Haii gaes,,, bertemu lagi sama aku di account yang ini yaa,,,,
Salam kenal bagi yang belum kenal ya.... kenalin namaku Dhia....kalian juga boleh memanggil author. Bebas dah yang penting kalian bahagia 🖤
Yuk ikutin berjalanan Elmeera…
Semoga kalian suka ya….
...1. Rumor yang Beredar...
POV Elmeera
Meeting siang ini aku tinggalkan begitu saja…
Aku tidak bisa membayangkan hal buruk terjadi pada orang yang teramat aku sayang di dunia ini. Mendapat kabar bahwa dia dilarikan ke rumah sakit karena serangan jantung, dunia ku rasanya runtuh seketika.
Tidak… aku tidak mau kehilangannya… Membayangkan hidup tanpanya, itu sangat mengerikan.
Dia adalah satu-satunya yang aku punya di dunia ini jika berbicara mengenai keluarga sedarah. Dia adalah penyemangat hidupku, dan dia juga selalu memberikan pelukan ternyaman nya saat aku dalam kondisi terpuruk sekalipun. Dan senyumannya adalah kebahagiaanku.
High heels tiga belas senti yang sedang aku kenakan bukan menjadi penghalang untuk aku berlari menyusuri koridor rumah sakit dari lobby utama menuju ke ruang Gawat Darurat.
Beberapa kali aku menabrak pengunjung rumah sakit lainnya hingga mendapatkan umpatan. Aku tidak peduli, aku hanya ingin segera sampai ruang Gawat Darurat dan mengetahui bagaimana kondisi Mamaku, wanita yang sudah melahirkan aku di dunia ini.
Mataku menatap wanita paruh baya yang sering aku panggil Mbok Ira tengah duduk termenung di depan pintu besar bertuliskan ‘Instalasi Gawat Darurat’.
Tanpa menunggu lama, aku tambah kecepatan lari ku dan segera menghampiri mbok Ira.
“Bagaimana kondisi Mama saya, mbok? Apa yang terjadi? Bagaimana bisa mama sampai dilarikan ke rumah sakit? Ada apa? Kenapa?” Tanyaku dengan nafas yang terengah-engah.
Mbok Ira kemudian menatapku dengan sendu ketika aku memberondongnya dengan banyak pertanyaan,
“Sepertinya tadi ibu lihat berita di sosial media non… terus jatuh tersungkur dari sofa sambil memegangi dadanya, ibu begitu terkejut dengan berita yang dibaca.”
Berita? Berita apa? Aku pun mengernyit dan sepertinya Mbok Ira paham bahwa aku sedang meminta penjelasan padanya.
“Apa non tidak melihat berita terkini di akun lambe ndomble satu jam lalu?” Tanya Mbok Ira.
Aku pun menggeleng. Bagiku lebih baik aku menyibukkan diri dengan sesuatu yang bermanfaat ketimbang melihat sosial media yang menurutku tidak memberikan manfaat yang berarti.
Sosial media hanya aku gunakan untuk membaca informasi-informasi mengenai dunia bisnis. Ngapain coba aku memfollow lambe ndomble yang isinya gosip-gosip para pencari sensasi agar viral?
Tanpa mengucapkan sepatah katapun, Mbok Ira membuka ponselnya mama kemudian menyodorkan ponsel mama padaku karena ponsel Mama tersebut tidak menggunakan sandi. Aku pun segera meraih benda kotak dan tipis tersebut. Tubuhku terasa lemas seketika saat membaca kata perkata yang tercantum disana.
“Elmeera Adiba, Pembisnis wanita yang bergerak dibidang pengiriman barang ternyata adalah penyuka sesama jenis.”
“Cantik dan Seksi? Tapi penyuka sesama jenis! CEO KirAn.com tertangkap kamera sedang memasuki kamar hotel dengan wanita berinisial GS yang merupakan seorang BU CI ternama di ibukota.”
“Pantas saja tidak pernah dekat dengan lawan jenis dan tidak ingin menikah diusianya yang sudah 28 tahun, ternyata menjadi FEM adalah alasan utama CEO Kirim Antar atau yang biasa disebut KirAn.com.”
