Karina bisa bernapas lega karena saat ini ia tidak harus berkutat dengan buku-buku setiap harinya seperti dulu. Akhirnya dengan perjuangan kerasnya ia berhasil menjadi seorang dokter disalah satu Rumah Sakit swasta di kotanya. Hari ini harusnya ia ikut reuni disekolahnya namun, kekasihnya Doni melarangnya untuk datang. Sejujurnya Karina merindukan keempat sahabatnya, Viona, Algi, Alfa dan Fefin.
Karina menghela napasnya jika mengingat sosok Doni kekasihnya yang saat ini telah menjadi tunangannya. Laki-laki ini terlihat romantis padanya, namun entah mengapa akhir-akhir ini Doni bersikap kasar dan bahkan melarangnya untuk bertemu Fefin, Viona dan Algi sedangkan Alfa saat ini sedang bertugas di Semarang.
Mengingat nama Alfa hanya bisa membuat Karina tertawa miris karena bertahun-tahun ia mencintai sahabatnya sendiri dalam diam. Bodoh memang, tapi Karina hanya bisa memendam perasaannya mengingat Viona sahabatnya menyukai Alfa walaupun sekarang Viona telah bersama Algi. Viona dan Algi saat ini telah menikah dan memiliki satu orang putri yang cantik.
Karina mengambil sebuah buku dari dalam lacinya dan ia membuka lembaran-lembaran buku itu, dengan perasaan haru. Diary yang menceritakan kisah persahabatannya bersama teman-temannya. Bagaimana paniknya mereka saat mendapati kabar Fefin yang menelan obat tidur dan berusaha bunuh diri karena pertengkaran kedua orang tuanya yang berakhir perceraian.
Karina membaca bagian dari diarynya mengenai sosok Alfa yang sangat tampan. Alfa sahabatnya yang memiliki banyak idola anak-anak perempuan seumurnya. Bagaimana dulu ia selalu menjadi alasan seorang Alfa agar tidak didekati para idolanya. "Saya punya pacar, itu pacar saya!" ucap Alfa saat itu menunjuk dirinya membuat hebo satu sekolah, namun sebenarnya ia hanya tameng agar para penggemar Alfa yang mengidolakan Alfa tidak mengganggu Alfa.
"Andaikan saat itu kamu benar-benar jadi pacarku Al" ucap Karina. Ia membaringkan tubuhnya diatas ranjang, lalu memejamkan matanya. Ingin sekali ia bermimpi tentang Alfa dan namun mimpi itu tidak akan pernah menjadi kenyataan, karena beberapa bulan lagi ia akan menikah dengan Doni. Apalagi setiap ia menghubungi Alfa, ia selalu menceritakan bagaimana ia bahagia bersama Doni, namun itu semua tidak akan sebahagianya jika Alfa yang menjadi pendamping hidupnya.
Tanpa sadar Karina meneteskan air matanya. Mungkin bagi keluarganya, Doni adalah pasangan terbaik untuknya. Laki-laki Tampan yang merupakan seorang pengusaha sukses dan kaya raya. Doni memiliki wajah yang tampan dan terlihat sangat romantis hingga mendekati kata sempurna untuk menjadi pasangan hidup bagi Karina. Tapi entah mengapa selalu ada keraguan dihati Karina.
Doni telah menamatkan S2 nya di Austarila. Ia ingat bagaimana ia berkenalan dengan Doni. Doni adalah anak dari dosennya di kampus dan orang tua Doni menyukainya karena ia adalah mahasiswa kesayangannya dan juga bagi mereka, sosok Karina adalah sosok yang mengagumkan. sosok yang di idolakan para mahasiswa di falkutas kedokteran karena kecatikannya dan juga kecerdasannya.
Saat itu Karina berhasil menyelesaikan pendidikannya, Karina dikenalkan dengan Doni oleh kedua orang tua Doni. Karina tidak enak menolak perasaan Doni karena menghormati dosennya yang ternyata juga sahabat kedua orang tuanya. Akhirnya dengan setengah hati, Karina menerima perasaan Doni.
