NovelToon NovelToon

Keyra, Miss Sepatu Roda

Keyra 1

"Keyra, ada kabar buruk menimpa kakekmu," kata Deru Domaja (Ayah Keyra) sedih.

"Apa yang terjadi, yah??"

"Kakek meninggal. Dan kita harus meninggalkan tempat ini, Singapura."

"What!! Tap.. tapi... "

"Ayah harus meneruskan usaha kakek. Kedai teh milik kakek sudah berdiri sejak lama dan cukup terkenal. Lagipula kakek pernah berpesan agar kedai itu tetap dikembangkan."

Keyra tertunduk sedih.

"Ayah tau, kamu ingin meneruskan kuliah di Singapura. Tapi penghasilan ayah kurang mencukupi itu semua. Kamu kan tau, ayah hanya sebagai sopir taksi disini."

"Keyra sedih bukan itu alasannya, ayah. Keyra sedih, mengapa kakek meninggalkan kita begitu cepat. Setelah nenek dan ibu. Sekarang kita benar-benar hanya berdua, ayah," Keyra menitikkan air mata.

"Ini takdir, Keyra. Kita pasti bisa melewatinya. Ayah akan berusaha membuatmu bahagia. Asalkan kamu tetap menjadi anak periang, semangat, dan selalu tersenyum."

...❤...

Keyra Putri Domaja, anak perempuan berusia 18 tahun, yang selalu tersenyum dan ceria. Ketika berusia 4 tahun, ia harus ditinggalkan ibunya ke surga. Ini membuat Keyra sangat sedih. Tak lama kemudian, nenek Keyra menyusul ibunya. Teyo Domaja (Kakek Keyra) yang memiliki perkebunan teh di Bandung dan membuka kedai teh, berusaha terus agar produk yang dihasilkan dari perkebunan tersebut dapat berkembang dan meningkatkan penghasilan. Sejak saat itu kedai teh milik Teyo Domaja menjadi sangat terkenal dan banyak pengunjung. Sejak ditinggal nenek dan ibu Keyra, Teyo Domaja dan putranya, Deru Domaja tetap bekerja sama dan berusaha keras meningkatkan usahanya itu demi kehidupan mereka.

Ketika Keyra berusia 7 tahun, Deru membawanya untuk tinggal di Singapura. Deru berusaha untuk mencari pekerjaan sendiri. Meskipun penghasilan dari pekerjaannya (sebagai sopir taksi) tak seberapa besar, tapi Deru bersyukur karena tak setiap hari bergantung pada ayahnya. Keyra pun dapat bersekolah di sana.

Tetapi ketika Keyra berusia 18 tahun, dia dan ayahnya harus kembali ke Bandung. Kakek sudah meninggal. Tak mungkin perkebunan teh yang cukup luas dan kedai teh yang memiliki banyak pelanggan harus ditinggalkan begitu saja. Sebelumnya kakek pernah berpesan kepada Deru untuk meneruskan usahanya kalau sewaktu-waktu dia meninggal. Sejak saat itu, Deru Domaja dan putri satu-satunya tinggal menetap di rumah kakek di Bandung dan meneruskan usaha kakek.

"Wah... ternyata perkebunan teh kakek luas ya, yah!" Keyra terkagum ketika sampai Bandung.

"Iya dong. Masa kamu lupa sih dengan pemandangan yang seindah ini," Deru mencubit pipi Keyra.

"Aaww... Ingat sih yah. Tapi terakhir kali waktu SMP kelas 1. Waktu.... " Keyra tertunduk sedih.

"Eiitss, anak ayah kan udah janji. Harus tetap menjadi anak periang dan selalu tersenyum. Masa kamu juga lupa," Deru tertawa, Keyra pun tersenyum lebar.

"Oh iya. Ada satu lagi," Deru menambahkan

"Apa yah??"

"Besok kamu harus pergi ke kampus."

