NovelToon NovelToon

Permaisuri Sang Penguasa

Dunia Asing

Khusus Season 1 kak, silahkan di beli kak😊🙏

Open PO

Judul: Permaisuri Sang Penguasa

Penulis : Sayonk

(289 halaman)

Rp. 88.000

Sinopsis :

Permaisuri yang dicampakan oleh Kaisar. Seorang anak yang di buang oleh ayah nya sendiri. Pulang ke istana menggerakkan hati kaisar, memberikan kesempatan bagi kaisar. Namun, lagi-lagi dikecewakan. Bagaimana kehidupan kaisar setelah di tinggalkan permaisurinya? mampukah sang Permaisuri memberikan kesempatan lagi atau memilih mengabaikannya?

#PermaisuriSangPenguasa #Sayonk #NovelindoPublishing #Noveltoon

Format pemesanan

Nama

Alamat

Kota

Kelurahan

Kecamatan

Kode pos

Nomer hp

Judul buku

Transfer ke rek 0560368836 an Diana bank bca

Online Order

https://api.whatsapp.com/send?phone\=62818331696

Bisa lewat Via Shopee

https://shopee.co.id/product/6676217/14665510909?smtt\=0.6677532-1647931679.9

#jika ada kesamaan tempat atau nama mohon di maafkan.

Sekalian mau promo, mungkin ada yang minat novel cetak, bisa COD di Shopee. Dengan judul Putri Yang Terbuang.

Disebuah gubuk dekat Hutan Kematian di iringi tangisan oleh pelayan bersama seorang gadis.

Gadis tersebut seorang Permaisuri Kekaisaran Feng. Permaisuri yang tidak di inginkan oleh sang Kaisar.

Permaisuri yang diacuhkan oleh Kaisar.

Permaisuri yang di cap buruk rupa oleh semua Kekaisaran Feng.

Bahkan sang Ayah Jendral Liue tega membuangnya dan membiarkannya diasingkan karna menurutnya ia adalah anak pembawa sial pembunuh sang istri tercinta ibu kandung Lan Hua. Hanya satu orang yang mencintai Lan Hua yang tak lain adalah Ibu dari Selir Mei adik dari Ibu kandung Lan Hua. Dia lah orang yang selalu menyayangi Lan Hua dan membelanya. Akan tetapi semuanya itu telah sirna sejak Ibu tiri Lan Hua meninggal. Tidak ada orang lagi yang memperdulikannya.

Kaisar Feng terpaksa menikahi Permaisuri Lan Hua karena dekrit kekaisaran terdahulu yang tidak bisa dibatalkan tentang perjodohan Lan Hua dengan nya sewaktu bayi.

Permaisuri Lan Hua telah di asingkan selama Dua tahun. Ia di tuduh meracuni Selir kesayangan Kaisar, Kekasih sang Kaisar. Saudara tirinya sendiri. Sang Kaisar pun sangat mencintai selirnya itu.

Hingga pada suatu hari seorang pelayan suruhan Selir Mei meracuni Permaisuri Lan Hua sampai mati.

Namun terjadi suatu keajaiban. Permaisuri Lan Hua kini kembali membuka kelopak matanya. Ia mengedarkan sekelilingnya, rumah yang kumuh dengan dinding bambu.

"Bukankah aku sudah mati." gumam Keyla pengganti Lan Hua.

"shitt!!!" Keyla memejamkan matanya merasakan sakit yang kuat dikepalanya.

Tiba-tiba ingatan asing masuk kedalam kepalanya. Rasa sakit itu seperti mengiris otaknya.

Ternyata pemilik tubuh ini mati karena luka luar dan keracunan emmmm.

seorang pelayan suruhan selir kaisar meracuninya waah hebat.

aku seorang agen profesional bertranmigrasi ke tubuh wanita yang dibuang batin Keyla ckckck.

