Evelin masih tak percaya, dirinya akan berada dalam sebuah pesta. Dimana dirinya lah yang jadi mempelai wanita nya.
tak pernah terbesit dalam benak Evelin untuk menjadi istri kedua, secara materi Evelin terlahir dari keluarga terpandang. Tapi kenapa takdir seolah menghukum dirinya.
Semula Evelin sudah berniat akan pergi jauh dari kehidupan Mahez, dia akan mengubur rasa cintanya, walau itu akan sulit.
Eveline menerima pesan singkat dari Mahez yang menginginkan pertemuan terakhir kalinya, akhirnya Evelin menyanggupi.
Satu jam berlalu Evelin memandang kosong sebuah danau di taman, sampai akhirnya dia memutuskan untuk beranjak pergi.
" Nona Evelin....."
Langkahnya terhenti saat seseorang memanggil namanya.
Seseorang sedikit berlari menghampiri. dan menyodorkan sebuah tangan untuk berjabat.
" Saya Nura istri dari Mahez " kata Nura
" Evelin ." jawab Evelin sambil berjabat tangan kaget
" Maafkan kelancangan saya Nona,, saya yang mengirimkan pesan untuk anda " kata Nura
Evelin diam saja, dia seolah malu pada Nura karena telah mencintai suaminya. Walaupun sebelumnya Evelin tak pernah tau jika Mahez sudah memiliki istri.
" Bisa kah kita berbicara sebentar ? " tanya Nura
Evelin hanya mengangguk sambil duduk di sebuah kursi panjang.
" saya ingin anda menikah dengan Mahez Nona " kata Nura langsung ke inti permasalahan
Evelin terkejut dengan permintaan Nura. "Bagaimana bisa seorang istri membiarkan suaminya menikah, dan dirinya lah yang meminta nya". Itu yang terbesit dalam pikiran Evelin.
Nura mengerti arti tatapan Evelin yang seolah tak percaya padanya, mulai tersenyum dan menggenggam kedua tangan Evelin.
" Saya mengidap penyakit leukimia Nona, saya tidak tahu berapa lama lagi saya akan bertahan. Jadi saya ingin disisa hidup saya, Mahez bersama dengan wanita yang tepat,, dan itu adalah anda Nona " kata Nura dengan mata berkaca kaca.
Evelin masih terdiam, mencerna setiap ucapan Nura. Bagaimanapun Evelin tak ingin menyakiti hati seseorang.
" Saya tahu anda mencintai Mahez dengan tulus Nona. Maka dari itu saya ingin menyatukan kalian " kata Nura lagi
" Maafkan saya Nura, saya disini memang bersalah. Telah hadir diantara kalian.
" Tapi saya telah bertekad, akan pergi jauh dari kehidupan Mahez. Saya tidak ingin satu diantara kita terluka.
Karena bagaimanapun, saya juga seorang wanita. Saya bisa merasakan bagaimana jika suami kita mendua " jawab Evelin sambil menghapus airmatanya
" Lagi pula Mahez sangat mencintai dirimu, dia sama sekali tidak tertarik dengan ku " lanjut Evelin getir
" Mahes juga memiliki rasa pada anda Nona, hanya karena dia menghargai saya, maka dia tidak berani mengungkapkan. Percayalah anda akan mendapatkan Mahez seutuh nya" kata Nura menyakinkan
" Saya tidak ingin menjalani kehidupan yang rumit Nura, biarkan kalian hidup bahagia. Saya akan menerima dengan lapang, karena disini, saya lah yang bersalah " ucap Evelin bijak.
" Tidak ada yang salah Nona, saya lah yang meminta anda hadir. Biarkan Mahez bahagia Nona.. saat saya sudah tidak ada kelak " kata Nura
" Tolonglah saya,,anggaplah ini adalah kebaikan hati anda menerima permintaan terakhir saya " ucap Nura mengenggam erat kedua tangan Evelin
" Saya akan bersujud jika anda memintanya Nona " kata Nura sambil berlutut di kaki Evelin
Evelin meraih tubuh Nura memintanya untuk kembali duduk.
" Saya hanya wanita biasa Nura,, kamu jauh lebih sempurna dibanding ku, pantas saja Mahez sangat setia padamu. Jadi berikan dia kebahagiaan. dan itu bersamamu bukan bersamaku " kata Evelin
" Saya mohon Nona,,saya akan sangat tenang melepaskan Mahez jika itu bersama anda " kata Nura kembali berlutut
" Saya akan sangat menyesal, jika saya tidak bisa menyatukan kalian Nona " kata Nura dengan menangis
" Baiklah Nura..saya kan mencobanya.. " kata Evelin sambil memeluk Nura. Dibelakang punggung Evelin, Nura tersenyum yang sulit diartikan.