Karina menghela napasnya memikirkan kisahnya saat masa-masa disekolah dulu. Cinta tak terbalas yang ia pendam, akhirnya benar-benar harus ia akhiri. "Jika waktu bisa diputar aku ingin mengatakan kepada Alfa jika aku menyukainya dan aku bersedia menunggu tapi..."
Suara ponselnya membuat Karina meneteskan air matanya dan kemudian tersenyum saat melihat seseorang yang ia rindukan menghubunginya.
"Halo Assalamualikum"
"Waalaikumsalam"
"Lagi ngapain?" tanya Alfa.
"Lagi mengingat masa lalu" ucap Karina. ia bisa mendengar helaan napas Alfa.
"Katanya kamu mau menikah?".
"Iya".
"Selamat kalau begitu" ucap Alfa.
Mendengar ucapan selamat dari Alfa membuat hati Karina terasa amat sakit. sungguh ia ingin mengatakan kepada Alfa jika ia mencintainya dan meminta Alfa membawanya pergi dari sini. Hanya beberapa bulan lagi waktu yang telah ditetapkan untuk melaksanakan pernikahannya bersama Doni.
*Aku mencintaimu sahabatku apa boleh?
Aku ingin hidup bersamamu apa boleh?
Aku ingin segera bertemu denganmu dan memelukmu apa boleh?
tbc*
****Yuhu kisah Alfa Kakak sulungnya Ayunda. Kalau banyak yang menunggu cerita ini bakalan aku lanjutin terus sampai tamat tapi kalau sedikit aku jadi agak malas upnya karena kurang semangat.
Jadi dukung terus Karina dan Alfa biar aku cepat updatenya 🙏🙏🙏🙏****
Hubungan LDR yang dijalani Karina dan Doni membuat Karina sebenarnya tidak yakin dengan rencana pernikahaannya yang telah disepakati kedua keluarga mereka. Tapi ia tidak bisa menolak ketika Mamanya menatapnya dengan tatapan sendu dan memohon kepadanya agar menyetujui rencana pernikahan itu.
Saat ini Karina menatap sang Mama yang terlihat bahagia memperlihatkan undangan pernikahan yang telah di cetak. undangan yang terlihat mewah dan desain secara khusus untuk pernikahannya. Hari ini calon ibu mertuanya datang mengujungi mereka.
"Gimana jeng bagus kan undanganya?" ucap Lela Maminya Doni.
"Bagus Jeng" ucap Herlin tersenyum senang melihat undangan pernikahan Karina dan Doni.
"Karin kok lemes gitu nak?" tanya Lela melihat ekspresi Karina yang terlihat tidak bersemangat.
"Nggak kok Mi, Karin hanya kecapean aja" ucap Karina.
"Apa jadwalmu di rumah sakit dikurangi aja dulu ya. nanti deh Mami bilang sama Papi!" ucap Lela. "Oya Rin, Doni udah pulang lo semalam, sekarang dia ada di Apartemenya. kamu kesana ya sekalian nih tunjukin undangan ini pada Doni!" ucap Lela.
"Iya Mi nanti Karin kesana!" ucap Karin.
"Jangan nanti dong Rin sekarang aja kamu kesana. sekalian antarin makan siang buat Doni, itu udah mama siapin!" ucap Herlin.
"Iya Ma" ucap Karina. ia segera melangkahkan kakinya menuju kamarnya.
Sakti kakak Karin melihat ekspersi adiknya itu terlihat sedih membuatnya segera mengkuti Karina masuk kedalam kamarnya. "Kamu kenapa Dek?" tanya Sakti.
Sakti Hikmal Antara adalah kakak sulung Karina. ia juga berfropesi sebagai seorang Dokter. Sakti hanya berbeda tiga tahun dari Karina. "Kakak kenapa masuk kekamar Karina tiba-tiba kayak gini?" tanya Karina.
"Kamu kenapa sedih gitu? setiap ibu mertua datang bukanya senang tapi manyun gitu" ucap Sakti.