Keyla mendesah, ia merasakan amat sakit saat mengetahui ingatan asing itu. Perempuan yang tidak pernah di cintai. Tangannya mengepal, dia seorang wanita. Tentu dia tau rasa sakitnya tak di cintai.

Aku bersumpah, aku Keyla Anastasia membalaskan dendam mu jadi tenanglah, tidak akan ada lagi gadis bodoh dan penakut. Seorang agen pembunuh bayaran abad 21 batin Keyla..

Keyla menatap pelayan yang sedang menangis tetunduk. Sebelah alisnya terangkat.

Di ingatan ku, pelayan ini bernama Yoona,, pelayan setia tubuh ini batin Lan Hua.

Lan Hua beringsut duduk, ia memutar bola matanya. Sudah di pastikan pelayan di sampingnya menangis karna khawatir.

"Hiks, hiks, hiks, Permaisuri. Bagaimana hamba bisa menghadapi Ibu Permaisuri. Hamba lalai menjalankan tugas hamba menjaga Permaisuri." Ujarnya seraya menghapus matanya itu.

"Kamu pikir aku mati mengenaskan." Perkataan datar itu membuat pelayan di sampingnya mendonggakkan wajahnya.

"Pe-pe-permaisuri." Tanpa sadar pelayan itu memeluk Lan Hua begitu erat. Sampai ia merasakan sesak di tubuhnya. "Pe-permaisuri syukurlah. Permaisuri sudah sadar."

"Le-lepaskan." Ucap Lan Hua memukul pinggang pelayan itu.

"Ma-maaf Permaisuri." Ujarnya dengan perasaan bersalah. Ia sudah lancang sebagai pelayan rendahan memeluk wanita terhormat di Kekaisaran ini.

"Hentikan saja tangisan mu itu, aku tidak butuh tangisan mu. Dan ya, jangan menangis lagi di depan ku. Aku tidak suka melihat pelayan yang cengeng."

"Pe-permaisuri." Pelayan itu hanya menatap heran, tidak mungkin sikap dan sifat Permaisurinya berubah.

"Ada apa?" tanya Lan Hua mengernyitkan dahinya. Ia sadar jika perkataannya mengundang keheranan di mata pelayan itu.

"Semua orang pasti berubah dan tak ingin hidup menangis setiap harinya. Jadi jangan terkejut jika aku berubah."

"Hamba bersyukur Permaisuri berubah." Ucap Yoona yang kembali menangis.

"O, astagah ! pergilah jika kamu ingin menangis. Dan ya, hilangkan ingus mu itu. Lebih baik aku tidur." Ucap Lan Hua langsung membaringkan tubuhnya membelakangi Yoona.

Yoona hanya tersenyum, ia tidak memperdulikan wajah kesal Lan Hua. Baginya Lan Hua sadar dan tidak meninggalkannya adalah suatu keberuntungan. Yoona pun beranjak pergi, sebelum ia menutup pintunya. Yoona melihat ke arah Lan Hua. "Selamat tidur Permaisuri." ujarnya lalu menutup pintu itu.

...----------------...

Ke esokan paginya Keyla mengerjapkan matanya, ia mengucek matanya hingga penglihatannya, ia menguap dengan lebarnya tanpa menyadari keberadaan seseorang di sampingnya itu.

"Hormat hamba, Yang Mulia."

"Hah !" Keyla tersentak, ia terkejut dengan suara yang ada di sampingnya.

"Kau membuatku kaget saja, untung tidak mati karna jantungan." Ucap Keyla sambil memegang dadanya yang berlomba-lomba.

"Maaf Permaisuri, hamba membuat Permaisuri terkejut. Hamba pantas di hukum." Ucap pelayan itu, ia langsung bersujud.

"Lain kali jangan seperti itu," ucap Lan Hua dengan kesal. Namun ia masih turun membantu pelayan itu berdiri.

"Maaf, Permaisuri." lirih sang pelayan merasa bersalah.

"Sudahlah, ada apa ?" tanya Keyla menatap sang pelayan.