**
*
Evelin terkejut dari lamunan nya saat ponsel nya berbunyi. Selesai bercakap, Evelin bergegas merapikan diri pergi menuju sebuah kafe.
Terlihat Mahez dan Nura sudah menunggu nya.
Nura tersenyum menyambut Evelin.
Ketiganya terdiam dalam pikiran masing masing
Hingga Nura mengawali pembicaraan.
" Saya ingin Kalian segera menikah " ucap Nura langsung pada inti pertemuan nya.
Baik Evelin maupun Mahez terdiam.
Mahez menatap Istri nya,, walaupun sudah dibicarakan sebelumnya,, Mahez masih terasa berat untuk menerimanya.
" Saya akan menikah denganmu tapi dengan syarat, saya tidak akan menceraikan Nura. Saya ingin kamu menjadi istri kedua ku kelak". kata Mahez tegas menatap Evelin
Evelin terdiam dengan keputusan Mahez. dada nya bergemuruh. sungguh jauh dari kehendaknya kenyataan ini.
Nura mengenggam tangan Evelin dan mengangguk kan kepala mengisyaratkan agar Evelin menerimanya.
Evelin terdiam menatap Nura,matanya berkaca kaca, sungguh dia tidak ingin seperti ini.
Dia tidak mungkin membiarkan Nura pergi dalam keadaan sakit nya, karena dirinya yang hadir di tengah mereka.
" Sungguh Egois jika aku menginginkan Nura pergi, sedang dirinya sudah berkorban perasaan untuk menyatukan ku dengan Mahez " batin Evelin menghapus airmatanya
Sedang Mahez diam saja,, sejujurnya dia pun tidak ingin melukai perasaan wanita. Tapi ini adalah permintaan nya sendiri. Nura yang menginginkan pernikahan ini.
" Baiklah ...saya akan mencobanya ,,," kata Evelin sambil meneteskan airmata.
Nura memeluk Evelin dengan erat.
" Terima kasih " ucap Nura.
Karena rasa cintanya begitu dalam, Evelin menerima syarat dari Mahez untuk menjadi istri kedua. Sungguh jauh dari impian Evelin menjadi duri dalam rumah tangga orang. Tapi karena istri pertamanya lah yang meminta dirinya, membuat Evelin melangkah memperjuangkan cintanya. walaupun belum terpikir hubungan seperti apa kelak. Evelin sudah mempersiapkan hati untuk menjalaninya. Karena diri nya sendiri yang membuat keputusan ini.
Hingga pada acara ini,, atas permintaan Nura pernikahan mereka hanya sebatas nikah siri.
Evelin menetes kan airmata begitu saja saat para saksi mengucapkan Sah.
Begitu pun dengan keluarga Evelin yang sebenarnya tak merestui hubungan ini. Namun karena rasa sayang mereka terhadap anak nya, mereka menghargai keputusan Evelin.
" Selamat Evelin...kuharap kita bisa saling menjaga " Kata Nura halus sambil memeluk Evelin.
" Selamat datang dalam jurang permainan ku Eveline, mungkin kamu lupa siapa diriku.. namun sampai di neraka pun aku akan selalu mengingat mu, sampai kamu merasakan seribu kali lebih menderita dan malu dari apa yang kurasakan " batin Nura
" Mahes... aku sedikit pusing bisa kah kamu mengantar ku pulang, mungkin aku terlalu lelah " ucap Nura
" Iya...aku akan mengantar mu " jawab Mahes tanpa bertanya persetujuan Evelin.
Mahes pergi begitu saja meninggalkan acara, dengan memapah Nura yang berjalan sempoyongan. Tanpa mendengarkan omongan tamu undangan yang hadir mempertanyakan siapa wanita yang sedang bersamanya saat ini.
Evelin berusaha mempertahankan airmatanya agar tak jatuh, dan terlihat tamu undangan yang hadir. Apalagi dia tidak ingin orang tuannya tahu, jika hatinya sakit.
Eveline hanya mampu menatap nanar keduanya pergi meninggalkan dirinya tanpa sepatah kata.
