NovelToon NovelToon

Ranjang Panas Tuan Muda "Kakak Ipar Ku, Candu Ku"

Prolog & Visual

Dara adalah seorang gadis cantik berusia 22 tahun. Dia harus terjebak dalam situasi yang sangat rumit dimana dia harus menghadapi dua pria yang sama-sama mencintainya. Yang satu sebagai tunangannya, sedangkan yang satu adik dari tunangannya.

Dara selalu dihadapkan dalam sebuah situasi yang sulit dan rumit karena calon adik iparnya begitu pemaksa dan suka mengambil keuntungan darinya. Namun siapa yang menduga jika pada akhirnya Dara malah terjebak dalam sebuah perasaan yang tidak wajar itu.

-

Ken Lu...

Putra bungsu dalam keluarga Lu. Dia memiliki sifat yang sangat bertolak belakang dengan sang kakak 'Kai Lu' Ken adalah sosok pemuda yang benci pada aturan dan suka kebebasan.

Hellena Sandara...

Putri kedua dalam keluarga Jung. Darah bangsawan mengalir di dalam tubuhnya. Tapi Dara tidak pernah suka jika dia di sebut sebagai putri bangsawan. Itulah kenapa dia tidak pernah menyertakan nama keluarganya di belakang namanya. Dara adalah sosok gadis yang ceria, bar-bar namun penakut.

Kai Lu...

Putra sulung dalam keluarga Lu. Hangat penyayang dan berhati lembut. Dia memiliki sifat yang sangat bertolak belakang dengan sang adik, yakni Ken Lu. Kai adalah tunangan Dara.

Jia Lu...

Ibu dari Ken dan Kai. Jia adalah seorang penyayang dan hangat. Sosok Ibu yang selalu memberikan kasih sayang melimpah pada putra-putranya.

Brian Jung...

Brian adalah sosok ayah yang sangat tegas dan penyayang. Sejak istrinya meninggal saat melahirkan Dara. Brian mengambil dua peran sekaligus, yakni sebagai ibu yang hangat dan penuh kasih sayang. Sebagai ayah yang tegas dan melindungi.

Devan Jung...

Putra Sulung keluarga Jung. Kakak yang hangat dan selalu memanjakan Dara. Dia bersahabat baik dengan Ken dan Kai. Memendam cinta pada sahabat Dara, Rania. Namun tidak pernah berani mengungkapkannya.

Rania Lee. Sahabat Dara dan juga cinta pertama Devan, setia kawan dan salah satu orang yang paling mengerti Dara.

Amanda Wong...

Gadis yang sudah lama jatuh cinta pada Ken. Tapi sayangnya dia tidak pernah berhasil mendapatkan hati Ken, Ken adalah satu-satunya pemuda yang tidak jatuh dalam pesonanya.

Anna... Mantan kekasih Kai dan Ibu dari anak har*mnya.

Henry, kakak sepupu Ken yang mendapatkan julukan Mr.Dolar

-

Itu adalah para visual dan karakter novel ini. Semoga cerita ini diterima dengan baik. Mohon tinggalkan like dan koment setelah membaca. Biar Authornya makin semangat lagi 🙏🙏🙏

Awal Pertemuan

Pagi yang cerah di awal bulan, di musim semi. Seorang gadis berparas ayu nan jelita, terlihat menarik sebuah koper besar di sebuah bandar udara bersekala international.

Gadis cantik itu menyapukan pandangannya kesegala penjuru arah. Mata hazelnya memindai semua orang yang ada di sana. Dia seperti sedang mencari seseorang.

"Hellena Sandara.."

Merasa namanya disebut. Sontak saja Dara berbalik dan mendapati sosok tampan bertubuh tinggi kekar berjalan menghampirinya. Kedua mata Dara memicing, menatap pria itu penuh tanya.

"Kau, siapa?!"

"Ken, aku adalah orang yang datang untuk menjemputmu."

"Oh, jadi kau adalah supir yang dikirimkan oleh keluarga Lu untuk menjemputku?"

Mata Ken sontak membelalak. "Supir? Kau pikir aku ini supir?"

Dara mengangguk. "Tentu saja, karena Bibi Jia mengatakan seseorang akan menjemputku. Lalu siapa jika bukan supir?"