"Ngapain ke kampus?" Keyra terlihat bingung

"Kampus mana??" lanjutnya

"Kamu diterima di salah satu kampus terkenal di sini," Deru tersenyum bangga

"Ap.. Apa yah!! Ayah serius?? Tapi Keyra nggak pernah mendaftar di situ. Mana mungkin bisa diterima?"

"Ayah menyuruh Kevin untuk mendaftarkan kamu."

"Kak Kevin?? Sahabat terbaikku?"

"Ya, lebih dari baik," Deru tersenyum

"Thanks, ayah," mata Keyra berbinar sambil memeluk erat ayahnya.

...❤...

Pagi hari yang cerah, Keyra harus pergi ke kampus. Jarak rumah menuju kampus lumayan jauh. Tapi dia selalu diantar pak Anjar (sopir pribadi kakek, sekaligus sopir pengangkut hasil perkebunan teh untuk dijual di pasar) sampai di persimpangan jalan. Dari persimpangan jalan menuju kampus, Keyra harus jalan kaki karena arah mereka berlawanan. Tak masalah bagi Keyra. Ini juga atas permintaannya sendiri. Keyra malah senang. Dengan sepatu roda di kakinya, dia bebas kemanapun.

Ya, itulah Keyra Putri Domaja. Wajah imut, tubuh mungil berbalut pakaian lengan panjang (atau sweater) dipadukan dengan legging dan rok mini. Rambut sebahu yang selalu diikat ke belakang dan berponi, menambah imut gadis itu.

Tak lupa dia memakai sepatu roda kesayangannya. Memang dari kecil dia hobi bermain sepatu roda. Ke sekolah pun dia pakai, seolah-olah tak mau lepas dari kakinya. Tak lupa juga dia memasang ipod-nya ketika bosan, suntuk, atau sekedar menemaninya ketika sendiri. Itulah keseharian Keyra.

Keyra mulai memasuki kampus yang begitu luas. Dia celingukan. Nggak tau mau pergi ke arah mana, karena masih pertama kali ke kampus. Semua mata tertuju padanya. Tapi dia cuek. Setelah lama menyusuri kampus, akhirnya dia menemukan ruangannya. Teman satu jurusan pun menyambutnya. Ada salah satu teman yang iseng. Dia mendorong Keyra hingga terbentur kursi. Tapi tak terlalu sakit. Saat itu dia memang tak fokus pada sepatu rodanya sehingga dia tak bisa mengendalikan diri.

"Awas kamu ya!!" teriak Keyra

"Nggak usah terlalu dipikirin. Dia memang selalu begitu, suka jahil," kata teman lain

Keyra berhenti berjalan ketika mendapati seorang gadis duduk sendiri di pojok terlihat sambil mencoret-coret kertas di depannya. Keyra menghampirinya.

"Lagi sibuk ya?" sapa Keyra

"Eh iya sih cuma coba-coba aja. Ngomong-ngomong kamu mahasiswa baru ya?"

"Ya. Aku Keyra," Keyra mengulurkan tangan

"Tania," membalas uluran Keyra

Akhirnya merekapun hanyut dalam obrolan kecil seperti sudah lama kenal.

Tak terasa waktu begitu cepat. Mata kuliah pun satu persatu terselesaikan. Waktu menunjukkan pukul 3 sore. Mahasiswa berhamburan keluar. Tania mengajak Keyra untuk pulang bersama. Tapi Keyra belum ingin pulang. Dia ingin mengenal kampus ini. Akhirnya Tania pun pulang dahulu karena dia terlihat buru-buru.

Keyra menyusuri kampus yang lumayan luas. Terlihat ada kantin di seberang. Dia langsung menghampiri kantin itu dan membeli minuman kaleng.

'Hah segarnya... O iya kak Kevin mana ya? Aku nggak tau lagi gedungnya. Mungkin dia udah pulang kali ya. Aku pengen banget ketemu kak Kevin. Dia kayak apa ya sekarang' pikir Keyra sambil senyum-senyum sendiri.