" Apa aku yang terlalu bodoh menerima pernikahan semacam ini " batin Evelin
Satu persatu kerabat pamit undur diri, tinggal orang tua Evelin dan sahabat baiknya Nihan.
" Eveline kamu harus bisa membedakan mana itu cinta dan mana itu kebodohan " kata Nihan
Nihan adalah sahabat Evelin yang sangat menyayangi Evelin. Dirinya yang akan marah jika ada yang menyakiti Evelin, mungkin karena sifatnya yang barbar dia lebih terbuka dalam bicara.
Evelin hanya mampu melihat sahabatnya tanpa bisa menjawab. Airmata yang dia tahan akhirnya lolos begitu saja.
" Aku tak papa Nihan, Nura orang yang baik, aku harus belajar darinya untuk berlapang. Dia sudah berbesar hati untuk menyatukan kami " kata Evelin
" Aku bisa melihat jika Nura itu seorang pembohong Eve " kata Nihan.
" Sudahlah Nihan semua sudah terjadi " kata Evelin
" Tidak sayang... Jika kamu terluka dan menyesal dengan pernikahan ini, Mom and Dadi akan membatalkan semua ini. Ini hanya pernikahan siri, tidak sah di mata hukum sayang " kata Momy Evelin
" Benar Eve jika kamu membatalkan pernikahan ini, Dady justru akan sangat bahagia menerima mu kembali "
" Tidak Mom....Dad ....Eve baik baik saja " jawab Evelin tersenyum.
" Sayang apa kamu nyakin? Masih banyak laki laki yang lebih baik dari Mahez. " kata momy Evelin
" Tidak Mom. Ini sudah keputusanku, aku akan menjalaninya dengan bahagia. Aku nyakin Mahez akan bersikap adil pada kami, karena Nura juga sangat baik padaku " kata Evelin bijak
" Baiklah ..jaga dirimu baik baik sayang " kata yang caroline momy Evelin menerima.
Mereka pun berpelukan. Walaupun pernikahan sirih, Mahes membelikan rumah yang sangat mewah walaupun tak begitu besar pada Evelin.
" Nihan apa kamu juga akan pulang? " tanya Eve
" Jadi kamu mengusirku? " tanya Nihan tinggi. Dia masih marah kenapa dengan begitu bodohnya Evelin menerima permintaan Nura menjadi istri kedua.
Nihan masih merasa ada kejanggalan dari diri nura, Kalau seandainya dia ingin berbagi suami, tapi kenapa menginginkan Evelin hanya di nikah siri.
Evelin langsung memeluk Nihan.
" Tidak Nihan...aku membutuhkan mu..." kata Evelin terisak
" Maafkan aku Eve.." kata Nihan yang kasian melihat sahabatnya menangis.
" Aku tak ingin melihat orang tuaku bertambah malu Nihan, semua yang hadir disini adalah keluarga inti orang tua ku, mereka berpikir aku menikah dengan pengusaha kaya. Jika aku membatalkan pernikahan ini, aku takut berdampak buruk dengan usaha Dady ku..." ucap Eve
" Aku mengerti Eve..." Nihan memeluk Evelin
" Aku akan membantumu mengungkap apa alasan Nura tiba tiba hadir dan menyuruh menikah dengan Mahes " batin Nihan
Hingga tengah malam Evelin terjaga berharap Mahes akan pulang. Bagaimanapun seharusnya hari ini adalah malam pertama mereka.
Hingga pagi menjelangpun Mahes tak pulang kerumah,, Evelin menangis terisak.
" Kenapa aku seperti seorang wanita simpanan " gumam Eve.
Dia berjalan ke Dapur,, membuat sarapan,, tiba tiba terdengar bel pintu. Evelin bergegas membukakan pintu berharap itu adalah Mahes.
" Maaf Nyonya,,saya Mirna Asisten rumah tangga disini,,saya hanya bertugas membereskan rumah dan siang akan pulang " jawab Mirna memperkenalkan diri
" Silahkan masuk.." kata Evelin kecewa.
*
*
Satu minggu berlalu,, Mahes tak pulang atau pun mengabari. Evelin hanya berdiam diri di rumah. Sebelumnya Evelin bekerja di perusahaan Dady nya,, namun karena kesepakatan sebelum menikah, Mahes melarang nya bekerja dengan alasan dia akan menanggung biaya hidup nya.
Berbeda dengan Nura, dirinya sedang berlibur di bali dengan Mahes. dengan alasan dia ingin menenangkan hati.