Bu Ci? Fem?
Otakku berputar mengenai dua kata itu yang tidak aku ketahui artinya. Jari-jari lentik ku dengan cat kuku bergradasi dominan Navy langsung mencari dua kata kunci itu di aplikasi pencarian bernama Gogok. Mataku pun terbelalak membaca maksud dari dua kata tadi.
Apa-apaan ini? Mengapa ada berita sampah seperti ini disaat namaku sedang disorot media karena perusahaan ku yang menghidupi 5000 anak yatim piatu viral seminggu lalu.
Ini tidak bisa dibiarkan! Apalagi berita ini sudah membuat mama terkena serangan jantung dan masuk rumah sakit. Aku harus segera cari tahu siapa dalang dari semua ini.
Aku pun segera mengambil ponselku yang masih tersimpan di dalam tas setelah memberikan ponsel Mama pada mbok Ira kembali. Aku harus segera menghubungi Ziraya, sahabat sekaligus asisten pribadiku untuk membantuku mengurus semuanya.
“Non.. itu tidak benar kan? Non Elmeera normal kan?” Tanya Mbok Ira membuat jari-jemariku yang hampir memencet icon panggilan pada Ziraya terhenti.
“Mbok.. mbok tidak percaya sama saya?” Tanyaku dengan tatapan dingin pada asisten rumah tangga yang sudah bekerja untuk Mama lebih dari 20 tahun.
“Bu.. bukan begitu non..” Mbok Ira mendadak gugup.
“Lalu?” Tanyaku penuh selidik.
“Non Elmeera selama ini kan pribadi yang tertutup bahkan sama Ibu Sarah sekalipun. Jadi wajar jika Ibu Sarah pun mempercayai berita tersebut dan terkena serangan jantung.” Jawab Mbok Ira dengan menunduk.
Aku paham, kenapa mbok Ira seberani ini berkata frontal padaku yang terkenal dingin, karena Mbok Ira adalah teman curhat Mama dan semua ucapan Mbok Ira memang benar, aku adalah pribadi yang tertutup termasuk pada keluarga ku sendiri meskipun aku bisa bersikap hangat dan lembut sama mereka.
Tanpa berucap, aku pun memilih duduk di kursi tunggu yang berada tepat di depan pintu IGD dimana dokter sedang menangani Mama. Dan aku sadar, Mbok Ira terus menatapku dengan sendu.
Wanita paruh baya itu seperti ada yang ingin di obrolkan tapi terlihat ragu. Aku gak peduli, di kepalaku saat ini adalah bagaimana caranya membersihkan namaku sesegera mungkin karena komentar-komentar netizen di media sosial sangat miris dalam menghujat ku.
Aku pun berpikir bahwa wajar memang jika Mama langsung mempercayai berita tersebut karena memang beberapa bulan lalu sudah tersebar berita yang sama dengan ini tentang privasi ku.
Hanya saja dulu namaku tidak di kenal publik dan tidak ada bukti apapun sehingga berita tersebut hilang dengan sendirinya. Aku pun dapat dengan mudahnya meyakinkan mama bahwa semua itu hoax. Aku adalah wanita normal.
Sekarang? Fotoku yang masuk kamar hotel bersama wanita berinisial GS tersebar luas. Dan aku sama sekali tidak tahu bahwa GS atau Gisel yang merupakan teman SMA aku paling tomboy adalah seorang penyuka sesama jenis yang namanya sudah banyak di kenal orang karena ke frontalannya di sosial media.
Dan aku baru tahu semua itu detik ini juga disaat aku membaca berita sampah tersebut dan mencari akun media sosial Gisel.
Otakku kembali berputar ke tiga hari lalu saat aku datang ke hotel atas undangan Gisel yang ingin memperkenalkan aku dengan temannya yang membutuhkan jasa ekspedisi barang antar pulau.
Aku sempat merasa janggal, mengapa harus dikamar hotel? Namun mengingat Gisel adalah salah satu teman baikku saat SMA, aku menepis segala pikiran buruk tersebut. Terlebih jika teman Gisel yang katanya memiliki pabrik sepatu itu mau memakai jasa ekspedisi perusahaan ku, maka kerja sama dalam jangka waktu panjang akan terjalin dan keuntungan besar ada di depan mata.