"Hamba sudh menyiapkan air hangat untuk membersihkan tubuh Permaisuri." Tuturnya dengan lembut.

"Baiklah, sepertinya badan ku memang membutuhkan air." Ujarnya datar.

Sampailah Keyla di sebuah bak mandi yang terbuat dari kayu, serta bertaburan kelopak bunga. "Ck, bagaimana aku bisa mandi di bak kecil seperti ini. Tidak bisa bebas berenang." Gumam Lan Hua mendengus kesal.

Pelayan itu pun hendak membantu melepaskan hanfu Keyla. Namun dengan cepatnya Keyla menutupi dadanya.

"Kau mau apa ?" tanya Keyla keheranan, melototi pelayan di depannya.

"Hamba, akan membantu Permaisuri untuk membersihkan tubuh Permaisuri." jawab pelayan itu keheranan melihat tingkah laku Keyla.

"Sudahlah, aku bisa sendiri. Kau pergilah !"

Aku hampir lupa, jika di dunia kulot ini mandi pun harus di layani..

"Kenapa masih disini, aku bisa membersihkan sendiri." Bentak Keyla menatap pelayannya.

"Ba, baik Permaisuri."

Kenapa Permaisuri sangat aneh ? batinnya berlalu pergi.

Setelah selesai dengan ritual mandinya, Keyla yang duduk di depan cermin. Ia langsung membulatkan matanya menatap wajah nya.

"Permaisuri, ada apa ?" tanya pelayan itu yang menyisir rambut Keyla, ia menatap heran ketika melihat raut wajah Keyla.

"Apa ini wajahku ?" tanya Keyla sambil memegang pipinya.

"Be, benar Permaisuri." Jawab sang pelayan, ia takut Permaisurinya menangis lagi melihat wajahnya yang telah di benci oleh Kaisar.

"Sial !! bagaimana bisa aku memiliki wajah seperti ini?" ucap Keyla menggigit bibirnya. "Hidup dua kali, sial pula !" Gerutu Lan Hua namun masih di dengarkan oleh Yoona.

Yoona pun tak ambil pusing, setelah sadar Permaisurinya memang bertingkah aneh.

"Yoona tiap pagi kau harus menyiapkan telur serta jeruk, aku akan membuat masker untuk wajah ku."

"Mas, masker. Apa itu Permaisuri ?" tanya pelayan itu keheranan.

"Sudahlah kau turuti saja perintah ku. Jangan banyak bertanya, banyak bicara juga gak terlalu baik." ucap Keyla, ia memijat pelipisnya. Memikirkan kehidupan keduanya yang membuatnya sangat pusing dan hampir meledakkan kepalanya.

"Baiklah, Permaisuri. Hamba akan melakukannya."

"O iya, kau jangan memanggilku Permaisuri. Panggil saja aku Keyla atau Lan Hua."

"Maaf Permaisuri hamba tidak pantas melakukan hal itu." Yoona bersujud di depan Lan Hua.

"Dasar orang kolot, jika kau menganggap ku Permaisuri. Maka aku memerintahkan mu tidak memanggil Permaisuri. Paham !" ujar Keyla menatap tajam.

"Permaisuri," ucap pelayan itu menangis.

Lan Hua menggaruk alisnya yang tak gatal," Lakukan saja perintah ku. Jika kamu tidak mau, aku akan menendang mu dari sini."

"Ampun Permaisuri, hamba akan menuruti semua perintah Permaisuri. Akan tetapi memanggil nama Permaisuri sangatlah tidak sopan. Bagaimana jika hamba memanggil Permaisuri dengan sebutan Meimei." Ujar pelayan itu.

Lan Hua mengingat nama panggilan Meimei, bukankah itu nama panggilan adik seperti film kolosal china.

"Terserah, yang penting jangan memanggil ku Permaisuri."

Lagi pula ini memang bukan tubuh ku batin Keyla.

