Yuki Zora Tanzela adalah seorang gadis cantik , baik dan periang. Yuki tinggal disebuah keluarga sederhana, ibu nya yang bernama Dita dan ayah nya yang bernama Rafa. Dia juga mempunyai seorang kakak laki - laki yang bernama Razky.
Yuki sangat menikmati hidup nya yang sekarang ini karena walaupun hidup mereka pas - pasan tapi keluarga nya sangat menyayangi nya.
Hidup Yuki tidak pernah kekurangan kasih sayang sedikitpun dari mereka sehingga Yuki merasa nyaman dan bahagia hidup dikeluarga itu walaupun dia harus ikut membantu mencari nafkah untuk kehidupan keluarga nya.
Rafa ayah dari Yuki berprofesi sebagai montir disebuah bengkel yang lumayan besar sedangkan ibu nya Dita hanya ibu rumah tangga saja yang sesekali melayani catring makanan untuk pengajian atau acara syukuran disekitar rumah mereka sedangkan abangnya Razky bekerja sebagai manager dikafe milik teman nya.
Yuki mempunyai dua orang sahabat yang bernama Fika dan Adzriel. Fika sendiri sudah menikah dengan CEO peeusahaan terbesar di Indonesia sedangkan Adzriel adalah CEO diperusahaan milik keluarga nya. Perusahaan Adzriel cukup besar walaupun tak sebesar perusahaan Nanda suami Fika
Yuki sejak lama memendam perasaan nya pada Adzriel. Sedangkan Adzriel sendiri menyukai Fika, setidaknya itu yang difikirkan oleh Yuki karena dulu dia pernah mendengarkan percakapan antara Wina mama nya Adzriel dengan Adzriel sendiri saat mereka tengah berkumpul dirumah Adzriel
Ya sudah menjadi tradisi bagi mereka untuk berkumpul bersama dimana pun dan kapan pun mereka sempat
" Bun, hari ini aku mau pergi ke kantor Adzriel ya" mengambil selembar roti dan mengolesi nya dengan slai blueberi kesukaan nya
" Mau apa? Mau membicarakan soal toko kue yang akan kalian buka?" Dita yang sedang menyiapkan meja makan untuk sarapan menolehkan kepala nya
" Bukan" Yuki menggeleng seraya mendudukan dirinya dimeja makan dan memakan roti yang ada ditangan nya
" Lalu? " Dita mengerutkan kening nya
" Gini lo bun, kan aku udah cerita sama bunda soal pernikahan Fika" mengunyah roti dan menelan nya " nah si Adzriel itu kan belum tahu, Fika semalam cerita Adzriel marah sama Fika karena dia merasa tidak dihargai sebagai sahabat nya karena tidak diundang dipernikahan nya gitu"
" Lho bukan nya Fika nikah nya karena terpaksa dan tidak di rencana ya?" Dita ikut duduk disamping Yuki " itu kan yang kamu bilang kemarin sama bunda" menatap Yuki serius
" Nah itu dia, si Adzriel kan gak tahu bun. Ya ngambek deh dia, bunda tau sendiri kan gimana Adzriel ngambekan nya ngelebihin cewek" Yuki sedikit terkekeh
" Alah gitu - gitu juga kamu demen" Dita berbicara dengan nada mengejek
" Bundaaa" Yuki merengek
Begitulah keseharian Yuki dan bundanya Dita, tidak ada yang Yuki tutupi dari bunda nya itu. Yuki selalu menceritakan semua masalah dan perasaan nya pada Dita, namun Yuki tidak tahu bahwa Dita menyembunyikan hal besar dari nya yang mungkin bisa merubah segala nya
" Lagi ngomongin apa sih, kayak nya seru banget" Rafa datang bersama dengan Razky dibelakang nya
" Tau, ko abang gak di ajak sih" Razky dan Rafa sama- sama mendudukan diri mereka dimeja makan
" Ih.. Ayah sama abang kepo, ini urusan cewek" Yuki meminum air putih yang ada digelas nya
" Bang berangkat ke kafe kan?" meletakan gelas yang ada ditangannya
" Iya , memang kenapa" Razky memakan sarapan nya
" Nebeng ya, please!" Yuki mengedip - ngedipkan mata nya lucu
" Iya, iya! Biasa nya juga gitu kan? Emang kamu mau kemana sih dek?" Razki kembali menyuapkan makanan nya
" Ke Saputra Corp" Yuki menjawab enteng
" What? Ngapain sih de? Mau nemuin bocah tengik itu, hoby banget sih de de" Razki menggeleng - gelengkan kepala nya
