NovelToon NovelToon

CINTA DOSEN GENIUS

Pengenalan Tokoh

Alta Bastian Bakrie, pria tampan berusia 25 tahun seorang Pengusaha yang saat ini beralih profesi menjadi seorang Dosen.

Bianca Anggita, 20 tahun wanita cantik yang ceria, usil, bar-bar, dan juga jahil.

Senopati Megantara, pria tampan berusia 28 tahun merupakan sahabat Alta.

Rayyan Putera Atmanegara, pria tampan berusia 25 tahun sahabat Alta dan Senopati, Rayyan adalah seorang Polisi.

Gibran Tanuwijaya Gilbert, pria tampan berusia 25 tahun sahabat Alta, Senopati, dan Rayyan.

Alsya Bastian Bakrie, wanita cantik nan imut berusia 20 tahun merupakan adik Alta dan sahabat Bianca.

Erika Adelia Abraham, 20 tahun cantik dan introvert.

Zia Aditya Atmanegara, wanita cantik berusia 27 tahun dan merupakan seorang Dokter kandungan.

🌍

🌍

🌍

🌍

🌍

Bianca Anggita seorang mahasiswi cantik saat ini sedang berada disebuah coffee shop untuk membeli sebuah kopi karena tadi malam dia bergadang dan sekarang dia harus membeli kopi sebelum masuk kuliah untuk menetralisir rasa kantuknya.

Setelah pesanannya jadi, dengan semangat Bianca membalikkan tubuhnya tapi sayang dibelakang Bianca sudah berdiri seorang pria tampan dan otomatis kopi yang Bianca pegang tumpah mengenai sepatu pentopel mengkilat dan mengenai bajunya juga.

"Astaga sial banget sih aku hari ini," gerutu Bianca.

Bianca mendongakkan kepalanya, seketika mulutnya menganga melihat pria tampan yang sedang melihatnya dengan tatapan tajam. Pria tampan itu mendorong tubuh Bianca pelan supaya menjauh darinya.

Alta Bastian Bakrie, dialah pria tampan itu. Alta pun segera mengambil tisu dan itu membuat Bianca senyum-senyum sendiri karena Bianca mengira, Alta akan mengambilkan tisu untuknya. Tapi ternyata, Alta mengambil tisu untuk membersihkan sepatunya yang terkena tumpahan kopi milik Bianca.

"Kamu itu pesan kopi kelamaan, sampai menghabiskan waktu sepuluh menit dua puluh empat detik," seru Alta sembari melihat jam tangan mahal yang melingkar di tangannya.

"Hah...."

"Kamu sudah selesai kan, dengan urusan pesan kopinya? bisa minggir, karena saya mau pesan kopi juga."

"Oh...silakan," ketus Bianca.

"Mas, saya mau pesan kopi espresso tapi kopiya harus di seduh dengan air yang suhunya tepat sembilan puluh derajat celcius, sudut kemiringan gelas saat mengaduk kopinya harus pas, dan jangan lupa cara mengaduk kopinya jangan asal-asalan, harus sesuai dengan arah jarum jam," cerocos Alta membuat Bianca dan sang Barista itu tercengang.

"Astaga ini orang aneh banget, bikin kopi aja ribetnya minta ampun," batin Bianca.

Alta memperhatikan si Barista yang membuatkan kopi pesanannya tapi Alta merasa tidak puas, akhirnya Alta sendiri yang turun tangan membuat kopi itu dengan segala keribetannya. Sedangkan Bianca hanya menatap sinis kepada Alta dengan melipat kedua tangannya di dada.

Setelah selesai, Alta mengendus-ngendus kopi buatannya.

"Ini susu apa yang dibuat untuk campuran kopi?" tanya Alta.

"Susu murni Mas," sahut si Barista.

"Apa! kenapa kamu tidak bilang dari tadi, saya tidak jadi beli soalnya saya alergi laktosa," seru Alta dengan santainya dan langsung meninggalkan coffe shop itu.

"Tapi Mas, ini kopinya bagaimana!" teriak si Barista.

"Allohuakbar, jadi dari tadi aku nungguin dia buat kopi lama dengan segala keribetannya, tapi pada akhirnya dia ga jadi beli? benar-benar ya tuh orang," geram Bianca.

