Happy Reading :)
^^^
Burghhhh ...
Cittttt ...
Sebuah mobil sport berwarna merah jambu melintas dengan kencang dan menabrak seseorang pria yang tengah melintas di depan lampu merah.
Sang pengemudi mobil sport itu langsung menghentikan laju mobilnya saat menyadari bahwa dirinya telah menabrak seseorang.
" Akhhh, siall! " Umpat pengemudi sport itu dengan memukul stir mobilnya.
Di lihatnya ke sekeliling yang begitu ramai dengan kendaraan beroda empat dan dua, membuat pengemudi mobil sport itu yang merupakan seorang gadis cantik yang masih di sekolah menengah atas itu menjadi panik. Di tambah beberapa mobil yang melintas melihat kejadian itu membuat mereka berhenti dan menghampiri mobilnya.
" Sial! Gua gak mau mati konyol. " Ujar gadis cantik itu yang memerhatikan ke sekelilingnya.
Karena kepanikan dan ketakutannya melihat orang-orang yang menghampiri kearahnya membuat gadis cantik itu langsung mengemudikan mobilnya dengan kecepatan di atas rata-rata melesat meninggalkan korban yang dia tabrak.
Teriakkan orang-orang yang sudah berada di tempat kejadian tak membuat gadis itu memberhentikan mobilnya dan malah menambah laju mobilnya agar tak orang-orang tersebut tak mengejarnya.
Saat sudah berada di tempat yang jauh dari tempat kejadian itu langsung membuat gadis cantik itu memberhentikan mobilnya di depan sebuah taman.
" Huhh, untung gua bisa kabur. Kalau gak mungkin gua dah di seret ke kantor polisi. Bisa habis gua di omelin lagi sama bokap nyokap. " Ujar gadis cantik itu yang tak lain ialah Amora Kia Immanuel.
Amora yang baru pulang dari club malam dengan keadaan setengah mabuk itu membuat dirinya tak melihat ada seorang pria yang melintas di depan mobilnya dan membuatnya tak sengaja menabrak orang tersebut.
Tapi yang membuatnya bodoh adalah malah meninggalkan orang tersebut bukannya bertanggung jawab.
" Dahh lahh gua ngantuk. " Ujar Amora yang kembali melajukan mobilnya menuju apartemennya tanpa niat untuk bertanggung jawab sedikit pun.
...-----------...
Sedangkan di tempat kejadian, semua orang tengah mengerubungi korban tabrak lari tersebut tanpa niat untuk membantu.
Mereka semua hanya takut di tuduh karena posisi korban tersebut adalah korban tabrak lari.
Tapi berbeda dengan dua orang pria paruh baya yang posisinya tak jauh dari posisi tempat kejadian. Keduanya langsung mendekat dan mulai membantu sang korban.
Sebelum mereka membawa korban yang ternyata seorang pria itu, mereka terlebih dahulu menghubungi pihak yang berwajib untuk melaporkan kasus tabrak lari tersebut.
Setelah salah satu dari dua pria paruh baya itu selesai menghubungi pihak yang berwajib. Pria paruh baya itu langsung mendekat ke pria paruh baya yang memakai pakaian kerja.
" Maaf tuan, saya sudah menghubungi pihak yang berwajib. Apa kita langsung membawa pria ini ke rumah sakit atau menunggu polisi datang? " Ujar supir tersebut dengan melihat tuanya yang sedang mengecek nadi pria itu.
" Dia masih hidup, kita langsung saja bawa ke rumah sakit terdekat dan beritahu mereka untuk ke rumah sakit. " Ujar pria paruh baya itu yang merupakan majikan dari supir tadi.
" Baik tuan. " Ujar supir itu dengan membungkuk hormat.
" Biar saya yang angkat, kau bukakan pintunya. " Ujar majikan supir tadi dengan mengangkat tubuh pria tampan yang menjadi korban tabrak lari itu.
Tubuh pria itu sudah sangat lemah dengan darah yang terus mengalir di bagian kepalanya dan membuat pria yang merupakan seorang majikan supir tadi langsung mengambil pilihan untuk membawanya ke rumah sakit ketimbang menunggu polisi datang.
