Di musim dingin dengan salju yang turun begitu tebal,juga telah melingkupi di sebuah keluarga.
Putri kedua dari perusahaan terbesar di Teipei perusahaan Formosa yaitu Xu Que San,dia bermaksud untuk memberi tahu ayahnya tentang rencana pernikahannya bersama Meng Ce Lin,pemuda yang membuatnya menemukan cinta sejat i,tetapi ternyata hal itu di tolak dan tidak disetujui dengan keras oleh ayahnya Xu Hanwen.
Kakak Que San yaitu Que Nan juga menyaksikan hal itu.
Ayahnya menentang keras hubungan mereka, "Aku tetap tidak setuju atas hubungan kalian,apalagi untuk merestui pernikahan kalian!!."
Que San, "Tapi Ayah,aku sangat mencintainya.Selama ini aku selalu menuruti apa yang Ayah inginkan,tapi Ayah masalah cinta tidak bisa diatur,dan aku sangat mencintainya. Aku tidak pernah memohon pada Ayah,aku mohon sekali ini saja Ayah. Setujui pernikahan kami."
Han Wen menjawab dengan lantang, "Lancang kalian! Que San kau berani kurangajar pada ayah!Sekali ayah bilang tidak tetap tidak! "
Sambil Hanwen membalikan badan dia berkata lagi," Kalau kau tetap memilihnya,lebih baik hubungan kita putus dan jangan pernah lagi menginjakan kakimu di keluarga Xu !!Aku akan menganggap tidak punya anak sepertimu! "
Que San terkejut mendengarnya begitu juga Que Nan, "Ayah,tidak perlu sampai begitu kan ayah?Sudahlah ayah setujuilah pernikahan mereka."
Hanwen langsung membentak, "Lebih baik kau diam!Aku tidak ingin mengusir kedua anakku dari rumah ini! Karena itu lebih baik kau diam saja Que Nan!"
Que Nan, "Tapi ayah..."
Que San segera memegang tangan kakaknya sambil menggelengkan kepala, "Sudahlah kak.Tidak apa-apa."
Lalu ia menoleh pada ayahnya dan berkata lagi," Aku mengerti Ayah. Selama ini aku begitu menghormatimu,begitu menyayangimu. Tapi maafkan aku,untuk kali ini aku tidak ingin mengambil keputusan yang salah yang akan membuatku menyesal seumur hidupku.Maafkan aku Ayah,aku tetap akan menikah dengan Celin meski harus pergi dari rumah ini,tapi bagiku Ayah tetap ayahku. "
Celin terkejut, "Que San..."
Sedang Que Nan dan Han Wen terkejut, "Kau!... Beraninya Kau! Pergi !Aku tidak ingin melihatmu lagi!Pergi! "
Que Nan,"Ayah tunggu dulu...Que San."
Lalu Que San menggandeng tangan Celin dan segera pergi meninggalkan rumah yang selama ini adalah tempat dimana dia dibesarkan,rumah dimana dia tinggal bersama Ayah,ibu dan kakak yang begitu dia sayangi.
Que San lebih memilih hidup bersama orang yang sangat dia cintai,orang yang mau menerima dia apa adanya,orang yang tulus mncintai,mengasihi dan memyayanginya.
Akhirnya 12 tahun pun berlalu.
Que San dan Celin hidup bahagia di sebuah desa kecil di Shang Hai,dengan rumah yang sederhana di sekelilingi bunga-bunga yang indah.
Begitu juga dengan ditambah 2 anak perempuan yang cantik dan manis yang telah dilahirkan oleh Que San.
Seperti biasa Celin sehabis pulang bekerja dari berkebun dan Que San yang sudah menyiapkan teh hangat pada sore hari.
Sementara itu Yu Chen yang sedang merangkai bunga bersama dengan kakaknya Yu Ching.
Mereka hidup bahagia di kota kecil.
Meski begitu Que San masih tetap ingat tentang Ayah dan kakaknya.
Ia masih berharap bisa bertemu dan berbaikan dengan ayahnya.
Sedangkan Que Nan kakak Que San, menikah dengan orang kepercayaan ayahnya, Zhuang Liu Jiang.
Mereka pun hidup bahagia dan memiliki seorang anak perempuan.
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
Yu Chen, "Kakak suatu hari nanti aku akan membuat sebuah kebun bunga yang indah dan kakak yang akan mengelolanya,sedang aku akan merawatnya. "
Yu Ching tersenyum mendengarnya,begitu juga Ibu dan Ayahnya.
Lalu Celin mendekati mereka, "Lalu bagaimana dengan Ayah?"
Yu Chen menjawabnya, "Ayah...?"
Que San pun datang dengan membawa teh," Tentu saja ayah dan ibu yang menikmatinya,iya kan?"
Yu Chen menjawab," Iya bu , betul sekali! "
Yu Ching menyaut," Kau ini.Semakin besar semakin cerewet ya! "
Yu Chen , "Kakak lihat saja nanti!"
Semuanya tertawa.
Lalu Que San berkata,"Sudah-sudah. Lebih baik kita minum teh dulu."
Que San memberikan tehnya untuk suaminya dan anak-anaknya,lalu setelah itu ia seperti biasa memasukkan jeruk nipis ke dalam tehnya.
