UNTUK PEMBACA SETIA TERJERAT CINTA PRIA MILIARDER, PARA PEMBACA LAMA KALIAN BISA MEMULAI MEMBACA LANGSUNG KE EPISODE 01
UNTUK PARA PEMBACA BARU, DIANJURKAN MEMBACA (TCPM) "TERJERAT CINTA PRIA MILIARDER" TERLEBIH DULU DENGAN PELAN SANTAI DAN JANGAN DI SKIP.
AGAR TIDAK BERUJUNG PADA KEBINGUNGAN TUJUH KELILING.
TERIMAKASIH
"REVENGE AND LOVE : FORGIVE OR FORGET"
Mengisahkan seorang remaja yang penuh akan dendam namun juga kobaran asmara.
...*****...
HILL SCHOOL
Hill School adalah sekolah yang di peruntukkan bagi kalangan bangsawan, dimana sekolah ini juga memiliki alumni dari kalangan para raja dan bangsawan.
Hill School memiliki 7 tingkat bahasa pengantar yang digunakan dalam proses belajar yaitu dari bahasa Inggris, Perancis, Latin, China, Yunani, Spanyol, dan Rusia.
Sekolah ini terdiri dari tingkat TK hingga perguruan tinggi, dan menawarkan berbagai fasilitas yang lengkap serta mewah. Beberapa di antaranya adalah 20 lapangan bulu tangkis, enam lapangan voli dan dua kolam renang ukuran olimpiade.
Para siswanya yang berasal dari beberapa negara, membuat sekolah Hill School juga menyediakan asrama. Bangunan sekolah ini terkenal dengan sistem pembelajaran yang unik, menyatu dengan alam dan sering melakukan camping mengenai karya wisata.
Perbedaan usia di Hill School bukan menjadi patokan bagi anak-anak menduduki kelas, namun seberapa pintar dan berbakat mereka. Di Hill Shcool menerapkan kelas Akselerasi yang artinya merupakan kelas khusus untuk anak-anak berbakat yang program kegiatan kelasnya dipercepat dalam hal waktu dan kurikulum pembelajaran.
Sebagai contoh misalnya, Sekolah Menengah Pertama di Inggris membutuhkan waktu 4 tahun untuk lulus, namun pada kelas akselerasi, waktu belajar hanya ditempuh dalam waktu 2 tahun saja atau lebih kecil lagi.
Secara umum, lamanya pendidikan dasar di Inggris sama dengan di Indonesia yaitu 6 tahun. Setelah lulus dari Sekolah Dasar (Primary Education), pelajar melanjutkan ke jenjang Sekolah Menengah (Secondary Education) yang durasinya selama 4 tahun. Setelah lulus dari pendidikan wajib 10 tahun ini, pelajar akan menerima sertifikat bernama GCSEs (General Certificate of Secondary Education). Setelah itu melanjutkan ke jenjang Kelas10, 11 dan 12 disebut sebagai Senior Secondary.
Setelah lulus dari kelas 12, pelajar akan mendapatkan kualifikasi Senior Secondary Certificate of Education dan terus di lanjutkan ke perguruan tinggi atau Universitas.
Seperti Zack, Billy, Milly dan teman-temannya yang lain meski usia mereka 17 tahun namun para remaja itu bahkan hampir menyelesaikan jenjang kelas Sekolah Menengah Atas atau Senior Secondary.
Sedangkan Isabella yang memiliki usia sama dengan Evashya, 16 tahun. Isabella pun hampir menyelesaikan Sekolah Menengah Atas karena kepintarannya yang di atas rata-rata. Sedangkan Evashya masih berada di kelas 10.
...*****...
ZACK WICKLEY VOLKOFRICH
Zack berumur 17 tahun yang memiliki paras tampan, sangat jenius namun cuek, ia tidak banyak bicara, dan senyumannya bahkan bisa di hitung dengan jari ketika ia berada di luar Mansion.
Namun Zack adalah remaja yang paling manis, karena ia sangat menyayangi dan menghormati Ibunya, Laura Elsabeth Queen.
Di sisi lain Zack juga seorang remaja yang sangat menyayangi adiknya, Evashya Ansley Volkofrich yang berumur 1 tahun di bawahnya.
