NovelToon NovelToon

Simpanan Lelaki Tua

prolog

Novel ini menceritakan kisah seseorang gadis yang menyerahkan harga dirinya pada lelaki Tua.

Namaku Almira, teman-teman ku memanggiku dengan nama panggilan Mira. Umurku 19 tahun aku berasal dari sebuah desa di bandung, dan sudah lulus SMA, aku juga dari keluarga kurang mampu, untuk makan saja kami kesusahan.

Pagi ini adalah pagi ang sangat menyedihkan bagiku, aku kehilangan orang yang sangat aku sayangi, dn aku belum bekerja karna baru lulus sekolah.

Mira ,ibu memanggilku dengan keras, aku bergegas berlari menemui ibuku, ku lihat ayah yang sedang terbujur kaku di lantai hancur seketika hati ini, rasanya seluruh dunia ku hancur tak tersisa, ayah tersayang yang selama ini menyayangiku ku lihat terbujur kaku. Aku belum sempat membahagiakannya dan mewujudkan cita-citanya,ku pegang tangan ayahku dan nadinya tidak berdenyut lagi.

“Ibu ayah sudah meninggal kataku”

“Tidakkkkkkkkkkkkkkk” teriak ibu ku dengan kencangnya. “Jangan pergi mas bagaimana aku dan anak-anak kita mas”

Ibu ku menangis sekuat-kuatnya, ibuku hanya seorang ibu rumah tangga selama ini yang bekerja hanya ayah di perkebunan teh, aku mempunyai 2 orang adik yang masih kecil-kecil yang masih sekolah.

Ku tatap wajah ke 2 adikku yang masih sekolah SD dan SMP bagaimana dengan masa depan mereka, pertanyaan besar di benakku.

“Allah mengapa kau ambil ayahku begitu cepatnya aku masih membutuhkan ayahku,banyak mimpi yang belum terwujud Tuhan”

Ku angkat ayah ke kasur, dan para tetangga pada berdatangan karnamendengar jeritan ibuku, setelah itu dimandikan jasad ayahku, ku lihat wajahnya yang bersinar, senyumnya yang manis, ayah ucapku dalam hati. Aku berjanji akan menjaga ibu dan adik-adik semuanya.

Setelah selesai, ku antarkan ayah pada tempat peristirahatan terakhirnya, ku lihat jasad ayah di masukkan ke liang lahat, hatiku kembali hancur kesekian kalinya, kini aku anak perempuannya yang harus berjuang sendiri.

Ku tinggalkan ayah di peristerahatan yang terakhirnya, kami pulang ke rumah dengan perasaan hancur dan tak tau harus bagaimana dengan hutang yang di tinggalkan ayah untuk biaya hidup kami selama ini dan sekolahku.

Malam itu pak Amir seorang bos di kebun teh datang kerumah.

“assalamualaikum ucap pak Amir”

Aku membuka pintu dank u buka ada bos Amir laki-laki tua berumur 50 tahun dengan 2 bodyguardnya .

“Masuk pak, ucapku”

“Ibumu ada Mira”

“ada pak, sebentar ku panggil ibu pak”

Ibu duduk bersama pak Amir.

“ Saya kesini akan menagih hutang almarhum sebesar 50 juta”

“Apa pak kok sebesar itu”

“Ia karna suami ibu setelah meminjam tidak pernah membayarnya, jadi bunganya semakin banyak’

“Suami saya sudah meninggal pak bagaimana cara saya membayarnya”

“Saya tidak mau tau ya bu yang penting ibu harus melunasinya bagaimanapun cara ibu membayarnya”

Tiba-tiba pak Amir memandangku dengan pandangan tidak pantas, dia memandangiku dari atas ke bawah, aku sangat tidak nyaman dengan perlakuan om Amir padaku. Dan pak Amir meraih tanganku dan berkata.

“Bagaimana kalau Mira jadi simpananku saja, jadi hutang mu lunas”

“ Tidak teriak ibu ku padanya, apa yang kau ucapkan pak tak mungkin aku menjual anakku sendiri”

Aku terdiam seketika. Pak Amir berpamitan pulang.