" Silahkan tuan. " Ujar sang supir yang sudah membukakan pintu mobilnya.
Pria paruh baya itu langsung meletakkan tubuh pria itu dengan hati hati dan langsung duduk di sebelahnya diikuti sang supir yang kembali masuk ke kursi pengemudi.
" Cepat! " Titah pria paruh baya itu yang merasakan bahwa tubuh pria itu makin lama makin melemah.
" Baik tuan. " Ujar supir tersebut dengan menambah kecepatannya.
~Bersambung~
Semoga suka dengan cerita terbaru ku😊 jangan lupa likenya dan juga votenya😘
Violita Hospital
Keesokan harinya, para keluarga pria tampan yang menjadi korban tabrak lari yang dilakukan Amora sudah pada berdatangan sejak semalam di kabarkan oleh kedua pria paruh baya yang menyelamatkan pria itu. Pria tampan yang menjadi korban tabrak lari itu ialah Samuel Adipati Arley.
Setelah semalam dilakukan pemeriksa MRI menunjukkan bahwa adanya perdarahan di dalam otak Samuel membuat Samuel harus menjalankan operasi pagi hari ini.
" Ya Tuhan ku mohon lancarkan operasi putra ku. " Batin Mutiara, mamih dari Samuel dengan terus menerus merapalkan doa untuk keberhasilan operasi putranya.
Bukan hanya Mutiara saja, mereka semua yang hadir di situ ikut memberikan doanya untuk keberhasilan operasi Samuel dan begitupun dengan Kinara, yang merupakan gadis yang di cintai Samuel. Yang dari semalam terus menyalahkan dirinya yang membuat Samuel seperti sekarang ini.
Andai saat itu dirinya menerima perasaan Samuel tak akan membuat pria itu kabur dan mengalami tabrak lari.
" Ku mohon Sam bertahanlah. Aku janji akan membalas perasaan cinta mu. " Gumam Kinara yang masih bisa terdengar oleh Elsa yang duduk di sebelahnya. Elsa merupakan kakak sepupu dari Samuel.
" Kau gadis yang baik, Nar. Semoga Tuhan selalu memberikan mu kebahagian. " Batin Elsa dengan tersenyum simpul melirik ke arah Kinara.
Tak lama lampu operasi telah padam, bertanda bahwa proses operasi telah selesai. Mereka semua langsung bangun dari duduknya saat melihat seorang Dokter wanita keluar dari ruangan operasi.
" Gimana dok keadaan putra saya? " Ujar Mutiara yang langsung menanyakan keadaan putranya.
" Operasi berjalan dengan lancar, perdarahan di dalam otak kiri tuan Samuel sudah bisa kami hentikan. Tapi kondisi tuan Samuel sekarang masih koma, tidak ada perubahan dari sebelumnya. " Ujar sang Dokter dengan memandang ke arah mereka semua.
Mutiara yang mendengarnya langsung lemas dan untung saja Derel, suaminya sekaligus papih dari Samuel di belakangnya langsung menahan tubuh Mutiara agar tidak terjatuh.
" Apa tidak ada komplikasi lainnya dok? " Ujar Veronica yang merupakan aunty dari Samuel dan ibu dari Kinara.
" Untuk saat ini tidak ada, kita sekarang hanya tinggal menunggu tuan Samuel sadar dari komanya baru bisa menentukan apakah ada komplikasi pada tuan Samuel atau tidak. " Ujar sang Dokter.
" Baik dok terimakasih. " Ujar Veronica.
" Sudah kewajiban saya nyonya, kalau begitu tuan Samuel akan kami pindahkan ke ruang ICU kembali. " Dokter tersebut langsung kembali ke dalam ruang operasi.
...***...
Sedangkan di sebuah apartemen mewah, Amora tengah di rundung rasa ketakutan atas kejadian semalam yang ia perbuat. Bahkan kemarin malam dia tak bisa tidur karna terus di bayang-bayangi rasa bersalah, cemas, takut atas apa yang dia lakukan.
