Chapter 1 Keluar dari cangkang telur.
Di dalam sebuah goa tepatnya di tengah-tengah benua, terlihat 2 orang manusia pria dan wanita dan beberapa ekor Naga, mereka sedang mengeluarkan esensi darah dan kehidupannya, terlihat keringat bercucuran diwajah dan tubuh basah karena banyaknya keringat.
"Akhirnya kita selesai juga, semuanya sudah aku berikan kepada putra tunggal kita. Aku harap dia bisa mewujudkan keinginan kita." kata pria paruh baya itu kepada isterinya, sambil mengusap keringat di wajah dengan lengannya.
"Semoga saja...!" jawab isterinya sambil memeluk sebuah telur yang seukuran kepala gajah, wanita itu mencium telur itu dengan kasih sayang seorang ibu.
"Ayo, kita tinggalkan dia, tidak perlu mengkuatirkan putra kita. Disaat dia lahir, dia sudah mampu menjaga dirinya sendiri. Aku juga sudah memanipulasi ingatannya disaat dia lahir, agar dia lebih aman." ajak pria paruh baya itu kepada isterinya, dan juga menjelaskan sesuatu saat melihat kekuatiran isterinya.
Wanita itu mencium lagi cangkang telur yang berisi putra tunggalnya, dengan meletakkan sesuatu kedalam cangkang telur yang tidak diketahui suaminya, ia berdiri dan sekali lagi dia memberikan perlindungan ekstra kepada putranya.
Pria paruh baya itu hanya menggelengkan kepalanya, dan tidak mencegah apa yang dilakukan wanita itu terhadap putra satu-satunya.
"Yang Mulia, ijinkan aku melindungi Tuan Muda, hingga dia bisa berkembang dan menyelesaikan tugasnya dengan sempurna." salah satu Naga yang sisiknya warna biru, dengan 2 tanduk yang bercabang tiga.
"Tidak. Biarkan dia tumbuh dengan mandiri, kalian sudah memberikan banyak esensi darah dan kehidupan untuk melindunginya.
Biarkan jiwanya tumbuh dewasa dengan melalui banyak rintangan, hingga dia siap menemui-ku. Saat ini kita masih menghadapi bencana jagat raya yang harus dihentikan, dan tenagamu masih sangat kita butuhkan." jawab pria paruh baya dengan tegas kepada Naga Biru itu.
"Hah, sesuai kehendak-mu, Yang Mulia." desah Naga Biru saat niatnya di tolak.
Naga Biru itu juga menciumnya dengan kasih sayang, dan disusul beberapa Naga yang jenisnya berbeda-beda. Setelah selesai semuanya, pria paruh baya itu membuka gerbang dimensi dan masuk, kemudian disusul isterinya dan semua Naga yang berada di dalam goa.
Kini di dalam goa itu menjadi kosong dan hening, hanya ada cangkang telur yang memiliki corak berwarna-warni, dan retakannya berwarna kemerahan.
1 miliar tahun telah berlalu dan terlihat telur itu masih belum menetas, bahkan bergerak pun tidak. Banyak perubahan yang terjadi di luar goa itu. Kedua orang tuanya juga tidak pernah datang lagi, bahkan Naga Biru juga tidak datang.
Goa itu berada di dalam pusat bumi, tidak ada orang tahu jika di pusat bumi ada goa raksasa. Selama 1 miliar tahun itu banyak siklus kehidupan yang telah berganti, jaman juga telah berubah. Banyak wajah-wajah baru sebagai pemimpin, dan banyak bermunculan Ras-ras yang unik.
Siang berganti malam, dan malam membuka mata, entah sudah berapa lama cangkang telur itu telah melewati banyaknya waktu.
Setelah melewati 200 juta tahun lagi, akhirnya telur itu bergerak, retakan terlihat di setiap cangkang.
Lalu keluar sebuah tangan yang sangat kecil, kulitnya sangat halus dan berwarna putih. Kemudian, terlihat kepala dengan rambut yang hitam keluar dari cangkangnya, lalu terlihat wajah seorang bayi laki-laki berusia 3 bulan.
Bayi itu membuka matanya secara berlahan dan melihat disekitarnya. Pertama yang dia lihat adalah cahaya berwarna kemerahan, suhu disekitarnya sangat panas, tetapi bayi itu tidak merasa dirinya kepanasan maupun terbakar.
"Hoammm..." dengan mulut kecilnya dia menguap karena masih mengantuk.
Kemudian dia terlihat malas untuk bangun dan akan tidur kembali, sambil memakan kulit cangkang telurnya. Hingga akhirnya dia tertidur lagi. Setelah usianya beranjak 1 tahun, bayi itu akhirnya terbangun lagi.
"Ahhhhhh..." bayi itu berteriak kesakitan dengan memegang kepalanya, teriakan sangat keras dan menggema di dalam goa.
Setelah beberapa menit akhirnya teriakan anak kecil itu berhenti, karena sudah tidak merasakan rasa sakit lagi.
Wajahnya yang putih semakin putih pucat karena menahan rasa sakitnya. Lalu dia terlihat linglung, ia tadi kesakitan karena menerima banyak informasi didalam otaknya yang datang secara tiba-tiba.
"Ibu, Ayah....!" suara kecil dan lucu keluar dari mulutnya, saat memanggil kedua orang tuanya, dengan memejamkan mata, dia berusaha mengingatnya, tapi wajah kedua orang tuanya seakan-akan menghilang dari ingatan.
"Jadi begitu...!" gumam dia saat menerima informasi di kepalanya.
"Jadi aku harus rajin berkultivasi agar bisa kuat. Tapi kenapa wajah ibu dan ayah menghilang." gumamnya sekali lagi dengan wajah kebingungan.
"Sudahlah, jika aku sudah kuat, aku akan mengingatnya lagi." katanya pada diri sendiri. Lalu dia melihat tubuhnya yang masih kecil, dan melihat ada cincin hitam di jari manis di tangan kanannya, cincin hitam itu bisa menjadi transparan seperti warna kulitnya.