“Coba ibu fikirkan baik-baik perkataan saya tadi, besok ibu ambil keputusan”

Malam itu ku lihat ibu dan adikku kelaparan tak ada beras sedikit pun di rumah dan kami tidak ada yang bekerja. Tidak ada cara lain untukku agar semua penderitaan ibu ku dan adikku dapat teratasi.

Ibu membelai rambutku di kasur.

“ Nak ucap ibu, bagaimana ini kita tidak punya uang dan beras lagi, uang terakhir kita untuk bayar acara pemakaman ayah.

Ku pandang wajah ibuku, ku pegang tangannya.

“Ibu izinkan aku berjuang demi keluarga kita, ibu relakan aku menjadi simpanan om Amir bu”

“Apa nak tak kan pernah ibu relakan kamu menjual diri nak”

“Ibu relakan aku, aku takkan sanggup melihat ibu dan adik kelaparan, apalagi adik putus sekolah dan uang dari mana untuk bayar hutang bu, 50 juta bukan uang yang sedikit bu buat kita,Sampai kapanpun kita tidak dapat melunasinya.

Malam pun berlalu dan ibu masih memikirkan tawaran pak Amir, kami semalaman tidak bisa tidur dengan pulas hanya air mata yang menetes di pipi, tak terasa pagi pun tiba.

Pak amr datang kembali ke rumah menanyakan jawaban dariku.

“Bagaimana Mira apakah kau trima tawaranku?’

“ia pak saya trima jawabku lirih, saya mau jadi simpanan om tapi dengan syarat”

“Syarat apa Mira”

“Hutang ayahku lunas, adikku harus sekolah, biaya hidup kami semua bapak yang tanggung”

“Tenang saja, okelah pokoknya “

Dengan menerima om Amir berarti aku harus siap dengan semua konsekuensinya termasuk dengan omongan para tetangga, dan ejekan mereka.

“Mira kamu harus pindah dari sini ke villa ku”

“Ia om ucapku”

“Besok aku ajak kamu ke villa ku”

Tatapan ibu yang tajam membuatku merasa sangat berdosa, tapi tidak ada pilihan lagi untuk ku, dalam hati Mira juga merintih kecewa dengan hidup ini.

Bersambung.

Terima kasih sudah membaca novel ini.

jangan lupa like dan comennya agar semangat nulisnya

ku serahkan keperawananku

Pak Amir menjemputku di rumah

"Mira ayo kamu bersiap-siap untuk pindah ke villa"

"Tapi sebelum aku pindah bapak harus tanda tangan ke surat perjanjian kita, biar jelas pak"

"Oke siap"

Pak Amir menyetujui semua yang aku pinta, aku pun berpamitan pada ibu dan adik-adikku mereka memandangku dengan tatapan yang tajam sekali.

"Ibu Mira pamit ya, ibu baik-baik disini, jaga adik-adik ya bu, mereka harus sekolah tidak boleh putus sekolah, kalau ada apa-apa ibu harus kabari aku ya"

"Ia nak, kamu juga diri baik-baik ya nak"

Ibu memelukku sangat erat sekali, serasa ibu tidak ikhlas melepasku pergi, adik-adikku menangis karena akan berpisah dengan ku.

"Ibu lepaskan aku dengan ikhlas, semua ini hanya untuk keluarga kita ibu, aku ingin melihat adik-adikku sukses"

"Ia nak, bagaimana aku bisa ikhlas, harus melepas anak ibu sama lelaki tua nak"

"intinya ibu jangan bersedih lagi ya"

Sebenarnya sangat berat harus pergi bersama pak Tio laki-laki tua yang harusnya jadi ayah ku tapi aku harus jadi simpanannya.

"Ayo kita pergi Mira, jangan buang-buang waktu"

"Ia pak"

Akhirnya aku ikut bersama om Amir, lelaki tua itu, tak pernah ku bayangkan aku harus tidur dengan lelaki tua itu, melepas keperawananku hanya karena uang saja.

