NovelToon NovelToon

Hello Brothers: Pangeran Kembar

Ucapan Author

Thor kembali! ah.... senang rasanya dapat melanjutkan novel ini, setelah 'Hello Brothers' pertama sudah tamat thor mulai menulis novel baru dgn genre teen-romance dengan judul " gadis dollar " buat kalian yang penasaran silahkan di baca.

Ups.. thor lupa bilang, di sini bukanlah isi cerita jadi buat yang ingin langsung membaca boleh lompati ke bagian berikutnya.

Sebenarnya thor agak sedih juga karena rencana di awal untuk membuat novel horor harus di pending sebab thor sedang mencoba mengejar 60rb kata /bulan, thor tidak pernah membuat novel horor karena itu pasti akan sulit membuatnya. Thor harus membuat kerangkanya dulu agar ceritanya tidak menyimpang dari jalur dan itu cukup sulit.

Akhirnya thor memutuskan untuk menggantinya dengan novel ini, mengangkat tema yang sama meski dengan latar yang berbeda thor pikir akan lebih mudah karena di novel ini thor hanya akan melanjutkan ceritanya.

Semoga dalam satu bulan ini target thor bisa tercapai meski harus membuat dua novel sekaligus. Ini adalah kali pertama thor membuat dua novel dalam satu waktu yang hanya berselang satu bulan saja, semoga baik novel ' Gadis dolar ' atau 'Hello Brothers : pangeran kembar' sama-sama bisa berjalan dengan baik sampai tamat.

Di serial 'Hello Brothers' yang pertama banyak sekali masukan yang thor dapat dan thor ucapkan terimakasih, sebab dengan begitu thor bisa memperbaiki kesalahan atau kekurangannya.

Di novel pertama cerita fokus pada Anna sang tokoh utama, karakter Anna di awal memang cukup barbar. Sangat tidak cocok dan tidak boleh di tiru! awalnya thor berniat membuat sifat yang kasar tapi ternyata kebablasan hehe..

Karena itu di novel ini thor akan buat sifat setiap karakter meski kejam tapi sesuai porsinya (semoga thor bisa).

Di novel kedua ini sedikit bocoran peran Joyi atau bibi Joy sang pembantu setia akan lebih dominan, mungkin. Sebab memang di sini kita akan melihat misi balas dendam Joyi, dan apakah kalian tidak heran? mengapa seorang pembantu bisa-bisanya membalas dendam hanya karena di usir? nanti akan terjawab di sini.

Untuk tokoh utamanya sendiri sesuai dengan judul adalah si kembar, mereka akan terpisah karena suatu sebab tapi akan bertemu tentunya suatu hari nanti dan mengetahui alasan mereka terpisah. Pertanyaannya anak siapakah si kembar ini? apakah anak dari pasangan Shigima dan Amelia? mengingat di novel pertama memang Amelia sedang hamil. Jawabannya tentu kalian harus membacanya.

Di sini juga Anna akan kembali, sang tokoh utama di novel pertama yang tiba-tiba hilang. Namun di novel ini dia akan menjadi sosok yang baru, Kira-kira apa ya?

Masih ingat dengan pasangan muda mudi kita Mina dan Colt? Kira-kira bagaimana perkembangan hubungan mereka? akan terjawab juga di novel ini.

Ah, satu poin penting yang tidak boleh kalian lupakan adalah kaum penyihir berhasil mengalahkan vampire, tapi bukan berarti perang usai begitu saja lho!

Kembali mengangkat kisah keluarga Hermes dan tahta di Kerajaan vampir yang kosong, kematian Viktoria sangat berpengaruh besar di novel ini. Banyak yang berubah setelah kepergiannya, jadi.... buat kalian yang belum membaca novel yg pertama thor sarankan kalian membaca dulu "Hello Brothers" bagian pertama agar tidak bingung dan dapat mengerti jalan ceritanya.

Sepertinya spoilernya cukup sampai di sini saja, thor harap kalian terhibur dan merasa puas dengan cerita yang Thor suguhkan.

Salam cinta untuk kalian...

Bab 1 Kenangan Yang Bagai Mimpi

Sebuah nyanyian merdu membangunkannya di malam yang gelap itu, semilir angin membawa serta irama diantara celah. Penasaran ia pun bangkit untuk mencaritahu siapa pemilik suara yang indah itu, perlahan ia berjalan hingga sampai di taman belakang.

Seorang wanita dengan gaun panjang yang menjuntai hingga kebawah nampak asyik memetik bunga, terkuaklah bahwa sumber nyanyian itu berasal darinya.

Ah...

Nyanyian itu terhenti tiba-tiba oleh pekikan ringan, ia segera berjalan mendekati wanita itu dan melihat wajah cantik yang sedang meringis. Nampak jari telunjuknya berdarah akibat tertusuk duri yang tajam.