Terlihat sekali wajah si Barista tampak kesal.

"Ya sudah Mas, kopinya biar aku yang bayar saja."

Akhirnya Bianca membayar kopi itu dan keluar dari coffe shop, kemudian Bianca segera melangkahkan kakinya menuju kampus.

Bianca masuk ke dalam kelas dan tidak lama kmeudian sang Dosen pun masuk, betapa terkejutnya Bianca saat melihat siapa Dosen itu.

"Loh, bukannya itu orang yang tadi di coffe shop?" batin Bianca.

Alta dengan seriusnya menetapkan segala aturan di kelasnya, padahal kebanyakan Mahasiswi lebih fokus mengagumi wajah tampannya dan diam-diam memotretnya.

Menurut gosip yang beredar, ternyata Dosen itu adalah seorang yang genius. Pada usia empat tahun, Alta sudah menjadi artis dan model terkenal, bahkan keahliannya meretas perusahaan-perusahaan besar membuat Alta anak yang paling di cari oleh para pengusaha untuk menkatuhkan perusahaan lawannya.

Pada usianya yang menginjak tiga belas tahun, meraih mendali emas di olimpiade matematika dan fisika tingkat internasional. Usia delapan belas tahun, Alta kuliah di Harvard university hanya dalam waktu kurun tiga tahun, Alta sudah lulus dengan mendapat gelas master.

Alta memulai pelajarannya dengan serius, tapi Bianca malah sibuk chattingan dengan Alsya sahabatnya yang pagi ini tidak masuk kuliah di karenakan sakit.

📩"Bee, coba aku ingin lihat wajah Dosen baru itu katanya ganteng ya, foto dong terus kirim ke sini."

📩"Kalau aku foto tuh Dosen, pasti ketahuan. Aku gambar saja ya," balas Bianca.

Alsya tidak tahu kalau Dosen itu Kakaknya sendiri karena selama ini, Alta tinggal sendiri di rumah pribadinya lagipula Alsya dan Alta jarang bertemu karena kesibukan Alta yang melebihi Presiden tapi sekalinya bertemu mereka pasti bertengkar tidak akur.

Bianca jago sekali dalam menggambar, maka dari itu Bee panggilan beken Bianca punya cita-cita ingin menjadi seorang Arsitektur.

Bee pun mulai mengeluarkan buku gambar yang selalu dia bawa kemana pun dia pergi dan mulai menggambar Alta yang saat ini sedang serius menjelaskan mata kuliahnya. Bee sangat serius menggambar, sehingga tidak menyadari kalau Alta sudah berada di belakang Bee dan melihat apa yang sedang Bee gambar.

Bee mendongakkan kepalanya...

"Lah, tuh Dosen kemana? kok menghilang," gumam Bee.

Bee menggaruk kepalanya sembari melihat kebingungan.

"Kenapa? kamu mencari saya?" seru Alta.

Bruuukkk...

Bee sampai terjungkal dari kursi saking terkejutnya dengan suara dingin di belakangnya.

"Allohuakbar, untung jantung aku sehat," seru Bee dengan memegang dadanya.

Dengan wajah dinginnya, Alta mengambil buku Bee dan dengan cepat Bee ingin mengambilnya tapi sayang, Alta jauh lebih cepat.

"Kamu sedang menggambar saya?" tanya Alta dingin sembari memperhatikan gambar yang di buat oleh Bee.

"Ti---tidak, Pak," sahut Bee gugup.

Bee menundukkan kepalanya karena takut kena semprot Dosen barunya itu, apalagi saat ini wajah Bee sudah terlihat memerah karena malu sudah ketahuan menggambar Dosennya itu.

"Kamu sangat payah dalam menggambar."

"Hah...." Bee mendongakkan kepalanya.

"Kamu tidak lihat kalau saya ini sangat sempurna? masa hidung saya pesek, kamu lihat ini hidung saya itu sempurna bagaikan segitiga siku-siku. Ini juga, bahu saya kenapa kecil sekali? bahu saya itu sangat perfect yaitu sembilan puluh derajat."

Bee hanya bisa melongo mendapat penjelasan dari Dosennya itu, matanya pun beberapa kali berkedip.