Karina duduk diatas ranjang dan menatap Sakti dengan sendu. Sakti duduk disebelah Karina dan mengelus kepala Karina dengan lembut "Cerita sama Kakak dek!" pinta Sakti.
Karina menteskan air matanya "Kak, Karin ragu menikah dengan Doni Kak" jujur Karina.
Sakti menghela napasnya, ia sudah menduga jika adiknya itu sebenarnya tidak ingin menikah dengan Doni. "Batalkan saja jika kamu ragu!" ucap Sakti. Karina menteskan air matanya dan menggelengkan kepalanya.
"Karina nggak mau keluarga kita malu Kak, apalagi Mama udah bilang kesemua keluarga tanggal pernikahan Karina Kak" jelas Karina.
"Biar Kakak bilang ke Mama!" ucap Sakti.
"Jangan Kak, Karina nggak mau Mama sedih!" ucap Karina. "Karina sekarang mau ke tempat mas Doni Kak, Karina sedang berusaha menerima semuanya Kak. Karina yakin Karina bisa kak dan akan ikhlas menjalani pernikahan ini!" jelas Karina.
Sakti memeluk Karina dengan erat "Kakak akan mendukung semua keputusanmu dek!" ucap Sakti.
Karina memeluk Sakti dengan erat "Makasi Kak, Karin sayang sama Kakak!" ucap Karina membuat Sakti tersenyum.
"Kamu adalah adik Kakak satu-satunya Karin, Kakak akan melakukan apapun asal kamu bahagia. jadi kalau kamu membutuhkan Kakak, jangan ragu untuk mengatakannya!" ucap Sakti.
Karina meneteskan air matanya karena haru, ia kemudian melepaskan pelukannya dan segera mengambil tasnya "Karin pergi ke tempat Mas Doni dulu ya Kak, sekalian mau antar makan siang buat Mas Doni" jelas Karina.
"Iya kamu hati-hati dijalan ya dek!" ucap Sakti membuat Karina tersenyum.
"Iya kak" ucap Karina mencium punggung tangan Sakti dan ia segera melangkahkan kakinya menuju dapur mengambil makanan yang akan ia bawa.
Karina segera pamit kepada Lela dan Herlin. ia kemudian segera pergi ke Apartemen Doni dengan mengendarai mobilnya. Beberapa menit kemudian Karina masuk kedalam gedung Apartemen dan memakirkan mobilnya. ia kemudian turun dari mobil dan segera masuk kedalam lobi Apartemen. Karina hapal no Apartemen ini karena beberapa kali ia mengunjungi Doni dan Doni memberikan pasword apartemenya.
Karina segera menekan no pasword apartemen tanpa menekan bel karena beberapa kali ia menuliskan pesan pada Doni dan Doni belum juga membalasnya. Karina menduga jika Doni saat ini masih tidur. setelah pintu terbuka Karina segera masuk namun ia mengerutkan dahinya saat melihat sepatu wanita tergeletak dilantai. ia kemudian meletakan kantung keresek yang berisi makanan diatas meja lalu dengan cepat ia membuka pintu kamar Doni.
Karina membuka mulutnya saat melihat pemandangan yang ada didepannya. inikah calon suaminya yang saat ini sedang terlelap bersama wanita lain tanpa sehelai baju karena baju mereka terlihat berada dilantai dengan kondisi yang mengenaskan.
tbc...
Karina berusaha untuk kuat, ia melangkahkan kakinya dengan pelan dan melihat sosok perempuan yang terlelap bersama calon suaminya. ia menutup mulutnya dengan telapak tangannya saat tahu siapa perempuan itu, perempuan itu adalah Dokter Ira teman kuliah Sakti kakanya yang saat ini juga bekerja di Rumah sakit yang sama dengan dirinya.