Namun sampai detik ini, belum ada kabar mengenai kesepakatan teman Gisel tersebut.
Kepalaku terasa berdenyut memikirkan apa yang harus aku lakukan hingga panggilan dari Ziraya masuk ke dalam ponselku. Aku baru teringat bahwa tadi aku ingin menghubunginya dan meminta bantuannya untuk membersihkan namaku karena jika hanya berita-berita tersebut di tutup, jejak digital tidak akan bisa dihapus.
Dan aku yakin, berita-berita tersebut akan berdampak besar pada keluargaku juga bisnisku. Jika bisnisku sampai collapse, maka masa depan 5000 anak yatim piatu itupun menjadi jaminannya.
...BERSAMBUNG...
Jangan lupa pencet tombol Favorite…
Terus kasih like, tinggalkan komentar. Syukur-syukur kalau mau kasih hadiah dan vote hehehe
Mon maap, author banyak maunya…
Dan mon maap juga karena author masih banyak salah... masih proses belajar soalnya.
...2. Terbawa Emosi...
POV Elmeera.
Sedih.
Itulah satu kata yang menggambarkan perasaan aku saat ini. Karena menurut penuturan dokter siang tadi, terdapat banyak plak di jantung Mama. Dan setelah mendapatkan persetujuanku, dokter langsung melakukan pemasangan stent jantung sebelum kondisi mama semakin buruk.
Dokter berjanji akan melakukan yang terbaik untuk Mama, namun dokter mengingatkan aku bahwa sang pemberi kesembuhan adalah Tuhan sehingga memintaku untuk terus memanjatkan doa pada mama. Kini prosesi itu sudah usai 3 jam lalu, dan aku berharap tidak ada efek yang serius dari proses tersebut.
Di ruang sebar putih yang cukup besar karena aku menyewa ruang VVIP, aku menunggu mama seorang diri setelah meminta Mbok Ira pulang agar bisa mengurus rumah dan meminta anak Mbok Ira menyusul ku kesini dengan membawa baju ganti.
Rasanya enggan meninggalkan mama, aku ingin menjadi orang pertama yang mama lihat ketika beliau siuman kemudian aku akan menjelaskan semuanya pada Mama bahwa aku adalah wanita normal. Bukan penyuka sesama jenis.
Aku menatap wajah mama yang masih terlihat cantik di usianya yang hampir menginjak setengah abad karena mama melahirkan aku diusia 20 tahun sedangkan aku sudah 28 tahun belum memiliki pasangan. Jangankan memiliki pasangan, berpikir untuk melakukan kencan saja aku tidak pernah. Sekali lagi, bukan aku tidak normal. Aku juga tertarik dengan lawan jenis, tapi aku takut bernasib seperti mama. Sangat takut.
Mama memang sudah tidak lagi muda dan sudah tidak terhitung berapa kali wanita yang berbaring lemah ini memintaku untuk menikah bahkan berencana menjodohkan aku. Tapi aku? Selalu menolak dengan tegas. Aku tahu, mama cukup kecewa dengan sikap aku jika diajak berbicara mengenai pernikahan namun mau bagaimana lagi, bagiku… Pernikahan adalah momok yang sangat menakutkan.
Bayangan rumah tangga yang mama jalani dengan lelaki itu benar-benar membuat aku bergidik ngeri. Laki-laki banci yang enggan aku sebut namanya karena lelaki itu hanya berusaha menguras harta mama, bersikap kasar sama mama dan aku yang anak kandungnya sendiri kemudian terang-terangan berselingkuh.
Teringat jelas dalam ingatanku, saat mama mengandung adik aku… dia menendang Mama dengan kuat lalu meninggalkan rumah begitu saja. Hingga adik aku yang berusia 7 bulan dalam kandungan mama tidak bisa terselamatkan. Untung Mama masih bisa terselamatkan.
