa sangat perhatian dan mencintai nya.

Dia bangun dengan mata sembab dan melihat tiga orang pelayan wanita masuk ke kamarnya dengan membawa sebuah kotak besar.

"Nona, tuan besar ingin anda bersiap-siap sekarang."

"Aku tidak mau!!" Tolak Nayla

Dia langsung menjatuhkan dirinya lagi ke tempat tidur.

"Tapi Nona, tamu-tamu akan segera datang" kata pelayan lagi

"Aku tidak peduli!!"

"KELUAR KALIAN!!" Teriak Nayla sambil melemparkan bantal ke arah pelayan.

Bantal jatuh tepat di depan seseorang memakai sepatu hitam mengkilat dan itu adalah Ayah Nayla.

Ayah Nayla memungut bantal itu dan mengembalikan nya ke tempat tidur, Dia mendekati Nayla yang masih di tempat tidur sambil memeluk bantal membelakangi Ayah nya.

"Ayo cepat turun, sebentar lagi para tamu akan datang" kata Ayah nya yang duduk di samping Nayla tanpa melihat ke arah Nayla.

"aku tidak ingin pergi, ayah" Kata Nayla masih dengan memeluk bantal.

"Kau tidak ingin membuat aku malu, kan?" suara Ayah nya mulai tegas

Nayla bangun dan duduk di samping Ayah nya.

"Ayah, tolong.. jangan seperti ini" Nayla memohon memegang tanan Ayahnya.

"Aku sangat mencintai Rava, Ayah" Nayla mulai menangis lagi.

mendengar itu,raut wajah Ayah Nayla langsung berubah. Wajahnya mulai memerah.Dia menatap Nayla dengan tajam.

Ayah nya langsung bangun dari duduk nya dan langsung mencengkram pipi Nayla dengan cukup kuat.

Nayla sangat terkejut dengan apa yang di lakukan Ayahnya

"sekali lagi kau menyebut nama laki-laki itu di hadapanku, aku pastikan dia akan menderita" Ayah Nayla bicara dengan tegas tepat di depan wajah Nayla.

"dan kalau kau tidak menuruti ku sekarang, aku akan pastikan dia..MATI!"

Ayah nya langsung pergi setelah bicara seperti itu.

Nayla sungguh sangat terluka, dia tidak menyangka Ayah nya begitu membenci Rava hanya karna status nya.

Dan Nayla sangat takut, apa yang di katakan Ayah nya akan menjadi kenyataan jika dia tidak menuruti keinginan Ayah nya, karna dia tau apapun bisa di lakukan Ayahnya.

****

Tiga mobil mercy hitam memasuki Gerbang keluarga Arganta dan berhenti di depan rumah Arganta yang sangat besar . Rumah yang penuh dengan ukiran klasik dan ornamen yang unik.

Dari mobil paling depan keluar empat orang memakai jas hitam dengan earpiece di telinganya sebagai alat komunikasi. Dua di antaranya langsung menuju ke arah mobil kedua.

Membukakan pintu mobil, dan keluar seorang pria setengah baya memakai setelan jas biru tua, rambut hitam yang di tata rapi dan postur tubuh yang masih tampak gagah meskipun sudah berumur.

Di susul seorang wanita tidak berbeda jauh usia denan pria tadi, dengan memakai gaun coklat dan memakai sweater berbulu di bagian lehernya serta membawa tas bermerk di tangan nya.

Dia turun dengan bantuan tangan suaminya yang siap menunggunya.

"sayang,Ayo cepat turun" Si istri memanggil seseorang di mobil paling belakang yang belum keluar mobil .

Terlihat dari balik kaca, seorang pria muda duduk tanpa ekspresi apapun, dan tak menjawab apapun .

suami Istri tersebut langsung masuk ke dalam, sementara sang bodyguard menunggu dengan siaga di luar.

Ayah dan Ibu Nayla menyambut mereka di depan pintu rumah yang sangat besar dengan senyuman lebar di bibir mereka.

Ayah Nayla yang hanya mengenakan kemeja putih dan celana hitam dengan tatanan rambut yang rapih tampak sangat terlihat kewibawaan nya, dan Ibu Nayla yang memakai dress panjang hitam dengan rambut yang di urai ikal sebahu,terlihat sangat cantik dan elegan.

"Arga Artama, sahabatku. selamat datang" sambut Ayah Nayla dan langsung memeluk sahabat nya itu.

"Terima kasih, Dimas Arganta."

mereka saling berpelukan dan menepuk pundak masing-masing. Mereka benar-benar tampak sangat akrab sekali.