"Mira turun, ini villa nya"

Villanya begitu besar dan indah sekali, ada kolam renang di villa dan udaranya sangat sejuk sekali, aku sangat suka sekali suasana di villa itu. Tapi aku juga takut bagaimana aku harus melewati malam nanti dengan om Amir.

Aku masuk ke dalam rumah dengan perasaan tidak enak.

"Masuk non, saya bawakan tas non, kenalkan nama saya mbok ijah saya pembantu disini dan siap membantu mb Mira disini"

"Ia mbok, terimakasih, nama saya Mira mbok"

Akhirnya Mira sangat bahagia sekali ada mbok ijah di villa sebagai sahabatnya nanti dia tidak kesepian.

"Mira duduk sini, ucap om Amir"

"Ia om ucap Mira, tau tidak kenapa kamu om jadiin simpanan"

"Aku tidak tau om kenapa, yang aku tau om hanya ingin keperawananku saja"

"Bukan Mira Aku hanya ingin anak dari kamu, aku sudah menikah lama dengan istriku tapi belum punya anak, aku mungkin salah dengan menjadikanmu simpanan tapi aku tak ada pilihan lain, aku punya harta yang banyak tapi aku tidak punya anak, siapa yang akan meneruskan warisanku, istriku juga sudah setuju atas keputusanku"

"Tapi kenapa harus Mira pak, pak Amir memanfaatkan saya berarti"

"Bukannya sama-sama menguntungkan bukan, hutang mu lunas dan aku akan mendapatkan keturunan"

Mira hanya terdiam.

"Mira tugasmu hanya memberiku anak yang banyak dan aku akan membuat adik mu dan ibu mu berkecukupan"

Mira hanya terdiam gadis berumur 19 tahun harus tidur dengan lelaki tua..

"Mira cepat bersiap-siap sore nanti aku harus pulang jadi sekarang juga kita tidur bersama"

Karna kalau malam aku harus pulang kerumah, aku sangat mencintai istriku tapi bagiku anak juga yang paling penting.

Mira masuk ke kamar, dan bersiap-siap untuk melakukan mantap-mantap dengan pak Amir lelaki tua itu.

Didalam kamar, Mira terlihat gemetaran dan ketakutan maklum usianya baru 19 tahun dan dia pun tak tau caranya bercocok tanam, dia sangat bingung.

Pak Amir datang ke kamar.

"Mira apakah kamu sudah siap melakukannya"

"Mira takut pak"

"Sudah yang penting kamu menurut dengan bapak jangan takut, rilex saja"

Pak Amir memberiku segelas minuman dan berkata.

"Mira minumlah ini, setelah kau minum air ini rasa ketakutanmu akan segera hilang"

Mira menuruti perkataan om Amir, dan rasanya jiwanya melayang, rasa di hatinya bergejolak, benar saja om Amir memberinya obat perangsang agar Mira menikmati berdua bersama om Amir dan agar dia tidak takut.

Mereka berdua bersatu dalam cinta, tak ada lagi rasa malu antara mereka berdua, om Amir berubah menjadi pria perkasa yang siap menjebol gawang Mira, dan Mira hanya menerima tongkat dari om Amir, meskipun om Amir sudah tua tapi urusan kasur dia sangat berpengalaman. Mira merasakan kenikmatan tongkat om Amir dan puncaknya mereka berdua kelelahan tanpa sehelai benang pun dan hilanglah ke perawanan Mira.