Air mataku kembali menetes mengingat kejadian gila itu… hingga suara Tia, anak mbok Ira membuyarkan lamunanku. Sejak kapan Tia sampai ruangan mama?
“Kak… ponsel kak Elmeera berbunyi.” Seketika aku tersadar padahal suara ponselku cukup nyaring di telinga. Aku pun mengangguk pada Tia kemudian mengambil ponselku yang tergeletak di nakas tak jauh dari tempatku duduk.
Si bawel menghubungiku? Aku pun segera memencet icon berwarna hijau pada layar ponselku untuk menerima panggilan dari gadis bawel kesayanganku itu.
“Kakak… Siapa yang berani membuat berita sampah tentang kakak seperti itu? Ha?” Suara cempreng ini untung tidak merusak indera pendengaran ku.
“Assalamualaikum dek…” Sapa aku pada si bawel Gista.
“Astaghfirullah.. aku sampe lupa.. waalaikumsalam kakak. Kak, cepat katakan siapa yang sudah menyebarkan berita bohong itu tentang kakak yang suka sama sesama jenis?” Aku tersenyum mendengar ocehan gadis bawel itu. Dia selalu saja menjadi orang terdepan saat ada yang berani mengusikku.
“Kakak masih belum tahu dek… kakak sudah minta sama kak Ziraya dan suaminya untuk mengurus masalah ini.” Terdengar helaan nafas Gista. Suami Ziraya yang merupakan pengacara berencana akan menuntut pembuat berita palsu tersebut.
“Kakak gak ada niat buat klarifikasi berita tersebut?” Gista nampak khawatir.
“Bagaimana kakak bisa klarifikasi dengan tangan kosong jika teman kakak yang bernama Gisel itu justru mengunggah foto selfienya sama kakak dengan caption love? Yang ada kakak akan semakin dihujat dek,, Terus ponsel si Gisel juga tidak aktif.” Jawabku mencoba tenang meskipun kepalaku terasa ingin pecah dari siang tadi.
“Lalu bagaimana tanggapan mama? Aku telfon mama dari tadi gak diangkat?” Tanya Gista.
“Mama sudah istirahat dari tadi dek..” Jawabku asal. Aku gak mau Gista tahu kondisi mama yang sebenarnya kemudian gadis bar-bar itu nekat pulang malam ini juga mengingat jarum jam sudah hampir pukul 7 malam yang artinya di Bali sudah hampir pukul 8 malam.
“Mama sehat kan kak?”
“Mama baik-baik saja dek. Kamu gimana acara study tournya? Asikkan?” Aku mencoba mengalihkan pembicaraan. Untung saja gadis bawel ini gampang teralih fokusnya sehingga langsung menceritakan panjang lebar tentang kegiatannya selama empat hari di Bali dan rencananya Lusa akan kembali ke Ibukota.
Aku melihat mama yang sudah mulai membuka matanya. Aku pun tersenyum pada mama dan memberi kode pada mama bahwa Gista yang sedang menghubungiku. Mama pun mengangguk, aku tahu.. mama sama seperti ku yang tidak ingin Gista tahu bagaimana kondisinya saat ini. Hingga aku beralasan pada Gista ingin ke kamar mandi supaya sambungan telpon bisa segera terputus. Gista pun mengiyakan, tapi tidak lupa gadis bawel itu memintaku untuk menyuruh Tia mengecek kondisi Café-nya besok.
“Ma… mana yang sakit?” Tanyaku lembut pada Mama setelah Tia memberikan air putih pada Mama.
“Apa berita itu benar El?” Mama justru balik nanya padaku. Aku pun menggeleng lemah dibarengi dengan air mata yang mengalir dari ujung mataku yang selalu menatap orang dengan dingin.
“Jangan bohongi mama El..” Suara mama terdengar sangat lemah membuat hatiku semakin sakit.
“Nggak ma… aku dijebak ma.. aku akan segera membuktikan pada Mama bahwa aku tidak seperti itu. Aku normal ma.”
“Mama gak percaya sama kamu El.” Mama yang selalu memelukku saat aku terpuruk kini justru memalingkan wajahnya dari ku.