Tanpa sadar Karina meneteskan air matanya
ia benci perselingkuhan dan sepertinya ia belum terlambat untuk mengakhiri hubungannya dengan Doni. Sekarang ia yakin keputusan yang akan ia ambil adalah yang paling benar. "Mas Doni" panggil Karina membuat Doni mengerjapkan kedua matanya. "Mas... " lirih Karina membuat Doni tersadar dan segera terduduk.
Tubuhnya telanjang didalam selimut dan ia segera menariknya namun ia ingat malam tadi ia menghabiskan malam dengan Ira teman tunangannya. Ira wanita cantik yang mempesona dan ia tidak harus menikahi wanita itu karena apa yang mereka lakukan adalah sesuatu hal yang sama-sama menguntungkan bagi mereka. Karina adalah perempuan yang menjaga harga diri dan martabatnya. ia tidak akan mau diajak berciuman sebelum menikah apalagi bercinta.
"Mas bisa jelaskan Rin!" ucap Doni.
Mendengar suara Doni membuat Ira terbangun dan menatap Doni dengan kesal "Siang aja Don bangunnya, aku ke Rumah sakit sore nanti!" ucap Ira memeluk Doni. ia tidak menyadari jika saat ini Karina berdiri disampingnya dan menatap mereka dengan perasaan hampa, kecewa namu juga sedikit lega.
"Silahkan lanjutkan apa yang ingin kalian lakukan!" ucap Karina melanhkahkan kakinya membuat Ira terkejut mendengar suara Karina dan Doni segera memakai pakaiannya lalu berusaha mengejar Karina.
Menangis? tentu saja ia menangis karena kecewa telah dibohongin tapi didalam tangisannya pun ada perasaan lega karena dengan alasan inilah ia bisa lepas dari Doni. Beberapa bulan yang lalu Karina pernah ingin berpisah karena selama mereka menjalani hubungan ia tidak memiliki rasa tapi Doni mengancam akan menghancurkannya. Doni juga memukulnya dan menendangnya saat permintaan putus itu ia katakan.
Karina menyimpan segalanya sendiri dan tak ingin keluarganya kahwatir padanya namun sepertinya apa yang ia lakukan itu salah. Doni selalu mengaku mencintainya dan meminta orang tuanya untuk mempercepat pernikahan mereka. Karina melangkahkan kakinya dengan cepat namun sebuah tangan menariknya hingga membuatnya menabrak tubuh Doni.
"Lepaskan aku!" teriak Karina.
"Tidak" ucap Doni dan ia membenturkan tubuh Karina didinding hingga membuat punghung Karena terasa sakit.
"Aku benci kamu Doni, kita akhiri saja hubungan kita. batalkan pernikahan itu!" teriak Karina namun Doni mengangkat tanganya dan plak... ia menampar wajah Karina membuat Karina merasa jika pipinya sangat perih.
"Aku tidak akan melepaskanmu!" ucap Doni.
"Aku tidak sanggup lagi bersama kamu Doni, berulang kali aku katakan aku tidak mencintaimu!" ucap Karina.
"Aku tidak peduli, kau hanya harus menjadi Nyonya Doni dan cintamu aku tidak butuh!" Doni mencengkram kedua pipi Karina membuat air mata Karina menetes karena rasa sakit akibat kuku tangan Doni yang menekan pipinya.
"Kau bisa menikahi Ira dan bukan aku. kalian menghabisakan malam bersama dan dia cocok untukmu!" ucap Karina namun Doni terlihat sangat marah dan kembali tangannya menampar wajah Karina.
"Doni sudah... " teriak Ira yang saat ini telah rapi dengan pakaiannya dan beberapa orang yang berada di koridor apartemen melihat kejadian itu dan ternyata merekamnya hingga membuat Doni terkejut dan mendekati mereka untuk mengambil ponsel mereka.
Karina segera berdiri dan mengambil tasnya dan berlari dengan cepat. ia berhasil masuk kedalam mobilnya dan menangis terseduh-seduh. pulang kerumah bukanlah waktu yang tepat saat ini. ia mengambil ponselnya dan menghubungi Sakti Kakaknya.
"Kak, Karina nggak sanggup lagi Kak".
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!