"Sem---sembilan puluh derajat?"

"Ya ampun, jangan bilang kamu tidak tahu bahu sembilan puluh derajat itu apa?" seru Alta.

Bee dengan cepat menggelengkan kepalanya...

"Bahu sembilan puluh derajat itu adalah bahu yang tegak lurus seperti punya saya, dan seseorang yang mempunyai bahu sembilan puluh derajat akan terlihat cocok saat memakai baju apa pun, jelas?"

Bee kembali menganggukkan kepalanya dengan cepat, kemudian Alta menyimpan buku gambar Bee di atas meja.

"Lain kali kalau gambar itu harus detail dan akurat jangan sampai reputasi saya jadi jelek gara-gara ulah orang yang tidak bertanggung jawab seperti kamu," seru Alta sembari melangkahkan kakinya meninggalkan Bee.

Bee hanya bisa diam dengan mulut yang menganga, baru kali ini dia bertemu dengan Dosen yang ajaib seperti Alta.

🌍

🌍

🌍

🌍

🌍

Hai...hai..ketemu lagi dengan Author yang kece badai membahana😁😁semoga kalian suka dengan novelku kali ini jangan lupa selalu tinggalkan jejak like, gift, vote, rate bintang 5, dan tekan tanda ❤....

Jangan lupa

like

gift

vote n

komen

TERIMA KASIH

LOVE YOU

4 Serangkai

🌍

🌍

🌍

🌍

🌍

Dua jam sudah Alta menjelaskan mata kuliahnya, tapi sepertinya para Mahasiswi sama sekali tidak mengerti yang Alta jelaskan, mereka hanya fokus memandangi Alta dengan penuh kekaguman.

"Oke...cukup sampai di sini pelajaran kita, besok kita lanjut lagi. Sampai jumpa."

Alta segera meninggalkan kelas, Bee segera membuka ponselnya dan mengirimkan gambar Alta kepada Alsya karena dari tadi Alsya terus saja mengirim Bee pesan.

***

Alsya yang saat ini sedang menonton tv, langsung mengambil ponselnya setelah mendengar tanda ada notif pesan.

"Astaga, ini kan Kak Alta kok bisa dia jadi Dosen di kampusku. Ah bisa bahaya kalau dia sampai menjadi Dosen, aku kan jadi ga bisa pacaran," keluh Alsya.

Sementara itu, Bee cepat-cepat pulang menuju kontrakannya. Hari ini sudah ada klient yang menunggunya, Bee bekerja sebagai pacar sewaan. Siapa pun yang menyewa jasanya, harus mengikuti peraturan yang dia buat sendiri.

Tidak boleh gr**e- gr**e, ciuman, pegangan tangan kecuali kalau mendesak di sahkan dan itu juga dikenakan biaya tambahan, di larang baper, semuanya harus di tanggung si klient dari mulai makan, dan transport.

Bee, cepat-cepat membersihkan dirinya dan dandan karena sebentar lagi klientnya akan datang menjemput. Kali ini klient Bee adalah seorang pengusaha yang ingin menghadiri reunian di sebuah restoran mewah, pengusaha tersebut sudah lama menjomblo bukan karena tidak ada yang mau justru dia orangnya yang pemilih.

"Astaga, Bee kamu benar-benar cantik," Bee bermonolog sendiri.

Sore ini Bee memakai dress tanpa lengan dengan panjang selutut. Rambutnya dia biarkan tergerai indah dengan tas selempang bermerk yang dia pinjam dari sahabatnya Alsya.

"Untung aku punya sahabat anak orang tajir jadi ga susah-susah amat kalau masalah baju dan aksesoris," gumam Bee.

Tin..tin..tin..

"Ternyata sudah datang."

Bee melihat kembali ke arah cermin memastikan kalau penampilannya sudah cantik.

"perfect..." seru Bee dengan mengedip-ngedipkan matanya.

Bee pun segera keluar, ia tidak mau sampai klientnya menunggu lama.

"Maaf, Mas Tito harus menunggu lama."

"Tidak masalah, ayo masuk."

Bee pun segera masuk ke dalam mobil mewah milik Tito. Tito memperhatikan penampilan Bee dari atas hingga bawah.