"Berikan tanganmu" ujarnya meminta.

Wanita itu menurut dan tersipu malu saat jarinya yang terluka di hisap lembut hingga darah itu tak berbekas.

"Lain kali hati-hati" ujarnya mengingatkan.

"Aku ingin menghias kamar kita dengan bunga-bunga yang indah" ucap wanita itu.

"Catherine.. apakah dulu kamarmu juga selalu di hias oleh bunga-bunga?" tanyanya.

"Mm, ada banyak sekali bunga di pekarangan rumah kami. Aku selalu memetiknya setiap hari dan memajangnya di kamarku" jawabnya.

"Baiklah.. biar ku petikkan untukmu."

Catherine mengangguk sambil tersenyum, ia begitu bahagia melihat suaminya mau memetikkan bunga untuknya. Meski dengan wajah dingin dan jarang tersenyum tapi sebagai suami Reinner selalu memberikan perhatian kecil yang justru berarti baginya.

"Catherine" panggilnya.

"Ya... "

"Bisakah... kau nyanyikan lagu tadi untuk ku?"

"Tentu saja... "

Catherine menarik nafas panjang dan mulai menyanyi.

"Bila langit menunjukkan cahayanya maka itu adalah saatnya untuk terpejam

Kunci semua pintu dan jendela kalau tidak dia akan datang

Tanpa mengetuk menghembuskan nafasnya di lehermu

Serigala akan melolong

Dan kau pun tertidur"

"Mengapa... liriknya seakan memiliki arti tersembunyi" tanya Reinner.

"Ini adalah lagu pengantar tidur yang selalu ibuku nyanyikan untukku saat aku masih kecil, sebelumnya beliau akan menceritakan sebuah dongeng untuk ku"

"Kau mau menceritakan dongeng itu kepadaku?"

"Tentu!" jawab Catherine dengan senang hati.

"Ada seorang anak kecil yang selalu bermain di pinggiran hutan seorang diri, dia akan menangkap kunang-kunang atau bermain kejar-kejaran dengan bayangannya. Suatu hari, dia bermain terlalu jauh hingga masuk ke dalam hutan. Dia lupa jalan pulang dan tersesat, dalam keadaan ketakutan ia di selamatkan oleh seorang pak tua. Dia pun dibawa pulang ke rumah pak tua itu yang ternyata memiliki anak yang sebaya dengannya, rasa takutnya hilang sebab ia memiliki teman untuk bermain. Tapi lama kelamaan ia sedih karena rindu pada orangtuanya, si pak tua pun mengantarkan anak itu pulang.

Betapa bahagianya ia setelah kembali ke rumah, namun ia juga sedih karena harus berpisah dengan temannya. Karena tak tega melihat anaknya sedih kedua orangtuanya pun memberikan hadiah di hari ulangtahunnya, yaitu si pak tua dan temannya akan tinggal bersamanya untuk selamanya."

"Itu dongeng yang cukup menarik" komentar Reinner.

"Ya... "

"Aku sudah selesai memetiknya, ayo kembali ke kamar!" ajak Reinner.

Catherine tersenyum dan berjalan tepat di samping Reinner.

* * *

Di sebuah ruangan yang penuh debu kayu Reinner duduk sendirian dengan tangan yang tak berhenti mengukir, pintu tiba-tiba terbuka dan nampak lah Catherine masuk kedalam sambil membawakan segelas cairan merah.

"Kau sedang apa?" tanya Catherine.

"Membuat patung bajak laut"

"Kau senang benda semacam itu?"

"Dulu aku mengoleksinya, bersama saudariku kami sering bertengkar memperebutkannya" jawab Reinner yang tiba-tiba terkenang masa lalu.

"Apakah dia Anna?" tanya Catherine penasaran.

"Ya, Anna yang beberapa waktu lalu namanya sering di sebut-sebut karena berbagai kontroversi"

"Kalian sepertinya sangat dekat"

"Kami memang dekat, saking dekatnya kami tidak boleh bertemu sebab jika bertemu pasti akan bertengkar"

"Hmm, namanya saudara memang seperti itu. Jika dekat bertengkar tapi jika jauh saling rindu" ujar Catherine sambil tersenyum.

Ah...

Erang Reinner tiba-tiba sambil mengucek matanya.

"Ada apa?" tanya Catherine cemas.

"Mataku... sepertinya kemasukan debu"

"Biar aku lihat!" ujar Catherine menempelkan kedua tangannya di pipi Reinner.