"Baiklah Meimei, Jiejie sudah menyiapkan makanan untuk Meimei dan Jiejie akan keluar ke pasar untuk menjual obat - obatan. Meimei harus menjaga diri Meimei baik - baik." Ucap Yoona tersenyum, sambil mengelus kepala Keyla.

Keyla mengangguk, setelah itu mereka langsung menuju ruang makan.

30 menit kemudian.

Setelah mengantar Jiejie nya sampai di depan halaman serta melambaikan tangannya. Walaupun Yoona merasa kebingungan tapi ia mengikuti gerakan tangan Lan Hua.

Tubuh ini lemah, Aku harus berlatih. Di dalam Kerajaan China, kultivasi atau bela diri sangat di butuhkan.

Lagi pula aku adalah seorang Agen batinnya tersenyum sinis.

"Aku ingin menguasai dunia." Ujarnya.

Lantas Keyla langsung mengganti hanfunya, dengan hanfu polos tidur, ia mengikat rambutnya dengan satu ikatan, kemudian ia memulai latihannya dengan berolahraga. Ia berlari mengelilingi halaman itu, tak lupa juga Keyla latihan meregangkan ototnya dengan push up..

Setelah berlatih, Keyla mencari sebuah pedang di gubuk itu dan memulai dengan latihan pedangnya.

Kini Dua tahun telah berlalu...

Keyla menjalani hari hari biasa seperti seorang Agen. Memperkuat tubuh barunya.

tanpa diketahui oleh sang pelayan.

Hmmmmm sudah 2 tahun aku disini melatih semua ketahanan tubuhku,

bahkan wajahku yang dulu penuh jerawat karena racun sekarang sudah mulus batin Lan Hua menatap ke arah langit.

"Meimei sudah waktunya makan malam." Seorang wanita muncul di balik pintu. Ia melangkahkan kakinya ke arah Lan Hua. "Ada apa?" tanya Yoona merasakan Lan Hua memikirkan sesuatu.

"Tidak ada, aku hanya merindukan Ibu ku." Ucapnya berbohong lalu masuk ke dalam. Yoona pun yang mendengarkan perkataan Lan Hua, merasakan sakit di hatinya. Namun ia secepatnya menyusul Lan Hua.

Lan Hua..

Kembali Ke Istana

Pagi harinya....

Yoona yang berada di halaman depan, ia menyapu halaman itu sebersih mungkin. Ia mengusap keringat di kepalanya itu, lalu menatap ke langit. Saat ia hendak masuk ke dalam, tiba-tiba Yoona mengurungkan niatnya.

Alangkah terkejut dia melihat sebuah kereta yang tampak megah berhenti di depan yang tak jauh dari gubuk mereka. Seorang laki-laki yang berpakaian layaknya Kasim turun dari kereta itu di ikuti tiga wanita dan tiga pengawal di belakangnya.

Bukan kah, itu kereta istana ? untuk apa kesini..

Mungkinkah....

Yoona hanya mengelus dagunya. Tanpa dia sadari seorang pelayan menghampiri Yoona.

"Aku ingin bertemu dengan junjungan mu." ujarnya datar.

"Hah !" Yoona langsung terkejut.

"Junjungan ku tidak bisa bertemu dengan sembarangan orang." ujarnya tak takut kalah, kini dia tau maksud kedatangan mereka. Pelayan di depannya adalah ketua pelayan istana yang sering membentak junjungannya itu.

"Jangan berlagak sombong, dia hanya Permaisuri yang terbuang." ucapnya dengan nada menekan. "Cepat atau lambat, kedudukannya pasti di gantikan."

"Kau.." Yoona menunjuk ke wajah pelayan itu..

"Cepat, aku tidak punya waktu lagi." Bentak wanita itu.

Tanpa sadar pembicaraan mereka di dengar oleh Lan Hua. Ia melipatkan kedua tangannya di depan pintu dengan menyandarkan punggungnya itu. Lan Hua memainkan pisau di tangan kanannya. Sudah lama ia tidak menancapkan pisau itu pada orang. Kini dirinya menemukan sasaran yang tepat.

