NovelToon NovelToon

Pendekar Legenda

Ch. 1 - Lahir Kembali di Dunia Baru.

Aku tinggal di dunia yang disebut dengan dunia Kultivasi.

Dunia kultivasi merupakan dunia yang sangat kejam, Kuat membunuh yang lemah sedangkan lemah tidak bisa membalas yang kuat, Hanya kesengsaraan bagi yang lemah hidup di dunia ini.

Kekuatan merupakan faktor penentu apakah seseorang layak untuk hidup dengan lama.

Aku merupakan seseorang yang mereka sebut dengan Manusia Terkuat di Dunia. Seseorang manusia yang berada di puncak dunia.

Seseorang Pria Tua yang sedang berlutut di sebuah altar. “Dewa aku sudah bosan dengan semua ini.”

“Dulu aku sangat tergila-gila untuk mengejar sebuah kekuatan, Tapi sekarang hanya penyesalan yang datang.”

“Tidak ada yang bisa aku lakukan lagi di sini, Tidak ada yang berani melawanku, semua takut kepadaku.”

“Aku sangat kesepian di dunia ini, Aku tidak pernah merasakan apa yang mereka sebut dengan Teman dan Keluarga .”

“Dewa! ini dunia sangat tidak adil bagiku, Hanya kehampaan yang ku rasa sekarang, Aku tidak suka dengan dunia ini.”

“Dewa! tolong aku, Beri aku sebuah dunia yang lebih menarik untuk ku, Aku sudi jika harus mengorbankan kultivasi diriku selama ratusan tahun.”

Setelah Pria Tua Selesai berbicara Tiba-tiba langit menjadi gelap, angin menjadi sangat kencang dan petir mulai bermunculan.

“Dewa apa engkau mendengarkan aku, Dewa tolong kabulkan lah permintaan diriku.” Pria tua tersebut berdiri sambil melihat ke arah langit.

“Apa yang lagi kalian tunggu, Dewa cepat bawa aku pergi dari dunia ini.”

Langit seperti mengerti ucapan yang di katakan pria sesepuh itu.

Pria tua itu melihat sebuah petir bewarna emas yang sangat besar menghampiri dirinya. “Haha, terima kasih dewa.”

“Akhirnya...” Petir emas tersebut menyambar pria sesepuh.

“Bajingan kalian dewa.” Tiba-tiba Pria Tua sangat marah karena petir terebut tidak membuatnya mati melainkan menambah kekuatannya.

Pria itu kesal dan mengucapkan beberapa kata-kata kasar kepada dewa.

Tiba-tiba sebuah petir yang sangat besar dan berwarna merah darah datang menghampiri pria tua itu dengan kecepatan tinggi.

“Kalian pikir aku bisa tertipu lagi.” Pria sesepuh tersebut menghindari petir yang datang.

Ketika berhasil menghindar, Pria tua terkejut melihat petir tersebut tiba-tiba berubah arah menjadi ke arahnya. Pria tua terus berusaha menghindari petir merah.

Pria tua Terus berusaha menghindari petir itu, Namun petir tersebut mengikuti dirinya kemana saja ia pergi.

“Bajingan kalian dewa, Apa masih belum cukup untuk mempermainkan ku.” Pria tua itu melihat beberapa petir lainnya yang muncul.

Pria tua tersebut terus berusaha menghindari petir sampai akhirnya dia kelelahan karena terus menghindari ribuan petir yang datang kepadanya.

Pria sesepuh tidak bisa bergerak lagi, karena sudah sudah sangat kelelahan akibat terus menghindari petir. Pria sesepuh itu akhirnya hanya bisa pasrah.

seperti mengetahui kondisi dari pria sesepuh tesebut, Pria tua melihat semua petir bergabung menjadi satu.

Petir tersebut datang ke hadapan Pria tua itu menyambar dirinya “Aaah, Perasaan ini, organ hancur, saraf putus, tulang hancur, Sudah lama aku tidak merasakan sakit.”

“Akhirnya, aku bisa mati.” Ujar pria tersebut sebelum nafas terakhir.

Pria tua membuka matanya. “Oi oi dimana ini.”

“Bukannya aku seharusnya sudah mati, Apa dewa brengsek itu becanda denganku.”

“Gempa?” Pria tua tersebut merasakan sebuah guncangan dari tubuhnya.

Pria tua terus berusaha untuk melihat sekeliling namun yang dia lihat hanya kegelapan tanpa batas.

