Seorang gadis cantik kini tenga menuruni anak tangga satu persatu, heels yang di kenakan oleh gadis itu, meggemang di dalam rumah besar itu.
Setibanya di lantai bawa, Gadis cantik itu melangkah ke ruang makan, ia melihat di sana sudah ada Daddy, Mommy, adiknya dan juga Eyangnya yang sudah menunggu dirinya di sana. Ya gadis cantik itu adalah Ambar Talita Wijaya, putri pertama Nicko dan Nisa, Ambar kini tumbuh menjadi gadis yang sangat cantik, banyak pria yang memuji kecantikan Ambar. Sampai ada para rekan bisnis Nicko yang terang-terangan melamar Ambar pada sang daddy, tapi Nicko menyerahkan semua itu pada putri kesayangannya.
"Pagi semua" sapa Ambar lalu mendudukkan bokongnya di kursi dekat adiknya.
"Kebiasaan kaka deh, turun sarapan lama banget" ucap Brian yang sudah siap dengan seragam sekolahnya.
"Iya deh kaka minta maaf ya adek ku sayang" ucap Ambar mencium pipi sebelah adiknya, itu adalah kebiasaan Ambar bersama Brian.
Nicko, Nisa dan bu Tika tersenyum dan geleng-geleng kepala melihat tingkah keduanya.
"Udah-udah bercandanya ayo makan nanti adeh telat lagi" ucap Nisa pada kedua anaknya.
Mereka berempat pun sarapan bersama, Nicko melihat pada putri.
"Kaka, hari ini ke kantor sama daddy ya" ucap Nicko.
"Iya dad" jawab Ambar.
Ini adalah hari pertama Ambar bekerja di kantor sang daddy sebagai wakil CEO, seminggu yang lalu Ambar baru saja menyelesaikan kuliahnya di salah satu universitas ternama di jakarta. Ambar adalah salah satu Siswi yang lulus dengan nilai tertinggi.
Selesai menghabiskan sarapannya, Brian langsung pamit pada semua nya, Brian tak lupa menyalami punggung tangan ke dua orang tuanya dan juga eyang nya.
"Aku berangkat ya" ucap Brian.
"Hati-hati ya sayang, jangan ngebut bawa motornya" ucap Nisa yang selalu memperingati putranya itu.
Brian kini duduk di bangku sekolah menengah atas, dan sudah masuk kelas ujian. Brian selalu membujuk ke dua orang tuanya untuk melanjutkan studi di Inggris, tapi Nicko dan Nisa belum mengiyakan permintaan sang putra.
Brian adalah murid yang sangat berprestasi di sekolah, oleh karena itu kepintaran yang ia miliki menurun dari sang daddy.
Kini tersisa tinggal Nisa, Nicko, Ambar dan eyang Tika.
"Dad, mom, kalian akan mengijinkan Brian melanjutkan studi di Inggris" tanya Ambar pada ke dua orang tuanya.
"Kalau adikmu memaksa daddy sama mommy gak bisa melarangnya sayang" jawab Nisa yang mendapat anggukan dari Nicko.
"Brian adalah anak yang baik dan selalu mendengarkan mommy sama daddy, jadi mom sama dad gak usah kuatir" ucap Ambar yang di balas senyum oleh kedua orang tuanya.
Nicko pamit pada istrinya dan ibu mertuanya, Nicko tak lupa mencium kening istri tercintanya dan punggung tangan ibu mertuanya, di susul oleh Ambar mencium mommy nya dan juga eyang nya.
Nicko masuk ke dalam mobil di susul oleh putrinya, Nicko kemudian menjalankan mobilnya meninggalkan halaman rumahnya.
Dalam perjalanan menuju kantor, mobil yang di kendarai oleh sang daddy melewati taman yang berada di dekat jalan raya itu. Pandangan Ambar tak lepas dari bangku yang pernah ia duduki dengan sahabat kecilnya dulu.
"Kaka.." panggil Nicko tapi tak mendapat sahutan.
"Kaka kenapa" panggil Nicko lagi untuk membuyarkan lamunan nya, kali ini menyentuh legan sang putri.