Blush

Pisau yang ia layangkan tepat sasaran dan menggores pipi pelayan di depan Yoona. Setelah pisau itu menggores tepat di pipi pelayan itu. Kini pisau itu menancap tepat di dahi seseorang pengawal. Hingga pengawal itu ambruk di tanah dan meregang nyawa.

Hah

Semua orang melihat ke arah Lan Hua. Mereka menelan ludahnya susah payah. Aura yang di pancarkan di tubuh wanita di depannya bukanlah main-main.

Lan Hua tidak memperdulikan tatapan mereka, ia melangkah kah kakinya ke arah mereka. "Ada apa?" tanya Lan Hua datar.

"Si-sapa kau?" tanya ketua pelayan itu dengan gugup. Wanita di depannya memanglah cantik. Tapi sayang, dia bagaikan monster ia siap menerkam siapa saja.

"Tadi kamu mencari Permaisuri, Bukan. Sekarang sudah ada di depan mata mu." ujarnya menyunggingkan bibirnya. "Katakan saja apa mau kalian?" sambungnya lagi.

Kasim dan ketua pelayan saling menatap, mereka langsung menunduk. Dengan tangan gemetar Kasim itu mengeluarkan sebuah gulungan berisi perintah Permaisuri Lan Hua yang telah selesai masa hukumannya dan harus kembali ke istana.

"Apa mereka kekurangan wanita? sampai aku harus kembali ke istana. Ck, istana membosankan. Apa dia tidak mengangkat si ulat bulu itu. O, benar juga. Aku belum mati dan dekrit itu masih berlaku pada ku."

"Yoona siapkan semua pakaian." perintah Lan Hua yang di angguki langsung oleh Yoona. Masih dalam keadaan terkejut, Yoona segera meninggalkan mereka.

"Dan kalian, bersikaplah baik. Aku bukanlah Lan Hua yang dulu. Aku bisa bertindak kejam, bahkan bisa membunuh kalian saat ini." ujar Lan Hua dengan nada penuh penekanan.

"Ba-baik Permaisuri." Ujar Kasim itu dan ketua pelayan itu. Mereka tidak menyangka, Permaisuri yang dulunya hanya bisa menangis. Kini melayangkan pisau ke arah mereka. Bahkan pisau itu sudah membunuh satu pengawal.

"Permaisuri." Lan Hua melihat Yoona yang sudah membereskan pakaian mereka. Dengan langkah elegen dan wibawa. Lan Hua melewati orang yang masih dalam keadaan ketakutan itu.

Lan Hua masuk ke dalam kereta itu, tak butuh waktu lama. Kereta itu pun berhenti di depan bangunan megah berintieor China kuno. Lan Hua mengedarkan sekeliling halaman itu.

Tidak ada pelayan yang menyambut kedatangannya. Lan Hua bisa merasakan jika kedatangannya sangat tak di harapkan. Betapa banyaknya orang yang membencinya di istana itu. Pelayan rendahan menganggap lebih rendah hanya karna Permaisuri yang tidak di cintai oleh Kaisar.

"Permaisuri." Seorang wanita paruh baya dengan memakai hanfu merah bersulaman naga menuju ke arahnya dengan tergesa-gesa. Wanita paruh baya itu pun memeluk Lan Hua.

"Permaisuri, Ibu sangat merindukan mu." ujarnya menangis.

Lan Hua tersenyum tipis, ia melepaskan pelukannya itu. "Aku sudah kembali Ibu, jadi tidak ada yang perlu di khawatirkan lagi."

Wanita paruh baya itu pun mengangguk dan kembali memeluknya. "Maafkan Ibu yang tidak bisa membantu mu. Ibu hanya wanita lemah."

"Sudahlah Ibu, tidak ada yang perlu di sesali."