Di dalam cincin hitam itu, Si bayi melihat banyak pil, senjata, gulungan yang terbuat dari kulit binatang, itu adalah teknik pasif dan teknik aktif. Di dalamnya juga ada tanaman roh, tanaman obat, pohon buah yang semuanya langkah. Cincin itu juga mampu menyimpan makhluk hidup dan tanaman.
Dia juga memakai kalung berlian, dengan ingatannya, kalung itu ternyata bisa menjadi sebuah jubah perlindungan yang bisa dia ubah sesuka hatinya.
"Nama ku Excel Shimo, ya.... Excel Shimo, Excel Shimo..." ujarnya kepada dirinya sendiri, dia terus memanggil namanya sendiri, yang diberikan oleh kedua orang tua untuk dia.
"Kekuatanku di tingkat Master level 5. Kata ibu aku harus meminum air merah itu agar bisa menjadi kuat, dan juga harus menyerap Earth Core Flame itu." gumamnya sambil saat mengingat perkataan Ibu, Excel Shimo juga melihat api inti bumi yang berada di tengah-tengah air merah.
Air merah yang Excel Shimo katakan adalah cairan magma, dan Earth Core Flame adalah Api Surgawi tingkat 23.
Api surgawi terbagi menjadi 27 tingkat.
Kekuatan Excel Shimo juga berada di tingkat Master level 5.
Saat ini Excel Shimo berada di Benua Jiang Shan, benua yang dipenuhi sungai dan pegunungan.
Struktur tertinggi kekuatan di Benua Jiang Shan pada tingkat Saint.
Tingkat kekuatan dibagi menjadi beberapa tingkat, setiap tingkat memilik level 1 hingga level 9.
Pemula.
Disciple.
Master.
Grand Master.
King.
Emperor.
Saint.
Excel Shimo juga mencerna semua informasi yang diberikan kepada kedua orang tuanya, semua pengetahuan di Alam Semesta ini telah dia terima juga.
"Kenapa aku masih tidak mengingat lagi wajah ayah dan ibu..." gerutu Excel Shimo yang lupa dengan wajah kedua orang tuanya.
Krukk... Krukk...
"Aduh lapar... Makan, makan..."
Tiba-tiba perut Excel Shimo meraung karena lapar, segera Excel Shimo memakan cangkang telurnya sendiri. Dengan lahap dia menghabiskan cangkang telur itu hingga tanpa sisa.
"Uhuk... Uhuk... Minum, minum..."
Buru-buru Excel Shimo berlari kearah magma karena cegukan setelah makan dengan terburu-buru.
Byurr...
Dengan ceroboh, Excel Shimo mencelupkan kepalanya kedalam cairan magma, yang anehnya Excel Shimo tidak meleleh maupun kesakitan saat kepalanya masuk di cairan magma yang sangat panas.
Cairan magma diminum oleh Excel Shimo dengan rakus, seolah-olah dia sangat kehausan dan tidak minum selama bertahun-tahun. Excel Shimo meminum cairan magma itu tanpa henti hingga cairan magma itu menyusut dengan drastis.
Earth Core Flame menjadi gelisah saat cairan magma telah di menyusut, seakan-akan mengerti siapa yang menghabiskan cairan magma, Earth Core Flame Flame buru-buru mengikuti aliran magma yang memasuki mulut Excel Shimo.
Boom... Boom... Boom... Boom
Seketika ledakan teredam di dalam tubuh Excel Shimo setelah Earth Core Flame memasuki mulutnya. Earth Core Flame itu memasuki dantian Excel Shimo dan menyatu dengan tubuh Tuan barunya.
Earth Core Flame terlihat kegirangan saat melihat begitu luas dantian milik tuan barunya. Earth Core Flame mengelilingi dantian Excel Shimo yang luasnya melebihi Alam Semesta.
"Errrr... Uhaaa..." Excel Shimo bersendawa setelah puas meminum semua cairan magma.
Excel Shimo masih belum tahu jika basis kultivasinya telah naik 4 level. Kini basis kultivasinya sudah berada pada tingkat Master level 9, dan tidak akan lama lagi mencapai tingkat Grand Master.
Kini goa raksasa itu menjadi redup, saat Earth Core Flame dan cairan magma telah Excel Shimo serap. Lalu Excel Shimo memeriksa sekeliling dan sudah tidak ada apapun yang menarik baginya.
Karena sudah tidak ada yang dia makan lagi, Excel Shimo berniat keluar dari goa tempat kelahirannya. Tetapi dia kebingungan, karena tidak ada jalan untuk keluar dari goa.
"Ahhh... Aku lupa jika Ibu memberikan aku token teleportasi..." gumam Excel Shimo dengan mengeluarkan token teleportasinya dari cincin dimensi, dengan semua ingatan yang dia terima, Excel Shimo mudah memahami cara menggunakannya.
Pyarrrr... Bhuzhhhh
Seketika Excel Shimo menghilang dari dalam goa, setelah memecahkan token teleportasinya.
Lalu muncul 2 sosok transparan, pria paruh baya dan seorang wanita dewasa yang sangat cantik. Kedua orang tua adalah orang tua Excel Shimo dengan tubuh spiritual.
"Semoga Putra kita segera tumbuh dewasa, dan menemui kita sesegera mungkin." ujar wanita itu dengan tersenyum, terlihat dia sangat bahagia melihat putra tunggalnya telah terbangun. Ibu Excel Shimo berharap Putranya segera menemui mereka.
"Dia sangat tampan seperti aku... Hahaha" kata Ayah Excel Shimo dan tertawa, dia sangat bangga dengan ketampanan Putranya yang melebihi dia.
"Tidak tahu malu, Putra kita lebih tampan dari pada kamu! Dia seperti aku, kecantikan di alam jagat raya." balas Ibu Excel Shimo dengan tatap jijik melihat Suaminya yang berbangga diri.
"Hahaha... Ya, ya Istriku, kamu paling cantik di alam jagat raya, jika tidak, bagaimana mungkin aku memilihmu." jawab Ayah Excel Shimo kepada Isterinya.
"Huff, jika bukan karena rayuan murahan kamu itu, aku tidak akan mungkin mau menjadi pasangan Dao-mu." dengus Ibu Excel Shimo yang semakin jijik mengingat masa muda mereka berdua.
"Hahaha... Karena itu, ayo bikin adik untuk Putra kita... Hahaha."