"Eh ga gak papa ko dad" jawab Ambar gugup karena ketahuan oleh daddy nya sedang melamun.
Nicko hanya tersenyum dan menggelengkan kepala melihat sang putri, Nicko memang sengaja melewati jalan itu.
Tak lama kemudian, mobil yang di kendarai oleh Nicko terparkir di lobi kantor, ke duanya turun dan langsung di sambut oleh Leo sang asisten.
"Hay uncle Leo" sapa Ambar.
"Iya nona" jawab Leo tersenyum.
Mereka bertiga kemudian melangkah masuk ke dalam lift khusus CEO.
Ting....
Pintu lift terbuka, Nicko, Leo dan juga Ambar keluar dari lift itu, Nicko dan Leo kemudian menunjukan letak ruangan sang putri, yang berada tak jauh dari ruangannya.
Leo membukakan pintu yang bertuliskan Wakil CEO, Ambar yang melihat seisi ruangan yang sangat rapi dan bersih itu. Ia langsung melangkah duduk di kursi kebesarannya.
"Daddy yang membuat semua ini?" tanya Ambar.
"Iya sayang" jawab Nicko.
"Makasih ya daddy" ucap Ambar berdiri lalu memeluk sang daddy yang sudah berumur tapi masih terlihat tampan.
"Daddy juga sudah mencarikan sekertaris untukmu, sebentar lagi dia datang" ucap Nicko.
"Sekretarisnya perempuan kan dad?" tanya Ambar karena ia tidak suka yang menjadi sekretarisnya adalah seorang laki-laki.
"Yah seperti permintaan tuan putri" jawab Nicko mengusap kepala sang putri.
Lalu Nicko dan Leo kemudian pamit pada Ambar untuk kembali ke ruangan mereka masing-masing, tinggallah Ambar sendiri berada di ruangan itu.
Ambar, melangkah mendekati jendela kaca dan melihat bangunan-bangunan tinggi lainnya dari atas sana, Tapi bukan menikmati pemandangan yang ada, Gadis itu saat ini sedang memikirkan seseorang yang sudah dari kecil mengisi relung hatinya sampai saat ini.
Next....
🌸🌸🌸
Hay guys,, makasih banyak ya udah ngikutin aku sampai di cerita ini. Oh iya di cerita aku yang ini, panggilan Paman dan Bibi aku ganti menjadi Uncle dan Aunty ya biar bagus kedengarannya.
Jangan lupa Like, Komen sama Vote nya yah Terimakasih.😊🙏😊🙏
🌸🌸🌸
Mampir juga ya di cerita aku yang berjudul "Zahra'tul Syita" dan "Putri Kecilku Tanpa Daddy"😊
Tok..Tok...Tok...
Lamunan Ambar buyar setelah mendengar seseorang mengetuk pintu ruangannya, Ia langsung duduk di kursi kerjanya.
"Masuk.." ucap Ambar.
Cclleekk....
Pintu ruangan terbuka dan masuklah seorang wanita yang mengenakan hijab, wanita itu menunduk memberi hormat pada Ambar. Ambar lalu menyuruh wanita itu duduk.
"Perkenalkan nama saya Fadila Bu, biasa di panggil Dila, saya adalah sekertaris Bu Ambar" ucap Dila.
Ambar melihat wanita yang berada di depannya, kalau di liat-liat umur wanita itu tak bedah jauh darinya. Daddy nya ternyata mencarikan sekertaris yang bagus untuk nya.
"Dila, kamu bukan hanya menjadi sekertaris saya, tapi juga menjadi teman buat saya" ucap Ambar.
"Baik Bu Ambar, terimakasih" jawab Dila sopan.
"Iya, kamu boleh menempatkan meja kerja mu" ucap Ambar yang mendapat anggukan sopan dari Dila.
Ambar mulai membuka laptop yang ada di atas meja kerjanya, hari ini adalah hari pertama ia menjabat sebagai Wakil CEO di kantor Wijaya Group yang tak lain adalah kantor milik daddy nya, setelah lulus dengan nilai-nilai yang sangat membanggakan ke dua orang tuan, Ambar di angkat oleh Nicko sang daddy untuk menjadi Wakil CEO.