Pria tua terus mencoba melihat sekeliling dan akhirnya dia melihat ada sebuah cahaya yang sangat kecil.

“Apa itu gerbang neraka atau surga...?”

Semakin lama, Pria tua dapat melihat bahwa cahayanya semakin terang.

“Haha, Mungkinkah itu gerbang neraka, Dunia neraka aku datang.”

Dalam pikiran Pria tua tersebut, Dunia neraka merupakan tempat dimana berkumpulnya orang-orang hebat.

“Selamat Tuan dan nyonya, Kalian mendapatkan seorang bayi laki-laki yang sehat.”

“LAH!” Apa yang terjadi, Aku tidak berada di dunia neraka.” Pria tua melihat ada tiga orang yang sedang menatapnya.

“Jadi cahaya tadi bukan gerbang menuju neraka yang aku maksud, Melainkan.....” Pria tua itu melihat seseorang perempuan yang sedang menggendongnya.

“Tidak-tidak kembalikan Aku, Aku ingin ke neraka.” Pria tua tersebut berusaha untuk bersuara.

“Sayang anak kita sangat tampan seperti dirimu.” Suara dari seorang Perempuan.

“Dia juga memiliki mata sepertimu.” Seseorang pria ikut berbicara.

“Dewa, walaupun aku ingin sebuah keluarga tapi aku belum tahu dunia ini seperti apa.” Pria tua takut bahwa dunia yang di tempatnya sekarang tidaklah menarik untuknya.

“Sayang bagaimana kita beri nama Arthur, Aku ingin anak kita terus kuat menghadapi segala masalah.” Pria ini merupakan ayah dari pria tua di kehidupan baru.

“Arthur? Baiklah, Mulai sekarang namamu adalah Arthur.” Seseorang Perempuan sedang mencium kening pria tua tersebut, Perempuan merupakan ibu dari pria tua di kehidupan baru.

“Kenapa dia mencium ku, apa yang mereka dua bicarakan.” Pria tua tidak mengerti bahasa apa yang di gunakan oleh ayah dan ibunya.

“Mereka terus berbicara kata Arthur, Apa itu namaku di kehidupan ini.”

Pria tua itu memandangi ayah dan ibunya. “Aih, sudahlah yang terpenting sekarang aku memiliki sebuah keluarga sekarang.” Arthur berbicara dalam hati.

Arthur tidak lagi mengeluh karen Arthur merasa kehidupan yang kedua tidaklah buruk.

BERI LIKE DAN COMMENT

Ch. 2 - Tempat Tinggal yang Mewah.

“Sudah satu tahun sejak lahir lahir di dunia ini, Yang aku tahu dunia ini sama seperti dunia sebelumnya, Jika di dunia sebelumnya disebut dengan kultivasi, di dunia ini disebut dengan sini bela diri.”

Orang yang mempelajari seni bela diri di sebut dengan pendekar, dan Pendekar memiliki sebuah tingkatan.

Seperti tingkat Pendekar Awal, Pendekar Menengah, Pendekar tinggi dan banyak lagi.

Dalam dunia seni bela diri, Ada sebuah kekuatan yang berpengaruh besar pada kekuatan seseorang, Yaitu di sebut dengan tenaga dalam.

Tenaga dalam merupakan sebuah kekuatan yang berasal dari dalam tubuh seperti Chi di dunia kultivasi. Jika Chi berbentuk seperti Air, Sedangkan untuk Tenaga dalam berbentuk sebuah titik.

Tenaga dalam terbentuk jika melakukan sebuah meditasi atau menggunakan sebuah Pil yang bermanfaat menambah tanaga dalam.

“Hm, Jadi Tenaga dalam merupakan faktor penting meningkatkan kekuatan.” Arthur sedang membaca sebuah buku milik ibunya.

“Aah, di sini rupanya kamu Arthur, ibu sudah mencari kamu kemana saja.”

“Baiklah, Mari ibu mandikan kamu sekarang.”

“Sebentar lagi ibu, Aku masih ingin berada di sini” Arthur masih ingin membaca buku.

“Coba kamu cium baumu sendiri.” Tubuh Arthur di angkat oleh ibunya.

Arthur mencoba untuk membujuk ibunya, Namun Ibunya tidak mempedulikan perkataan Arthur.

“Perempuan yang sedang lagi menggendongku adalah ibuku Eva, dan suara pria yang biasanya terdengar adalah ayahku yang bernama Han.”

“Bisa aku pastikan, ibuku adalah orang yang sangat cantik.” Arthur memandangi ibunya.