" ARRGGGGHHHHH ... ENYALAH!!! AKU TAK BERSALAHH!!! " Teriak Amora dengan melemparkan semua barang barang yang ada di atas meja samping tempat tidurnya dan menjambak rambutnya dengan frustasi.
" Hikss, aku tak bersalah. Hentikannn hikss. " Ujar Amora dengan menangis dan mencoba menghilangkan memori-memori kejadian semalam.
Tokk ...
Tokk ...
Tokk ...
Bunyi ketukan pintu apartemennya, membuat Amora makin ketakutan. Pasalnya dia takut bahwa itu Polisi yang akan menangkapnya atas apa yang dilakukannya semalam.
Tapi Amora mencoba memberanikan diri membukakan pintu Apartemennya dan sebelum itu Amora merapikan penampilannya yang sedikit acak-acakkan.
Clekk ...
Setelah di bukanya pintu Apartemennya, Amora melihat seorang pria tampan yang tak lain ialah kakak laki-lakinya tengah berdiri di depan pintu dengan tersenyum manis.
" Kakak!!!" Amora berteriak dan langsung memeluk kakaknya itu.
Kini dia sudah sedikit lega melihat kedatangan kakaknya ke Apartemennya dan bisa membuat rasa takutnya sedikit menghilang.
" Heyy kau kenapa, hmm? " Ujar pria tampan itu yang tak lain ialah Harry Immanuel.
Kedatangan Harry kesini untuk melihat kondisi adiknya selama disini. Karna setelah mamih dan papihnya mengetahui kebusukan Amora, mereka memutuskan untuk memindahkan sekolah Amora kesini. Agar gadis cantik itu menyadari kesalahannya dan bisa hidup mandiri.
" Gak papa, hanya kangen. Ayo kak masuk. " Ajak Amora dengan mengandeng tangan kakaknya memasuki apartemennya.
" Gimana sekolah mu? " Ujar Harry yang berjalan menuju sofa ruang tengah.
" Lancar, sebentar ku ambilkan minum. " Ujar Amora yang langsung berlalu ke dapur.
Sedangkan Harry hanya bisa menunggu adiknya itu sambil melihat-lihat dekorasi dan isi dari Apartemen adiknya.
Saat dia melihat sebuah kamar yang pintunya terbuka. Membuat pria itu penasaran untuk melihatnya dan berjalan mendekati kamar tersebut.
Harry sangat terkejut melihat kamar yang berantakkan itu. Dimana alat alat makeup, skincare, gelas kaca dan beberapa buku-buku sudah berhamburan jatuh ke lantai dan membuat kamar itu seperti kapal pecah.
" Kakak sedang apa? " Ujar Amora yang tadi sempat bingung mencari keberadaan kakaknya yang hilang entah kemana dan tau taunya kakaknya itu berada di kamarnya.
" Kenapa berantakkan sekali? " Tanya Harry dengan pandangan menyelidik.
Harry sangat mengenal kepribadiaan adiknya yang sangat suka kebersihan. Sedikit aja melihat debu atau barang berserakan, pasti adiknya itu langsung membersihkannya dan tapi apa sekarang? kamar adiknya berantakkan seperti kapal pecah dan itu membuat Harry curiga kepada adiknya.
" Ahh i-itu, aku lupa beresin lagi habis nyari tugas ku yang ilang tadi kak hehehe. " Amora mencoba terkekeh dan biasa-biasa saja agar kakaknya tak curiga dengannya.
" Ohh, ya sudah nanti jangan lupa di beresin. " Ujar Harry yang langsung kembali ke ruang tengah.
" Huffttt untung kakak percaya. " Ujar Amora dengan menghela nafas lega dan mulai menyusul kakaknya ke ruang tengah.
~Bersambung~
Happy Reading :)
^^^
" Dek, ikut gua yuk ke mall. " Ujar Harry yang menatap Amora yang sedang memainkan ponselnya.
" Ngapain? " Ujar Amora dengan menatap kakaknya itu.
" Temenin gua beli kado buat temen gua ultah. " Ujar Harry yang meminum kembali minuman yang di bawakan adiknya tadi.
" Ohh ya udah, gua ganti baju dulu. " Amora langsung bangkit dan berjalan menuju kamarnya meninggalkan Harry yang menunggu dirinya di ruang tengah.