"Dasar cabul, ingat kamu sudah tua, masih saja berpikir kotor." umpat Ibu Excel Shimo melihat senyum cabul Suaminya.
Wushhhh
"Hahaha.... Justru karena sikapmu ini, aku tidak bisa berpaling dari kamu..." balas Ayah Excel Shimo setelah wanita itu menghilang meninggalkan dirinya.
"Putraku, nikmati kebebasan-mu saat ini. Tumbuhlah jiwamu hingga matang, agar kamu bisa segera menemui kita." gumam Ayah Excel Shimo saat melihat Putranya yang akan terjatuh dari langit.
Ayah Excel Shimo hanya tersenyum tanpa berniat menolong Putranya yang akan terjatuh dan menghantam tanah.
Bhuzhhhh...
Ayah Excel Shimo juga menghilang dari goa dan berniat menyusul Isterinya.
Wushhhh
Tetapi Ibu Excel Shimo kembali lagi, setelah suaminya yang tidak tahu malu itu pergi dari goa tempat kelahiran Putra tunggalnya.
Ibu Excel Shimo merentangkan tangannya keatas, dari tangannya keluar energi yang sangat lembut yang mengarah pada Putranya.
Sebagai seorang Ibu, tidak mungkin tega melihat Putranya yang berumur 1 tahun mengalami luka, energi itu memberikan Excel Shimo kekuatan, agar tidak terluka saat terjatuh nanti.
Hanya setingkat King yang mampu memanipulasi udara sehingga mampu terbang dengan bebas di udara.
"Putraku, bukalah teknik Dao Qi terbang, agar kamu memiliki sayap. Selain itu pelajari semua teknik beladiri di dalam cincin dimensi-mu" ucap Ibu Excel Shimo dengan telepatinya kepada Putra kesayangan.
Ibu Excel Shimo tersenyum melihat anaknya yang sangat tampan melebihi kehidupan manapun. Lalu tubuh Ibu Excel Shimo memudar dan sekali lagi menghilang dari goa raksasa itu.
Chapter 2 Keluarga Baru.
Benua Jiang Shan merupakan wilayah yang memiliki banyak sungai dan gunung, yang sesuai dengan namanya.
Benua Jiang Shan terbagi menjadi 4 wilayah, yang setiap wilayahnya di kuasai oleh seorang Raja.
Selain itu, setiap wilayahnya juga ada beberapa Klan, Sekte dan Akademi. Disetiap Kerajaan sering terjadi persaingan dan perselisihan di setiap Kerajaan.
Kompetisi antar Kerajaan sangat ketat, jika setiap Kerajaan menjadi lemah, maka Kerajaan lain akan merebut wilayahnya.
"Aaahhhh..."
Teriakan ketakutan terdengar dari langit, terlihat seorang bayi meronta-ronta untuk menggapai apapun agar tidak jatuh.
Namun, disaat dirinya berteriak ketakutan, tiba-tiba dirinya merasa ada yang memegangi tubuhnya, dan ia juga mendengar suara wanita yang sangat lembut dan penuh kasih sayang.
( "Putraku, bukalah teknik Dao Qi terbang, agar kamu memiliki sayap. Selain itu pelajari semua teknik beladiri di dalam cincin dimensi-mu" )
"Ibuuuu..."
Anak kecil itu adalah Excel Shimo yang akan jatuh dari langit setelah memecahkan token teleportasinya. Setelah mendengar suara Ibunya, Excel Shimo memanggilnya, tapi sayang, ibunya tidak menjawab.
Teringat akan perkataan ibunya, buru-buru Excel Shimo memeriksa cincin dimensinya untuk mencari teknik Dao Qi terbang.
"Hahaha... Ketemu..." Excel Shimo tertawa-tawa terbahak-bahak saat menemukan apa yang dia cari sesuai perintah Ibunya.
Segera Excel Shimo membuka perkamen itu, dia membacanya dengan perlahan tanpa kuatir akan terjatuh, karena dia merasakan energi yang masih menopang tubuhnya agar tidak terjatuh dengan keras.
Setelah menghafal dan mengerti dengan cepat, Excel Shimo segera mempraktekkannya.
"Harus menundukkan dulu binatang roh di dalam perkamen ini, ya..." gumam Excel Shimo setelah memahami isinya.
Segera Excel Shimo melepaskan kesadarannya untuk memasuki ke dalam perkamen. Di dalam perkamen, Excel Shimo melihat binatang buas seekor burung rajawali langit. Bentuknya sama seperti burung rajawali pada umumnya, tetapi rajawali ini memiliki tubuh yang transparan berwarna ke biru-biruan, dan ukuran 4 kali lipat lebih besar.
Kwakkkk..
Suara burung rajawali langit sangat nyaring, saat melihat seorang bayi yang menyilangkan kedua tangan di pinggangnya. Suara rajawali membuat telinga Excel Shimo bergerak-gerak, dan sorot matanya melihat burung rajawali yang sombong itu, Excel Shimo mengerutkan keningnya dan berkata.
"Tunduk padaku, jika tidak, kamu tidak akan bisa bebas." perintah Excel Shimo kepada rajawali langit itu.
Setelah berbicara, mata ketiga Excel Shimo yang berada di tengah-tengah dahinya membuka mata, dan menggeluarkan sinar yang melesat kearah rajawali langit itu, yang terbang dengan sikap arogan dan terlihat menghina Excel Shimo.
Kwakkkk....
Burung rajawali langit berteriak kencang, saat dirinya ditarik oleh sinar yang keluar dari mata ketiga Excel Shimo. Dengan cepat binatang roh itu mengecil dan masuk kedalam mata ketiganya.
Tidak berselang lama, binatang roh itu sudah di tundukkan oleh Excel Shimo, dan sudah menyatu dengan tubuh dan jiwanya. Dengan cepat kesadaran Excel Shimo kembali ke dunia nyata, dan masih akan terjatuh dari langit
"Sayap Dao Qi terbang...." ucap Excel Shimo yang memanggil teknik pasif yang baru dia pelajari.
Bhuzhhhh....
Sepasang sayap transparan berwarna ke biru-biruan keluar dari punggungnya. Dengan pikirannya, Excel Shimo berusaha menggerakkan sayap di punggungnya.