"Kenapa, Mas? penampilan aku aneh ya?"

"Wow, kamu luar biasa cantik."

"Terima kasih, Mas," sahut Bee dengan malu-malu meong.

Mobil sedan hitam mewah itu melaju membelah kota Jakarta. Untuk pertama kalinya Bee mendapat klient pengusaha tajir.

***

Sementara itu di sebuah restoran mewah, keempat pria tampan sedang santai berbincang-bincang.

"Kamu yakin Ta, jadi seorang Dosen?" tanya Gibran.

"Yakinlah, aku sudah jenuh ngurus perusahaan ingin cari suasana baru," sahut Alta.

"Aku yakin orang tua kamu tidak tahu kalau kamu jadi Dosen kan?" seru Gibran kembali.

"Mereka ga bakalan ikut campur sama urusanku, mereka selalu dukung apa yang aku lakukan yang penting tidak merugikan diri sendiri dan keluargaku."

"Aku ga bisa bayangin, pasti yang menjadi Mahasiswa kamu bakalan stres mengjadapi Dosen aneh kaya kamu," ledek Rayyan.

"Sialan, memangnya aku aneh kenapa?"

"Ya anehlah, mana ada orang kalau ngomong dan melakukan sesuatu semuanya harus pakai rumus, memangnya kamu pikir semua orang itu genius kaya kamu apa," sambung Rayyan.

"Bodo, siapa suruh mereka punya volume otak kecil."

Ketiga pria tampan itu tampak menggelengkan kepalanya.

Alta adalah termasuk ke dalam empat serangkai yang terdiri dari Senopati, Rayyan, dan Gibran. Mereka semua adalah pengusaha muda yang hebat dan sukses, bahkan menjadi pengusaha muda yang di segani pebisnis lainnya.

Hanya Rayyan yang statusnya bukan pengusaha tapi seorang Polisi. Rayyan tidak tertarik menjadi seorang pengusaha, dari kecil ia sangat ingin menjadi Polisi mengikuti jejak Opa dan Buyutnya. Menurut Rayyan menjadi seorang Polisi itu sangat keren, Rayyan tumbuh menjadi orang yang sangat dingin dan mahal senyuman maka dari itu Rayyan mendapat julukan Mr.Es Batu.

Berbeda dengan Senopati Megantara, pria yang berusia dua puluh delapan tahun itu dan paling tua di antara yang lainnya membuat Seno menjadi ketua dari empat serangkai itu. Seno mempunyai sifat yang bengis dan kejam, dalam urusan bisnis Seno tidak memandang bulu walaupun itu keluarganya sendiri kalau sudah berhubungan bisnis tidak ada yang namanya keluarga ataupun sahabat.

Julukan Mr.bengis dan kejam adalah julukan yang sangat pas untuk Seno bahkan kepada wanita pun Seno tidak bisa bersikap lembut banyak wanita yang ketakutan hanya dengan melihat tatapannya saja.

Gibran Tanuwijaya Gilbert, satu-satunya pria yang sikapnya sedikit bersahabat. Mendapat julukan Mr.cuek menjadikan Gibran pria yang paling banyak penggemarnya. Gibran memang cuek tapi ia juga mempunyai pembawaan yang santai, dari ketiga sahabatnya hanya Gibran yang punya sisi humoris walau pun setiap ia melakukan candaan tidak pernah mendapat tanggapan dari para sahabatnya sungguh miris memang.

Terakhir, ada Alta Bastian Bakrie si genius yang sangat menyebalkan. Di antara ketiga sahabatnya, hanya Alta yang sangat detail dan perfeksionis. Apa pun yang Alta lakukan harus sempurna tidak boleh ada kesalahan bahkan Alta selalu menggunakan rumus dan itu membuat ketiga sahabatnya selalu merasa kesal.

Tidak lama kemudian, rombongan orang-orang pun datang membuat Alta, Gibran, dan Rayyan menaikan satu alisnya dan menatap ke arah Senopati. Seno yang sedang menyesap kopi pun menghentikan kegiatannya.

"Kenapa kalian ngelihatin aku kaya gitu?" tanya Seno datar.

