NovelToon NovelToon

Being Into Harem World

Awal.

Pekerjaan di kantor selalu menguras tenaga wanita bernama Lana Ratuadinata, Ceo muda yang sangat menikmati waktu mudanya.

"Mommy, apa sudah selesai?" Lana menoleh, salah satu pria panggilan yang memang selalu dia panggil itu nampak duduk ditengah kasur.

Dengan selimut yang menutupi tubuh polosnya.

"Sebentar, aku mau buang air besar dulu." perut Lana sakit tak terkira, dia langsung masuk ke kamar mandi dan duduk di kloset duduk.

Sangat sakit, bahkan untuk ngeden aja rasanya mau mati.

Sampai akhirnya, kegelapan menelannya tiba-tiba.

...........

Perlahan, kedua kelopak mata gadis berbulu mata lentik itu terbuka, cahaya lampu dari ruangan yang berbau obat itu menusuk kornea matanya.

"Syukurlah, akhirnya kamu bangun." Lana menoleh pelan, alisnya naik sebelah.

Dia masih tak bersuara dan berusaha mencerna situasi sekitarnya. Sampai akhirnya Dokter serta suster itu keluar, Lana langsung bangun.

Tubuhnya baik-baik saja, tak ada masalah. Tapi kenapa rasanya tubuhnya terasa ringan, bahkan sangat putih.

"Aneh." gumam nya, dengan cepat Lana meraih benda yang berbentuk seperti kaca di nakas sebelahnya.

Shock melanda nya langsung.

"Anjir, kok gue jadi muda lagi!?" pekikan itu Lana berikan, gadis berambut ikal itu shock dan panik.

Dengan pakaian khas rumah sakitnya.

Dia menatap binar cerminan wajahnya di kaca. "Gimana ini, cantik banget." takjubnya.

Perasaan nih ya, dia kan baru aja selesai main sama salah satu baby boy gemesnya dan hendak buang air besar.

Eh ternyata dia sembelit dan saking sakitnya, nyawanya langsung lepas begitu saja, padahal perutnya masih sakit.

"Asek, gila cantik banget akhh gila-gila." gadis itu masih memuji kecantikan wajah barunya saat ini.

Tak lama pintu kamar inap terbuka dan menampilkan ke 7 remaja tampan berbeda wajah dan warna rambut yang juga berbeda.

"Alah sia girl, nyusahin aja." cibir salah satu diantara mereka.

"Tau nih, adek gak guna emang."

"Kepeleset dikit masuk RS, ntar digigit nyamuk meninggoy kali lo."

Gadis tadi shock, sangat tidack sopan syekali mereka. "Hey dasar mulut comberan bau tai, jangan asal nyocot tuh mulut, gue hajar di kasur mampus lo." sentak si gadis.

Ke 7 cowok tadi shock, siapa juga yang gak shock saat melihat seorang gadis awalnya lemah lembut nan kalem, kini malah frontal dan sedikit mesum.

Bahkan aura feminimnya sudah hilang, digantikan aura yang memaksa mereka untuk bertekuk lutut padanya.

"Yeen lo udah mati, sekarang gue, Lana Ratuadinata lah yang ambil alih tubuh lo. Lumayan buat jadiin koleksi baby boy baru."

"Heh Yeen, gausah sok deh lo anjir, menjijikan."

Lana mendelik. "Sorry dorry morry stroberry ya ganteng, nama gue bukan Yeen, nama gue adalah Lana Ratuadinata, gua ubah nama lama gue jadi Lana Ratuadinata."

"Mana bisa gitu!"

"Bisalah anjir! Gue tinggal syukuran potong kambing terus ke Kantor Camat buat ubah KTP!" solot Lana.

Ke 7 nya hanya diam, malas menanggapi ucapan gadis yang sudah mengubah namanya jadi Lana.

"Pantes aja nih cewek menye, namanya aja udah Yeen." bisik Lana geli.

Ada-ada aja.