"Baiklah, kamu istirahat dulu. Dan setelah ini, mari kita berbincang-bincang."

Lan Hua mengangguk, kedua wanita itu menuju ke kamar Lan Hua. Namun tiba-tiba langkah Lan Hua berhenti saat seseorang memanggilnya.

"Lan Hua," sapa seorang laki-laki. Bagaikan tersengat listrik. Ada sesuatu di hati Lan Hua membuat hatinya sakit. Lan Hua menoleh, ia ingat wajah itu. Wajah ayah Lan Hua, Jendral Liu dan di sampingnya Selir Mei, Adik tirinya.

Kedua orang itu pun menunduk hormat, Lan Hua hanya menatap tajam ke arahnya.

"Hamba sangat senang Permaisuri sudah kembali." ucap Selir Mei semanis mungkin. Tetapi hatinya berkata lain.

"Senang atau marah, itu bukan urusan ku." ucapnya acuh.

"Permaisuri."

"Jika tidak ada yang perlu di bicarakan. Aku mau istirahat." ucap Lan Hua memutar tubuhnya dan hendak melangkah.

"Permaisuri bagaimana kabar mu?" ucapan itu lolos keluar dari Jenderal Liu yang membisu sedari tadi

"Mati atau tidaknya, tidak ada sangkut pautnya dengan mu." ucap Lan Hua dengan nada menekan. Ia kembali melanjutkan langkahnya.

Ibu Suri membeku, ia menatap ke arah Jenderal Liu. Dirinya pun shok, Lan Hua mengacuhkan Jenderal Liu padahal dulu. Lan Hua sering menemui Jenderal Liu mengemis kasih sayang darinya. Dan sekarang, Lan Hua berubah.

Lain halnya dengan Jenderal Liu, ia mematung rasa sakit di dadanya semakin menjalar. Dadanya terasa sesak. Jujur saja, saat Lan Hua menjauh dari sosoknya. Tiba-tiba dia teringat mendiang istrinya. Wajah tersenyum saat mendiang istrinya tengah mengandung Lan Hua.

"Ayah." Lirih Selir Mei yang melihat punggung Jenderal Liu semakin menjauh.

Lan Hua..

Perubahan Lan Hua

Tiga hari telah berlalu.

Kaisar Feng sudah tau mengenai kedatangan Lan Hua. Namun ia enggan mendatangi kediamannya itu. Walaupun hanya sekedar melihatnya. Jujur saja, di lubuk hatinya yang paling dalam. Ia merasa bersalah atas pengasingan Lan Hua. Namun hati dan pikirannya bertentangan, hatinya merasa kasihan tapi pikirannya mengatakan tidak demi Selirnya. Lagi pula, Permaisurinya itu sudah lancang menyakiti istri tercintanya.

"Yang mulia apa anda tak mau menemui Permaisuri?" tanya Selir Mei seraya duduk di oangkuan Kaisar Feng. Namun tidak ada jawaban. Selir Mei mengkerutkan keningnya, ia langsung mengecup bibir Kaisar Jasper membuat sang empu langsung tersadar.

"Apa Yang Mulia memikirkannya? Apa yang Mulia ingin menemuinya?" Tanya Selir Mei dengan wajah kesal.

Sejak dimana kedatangan Lan Hua, hatinya menjadi gusar. Tidak bisa di pungkiri, wajah Lan Hua mampu membuat geger istana.

"Untuk apa aku menemuinya? lagi pula dia kembali hanya karna aku kasihan dan mengingat mendiang Ayah. Jika bukan karna Ayah. Aku tidak sudi menerimanya kembali." jawab Kaisar Feng dengan nada kesal. Ia tidak nyaman dengan Selir Mei. Seharusnya dia memikirkannya, bukan rasa bersalah atau semacam apa pun.

"Kau tau Yang Mulia, wajah Permaisuri telah sembuh.." tutur Selir Mei, ia takut Kaisar Feng menaruh hati pada Lan Hua. Jika dulu ia bisa menandingi kecantikannya. Namun sekarang ia merasa jauh dari wajah Lan Hua.