“Apa yang kau pikirkan pak tua, dia ibumu sekarang.” Arthur berbicara dalam hati.

“Yosh... Sekarang sudah bersih, Mari makan malam setelah kamu memakai baju.”

Setelah selesai makan malam, Eva meletakkan Arthur di tempat tidurnya.

Han membuka pintu rumah karena mendengar ada seorang yang mengetok pintu rumahnya.

“Han, saya mohon kepada kamu untuk kembali lagi menjadi pengawal di keluargaku.” Han dan Eva sedang duduk di meja makan bersama seorang pria.

“Tuan Grey, Aku sekarang sudah memiliki keluarga, Aku tidak bisa melakukan pekerjaan yang membahayakan nyawaku.”

Grey merupakan seorang kepala keluarga dari bangsawan kelas satu di kota ini, Sedangkan Han pernah bekerja untuk Grey sebagai seorang pengawal.

Grey tidak ingin melepaskan Han, Karena Han merupakan seorang pendekar tinggi.

Biasanya seseorang yang pendekar tinggi sangat susah untuk di rekrut oleh bangsawan kelas satu. Karena mereka lebih memilih bekerja untuk bangsawan kelas atas.

Di dunia ini bangsawan juga memiliki tingkatan, Yaitu : Bangsawan kelas tiga, dua, satu, atas dan terakhir suci.

“Tuan Grey, Aku bisa mencarikan kamu seorang pendekar untuk mu.” Han menatap Grey.

“Kamu tahu sendiri, Banyak pendekar yang tidak bisa di percaya, Bisa menjadi petaka bagi keluargaku jika merekrut pendekar yang aku tidak kenal.”

“Tuan Grey, Aku tidak bisa kembali lagi menjadi pengawal keluarga anda.” Han berdiri dan mulai melangkah pergi.

“Bagaimana jika aku memberikan sumber daya untuk anak mu.” Ucap Grey dengan serius.

“Sumber daya?” Han kembali duduk di kursinya.

Grey menjelaskan kepada Han bahwa dirinya akan memberikan sumber daya yang berguna untuk pendekar yang sangat di butuhkan oleh Arthur.

Han menjadi bimbang, Karena Han berfikir dengan sumber daya masa depan Arthur sebagai pendekar pasti terjamin.

“Tuan Grey aku harus membicarakan ini kepada istriku.” Han dan Eva pergi ke kamar mereka.

Setelah beberapa menit Han dan Eva kembali ke meja main.

“Baiklah Tuan Grey aku akan menerima tawaranmu, tapi aku ada syarat.”

“Sebutkan syaratnya.” Grey membalas.

“Saya hanya ingin menjadi pengawal untuk menjaga rumah, tidak untuk mengawal anda jika ingin berpergian.” Han tidak ingin mengawal Grey kemana saja dia pergi, Apa lagi sekarang dia sudah mempunyai keluarga.

“Baiklah saya terima syarat yang kamu katakan.” Menurut Grey syarat tersebut masih bisa di terima, Apalagi yang menjaga rumahnya merupakan orang yang dia percaya.

“Baiklah kalian bisa bersiap-siap aku akan datang untuk menjemput mu besok pagi lagi.” “Apa yang terjadi, Kenapa ibu menyusun pakaianku.” Arthur sangat penasaran karena Eva sedang mengumpulkan baju Arthur.

“Kita akan pindah.” Jawab Eva sambil tersenyum.

“Kenapa harus pindah, Apa yang salah dengan tempat tinggal kita?”

“Sekarang Ayahmu mendapatkan sebuah pekerjaan, jadi kita harus mengikutinya.” Eva menjelaskan secara singkat.

“Mari kita pergi, Mereka sudah menunggu di depan.” Eva dan Arthur berjalan menuju pintu keluar.

“Sudah tidak ada yang ketinggalan? Jika tidak ada lagi mari kita pergi.” Han menuntun Eva dan Arthur untuk naik ke sebuah kereta kuda.

“Kenapa tiba-tiba kita harus pindah rumah.” Arthur berbicara dalam hati, Jika saja Arthur mengetahui alasan ayah dan ibunya pindah karena dirinya mungkin Arthur akan merasa bersalah.

Setelah melakukan perjalanan selama satu jam, Akhirnya mereka sampai di sebuah gerbang.

“Kita sudah sampai.” Han turun dari kereta kuda dan berjalan menghampiri Arthur dan Eva.