"Udalah berisik, siap-siap lo sekarang. Biar pulang, nyusahin aja." cibir yang lainnya. Lana gak tau bahkan dia gak kenal sama mereka.

"Santai dong." sewot nya kesal.

Mereka abai, dan mulai keluar dari ruangan itu, meninggalkan Lana yang masih shock batin melihat dirinya masuk ke tubuh gadis lain.

"Ini bencana atau anugrah.." gumamnya lemas.

Bagaimana nasib tubuhnya disana? Kacau..

...........

Lana mematut diri di depan kaca, kamarnya yang sangat luas dan indah membuatnya semakin semangat menjalani hidup barunya di tubuh Yeen ini.

Rambut hitam bergelombang sepunggung, wajah oriental yang indah, bulu mata lentik dengan tahi lalat dibawah mata kanannya.

Bibir tipisnya yang sewarna cherry matang.

"Kece ah, gampang banget kayaknya buat naklukin cowok-cowok ini. Untung gue sering baca cerita Transmigrasi kan, jadi gampang aja ngejalaninya." gumam Lana.

Dia masih asik mematut diri, sampai suatu tarikan kencang dia rasakan sampai membuat tubuhnya kejengkang kebelakang.

Brugh!

"Asu! Sakit woi!" umpatnya saat kepalanya kepentok lantai kamar berbahan marmer.

Lantai kamarnya berbahan marmer putih, jika ditaksir dengan otak penuh uang Lana, pasti 1 ubin ini seharga 10 sampai 15 juta.

Kaya brok.

"Yeen, lo pecundang banget sih."

Lana langsung mendongak, tatapan matanya shock sekaligus takjub, ada segerombolan kuntilanak tengah tertawa melihat bagaimana Lana jatuh tadi.

Tunggu, kok bisa ada kuntilanak sih? Apa jangan-jangan si Yeen ini anak indomie-indigo? Waduh, keren nih.

Lana suka hantu-hantuan.

Dengan cepat Lana bangun dan menyugar rambutnya santai, tatapan matanya terlihat mengejek para kunti-kunti itu.

"Wahh, ada cabe-cabe an dunia ghoib nih." ejek Lana santai, kunti-kunti tadi terdiam, biasanya kalau mereka gangguin si Yeen, pasti gadis itu hanya tau nangis aja.

Tapi sekarang malah bisa ngelawan dan gak takut sama sekali.

Tatapan matanya juga terlihat berani dan menawan. "Dih, sok banget lo Yeen." cibir salah satunya.

Lana mengibas pelan. "Bacot setan, bilang aja lo iri karena gue cantik dan jelasnya gue gak tembus kayak lo pada!" sentalnya.

Kunti-kunti itu kena mental seketika, mereka langsung pergi dari kamar Lana.

Menyisakan Lana yang tertawa penuh kemenangan. Bahkan Lana tak sadar ada 4 sosok hantu yang memandangnya dengan tatapan takjub.

"Keren cuy, dia keren banget. Biasanya cuma tau nangis doang."

"Hooh, habis kepeleset dia langsung jadi aneh."

"Tapi dia keren, gak cantik tapi keren akhhh. Jadi pengen deketin Yeen deh."

"Nama dia bukan Yeen lagi, nama dia Lana."

Untung Lana gak denger ye.

Lana berjalan menuju pintu kamarnya, dia hendak turun ke lantai 1, soalnya udah jam 9 malam dan dia mau makan malam.

Daddy dan Mommy nya sedang progres di kamar mereka, orang tua Lana yang baru juga senang melihat perubahan sikap Lana.

Dia menjadi lebih friendly dengan orang tuanya, padahal sebelumnya Lana itu jarang mau berbicara dan selalu takut dengan sekitarnya.

Di meja makan, ada 2 orang yang Lana tau adalah abangnya si Yeen-Yeen ini.

Nama mereka adalah Alka dan Arka.