“Ma…”
“Buktikan dengan pernikahan jika kamu memang normal.” Tegas mama membuatku mematung.
“Ma, aku tidak mau memusingkan hidupku dengan adanya lelaki di samping ku. Aku gak mau karier aku yang lagi naik-naik nya terganggu karena status itu.” Ucapku tanpa berpikir panjang membuat Mama tersenyum kecut.
“Mama tahu alasan kamu tidak ingin menikah El, semua karena kenangan buruk dari Papa kamu kan?” Aku terdiam. Jujur semakin malas saja aku jika sudah menyangkut lelaki tak berhati itu.
“Dengerin mama El… tidak semua lelaki seperti papa kamu. Kamu hanya perlu mencari lelaki yang tepat dan tulus mencintai kamu.” Giliran aku yang tersenyum kecut. Ternyata mama selama ini tahu alasanku yang sesungguhnya kenapa tidak ingin menikah.
“Kalau kamu mau lihat mama mati perlahan karena rumor kamu itu, juga terserah!”
“Ma cukup.. aku gak mau mama bahas kematian! Bagiku punya mama dan Gista sudah cukup. Kebahagiaan kalian adalah kebahagiaanku. Dimata aku, semua laki-laki itu sama! Mereka hanya mencari yang dapat memuaskan nafsuu mereka!” Jawabku dengan tegas sampai aku terlupa sedang dimana dan bagaimana kondisi mama.
“Tapi kodratnya manusia itu berpasang-pasangan Elmeera… Ya Allah.. bagaimana kamu dapat menemukan lelaki yang tulus mencintai kamu jika kamu saja selalu menutup diri dengan lelaki yang tertarik sama kamu nak? Nikah El! Nikah!”
“Ma,, kurang apa dulu mantan suami mama yang mama pacari selama 3 tahun sebelum menikah? Mama bahkan tidak menemukan keburukannya yang berarti kan, hingga mama mau menerima lamarannya dan tidak pedulikan nasehat kakek dan nenek yang kurang setuju dengan lelaki itu.
Hasilnya apa? Dia berusaha menguras harta kakek dan nenek ma! Dia membohongi mama habis-habisan dan berselingkuh di depan mama. Bahkan dia selalu berkata kehadiran aku di dunia ini hanya sebuah kesalahan karena kehadiranku membuat selingkuhannya meninggalkan dia. Lalu apa yang harus aku percaya dari spesies lelaki? Bajiingan itu bahkan selalu mengusik hidup kita!”
“Elmeera! Jaga ucapan kamu, bagaimanapun Danung adalah papa kandung kamu nak.” Mama nampak memejamkan matanya seakan merasakan sakit di area dadanya.
“Ma…” Kewarasanku mulai kembali. Selalu… jika membahas tentang pernikahan selalu saja berakhir buruk.
“Jangan sen,,, sentuh mama El.. Bi… biarkan mama mati dari pada mama harus menanggung malu karena kelakuan kamu yang suka sesama jenis. Mama gak sudi kamu sentuh!” Ucapan Mama benar-benar menampar diriku saat ini.
Setidak percaya itukah mama sama aku?
...BERSAMBUNG…....
Cuss lanjut ke Part 3 yaa...
jangan lupa pencet jempol di bawah dan tinggalkan komentar 🖤
...3. Mama Minta Cucu...
Author POV
Tia, gadis berusia 25 tahun itu memeluk Elmeera yang tengah menangis tersedu-sedu. Dalam hidup seorang Tia, ini adalah pertama kali untuknya melihat betapa rapuhnya sosok Elmeera yang kesehariannya selalu bersikap dingin dan arogan. Wanita karier yang memiliki paras cantik juga body goals sehingga menjadi idaman banyak lelaki ini sangat jauh berbeda dari biasanya.
Secara tidak langsung Tia pun mulai membandingkan sifat dan sikap Elmeera yang sangat berbanding terbalik dengan sang adik, Gista. Gista adalah gadis ceria dan ramah juga banyak omong. Sedangkan Elmeera banyak diam.