"Itu ada apa? kenapa banyak orang datang ke sini? biasanya kamu selalu menutup restoran ini kalau kita sedang kumpul kaya gini," seru Alta.

"Kamu tahu Hansel Company?"

"Tahu, itu perusahaan baru kan tapi saat ini perusahaannya sedang melejit karena menurut kabar, perusahaan itu mendapat sokongan dana dari perusahaan asing," sahut Alta.

"Bukan sokongan dana, tapi perusahaan itu meminjam uang dari perusahaan asing, aku yakin sebentar lagi perusahaan itu bakalan bangkrut," seru Gibran.

"Terus apa hubungannya dengan mereka itu?" tanya Rayyan yang menunjuk ke arah rombongan yang baru memasuki restoran mewah yang merupakan milik Seno itu.

"Pemilik Hansel Company itu menyewa restoran ini, karena mereka akan mengadakan reunian. Dia berani membayar dua kali lipat, ya tentu saja aku tidak akan menyia-nyiakan kesempatan itu," sahut Seno dengan santainya.

"Dasar mata duitan, duitmu sudah bejibun masih saja mikirin untung rugi," ledek Gibran.

Seno tidak memperdulikan ucapan para sahabatnya itu. Hingga akhirnya sebuah mobil sedan hitam mewah berhenti di depan restoran, Tito segera turun dari dalam mobil dan memutari mobilnya untuk membukakan pintu untuk Bee.

"Terima kasih."

Tito mengulurkan tangannya, Bee tampak terdiam.

"Aku akan bayar dua kali lipat," seru Tito.

Tanpa pikir panjang lagi, Bee langsung membalas uluran tangan Tito. Mata duitan, itulah Bee, ia akan melakukan apa pun demi uang asalkan hal itu tidak bertentangan dengan prinsip hidupnya.

Dengan senyuman mengembang, Bee merangkul lengan Tito. Bee memang pandai berakting, ia bisa menempatkan diri sesuai situasi dan kondisi. Ia bisa menjadi berbagai macam kepribadian tergantung permintaan klient dan kali ini klientnya meminta Bee untuk bersikap anggun dan elegan layaknya kekasih seorang pengusaha.

Tito dan Bee pun masuk ke dalam restoran dan langsung di sambut oleh sorak-sorai dan tepuk tangan membuat empat serangkai itu menoleh kecuali Alta yang masih sibuk dengan kopinya.

"Jadi itu pacarnya si Tito, lumayan cantik," seru Gibran.

Alta merasa tertarik dan menolehkan pandangannya ke arah belakang, seketika Alta menyemburkan kopi yang sedang di minumnya membuat ketiga sahabatnya kaget.

"Busyet dah, untung ga kena sama wajahku," seru Rayyan.

"Bukannya itu Mahasiswiku," batin Alta.

🌍

🌍

🌍

🌍

🌍

Jangan lupa

like

gift

vote n

komen

TERIMA KASIH

LOVE YOU

Kakak Menyebalkan

🌍

🌍

🌍

🌍

🌍

Tito memperkenalkan Bee kepada teman-temannya membuat Bee merasa tersanjung karena bisa bertemu orang-orang tajir melintir.

Bee pun mengambil minuman, tapi di saat Bee baru saja meneguk minuman itu, pandangan Bee bertemu dengan sepasang mata yang sangat Bee kenal.

Byuuuurrr...

Bee menyembur jas mahal milik Tito membuat semuanya terperangah.

"Astaga, maaf-maaf aku ga sengaja," seru Bee mengambil tisu dan membersihkan jasa mahal Tito.

"Sudah, tidak apa-apa Bee."

"Astaga, kenapa tuh Dosen menyebalkan ada di sini?" batin Bee.

Sementara itu ketiga sahabat Alta tampak menatap Alta dengan pandangan yang menuntut.

"Kenapa?" tanya Alta.

"Kamu kenal dengan wanita itu?" tanya Gibran.

"Dia Mahasiswiku."

"Wuidih, mantap memang dasar wanita zaman sekarang bisa saja dapetin pria tajir," seru Rayyan.

"Tapi aku akui dia memang cantik sih," sambung Gibran.