"Mbak senyum sama siapa ya?" kata penjaga kantin

"E, enggak kok bu. Eh, minuman kaleng nya berapa?" Keyra pun buru-buru mengeluarkan uang di sakunya dan segera pergi. Malu...

Keyra melanjutkan keinginannya untuk menyusuri kampus. Disapanya dosen-dosen yang berpapasan dengannya walaupun tak kenal. Tiba-tiba di satu titik Keyra terhenti. Dia melihat sebuah lorong. Dia pun menyusuri tangga. Ada sebuah pintu tertutup rapat.

Anehnya di depan pintu terdapat kertas yang tertulis 'Dilarang Masuk' dan di pojok kanan bawah tertera nama O-I-S. Ini membuat Keyra penasaran. Dia pun mendekat ke pintu tersebut dan memastikan tak ada orang lain yang melihatnya. Kemudian dia membuka pintu itu pelan-pelan.

Sreet... Pintu pun terbuka dan Keyra masuk ke dalam.

...❤...

Keyra 2

Sreet... Pintu pun terbuka dan Keyra masuk ke dalam.

Keyra terkejut. Ada ruangan di situ. Ada meja, ada kursi tertata rapi dan ada bunga matahari yang tumbuh di pinggir-pinggir pagar. Tempat itu bisa melihat kota dari ketinggian.

"Wah!!! ini indah sekali. Dari sini terlihat kota-kota. Pasti kalau malam lebih indah. Tapi kenapa di pintu tertulis 'Dilarang Masuk' ya? Emang yang lain nggak boleh masuk??" Keyra jadi bingung

"Wah bunga matahari. Boleh nggak ya aku ambil? Dari dulu aku ingin menanamnya. Ambil aja ah. Lagian di sini sepi, " lanjut Keyra menuju bunga matahari dan memetiknya.

BRAAKK...

Tiba-tiba pintu terbuka. Keyra menoleh. Dia terkejut melihat ada 5 pemuda berdiri tegak menatapnya. Sepatu roda Keyra seakan tak bisa digerakkan. Dia segera menyembunyikan bunga matahari yang dipetiknya di belakang punggung.

"Siapa kau!!" kata salah seorang dari mereka

"A... a... aku... " Keyra gagap dan menundukkan kepalanya.

"Wow keren juga sepatu rodanya," kata seorang lagi dan mendekati Keyra.

"Aku tanya, siapa kamu!!!" bentaknya lagi

"So... Sorry aku tadi nggak sengaja kesini," Keyra berusaha santai

"Kamu lihat, ada tulisan apa di pintu!! Kamu nggak bisa baca ya!" bentaknya lagi

"Justru itu aku penasaran. Aku kira ini tempat angker. Ternyata keren juga tempatnya. Kenapa tertulis 'Dilarang Masuk'?" Keyra sedikit santai

"Diam!!!" pemuda itu hendak menampar Keyra.

Salah satu temannya buru-buru memegang pundak pemuda itu "Sudahlah, dia cewek. Apa tega kamu menamparnya?"

"Keyra! kenapa kamu di sini?" tiba-tiba sesosok cowok berkacamata datang dan berdiri di samping pintu.

Semua mata tertuju padanya. Keyra terlihat linglung.

"Kamu tau namaku?? Siapa kamu??" Keyra sedikit bingung.

Ia menatap dan memperhatikannya dengan serius.

"Kak Kevin??" tebaknya sambil sumringah

Anggukan kecilpun terlihat pada sesosok cowok berkacamata yang terlihat bijaksana itu. Keyra pun memainkan sepatu rodanya menyusuri 5 pemuda yang terlihat angkuh dan menuju cowok berkacamata itu.

Dengan perasaan senang karena lama tak bertemu dengan sahabatnya, dia langsung memeluk cowok yang bernama Kevin itu.