Namun setelah kejadian tragis menimpa Zack, perubahan sikap dan mental Zack benar-benar berubah drastis setelah segala peristiwa terus saja menghujam keluarganya.
Dendamnya sangat dalam hingga membuatnya menjadi seorang mafia di usia yang masih remaja.
Di lain sisi Zack sangat merindukan masa remaja nya yang biasa-biasa saja.
Masa remaja yang ia nikmati dengan pacarnya Isabella Kayl dengan penuh keromantisan.
Dan hanya Isabella lah yang mampu mencairkan hati Zack yang beku dan sedingin es. Hanya Isabella yang mampu membuat Zack tersenyum lepas.
CUPLIKAN FLASHBACK ZACK
Remaja tampan itu sedang bersama pamannya Dax, mereka berada di pacuan kuda, dengan gagah keponakan dan paman saling berlomba menaiki kuda mereka.
Zack memacu kuda nya lebih cepat lagi, dan akhirnya ia memenangkan perlombaan. Zack turun dari kudanya.
"Paman kau mulai kehilangan keahlian berkuda?"
Kata Zack melepaskan sarung tangan dan atribut lainnya kemudian memberikan pada seorang petugas.
"Bukan aku yang kehilangan keahlian dan kekuatanku berkuda, tapi kau yang semakin mahir."
Jawab Dax.
"Ayo sedikit minum."
Ajak Dax, dengan mengedipkan matanya, itu adalah kode bahwa ia tidak akan memberitahukannya pada Ibunya.
"Kali ini aku tidak bisa paman mungkin lain waktu. Aku harus menghadiri acara ulang tahun temanku."
Zack sedikit menyesal.
"Baiklah kau bersenang-senanglah."
Dax menepuk bahu Zack.
"Jangan pulang terlalu malam, ibu mu akan terus menunggu dan tidak akan tidur sebelum kau pulang."
Pesan Dax pada keponakannya.
Kemudian Zack pergi meninggalkan tempat pacuan kuda dan mengendarai mobil sport nya. Pria itu menekan gas nya, dan mobil melaju dengan cepat. Di inggris usia 17 tahun di perboleh kan mengemudi hanya saja tidak secara penuh.
...*****...
ISABELLA KAYL
Isabella sekarang berusia 16 tahun, ia adalah anak yang terbuang, entah siapa kedua orang tuanya dan dari mana asalnya tidak ada yang tahu. Isabella tinggal di panti asuhan Mariana Montana.
Isabella adalah siswi yang sangat berprestasi, ia bisa mendapatkan beasiswa di Hill School melalui perjuangannya yang tidak mudah, bahkan karena kepintarannya sebentar lagi ia juga sudah akan menyelesaikan pendidikannya di kelas akselerasi.
Namun, hidupnya tidaklah mudah di dalam masa sekolahnya, ia berada di kelas Akselerasi bersama dengan siswa dan siswi lain yang tidak menyukainya.
Semua bullying dan semua kenakalan yang di terima Isabella tidak pernah menyurutkan niatnya dalam meraih cita-cita dan impiannya.
Hingga pada suatu hari Isabella di jebak oleh Milly untuk datang ke pesta ulang tahun Billy, bahwa mereka akan mengerjakan tugas bersama. Namun ternyata itu adalah jebakan semata, Gery yang telah menyuruh Milly dan Gery telah lama menginginkan Isabella.
Pada akhirnya Zack pun menolongnya, dan segala kesalahpahaman dimulai dari sana.
CUPLIKAN FLASHBACK ISABELLA
"Jangan... Ku mohon. Aku datang kemari hanya untuk bertemu dengan Milly."
Kata gadis itu.
Zack mengerutkan alis nya, memiring kan kepala nya dan sedikit memicingkan mata, melihat siapa yang berada di atap, di dalam kegelapan.
Zack menaruh bir nya di mistar, dan berjalan ke dalam kegelapan, terlihat seorang gadis yang tidak Zack kenal, namun pria yang sedang berusaha menciumnya adalah Gery teman sekelasnya.
"Kau sedang apa?"
Tanya Zack pada Gery.
"Kenapa kau mengganggu!"
Umpat Gery.
"Aku hanya penasaran."
Kata Zack dan melirik ke arah gadis yang sedang berdiri dan menempelkan punggung nya pada dinding.
"Jangan ganggu aku Zack."