Dua saudara beda setahun tapi mereka bukan kembar.

Alka langsung meliriknya sinis seakan tak suka akan keberadaan Lana.

"Ngapain adek gak guna kayak lo kesini?" ketus Alka sinis.

Lana balas mendelik. "Apasih bekicot, bacot banyak cocot lo." sentak Lana kesal.

Alka shock, dia memegang jantungnya yang terdetak mendengar makian Lana. "Gak sopan lo!" maki Arka.

Lana memicing tak suka. "Emang lo sopan? Gak kan? Diam deh lo tai anjing gausah berisik. Gue tendang nunut lo mampus lo." Lana laper, jangan pancing emosinya.

Dengan tenang dia duduk dikursinya, tanpa perduli pada ekspresi wajah Alka dan Arka yang sudah memerah menahan air mata.

Mereka benci dimaki, apalagi sama Lana.

Dih, benci dimaki tapi suka maki, gak waras lo berdua.

Tanpa menunggu lama, keduanya bangun dan pergi dari ruang makan, meninggalkan Lana yang tak perduli sama sekali.

"Aneh, gue gak suka punya abang. Merepotkan." cibir Lana.

Karena di kehidupan nya yang lalu, Lana adalah anak tunggal kaya raya, uang dimana-mana dan kebebasan dia dapatkan.

Orang tuanya sangat memanjakannya, Lana disukai banyak orang, dia cantik, seksi, dominan dan para pria mulai mendekatinya.

Terlebih dia punya segalanya, kecuali 1, cinta.

Lana gak percaya cinta dan bermain saja yang dia suka.

Baginya, mencintai itu sama dengan bunuh diri, perlahan akan dimakan rasa sakit dan terakhir terpuruk sendiri.

"Perasaan, nih Rumah besar tapi setannya banyak banget." iya sih, sedari tadi Lana ngeliat ada aja hantu di rumah ini.

Tapi gak serem kok, rata-rata hantunya ganteng bahkan ada yang cantik.

Tapi tetep aja, mereka tembus.

"Ah, besok sekolah. Untung gue gak bloon, dan saatnya make over diri agar banyak yang pangling haha."

Bener, mari buat orang pangling dengan penampilan si Yeen ini.

®^^®

...Bersambung😾...

Selanjutnya

Lana memoles liptint berwarna peach dibibir tipisnya, tak lupa juga mengikat rambut indahnya dengan ikatan kuda.

Seragam sekolahnya dibiarkannya rapi, tapi 1 kancing atasnya dibuka agar tidak terlalu kaku.

Rok dibawah lutut yang biasa dia pakai sudah dibuang, Lana membeli rok diatas lutut walau tak terlalu pendek.

Penampilan Lana sangat menawan berbeda dengan image Yeen yang biasanya seperti kutu buku.

Bahkan Lana memakai kontak lensa berwarna coklat gelap, kacamata yang biasanya dia pakai sudah dibuang.

"Perfect! Misi hari pertama adalah ngehajar cewek cabe yang sering bully nih orang." gumamnya semangat.

Lana berjalan keluar dari kamar dengan aura dominan yang terasa dibelakangnya.

"Lana cantik ih." Lana berhenti melangkah, dia menoleh kearah belakangnya.

Ada sesosok cowok seusianya berwajah cantik dan berpakaian aneh dimata Lana. "Lo siapa?" tanya Lana heran.

Cowok yang tak lain adalah roh itu melayang mendekati Lana, wajah cantiknya pucat. "Aku aku tak punya nama, kamu mau beri aku nama?" ujarnya senang.

Lana terdiam, dia menyeringai seketika. "Nama lo, Zion. Lo cantik banget sih." Zion tersipu malu.

"Makasih, aku boleh ngikut kamu ke sekolah?"

"Of course you can."

Zion tersenyum lebar, dia memberikan jari tengahnya pada 3 saudaranya yang hanya mampu mengintip dari balik lemari.

Zion 1 langkah lebih maju.