"Kenapa kau bisa bisa berpikir jika aku adalah seorang supir?" Ken menghampiri Dara sambil menyeringai tajam.

"Kau, kenapa mendekat?" Dara melangkah mundur ketika melihat Ken semakin mendekat.

Ken mengangkat dagu Dara dan mengunci manik matanya. "Kau salah besar Nona, aku bukanlah supir, tapi aku Tuan Muda dalam keluarga Lu!! Dan jika bukan karena Mama yang memaksaku, aku tidak mungkin ada di sini."

Dara segera mendorong tubuh Ken menjauh, mereka berdua kini menjadi pusat perhatian, namun Ken tidak peduli. "Jangan terlalu dekat, lihatlah orang-orang di sekitar kita. Mereka bisa salah paham." Ujar Dara sedikit panik.

"Kau pikir aku peduli? Toh itu bukan urusanku, karena urusanku denga mu, Nona kecil."

Kedua mata Dara lantas membelalak saat merasakan sesuatu yang lembut dan basah menyentuh serta menyapu permukaan bibirnya. Disusul dengan lum*tan lum*tan dan pagutan kecil namun penuh penekanan.

Dara yang merasa terancam segera mendorong tubuh Ken, namun pemuda itu terlalu kuat. Tangan Dara terkepal kuat rasanya dia ingin sekali berteriak, namun tidak bisa. Suaranya tertahan di tenggorokannya.

"Sial, bajingan ini benar-benar keterlaluan!! Beraninya dia mengambil ciuman pertamaku!!" jerit Dara membatin.

Melihat wajah Dara yang memerah, akhirnya Ken pun mengakhiri ciumannya. Pria itu menyeringai puas. "Bibirmu sangat manis, dan mulai hari ini bibirmu milikku!!"

Mata Dara sontak membelalak. "Apa-apaan kau ini?! Seenaknya saja mengatakan jika bibirku adalah milikmu!! Jangan bermimpi!!" teriak Dara penuh emosi.

"Aaahh," Dara memekik saat Ken tiba-tiba saja menarik lengannya dan memeluk pinggangnya."Yakk!! Apa yang kau lakukan?! Lepaskan aku!!"

"Kau adalah milikku sekarang,"

Dara mendorong tubuh Ken hingga pelukannya terlepas."Sembarangan, aku bukan milikmu, tapi aku adalah tunangan putra tertua keluarga Lu!!"

"Dan aku akan merebutmu dari kakakku, dan jangan panggil aku Ken Lu jika tidak bisa mendapatkan hatimu!!"

"Terus saja bermimpi!!" ucap Dara dan pergi begitu saja. Ken tersenyum lebar. Dengan langkah pasti, Ken mengikuti langkah Dara yang sudah semakin menjauh.

-

Mereka tiba di kediaman keluarga Lu. Kedatangan Dara langsung disambut oleh Nyonya Lu dan putra sulung yang merupakan tunangan Dara 'Kai Lu' Kai menghampiri Dara lalu memeluknya.

"Aku senang kau datang dengan selamat. Maaf, Dara, karena aku tidak bisa menjemputmu di bandara."

"Tidak apa-apa,"

"Ekhem, bukannya sangat tidak etis berpelukan di depan banyak orang." Seru Ken yang sontak mendapatkan delikan tajam dari Dara.

"Bajingan ini, jelas-jelas kau tadi mencium ku di depan umum, bisa-bisanya dia mencibir kami berdua yang hanya sekedar berpelukan!!" Umpat Dara membatin.

"Itu karena aku terlalu bersemangat, setelah tiga tahun akhirnya aku bisa bertemu lagi dengan Dara." Ucap Kai sembari tersenyum lebar.

Diam-diam Dara memutar jengah matanya. Jika bukan karena orang tuanya. Dia juga tidak akan sudi bertunangan dengan Kai. Jika boleh jujur, Kai bukanlah tipe idelnya. Dia terlalu lembut dan penakut sebagai seorang pria.

"Sudah-sudah, ayo masuk. Dara pasti lelah setelah melakukan perjalan panjang dan melelahkan." Ucapnya.