Kevin adalah sahabat kecil Keyra. Sejak tinggal di Singapura, mereka jarang bertemu. Hanya hubungan lewat handphone yang terjadi. Dan ini saatnya Keyra melepaskan rasa kangen pada sahabatnya. Sahabat yang selalu ada dan tau apapun yang dialami Keyra.

"Sekarang kak Kevin terlihat dewasa ya... "

"Ayo kita pulang," Kevin menarik tangan Keyra

Mereka pun hendak pulang. Sesampai depan pintu, Keyra menoleh ke belakang. Dilihatnya 5 cowok angkuh itu yang sedang menatapnya. Keyra tersenyum nakal sambil menjulurkan lidahnya. 'Untung kak Kevin datang tepat waktu' pikirnya.

Akhirnya Keyra segera menyusul Kevin menyusuri tangga.

Berlalunya Keyra dan Kevin, membuat salah satu cowok angkuh yang dikenal dengan nama Reyo geram. Apalagi ketika ia mendapati ada dua tangkai bunga matahari yang tergeletak di lantai. Dia segera melihat ke bawah. Di lihatnya Keyra tertawa lepas dan Kevin yang menaiki sepeda di sampingnya terlihat tenang.

Reyo mengepalkan jari-jarinya. 'Awas kamu cewek bodoh!!!'

...❤...

Keesokan harinya, 5 cowok cool yang dikenal cuek itu berkumpul di base camp mereka. Ya, di tempat biasanya. Tempat khusus untuk mereka. Di sebuah ruangan di kampus di lantai atas, dimana mereka bertemu cewek (Keyra) yang berani masuk ruangan itu tanpa pamit.

Siapa yang tak kenal dengan O-I-S, nama genk mereka. O-I-S diambil dari huruf nama belakang mereka, yaitu Reyo, Nico, Anji, Aldi, dan Bagas.

Reyo, anak orang kaya yang memiliki beberapa toko (tas, pakaian, sepatu dan sandal, aksesoris maupun elektronik) dengan produk sendiri yang cukup terkenal hingga luar negeri.

Reyo dikenal sebagai ketua dari genk ini. Tingkahnya yang selalu cool, jutek dan sok angkuh, membuat greget cewek-cewek sekampus.

Nico, cowok berwajah imut dan pendiam. Selalu peduli pada sekitarnya dan baik hati.

Anji, yang terlihat paling dewasa dan setia pada ceweknya.

Aldi, seorang cowok yang terkenal dengan koleksi cewek-cewek. Suka mengkritik.

Bagas, cowok yang paling lucu diantara lainnya. Suka iseng dan jahil. Selalu ada aja yang diperebutkan dengan Aldi, meskipun hal sepele. Salah satu anggota penyayang binatang, terutama kucing. Memelihara kucing anggora putih di rumahnya.

Mereka berlima bersahabat sejak menduduki bangku SMA. Dengan kehidupan yang berbeda mereka dipertemukan. Dan mereka diterima di Universitas yang sama. Karena memiliki hobi yang sama yaitu mengatur ruangan, akhirnya mereka memilih jurusan arsitektur untuk mengembangkan hobinya tersebut.

Dengan desain-desain ruangan yang dibuat oleh kelima cowok ini, akhirnya mereka mampu mendirikan sebuah distro dan dikelola sendiri.

Desain kaos, celana maupun aksesoris, juga mereka sendiri yang mendesain.

Reyo yang lebih berpengalaman tentang usaha ini, selalu memotivasi para sahabatnya untuk memberikan desain terbaru yang digandrungi anak muda sekarang.

Distro ini cukup terkenal meskipun tak ada campur tangan dari usaha yang digeluti keluarga Reyo.