Wushhhh
"Hahaha... Aku berhasil...!!"
"Oh tidakkk..."
Excel Shimo tertawa terbahak-bahak, saat dirinya berhasil mengontrol sayapnya, tetapi dia terlambat, karena dia sudah dekat dengan pepohonan.
Bam... Bam... Bam... Brukkkk
"Ahhhhhh... Sakit Buuuu..." Excel Shimo berteriak kesakitan saat menabrak banyak pepohonan, semua pepohonan yang Excel Shimo tabrak segera tumbang dan dirinya terjatuh di tanah.
Sayap itu kembali menghilang di dalam tubuh Excel Shimo, saat dirinya tertanam di tanah tanpa bergerak.
"Apa itu...!"
Tidak jauh dari tempat Excel Shimo terjatuh, ada seorang pria tua yang berumur 280 tahun, jenggotnya panjang dan sudah memutih, demikian juga dengan rambut panjang sebahu yang hampir putih semua.
Mendengarkan keributan yang tidak jauh dari tempatnya, pria tua itu buru-buru berlari menghampiri lokasi kejadian.
"Astagaaa... Siapa yang membuang bayi ini..." pria tua itu kaget saat melihat bayi yang tertanam di tanah yang seakan-akan mau di kubur.
Buru-buru pria itu mengendong Excel Shimo yang pingsan, setelah menyingkir ranting kayu dan tanah yang akan menimbunnya.
"Ya Dewaaaa, tega sekali orang tua bayi ini?!" pria tua itu sangat marah kepada orang tua Excel Shimo, sambil menggendong bayi itu.
Kemudian pria tua itu membersihkan kotoran dari tubuh Excel Shimo, dan lagi-lagi tercengang melihat wajah tampan dari bayi didepan matanya, dia sekali lagi memeriksa tubuh bayi yang dia gendong.
"Benar-benar orang tua yang tidak berhati, bayi tampan dan tidak ber-cacat teganya sampai akan di bunuh...?!" sekali lagi pria tua itu marah kepada orang tua bayi ini, bayi yang tidak berdosa tega akan dibunuh oleh orang tuanya.
"Aku harus bawa ke desa dan memberitahukan kepada istriku...!!" gumam pria itu dengan terburu-buru kembali ke desanya, setelah mengambil kapaknya yang dia buat untuk mencari kayu bakar.
Tidak sampai menghabiskan 1 dupa, pria itu segera sudah dekat dengan pintu gerbang desa. Desa itu tergolong sangat kecil, terlihat hanya ada sekitar 100 pondok kecil milik para penduduk asli desa itu.
Pondok-pondok kecil itu terbuat dari kayu, bentuk pondoknya sangat sederhana, hanya bentuk persegi, diatasnya hanya di tutupi jerami agar tidak kehujanan maupun kepanasan.
Desa itu juga hanya di lindungi batang kayu, sebagai tempat perlindungannya agar tidak diserang binatang buas.
Desa itu juga memilik beberapa bidang persawahan dan kebun sayur yang sangat subur dan terawat dengan baik.
Penjaga segera melihat sosok pria tua yang sangat dikenali, yang berlari dengan tergesa-gesa sambil mengendong bayi.
"Hei, lihat Kepala Desa terlihat panik dan membawa bayi..." penjaga desa itu segera berteriak memanggil para penduduk yang berada disekitarnya.
Sontak penduduk yang mendengar suara penjaga segera membuka gerbang kayu, mereka segera melihat Kepala Desa yang sedang berlari dengan mengendong seorang bayi.
"Kepala Desa, apa yang terjadi dan bayi siapa yang kamu gendong itu?"
"Apa ada bahaya, Kakek...."
Segera pria tua itu dihujani banyak pertanyaan dari para penduduknya, walau dirinya masih beberapa meter dari mereka. Ternyata pria tua itu adalah Kepala Desa dari desa Bunga.
"Suamiku, bayi siapa itu?" tanya isteri Kepala Desa yang sedikit curiga kepada suaminya, pasalnya mereka berdua tidak memiliki seorang anak.
"Tenang semuanya, aku akan ceritakan terlebih dahulu..." dengan terengah-engah Kepala Desa segera berbicara kepada isterinya dan semua orang.
Kepala Desa bernama Mu Jin, dia dan istrinya tidak memiliki keturunan, karena itu Mu Jin segera kembali ke desa dengan niat untuk memberikan berita terkait bayi yang di buang oleh orang tuanya kepada isteri dan penduduk desa.
Isteri Mu Jin bernama Chu Ju, wanita tua berusia 123 tahun, mereka telah menjadi pasangan hidup selama 80 tahun, selama itu mereka belum memiliki anak.
"Suami, jadikan dia anak kita saja, lagian kita juga tidak memiliki anak." kata Chu Ju setelah suaminya bercerita kepada semua orang, dengan segera ia mengambil bayi itu dari gendongan suaminya.
Mata tua Chu Ju berbinar-binar dengan sedikit meneteskan air mata, dia terlihat sangat bahagia mendapatkan seorang anak di usia tuanya, walaupun itu bukan anak kandung mereka berdua.
"Kasihan bayi ini, tidak berdosa tetapi menjadi pelampiasan keegoisan orang tuanya..."
"Jika aku tahu siapa orang tuanya, sudah aku pukuli dia..."
"Dia sangat tampan dan tidak bercacat, kenapa orang tua gila itu tega ingin membunuhnya..."
Semua penduduk berkomentar, mereka terlihat geram dengan perbuatan orang tua Si bayi. Semua orang terutama wanita, segera mengerumuni Chu Ju yang mengendong bayi itu, dan membelai rambutnya yang panjangnya sebahu, dengan kulit putih yang sangat halus dan lembut.
"Anak ini sangat tampan, aku yakin saat dewasa nanti, dia akan menjadi rebutan wanita dimana dia berada." ujar salah satu wanita dewasa yang selalu mencium Si bayi.
"Ya Dewaaa... D-dia monster..." salah satu wanita terkejut saat melihat basis kultivasinya Si bayi.