Kata Gery.
"Tolongg..."
Kata gadis itu memelas pada Zack. Tatapannya putus asa.
Zack hanya memandang sekilas dan berlenggang pergi kembali bersadar ke tempatnya dan meminum bir nya lagi.
"Tidak, aku tidak mau! Pergi!"
Teriakan gadis itu terdengar lagi.
"Jangan jual mahal, kau bisa bersekolah di tempat kami hanya menggunakan beasiswa, dasar miskin, jadi jangan sok jual mahal!"
Gery membentak gadis itu.
"Aku tidak akan mau! Aku ke sini karena Milly memanggilku."
"Aku yang menyuruh Milly memanggilmu kemari dasar bodoh!"
"Apa? Tidak mungkin..."
Gery kemudian memeluk gadis itu lagi, dan memaksa ingin menciumnya.
"Aku tidak mau! Lepaskan!"
Zack yang merasa terganggu kemudian meletakkan botol bir nya di atas mistar kembali dengan sedikit membantingnya, pria itu kemudian berjalan mendekati mereka lagi.
"Lepaskan dia Gery, gadis itu tidak mau kau cium."
Kata Zack datar.
"Sudah ku bilang jangan ganggu aku, brengsek!"
Teriak Gery.
"Aku terganggu dengan teriakannya."
Kata Zack memandangi gadis di hadapannya yang ketakutan dengan matanya yang dingin.
"Kalau kau terganggu harus nya kau pergi, kenapa menganggu!"
Gery kesal dan mengepalkan tangannya.
Kemudian Gery maju, dengan diliputi rasa kekesalan dan amarah ia ingin memukul, dengan cepat Zack menghindar, dan pada akhirnya mereka pun berkelahi dan saling berguling, saling memukul dan menendang.
Seorang lainnya yang memergoki Zack dan Gery sedang berkelahi kemudian turun memanggil teman-temannya, dan semua remaja itu naik ke atap.
Billy kemudian melerai mereka.
"Ada apa dengan kalian!"
Teriak Billy.
"Tanyakan pada pengganggu itu!"
Gery geram dan menunjuk Zack dengan telunjuknya.
Wajah mereka sudah penuh memar.
"Isabella... Aku yakin dia penyebab Gery dan Zack berkelahi, mereka tidak pernah berkelahi bahkan bertengkar."
Kata Sezi.
"Siapa Isabella?"
Billy memicingkan mata, dan melihat ke arah seorang gadis yang hanya berdiri dengan tatapan takut.
"Dia...!"
Kata Sezi sembari menunjuk gadis yang di goda oleh Gery dengan memicingkan matanya.
"Isabella siswi yang bisa masuk ke Hill School dengan bantuan beasiswa."
"Apa? Beasiswa?"
Billy terperangah.
"Apa aku mengundangmu ke pesta ku?"
Tanya Billy pada gadis itu dengan nada tidak senang.
"A-aku ke sini karena Milly yang mengundangku."
Tak berapa lama Milly pun datang, ia naik ke atap dengan kebingungan.
Billy yang melihat adiknya naik kemudian bertanya.
"Apa kau memanggilnya ke sini?"
Tanya Billy pada adiknya.
"Milly aku datang, aku mencari mu, kau berkata aku harus datang malam ini karena kau akan mengajakku mengerjakan tugas kelompok dari Mrs.Frawn, kau mengajakku mengerjakannya bersama bukan?"
Kata Isabella, seraya berlari dan memegang tangan Milly.
"Kapan? Aku tidak pernah berkata seperti itu!"
Milly mengibaskan tangannya dan pergi meninggalkan tempat itu kemudian kembali masuk ke dalam kamarnya.
Isabella kini menjadi bahan tontonan dan bully an para siswa dan siswi Hill School yang notabene, sekolah itu memang di peruntukkan untuk kalangan atas.
"Kau perusak suasana dan acara, dasar jaalangg!"
Sezi maju dan mendorong dada Isabella.
Zack mengusap noda darah di bibirnya ketika cahaya menyinari wajah Isabella, terlihatlah bagaimana wajah Isabella, ia ketakutan, tak tahu harus bagaimana.
Isabella kebingungan, gadis itu tidak dapat pergi kemana-mana. Sezi terus saja mengintimidasinya, dan yang lainnya juga menertaiwainya.