" Ish, abang ini. Nama nya Adzriel bang bukan bocah tengik" Yuki mendengus kesal. Selalu saja abang nya itu memanggil Adzriel seperti itu, entah kenapa Razky sejak dulu tidak menyukai Adzriel
" Serah" Razki melanjutkan memakan sarapan nya tanpa menghiraukan ucapan adik nya itu sedangkan Dita dan Rafa hanya menjadi pendengar setia diantara kedua nya karena memang sudah biasa suasana dirumah mereka akan rame bila semua sedang berkumpul seperti sekarang
Tak lama setelah menghabiskan sarapan mereka, Razky , Rafa dan Yuki berangkat bersama dengan kendaraan yang terpisah karena mereka memakai sepeda motor. Mereka mepunyai sepeda motor masing - masing , namun Yuki jarang memakai sepeda motornya karena malas sehingga dia lebih suka nebeng sana sini seperti pada Fika, Adzriel atau Razky abangnya sendiri
Jangan lupa Like, Vote dan Komen. Terima kasih 🙏🙏
Seorang gadis tampak tergesa - gesa melangkahkan kaki nya memasuki sebuah perusahaan tanpa peduli pada semua mata karyawan yang menatapnya dengan heran
Brak
Pintu dibuka secara kasar dari luar tanpa mengetuk pintu terlebih dahulu. membuat dua orang pria yang ada didalamnya menjadi terkesiap dengan kedatangan gadis itu
" Apa lo gak bisa mengetuk pintu terlebih dahulu?" Salah satu pria didalam ruangan itu menatap jengah pada gadis yang ada dihadapan nya
" Sory, gue lupa" ucap gadis itu datar yang tk lain adalah Yuki
"Maaf , seperti nya saya harus keluar dulu" ucap Afkha yang merasa akan terjadi perang dunia kedua disana setelah kemarin perang dunia pertama di resto
Ya , Yuki kini mendatangi perusahaan Adzriel untuk menemui sahabat nya itu setelah Fika menelfon nya dan meberitahukan kejadian kemarin. Fika merasa bersedih dan terus menangis setiap mengingat perkataan Adzriel saat itu. Fika berusaha menghubungi Adzriel dengan cara menelfon namun tak diangkat, saat dia mengirimi pesan tak dibalas sehingga dia memutuskan untuk meminta bantuan pada sahabat nya Yuki.
Sejak dulu bila Fika bertengkar dengan Adzriel, Yuki selalu jadi penengah dan begitupun sebaliknya , mereka selalu saling melengkapi satu sama lain karena memang itulah yang dinamakan persahabatan bukan?
" Ya , Afkha terima kasih" Yuki tersenyum manis pada Afkha membuat pria yang lebih muda dari Yuki itu tersipu dan langsung meninggalkan mereka berdua dalam ruangan itu.
" Apa?" Adzriel mendongakan kepala nya melihat Yuki yang berdiri dihadapan nya
" Lo masih nanya sama gue saat persahabatan yang udah kota jalin selama bertahun - tahun diambang kehancuran" Yuki mendudukan dirinya dikursi yang ada dihadapan meja kerja Adzriel . Sekejap meletakan tangan nya diatas meja dan memijit kepala nya yang sedikit berdenyut
" Kenapa lo marah sama gue? Harus nya lo bilang sama sahabat lo itu!" Adzriel meninggikan suara nya
" Lo tahu? Gue juga baru tahu hari minggu kemarin saat kita ketemuan ditaman waktu itu, Fika ingin membicarakan hal itu pada kita berdua namun kita juga gak tau kalau lo ternyata gak jadi datang. Ya udah Fika cuma ngomong sama gue doang waktu itu" ucap Yuki panjang lebar
" Lalu , kenapa dia gak undang kita dihari pernikahan nya dan malah gak kasih tau kita sama sekali kalau dia mau nikah?" Adzriel masih berkata datar " padahal lo tahu pernikahan itu istimewa, apa dia tidak ingin kita hadir dihari istimewanya?" Terdengar nada kekecewaan saat Adzriel mengucapkan nya
" Ish, lo gak tau kan apa yang dialami Fika dan tuan Nanda?" Adzriel menggeleng "makan nya jangan ambil kesimpulan lo sendiri , lo kayak baru kenal aja sama Fika. Apa lo fikir Fika akan berbuat seperti itu pada kita?" Yuki mulai gemas dengan sahabat nya yang satu ini
" Tapi bukti nya dia ngelakuin itu sama kita" Adzriel tetap keukeuh
" Uah , sekarang dengerin cerita gue, Fika itu nikah sama tuan Nanda karena terpaksa" Yuki menekankan kata terpaksa paa perkataan nya
" Maksud lo?"