"Ju Hua, ada apa, kenapa kamu bilang dia monster... "
"Iya, dia sangat tampan, kenapa kamu bilang monster...?" Chu Ju juga ikut memprotes ucapan Ju Hua yang sedikit keras karena terkejut.
"I-itu, kekuatannya, dia berada di tingkat Master level 9 puncak..." jawab Ju Hua dengan terbata-bata dan sedikit gemetaran.
"Apaaa..."
"Mu-mustahil..." Mu Jin juga kaget dan buru-buru memeriksa lagi dantian bayi yang dia temukan dipinggir hutan.
Semua orang juga kaget dan orang satu per satu memeriksa basis kultivasinya Si bayi, dan semua akhirnya merasa ketakutan melihat bayi itu.
"Bayi ini...! Aku tidak perduli dia anak siapa, yang jelas dia mau dikubur di pinggir hutan, pasti orang tua itu tidak menginginkan dia menjadi anaknya." Mu Jin awalnya kuatir jika bayi ini milik seorang yang berpengaruh dan membahayakan dirinya beserta penduduk desa. Tetapi dia yakin anak ini hasil hubungan terlarang hingga mengharuskan bayi ini tidak terlahir.
"Kamu benar Kepala Desa, kita harus merawatnya dengan baik. Aku yakin orang tuanya tidak mengharapkan bayi ini terlahir." kata Ju Hua, terlihat Ju Hua menjadi kasihan dan buru-buru mencium pipi tembem Si bayi.
Ju Hua adalah seorang wanita yang cantik, usianya 24 tahun. Ju Hua adalah seorang kultivator dan menjabat sebagai kepala keamanan Desa Bunga.
Tingkat kultivasinya berada pada tingkat Master level 7, dengan kekuatan Ju Hua di Desa Bunga, ia sudah disebut seorang yang jenius, karena bagi desa kecil yang memiliki seorang kultivator merupakan kebanggaan, dan juga mendapatkan keamanan yang lebih baik.
"Anak ini adalah anak pertama kita dan pasti anak terakhir kita, sebab itu aku beri nama dia Shimo, yang awal dan akhir." kata Kepala Desa Mu Jin yang memberikan nama kepada Si bayi.
"Nama yang bagus, Suami." jawab Chu Ju dengan mencium dahi Si bayi yang kini telah menjadi Putranya.
"Ayo kita mandikan anak ini, tubuhnya masih kotor setelah hampir tertimbun tanah. Buatkan perayaan kecil untuk kehadiran keluarga baru di desa kita." perintah Kepala Desa kepada semua orang.
Tubuh Shimo memang kotor dan hanya berbalutkan kulit binatang untuk penutup tongkat Naga nya.
Chu Ju dan Ju Hua segera membawa Shimo ke pondoknya yang lebih besar dari pondok milik penduduk yang lainnya. Pondok itu milik pribadi Kepala Desa.
Disaat tidak sadarkah diri, Excel Shimo ternyata berada di dalam dunia dantian dengan kesadarannya, dan sedang bermain-main dengan inti api bumi.
"Akhirnya Dewa masih memberikan aku kebahagiaan di hari tua." ujar Mu Jin sambil melihat punggung Isterinya, ia sangat beruntung menemukan seorang anak untuk Isterinya.
"Kepala Desa, Anda memang diberkahi oleh Dewa Dewi, aku tidak berharap di desa terpencil ini anda menemukan seorang bayi. Benar-benar keberuntungan yang besar." kata wakil kepala desa dengan berdiri sejajar.
"Entahlah, ini baik atau buruk aku tidak tahu. Menurut mu apa tidak aneh dengan di buangnya bayi itu di wilayah yang jauh dari desa tetangga, bahkan kota kecil saja harus menempuh waktu 5 hari dari sini." tanya Mu Jin kepada wakil Kepala Desa, sambil mereka berdua berjalan mendekati kursi di depan rumahnya.
"Memang aneh. Apa kamu tidak memperhatikan kalung itu, kalung itu seperti menulis dengan kata-kata yang tidak aku ketahui?" wakilnya malah bertanya balik, dengan mengerutkan keningnya, Mu Jin mengingat kalung yang dipakai oleh Shimo.
"Perkiraan aku itu namanya, jika dilihat dari jenis kalungnya, terlihat bayi itu dari kalangan bangsawan, tetapi bukan dari Benua Jiang Shan. Jenis batu itu tidak mungkin ditemukan di benua ini." jawab Mu Jin setelah berpikir dan menganalisa kejadian dari kalung yang dimilik Shimo.
"Anda benar Kepala Desa. Jika bukan dari benua ini, kita tidak akan mendapatkan masalah.
Aku harap anak ini menjadi sosok kebanggaan Desa Bunga. Dengan kekuatan anakmu, kita bisa aman dari serangan binatang buas." jawab wakilnya dengan penuh harapan besar kepada Shimo.
"Dia anak kita, Saudara. Kita akan merawatnya bersama-sama, dan juga biarkan Ju Hua yang melatihnya.
Hanya Ju Hua yang memiliki basis kultivasi yang paling tinggi di antara kita." ujar Mu Jin kepada adiknya yang bernama Mu Liang.
Di saat mereka berdua sedang mengobrol, penduduk desa yang mayoritas dihuni wanita, sedang mengolah masakan untuk menyambut kehadiran keluarga baru di Desa Bunga.
Di Desa Bunga hanya dihuni sekitar 150 jiwa, dan kebanyakan wanita, jumlah pria tidak lebih dari 50 orang dan rata-rata sudah berusia di atas 40 tahun. Jumlah anak-anak sangat sedikit, sekitar tidak lebih dari 10 anak yang masih balita.
Jumlah pria yang sedikit, akibat seringnya yang tewas saat melawan serangan binatang buas, selain itu Desa Bunga di luar jangkauan penjagaan prajurit dari kota terdekat.
Di pondok milik Kepala Desa, Chu Ju memandikan Shimo dengan air hangat dengan bantuan Ju Hua, mereka berdua memperlakukan Shimo dengan hati-hati dan penuh kasih sayang, seolah-olah Shimo adalah barang yang sangat berharga.
"Astagaaa..." Ju Hua kaget setelah melepaskan penutup tubuh bawah Shimo yang terbuat dari kulit binatang.