“Akhirnya kalian bertiga sudah sampai, Mari masuk.” Ucap Grey yang sudah menunggu kedatangan mereka bertiga.

“Ayah bekerja di keluarga bangsawan?” Arthur melihat bahwa bangunan-bangunan tersebut sangat mewah.

Han Mengelus kepala Arthur. “Arthur mulai sekarang ini kita akan tinggal disini.”

“Mari kita makan siang, istriku sudah memasak untuk kalian bertiga.”

Han mengangguk yang berarti setuju, Mereka berempat berjalan sebuah ruangan yang merupakan tempat dimana meja makan berada.

“Ayah...” Grey melihat seseorang anak perempuan yang menghampiri dirinya.

“Clara sudah sering ayah katakan kepadamu, jangan berlarian disini.” Ucap Grey sambil mencubit pipi anak perempuannya.

Clara tidak memperdulikan perkataan Ayahnya , Clara menunjukan jarinya ke arah Arthur yang sedang berdiri bersama keluarganya. “Ayah siapa mereka.” Ucap Clara.

“Mereka keluarga baru kita, sekarang pergi perkenalkan dirimu kepada mereka bertiga.” Grey berbicara dengan lembut.

“Halo paman bibi, Perkenalkan, saya Clara.” Clara berbicara sambil memberi hormat dengan cara menunduk kepala.

“Clara Kamu bisa panggil saya dengan Bibi Eva, dan Ini suami bibi, Paman Han.”

“Halo Bibi Eva dan juga Paman Han, Dan dia?” Clara melihat ke arah Arthur.

“Ini anak bibi, kamu bisa memanggilnya Arthur.” Eva membalas perkataan Clara sambil tersenyum dengan lembut.

Clara menatap Arthur. “Halo Arthur.”

“Arthur, Mana sopan santun kamu, kenapa kamu tidak membalas salam dari Clara.” Eva menatap Arthur dengan tajam.

“Sial, Aku tidak tahu bagaimana berbicara dengan anak kecil.” Walaupun tubuh Arthur merupakan seorang anak kecil, Namun jiwa yang berada dalam tubuh tersebut merupakan seseorang pria yang sudah hidup ratusan tahun.

“Arthur.” Jawab Arthur sambil terpaksa tersenyum.

“Hahaha, Apa-apaan senyummu itu aku seperti melihat kakek aku saja.” Clara melihat Arthur tersenyum dengan Aneh.

“Cih, Masih kecil sudah tidak sopan sama orang tua.” Arthur kesal dengan perkataan Clara.

“Mari kita makan terlebih dahulu.” Ucap Han sembari mengajak Eva dan Arthur duduk di meja.

Arthur membalasnya dengan anggukan dan berjalan menuju meja maka, Mereka menikmati makanan yang sudah di sediakan oleh keluarga Clara.

BERI LIKE DAN COMMENT

Ch. 3 - Bangsawan Lainnya.

Seiring bertambahnya waktu, Arthur sudah berumur lima tahun.

Tapi tubuh Arthur menunjukkan dia seperti seorang yang berumur delapan tahun.

Setahun terakhir, Arthur memulai berlatih untuk meningkatkan fisiknya, yang dibimbing oleh ayahnya langsung.

Han sangat terkejut dengan bakat Arthur, Karena latihan fisik yang di berikan Han kepada Arthur Hampir seperti latihan fisik yang biasanya digunakan oleh para Pendekar Awal.

Keluarga Clara juga ikut serta dalam peningkatan Arthur. Grey juga melihat bakat Arthur dan mendukungnya dengan sumberdaya sebuah Pil yang bernama Pil Matahari.

Pil Matahari memilik sebuah efek yang berguna untuk meningkatkan kekuatan otot dan juga tulang

Bisa di katakan bahwa penyebab Penampilan Arthur yang berubah drastis akibat Pil Matahari dan latihan yang dilakukannya sangat berat.

“Clara, Jangan menggangguku.” Aura sedang melakukan latihan.

“Arthur, kamu sudah berjanji kepada aku kemarin, untuk menemani aku pergi melihat Kota.” Clara berbicara dengan kesal.

“Tapi ini masih sangat pagi, Tunggu setelah aku selesai latihan baru kita pergi.” Aura melanjutkan latihannya.

Arthur melihat Clara bejalan ke sebuah arah. “Anak sialan ini.” Arthur mengumpat dalam hati.

“Bibi lihat Arthur, dia tidak menepati janjinya kepadaku.” Clara mendekati ke tempat Eva yang sedang duduk untuk melihat Arthur latihan.