Yuki pun menceritakan kejadian yang dialami Fika dan Nanda paa malam itu sampai akhirnya mereka digrebeg masa dan dinikahkan
Adzriel tampak serius mendengarkan cerita Yuki dengan baik , dia merasa kaget dan tak percaya akan apa yang sudah menimpa sahabat nya itu
" Lalu , bagaimana nasib pernikahan mereka berdua ?" Adzriel merasa simpati dengan kejadian yang menimpa sahabat nya
" Gue juga gak tau, tapi yang pasti orang tua Nanda mengharapakan mereka melanjutkan pernikahan mereka karena bagaimanapun pernikahan bukan lah hal main - main"
Adzriel tampak diam mencoba mencerna ucapan Yuki
" Lo tau? Gue harap walaupun lo ada hati sama Fika dan lo kecewa dan cemburu akan pernikahan Fika dan tuan Nanda . Gue harap lo bisa bijak dan nggak marah - marah sama Fika apalagi sampai memutuskan tali persahabatan kita" Yuki berbicara tegas walaupun hati nya sendiri merasa sakit saat mengatakan nya
Yuki pun beranjak leluar ruangan Adzriel meninggalkan Adzriel yang tampak diam dengan pemikiran nya sendiri
" Tunggu - tunggu, apa tadi dia bilang? Cemburu? Aku? Adzriel tampak bergumam sendiri
" Apa dia kira aku mencintai Fika? Tapi kenapaada raut sedih saat mengatakan nya? Apakah dia ...? Sudut bibir Adzriel terangkat saat mengatakan nya
" Dulu aku memang pernah menyukai Fika , tapi seiring berjalan nya waktu aku sadar kalau itu hanya rasa kagum terhadap nya yang pekerja keras selalu berjuang demi kelangsungan hidup nya sendiri tanpa mengharapkan bantuan dari orang lain dan malah tak kusangka ada seorang gadis yang sudah mencuri hatiku secara diam - diam " Adzriel menerawang membayang kan gadis yang sudah mencuri hati nya
Jangan lupa Like, Vote dan Komen. Terima kasih 🙏🙏
Brak
Yuki meutup pintu ruangan Adzriel dengan keras karena rasa gugup yang dirasakan nya
"Kenapa aku berbicara seperti itu tadi ya? Dan kenapa juga aku harus marah tadi?" Yuki bergumam sendiri didepan pintu ruangan Adzriel
Afkha yang sejak tadi sedang fokus bekerja menjadi terganggu dengan suara keras dari pintu yang ditutup dengan keras oleh Yuki. Afkha pun menoleh dan memandang Yuki dengan dahi yang mengkerut melihat sahabat dari sepupu nya itu terlihat mengomel sendiri
"Ekhem" Afkha berdehem membuat Yuki sadar posisi dia sekarang
" Eh , Afkha" Yuki nyengir kuda seraya menggaruk tengku knya yang tak gatal lalu berjalan mendekati meja kerja asisten sekaligus sepupu Adzriel itu
" Apa sudah selesai?" Afkha menaikan sebelah alis nya
" Apa nya?" Yuki mengerutkan kening nya
" Urusan kakak dengan ka Adzriel tentu saja"
" Oh... itu?" Yuki terkekeh sendiri " seperti nya sudah, tapi aku tidak tahu kakak sepupumu itu akan mendengarkan ucapanku atau masih dengan keras kepala nya" Yuki setengah berbisik dengan nada yang mengejek
" Ya , kakak benar! Ka Adzriel itu memang keras kepala" Afkha ikut terkekeh
" Benarkan? Kamu juga sependapat denganku?" Yuki dan Afkha sama - sama tertawa namun sepersekian detik kemudian
" Apa nya yang sependapat ha?" Suara bariton dari belakang Yuki menghentikan tawa mereka
Yuki dan Afkha sama - sama menghentikan tawa mereka seraya saling melempar pandangan mereka