"Kita harus cari tau siapa anak kecil kemarin," kata Reyo asal

"Anak kecil?? Siapa?" Bagas tampak bingung

"Lu jangan pura-pura bego deh. Maksud Reyo, kemarin cewek yang udah masuk ke ruangan kita tanpa ijin," sela Aldi

"Cewek sepatu roda itu? Aduh Reyo... jangan asal deh kalau ngomong. Dia itu mahasiswi, bukan anak kecil lagi. Tapi dia imut juga sih," Bagas cengengesan

Satu jitakan kecil dari Aldi pun mendarat di kepala Bagas.

"Dia anak baru pindahan dari Singapura. Dia kuliah disini jurusan DKV, " kata Nico yang sedari tadi diam dan mencoret-coret kertasnya.

"Kamu tau darimana??" tanya Reyo kaget

"Dia sekelas sama Tania," jawabnya singkat

"Tania?? Wow CLBK nih ceritanya," kata Aldi

"Aku nggak bahas soal itu, Aldi!!" Nico menatap Aldi tajam.

"Udah deh kalian nggak usah bahas masalah cewek kemarin. Dia anak baru. Wajar aja kalau dia penasaran dengan tulisan di depan pintu itu dan kemudian dia nggak sengaja masuk. Lagian dia masih terlihat sangat polos," kata Anji

"Bukan itu masalahnya... " kata Reyo yang seakan marah.

"Apa lagi?? Soal bunga matahari??" sela Anji yang membuat Reyo seperti bingung harus menjawab apa.

"Tuh lihat dia di bawah," kata Bagas tiba-tiba

Reyo langsung turun ke bawah diikuti lainnya.

"Jaga emosi kamu Reyo," kata Anji

Sesampainya di bawah, merekapun menghadang Keyra. Keyra terkejut bukan main.

"Apa sih mau kalian??" Keyra kesal yang hampir terpeleset karena mengerem sepatu roda secara mendadak.

"Kita ingin kamu minta maaf di hadapan kami!! Ngerti!!" bentak Reyo

"Oke, oke. Aku minta maaf."

"Berlutut! Aku bilang dengan berlutut," sela Reyo

"Reyo, kasihan dia," kata Bagas lirih

Keyra pun berlutut, tapi...

...❤...

Keyra 3

Keyra pun berlutut, tapi...

"Hentikan!!!" bentak Tania

"Kalian memang keterlaluan ya! Tetap aja," lanjutnya

Tania segera membantu Keyra berdiri.

"Nico, aku kecewa kamu bergabung dengan mereka kalau tetap seperti ini!" kata cewek berambut panjang dan selalu terurai ini.

"Nico? Dia yang mana Tania? Kamu kenal dengan mereka?" tanya Keyra polos.

"Ayo kita pergi," kata Tania tanpa memperdulikan pertanyaan Keyra.

Mereka pun meninggalkan tempat, tapi di sela-sela itu...

"Mereka siapa sih Tania? Nico yang mana? Pacar kamu? Mantan kamu?" Keyra nyerocos dan sempat terdengar oleh 5 cowok itu.

Tania berhenti sejenak dengan sedikit kesal "Bisa nggak sih kamu diem. Kita bicarakan lain waktu."

...❤...

Di sebuah distro O-I-S

"Udah lama nih kita nggak refreshing. Kemana kek. Otak gue lagi konslet nih," kata Aldi

"Pantes aja konslet, cewek kamu aja segudang," Bagas cengengesan

"Tapi gue nggak ngajak loe ya!"

"Ide bagus tu, Al. Pikiran kita memang butuh direfresh," tambah Anji

"Gimana Rey? Nico?" tanya Aldi

"Aku sih ngikut aja," kata Nico cuek

"Kita pikirin nanti. Sekarang kita cabut ke restoran, Veenta," Reyo berlalu diikuti lainnya.

Sesampainya di restoran, langkah Reyo terhenti ketika melihat dua sosok tak asing baginya yang sedang bercanda riang. Yang lainpun menatapnya.