"Hentikan Sezi."
Kata Zack dan berjalan mendekati Isabella.
Zack meraih tangan Isabella dan mengajaknya keluar Mansion. Para remaja bahkah para gadis remaja berteriak ketika Zack menggandeng Isabella.
Mereka semua mengikuti kemana Zack akan membawa Isabella.
Zack membuka pintu mobilnya dan menyuruh Isabella masuk, dengan ekspresi dingin Zack mengemudikan mobilnya.
Gery menatap nya dengan nanar dan penuh kebencian, sudah sangat lama Gery mendambakan Isabella dan kini Zack merusak rencananya.
Zack melajukan mobilnya dengan cepat tanpa sepatah kata. Setelah di rasa aman dan jauh dari Mansion, Zack menepikan mobilnya, membuat Isabella terkejut dengan pemberhentian mendadak itu.
"Keluar."
Kata Zack.
"Terimakasih."
Kata Isabella lirih.
Dengan secepat kilat dan tubuh yang gemetar Isabella keluar dari mobil mewah Zack, sedangkan Zack sendiri diam tanpa menoleh, ia kemudian menekan gas mobil nya dan pergi.
~bersambung~
ISYANA AUBREY/ALICIA BENYAMIN
Isyana Aubrey adalah nama baru yang ia dapatkan dari ibu sambungnya Dorothy Aubrey dan memilih melepaskan nama aslinya Alicia Benyamin.
Dia adalah anak dari Gaby Miranda dan juga Arnold Benyamin. Namun pada suatu malam Gaby Miranda melarikan diri dari Mansion dan membawa Alicia. Gaby pergi sebelum masa tahanan rumahnya habis, kemudian ia menitipkan Alicia pada temannya Dorothy Aubrey seorang tunawisma.
Karena merasa lelah menunggu keluarganya yang tidak kunjung menjemputnya, dan kini Alicia percaya tidak ada yang mengharapkannya lagi, ia memilih mengganti namanya menjadi Isyana Aubrey.
Dorothy ingin Isyana bersekolah. Namun, kejadian dan perjanjian yang memalukan dan menjijikkan antara Dorothy dan sang kepala sekolah swasta membuat Isyana lebih memilih keluar dari sekolah gratis tersebut, ia tidak ingin melihat ibu sambungnya menderita demi dirinya. Kejadian tersebut di ketahui oleh seorang guru di Hill School, membuat guru tersebut prihatin dan membawa Isyana masuk ke dalam Hill School sebagai penjaga perpustakaan, dan memakai atribut seragam yang sama.
Suatu hari Dorothy menderita penyakit kanker dan harus di rawat di rumah sakit dengan biaya yang tidak sedikit.
CUPLIKAN FLASHBACK ISYANA
"Tuan... Tuan... Semuanya inilah dia, kami mempersembahkan gadis perawan yang paling cantik, sebut saja dia "Lady Night" , siapa yang akan membelinya paling tinggi!" Kata sang pembawa acara.
"Kita akan bertanya dengan gadis ini, berapa harga yang akan dia buka untuk menjual keperawanannya." Kata sang pembawa acara lagi dan mengarahkan mic itu agar sang gadis menyebutkan nominalnya.
Gadis itu gemetar dan kaku, sesekali ia menurunkan rok mininya, meski ia tahu walaupun rok itu berulang kali ia tarik ke bawah tetap saja tidak akan melar dan menjadi panjang.
Postur tubuhnya tidak terlalu tinggi, berkulit putih dan tubuhnya juga tidak terlalu kecil namun cukup berisi untuk usia remajanya, dan juga cukup menggoda dengan pakaian minim itu, Lady Night memakai topeng yang menutupi matanya.
"100... 100 juta..." Kata Lady Night dengan gemetar, kerongkongannya sangat kering hingga ia kesusahan mengeluarkan suaranya.
"Oke... Lady Night membuka harga untuk keperawanannya 100juta... Untuk pria bisnis kelas atas angka ini pasti tidak akan sulit bukan? Ada yang akan menawar?" Kata sang pembawa acara memprovokasi.
"Bid di mulai sekarang!" Teriak sang pembawa acara.
"150 juta..." Kata pria yang duduk di depan panggung.