Ia melihat dengan teliti namun tak menemukan apa pun kecuali pantulan wajahnya, ditiupnyalah mata Reinner agar tidak perih lagi. Namun beberapa detik kemudian ia sadar mata Reinner tengah terpaku padanya, ia merasakan kehangatan di balik tatapan itu dan sesuatu yang lebih menarik lagi.

Perlahan Catherine melepaskan tangannya tapi justru kini Reinner yang menyentuh mulai dari pinggang hingga ke punggung, membelai lembut sampai menariknya agar lebih mendekat lagi.

Mereka saling menatap, saling tersenyum kemudian saling mendekat satu sama lain. Gelora mulai membakar hati mereka, menimbulkan hawa panas yang mereka keluarkan lewat hidung dan mulut.

"Catherine.... " panggil Reinner dengan suara lembut.

"Aku mencintaimu... " ujarnya tanpa keraguan sedikit pun.

* * *

"Reinner! dengan ini kunyatakan bahwasanya kau telah resmi menjadi Raja, mulai detik ini seluruh kaum vampire akan setia kepada mu dan patuh pada perintahmu" umum seorang petinggi yang selesai memakaikan mahkota di atas kepalanya.

Dengan bangga Reinner bangkit dari sujudnya dan berbalik untuk menatap kaumnya.

"Hidup Yang Mulia Reinner!" seru salah seorang vampire.

"Hidup Yang Mulia Reinner!" balas yang lain dengan kompak.

Pesta penobatan resmi di gelar, musik mengalun memeriahkan suasana dengan anggur kualitas terbaik di setiap gelas. Ada juga cairan merah yang menjadi minuman pokok untuk mereka yang tak kuat minum anggur.

Reinner berjalan gagah mendekati Catherine, dengan sedikit membungkukkan badan tangan Reinner terulur yang di sambut baik oleh Catherine.

Mereka maju ke lantai dansa dan mulai menari bersama yang lain, di hari bahagia itu Catherine nampak lebih senang dengan wajahnya yang merona.

"Kau pasti sangat bangga menyandang status sebagai permaisuri" bisik Reinner.

"Tentu saja, suamiku mendapatkan kehormatan yang sulit di dapatkan oleh bangsawan mana pun"

"Begitukah? jadi jika aku hanya seorang vampir biasa maka kau tidak puas?"

"Tidak seperti itu, ada hal lain yang membuatku sangat senang"

"Apa itu?" tanya Reinner penasaran.

"Sejak pertama bertemu aku pikir aku akan menikahi seorang pria dingin yang kasar, tapi setelah kepulangan mu dari medan pertempuran ternyata kau sangat usil dan pandai menggoda"

"Hei! aku hanya melakukan itu pada istriku"

"Aku tahu, karena itu aku sangat senang. Kedepannya meski kau akan sibuk dengan urusan kerajaan tetaplah bersikap seperti ini padaku, aku pun akan menjadi istri yang penurut untukmu"

"Kalau begitu aku akan memberi perintah pertamaku kepadamu"

"Benarkah? apa itu?"

"Permaisuri ku, sebagai seorang Raja aku perintahkan kau untuk memberiku keturunan"

"Jika aku tidak mau?" goda Catherine.

"Maka aku akan mengambil cuti selama setahun untuk membawamu pulang, di kediaman ibumu setiap hari kita akan berusaha terus hingga berhasil"

"Rei!" panggil Catherine sambil mencubit pinggang.

Mereka pun tertawa dan kembali menikmati sisa pesta dengan damai.

* * *

Reinner bangun dari tidurnya dan menemukan sarapannya sudah siap di atas meja, hari itu saat badannya kurang sehat Catherine sengaja menyiapkan sarapan di dalam kamar agar Reinner bisa beristirahat.

"Selamat pagi Yang Mulia" sapa Catherine.

"Pagi"

"Sarapan anda sudah siap, sebaiknya Yang Mulia cepat makan sebelum semuanya menjadi dingin"

"Bagaimana dengan permaisuriku?"

"Aku akan sarapan setelah Anda selesai makan"

"Mana bisa begitu!" ujar Reinner sambil menarik tangan Catherine hingga ia duduk di sampingnya.

"Kau pun harus sarapan, jadi mari kita makan bersama."

Reinner mulai menyendok sup, meniupnya beberapa kali dan memberikan suapan pertama itu kepada Catherine. Dengan senang hati Catherine mau memakannya, mereka bergantian saling menyuapi sampai makanan itu telah habis.

"Rei... sudah lama kita tidak mengunjungi keluargamu, apakah mereka sehat-sehat saja?" tanya Catherine.

"Ah kau benar, terakhir kali kita berkunjung saat pesta ulang tahun Hans"

"Kapan kau akan pergi berkunjung lagi?"

"Saat ini aku masih sibuk dengan urusan di istana, mungkin setelah beberapa urusanku selesai. Kenapa?"