Jia merangkul calon menantunya itu masuk ke dalam. Ken dan Kai berjalan mengekor di belakang mereka berdua.

.

.

.

"Bibi, aku turut berduka atas kepergian Paman Lu. Maaf, saat Paman Lu tiada aku dan Papa tidak bisa datang." Ucap Dara penuh sesal.

Di sini mereka sekarang. Mereka tengah berkumpul di ruang keluarga. Dara menolak untuk istirahat di kamar tamu yang sudah disiapkan untuknya. Dan Jia tidak memaksanya.

Jia meraih tangan Dara dan menggenggamnya. Ibu dua anak itu menggeleng sembari tersenyum tipis. "Tidak apa-apa, Sayang. Tidak perlu minta maaf. Bibi bisa mengerti." Ucapnya dengan senyum yang sama.

Melihat senyum hangat Jia membuat perasaan Dara menghangat. Dia menemukan sosok ibu yang begitu dirindukan dalam diri Jia. Dara kehilangan sang ibu saat melahirkannya, dan sejak kecil dia dirawat oleh ayah serta kakak-kakaknya.

"Oya, Dara. Bagaimana perjalananmu? Apakah menyenangkan?"

Dara mengangguk. "Ya, dan Dara senang ada di sini. Sejak remaja ini pertama kalinya Dara menginjakkan kaki di kota S. Dan ternyata sudah banyak yang berubah dengan kota ini."

"Bibi harap Ken tidak menyusahkan mu selama perjalanan dari bandara sampai ke rumah. Anak nakal ini sering kali membuat keributan dan masalah."

"Kau tenang saja, Ma. Tidak mungkin aku membuat Kakak ipar berada dalam kesulitan," ucap Ken seraya mengunci sepasang hazel milik Dara.

Dara mengumpat dalam hati. Rasanya dia ingin sekali menimpuk wajah Ken dengan kotoran ayam biar dia tau rasa. 'Dasar bajingan, lihat saja nanti bagaimana aku akan membunuhmu!!" Teriak Dara membatin.

"Ma, sebaiknya biarkan Dara istirahat. Dia terlihat lelah." Ucap Kai yang segera dibalas anggukan oleh Jia.

"Kau benar, Kai. Ya sudah, sebaiknya antarkan Dara ke kamarnya. Biarkan dia istirahat. Mama akan menyiapkan makan malam."

"Biarkan Ken saja, Ma. Aku hampir terlambat datang di acara lelang."

Sontak saja kedua mata Dara membelalak. Ken?! Kenapa harus dia yang mengantarkannya ke kamar? Dan melihat seringai Ken membuat Dara langsung saja was-was.

"Kakak ipar, ayo aku antar kau beristirahat. Kebetulan kamar itu berdekatan." Kedua mata Dara semakin membelalak setelah mengetahui jika kamarnya dan Ken ternyata berdekatan.

"Bibi Jia, em..apakah tidak ada kamar yang lain? Misalnya kamar di samping kamar Bibi atau mungkin kamar di lantai satu ini? Siapa tau kamar tamu di lantai satu letaknya berdekatan dengan taman atau hal yang menarik lainnya."

Jia tersenyum. "Justru kamar itu ada di lantai dua, Sayang. Kebetulan kamarnya berdekatan dengan kamar Ken. Jadi jika ada apa-apa, kau bisa langsung meminta bantuan darinya."

Dara meringis ngilu. "Begitu ya, baiklah kalau begitu," dan Dara hanya bisa pasrah. Dan dia tidak tau bagaimana nasibnya setelah ini. Semoga Ken tidak melakukan kegilaan lagi padanya.

-

Bersambung.

Kau Menyebalkan

"Ini kamarmu, dan mulai malam ini kau akan tinggal dan tidur di kamar ini."

Ken menunjukkan kamar pada Dara. Kamar itu letaknya berhadapan dengan kamar Ken. Dara tidak tau ini musibah atau bencana. Bagaimana bisa Nyonya Lu menempatkannya di kamar yang berhadapan dengan kamar pria seperti Ken.

"Aku tidak mau tidur di kamar ini. Lebih baik aku tidur di kamar lain saja. Aku akan meminta Bibi Jia memberikan kamar lain untukku!!"