Ju Hua melihat kelamin Shimo tidak normal seperti seorang bayi pada umumnya, ukurannya sudah melebihi orang dewasa, karena itu Ju Hua berseru kaget.
"Ini... Luar biasa..." Chu Ju juga tercengang saat melihat tongkat milik Shimo, mereka berdua saling berpandangan dengan wajah yang sudah merah seperti tomat.
Kemudian, kedua wanita itu kembali memandikan Shimo dengan jantung berdebar-debar, Chu Ju masih bisa mengontrol nafsunya dengan baik, berbeda dengan Ju Hua yang masih berstatus singel dan tidak memiliki kekasih. Setiap kali memandikan Shimo Ju Hua selalu menyentuh tongkatnya.
Excel Shimo walaupun dalam keadaan yang masih tidak sadarkan diri, naluri sifat binatangan-nya mulai keluar, sedikit demi sedikit tongkatnya mulai berubah menjadi Naga Berserk.
Chu Ju dan Ju Hua yang melihat itu hanya menelan saliva-nya, dan menatap penuh minat.
"Ayo segera selesaikan, agar dia tidak kedinginan." ujar Chu Ju kepada Ju Hua.
Chapter 3 Serigala Malam.
Setelah selesai memandikan Excel Shimo, Chu Ju menggendongnya dan membawa keluar dari pondok. Wajah Excel Shimo yang putih semakin putih saat Ju Hua memberikannya bedak.
Melihat kedatangan Chu Ju dan Ju Hua, Mu Jin dan Mu Liang segera berdiri dan buru-buru melihat putranya. Mata mereka berbinar-binar dengan kasih sayang, wajah mereka mengembangkan senyuman bahagia.
"Ini baru pria cantik... Hahaha" Mu Jin memuji ketampanan anaknya dan tertawa lepas karena bahagia.
"Huoamm..." Excel Shimo akhirnya terbangun saat mendengar suara tawa, dia menguap dengan merentangkan kedua tangannya yang kecil.
"Lihat dia terbangun... Hahaha."
"Ya Dewaaa... Lihat matanya yang indah." Ju Hua berseru kagum melihat mata indah milik Shimo yang memiliki dua warna hitam dan putih, dua bola matanya seperti terbelah dengan warna tiap sisi yang berbeda.
Warga desa segera berbondong-bondong datang disekitarnya, hanya untuk melihat Shimo yang sudah mandi. Mereka yang baru datang juga terpesona dengan wajah Shimo yang semakin tampan.
"Lihat juga dahinya... Apa itu tanda garis keturunannya ?" ujar Mu Liang yang baru menyadari jika Shimo memiliki tanda di dahinya yang seperti mata.
"Bisa jadi. Anak ini luar biasa, aku yakin dia bakalan jadi pria yang hebat sesuatu saat nanti." jawab Mu Jin dengan menatap Putranya.
Excel Shimo melihat semua wajah-wajah baru ini, ia mengerutkan keningnya. Excel Shimo juga melihat wajah Chu Ju yang sedang menggendongnya, ia juga merasakan buah yang kenyal dan lembut milik Chu Ju yang menghimpitnya.
"Siapa kalian?" tanya Excel Shimo kepada mereka semua, dengan tangan kiri menunjuk satu demi satu orang yang mengelilinginya.
Sontak Chu Ju dan semua orang kaget, saat mendengar Excel Shimo bisa berbicara, kemudian menempelkan telapak tangannya di depan mulut mereka, terutama kaum wanita. Dan pria hanya membuka mulut berbentuk oval.
"Hello...! Kakek, Nenek, Paman, Bibi, siapa kalian? Apa kalian adalah keluarga ku?" sekali lagi Excel Shimo bertanya kepada mereka semua.
"A-aku Ibumu sayang, dan kami memang keluargamu sekarang." akhirnya Chu Ju yang pertama kali menjawab dengan sedikit terbata-bata, ia tersenyum dengan menatap wajah Putranya.
"Ibu, Ibu... Ibu, ya...!" balas Excel Shimo yang sedikit kebingungan, sebab aura wanita kali ini berbeda dari sebelumnya.
Excel Shimo mengerutkan kening, untuk mengingat lagi aura ibunya, tetapi dia menjadi lupa. Karena tidak bisa mengingatnya, Excel Shimo akhirnya meyakinkan diri jika orang yang menggendongnya adalah Ibunya.
"Iya, aku Ibumu, Sayang" jawab Chu Ju dengan suara lembut yang penuh kasih, ia tersenyum lebar dengan membelai wajah Putranya.
Mu Jin tersadar dari keterkejutannya, dan segera memperkenalkan dirinya, "Aku Ayahmu, Nak... Hahaha. Putraku memang hebat." Mu Jin merasa bahagia mendapatkan Putra yang ajaib.
"Aku Bibi Ju Hua. Sekarang kamu adalah bagian dari keluarga kita." Ju Hua juga memperkenalkan dirinya, wajahnya penuh kasih saat melihat mata indah Excel Shimo.
"Aku Mu Liang, Paman kamu."
Akhirnya semua warga memperkenalkan satu per satu kepada Excel Shimo yang sudah mereka anggap bayi ajaib, dan juga sudah menjadi bagian keluarga kecil Desa Bunga.
"Aku Excel Shimo, Excel Shimo, oke." ucap Excel Shimo dengan jari telunjuk dan jempol tangan kirinya membentuk lingkaran.
"Hahaha, putra kita memang anak ajaib." Mu Jin tertawa melihat kelucuan Putranya.
"Kepala Desa jamuan sudah siap." seorang wanita dewasa memberitahukan kepada Mu Jin.
Segera semua orang merayakan kehadiran anggota baru yang sangat hebat. Semua orang tertawa gembira, hingga salah satu wanita bertanya kepada Chu Ju.
Wanita itu usia 29 tahun yang sedang memangku Putrinya yang baru berusia 3 tahun.
Wanita itu cukup cantik, tingginya 167 sentimeter, rambut hitam sepinggang, kulitnya kuning langsat. Wanita itu bernama Xiu Zan. Sedangkan putrinya bernama Xiu Zhu, wajahnya oval dengan kulit putih, rambutnya sebahu yang di kuncir menjadi dua.