"Tidak, aku hanya bosan berada di istana terus. Tapi sangat tidak pantas jika kita bepergian di situasi yang sedang kacau ini"

"Ya... bersabarlah istriku, aku pasti akan membawamu jalan-jalan keluar istana" ujar Reinner berjanji.

Byur....

Arrhhhhh... hhhhh.... hhhhh.. hhhh

"Bangun!" teriak seseorang kepadanya.

Srek

Rantai yang di ikat di tangannya ikut terbawa saat ia memegang kepalanya yang pening, samar-samar dilihatnya seseorang dengan tubuh besar penuh otot masih memegang ember berdiri tepat di depannya.

"Ini! cepat habiskan makanan mu!" teriaknya sambil menendang sebuah piringan berisi roti dan sup yang telah tumpah.

Dengan cepat ia mengambil roti itu dan memakannya dengan suapan yang besar, meski roti itu rasanya tidak enak dan cukup keras tapi lebih baik dari pada mati kelaparan.

Sebagai penutup diseruputnya kuah sup yang hanya tinggal beberapa tetes itu.

Hahaha Hahaha Hahaha

"Siapa yang dapat mengira? Raja para vampir berbadan kotor dan bau menyeruput sup hingga menjilati piringan karena tak tahan kelaparan" ujar orang itu sambil menunjuk.

Jika ia adalah Reinner yang dulu sudah bisa di pastikan ia akan bangkit untuk menyerang orang yang telah menghinanya, tapi kini dia hanyalah seorang budak tak bertuan yang hidupnya tak lebih berarti dari serangga.

Dihembuskannya nafas panjang, mengingat kembali kenangan indah yang sejak tadi menjadi bunga dalam mimpinya. Ia termenung, meratapi nasib yang buruk dalam hidupnya.

Ia mencoba berfikir dimana letak kesalahan yang ia buat hingga berakhir mengenaskan seperti ini, tapi ia tak mendapatkan jawabannya.

Reinner kembali menutup mata, teringin tidur lagi sebab hanya pada saat itu ia bisa merasa senang dengan memimpikan istrinya tercinta.

Bukan hal mudah bagi Reinner untuk sampai ke tahta, ia harus melawan adat yang telah berlangsung ribuan tahun lamanya. Beberapa waktu sempat ia ingin menyerah tapi bayangan Anna memberinya semangat kembali, Anna telah berkorban banyak untuk perdamaian karena itulah kini tugasnya untuk tetap menjaga perdamaian itu.

Hingga ia akhirnya berhasil menduduki tahta Raja, rupanya masih ada saja segelintir orang yang tak senang akan hal itu. Terlebih para petinggi yang notabene para tetua dengan pikiran kolotnya, mereka sering kali membuat Reinner kewalahan hingga jatuh sakit.

Tapi bukanlah seberapa di bandingkan dengan fitnah yang membuatnya berakhir di tempat itu, sebuah ruangan gelap dengan tangan dan kaki yang dirantai.

Yang ia tak mengerti mengapa ia masih di berikan hidup? padahal jelas jika seseorang ingin menggulingkannya dari tahta mengapa harus repot pula mengurung dan memberikannya hidup setelah dia bukanlah lagi siapa-siapa.

"Tu-tuan!" panggil orang itu gugup.

Sikap kurang ajarnya tiba-tiba berubah menjadi patuh saat seorang pria masuk ke dalam ruangan itu, tanpa daya Reinner menatap perlahan.

"Apa dia sudah di beri makan?" tanya pria itu.

"Su-sudah tuan"

"Bagus" jawabnya.

Ia jongkok dan melihat wajah Reinner lebih dekat lagi, seolah memastikan bahwa Reinner adalah orang yang benar.

"Si-siapa kau... " tanya Reinner pelan.

"Kau tidak perlu tahu siapa aku, anggap saja aku malaikat mu yang akan menyelamatkan hidupmu tapi siap merenggut nyawamu secara bersamaan" jawabnya.

"Pastikan dia selalu mendapatkan makanannya, jangan terlalu sakiti dia aku tidak mau dia cacat" ujarnya pada penjaga itu.

"Baik Tuan, saya mengerti"

Pria itu menepuk pundak penjaga dan mulai beranjak pergi namun Reinner dengan kekuatannya mencoba menghentikan pria itu meski hanya dengan teriakan yang tak lebih kencang.

"Tunggu! katakan apa maumu? kenapa kau mengurung ku seperti ini? aku sudah tidak punya keluarga atau pun tahta"

Hehehe hahaha hahaha hahah

Tawa pria itu menggelegar di ruangan yang sempit, menggema di setiap juru dan cukup memekakkan telinga.