Mira setelah melakukan hal itu kelelahan dan tertidur.... sementara om Amir merasa nikmat setelah merasakan kenikmatan Mira.

bersambung

hancur

Pagi pun tiba, rasa ini sungguh sangat bergejolak serasa seluruh hidup ku runtuh, aku anak 19 tahun harus menyerahkan keperawanan ku kepada laki-laki yang tidak aku cintai ataupun aku sayangi, sebenarnya aku hancur sekali, tapi wajah adik-adik ku selalu terbayang di mataku, senyum mereka adalah segalanya untukku, mungkin jalan yang ku ambil ini sangatlah salah, tapi semuanya telah terjadi, pagi ini aku sudah ditinggal pak Amir karna dia semalam setelah menikmati tubuhku dia kembali ke istrinya, aku hanyalah seseorang wanita sebagai alat pencetak keturunan baginya, dia memanfaatkan kemiskinanku. Hp ku berbunyi, pagi itu aku belum beranjak dari tidur ku karna rasanya aku sangat lelah sekali, untuk bangun dari tidurku rasanya sakit akibat keganasan om Amir yang membuat gua ku rasanya perih dan sakit sekali, ternyata om Amir sangat ganas sekali du ranjang, dia tidak sekalipun melihatku kasihan, karna aku merintih kesakitan, dia berulang-ulang kali menjebol keperawananku,

"Halo sayang, ucap ibuku, sayang kau tidak apa-apa kan, ibu dari semalam tidak bisa tidur nak, ibu memikirkan keadaanmu bagaimana disana sayang, pak Amir tidak jahat kan padamu ucap ibuku"

"Ia ibu, aku baik-baik saja, meski sebenarnya aku sangat hancur sekali tapi aku tidak berani jujur dengan ibu ku, Almira sehat bu dan pak Amir tidak jahat padaku, ibu tidak usah khawatir, bagaimana kabar ibu dan adik bu"

"Ibu dan adik-adik mu baik-baik saja nak pak Amir memberi uang ibu untuk makan dan sekolah adik-adikmu"

"Ia ibu baik-baik dirumah ya dan jaga adik dengan baik, mereka harus sekolah kalau tidak sampai kuliah dan jadi orang sukses bu, aku tak mau pengorbanan ku sia-sia bu"

"Ia nak aku akan jaga adikmu baik-baik"

"Bu jangan sampai mereka tau, aku dimana ya bu, bilang saja aku kerja ke luar negeri jadi tidak bisa pulang, mereka jangan sampai tau aku menjual diriku"

"Ia nak ibu janji"

"Mira akan pulang kalau aku sudah berhasil hamil bu, karna aku baru tau yang sebenarnya pak Amir hanya mencari anak dariku"

"Ia nak jaga diri baik-baik"

"Ia bu"

Anggun mematikan ponselnya dan beranjak dari kamar tidurnya, dia mandi dan menemui. bersihkan badannya, setelah dia duduk di balik jendela dan melamun tentang hidupnya.

Tuhan mengapa hidupku seperti ini

Aku ingin sekali bebas seperti burung yang lepas dari sangkarnya.

Tuhan aku tak mau seperti ini.

Aku bukanlah barang, aku punya perasaan, mengapa takdirku seperti ini, hatiku hancur, aku layaknya seorang pelacur, hatiku remuk, aku ingin berlari tapi aku tak bisa, semoga kelak ada secercah sinar yang bisa membawaku dari kejamnya kehidupanku.

Tak lama bibi mengetuk pintu.

tok....... tok...... tok

"Non Almira buka pintunya, ini sarapan buat non"

"Ia mbok buka aja pintunya, tidak aku kunci"

Mbok ijah masuk dengan membawakan masakan buat Almira.

"Makan non nanti sakit"

"Ia mbok"

"Non Almira jangan sedih, masih ada mbok disini non Nira juga bisa cerita banyak ke mbok, mbok tau perasaan non sakit sekali, karna harus melalui semua ini"

Mira memeluk mbok ijah dengan keras dan menangis dengan sekencang-kencangnya.

"Mbok kenapa nasib Mira begini ya mbok, Mira hanya ingin liat keluarga Mira bahagia tapi kenapa pengorbanan Mira ini sangat menyakitkan hati Mira sekali mbok"

"Sabar ya non ini semua sudah jadi pilihan non, ingat non masih ada mbok disini yang akan temanin non, jangan nangka lagi ya, sekarang makan nanti sakit.

bersambung

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!