Xiu Zhu selalu menatap wajah tampan Excel Shimo sambil memakan paha ayam di tangan kanannya, Ayah Xiu Zhu meninggal saat melawan serangan binatang buas yang menyerang penduduk desa saat sedang berladang.
"Siapa yang akan menyusui bayi ajaib ini, dia kan baru berusia 1 tahun?"
Semua orang baru sadar jika Excel Shimo harus meminum air susu ibu setelah wanita itu bertanya. Semua orang saling bertukar pandang, karena sedang memikirkan siapa yang harus memberikan air susu ibu kepada Excel Shimo.
Sedangkan Excel Shimo tidak mengerti apa yang sedang dibicarakan mereka, dia hanya melihat ayam panggang di depan matanya, dengan air liur yang sudah menetes.
Kemudian ia menggerakkan tangan kirinya, dengan mengeluarkan energi Qi ia menghisap ayam panggang itu.
Plak
"Yes, aku dapat..." Excel Shimo kegirangan dan langsung mengigit ayam panggang itu secara acak.
Aksinya sudah pasti dilihat banyak orang, mereka hanya melongo saat melihat Excel Shimo bisa memakan ayam panggang itu, ia mengunyah daging itu dengan lahap.
"Hahaha... Kita rasa sudah tidak perlu lagi kebingungan dengan apa yang akan dimakan Putra ku." ujar Mu Jin setelah tertawa terbahak-bahak saat melihat kelucuan Putranya yang sedang makan.
"Jangan gitu, Sayang...!" Chu Ju segera memotong-motong ayam panggang itu, dan memberikan paha ayam kepada Putranya.
Anak-anak kecil segera mendekati Excel Shimo, dan banyak ocehan yang terlontar dari mulut mereka. Termasuk Xiu Zhu yang paling dekat dengan Excel Shimo, matanya berkedip-kedip penuh minat.
"Shimo, ayo bermain..." ajak Xiu Zhu pada Excel Shimo yang masih berada di gendongan Chu Ju.
"Nyam... Oke, ayo..."
"Putra kuu...."
Wushhhh... Tap
Excel Shimo menjawabnya, dan segera melompat dengan sangat cepat dengan jarak 5 dari Ibunya, sontak Chu Ju kaget dan hampir berteriak keras.
"Astagaaa..."
"Bayi ini... Hahaha."
Jelas tidak hanya Chu Ju saja yang kaget dengan kecepatan Excel Shimo dan kelincahannya, jantung mereka hampir dibuat berhenti saat melihat aksi Excel Shimo yang melompat dan mendarat dengan selamat.
"Ayo kejar aku..." tantang Excel Shimo kepada teman barunya dengan mulut yang masih belepotan minyak saat dia makan tadi. Tangan kirinya bersilat pinggang dan jari telunjuk tangan kanannya digerakkan ke depan dan belakang.
"Hahaha... Aku pasti menangkap-mu, Shimo..." Xiu Zhu segera menanggapi dengan berlari kearah Excel Shimo, teman-teman yang lain yang usianya lebih tua segera mengikuti.
"Ju Hua, kami serahkan Shimo kepadamu untuk melatihnya berkultivasi dan beladiri. Kami percaya kamu, karena kamu pernah menjadi murid Akademi Langit Abadi.
Bakat Shimo sangat besar, jika dia dilatih dengan baik, dia akan menjadi sosok hebat dimasa depan, dan juga menjadi kebanggaan Desa Bunga." pinta Mu Jin kepada Ju Hua yang selalu memperhatikan Excel Shimo yang sedang bermain.
"Dengan senang hati, Kepala Desa. Memang Shimo ini bayi ajaib. Di usianya yang masih 1 tahun sudah memiliki kekuatan yang mengerikan.
Dia setara dengan murid dalam di akademi Langit Abadi... Hahmm...!" jawab Ju Hua kepada Kepala Desa, ia berhenti berbicara untuk menarik nafas dan menghembuskan secara alami.
Ju Hua mengingat saat-saat hidup sebagai murid sangat lah keras, ia mampu memasuki pelataran dalam membutuhkan perjuangan yang melelahkan. Sebagai murid luar, Ju Hua selalu mengalami penindasan dari murid dalam, selain itu persaingan antar murid luar juga sangat ekstra keras.
Ju Hua mampu menjadi murid dalam berkat kerja kerasnya dalam waktu 5 tahun, memang waktu 5 tahun sangatlah lambat. Namun, jika dilihat dari persaingan antar murid luar, waktu segitu sangat lah wajar. Masih banyak rekan-rekannya yang gagal menjadi murid dalam karena basis kultivasinya merangkak seperti siput.
Ju Hua terus menatap Excel Shimo yang sedang kejar-kejaran dengan teman-temannya, lalu dia melihat ke arah Mu Jin dan kembali berbicara.
"Setelah usianya mencapai 15 tahun, aku tidak tahu sampai seberapa tinggi pencapaiannya. Tetapi, menurut perkiraan ku, dia akan berada pada tingkat Raja. Disaat itu, dia sudah menjadi murid elit. Shimo pasti akan dikirim ke benua atas sebagai murid elit oleh Akademi Langit Abadi.
Saat itu tiba kita akan kesulitan untuk melihat punggungnya lagi, aku harap kebanggaan Desa Bunga masih mengingat tempat asalnya." setelah berbicara, Ju Hua terlihat sedih. Ju Hua merasa kehilangan jika Excel Shimo melangkah ke benua atas.
Banyak legenda di Akademi Langit Abadi yang Ju Hua dengar, jika seseorang yang hebat melangkah ke benua atas, pasti tidak akan kembali lagi.
Ju Hua kuatir Excel Shimo akan melupakan tempat di saat ini berada. Semua orang yang mendengarkan Ju Hua berbicara, juga ikut sedih.
"Seekor burung elang tidak mungkin berdiam di satu tempat, dia pasti akan menjelajahi setiap tempat yang berbeda." ujar Mu Jin yang merasa sudah kehilangan Putra angkat yang sudah dia sayangi. Dia tahu jika sosok yang hebat tidak mungkin berdiam diri di tempat kelahirannya.