Lana turun ke lantai 1, sayangnya tak ada siapapun di ruang makan.

...Yah, bodo amat juga gak perduli haha....

.........

Sekolah gempar dengan kedatangan Lana, semua terpukau melihat bagaimana Lana pagi ini.

Setelah dikabarkan jatuh dari tangga, sekarang malah terlihat sangat baddas.

"Eh? Si cupu beralih peran jadi ***** ya?" Lana langsung mendelik tajam.

Dia mengibas rambutnya pelan kemudian berjalan mendekati segerombolan siswi bermuka dempul mirip boneka mampang simpang lampu memerah.

"***** marah guys!" seru satu diantara ke 4 cewek tadi.

Sebenarnya banyak yang mau mengumpati Lana, tapi melihat betapa cool dan dominannya Lana saat ini membuat mereka kicep.

"Lana..Ratuadinata, Yeen lo ganti nama juga gak bakal ubah fakta kalau lo itu lon-"

Bugh!

"Aw!"

Lana menatap puas cewek bermulut kulit pisang itu, tendangannya di perut si gadis membuat cewek itu terjerembab ke tanah.

"Brengsek-"

BUGH!

"Double kill!" pekik Lana senang.

Dia menatap puas ke 4 nya yang sudah pucat, ke 4 nya ini sebagian dari orang yang sering membully Yeen dulu.

Untung saja Lana ini gentle woman hahahaha.

"Gue kudu buang nih sepatu, bekas tai lembu." gumam Lana geli.

Dia berjalan masuk ke dalam sekolah, mengabaikan tatapan penuh pemujaan padanya.

"Gila sih, dia keren."

"Apanya yang keren, dia kasar."

"Dia kan cuma bela diri."

"Lo kok belain dia sih Nalka? Biasa juga lo cibir terus."

"Apasih, gue gak bela.."

"Apa si toxic mulai terpesona?"

"Kagak njir!"

Ke 6 dari 7 siswa itu menertawakan wajah Nalka yang memerah padam.

Sialan!

.........

"*****!?"

Lana tertawa kuat, dia menumpahkan semua saus yang ada dibotol ke kepala gadis blonde di kantin, gadis yang terakhir dia beri pelajaran karena semua yang sudah bully Yeen dulu sudah habis dia balas.

"HAHAHAHA MAMPUS LO! HAHAHAHHAA." Lana tertawa kuat sembari menjambak rambut pirang gadis itu dan membantingnya ke lantai.

Tak ada yang berani melawan Lana lagi, Lana terlalu bar-bar dan tidak ada takutnya lagi sekarang, bahkan guru BK tak berani memanggilnya.

Anggi, gadis pirang itu mendongak menatapnya marah. "KAU BRENG-"

PLAK!

"Bacot lo tai cicak!" sewot Lana risih.

Lana menepuk pelan tangannya, berjalan santai menuju kedai bakso, laper karena seharian ini sudah berhasil menghajar dan membalas dendam.

"Mang, bakso 1 level 5 ya."

"Heh! Gaboleh!" Lana menoleh cepat, memicing tajam saat melihat sosok Vazelo, si Kulkas.

"Apaan lo?" cibir Lana.

Vazelo mendecih lirih, dia menarik telinga Lana kuat. "Lo gaboleh makan pedes, nanti mencret!" tegurnya keras.

Lana menepis kuat tangan Vazelo. "Lo gak berhak larang gue! Lo bukan siapa-siapa gue!" bentak Lana kesal.

Vazelo menatap getir Lana, tapi kemudian merubah raut wajahnya menjadi datar lagi. "Cih, kalau dikasih tau tuh nurut, sialan!" sentaknya.

Lana semakin berang, dia menendang masa depan Vazelo kuat.

Bugh!

"Uuuw, NUNUT SAMA BOLA PINGPONGNYA PECAH!?" jerit Nalka shock dari ujung kantin.