“Arthur, Pergi temenin Clara bermain, Jangan hanya latihan saja.” Ujar Eva dari kejauhan.“Aih, Baik bu, Tapi sebelum pergi aku mandi sebentar.”

Setengah jam kemudian Arthur menghampiri Clara. “Baik mari kita pergi.

“Baik, pegang tangan ku.” Clara menjulurkan tangannya.

“Tidak, Aku tidak mau.” Aura berbicara.

“Bibi, Lihat Arthur.” Clara mengadu lagi kepada Eva.

Arthur merasakan sebuah tatapan yang dingin yang di lakukan oleh ibunya. “Haah, Baik mari kita pergi.” Arthur terpaksa memegang tangan Clara.

“Mereka berdua sangat cocok.” Eva berbicara dalam hati sambil melihat Arthur mulai menjauh.

“Arthur, aku ingin ke sana.” Clara menunjuk sebuah toko.

Arthur hanya mengikuti kemana saja Clara pergi. “Aku seperti seseorang yang sedang menjaga anak.”

“Arthur, Kenapa dengan wajah mu itu, apa kamu tidak senang berjalan-jalan dengan ku.” Clara menunjukkan wajah sedih.

“Aku tidak kenapa-napa, Aku hanya sedikit lapar.”

“Aku tahu sebuah tempat yang menjual makanan yang sangat enak, Aku pernah pergi bersama dengan ayah dan ibuku, Mari pergi ke tempat itu.” Clara menarik tangan Arthur.

Ketika sedang berjalan, tiba-tiba Clara berhenti di sebuah toko.

Arthur melihat ke arah benda yang sedang di lihat oleh Clara. “Apa kamu ingin membeli kalung itu.”

“Aah Iya, Tapi aku hanya membawa sedikit uang.”

Arthur melihat perubahan wajah Clara. “Baiklah aku akan membelikan mu kalung itu.” Arthur mulai berjalan untuk memasuki toko tersebut.

“Arthur, Tidak perlu, Mari kita makan saja.” Clara menarik baju Arthur.

“Lihat wajah kamu itu, bagaimana nanti aku bisa makan dengan tenang.” Arthur mengelus kepala Clara.

“Mari kita masuk, Jika Harganya tidak terlalu mahal aku akan membelikannya.” Arthur berjalan memasuki toko tersebut, Clara juga menyusul di belakang.

“Paman berapa kalung ini.” Arthur menunjuk sebuah kalung yang di lihat Clara dari kejauhan.

“Ah anak muda kamu beruntung, aku akan memberikan mu harga yang menarik.” Ucap Penjual tersebut.

“Tidak perlu basa-basi paman, sebutkan saja harganya.”

“Dasar anak muda jaman sekarang tidak, tidak bisa bersabar.”

Arthur memegang pedang yang berada di sampingnya.

“Maaf anak muda, Harga Kalung ini hanya 10 Koin emas.” Penjual tersebut berbicara dengan terbata-bata karena melihat Arthur memegang senjatanya.

“Bungkus kalungnya paman, aku akan membelinya.

“Ini Uangnya...” Arthur memberikan 10 koin emas.

“Tunggu, Aku akan membeli kalung itu dengan 50 koin emas.” Sebuah suara laki-laki berasal dari belakang Aura.

“Baik Kalung di jual kepada anak muda itu.” Penjual tersebut menunjuk ke arah laki-laki tersebut.

“Hei, Paman apa maksudnya ini, Aku duluan yang membelinya.” Arthur menjadi kesal dengan sikap penjualnya.

“Maaf anak muda, Aku seorang pebisnis yang di mana hanya melihat keuntungan.”

“Benar yang di katakan paman tersebut, Jika tidak mampu untuk membelinya seharusnya jangan datang di toko perhiasan ini.” Laki-laki itu memberikan uangnya kepada si Pria penjual.

“Kenapa dia ada di sini.” Clara mengenal laki-laki tesebut.

“Siapa dia.” Tanya Aura.

“Dia Anson, sama seperti keluargaku, Keluarganya juga merupakan seorang bangsawan kelas satu di kota ini.” Clara menjelaskan kepada Arthur.

“Benar yang di katakan Bidadari Clara, Aku juga mengenal dirimu, Arthur seorang anak dari seorang penjaga di keluarga Clara.” Ucap Anson dengan nada sombong.

“Terus Kenapa jika kamu seorang bangsawan.” Ucap Arthur dengan tenang.