"Biarkan saja, bagiku kau lah yang paling cantik." ucap Kaisar Feng tersenyum, lalu mencium bibir Selir Mei. Ciuman hangat itu membuat Kaisar Feng tidak bisa menghentikannya. Kaisar Feng menggendong tubuh Selir Mei ke kasurnya, kemudian mencium setiap tubuhnya. Terjadilah ******* itu memenuhi ruangannya.

Sementara di Kediaman Phoenix....

Lan Hua duduk sambil menopang dagu. Tidak ada yang membuatnya bersemangat kembali ke istana. Jika di luar ia bisa bertingkah laku seenaknya. Tapi tidak dengan berada di istana. Yoona seakan menjadi hansip polisi yang siap siaga menasehatinya. Jangan ini jangan itu. Tidak boleh begini, tidak boleh bagitu dan banyak lainnya tentang ceramahnya itu.

Huft males bangett hidup di jaman ni,,,

buat bete saja gak bisa hidup tanpa Hp ooh Oppa kuuu...

Aku merindukan kalian Ji Chan Wook waah tampannya kebangetan,, senyumnya ...

aah Oppa Le Min Hoo...

Huft ngebayangin mereka saja bikin ngiler...

aah udah lah mending aku tidur gumam Lan Hua.

menuju ranjanganya dan merebahkan tubuhnya menjemput sang alam mimpi.

Ke Esokan Paginya...

Lan Hua di rias oleh Yoona sebaik mungkin, bahkan Yoona sudah beberapa kali mengubah gaya rambut Lan Hua membuat sang empu semakin kesal.

"Sudahlah Yoona, sebaiknya kamu menggerai saja rambut ku." ujar Lan Hua langsung menghentikan tangan Yoona yang ingin mengikatnya kembali.

"Tapi Meimei, kamu harus.."

Lan Hua langsung berdiri, dia keluar tanpa mengatakan sepatah kata apa pun. Bibirnya menggerutu sepanjang perjalanan. Ia berdecak pinggang. Yoona pun berlari kecil mengejar Lan Hua yang dalam ke adaan marah. Ia takut, Lan Hua berbuat aneh-aneh.

"Salam hormat Yang Mulia Permaisuri."ucap Selir Mei.

Lan Hua terkejut, ia menoleh ke sampingnya. Tatapannya beralih ke arah laki-laki dengan wajah tampan menatapnya tanpa berkedip. Lan Hua melihat laki-laki itu dari bawah ke atas. Memakai jubah bersulaman naga emas. Sudah di pastikan laki-laki di depannya adalah Kaisar Feng, suami bajingan Lan Hua.

Apakah dia benar Permaisuri ? kenapa dia sangat cantik batin Kaisar Feng, tanpa sadar batinnya mengatakan hal itu.

"Permaisuri kau mau .."

"Tidak ada sangkut pautnya dengan mu Yang Mulia." Potong Lan Hua dengan nada dingin kemudian melanjutkan perjalanannya tanpa peduli dengan Kaisar yang terkejut.

Kaisar Feng hanya diam membeku, dia tidak pernah menyangka dengan jawaban Lan Hua, yang dulunya begitu lembut dan sekarang malah bersikap dingin dan acuh..

Selir Mei, Kasim Qie dan para pelayan sangat terkejut, mereka hanya membulatkan mulutnya dengan lebar.

Mereka tau betul, Lan Hua dulunya sangat takut pada Kaisar Feng, bahkan tidak pernah menatap wajahnya. Kasim Qie dan para pelayan hanya saling menatap, menelan ludahnya susah payah.

"Yang mulia, kenapa anda melamun?" tanya Selir Mei membuyarkan lamunan Kaisar Feng.

"Maaf yang mulia sikap Jiejie tadi,

mungkin Jiejie tidak suka dengan hamba." pura pura sedih dengan mengeluarkan air matanya.