"200 juta..." Pria di ujung mengangkat papan tanda peserta lelangnya.
"250 juta..." Seorang pria lagi mengatakannya.
Lady Night menelan ludahnya berkali-kali meski sangat kering. Gadis itu pasti akan segera pingsan jika tawar-menawar ini tidak kunjung selesai.
"300 juta..." Kata seorang pria paruh baya yang sudah botak dan bertubuh gemuk dengan seringainya.
Lady Night benar-benar akan jatuh pingsan saat melihat pria tua itu menawarnya, apalagi jika tidak ada lagi yang menawar ia membayangkan tubuh gemuk itu akan menimpanya.
"Oke 350 juta... Ada yang akan menambahkan nya lagi?" Tanya sang pembawa acara.
Lady Night benar-benar cemas.
"375 juta..."
"Akhirnya..." Batin Lady Night.
"Oke... 375 juta... Apakah ada lagi?"
Cukup lama semua pria bisnis itu hanya saling berbisik, dan sebagian menggeleng tanda tidak akan meneruskan nya.
"500 juta..." Kata seorang pria pelayan.
Semua orang yang ada di ruangan itu terkejut mendengar angka 500 juta keluar dari seorang pelayan yang sedang membawa cek dan mengangkatnya.
Mereka saling berbisik mengapa harus membayar dan merogoh uang untuk seorang gadis perawan, sedangkan mereka bisa bersenang-senang dengan wanita mana saja.
Apalagi sekarang yang membeli nya justru seorang pelayan Club dengan memegang cek 500 juta.
Lady Nighy melihat seorang pria yang membelinya dengan masih memakai seragam Club, pria itu cukup tampan meski tubuh nya kurus.
"Setidaknya bukan pria tua yang gemuk tadi..." Kata Lady Night dalam hati sembari tumbuhnya masih gemetar.
"Baiklah, Closing di harga 500 juta Bid di tutup!" Kata sang pembawa acara.
Setelah itu Lady Night berada di belakang panggung dan sudah mengantongi cek untuk dirinya sendiri, 85% untuk dirinya dan 15% untuk Club yang telah membantunya mempromosikan.
"Sekarang saatnya bukan..." Kata Lady Night dalam hati.
Sang pria pelayan masih menunggu, dan juga cukup gemetar. Kemudian berbisik pada Lady Night.
"Bukan saya yang membeli anda, seseorang hanya menyuruh saya..." Kata sang pelayan.
"Katanya anda cukup menunggu dan akan ada yang menjemput anda." Kemudian sang pelayan itu pergi meninggalkan Lady Night.
...*****...
DAX KENNEDY
Dax Kenney adalah kakak dari Laura Elsabeth Queen, selama ini Dax tidak pernah memikirkan wanita, meski banyak wanita yang mendekatinya dan menggodanya namun mereka semua di pastikan berujung pada hal mengenaskan.
Setelah menemukan sang adik, Dax pun mulai bermain dan memasuki sebuah club malam.
Pria itu kemudian terjebak pada perjanjiannya sendiri, dan menaruh hati pada tawananannya sendiri.
CUPLIKAN FLASHBACK DAX KENNEDY
"Ke... Kenapa anda membantu saya?" Tanya Isyana.
"Hmmm..." Dax melengkungkan bibirnya, mencari alasan yang tepat.
"Entahlah, mungkin karena kau mirip dengan keponakanku, dan kau harus berjuang sendirian, sedangkan keponakanku semua yang ia ingin kan selalu terpenuhi."
"Lalu anda menginginkan apa dari saya tuan?" Tanya Isyana, gadis itu tidak akan berfikir naif.
Seorang pebisnis dan apalagi pria kaya raya pasti selalu memiliki sesuatu yang di incarnya hingga pria itu harus merogoh uang yang tidak sedikit. Apalagi pria itu berniat memberikan pengobatan dan perawatan untuk ibunya yang sangat tidak murah.
"Apalagi jika bukan keperawananmu... Kau menawarkan itu dan aku membelinya." Kata Dax menyusuri leher jenjang Isyana dengan telunjuknya.
"Ke... Kenapa tidak sekarang tuan..." Tanya Isyana sembari memejam kan mata, karena sentuhan Dax terus turun.