“Kak, tenang ya… yuk kita doain ibu Sarah.” Kata Tia dengan lembut. Jika diluar kantor, Tia memang memanggil Elmeera dengan kakak. Sedangkan di dalam kantor, Tia akan memanggil Elmeera dengan Ibu. Tia adalah gadis yang dibiayai pendidikannya oleh Mama Sarah sehingga setelah lulus kuliah, Tia menjadi salah satu orang kepercayaan Elmeera di kantor.
“Mama akan baik-baik saja kan Ya?” Tanya Elmeera.
“Iya kak, aku yakin ibu pasti kuat. Ibu tidak akan tega meninggalkan kak Elmeera dan Gista begitu saja.” Tia mencoba menenangkan wanita arogan yang mendadak menjadi rapuh tersebut.
“Semua salah aku Ya… coba aku gak terbawa emosi dan membantah ucapan mama. Pasti mama tidak akan terkena serangan jantung lagi.” Elmeera semakin sesenggukan.
“Semua sudah terjadi kak,,,”
Hingga dokter yang tengah menangani Mama Sarah keluar dari ruang rawat inap mama Sarah dan meminta Elmeera untuk berbicara sebentar mengenai kondisi Mama Sarah saat ini di ruangan khusus sang dokter. Tidak lupa Elmeera meminta Tia untuk menjaga Mama Sarah di ruangan pasien.
Rasa bersalah di hati Elmeera semakin menyesakkan dada sebab, kondisi Mama Sarah semakin buruk karena dirinya. Dan dokter memperingatkan pada Elmeera untuk selalu menjaga emosi mama Sarah sekaligus membuat perasaan Mama Sarah agar selalu tenang dan bahagia. Karena hanya itulah kunci jika Elmeera ingin mama sarah segera pulih seperti sedia kala.
Setelah berbicara dengan dokter, Elmeera pun berdiam diri sejenak di taman rumah sakit yang tidak jauh dari ruang rawat inap Mama Sarah.
Menikah? Mama Sarah ingin dirinya menikah? Jujur, Elmeera belum memiliki keberanian untuk hal itu. Bagi wanita karier berusia 28 tahun tersebut, mencintai lelaki adalah sebuah pembodohan dimana dirinya nantinya akan banyak diatur oleh kaum adam dan tidak bisa bergerak bebas seperti saat ini dengan alasan tanggung jawab.
Seperti halnya mama Sarah dulu yang tidak diizinkan suaminya keluar rumah dan bersosialisasi dengan orang lain bahkan tetangga sekalipun. Ternyata semua yang lelaki itu lakukan tidak lebih untuk menutupi kebohongan demi kebohongannya.
Entahlah, meskipun jaman sudah berbeda dan wanita jaman sekarang bisa memilih untuk berkarier setelah menikah. Tapi, trauma yang ditinggalkan lelaki bernama Danung itu benar-benar membuat Elmeera tidak berani menikah dengan berjuta alasan yang bahkan terkadang tidak masuk akal.
Sebelum melihat kondisi sang Mama, Elmeera pun mencoba menghubungi Ziraya untuk menanyakan perihal rumor yang beredar siang tadi di sosial media. Mendengar kabar dari Zira tentang keberadaan Gisel yang ternyata sudah kabur ke luar negeri membuat tangan Elmeera mengepal sempurna.
Fix! Elmeera benar-benar di jebak oleh seseorang dan orang tersebut menggunakan Gisel teman SMA-nya yang menjadi BU CI itu sebagai Pion.
Elmeera mencoba menetralkan kembali emosinya sebelum kembali ke ruangan Mama Sarah. Wanita cantik yang selalu berpakaian seksi itu ingin melihat kondisi sang mama dan meminta maaf pada wanita yang sudah melahirkan dan membesarkannya dengan penuh kasih sayang tersebut.
Tapi siapa sangka, Mama Sarah yang ternyata sudah dalam keadaan terjaga justru mengusir putrinya sendiri dan enggan di jaga oleh putrinya. Mama Sarah memilih berdua sama Tia di rumah sakit. Dengan air mata yang mengalir, Elmeera mencoba untuk mengesampingkan egonya dan mengalah menuruti permintaan Mamanya.