Kaisar Feng menghapus butiran palsu di pipi Selir Mei. "Tidak usah memikirkan itu Mie'er, biarkan saja. Ayo," ucap Kaisar Feng melanjutkan perjalanan tanpa berpaling dari pikirannya akan perubahan Permaisurinya itu.

Sementara Lan hua menikmati Keindahan Istana Kaisar Feng. Tidak bisa di pungkiri dirinya menjelajahi waktu.

widihh Istana seperti ini luas juga indah

padahal dulu aku hanya liat di drama korea itupun film drama MOON LOVERS SCARLET RYOE..

Ahh aku merindukan pria tampan itu..

huft gak nyangka aku juga terlempar ke sini,,

di zaman seperti ini sih banyak cogan tapi lok cogannya kayak kaisar balok es kutub utara hemmm males banget gumam Lan Hua.

Lan Hua menghentikan langkahnya ketika mendengarkan seorang pelayan. Rupanya tentang dia yang menghukum pelayan tidak sopan belum menyebar.

"Apa sampah itu kembali kenapa tidak mati saja sekalian daripada membuat kerajaan malu." ucap salah satu pelayan.

"Iya iya kau bener, lagi pula Yang Mulia tidak akan mencintainya." ucap pelayan yang lainnya.

"Permaisuri yang tak dianggap itu, hanya bisa mengotori istana. Walaupun wajahnya cantik. Tapi tidak menghilangkan kebencian Yang Mulia, bahkan selama ini. Yang Mulia tidak pernah menemuinya.." timpal salah satu pelayan.

beraninya mereka bergosip tentang diriku batin Lan Hua geram, tidak bisakah dunia kuno ada larangan penggosip sambungnya kembali.

Lan Hua yang telah jengah mendengarkan panas dingin gosipan itu, ia masuk tanpa memberikan bunyi langkah kakinya dan

plak

Lan Hua menampar salah satu pelayan yang berada di posisi tengah.

"Apa pekerjaan kalian hanya menjelekkan nama ku, aku salut dengan keberanian kalian," ucap Lan Hua dengan nada penuh penekanan. seraya mencengkram dagu pelayan yang berada di tengah itu.

"Maaf Yang Mulia, tapi itu memang kenyataanya." ucap salah satu pelayan mendongakkan kepalanya menatap Lan Hua dengan tatapan sinis.

"Lagi pula kita tidak akan takut dengan Yang Mulia. Yang Mulia Permaisuri tidak pernah dicintai oleh Yang Mulia Kaisar." ucap pelayan lainnya.

"Oh kalian menantang ku," ucap Lan Hua menyunggingkan bibirnya.

prang

Vas bunga itu jatuh setelah Anastasya melemparkannya ke sebuah dinding. Pecahan vas bunga itu pun bertaburan dimana mana. Lan Hua maju ia mengambil salah satu pecahan vas bunga itu.

Lan Hua mengangguk, ia mendekat ke arah tiga pelayan yang sekarang berdiri gemetar.

"Aku penasaran dengan keberanian kalian," Anastasya tersenyum sinis.

"Pengawal, pegang kedua tangan ini." teriak Anastasya menunjuk ke arah pelayan yang berada di tengah.

"Permaisuri apa yang kau lakukan, Yang Mulia tidak akan mengampuni Permaisuri," teriak pelayan itu meronta-ronta.

sret

aakhh

Teriak pelayan itu, ia merasakan sakit di pipi kanannya.

Sementara Lan Hua tersenyum sinis, "Hanya segini keberanian mu," Lan Hua memperlihatkan pecahan vas bunga yang berlumuran darah itu.

"Permaisuri, ampuni hamba."

sret

akhhh

"Siram dia dengan air panas yang bercampur garam dan ini semua adalah peringatan bagi kalian. Jangan coba-coba melawan ku." ucap Lan Hua melirik ke arah kedua pelayan yang menunduk.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!