Vazelo memegang nunutnya yang nyeri nya mau mampus, dia sampai meringkuk dalam.

Lana mendecih malas. "Mampus lo." cibirnya seraya membawa mangkok bakso tadi dan berjalan menuju meja kosong.

Arel, si kasar mendekati Vazelo dan menepuk bahu Zelo pelan. "Sabar ya." cetusnya.

Zelo menyeka air mata yang menetes menahan rasa sakit di bagian selatannya.

"Sialan.." rintihnya menyedihkan.

Kasihan, mana ini masih di kantin lagi hahahaha.

Alka dan Arka berjalan mendekati meja tempat Lana duduk. "Apa lagi sih!?" resah Lana.

Alka dan Arka menarik tubuh Lana sampai terjerembab ke lantai, kantin mulai ricuh.

"Lo kasar banget jadi cewek, malu gue punya adek kayak lo." ketus Alka.

"Tau nih, jadi cewek harus lemah lembut." cemoh Arka.

Lana terdiam, dia berdiri dan menepuk pantatnya pelan.

BUAGH!

BUGH!

PLAK!

BRAK!

Alka dan Arka terhempas menabrak meja setelah mendapat tendangan dan tamparan dari Lana.

Tatapan mata gadis itu terlihat terluka. "Gue gak anggap lo berdua abang gue, gausah anggap gue adek lo!" bentak Lana.

Alka meringis pelan, dia menatap pilu Lana yang berjalan keluar dari kantin, sementara Arka sendiri sudah menangis merasakan sakit dipipinya.

Adek mereka berubah drastis sekali sekarang.

"Lemah, gitu aja nangis. Bully orang bisa tapi ditendang sedikit aja udah nangis." cibir Lana kemudian pergi dari Kantin.

Dasar, buang-buang waktu Lana saja mereka, Lana kan tadinya mau makan karena dia kelaparan sekali.

Tapi kedatangan hama-hama menjijikan itu membuat napsu makan Lana hilang seketika, menyebalkan sekali memang.

"Apa lo!?" sinis Lana begitu ada kakak kelas yang menatapnya remeh.

Karena tak terima disinis in balik sama Lana, gadis ber name tag Ayu itu geram, dia hendak menjambak Lana.

Tapi dengan cekatannya Lana menghindar, dia mencengkram kuat tangan Ayu, dia benci diusik saat lapar seperti ini.

Lana bisa jadi kesetanan. "Lepasin! kasar banget jadi cewek!" ronta Ayu.

Lana tertawa kuat, sarkas sekali tawa nya di dengar. "Bodo amat, kasar gue untuk melindungi diri! bukan kayak lo kasarnya untuk bully orang!" makinya kuat.

Ayu gemetar hebat, bagaimana cewek cupu yang lemah seperti Lana melawannya seperti ini.

Lana mendecih malas saat Ayu mulai menangis, dengan sekali hempas tangan gadis itu memerah. "Jangan ganggu gue kalau gamau gue balas." kecam Lana sebelum pergi.

Buat badmood saja.

®^^®

...Bersambung😾...

Setelahnya.

Lana merotasi malas matanya, melihat motor ninja cantiknya rusak, bannya bocor, body motornya sudah dicoret.

"Huft, siapa kali ini pelakunya." gumam Lana seraya mengotak atik ponselnya guna meng hack CCTV sekolah area parkiran.

Lana mengabaikan tatapan miris dar8 sekitarnya, dia menatap tajam pelaku yang berhasil tertangkap kamera.

Tatapan matanya menyendu, dia menahan tangis seketika melihat siapa pelakunya. "Hahh, gue gaboleh nangis. Seorang Lana gaboleh lemah." bisiknya dingin.

Lana menetralkan napasnya sejenak, kemudian mengibas pelan rambut panjangnya. "Brengsek, gue habisin lo di rumah Alka." yah, pelakunya si Alka.

Lana segera berjalan menuju pagar sekolah, dia harus mencari angkutan umum agar bisa sampai di rumah.