Dara ingin pergi, namun dicegat oleh Ken. Ken menahan pergelangan tangan Dara lalu menghimpit tubuhnya di tembok. "Yakk!! Apa yang kau lakukan? Bajingan, lepaskan ak~emmpphh.." kalimat Dara terpotong karena Ken yang menciumnya secara tiba-tiba.

Dara mengangkat tangan kanannya yang masih bebas dan berniat untuk memukul Ken. Tapi dengan sigap tangan Dara di tahan oleh Ken.

Tak kehabisan akal. Dara berusaha mengangkat kakinya dan bermaksud untuk menendang bagian bawah Ken. Tapi Ken lebih sigap dengan menghimpit kedua kaki Dara.

"Bajingan ini, apa dia memang sengaja ingin membuatku mati kehabisan napas?!" Teriak Dara membatin.

Hosh...Hosh...Hosh..

Dara mengambil napas sebanyak-banyaknya setelah Ken melepaskan tautan bibirnya."Dasar gila, apa kau sengaja ingin membuatku mati kehabisan napas?!" Bentak Dara emosi.

Beruntung dinding di kamar itu kedap suara, sehingga suara keras Dara tidak sampai memantul keluar. "Istirahatlah, kau pasti lelah." Ken mengecup kening Dara dan meninggalkannya begitu saja.

Dara yang emosi melemparkan apapun yang ada didekatnya pada Ken. "Ken Lu, kau sangat menyebalkan!!" Teriak Dara penuh emosi. Dara menutup dan mengunci pintu kamarnya, dia tidak ingin pemuda itu sampai masuk lagi dan mengganggu dirinya.

-

"Ken Lu, kau sangat menyebalkan!!"

Jia mengangkat kepalanya dan menatap pada sebuah pintu yang berada di lantai dua. Ibu dua anak itu mendesah berat. Dia tidak tau apa yang Ken lakukan pada Dara sampai-sampai gadis itu berteriak marah.

"Nyonya, menu apa yang ingin Anda masak sebagai makan malam?"

"Menu tradisional saja. Calon menantuku baru saja kembali dari luar negeri, dan aku ingin memperkenalkan makanan tradisional padanya."

"Baik, Nyonya."

Dara besar di luar negeri, meskipun dia lahir di negara K. Tapi dia lebih banyak menghabiskan waktunya di luar negeri. Dan untuk itulah Jia ingin memperkenalkan makanan tradisional kepada calon menantunya itu.

"Bibi Jia, aku datang."

Perhatian Jia yang sedang menyiapkan makan malam di dapur sedikit teralihkan oleh kedatangan seorang perempuan muda berambut sebahu.

Jia tersenyum hangat menyambut kedatangan perempuan itu. "Amanda, kau di sini, Sayang?" Jia melepaskan clemeknya dan kemudian menghampiri Amanda. "Kenapa tidak bilang-bilang. Apa kau datang untuk bertemu dengan Ken? Dia ada di kamarnya, tunggulah sebentar, dia akan segera turun."

"Bolehkah aku menemuinya, Bibi?"

Jia mengangguk. "Tentu saja, Sayang. Temui dia." Amanda mengangguk dan kemudian beranjak dari hadapan Jia.

.

.

.

Tapp...

Amanda menghentikan langkahnya saat mencium aroma parfum wanita di sekitar kamar Ken. Dan pandangannya jatuh pada kamar yang letaknya bersebelahan dengan kamar Ken.

Dahi Amanda menyernyit. "Mungkinkah kamar ini ada yang menempati?" Gumamnya penasaran. Amanda mengangkat bahu acuh, dia tidak mau terlalu memikirkannya. Amanda melanjutkan langkahnya dan masuk ke dalam Ken.

"Ken,"

"Amanda, apa yang sedang kau lakukan di sini? Dan siapa yang mengijinkanmu masuk? Keluar!!"

"Ken, jangan begitu. Kenapa kau selalu kejam padaku? Lagipula Bibi Jia sendiri yang memintaku untuk kemari."

Ken menyentak tangan Amanda dari lengannya."Kau membuatku risih. Keluarlah, aku mau mandi."

"Bagaimana kalau aku memandikan mu?!"