Di tengah-tengah Ambar sibuk dengan pekerjaannya, ponsel milik gadis itu berbunyi pertanda pesan masuk, Ambar mengalihkan pandangannya ke ponselnya dan melihat si pengirim pesan.
~Maura~
"Kamu udah mulai kerja?" isi pesan Maura.
~My~
"Iya, sekarang aku di kantor" balsa Ambar.
~Maura~
"Aku ke kantor uncle sekarang" balas Maura.
Ambar hanya melihat isi pesan sepupunya itu, tak membalasnya lagi. Ia pun kembali mengerjakan pekerjaannya.
🌸🌸🌸
Maura yang sekarang berprofesi sebagai model, saat ini baru saja menyelesaikan pemotretan. Ia baru saja mengirim pesan pada Ambar sepupunya, Maura berjalan masuk ke ruang ganti dan melihat jam yang berada di pergelangan tangannya.
1 jam lagi adalah jam makan siang, ia akan pergi ke kantor uncle nya untuk mengajak Ambar makan siang bersama.
Maura Nursya Aditama, adalah putri pertama Erik Aditama dan Narsya Wijaya, Maura juga lulusan Universitas yang sama dengan Ambar hanya saja berbeda jurusan, selama masa kuliahnya, Maura sudah berkecimpung di dunia permodelan.
"Bel, gue pergi dulu ya" ucap Maura pada asistennya Bela setelah berganti pakaiannya.
"Iya hati-hati loh" ucap Bela.
"Pasti.." jawab Maura.
Maura keluar dari gedung pemotretan itu, lalu melangkah ke arah mobil miliknya yang terparkir tak jauh dari pintu masuk.
Ting....
Langkah Maura terhenti mendengar suara notifikasi chat masuk, ia melihat si pengirim chat adalah Bagas kekasihnya.
Maura memili tak membalasnya, ia masuk ke dalam mobil sport miliknya tak lupa juga memakai kacamata hitam miliknya, lalu mengemudikan mobilnya meninggalkan parkiran gedung itu.
Dalam perjalanan menuju kantor uncle nya, Maura berhenti tepat di lampu merah dan bertepatan ada sebuah mobil mewah juga yang berhenti tepat di sebelah mobilnya.
Maura tak melihat begitu jelas si pemilik mobil tersebut, tapi si pemilik mobil itu memandang Maura dengan tatapan Rindu.
Setelah lampu berubah menjadi hijau, Maura kembali menjalankan mobilnya menuju kantor uncle nya.
Mobil sport berwarna puti terparkir di lobi kantor Wijaya Group, semua para karyawan yang berlalu lalang di lantai dasar melihat ke arah seorang wanita cantik yang baru saja turun dari dalam mobil itu.
"Itu bukannya Maura Nursya Aditama ya, model majalah terkenal itu?" ucap salah satu resepsionis.
"Iya benar, gila aslinya ternyata sumpah cantik banget ya" ucap resepsionis yang satunya.
"Tapi dia mau ngapain ya ke sini" ucap karyawan yang lainnya.
"Dia kan anak dari Bu Nara, kaka perempuan si Bos" ucap karyawan yang lain.
Maura melangkah masuk ke dalam lift khusus CEO tampa melepas kacamata hitamnya yang bertengger di hidung mancungnya, tampa memperdulikan bising-bising para karyawan itu.
Tingg....
Pintu lift terbuka kemudian Maura melangkah keluar, dari kejauhan Maura melihat seorang wanita berhijab yang berada di meja sekertaris. Ia sangat yakin wanita itu adalah sekertaris Ambar.
Dila melihat seorang wanita cantik melangkah semakin dekat, ia tahu betul gadis cantik itu adalah Maura model majalah terkenal yang tak lain adalah sepupu dari bosnya.
"Selamat siang mbak ada yang bisa saya bantu" ucap Dila menunduk hormat.
"Siang, aku mau ketemu Ambar" jawab Maura dengan ramah.
"Silahkan mbak masuk saja, Bu Ambar ada di dalam" ucap Dila.
"Terimakasih ya" ucap Maura.
"Iya sama-sama mbak" jawab Dila.