Tapi baru saja dia hendak melangkah lebih jauh, sebuah motor NMAX berhenti disebelahnya.

"Lan, bareng gue aja." Lana menoleh, senyumnya langsung merekah.

"Makasih ya, tapi gue gak sudi duduk di jok yang biasa para lonT lo duduki, gue terlalu berlian buat duduk ditempat sampah." jawab Lana santai.

Gabriel yang diberi jawaban seketus itu sontak mengernyit. "Maksud lo apaan sih?" tanya nya heran.

Lana terkekeh pelan, muak melihat raut heran si Badboy di depannya.

"Jijik banget gak sih Bri, lo udah gak perjaka, lo sering main sama LonT di klub malam, udah gak ada lagi harga di diri lo yang bisa gue pandang, lo gak lebih dari cowok gila ****!"

Telak sekali, ulu hati Gabriel rasanya remuk mendengar cemohan yang sialnya benar dan nyata.

Gabriel membiarkan Lana pergi meninggalkannya dengan sejuta rasa sakit dihatinya.

"Gila..sakit hati gue." gumamnya lemas.

Ye, siapa suruh jadi cowok murahan, cih.

....

...Lana langsung menendang motor Alka begitu dia sampai di rumah, tanpa tedeng aling, Lana langsung menendangnya sampai jatuh ke tanah....

Dia berjalan menuju sudut taman dan mengangkat batu besar, tanpa rasa bersalah dia melempar itu kearah kaca depan mobil Sport merah milik Alka.

PRANK!

Kaca hitam yang baru saja Alka ganti semalam sudah hancur sampai merusak bagian dalam mobil.

Mendengar suara pecahan dan bantingan barang, Alka dan Arka langsung keluar dari rumah.

"LANA LO NGAPAIN!?" jerit Alka panik sembari mendorong Lana yang hendak membakar motor miliknya.

Tatapan pilu dia berikan saat melihat mobil nya sudah hancur dibuat Lana.

"LO GAK NGOTAK HAH!? MOBIL GUE LO ANCURIN SIALAN!" bentaknya marah, Alka menendang tubuh Lana kuat sampai terbanting ke belakang.

Lana terbatuk sejenak, sakit juga cuy.

Lana bangkit dan mengibas pelan rok sekolahnya, dia berjalan mendekati Alka dan tanpa menunggu lama dia langsung mengantam wajah Alka dengan siku nya.

BUAGH!

BUAGH!

"KALAU LO GAMAU DISENGGOL LO GAK USAH SENGGOL GUE! BABI TAU GAK LO ITU BABI! BABI! LO ITU BABIIII! LO RUSAK MOTOR YANG JADI HADIAH PERTAMA DIHIDUP GUE! LO YANG HARUSNYA NGOTAK BRENGSEK!" bentak Lana disusul air mata yang menetes pelan.

Tapi dengan kasar dia menyekanya.

"Lo babi! Lo anjing! Lo bangsat! Lo sialan! Lo setan! GUE BENCI SAMA LO! LO BUKAN ABANG GUE LAGI! GUE GAK SUDI ANGGEP LO SEBAGAI SAUDARA GUE!!"

Baik Alka dan Arka terhenyak mendengar jeritan Lana, apalagi Arka yang panik saat melihat darah mengalir turun dari hidung Lana.

"Lan, hidung lo-"

"Gausah sok peduli, lo berdua udah mati bagi gue. Anjing lo!" makinya sebelum akhirnya masuk ke dalam rumah.

Kepala dan dadanya sakit, tendangan Alka gak main-main ternyata.

"Alka, lo keterlaluan!" sentak Arka kemudian menyusul Lana ke dalam.

Meninggalkan Alka yang terdiam di dekat motor dan mobilnya, apa yang sudah dia lakukan beberapa tahun belakangan ini.

Dia memang tak pantas disebut seorang abang, dia memang tak pantas.