"Dan aku terlihat sedang berhubungan dengan keponakanku sendiri? Kau masih sangat terlihat seperti anak kecil yang lebih cocok memanggilku dengan sebutan paman."
Dax mengangkat dagu milik Isyana dan menggerakkan ke kiri dan ke kanan, sembari memandang dan mengamati baik-baik wajah Isyana, dengan penilaian Dax yang sangat teliti.
"Ibu mu, akan di tempat kan di ruangan yang terbaik, dengan perawatan kelas satu, jika sampai keperawananmu hilang sebelum aku mengambilnya, kau akan menjadi budak ku untuk selamanya, apa kau menerimanya?"
"Saya mengerti, dan menerimanya!" Kata Isyana dengan mantap tanpa berfikir lebih dulu.
Gadis itu sudah sangat putus asa yang lebih penting dari sekedar keperawanan adalah sang ibu, keluarga satu-satunya yang ia miliki saat ini.
Dax tersenyum puas.
"Jangan coba-coba menipuku atau ibu mu yang akan menerima akibatnya, segala gerak-gerik mu juga akan di awasi."
"Baik tuan, saya mengerti."
Dax mendekatkan tubuhnya pada Isyana dan mengangkat tubuh mungil itu ke dalam pangkuannya, kemudian mengangkat alisnya pada Isyana, mengamati baik-baik wajah yang bersemu merah, wajah polos yang masih suci. Isyana memang memiliki paras yang cantik dengan hidung mancung.
"Te... terima kasih banyak sudah membantu saya." Isyana gugup dengan tatapan Dax.
Wajah tampan Dax seketika menghentakkan hatinya hingga membuat jantungnya berdebar sangat kencang seperti nuklir yang siap meluncur atau seperti kembang api yang meledak-ledak di langit.
"Dan setiap saat ketika aku memanggilmu kau harus datang, apapun yang sedang kau lakukan, aku tidak peduli."
"Baik tuan, saya mengerti dan akan selalu saya ingat."
"Yang paling penting, jangan pernah mendekati pria manapun." Dax mendekatkan wajahnya hingga ujung hidung mereka yang mancung saling bersentuhan.
"Sa... Saya mengerti tuan."
"Jika kau ingin berterima kasih pada ku, lakukan dengan benar." Dax menyeringai dan mulai ingin menggoda gadis kecilnya.
Kemudian dengan polosnya Isyana mencium pipi dan dahi Dax, membuat pria itu tertawa, suaranya menggema di seluruh ruangan.
"Kenapa tuan..." Isyana bertanya dengan cemas.
"Tidak apa-apa aku akan tunjukkan padamu bagaimana caranya bermain-main dan sedikit pengenalan tentang pemanasan."
Dax mengangkat tubuh Isyana dan membaringkannya di ranjang besar nya yang mewah.
~bersambung~
EVASHYA ANSLEY VOLKOFRICH
Evashya adalah anak kedua dari Zafran dan juga Laura Elsabeth Queen. Usianya 16 tahun, selisih 1 tahun dari kakaknya Zack.
Hidupnya selalu dalam perlindungan penuh dan juga selalu bergelimang kemewahan, Evashya manja dan juga sedikit berisik.
Kasih sayang berlimpah dari orangtuanya, kakaknya, dan juga pamannya Dax, membuat Evashya sedikit menjadi gadis yang egois. Namun pada dasarnya ia adalah gadis yang baik.
CUPLIKAN FLASHBACK EVASHYA
"Evashya, setelah ini ayo kita main dulu, aku punya tempat yang bagus, kau pasti menyukainya." Ajak Camilla dengan berbisik.
"Aku tidak yakin, kau tahu ibu ki tidak akan mengijinkanku, apalagi kau juga tahu nilai ku sedang tidak baik-baik saja." Jawab Evashya berbisik juga sembari memiringkan kepalanya dan masih melukis.
"Cafe itu tempat Mr. Mike Bacelo meluamgkan waktu senggangnya, ku pikir ini ide bagus agar kau bisa dekat dengannya." Bisik Camilla lagi.
"Hmm... Benarkah? Ayo kita ke sana dan aku akan bilang kita sedang mengerjakan tugas bersama. Ibu tidak akan memarahiku." Kata Evashya berbisik penuh semangat.