Keluarga Artama memang partner bisnis keluarga Arganta dari dulu. Mereka adalah sahabat sebelum mereka menjadi orang yang sukses seperti sekarang .

Mereka masuk ke ruang keluarga yang sangat besar dengan furniture yang sangat mewah, lampu gantung besar yang unik dan semua barang hampir semua berwarna emas. Bahkan kursi di ruang keluarga pun cukup besar dan berwarna keemasan.

Para pelayan langsung menyediakan minum dan makanan di meja. Beberapa pelayan berdiri di samping, bersiap jika ada sesuatu yang kurang yang harus mereka ambil atau harus di suruh mengambilkan sesuatu.

"Bagaimana kabar mu, Arga?" tanya Ayah Nayla

"Aku merasa lebih baik di usia ku yang sudah tua ini, Hahahaha" Arga Artama tertawa keras.

"syukurlah kalau begitu, aku khawatir saat mendengar kau pergi ke luar negeri untuk pengobatan" Kata Ayah Nayla

"yaahh, itu hanya penyakit usia tua saja "Arga tersenyum lebar

"sekarang aku baik-baik saja" Dia sepertinya tau kalau sahabatnya sangat mengkhawatirkannya.

"oh iya,, ngomong-ngomong dimana putra kalian?" Tanya Ibu Nayla yang penasaran karena dari tadi tidak melihat putra keluarga Artama.

"Mungkin dia masih di mobil, dia pasti merasa gugup" jawab istri Arga Artama dengan tawa kecil nya.

"sepertinya anak mu sukses mengurus perusahaan mu yang ada di luar negeri "Kata Ayah Nayla.

"Benar sekali, tidak sia-sia aku menyekolahkannya di luar negeri selama ini" Arga Artama merasa bangga dengan anaknya.

"Dia sepertinya mirip dengan mu. Penuh dengan ambisi"

"Haahaha, tentu saja." Arga Artama merasa tersanjung.

"Jika kita ingin berhasil, kita harus penuh dengan ambisi sehingga kita akan terus berusaha untuk sukses, Hahaha"

Ruangan di penuhi tawa kedua pria tua itu.

"oh iya dimana putri mu?" tanya Arga.

"sebentar lagi dia turun" jawab Ibu Nayla dengan senyuman manis.

Tidak berapa lama, Nayla turun dengan dua orang pelayan. Dia sudah di dandani dengan cantik, memakai gaun putih selutut dengan tangan yang terlihat sangat putih mulus, rambut terurai sepinggang yang di tata ikal dan make up sederhana yang menambah kecantikan nya.

Dia turun dengan sedikit senyuman di bibirnya saat menyapa para tamu dengan anggukan kepalanya.

Arga Artama dan istrinya sangat menyukai kecantikan Nayla, Karna ini pertama kalinya mereka melihat Nayla

"sayang, kau sangat cantik sekali" istri Arga Artama menghampiri Nayla dan mengelus rambut Nayla.

Nayla hanya tersenyum tipis.

"Kau akan sangat cocok dengan anak kami, Kevin" kata Arga Artama.

Nayla masih tersenyum walaupun hatinya sangat sakit, tapi dia sama sekali tidak merespon apapun , hanya senyuman tipis yang dia tunjukan. Dia teringat kejadian barusan,dimana dia mencoba menghubungi Rava dan menjelaskan semua nya pada Rava. Dia bilang dia tidak ingin menikah dan ingin pergi saja dengan Rava.

Tapi apa yang di katakan Rava sungguh di luar dugaan Nayla.

"Tidak apa-apa, Nay. Jika itu yang di inginkan orang tua mu, aku bisa apa? aku hanya bisa mendoakan kebahagiaan mu!"

Kata-kata Rava membuatnya sakit sekaligus sedih karna dia tau, tak ada yang bisa di lakukan Rava selain menyerah. Karna apapun yang terjadi,Ayahnya tidak akan membiarkan Nayla pergi dengan siapapun!!

Nayla duduk di samping Ayahnya. Masih terlihat mata yang sedikit bengkak akibat tangisan nya tadi.

"Dimana Kevin?" Ibu kevin celingak celinguk mencari anaknya yang tak kunjung datang.

"Aku di sini , bu"

KEVIN ARTAMA

Seseorang dengan memakai setelan jas berwarna abu masuk ke ruang keluarga. Seorang pria muda dengan wajah yang sangat tampan, hidung mancung, berkulit putih, mata coklat dan sedikit besar, bibir tipis dan rambut hitam yang di tata rapi ke belakang menambah kesempurnaan ketampanan nya.