Maura masuk ke dalam ruangan yang bertuliskan Wakil CEO di atas daun pintu, Ambar yang sedang mengerjakan pekerjaan di laptop pun mendongakkan kepalanya mendengar suara pintu terbuka.
Maura masuk begitu saja tampa mengetuk pintu terlebih dahulu, kemudian langsung duduk di salah satu sofa yang ada di ruangan itu.
"Sibuk banget si Wakil CEO" ucap Maura menghempaskan bokong nya di atas sofa.
Ambar masi sibuk dengan laptopnya tak menjawab ocehannya Maura, Maura yang tahu betul watak sepupunya itu, kalau udah fokus mengerjakan sesuatu tak mau di ganggu.
"Mbar, cari makan yuk" ucap Maura.
"Bentar gue selesain ini dulu" jawab Ambar tampa mengalihkan ke dua matanya dari layar laptopnya.
Tak lama kemudian, Ambar menutup laptop nya, lalu membereskan berkas-berkas yang ada di atas meja menyusunya dengan rapi. Ambar melihat sepupunya yang sedang bermain ponsel.
"Ayo kita cari makan" ucap Ambar melihat jam yang melingkar di pergelangan tangan mungilnya.
"Yuk.." jawab Maura.
Ke dua gadis cantik itu keluar dari ruangan itu, dan melihat Dila sedang mengetik sesuatu di komputer miliknya.
"Dila, aku sama Maura cari makan di luar ya, pekerjaan kamu di stop dulu ini sudah waktunya makan siang nanti di lanjut lagi" ucap Ambar.
"Baik Bu" jawab Dila.
"Ya udah kalau begitu kami pergi dulu" ucap Ambar yang mendapat anggukan hormat dari Dila.
Ke dua gadis itu melangkah masuk ke dalam lift yang akan membawa mereka ke lantai dasar.
Next....
Guys, jangan lupa Like, Komen sama Vote ya. Terimakasih😊🙏🙏
"Putri Kecilku Tanpa Daddy" masi on going ya.
Ke dua gadis cantik itu turun dari mobil, kemudian melangkah masuk ke dalam kafe. Ambar dan Maura melihat banyak pengunjung kafe yang sedang menikmati makan siang mereka.
"Kita duduk di situ aja yuk" ajak Maura menunjuk salah satu meja kosong.
Ambar pun mengikuti Maura duduk di meja itu. Tak lama kemudian, seorang pelayan datang menyapa mereka dengan sopan, hampir semua para pengunjung kafe melihat ke arah dua gadis itu, terutama pada Maura yang seorang model majalah terkenal saat ini.
"Permisi mbak ini buku menunya" ucap pelayan wanita memberikan dua buku menu.
Ambar dan Maura melihat-lihat menu-menu yang ada di buku itu.
"Saya pesan ayam geprek tapi nasinya dikit aja ya, sama minumnya jus lemon teh" ucap Maura pada pelayang yang masi berdiri di depan mereka.
"Kalau saya sup iga sapi nasinya porsi biasa saja, sama minumnya es teh manis" ucap Ambar karena ia suka makanan yang berkuah berbeda dengan Maura yang memang menjaga porsi makannya untuk menjaga berat badannya, pelayan itu pun mencatat pesanan mereka kemudian pamit ke belakang.
"Loh masih suka aja makan makanan yang berkuah" ucap Maura.
"Iya, kan mommy sering buatin aku sup di rumah" ucap Ambar dan Maura hanya menggeleng kepala saja.
Ke dua nya berbincang-bincang sampai suara getaran ponsel milik Maura mengagetkan keduanya.
"Ko gak di angkat" ucap Ambar.
"Gak, ah lagi males" ucap Maura membiarkan ponselnya terus bergetar.
"Bagas?" tanya Ambar.
"Hheem" jawab Maura.
"Kalau loh gak suka sama dia kenapa pacaran?" tanya Maura.
"Gue cuma pengen lupain dia aja" ucap Maura lirih.
"Dan kenyataannya loh gak bisa lupain dia" ucapan Ambar tepat sasaran memang sampai saat ini Maura belum bisa melupakan pria yang ia cintai dari kecil, semenjak kejadian 4 tahun yang lalu Maura tak pernah lagi bertemu dengannya.