"Tapi, kau harus bilang pada kakak mu lebih dulu, dia seperti penjaga mu yang tidak memberikanmu sedikit kesenangan." Camilla mengangkat bibirnya karena tidak suka.
"Aku hampir melupakannya, tapi ku rasa aku punya ide gila lainnya." Evashya menarik alis liciknya.
Bel sekolah berbunyi, pertanda kelas telah usai, Zack menunggu Evashya di dalam mobil yang menjemput mereka, tiba-tiba Evashya datang dengan berlari dan membuka pintu dengan melemparkan sesuatu pada Zack.
"Itu untuk mu, aku akan pulang terlambat katakan pada Ibu aku ada tugas kelompok dengan Camilla." Kata Evashya sembari menutup pintu dan berlari ke arah mobil jemputan Camilla.
Zack penasaran dan melihat apa yang Evashya lemparkan.
"Oww... ****! Majalah edisi terbatas Hill Shcool yang belum keluar."
Setiap tahunnya Hill School juga mengeluarkan majalah edisi terbatas tentang rangking prestasi dan siswa-siswi terpopuler serta berbagai macam kabar serta olimpiade di Hill School.
"Dari mana anak nakal itu mendapatkannya!" Umpat Zack.
...*****...
MIKE BACELO
Mike Bacelo adalah guru seni di Hill School, ia adalah orang yang paling berperan penting dalam penculikan Evashya.
Mike berusaha membuat Evashya mencintainya namun Mike sendiri juga terjatuh dalam permainannya.
CUPLIKAN FLASHBACK MIKE BACELO
"Apa itu tadi..." Perlahan Evashya meraih gunting tanpa menoleh.
Tangannya bergerak pelan dan menggapai gunting yang ada di atas meja marmer di dalam kamar mandinya.
Evashya menunggu beberapa menit, hingga dirasa tidak ada sesuatu yang aneh, namun ketika Evashya hendak keluar seseorang dengan cepat menutup mulut Evashya.
Membuat Evashya terkejut dan membelalakkan matanya.
"Hm! Hm!" Teriak Evashya.
"Evashya ini aku..." Ujar pria itu.
Evashya mengernyitkan dahi dan alisnya, ia tidak asing dengan suara tersebut.
Pria itu melepaskan tangannya dan Evashya pun memutar balik tubuhnya.
"Bagaimana kau bisa masuk Mike!" Bisik Evashya dengan penekanan.
"Tidak ada seorang pengawal pun yang berjaga di Mansion."
"Apa! Tidak mungkin!" Kata Evashya hendak pergi memeriksa.
"Ssttt... Sstt... Jangan keluar dari kamar, ada banyak kejanggalan di Mansion."
"Kejanggalan apa, dan bagaimana...."
"Nanti akan ku jelaskan, ikut dengan ku dulu."
"Bagaimana dengan Zack dan ibu, lalu ayahku?"
"Ayah mu pergi, Ibumu dan juga kakakmu sudah di sekap."
"Apa!" Evashya mulai panik.
"Tenang, kau harus ikut denganku. Aku tidak bisa menjelaskannya sekarang tapi percayalah aku ingin menyelamatkanmu."
Tak berapa lama pintu di gedor-gedor dan hendak seperti akan mendobrak.
"Aku tidak percaya, ada banyak pengawal dan pelayan di rumah ini!" Teriak Evashya.
"Jangan gila Evashya! Ikutlah denganku! Mereka juga akan membunuhmu!"
"Aku tidak bisa meninggalkan keluargaku Mike! Maafkan aku." Kata Evashya menyesal.
"Susah di atur!" Geram Mike.
Kemudian Mike berjalan maju dan membius Evashya.
"Aku sudah katakan ikutlah denganku Evashya." Ujar Mike Bacelo.
Evashya terbelalak melihat tindakan Mike, meronta pun percuma dan pada akhirnya Evashya pingsan.
Tak berapa lama seorang wanita pun masuk ke dalam kamar Evashya.
"Kau cepat juga." Ucap wanita itu.
"Perjanjian kita selesai, aku akan membawa Evashya dan jangan pernah menggangu kami."
"Baiklah." Kata wanita seksi itu.
Mike Bacelo kemudian menggendong Evashya dan ingin pergi dari kamar tersebut.
Namun wanita itu menodongkan senjatanya, membidik pada punggung Mike Bacelo.