"Aku tidak tertarik pada tahta mu, tapi.... ya! aku tertarik pada keluarga mu. Bukankah kau masih punya saudari? seorang gadis yang sempat menggegerkan karena darah kebangsawanannya, jika kau mau memberitahu aku dimana keberadaannya maka aku akan memberikan mu hadiah" ujar pria itu.

"Maksudmu.... kau mencari Anna?" tanya Reinner.

"Tentu! siapa lagi? aku hanya tertarik padanya, lebih tepatnya pada kekuatannya. Jadi.... bagaimana?"

"Aku... tidak tahu... Anna hilang begitu saja, tidak ada yang tahu dimana dia berada"

"Arhhhh.... sayang sekali, padahal jika kau mau memberitahuku maka aku akan memberitahumu tentang kematian istrimu" ujarnya tersenyum licik.

"Apa maksud mu?" tanya Reinner cepat.

"Yah... aku hanya bisa bilang bagaimana jika istrimu tidak mati dalam kejadian itu, mungkin saja dia selamat."

Reinner terpaku, teringat bagaimana kejadian tragis itu menimpa keluarga kecilnya. Di satu malam saat fitnah telah membuatnya kehilangan tahta ia pun mengungsi untuk menghindari serangan amukan masa, tapi tetap saja ia di buru bagai hewan.

Seorang diri, dia mencoba menyelamatkan keluarga kecilnya dengan mengorbankan diri. Setengah mati ia melawan para prajurit vampire hingga lelah dan yang lebih mengenaskan adalah saat ia melihat Catherine jatuh tersungkur, badannya yang terluka dan tangannya terulur padanya seolah meminta bantuan dalam beberapa detik kemudian.

Kyaaaaaa.......

Sebuah pedang menghujam jantungnya, air mata mengalir membasahi dedaunan kering. Beberapa detik setelahnya terdengar sebuah teriakan memilukan, ia pikir itu adalah suara serigala di tengah hutan tapi semua orang bilang dia yang berteriak.

Masih dengan kesadaran yang tinggal setengah ia genggam erat tangan Catherine yang sudah memejamkan mata, tapi beberapa prajurit mencoba memisahkan mereka hingga pada akhirnya seseorang memukul kepalanya hingga tak sadarkan diri.

Saat terbangun ia sudah berada di ruangan ini, dengan kaki dan tangan yang terikat rantai.

Bab 2 Kehadiran Anggota Baru

Perlahan ia membuka matanya, mengerjap untuk beberapa kali sebelum akhirnya ia bisa melihat dengan jelas. Di sampingnya tak ada siapa pun kecuali guling, ia pun beranjak turun dari ranjang dan pergi keluar kamar.

Tak ada siapa pun di sana, dengan hati yang mulai kacau ia mencari ke kamar ibunya dan di sanalah mereka berada.

"Ah Agler...kau sudah bangun rupanya" ucap ayahnya yang segera menggendongnya.

"Lihat! adikmu sudah lahir, bukankah dia cantik?" ujar ibunya menunjukkan bayi yang sedang tidur lelap di pangkuan ibunya.

"A... dik" panggilnya.

"Ya... adik, namanya adalah Ima, nanti kalau adik Ima sudah bisa jalan Agler harus ajak main ya.. " ucap ayahnya.

Ia mengangguk meski belum sepenuhnya mengerti, membuat gelak tawa di kamar itu.

Dua belas tahun kemudian.

"Agler.... " panggil ibunya.

"Iya bu..." jawab Agler yang segera bergegas menghampiri.

"Antarkan pakaian ini ke Nyonya Robert, jangan sampai terlambat kalau tidak nanti dia marah"

"Baik bu" jawab Agler.

"Aku ikut.... " teriak Ima yang tiba-tiba datang.

"Tidak boleh, rumah Nyonya Robert cukup jauh" ujar Agler.

"Memang kenapa kalau jauh?"

"Kakak mu pasti akan kembali nanti malam, jadi dari pada menyulitkan pekerjaan kakak mu sebaiknya kau bantu ibu menjahit"

"Ah ibu.... " erang Ima.

"Jangan ngeyel, nanti kakak bawakan kelinci untukmu" bujuk Agler.

"Janji ya... kelinci yang gemuk"

"Iya"

"Hore..... " sorak Ima girang.

"Kalau begitu Agler berangkat dulu bu" ujarnya berpamitan.

"Ya, hati-hati di jalan."

Dengan menggunakan sepeda Agler pergi seorang diri untuk mengantarkan pesanan, di lain pihak ayahnya justru baru pulang di hari yang telah mencapai senja itu.

"Ayah ini minumnya" ujar Ima menyambut kepulangan ayahnya.

"Terimakasih cantik... "

"Sama-sama... " jawab Ima tersenyum senang.