Dia berdiri lalu membungkuk ke arah kedua orang tua Nayla.

" Apa kabar tante, om.? " sapa nya.

"wah, Kevin. sekarang kau tampan sekali" Kata Ayah Nayla sambil menepuk - nepuk pundak Kevin.

"Ayo, silahkan duduk "

Kevin duduk di samping Ibunya. Dia tersenyum hangat ke arah Ibu nya sambil memegang tangan Ibu nya. Terlihat sekali kalau Kevin sangat menyayangi Ibu nya.

Mata Kevin langsung tertuju pada Nayla yang sedari tadi tidak memperlihatkan wajah nya pada kevin. Dia hanya menunduk saja dan tak memperlihatkan respon apapun.

Kevin tersenyum manis melihat Nayla yang dia pikir sepertinya Nayla malu atau... dia tidak menyukai keadaan ini.

" Nak, ayo kenalkan, itu Kevin calon suami mu nanti. "Ayah Nayla menyuruh Nayla mengangkat wajah nya. Tapi Nayla tidak mendengarkan dan tetap menundukan kepala nya.

"Tidak apa - apa Om, Aku sudah melihat wajah Nayla kemarin. " Kata Kevin dengan senyuman hangatnya.

" Kemarin? " Ayah Nayla terkejut.

" ahaha, ya kemarin aku memperlihatkan foto Nayla yang kau berikan padaku " Jawab Arga Artama.

"oohhhh.. Hahahaha,, benar, benar sekali. "Ayah Nayla baru ingat kalau sebelumnya dia memberikan foto Nayla pada sahabatnya itu untuk di perlihatkan pada Kevin.

"Tapi, Nayla sepertinya malu sekali ya bertemu dengan calon suaminya. Daritadi dia menunduk terus "Ibu Kevin tertawa kecil di ikuti Ibu Nayla yang tertawa canggung karena dia tau apa yang sebenarnya terjadi.

"Jadi,,, Kapan kita akan menentukan tanggalnya? "Tanya Ibu Kevin yang sepertinya sudah tidak sabar ingin Kevin cepat menikah dengan Nayla.

"Tentu saja, kapanpun kalian siap"Jawab Ayah Nayla dengan percaya diri.

" Mm, maaf. Saya permisi sebentar "Nayla meminta ijin untuk keluar dan langsung pergi tanpa mendengar jawaban dari semua nya.

Ayah Nayla melihat Nayla pergi dengan tatapan tajam, sedangkan Ibu Nayla menatapnya dengan sedih.

****

Nayla pergi ke Balkon atas ruang santai tepat di sebelah kamar nya.

Nayla menangis tanpa suara, Dia menutup mulutnya dengan tangan kanan nya agar tidak terdengar siapapun. Dia terus menangis mengingat hal yang akan terjadi padanya. Dia harus menikah dengan orang yang tidak dia cintai dan tak akan pernah dia cintai seumur hidupnya, karna cintanya hanya untuk Rava.

Nayla memghentikan tangisan nya karena dia di kejutka oleh suara kaki yang mendekatinya dari belakang.

Nayla cepat menghapus air matanya, dia takut kalau ayah nya yang datang dan melihat dia menangis.

" Ayah, aku.. "

Betapa Nayla sangat terkejut, Ternyata yang datang adalah Kevin Artama!!!

"Kau,, sedang apa kau disini?" tanya Nayla saat melihat Kevin berdiri di depan pintu dengan santai nya sambil memasukan kedua tangan nya ke dalam saku celana nya dengan senyuman hangat nya.

" kenapa Kau menangis sendirian disini? " tanya Kevin.

" Apa urusan nya dengan mu? " Nayla mulai kesal.

"Tentu ini menjadi urusan ku, "

Kevin mendekati Nayla pelan - pelan.

"Karena kau akan menjadi istri ku !" Kevin mengelus pipi Nayla dengan jari telunjuk nya.

"Jangan kurang ajar kau, ya!!! " Nayla menepis tangan Kevin dan menjauh dari Kevin.

Nayla memcengkram pagar balkon karna dia mulai ketakutan dengan Kevin.

"Hahahahahha "

Tiba - tiba Kevin tertawa dan membuat Nayla sangat terkejut.

Apa orang ini sudah gila!! pikir Nayla.

Kevin tertawa tepingkal, sampai - sampai Dia harus memegang balkon supaya tubuh nya tidak terjatuh karna tertawa.