"DORRR!!!"
Tembakan tepat di punggung Mike Bacelo menembus dada kirinya, pria itu membelalakan mata dan berbalik tak percaya, ia masih menggendong Evashya.
"Gaby... Kau..." Kalimat Mike terhenti.
Tubuh Mike perlahan roboh dengan tubuh Evashya yang pingsan juga, mereka terjatuh di atas lantai.
Gaby pun menyeringaikan senyumannya.
"Angkat dan bawa gadis ini."
...*****...
HARRY BENYAMIN
Setelah mengetahui jika dirinya memiliki saudara kembar, dimana Gaby membawa bersamanya. Harry berniat membalas dendamnya pada Gaby, ibu kandungnya.
Karena Gaby telah menusuk kakek dan neneknya sehingga membuat mereka kehilangan nyawa dan memberikan obat pada ayahnya Arnold Benyamin menyebabkan Arnold lumpuh dan menyerang otak hingga membuat Arnold terbaring koma.
Obat penawar itu hanya di miliki Gabby, dan Harry berniat memburunya.
Setelah mengetahui keberadaan Alicia, ia pun mulai menjalankan rencananya.
CUPLIKAN FLASHBACK HARRY
Isyana tersenyum membuat kemoceng yang ia sembunyikan di ketiaknya pun mengenai wajahnya. Isyana bersin dan membuat pijakan kakinya di kursi goyah.
"Eh... Eh...." Kata Isyana menyeimbangkan tubuhnya.
Isyana pun tidak sempat berpegangan dan ia terjatuh dengan menutup mata, namun tangan kekar seketika membuat nya terkejut.
"Siapa yang menangkapku." Batin Isyana sembari membuka matanya sebelah.
Terlihat wajah tampan di hadapannya, wajah yang tidak asing baginya, ia seolah bercermin namun dalam versi pria.
"Aku sengaja pindah sekolah ini karena ingin bertemu denganmu." Kata Harry Benyamin.
"Si... Siapa?"
Harry menyeringaikan senyumannya dan membenarkan tubuh Isyana agar berpijak dengan benar.
"Saudara kembarmu..." Harry meraih rambut Isyana yang menggerai di bahu dan memelintir pelan.
Isyana mundur dan terbelalak.
"Wajar kau takut dan terkejut."
"Jangan bercanda." Sahut Isyana dan hendak meninggalkan Harry.
Namun dengan cepat Harry meraih lengan kecil Isyana dan mendorong tubuh Isyana hingga membentur rak buku, membuat sebagian buku pun berjatuhan menimpa dirinya.
"Aaakk...!" Pekik Isyana kesakitan.
"Dimana wanita jalangg itu..." Tanya Harry tenang.
"Apa?" Kata Isyana tak mengerti.
"Dimana wanita itu..." Ulang Harry dengan datar.
"Aku tidak mengerti apa yang sedang kau bicarakan, aku tidak ada waktu meladeni orang halusinasi." Isyana hendak pergi lagi.
Namun Harry meraih leher Isyana yang kecil dan mencekiknya hingga membentur dinding.
"Malam itu kau pergi dengannya, wanita yang pergi denganmu, wanita yang pergi hanya membawamu, dia melarikan diri sebagai tahanan rumah dan pergi denganmu!"
"Aku tidak mengerti apa yang...." Isyana kesakitan hampir tak bisa bernafas.
Tangan Isyana berusaha melepaskan cengkraman Harry dari lehernya.
Harry pun melepaskan Isyana.
"Gaby Miranda, malam itu dia pergi sebelum masa tahanan rumahnya selama 10 tahun selesai, dia memberikan obat pada ayah hingga menjadi lumpuh, dan menusuk Kakek dan Nenek hingga menyebabkan mereka meregang nyawa, kemudian ia pergi bersamamu." Kata Harry menjelaskan dengan mata nanar.
Isyana masih menarik nafas, ia mengambil oksigen sebanyak-banyaknya untuk mengisi paru-parunya.
"Aku bersumpah demi apapun... A-ku... Tidak tinggal bersamanya... A-Aku tidak tahu apa-apa...!" Kata Isyana terengah.
"Aku akan mengawasimu, pulang sekolah tunggu aku jangan pergi kemanapun." Ancam Harry.
~bersambung~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!