"Ck, Ya Allah beri hamba logika untuk berpikir dan hati untuk bersimpati."

Yeu, lo mah udah dikasih otak Ka, tapi gak lo pake!

..........

"Lana, lo gak papa?" Lana melirik sekilas dan kembali mengabaikan Alka.

Sakit hati dan badannya saat ini, perlahan Alka mendekati Lana yang duduk di kursi meja rias. "Lana, gue minta maaf untuk kesalahan gue selama ini." lirih Alka.

Lana tak acuh, dia masih asik membersihkan wajahnya dari sisa darah.

"Lana..abang minta maaf.." Alka serasa sudah putus asa jadinya, dia kan benar-benar merasa bersalah.

"Cium kaki gue." titah Lana. Alka menatapnya melas, tapi dia tetap menuruti keinginan Lana.

Perlahan Alka menunduk dan mencium kaki mulus milik adiknya itu. Seulas senyum puas terbentuk diwajah Lana, dia suka nih kalau sudah seperti ini.

Lana mengelus rambut Alka lalu mendongakan wajahnya. "Bagus, lo gue maafin bang. Jangan pernah perlakukan gue sama kayak dulu lagi."

Alka mengangguk cepat. "Iya, abang janji." Alka langsung memeluk Lana erat.

Dia merindukan pelukan seperti ini, dia merasa bersalah selama ini sudah memperlakukan adiknya buruk.

Adik kecil yang sangat dia sayangi ini, hanya ego yang menbuatnya tega membully adiknya sendiri.

"Mulai besok, ganti panggilan ya. Jangan lo gue lagi." pinta Alka.

Lana mengangguk pelan. "Ya, gue usahain."

"Iih, jangan pakai lo gue lagi!"

"Dih, ngatur lo?"

Bibir Alka melengkung kebawah seketika, kedua matanya berkaca-kaca.

"Jahat..hiks.."

Decak sebal Lana berikan, dia mengangguk saja lah. "Iya maaf, nanti aku usahain. Udah jangan nangis lah."

"Hiks.."

"Apa lagi yang abang tangisi?"

"Abang seneng..hiks.."

"Seneng kenapa?"

Alka menggeleng, dia mengeratkan pelukannya dan bersandar dibahu Lana. "Abang janji, gak bakal jahatin adek lagi." gumam Alka.

"Ya, liat aja nanti."

"Ish, kok gitu sih.."

"Ya kan kita gatau, kedepannya itu bagaimana."

Alka mengerucut sebal, dia mengeratkan pelukannya ditubuh Lana.

Nyaman sekali, Alka merasa bodoh jika mengingat kesalahannya dulu.

"Adek tolol! Nyapu yang bener goblok!"

"Hiks..iya bang maafin aku..hiks..aku gak sengaja bang."

"Halah, bacot lo!"

Alka menampari wajah adiknya berulang kali, sampai gadis itu mengeluarkan darah dari hidung dan sudut bibirnya.

Setelah adiknya itu tak sadarkan diri, Alka pergi meninggalkannya begitu saja.

"Kenapa lo harus ada di rumah ini, kenapa gak mati aja." cibir Alka risih.

Seandainya saja adiknya mati, pasti tak akan ada hama yang merusak pemandangan rumah ini.

Lana diam saja, itu semua adalah ingatan milik Yeen dulu, malang sekali nasibnya.

Tenang saja, Lana akan membalaskan dendam Yeen, siapapun yang pernah jahat pada Yeen akan dia hajar dan dia beri pelajaran.

Karena itu sudah sangat keterlaluan.

Untung saja, Yeen tak mengalami pelecehan seksual, hanya kekerasan fisik.

Mentalnya juga masih aman karena Yeen tak pernah menanggapi bully an itu secara serius.

Lagipula, orang tuanya menyayangi nya, bahkan sangat.

Jadi Yeen masih ada tempat berlindung walau sebentar.

®^^®

...Bersambung🖐...

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!