“Cih, Orang miskin yang berlagak menjadi seorang bangsawan.” Anson berjalan ke arah Clara.

“Oh Bidadari Clara, Kenapa Kamu mau berjalan bersama hama ini.” Berjalan ke hadapan Clara.

“Lihat, Ini kalung yang kamu inginkan, Aku akan memberikan kalung ini kepada kamu jika kamu meninggalkan dia.” Anson menunjuk ke arah Arthur.

“Maaf, Aku tidak menerima barang yang mahal.” Clara mulai berjalan ke belakang Athur.

Anson menjadi kesal melihat sikap Clara. “Apa yang kau lakukan cepat minggir.” Anson berbicara kepada Arthur.

“Aku seorang pengawal, dan harus berada di samping majikan.” Arthur membalas perkataan Anson.

Anson yang mendengar perkataan Arthur menjadi emosi dan mengarahkan sebuah pukulan ke arah Arthur.

Arthur menangkis serangan yang di berikan oleh Anson dan memberikan sebuah pukulan yang mengarah ke perut Anson.

“BAM!!” Anson terpelanting ke arah meja kasir.

“Apa yang kalian lakukan cepat bunuh dia.” Anson menyuruh tiga pengawal yang Anson bawa.

“Clara kamu mundur sebentar.”

“Hati-Hati.” Clara sedang melihat Arthur menghadapi salah satu pria.

Pria tersebut merupakan seorang yang sudah menjadi seorang pendekar.

Arthur melawan Pendekar Awal tersebut dengan sangat santai , dan membuat pendekar awal tesebut kebingungan.

“Kenapa dia begitu hebat walaupun belum menjadi pendekar.” Tanya salah satu pendekar awal kepada kedua temannya.

Mereka tidak tahu, Bahwa Arthur hanya mengandalkan kekuatan fisik yang sudah setara dengan kekuatan Pendekar Awal.

“Hei, Sepertinya aku memerlukan bantuan kalian berdua, jangan bunuh dia patahkan saja kakinya.” Ujar Pendekar Awal tersebut kepada kedua temannya.

“Pengecut ! Kenapa kalian malah keroyokan.” Clara menjadi khawatir melihat Arthur melawan tiga orang pendekar awal.

“Haha, Bunuh dia, beri tahu kepadanya kekuatan Keluarga Bangsawanku.” Ucap Anson sambil tertawa lantang.

“Jurus Pertama Pukulan cepat.”

“BAMM!” Salah satu pendekar awal terpelanting akibat pukulan yang di berikan Arthur.

“Apa yang terjadi, Kenapa dia bisa menggunakan seni bela diri.” Pendekar Awal yang lain sangat kebingungan kerena Arthur belum menjadi seorang Pendekar, Namun sudah memiliki ilmu bela diri.

Tubuh Anson bergetar melihat kejadian Arthur memukul salah satu bawahannya.

“Tidak mungkin orang miskin ini lebih jenius dari aku.” Anson ketakutan.

“Hei, lihat Tuan muda kalian.” Arthur berbicara kepada kedua pengawal Anson.

“Bagaimana bisa”

“Bagaimana bisa”

“Bagaimana bisa”

“Tuan muda, apa yang terjadi dengan mu.” Ketiga pengawal Anson melihat Anson berbicara seperti orang gila.

“Kita harus segera pergi membawa tuan muda pulang.”

“Anak muda kamu sudah menyinggung keluarga bangsawan kami.” Ucap salah satu pengawal sebelum pergi menjauh.

“Arthur kau tidak apa-apa.” Clara mulai memeriksa setiap tubuh Arthur, Clara takut Arthur mendapatkan sebuah luka.

“Aku baik-baik saja.” Arthur memenangkan Clara.

Arthur melihat paman penjual perhiasan dengan tatapan tajam.

“Arthur sudah, tidak apa-apa pria itu juga tidak salah.” Clara menenangkan Arthur.

“Aih, Kenapa aku begitu emosi.” Batin Arthur.

“Sepertinya kita harus mengganti hari untuk ke toko makanan, Mari kita pulang.” Clara tidak ingin Arthur membuat masalah dan juga segera memberitahukan kepada orang tuanya apa yang terjadi.

>>>>>

MATA UANG

- Koin Tembaga.

- 1 Koin Perak setara dengan 10 Koin tembaga.

- 1 Koin Emas Setara dengan 10 Koin perak.

BERI LIKE DAN COMMENT

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!