"Tidak, jangan bawa Putraku ke akademi... Hiks" Chu Ju menolak rencana Ju Hua yang berniat membawa Putranya memasuki akademik di saat besar nanti.
Chu Ju segera berlari menghampiri Excel Shimo, dan buru-buru memeluknya dengan erat dan menangis. Walaupun dia baru sehari memiliki anak, dia sudah sangat mencintai Excel Shimo seperti anak kandungnya sendiri.
"Kenapa Ibu menangis?" tanya Excel Shimo yang heran, melihat Ibu angkatnya yang jongkok dengan memeluknya sambil menangis tersedu-sedu.
"Jangan tinggalkan Ibu, Nak." jawab Chu Ju yang masih memeluk putranya.
"Aku tidak pergi kemana-mana Bu, aku kan sedang bermain..." ucap Excel Shimo dengan polos sambil mengusap air mata Ibunya, dia tidak mengerti apa yang Ibunya maksudkan.
"Iya, iya... Kamu boleh bermain dengan sepuasnya, kamu boleh melakukan apapun yang kamu mau, asal jangan pergi jauh dari Ibu, oke." ucap Chu Ju yang sedikit reda dari rasa kekuatiran akan di tinggal Putra yang dia cintai.
"Tentu, aku tidak akan tinggal Ibu dan kalian. Lihat aku kuat, aku akan selalu jaga Ibu dan kalian semua. Jika ada orang yang jahat, aku akan memukulinya hingga menangis, percayalah. Tapi, apa yang ibu ucapakan itu benar, kan...! Hehehe." jawab Excel Shimo kepada Ibunya.
Excel Shimo terlihat tersenyum mesum saat dia ingin Ibunya untuk menepati janjinya. Naluri binatangnya segera keluar, feromon kebintangannya merembes keluar dari tubuhnya, saat merasakan buah kenyal Ibunya yang menempel di wajah.
Walau Chu Ju wanita tua berusia 132 tahun, wajahnya masih nampak usia 50 tahun, karena dia juga seorang kultivator tingkat pemula level 5.
Tubuhnya juga masih terbilang layak dipandang mata pria, seandainya saja jika Chu Ju mau merawat wajahnya, dia pasti akan terlihat cantik.
Sayangnya Desa Bunga sangat jauh dari kota, seandainya dekat sudah pasti Desa Bunga akan memperoleh segala kebutuhan penduduk desa.
Merasakan aroma yang wangi dan menggugah birahi, Chu Ju semakin memeluk erat Putranya di antara kedua gunung dia juga melihat wajah Putranya yang terlihat senang dipeluk.
"Istriku, kamu jangan terlalu banyak berpikir. Disaat itu tiba, kamu pasti akan berubah pikiran. Jika Putramu ingin menjadi orang besar, kamu harus merelakan kepergiannya. Saat ini kamu bisa selalu bersamanya hingga puas." Mu Jin segera mendekati Isteri dan berbicara dengan lembut.
"Bibi Ju, apa yang di katakan Paman itu benar, aku juga tidak ingin berpisah dari Shimo. Saat ini kita akan menikmati kebersamaan. Jika saat itu tiba, pasti semua akan berubah dan nanti kamu bisa mengerti" ujar Ju Hua yang berusaha menenangkan Chu Ju.
Semua orang juga ikut menenangkan Chu Ju yang mengelilingi mereka berdua yang sedang berpelukan dengan erat.
Yang mereka semua tidak ketahui, mata Excel Shimo mengeluarkan cahaya dan dalam sekejap menghilang, ia tersenyum aneh sambil terus membenamkan kepala di kedua gunung milik Ibu angkatnya.
"Maaf, aku mengerti apa yang kalian bicarakan. Aku hanya saja tidak ingin kehilangan Putraku satu-satunya" jawab Chu Ju setelah menenangkan pikiran dan hatinya.
"Bibi, kamu tidak usah kuatir, rencana ini masih lama, dan saatnya tiba, biarkan Shimo sendiri yang memutuskan saat dia besar nanti" sekali lagi Ju Hua meyakinkan Bibinya agar tidak terlalu banyak berpikiran.
"Aku masih lapar...." ujar Excel Shimo dengan melepaskan pelukan Ibunya, lalu dia segera berlari menuju meja yang dipenuhi makanan lezat.
Melihat tingkah bayi ajaib ini, semua orang hanya tersenyum dan melanjutkan acaranya. Saat acara menyambut keluarga baru, hari sudah gelap dan terlihat bulan selalu tertutupi awan.
Di dalam hutan terlihat banyak sepasang mata berwarna merah sedang mengamati situasi Desa Bunga. Mereka datang karena mendengar suara tawa dan juga mencium bau daging yang di panggang.
Terlihat air liur menetes dari mulutnya, terlihat juga taring yang tajam berlumuran darah. Mereka adalah Serigala Malam, yang memiliki bulu lebat dan berwarna hitam ke abu-abuan.
Tubuh serigala itu dua kali lebih besar dari serigala pada umumnya, karena faktor energi Qi yang padat di Benua Jiang Shan.
Excel Shimo yang memiliki garis darah Naga 12 elemen, sedari tadi merasakan kehadiran mereka, hanya saja dia diam dan tidak ingin mengganggu kebahagiaan keluarga barunya.
Biarpun Excel Shimo baru berusia 1 tahun, dia memiliki kecerdasan diatas rata-rata orang dewasa. Selain garis darah Naga 12 elemen, dia juga memiliki garis darah dari kedua orang tuanya.
Walaupun tadi Excel Shimo sempat pingsan, dia masih bisa melihat disekitarnya dengan kesadaran, dan sengaja tidak segera bangun untuk melihat situasi saat ini, sambil bermain-main dengan Inti Api Bumi.
Serigala Malam itu berlahan-lahan mulai bergerak menuju Desa Bunga, dengan menyembunyikan tubuhnya di balik pepohonan dan rumput yang tinggi.
Penjaga masih belum mengetahui jika Desa Bunga akan mendapatkan serangan dari binatang buas, karena rata-rata basis kultivasi penjaga sangat rendah, hanya berada pada tingkat Pemula level 1 hingga level 5.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!