"Cantik apanya, wanita ceroboh dan bodoh kaya gitu," sahut Alta.

Bee tampak salah tingkah dan canggung karena Alta dari tadi memperhatikannya dengan tatapan tajamnya.

"Kenapa tuh Dosen dari tadi ngelihatin aku terus sih? mati, pasti besok aku kena masalah nih," batin Bee.

"Kamu kenapa Bee? kok jadi diam?" tanya Tito.

"Ah, tidak apa-apa aku sakit perut."

"Hah...sakit perut? ya sudah kita pulang saja."

"Tapi kan acaranya belum selesai, Mas."

"Tidak apa-apa. Semuanya aku sama Bee duluan ya, soalnya kita mau ada acara lain," seru Tito.

Setelah berpamitan, mereka berdua pun pergi meninggalkan hotel itu.

"Mas, maaf ya."

"Tidak apa-apa, justru kamu sudah menyelamatkanku. Aku paling tidak suka menghadiri acara seperti itu, dari tadi aku mencari cara untuk pergi tapi ternyata kamu minta pulang itu kan jadi kesempatan."

"Mas Tito bisa bayar setengahnya karena kencan kita kali ini tidak sampai selesai."

"Tidak, aku akan tetap bayar penuh karena bagaimana pun kamu sudah menemaniku."

"Yess....ini baru namanya pria tajir, kan aku jadi untung banyak," batin Bee dengan senyumannya.

Tidak lama kemudian, mobil mewah milik Tito pun berhenti di depan rumah kos-kosan Bee.

"Ini bayaran kamu."

"Wah, terima kasih ya Mas."

"Sama-sama, nanti kalau aku butuh untuk menemani aku bisa kan hubungi kamu lagi."

"Boleh banget dong Mas, ya sudah kalau begitu aku pamit dulu, sekali lagi terima kasih."

Bee pun keluar dari dalam mobil Tito dan langsung masuk ke dalam kos-kosannya.

Ceklek...

"Allohuakbar, Rega. Kenapa kamu bisa masuk?"

"Aku duplikat kunci kontrakan Kakak."

Bee tampak kesal, Bee langsung menuju dapur dan meminum satu gelas air mineral sampai tandas.

"Ada apa?" tanya Bee dengan tatapan tajamnya.

"Aku butuh uang."

"Uang untuk apa lagi, Rega? minggu kemarin Kakak sudah memberimu uang, memangnya kamu pikir Kakak itu banyak uang apa?" sentak Bee.

"Kakak kan kerja jadi banyak uang dong, jangan bohong Kak nanti uangnya hilang loh."

Bee mendengus mendengar ucapan adik satu-satunya itu. Selama ini Rega tinggal bersama tante mereka tapi Rega adalah anak yang memberontak, dia masuk geng motor, pergaulannya pun sangat buruk sampai-sampai tante mereka sudah menyerah mengurus Rega.

Rega saat ini diam di markas geng motornya, dari sekolahannya di DO karena sering tawuran dan bolos sekolah dan sekarang Rega datang hanya untuk meminta uang.

"Rega dengarkan Kakak, Kakak bekerja untuk biaya kuliah Kakak sendiri. Kakak hanya bekerja serabutan, seharusnya kamu juga kaya Kakak cari kerjaan apa kek daripada hanya selalu menyusahkan."

"Kak, sudahlah jangan ceramah aku kesini untuk minta uang bukannya untuk mendengarkan ceramahan Kakak itu. Kakak tinggal bilang saja mau ngasih aku uang apa tidak?"

Lagi-lagi Bee tidak bisa berbuat apa-apa, bagaimana pun Rega adalah adiknya satu-satunya kalau dia tidak memberikan uang, lalu adiknya mau makan apa.

Bee pun mengeluarkan tiga lembar uang seratus ribuan.

"Kakak cuma punya segini, tolong jangan minta terus uang sama Kakak."

"Terima kasih Kakakku yang cantik."

Rega dengan cepat mengambil uang itu dan langsung pergi meninggalkan kontrakan milik Bee. Bee hanya bisa menatap sendu kepergian adiknya itu, adik yang dulu begitu manis dan penurut sekarang berubah menjadi pembangkang dan urakan.