" Kamu akan merasakan kesakitan ini dengan perlahan Evelin. Ini belum seberapa, karena akan ada pertunjukan yang lebih menarik lagi ke depanya" batin Nura sambil menggoyangkan anggur dalam gelas nya.
" Nura kamu minum alkohol " tanya Mahes mendapati istrinya memegang segalas anggur.
Nura yang tak menyangka Mahes segera kembali pun berpikir keras untuk beralasan, karena Mahes tak menyukai minuman ber alkohol.
" Sayang... bukan kah kamu ada meeting di kantor cabang? Kenapa sudah kembali " Nura bertanya mengalihkan pembicaraan.
" Sudah ada Aldo yang menyelesaikan " jawab Mahes dingin
" Sayang... maafkan aku ! Aku ingin menghilangkan penat ini saja sebentar " kata Nura menunjukan wajah seolah bersalah.
Mahes hanya diam tanpa menjawab. Dia tak pernah menyangka jika Nura suka minuman ber alkohol.
Mahez duduk termenung di sebuah gazebo yang menyuguhkan pemandangan pantai yang sangat indah,, seandainya dia bersama dengan orang yang dia cintai, mungkin suasana ini akan sangat romantis karena udara yang sejuk dan angin yang bertiup.
Mahez mengingingat kejadian setahun silam, saat dirinya menghadiri meeting besar dengan orang tua Evelin di sebuah hotel, disana pertemuan pertama mereka.
Di awal pertemuan Mahez sudah mengaggumi Evelin, dari kerjasama inilah tercipta sebuah rasa yang dalam di hati Evelin.
Namun karena kejadian yang tak terduga,, saat Mahez akan mengadakan pertemuan dengan klient, dirinya mendapat pesan mengatas namakan Evelin.
Tanpa berpikir panjang dia pun ingin menemui, sebenarnya Aldo menawarkan akan mengantar nya kala itu, namun karena rasa bahagia Mahez menolak tawaran itu dengan alasan Aldo lah yang akan menggatikanya menghadiri pertemuan. Mahez mengendarai mobilnya ke hotel yang disepakati.
Saat tiba di Hotel, dia duduk dikursi sebuah kafe yang dijanjikan. Dia menunggu Evelin dengan memesan sebuah orange jus. Tanpa menunggu lama seorang pramusaji mengantarkan minuman yang di pesan. Saat Mahez meminum jus tersebut, tak menunggu lama pandangan Mahez menjadi gelap.
Saat Mahez tersadar, dirinya sudah berada dalam sebuah kamar. Ada Nura yang menagis tanpa busana disampingnya, dengan noda darah di sprei yang mereka tempati.
Mahez terkejut melihat Nura, dan lebih terkejut lagi saat melihat dirinya yang sudah tak menggunakan satu pakaian pun.
Mahez memijat kepala nya yang pusing. Dia masih tak mengerti dengan keadaan yang terjadi.
Pelan pelan Mahez memakai pakaian nya dan turun dari ranjang.
" Baj**ngan.....kamu " kata Nura dengan terisak
Mahez yang tak mengerti pun hanya diam saja,, walaupun dia pengusaha kaya raya, namun dia sangat menghargai wanita. Dirinya tak pernah mempermainkan wanita. apalagi sampai menyentuh di luar batas moral. Karena dia di besarkan dari seorang ibu yang sangat menyayangi nya. hingga dia berjanji akan menghormati wanita dan akan menyentuhnya jika sudah sah menjadi istrinya.
Namun saat ini dia dihadapkan dengan permasalahan yang dia sendiri pun tidak tahu. Dirinya sama sekali tak mengingat apapun.
" Maaf Nona.. Anda siapa? dan kenapa bisa berada disini? " tanya Mahez baik baik.
" Jadi kamu pura pura lupa, setelah apa yang kamu lakukan terhadap ku? " kata Nura emosi
" Laki laki Ba**ngan kamu..." kata Nura terus melempar bantal yang ada di samping nya.
Mahez hanya bisa mengingat saat seorang pramusaji mengantarkan jus, dan dia pun meminumnya. Selepas itu dia tidak ingat apa pun.
" Ini pasti jebakan " kata Mahez
" Jebakan kamu bilang...jelas jelas kamu masuk ke kamar ini dan langsung mengambil paksa kesucian ku, sekarang kamu akan pergi dari tanggung jawab maksud mu? " kata Nura sambil terus menangis.