"KELUAR!!" bentak Ken sambil mendorong Amanda keluar dari kamarnya.

Ken benar-benar muak dengan tingkah dan perilaku Amanda. Perempuan itu selalu saja nempel padanya dan itu membuatnya risih. Ken benci pada wanita yang operprotektif dan murahan.

-

Meja makan itu telah di isi oleh tiga perempuan cantik dan seorang pria tampan. Mereka adalah Jia, Kai, Dara dan Amanda. Jia melarang Amanda untuk pulang dan meminta dia untuk ikut makan malam bersama, dan Amanda tidak menolaknya.

Bagaimana mungkin Amanda bisa menolak, apalagi dia memiliki kesempatan untuk bisa dekat dengan Ken, sang pujaan hati.

"Ma, dimana Ken? Kenapa dia belum turun?" Tanya Kai penasaran.

"Ken, dia~"

"Aku di sini, Ma." Sahut seseorang dari arah belakang.

Sontak keempatnya menoleh. Seorang pemuda tampan dalam balutan jeans hitam, kemeja hitam lengan terbuka yang dua kancing teratasnya dibiarkan terbuka terlihat menghampiri mereka di meja makan.

Melihat kedatangan Ken membuat Amanda sumringah. Meskipun Ken selalu menolaknya, tapi Amanda tidak pernah menyerah untuk mendapatkan perhatian darinya. Sedangkan Dara langsung kehilangan moodnya.

"Ken, kenapa kau duduk di sana?" Seru Amanda melihat Ken yang duduk di kursi kosong samping Dara. Gadis itu diapit oleh Ken dan Kai.

"Tidak usah mengaturku!!"

"Ken, jaga sikapmu. Kau bisa melukai perasaan Amanda." Tegur Nyonya Lu.

"Aku tidak peduli!!" Jawab Ken sambil menatap Amanda dengan tajam.

Jia hanya bisa mendesah berat. Dia tidak tau kapan Ken akan membuka hatinya untuk Amanda. Sudah dua tahun, tapi sikap Ken pada Amanda tidak berubah juga. Padahal Jia berencana untuk menjodohkan mereka berdua.

"Dara, kau ingin makan dengan lauk yang mana? Biarkan aku mengambilkannya untukmu." Ucap Kai yang sontak menarik perhatian Ken.

Ken menoleh. Dengan jelas dia melihat bagaimana Kai memberikan perhatiannya pada Dara, dan bagaimana Dara tersenyum padanya. Melihat senyum Dara untuk Kai, membuat Ken tidak senang.

"Yang mana saja, aku bukan pemilih." Jawabnya lembut.

Mata Dara membelalak saat merasakan sebuah tangan meraba pahanya. Dara menoleh dan mendapati Ken tengah menyeringai padanya. Dara mencoba memperingatkan melalui bahasa non verbal. Tapi sepertinya itu tidak mempan pada Ken.

"Sayang, ada apa? Kenapa kau terlihat panik?" Tanya Jia cemas.

Dara menggeleng. "Tidak apa-apa, Bibi. Aku rasa ada semut yang merayap dikakiku. Tapi sekarang sudah pergi semutnya."

"Bibi pikir kau kurang enak badan. Ya sudah, sebaiknya kita makan sekarang. Sebelum nasi dan lautnya menjadi dingin." Ucap Jia yang kemudian dibalas anggukan oleh semua yang duduk di meja makan.

Dan selanjutnya makan malam mereka lewatkan dengan tenang. Tak ada perbincangan diantara mereka. Hanya terdengar suara dentingan sendok dan piring yang saling bersentuhan.

Duggg...

Mata Dara melotot saat merasakan seseorang menendang pelan kakinya. Sontak Dara menoleh, Ken menyeringai sambil mengeringkan matanya padanya.

Bukan hanya menendang kakinya saja, tapi Ken juga mengangkat rok yang ia pakai menggunakan kakinya.

Jika saja hanya mereka berdua. Pasti Dara sudah memarahi Ken habis-habisan, dan yang bisa Dara lakukan hanya bersabar menghadapi sikap kurang ajar calon adik iparnya tersebut.

"Ken Lu, aku akan membunuhmu!!"

-

Bersambung.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!