"Kemana Agler?"

"Di pergi mengantar pesanan" jawab sang istri.

"Oh...besok adalah hari ulang tahun Agler yang ke lima belas, apa kau sudah menyiapkan apa yang ku minta?" tanyanya.

Sang istri tak langsung menjawab, di liriknya dahulu Ima yang ada di sana.

"Ima... tolong kupas kentang yang ada di dapur, sebentar lagi waktunya makan malam"

"Baik bu" jawab Ima yang segera pergi ke dapur.

Setelah mereka hanya tinggal berdua saja barulah sang istri berani bicara.

"Mina ada apa?" tanyanya.

"Aku tidak ingin Ima mendengar percakapan kita, dia masih terlalu kecil untuk memahami semua ini" jawabnya.

Colt tersenyum dan menggenggam tangan Mina dengan lembut.

"Ima sudah berusia dua belas tahun, ia juga sudah tahu bahwa dia bukan manusia normal seperti yang lain untuk apa di tutup-tutupi?"

"Ima berbeda dari Agler kau tahu itu!"

"Mina... apa kau menyesal telah menikah dengan ku?" tanya Colt.

"Tidak! sejak awal aku sudah tahu resikonya, hanya saja.... aku tidak ingin melihat putri kita terjebak di dunia yang pernah mengikat mu. Aku mendengar dunia saat ini sedang genting, kaum vampir terpecah menjadi dua kubu. Peperangan itu pasti akan terjadi lagi, aku.... aku sangat takut. Aku tidak mau melihat peristiwa itu lagi" sergah Mina.

Bagi manusia biasa sepertinya memang bukan hal mudah untuk menghadapi hal seperti itu, matanya sudah terlalu sering melihat monster dan pembunuhan yang membuatnya syok.

"Tenanglah, aku tidak mungkin melibatkan anak kita dalam hal seperti itu" ujar Colt.

Mina mengangguk, ia percaya Colt akan menepati janjinya dan pasti berusaha sekuat tenaga demi keselamatan keluarganya.

* * *

"Ini uangnya, kau boleh pergi sekarang" ujar Nyonya Robert.

"Terimakasih" jawab Agler menerima sejumlah uang itu.

Agler hendak berpamitan tapi Nyonya Robert sudah lebih dulu menutup pintu, maka ia pun segera mengambil sepedanya dan bergegas pulang.

Hhhhhh

"Dia benar-benar dingin dan galak" gumamnya setelah pergi cukup jauh dari rumah Nyonya Robert.

Saat melewati hutan ia teringat akan janjinya untuk membawakan kelinci, meski hari sudah mulai gelap tapi Agler tetap menyempatkan diri masuk ke dalam hutan untuk menangkap kelinci.

Cukup sulit baginya menemukan kelinci sebab di jam itu kebanyakan kelinci sudah masuk ke dalam sarangnya, hingga akhirnya ia dapat menemukan satu yang masih berkeliaran.

Bergegas Agler memburu kelinci itu, namun ternyata kelinci itu lebih lincah dari perkiraannya. Ia ikut masuk lebih dalam ke dalam hutan mengikuti arah kelinci itu berlari, sampai matahari benar-benar telah tenggelam dan hutan menjadi gelap total.

Ini adalah kesempatan bagus untuknya sebab ia dapat melihat dengan baik di tengah kegelapan, dengan satu loncatan ia berhasil menangkap kelinci itu bersamaan dengan suara teriakan seseorang.

Agler cukup terkejut, ia tahu telinganya tak salah mendengar. Tak mau terlibat pada masalah ia bergegas pergi dari tempat itu, namun justru ia malah melihat hal yang cukup membuatnya kaget.

Seorang pria besar terlihat sibuk menghisap leher seorang wanita yang tak sadarkan diri, mencoba tetap tenang Agler mundur beberapa langkah namun.

Krek

Ia tak sengaja menginjak ranting kering hingga patah, pria itu seketika memandangnya dengan tatapan tajam yang membuat Agler cukup merasa takut.

Perlahan pria itu melepaskan wanita yang sedang ia mangsa dan berjalan mendekati Agler, semakin dekat semakin nampak wajah pria itu.

"Ah... kau membuat ku kaget, pantas saja aku tidak mencium bau manusia" ujar pria itu.

Dia melihat Agler dengan raut wajah panik dan kelinci dalam genggamannya.

"Rupanya kau pun sedang berburu, berapa usiamu nak?"

"Li-lima belas tahun" jawab Agler terbata.

"Hmmmm masih sangat muda, pantas kau hanya memburu kelinci"

"I-ini... untuk adik ku" ujar Agler masih ketakutan.

"Oh begitu rupanya, tunggu! adik? itu artinya kau punya keluarga?" tanya pria itu menyadari satu hal.