Di kamar Amora, kini gadis cantik itu tengah berganti pakaian dengan baju casual nya dan tak lupa merias dirinya agar tak terlihat pucat.
Bagaimana tak terlihat pucat, sejak semalam Amora tak bisa tidur dan terus memikirkan perbuatan yang dia lakukan semalam.
" Uhh ayo Amora lupakan, jangan bikin kak Harry curiga. " Ujar Amora dengan menghela nafas.
Tokkk ...
Tokkk ....
" Dekk! Lo ngapain sihh lama bener!!! " Teriak Harry dari balik pintu kamarnya.
Amora yang mendengarnya langsung buru-buru mengambil tas selempangnya dan berjalan keluar.
Clekk ...
" Ayoo. " Ujar Amora dengan langsung menutup pintu kamarnya lagi dan berjalan duluan ke ruang tengah.
" Woyy tungguin!!! " Teriak Harry yang langsung berlari mengejar adiknya yang ternyata sudah keluar dari kamar apartemennya.
" Buruan!!! " Ujar Amora di luar pintu dan bersiap-siap untuk mengunci kamar apartemennya.
" Iyaa bawell. " Harry langsung keluar dan berjalan duluan menuju lift di susul Amora yang sudah mengunci kamar apartemennya.
...-------------...
Violita Hospital
Di ruang ICU, Kondisi Samuel masih tetap sama tak ada perubahan sedikitpun dari pria tampan itu dan Derel tengah fokus mencari tau pelaku yang menabrak putranya.
Mutiara terus mengenggam tangan putranya yang terbaring lemah di brankar rumah sakit. Tatapan sendu selalu terpancar dari wajahnya yang masih terlihat muda di umurnya yang sudah berkepala tiga ini.
" Ayo bangun sayang, mamih mohon padamu. " Ujar Mutiara dengan lirih sambil terus mencium punggung tangan Samuel.
" Apa putra mamih ini gak lelah tidur mulu? " Mutiara tak Henti-hentinya terus mengajak putranya bicara walaupun tak ada satupun dari ucapannya yang di balas.
Clekk ...
" Mih, makanlah dulu sejak semalam mamih gak makan. " Ujar Derel yang memasuki ruangan putranya itu dan melihat istrinya yang tak sedikitpun beranjak dari sana.
" Tidak, mamih mau nungguin Sam aja disini, papih makan aja. " Ujar Mutiara dengan menggeleng lemah.
" Huhhh, mih jangan keras kepala. Ayo makan, nanti kalau kau sakit juga siapa yang akan jaga Sam, hmm? " Ujar Derel dengan memberikan pengertian kepada sang istri.
" Huhh, baiklah. Tapi hanya sedikit. " Derel mengangguk mengiyakan.
Derel tak masalah istrinya itu akan makan sedikit ataupun banyak. Yang penting istrinya itu terkena nasi karena sejak semalam istrinya tak sedikitpun menyentuh makanan yang di bawakan keponakannya, Elsa.
...-----------...
Berbeda dengan Amora yang terlihat bahagia berbelanja dengan kakaknya. Tak ada beban masalahpun yang di rasakan gadis itu selama dia menghabiskan waktunya dengan sang kakak.
" Huhh aku capek kak, istirahat dulu ya. " Ujar Amora dan diangguki Harry.
" Kita istirahat di kafe aja sekalian makan siang. " Amora mengangguk mengiyakan dan keduanya langsung berjalan menuju kafe yang tak jauh dari tempat mereka berada.
Setibanya di kafe, mereka langsung memilih tempat yang kosong dan berada di paling pojok kanan.
" Selamat datang, mau pesan apa nona tuan? " Ujar sang waiters yang menghampiri mereka.
" Saya mesen beef steak sama milkshake strawberry. " Ujar Amora yang langsung di catat.
" Makanannya samain, minumannya jus mangga. " Ujar Harry.
" Baik silahkan ditunggu. " Waiters itu pun langsung meninggalkan mereka berdua yang kini sedang berbincang-bincang sambil tertawa bersama.
~Bersambung~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!