" He he.. Adzriel, sejak kapan lo disini?" Yuki tersenyum kaku membalikan badan nya supaya berhadapan dengan sahabat nya itu
" Sejak kapan ya?" Adzriel melipat tangan didada nya seraya memasang wajah berfikir nya " kalau tidak salah saat ada yang bilang kalau diriku ini kerad kepala" Adzriel mendelik tajam pada Yuki
Yuki menggerakan tangan nya kebelakang meminta bantuan Afkha untuk melawan Adzriel namun sayang Afkha yang memang tidak berani pada Adzriel malah berpura - pura sibuk dengan pekerjaan nya membuat Yuki mendengus kesal " awas kamu Afkha!" batin Yuki melotot tajam pada Afkha membuat pemuda itu menelan saliva nya susah
" Mati aku, kenapa aku bisa terlibat dengan kedua orang yang menyeramkan ini" batin Afkha
" Ha ha ha... I itu" Yuki tertawa paksa seraya tangan nya memukul tangan Adzriel dengan cukup keras
" Aw, kamu itu ya" Adzriel melotot tajam pada Yuki seperti singa yang siap menerkam mangsa nya
" Sudah - sudah, bukankah kita akan pergi?" Yuki mengalihkan pembicaraan nya untuk menghindar dari amukan Adzriel seraya menarik tangan Adzriel, namun baru dia melangkah dia menoleh kembali kebelakang "oh ya Afkha tolong kamu handle pekerjaan Adzriel dulu, aku akan pergi dengan nya sebentar" setelah mengatakan hal itu Yuki kembali melangkahkan kaki nya menjauh dari meja Afkha namun dia lupa untuk kembali menarik tangan Adzriel bersama nya
" Coba lihat dia, gaya nya sudah seperti nyonya CEO saja. Datang dan pergi seenak nya" Adzriel terkekeh berbicara dengan Afkha
" Ka Adzriel benar. Jadi kapan kakak akan meresmikan nya?" Afkha menatap penuh selidik
" Nanti akan ku urus, aku usahakan secepat nya" Adzriel tersenyum penuh arti menatap punggung Yuki yang mulai menjauh
" Tapi aku tidak yakin akan secepat itu, lihat saja bahkan ka Yuki melupakanmu" ejek Afkha
Pletak
Satu jitakan mendarat dikepala Afkha
" Jangan sembarangan, dia bukan melupakanku hanya saja..." Adzriel kehilangan kata - katanya saat Yuki membalikan badan nya mengarah pada dirinya
" Riel, ko lo diem disitu sih? Kita jadi pergi kan?" Yuki berteriak karena jarak mereka yang lumayan jauh
" Iya, tunggu" Adzriel melangkahkan kaki nya menghampiri Yuki yang tengah mengerucutkan bibirnya sedangkan Afkha terkekeh melihat keduanya dan kembali fokus pada pekerjaan nya
Yuki dan Adzriel hendak pergi ke toko kue yang akan mereka buka dalam beberapa hari ini pasti nya sebelum pesta resepsi pernikahan Fika dan Nanda dilangsungkan.
Fika sudah memberitahukan pada mereka bahkan sudah memberilan kartu undangan pada Yuki dan Adzriel beserta keluarga mereka namun Yuki belum memberikan nya karena Adzriel yang masih marah pada Fika, Yuki berharap masalah diantara mereka akan segera selesai dan mereka akan kembali akur seperti sebelum nya. Sungguh Yuki sangat merinduakan saat - saat mereka bercanda dan berkumpul bersama apalagi setelah Fika bekerja di Balendra Corp dan menikah dengan Nanda mereka jadi jarang bertemu dan berkumpul bersama hanya sering berkomunikasi dengan menggunakan chat pada grup chat milik mereka bertiga saja yang bisa sering mereka lakukan saat ini
Jangan lupa Like, Vote dan Komen. Terima kasih 🙏🙏
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!