Reyo akhirnya mengambil tempat yang agak jauh dari dua sosok tersebut. Dan segera memesan makanan.

"Mereka terlihat akrab," kata Aldi yang sedang memperhatikan kedua sosok itu.

"Ke.. Keyra namanya. Bagus juga ya," Bagas tersenyum seperti orang bloon.

"Keren juga sih gayanya. Tapi dia bukan tipe gue," Aldi tersenyum nakal

"Iya, GUE juga tau selera LOE," Bagas menirukan gaya bicara Aldi.

Aldi hendak menjitak Bagas, tapi makanan keburu datang. Senyum lebar Bagas terlihat.

Akhirnya mereka segera menyantap makanan masing-masing.

"Mereka pacaran ya. Kok aku penasaran," kata Bagas tiba-tiba ketika menatap kembali Keyra dan Kevin yang terlihat mesra.

"Bisa nggak sih, nggak ngomongin mereka lagi di depanku," kata Reyo yang sedikit marah.

"Cemburu ya... " goda Bagas dan dia segera diam karena Reyo menatapnya tajam.

"Tu, tu, dia menuju kesini," katanya lagi

"Aku antar Key," kata Kevin

"Nggak usah kak. Pak Anjar pasti udah di depan."

"Aku udah telfon ayah kamu. Aku yang antar."

"Tapi nggak pake sepeda biasanya kan.. " Keyra tertawa

"Kalau kamu yang boncengin nggak papa sih," Kevin tersenyum lebar.

Keyra tertawa. Tak sengaja Keyra melihat genk 5 cowok yang sempat membuatnya sedikit takut.

Dia pun berhenti tertawa ketika cowok-cowok itu juga menatapnya. Keyra menatapnya sampai pintu keluar.

'Kenapa aku selalu bertemu mereka sih. Mereka seperti mengawasiku. Atau ini hanya perasaanku saja' pikirnya.

Kevin tak tau itu karena dia sedang menyapa para pelanggannya. Restoran Veenta dengan menu Sunda ini memang milik Kevin dan usahanya ini memiliki banyak pelanggan. Akhirnya mereka berlalu.

"Kita ke Bali akhir bulan," kata Reyo hendak keluar dari restoran.

"Ap, apa!! Itu kelamaan Rey..." kata Aldi yang kemudian mengikuti langkah Reyo.

"Terserah, pokoknya bulan ini aku nggak bisa."

...❤...

"O-I-S itu nama genk mereka. Diambil dari huruf terakhir nama mereka masing-masing. Mereka bersahabat sejak SMA," Tania mulai menceritakan apa yang diketahuinya kepada Keyra ketika tak ada dosen yang mengajarnya.

"Reyo, Nico, Anji, Aldi, dan Bagas. Mereka dipertemukan dengan kehidupan yang berbeda. Kehidupan yang bagi mereka menyedihkan," lanjutnya

"Menyedihkan??" Keyra menggeser tempat duduknya dan berhadapan dengan Tania.

"Dulu mereka parah. Mereka bandel, nakal, suka berantem, tak menghargai siapapun, dan selalu marah, emosi."

"Sampai sekarang mereka juga begitu," Keyra mulai kesal

"Menurutku, sekarang tak seberapa dibandingkan dulu, Keyra. Kamu tak tau. Aku yakin mereka sudah berusaha merubah sikapnya. Meskipun tak semuanya baik."

"Kok kamu tau banyak tentang mereka?" tanya Keyra

"Aku mantan Nico. Tapi tak satu sekolahan. Ketika duduk kelas 2, aku pacaran dengannya. Tapi saat lulus, aku memutuskannya karena aku tau ayahnya mau menjodohkan Nico dengan orang lain," Tania tertunduk

"Nico mau?" tanya Keyra pelan

"Aku dengar dari orang lain. Nico beralasan untuk melanjutkan kuliah dulu sebelum menikah. Aku tak tau mereka sudah bertunangan atau belum. Aku tak pernah menanyakannya."