“Maafkan aku ma…” Mama Sarah tidak bergeming dengan suara parau putrinya.
“Tia.. saya titip mama ya.. kalau ada apa-apa cepat hubungi saya.” Kata Elmeera menatap sendu ranjang dimana Mama Sarah berbaring lemah dan enggan menatap wajah putri kebanggaannya.
“Iya kak. Aku akan jaga ibu dengan baik. Kakak tenang saja ya… istirahat yang cukup kak.” Jawab Tia merasa tidak enak di posisi seperti ini. Elmeera pun mengangguk kemudian berjalan menuju pintu keluar ruang perawatan Mama Sarah.
“Jangan pernah menampakkan batang hidung kamu sebelum kamu bisa membuktikan rumor tersebut dengan memberikan mama cucu!” Ucap Mama Sarah dengan suara lirih namun penuh penekanan.
“Ma…”
“Pulang kamu! Ingat jangan pernah kembali sebelum kamu mengandung cucu mama.” Tegas Mama Sarah. Air mata Elmeera pun kembali menetes sebelum kemudian berlalu dari kamar VVIP tersebut.
“Mama tahu, semua rumor tentang kamu itu gak benar El, maafkan mama… mama hanya ingin melihat kamu mau menikah dan memiliki keturunan. Mama terpaksa melakukan ini demi kebahagiaan kamu agar kamu berpikir tentang masa depan kamu yang bukan hanya bisnis bisnis dan bisnis. Mama tahu kamu begitu sensitive dengan kata pernikahan, makanya mama minta kamu untuk segera memberikan cucu untuk mama. Dan sebelum itu tentu kamu akan melangsungkan pernikahan.” Batin Mama Sarah.
...***...
Menjadi CEO dari KirAn.com yang merupakan brand penyedia jasa kirim antar barang terbesar di tanah air selama tiga tahun belakangan ini tidak serta merta membuat sosok Elmeera Adiba menghambur-hamburkan uang begitu saja dengan hidup penuh kemewahan.
Bukan tidak bisa hidup mewah layaknya para pengusaha-pengusaha sukses lainnya dengan menjejerkan mobil sport di carport kediaman mewah mereka, hanya saja Mama Sarah selalu mengajarkan anaknya untuk menikmati kemewahan secukupnya saja kemudian membagi harta meraka kepada orang-orang yang membutuhkan.
Dengan harta warisan peninggalan dari mendiang kakek dan neneknya, Elmeera jatuh bangun membuka perusahaan ekspedisi barang sejak masih duduk di bangku kuliah dimana belanja online belum marak seperti beberapa tahun terakhir. Dan keberhasilan Elmeera benar-benar nampak setelah menginjak tahun ke Sembilan dalam usahanya tersebut.
Elmeera menatap lampu-lampu penerangan jalan yang berjejer rapi dari kaca mobil yang dikendarai supir pribadinya. Elmeera kembali memikirkan apa yang Mamanya katakana barusan. Melarangnya untuk menampakkan batang hidungnya sebelum dirinya dapat mengandung cucu untuk mamanya?
Bagaimana bisa? Orang yang sudah menikah pun tidak serta merta langsung diberikan keturunan oleh Tuhan. Lantas dengan siapa dia akan membuat anak, jangankan kekasih dekat dengan lawan jenis saja tidak.
“Sudahlah… aku gak mau ambil pusing. Sepertinya Mama sedang emosi. Besok juga pasti sudah baik lagi sama aku. Mama gak akan bisa gak peduli sama aku sehari saja.” Gumam Elmeera ketika mobil yang ia tumpangi sudah memasuki salah satu kediaman mewah di perumahan elit tengah kota.
“Terima kasih Pak.” Ujar Elmeera kepada supir pribadinya. Memang Elmeera terkesan dingin dan arrogant namun wanita itu tidak pernah lupa mengucapkan terima kasih, Maaf dan Tolong.
...BERSAMBUNG...
Kalau kalian jadi Elmeera, sedih gak gaes?
jangan lupa tinggalkan Like dan Komentar ya...
sukur-sukur mau ninggalin vote sama hadiah hehehe...
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!