Sejak kejadian itu,, sikap Mahez berubah terhadap Evelin. Dia berubah sangat dingin.
Namun rasa cinta Evelin sudah terlanjur menjalar dalam darahnya, hingga satu bulan lebih berlalu, dia baru mendengar kabar jika Mahez telah menikah.
Hancur sudah harapan nya membangun bahtera rumah tangga dengan pujaan hatinya. Dia ingin mengubur dalam dalam perasaan itu dan pergi jauh dari kota A ini.
Namun takdir berkata lain,, dia begitu bodohnya menerima saja permintaan Nura untuk berbagi cinta dengan orang lain.
*
*
Dua Minggu berlalu,, Evelin seperti tak bersuami,, jangankan kehadiran nya, pesan pun tak ia dapat kan.
Evelin sudah lelah menangisi ketidak hadiran Mahez,, dia berencana akan bertemu dengan Nihan di sebuah kafe.
" Nihan..... Eve....." seru keduanya bersamaan saling memanggil.
" Aku merindukan mu " ucap Eve
" Maaf aku terlalu sibuk dengan pasien ku minggu ini, jadwal yang sangat melelahkan " kata Nihan yang ber profesi sebagai dokter.
" Kau harus mengganti nya dengan mentraktir ku lebih hari ini " canda Eve
" Apa Mahez sudah bangkrut sampai kau minta ditraktir " kata Nihan sambil tertawa
Evelin tersenyum getir mendengar nama suaminya.
" Dia tidak pulang sampai sekarang. Entah lah aku masih dianggap istri nya atau bukan " jawab Eve tersenyum terpaksa
" Tinggalkan saja dia.. toh kamu hanya menikah siri dan lagi kamu masih virgin " cerocos Nihan
" Entahlah.... mungkin lebih baik jika seperti itu " jawab Eve
" Sudahlah.. bagaimana jika setelah ini kita jalan jalan ke mall,, mungkin akan sedikit menghibur " kata Nihan
" Ide bagus..." kata Eve yang sudah bisa tersenyum
Keduanya menuju sebuah Mall ternama, dengan Nihan yang menyetir. Karena tadi Eve memilih pesan taxi online.
Mereka memilih Baju baju yang cocok, Saking seriusnya Eve menabrak seseorang.
" Eve...Bastian..." ucap mereka bersamaan
" Sedang mencari apa? " tanya Bastian lembut
" Hanya melihat lihat menemani Nihan disini " jawab Eve tersenyum.
" Eh...ketemu kak Tian disini,, kak Tian apa kabar? " tanya Nihan
" Baik ..." jawab Bastian ramah
" Dengan siapa kak? sudah ada pacar baru kah? tanya Nihan lagi
" Tidak... belum ada yang bisa menggeser posisi Eve di hati ku " jawab Bastian gamblang
" Cie...cie..." so sweet bingit sih kak Tian ini,, coba aku yang di kejar,, ku bawa ke penghulu langsung deh " jawab Nihan sambil tertawa. ke tiganya ikut tertawa.
Akhirnya mereka bertiga memutuskan nonton sekalian,,
" Udah malem Nihan...Kayaknya aku harus pulang deh " Eve
" Gimana kalau kak Tian yang antar,, soalnya udah malem, kita kan sama sama cewek, lebih baik kalau diantar kak Tian lebih aman " kata Nihan yang langsung di pelototi Eve
" Tidak....aku naik Taxi aja " kata Eve
" Gak papa Eve,, kita kan juga searah.." kata Bastian
" Udah pindah kali kak..." jawab Nihan, Eve hanya bisa menutup matanya malas.
" Oh ya... Sekalian dong biar aku tahu rumah mu yang baru " kata Bastian
" Udah.... Biar saja diantar Kak Tian,, dari pada nanti naik taxi kenapa napa. Ntar momy Dady nyalahin aku " Nihan menjawab
Saking dekat dengan keluarga Eve, Nihan biasa memanggil orang tua Eve dengan sebutan Momy Dady. begitu juga dengan Eve yang dekat dengan orang tua Nihan memanggil nya Mama papa juga. Karena mereka sama sama anak tunggal.
Akhirnya terpaksa Eve menurut saja diantar Bastian sampai rumah.
" Ini rumah mu yang baru Eve " tanya Bastian dari dalam mobil
" Iya, nggak usah masuk ya kak. Soalnya sekarang aku dirumah sendiri " kata Eve
" it' OK.... aku akan selalu menunggumu Eve.." kata bastian memegang telapak tangan Eve.