"Sejak saat itu aku tak pernah lagi menemuinya. Meskipun satu kampus," lanjutnya

"Tapi terkadang Nico masih kirim pesan ke aku. Terakhir, dia menanyakanmu."

"What??" Keyra terkejut

"Biasa aja kali. Nggak usah segitu takutnya."

"Dia bilang apa? Kamu nggak cerita yang aneh-aneh tentang aku kan?" Keyra cemas

"Waktu itu kan aku belum kenal dekat dengan kamu. Jadi aku bilang, kamu anak baru pindahan dari Singapura dan sekelas denganku," Tania tersenyum

"Iya juga sih. Ngomong-ngomong rumah kamu dimana Tania? Kita sampai lupa memperkenalkan diri, padahal hampir dua minggu kita bersama."

"Oh iya. Mungkin terlalu banyak tugas sih. Rumah aku tak jauh dari sini. Dekat ruko seberang. Kalau kamu?"

"Agak jauh sih. Di dekat perkebunan teh. Tau kan?"

"Perkebunan teh?? di situ kan juga ada kedai teh yang terkenal," Tania tampak berpikir

"Kamu juga tau? Rumah aku di sebelahnya," kata Keyra senang karena banyak orang yang mengenal kedai teh milik kakeknya.

"Mereka kan juga... "

"Keyra, ada yang manggil tu," tiba-tiba seorang mahasiswa lain menyela pembicaraan mereka.

"Siapa?"

"Cowok berkacamata."

"Kak Kevin? Tania aku tinggal dulu ya. Kita lanjutin nanti. Oke," Keyra bersemangat

"Oke deh."

"Kak Kevin ngapain kesini?" tanya Keyra ketika berada di luar kelas.

"Lagi kosong kan? Aku traktir kamu ke kantin," kata Kevin tampak gembira.

"Kak Kevin nggak lagi ulang tahun kan?"

"Enggak. Aku omongin nanti ya."

Sampai di kantin...

"Ada apa sih Kak?" Keyra penasaran

"Aku diterima untuk mengajar anak-anak yang buta huruf."

"Bukannya kakak udah punya restoran?"

"Iya. Tapi apa salahnya mengembangkan ilmuku ini ke anak-anak?"

"Meskipun gajinya tak seberapa tapi aku senang menjalankannya," Kevin terlihat sumringah.

"Oke deh kalau gitu. Tapi jangan galak-galak ngajarin mereka," Keyra tertawa

Keyra kagum dengan sesosok Kevin, meskipun ia sukses dalam usahanya, tapi dia dengan bijak mau mencoba sesuatu yang baru. Mengajar anak-anak buta huruf.

Ya, ini juga impiannya ketika masih kecil dulu. Dia sopan, bijaksana, dan tak sombong seperti...

Tiba-tiba O-I-S datang. Tepat sekali apa yang dipikirkan Keyra. Dari jauh Keyra menatapnya.

"Kak Kevin kenal dengan O-I-S?"

"Siapa sih yang tak kenal mereka? Kamu ada masalah lagi dengannya?" tanya Kevin

"Enggak sih... Tapi sejak peristiwa itu kok kayaknya mereka tu benci banget sama aku. Apalagi ketua genk-nya. Seperti mau nelan Keyra aja," kata Keyra merinding

"Hahaha. Makanya jangan masuk ke ruangan orang sembarangan."

"Apalagi udah ada tulisan di pintu 'Dilarang Masuk'. Nggak bisa baca atau kamu aja yang ngeyel," Kevin tertawa

"Kak Kevin nggak usah ketawa deh," Keyra cemberut

"Ya udah nggak usah ngliatin mereka seperti itu."

"Keyra... Hari ini nggak ada dosen yang mengajar," tiba-tiba Tania hadir di tengah-tengah mereka.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!