"Ya... rumah kami tidak jauh dari sini" jawab Agler sambil menundukkan kepala.

"Sial! harusnya aku tahu ini, baiklah tunggu sebentar!" ujar pria itu seolah menyesal.

Ia mengeluarkan sebuah botol kecil, disayatnya paha wanita itu hingga mengeluarkan darah dan menampungnya dalam botol kecil itu hingga penuh.

"Ayo kita pulang ke rumah mu!" ajak pria itu.

Meski Agler tidak tahu tujuan pria itu tapi ia tetap membawanya pulang ke rumah, tak ada pertanyaan yang ia lontarkan apalagi mengobrol mereka saling membisu di sepanjang jalan hingga sampai di depan pintu rumah.

Mina yang pertama kali membuka pintu cukup kaget melihat Agler pulang dengan seorang pria asing, tapi pria itu lebih kaget lagi melihat Mina.

Tiba-tiba ia bersujud di depan Mina sambil berkata.

"Mohon maaf atas kelancangan saya, saya benar-benar tidak bermaksud demikian!"

"E-eh... siapa kau?" tanya Mina bingung.

Kegaduhan di depan pintu itu terdengar sampai ke dalam, membuat Colt dan Ima penasaran hingga menengok keluar. Colt yang menatap pria itu langsung mengenalinya meski ia tak memandang wajahnya.

"Mina ajak anak-anak masuk ke dalam" perintahnya.

"Baik" jawab Mina pelan meski sebenarnya dia penasaran tentang identitas pria itu.

"Bangunlah, mari masuk dan bicara di dalam" ajak Colt.

Pria itu menurut, sesampainya di ruang tamu ia menyerahkan botol berisi darah wanita yang ia hisap tadi.

"Aku sungguh menyesal tidak mencari tahu dulu, aku baru datang sehingga tidak tahu bahwa ini adalah wilayah tuan. Aku harap tuan sudi memaafkan kelancangan saya" ujarnya.

"Tidak masalah, itu sudah terjadi tapi lain kali kau harus lebih teliti" jawab Colt.

"Mohon tuan memberi saya hukuman atas kesalahan saya agar saya bisa pergi dengan segera"

"Tidak perlu sampai seperti itu, di banding itu aku lebih senang jika kau pergi dan tak pernah kembali lagi"

"Tidak bisa tuan! saya harus menerima hukuman. Saya tidak mungkin berani mengambil kebaikan hati tuan dengan status tuan yang tinggi" ujarnya bersikukuh.

"Apa maksud mu?" tanya Colt bingung.

"Saya mengetahuinya, tuan adalah asisten Ratu Viktoria" jawabnya.

Colt cukup kaget mendengar ucapan itu, ia tak menyangka vampir asing ini mengetahui identitasnya padahal mereka baru pertama kali bertemu.

"Dari mana kau mengetahui hal ini?"

"Tentu saja dari kalung yang di pakai wanita tadi."

Colt terkesiap, sudah lama sekali ia melupakan kalung itu. Berkatnya ia kembali mengingat kejadian dimana Viktoria memberikan kalung itu dan janjinya untuk melindungi Mina, ia tak menyangka meski Viktoria sudah lama tewas janjinya itu tetap ia penuhi.

"Oh... iya" gumam Colt.

"Jadi.... apa hukuman yang akan tuan berikan untuk saya?" tanyanya.

"Sebelum itu aku ingin mendengar sesuatu darimu"

"Apa itu?"

"Um... bisakah kau lebih dulu memberitahu namamu agar aku mudah memanggilnya?" tanya Colt.

"Oh maafkan saya, nama saya Nick"

"Baiklah Nick, kau bisa memanggilku Colt. Mengingat kau tahu dengan cepat siapa aku, aku menduga kau adalah seorang prajurit apa itu benar?"

"Ya.. dulu saya adalah seorang prajurit di istana, tapi setelah Raja Reinner turun tahta terjadi kegaduhan dimana-mana. Beberapa kaum bangsawan berlomba-lomba untuk mendapatkan tahta, sedang tetua sudah tidak mampu mengurusnya lagi. Pada akhirnya kaum terpecah menjadi dua kubu, satu kubu akan tetap berdamai dengan kaum penyihir dan yang lainnya bersekutu dengan suku Vampirences"

"Suku apa itu? aku baru mendengarnya"

"Itu adalah kaum vampire yang asli, gaya hidup mereka sama dengan kaum vampire di era Lord vampire. Ku dengar mereka mencoba menundukkan para vampire yang ingin berdamai secara paksa dan membuat onar dimana-mana"

"Lalu... pertanyaan ku adalah apa yang sedang kau lakukan di sini? desa ini cukup terpencil dan jauh dari jangkauan kericuhan istana"

"Sekarang saya adalah vampire petualang, saya pergi dari satu tempat ke tempat lain hanya untuk hidup. Ini adalah satu-satunya jalan yang di miliki oleh kami para prajurit vampire yang ingin bebas. Meski beberapa tahun sekali kami harus kembali ke istana untuk melapor dan mengikuti kegiatan vampire tapi setidaknya kami tidak akan ikut berperang seperti dahulu"

"Begitu rupanya" ujar Colt.