Maura memili diam dan tak menjawab pertanyaan sepupunya itu, sampai seorang pelayang datang membawa nampang berisi pesanan mereka.
Ke dua gadis itu menikmati menu makan siang mereka, sesekali Ambar menanyakan pekerjaan Maura di dunia model.
Setelah selesai menghabiskan makan siang mereka, ke dua gadis itu belum juga beranjak masi asik dengan obrolan mereka. Di selah obrolan ke duanya, ke dua mata Ambar tak sengaja menangkap pemandangan yang tak biasanya.
Di kursi yang tak jauh dari mereka, Ambar melihat seorang pria yang sangat Ambar kenal sedang duduk bersama seorang wanita yang tak asing juga buat Ambar.
"Mbar, loh kenapa sih" panggil Maura karena melihat Ambar tak merespon omongannya.
"Ra, loh liat itu deh" ucap Ambar menunjuk pada salah satu meja yang di duduki oleh dua orang yang masi mengenakan seragam sekolah yang Cowok seragam SMA sedangkan yang Cewek seragam SMP.
Maura membalikkan wajahnya ke belakang mengikuti arah pandang Ambar dan benar saja Maura dan Ambar melihat ke dua orang itu saling suap-suapan sambil tertawa.
"Itu bukannya Brian ya" ucap Maura.
"Iya, itu adek gue" jawab Ambar.
"Tapi sama siapa tuh bocah, tapi tunggu kayaknya gue kenal tuh cewek" ucapan Maura terhenti lalu berbalik menatap Ambar.
"Itu bukannya Sheila ya anaknya uncle Leo" ucup Maura.
"Iya itu Sheila" jawab Ambar.
"Apa mereka pacaran ya tampa sepengatahuan kita semua" ucap Maura.
Tapi Ambar hanya mengangkat ke dua bahunya pertanda tak tau juga. Ambar kemudian melihat jam yang melingkar di pergelangan tangan nya, tinggal 10 menit lagi jam 1. Ia mengajak Maura balik, karena masi ada banyak pekerjaan yang harus ia selesaikan.
Setelah membayar semua tagihan makanan keduanya, Ambar dan Maura pun berjalan keluar dari kafe itu memili membiarkan Brian dan Sheila menikmati makan siang mereka berdua.
🌸🌸🌸
Di Kantor...
Nicko berdiri dari kursi kerjanya, lalu melangkah keluar menuju ruangan sang putri. Nicko melihat Dila asisten putrinya sedang sibuk dengan komputer miliknya.
"Dila, apa Ambar sudah kembali" tanya Nicko karena sebelum Ambar pergi makan siang Ambar sempat mengirim pesan pada sang daddy
"Bu Ambar belum balik pak" jawab Dila menghentikan aktifitasnya.
"Ya sudah kamu lanjutkan pekerjaan kamu, biar saya tunggu di dalam saja" ucap Nicko langsung melangkah masuk ke dalam ruangan putrinya.
Sementara itu Ambar dan Maura yang baru saja turun dari mobil dan ke duanya langsung melangkah masuk ke dalam lift, seperti biasa ke duanya selalu menjadi pusat perhatian.
Tiba di lantai atas, ke dua gadis itu langsung di sambut oleh Dila dengan hormat.
"Bu Ambar, Pak Nicko sudah menunggu di dalam" ucap Dila.
"Iya, terimakasih ya" ucap Ambar.
"Sama-sama Bu" ucap Dila.
Ambar dan Maura masuk ke dalam ruangan dan melihat Nicko duduk di salah satu sofa.
"Dad.." panggil Ambar.
"Hay uncle" panggil Maura.
Kedua gadis sapa ke dua gadis itu, lalu duduk bergabung bersama Nicko. Ketiganya mengobrol cukup lama, sampai Maura pamit pulang, Nicko juga kembali ke ruangannya dan Ambar kembali bekerja.
Next...
Guys, jangan lupa Like, Komen, Vote sama bintang 5 ya. Terimakasih😊🙏🙏
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!