Eve pun menarik tangan nya dengan pelan, sambil tersenyum tanpa menjawab.
" Terima kasih kak " kata Eve sambil turun dari mobil
Eve berbalik membuka kunci pintu setelah mobil Bastian keluar halaman.
Evelin menyalakan lampu depan, lampu ruangan, karena dia berangkat dari siang dan sekarang sudah pukul tujuh malam
Evelin di kejutkan dengan adanya Mahez yang duduk di sofa mensedekap kan kedua tangan nya.
" Bagus....bagus..." ujar Mahes sambil bangun dan bertepuk tangan
" jadi begini kelakuan mu saat aku tak ada. Menjadi bebas tak ada suami, tak ada orang tua, kamu pergi dengan lelaki sesuka hati mu " kata Mahez
" Apa yang kamu lakukan di mobil, kenapa tak segera turun, apa dia mencium mu? " tanya Mahez
" Dimana? Tunjukan padaku..disini? disini? dimana ? " teriak Mahez sambil menyentuh kening dan bibir Evelin
Airmata Evelin lolos begitu saja dengan perlakuan Mahez. Dia menantikan suaminya berhari hari. setelah datang hanya untuk menghina dan membentak nya.
" Apa kamu terlalu menginginkan sentuhan seorang lelaki sampai kamu harus menemui laki laki lain? atau kamu menemui lelaki itu hanya karena uangnya untuk membelanjakan mu? " kata Mahez seolah mengejek karena begitu banyak barang belanjaan yang di tenteng Eve. Padahal dia membeli dengan uang tabungan nya sendiri.
" Aku tidak seperti itu Mahez...! aku tidak seperti itu ! " ucap Evelin sambil berlari ke kamar nya.
Mahez pun mengikuti dengan langkah lebar di belakangnya.
" Lalu apa yang kamu inginkan Eve ? Kenapa kamu begitu murahan, tak menjaga diri saat suami mu tak ada " Kata Mahez yang masih emosi
" Kamu mengatakan pada Nura jika kamu sangat mencintaiku. Tapi di belakangku kamu bersama laki laki lain, atau jangan jangan kamu sudah tak menjaga kehormatan mu ? ucap Mahez sambil menarik paksa Evelin dan menjatuhkan ke ranjang.
" Jangan Mahez...aku mohon.." kata Eve memohon karena melihat Mahez melucuti pakaiannya.
" Kenapa...? Apa kamu takut, jika aku mengetahui dirimu sudah tak gadis lagi. " ucap Mahez
Evelin menggelengkan kepala,,dia mencoba bangun dan ingin berlari. Tapi Mahez menahan nya. dan menjatuh kan lagi di ranjang, Mahez mencium paksa bibir Evelin, namun Evelin mencoba membuang muka. Tak henti air mata Evelin keluar. Dia mencoba memberontak namun tenaga Mahez lebih kuat hingga dia tak ada daya untuk melawan.
Mahez melucuti semua pakaian Evelin, mencium paksa setiap lekuk tubuh Evelin. Entah setan apa yang merasuki pikiran Mahez, sampai dia sebegitu tega memperlakukan istri nya seperti itu. Padahal dulu dia sangat menghargai wanita.
Mahez menerobos paksa dinding pertahanan evelin, walaupun dilihat istrinya sangat kesakitan tak dia hiraukan,, dia terus saja memainkan dengan kasar.
Apa yang seharusnya terjadi sudah terjadi. Evelin menangis terisak meringkuk di bawah selimut tanpa sehelai benang pun. Mahez duduk bersandar di sandaran tepi ranjang. Terlihat darah dalam sprei yang sangat banyak. Terlintas setiap reka adegan yang dia lakukan pada Evelin. Dia sangat menyesali perbuatanya. ingin di rengkuh istri tercintanya namun tangan nya tak ada daya untuk melakukan.
Mahez yang tak kuasa melihat airmata Evelin, ia turun memakai pakaian nya kembali, berjalan menuju balkon.
Mahez duduk termenung menyesali perbuatannya. Dirinya begitu kalap saat melihat Evelin diantar laki laki lain. Entah karena emosinya yang mempercayai ucapan Nura jika Evelin tipe pemain lelaki. Atau karena cemburu yang sudah memuncak karena sebenarnya dia belum bisa melupakan Evelin
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!