Sejenak ia hanya manggut-manggut sampai akhirnya terlintas sebuah ide dalam pikirannya.

"Baiklah Nick, karena kau telah sembarangan masuk ke dalam wilayah ku dan berburu maka aku akan memberikan hukuman kepada mu. Nick! kau harus tinggal di sini dan menjadi guru untuk anak-anak ku"

"Apa tuan?" tanya Nick yang bingung dengan hukuman itu.

Colt pun menjelaskannya sampai ia mengerti, Nick setuju akan hal itu namun tidak dengan Mina. Ia menentang keras kehadiran vampire di dalam rumahnya.

"Apa yang kau khawatirkan?" tanya Colt saat mereka bicara berdua di kamar.

"Aku sudah katakan aku tidak mau melihat anak-anak kita terjun ke dunia seperti itu"

"Mina.... yang Nick lakukan adalah mengajari anak-anak kita bertahan hidup bukan berperang, kau tahu pengetahuan ku minim bagaimana jika anak-anak kita keracunan saat mereka mencari darah? apa kau mau melihat mereka seperti itu?"

"Tentu saja tidak, tapi bagaimana jika penduduk tahu kita menyembunyikan vampire di dalam rumah?"

"Tidak akan, Nick tidak bisa keluar siang hari dan lagi pula tidak akan ada yang percaya pada hal itu. Aku berjanji padamu keluarga kita akan baik-baik saja, jika terjadi sesuatu pun Nick sudah bersumpah akan menolong kita" jelas Colt.

Sebenarnya Mina masih belum ikhlas, tapi demi anak-anaknya akhirnya ia mau juga menerima keberadaan Nick di rumah itu. Berbeda dengan Agler dan Ima mereka cukup antusias menerima keberadaan Nick di sana, Ima banyak bertanya tentang istana vampire dan kaumnya yang jarang sekali di ceritakan oleh kedua orangtua mereka.

"Ini adalah untuk pertama kalinya aku bertemu dengan vampire lain selain keluarga ku, bahkan vampire murni" ujar Ima.

"Dunia saat ini sedang kacau balau, peperangan terjadi dimana-mana untuk itu tinggal di desa terpencil seperti ini adalah pilihan tepat. Kalian harus bersyukur bisa hidup damai di sini, sebab anak-anak seusia kalian di luar sana banyak yang menderita akibat perang" ujar Nick.

"Tuan Nick mengapa peperangan bisa terjadi?" tanya Agler.

"Mereka saling berebut tahta kerajaan, saling bersaing dan tidak memikirkan hal lain telah merugikan kasta bawah seperti ku"

"Sungguh tragis, kau pasti sangat menderita"

"Yah... tapi sekarang aku adalah vampire petualang yang bebas jadi sekarang aku bisa tenang"

"Tuan Nick, apa kau bisa menceritakan lebih tentang kaum kita?" tanya Ima.

"Apa lagi yang ingin kau ketahui?"

"Um..... bagaimana dengan putri-putri di istana?"

"Yah.... satu-satunya putri yang aku ketahui saat berada di istana hanya putri Viktoria yang naik tahta menjadi Ratu, dia adalah Tuan dari ayah kalian"

"Maksudmu?"

"Apa ayah kalian tidak menceritakan tentang masa lalunya?" tanya Nick yang di jawab dengan gelengan kepala.

"Begitu ya, akan sangat tidak sopan jika aku menceritakannya karena aku juga tidak begitu kenal dengan ayah kalian waktu dulu, jadi sebaiknya kalian tanyakan langsung hal itu kepada ayah kalian. Sesuai pertanyaan mu nona Ima, putri di istana sama seperti para bangsawan lainnya. Mereka nampak anggun dan cantik dengan gaun yang indan, tapi putri Viktoria yang ku kenal lebih hebat lagi sebab dia sangat pintar dan berpotensi itulah mengapa dia bisa naik tahta. Dia adalah putri pertama yang menyelesaikan ujian seleksi kepemimpinan"

"Wah.... sepertinya dia sangat hebat" ujar Ima kagum.

"Ya dia memang hebat, tapi ternyata ada yang lebih hebat dari dia"

"Benarkah? siapa dia?" tanya Agler.

"Nona Anna."

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!