"Ma, Pa, maafkan Bee karena Bee tidak bisa mendidik Rega dengan baik," gumam Bee.

***

Sementara itu, Alta memilih pulang ke rumah kedua orangtuanya.

"Malam Ma, Pa."

"Alta, tumben kamu pulang?" seru Daddy Al.

"Jadi Alta ga boleh pulang nih?"

"Bukannya gitu sayang, maksud Daddy kamu tumben kamu pulang biasanya juga kamu ga mau mampir ke sini," sambung Mommy Tasya.

"Alta habis dari restoran Seno, kalau pulang ke rumah terlalu jauh makannya Alta pulang kesini."

"Kamu sudah makan?"

"Sudah Mom, ya sudah Alta capek, Alta mau ke kamar dulu."

Alta pun segera naik ke lantai dua menuju kamarnya. Di saat melewati kamar Alsya, Alta tampak berhenti dan memutuskan untuk masuk ke dalam kamarnya.

Terlihat Alsya sedang anteng melihat drakor di laptopnya sampai-sampai tidak menyadari Alta masuk ke dalam kamarnya.

"Hai anak manja, kenapa tadi tidak masuk kuliah?" seru Alta.

Alsya tersentak dan langsung menoleh ke belakang.

"Kak Alta, ngapain masuk ke kamar Alsya?" ketus Alsya.

"Cuma mau memastikan apa benar kamu sakit atau cuma pura-pura, dan ternyata dugaan Kakak benar kalau kamu cuma pura-pura saja."

"Apaan sih, enak saja. Alsya tadi beneran sakit, cuma sekarang sudah baikkan karena sudah minum obat."

"Alasan."

Alta melangkahkan kakinya meninggalkan kamar Alsya.

"Tunggu Kak."

Alta menghentikan langkahnya. "Ada apa?"

"Kenapa Kakak jadi Dosen di kampus Alsya?"

"Memangnya kenapa?"

"Alsya ga suka, lebih baik Kak Alta cari kampus yang lain saja jangan di kampus Alsya," ketus Alsya.

"Kenapa? biar kamu bisa bebas pacaran kan?"

Alsya tampak melongo dengan apa yang di ucapkan oleh Kakaknya itu.

"Kok, Kak Alta tahu?"

"Jangan sebut Kakak genius kalau hal kaya gitu saja Kakak tidak tahu. Ingat kamu masih kecil jangan mikirin pacar-pacaran dulu, kalau mau kamu langsung nikah jangan pacaran."

"Idih, apaan nikah? Kak Alta tuh yang buruan nikah, sudah tua juga nanti keburu alot," cibir Alsya.

Pletak...

Alta menjitak kening Alsya dengan kerasnya membuat Alsya meringis kesakitan.

"Memangnya Kakak ini daging ayam kampung apa pake alot segala? sembarangan kalau ngomong, pokoknya Kakak tidak mau tahu kalau kamu sampai ketahuan pacaran, Kakak bakalan kirim kamu ke Perancis biar sekolah disana sama Nasya," ancam Alta.

Alta melenggangkan langkahnya dengan santai menuju kamarnya.

"Makannya Kak Alta itu harus punya pacar karena Kak Alta itu kurang di belai, makannya nyebelin!" teriak Alsya.

Alta hanya mengangkat tangannya acuh dan tidak memperdulikan teriakan cempreng Alsya yang menggema di seluruh rumah itu.

"Bahaya ini, aku harus carikan Kak Alta pacar biar Kak Alta ga ngerecokin aku terus," gumam Alsya.

Alsya dan Nasya adalah adik kembar Alta, walaupun kembar tapi sifat keduanya sangat jauh berbeda. Alya yang mempunyai sifat ceria, cerewet, bar-bar, dan selalu melawan kepada Alta.

Berbeda dengan Nasya, dia anak yang kalem, penurut, dan pendiam. Nasya saat ini lebih memilih kuliah dan menetap di Perancis bersama Pamannya Vano.

🌍

🌍

🌍

🌍

🌍

Guys...bila berkenan mampir di chat story aku dan minta dukungannya🙏🙏

Jangan lupa

like

gift

vote n

komen

TERIMA KASIH

LOVE YOU

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!