"Apa? kenapa kau tertawa? "

"aha.. aha.. maaf.. maaf.. "Kevin berusaha berdiri dan menjelaskan pada Nayla.

"Aku hanya bercanda," Kevin berusaha menahan diri untuk tidak tertawa.

" Tapi.. wajah ketakutan mu sangat lucu sekali, Hahaha" Kevin kembali tidak bisa menahan tertawa nya.

ada apa dengan orang ini? sok akrab sekali! pikir Nayla dengan mengernyitkan dahi.

Nayla hendak pergi meninggalkan orang yang dia pikir sangat bodoh itu karna terus mnertawakan hal yang sama sekali tidak lucu.

Saat dia melewati orang itu, tiba - tiba tangan Nayla di tarik ke arah nya hingga tubuh Nayla menempel di tubuh nya dan wajah Nayla tepat berada di depan wajah nya.

Mata Nayla terbelalak saking terkejut nya. Dia mencoba melepaskan diri, tapi tangan kanan Kevin memeluk pinggang nya dengan sangat kencang sehingga dia tidak bisa bergerak menjauh.

"A.. apa yang kau lakukan?" Nayla ketakutan

" Lepaskan aku! " Nayla berusaha mendorong dada Kevin dengan kedua tangan nya, tapi cengkraman Kevin terlalu kencang.

" Dengar,, " Kevin mulai berbicara

" Aku tau, kau tidak ingin menikah dengan ku, " Mulut Kevin berbicara tepat di depan mulut Nayla dan membuat Nayla sedikit berdebar.

"tapi aku tidak akan membiarkan pernikahan ini gagal, karna Kau,, adalah milik ku sekarang! "

Mereka saling bertatapan selama beberapa detik, Nayla dengan raut ketakutan nya dan Kevin dengan senyum menyeringai nya.

Lalu Kevin melepaskan cengkramannya dan membuat tubuh Nayla terdorong sedikit keras ke belakang.

Nafas Nayla tak beraturan, dia ketakutan sekaligus berdebar - debar karena wajah mereka begitu dekat tadi.

Nayla pergi meninggalkan Kevin tanpa berkata apapun lagi, dan Kevin hanya melihat kepergian Nayla dengan senyum manis nya.

****

Nayla kembali ke ruang keluarga dan kembali duduk di samping Ayah nya. Dan tak berapa lama Kevin pun menyusul masuk ke dalam ruangan.

" Kau Baik - baik saja, sayang? " Ibu Nayla merasa khawatir melihat Nayla seperti ketakutan.

"Tidak apa - apa, Ibu. " jawab Nayla berusaha tersenyum.

Nayla melihat Kevin duduk tepat di seberang dimana dia duduk. Dia melihat Kevin sepertinya sedang tersenyum mengejek padanya.

Dengan santai nya Kevin duduk sambil terus melihat ke arah Nayla sambil sedikit tersenyum. Sebenarnya dia masih merasa lucu dengan kejadian tadi. Begitu ketakutannya Nayla ketika berdekatan dengan nya.

Apa dia tidak pernah berdekatan sedekat itu dengan seorang pria? pikir Kevin.

Kevin tertawa tanpa suara sambil menundukan kepala dan sedikit menutup mulut nya dengan belakang tangan kiri nya.

Apa itu? apa di sedang mengejek ku? Pikir Nayla kesal.

" Wah.. wah.. sepertinya putraku sangat memyukai putri mu, " kata - kata Ibu Kevin membuyarkan tatapan nya pada Nayla

"Daritadi Kau terus menatap nya,, ahahaha.. " Ibu Kevin tertawa sambil menepuk pundak Kevin.

" ah.. Ibu jangan seperti itu " Kevin berusaha menutupi rasa malunya karna tiba - tiba Ibu nya berbicara seperti itu di saat Kevin memang sedang menatap Nayla.

"Kalau begitu, kenapa kita tidak langsung menentukan tanggal saja, " Ayah Nayla bersemangat.

"Ku pikir, bulan depan waktu yang bagus. " Kata Ayah Kevin.

" Tidak perlu menunda waktu untuk melakukan hal yang baik" lanjutnya.

"Bagus, Aku setuju, "Jawab Ayah Kevin.

"Nayla sayang, kau setuju? " tanya Ibu Kevin.

" Tentu saja dia setuju! " Ayah Nayla menjawab sebelum Nayla menjawab.

" Kau sendiri bagaimana, Kevin? " Tanya Ayah Nayla.

" Aku.. " Kevin melihat ke arah Nayla.

" tentu saja aku setuju " Jawab nya sambil tersenyum menyeringai.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!