Yu Chen yang melihatnya berkata, "Ibu aku juga mau . '
Que San menjawab, "Hmm..baiklah. "
Yu Ching, "Aduh ayah sekarang ada 2 orang aneh di rumah kita."
Celin tersenyum," Apa kau tahu Yu Ching,saat muda dulu ayah juga merasa aneh pada kebiasaan ibumu itu."
Yu Chen menyela, "Tapi justru karena keanehan itulah ayah jadi menyukai ibu,iya kan ayah??"
Semuanya terkejut mendengarnya,setelah itu merasa geli dan tertawa.
Saat malan natal tiba,di desanya ada sebuah gereja.
Seperti biasa mereka semua datang kegereja.
Dan setelah selesai hendak kembali,di depan gereja ada sebuah pohon natal besar dan diatasnya ada bintang yang besar.
lalu Yu Chen berkata pada kakaknya, c
"Kakak aku ingin mengambil bintang itu kak. "
Yu Ching," Yu Chen,tentu saja tidak boleh. "
Lalu merekapun pulang dan makan bersama.
Yu Chen, "Aku paling suka masakan mie buatan ibu."
Semuanya tersenyum.
lalu Yu Chen berkata lagi, "Ibu,aku ingin bintang yang ada diatas pohon natal di depan gereja tadi bu,tapi kata kakak tidak boleh,kenapa? "
Sang ibu tersenyum, "Hmm..begini saja suatu hari nanti ibu akan berikan bintang padamu,tapi kau harus bersabar. "
Celin menatap istrinya,ia tahu maksud istrinya itu.
Tapi saat malam tiba dan semuanya sudah tidur, Yu Chen masih belum tertidur.
Akhirnya dia pergi diam-diam sampai di depan gereja tepat di depan pohon natal.
Sementara itu Yu Ching yang terbangun karena haus,terkejut adiknya yang seharusnya berada di sampingnya tidak ada.
Dia segera membangunkan ayah dan ibunya,lalu memberitahu mereka bahwa adiknya tidak ada bersamanya.
Akhirnya merekapun keluar untuk mencari YuChen.
Yu Chen yang berada di depan pohon natal,dia mengambil sebuah tangga didekat tembok gereja.
Dan dia pun naik pelan pelan ,dan akhirnya ia sampai di atas,lalu ia mnegambil bintang itu.
Setelah itu dia turun pelan-pelan.
Sesampainya dibawah dia memeluk dengan erat bintang itu.
Sementara itu Yu Ching terpikir,dia ingat kata-kata adikya yang menginginkan bintang diatas pohon natal di depan gereja.
Dia langsung berlari sampai di depan gereja dan ternyata benar .
Yu Chen menoleh ," Kakak !...bintang ini sudah aku dapatkan dan aku akan berikan pada orang yang aku sayangi,ayah , ibu , dan kakak. "
Yu Ching mendekati sambil menangis , dia memukul kepala adiknya dengan pelan dan berkata, "Bodoh ! Kenapa kau pergi sendirian malam-malam begini?! Kami semua mencemaskanmu! "
Yu Chen, "Kakak. "
Lalu Yu Ching memeluk adiknya.
Sang Ayah yang akhirnya datang memukul Yu Chen dengan keras , "Anak Nakal ! Ayah sangat marah! Ayah tidak suka pada anak nakal sepertimu! "
Que San , "Sudahlah."
Lalu Que San menggandeng tangan suaminya untuk kembali ke rumah,sebelumnya dia menoleh kebelakang dan tersenyum lalu mengangguk.
Yu Ching dan Yu Chen yang melihatnya ikut berjalan dibelakang .
Lalu sesampainya di rumah Yu Ching menyelimuti adiknya .
Yu Chen menatap kakaknya dan berkata, "Kakak, ayah sangat marah padaku.Apa Ayah benar-benar tidak suka padaku?"
Yu Ching menatap adiknya,"sudahlah .Tenang saja Ayah tadi marah karena mencemaskanmu. Sekarang kau istirahat.Besok Ayah pasti sudah tidak marah lagi."
Lalu Yu Chen mengangguk dan tidur.
Beberapa saat kemudian sang Ayah dan yang mengintip dari luar kamar.
Celin pun masuk dan mendekati mereka berdua.
Lalu ia bertanya pada Yu Ching," dia sudah tidur?"
Yu Ching menjawab," Iya Ayah.Oh iya ini bintang yang diambilnya tadi,katanya dia ingin memberikan pada orang yang dia sayangi.Ayah,ibu dan aku. "
Celin yang mendengar terkejut dan terharu.
Lalu ia mencium kepala Yu Chen.
Setelah itu ia keluar,saat hendak keluar ia berkata pada Yu Ching, "Yu Cing,kau juga istirahatlah.Kau kakak yang baik."
Yu Ching yang mendengar,dia langsung berdiri dan memeluk ayahnya, "Ayah aku sangat menyayangi ayah dan juga ibu. "
Sang ayah mengusapkan tangannya di atas kepala anaknya, "Baiklah kau istirahatlah."
Yu Chingpun mengangguk.
lalu diapun pergi tidur.
Celin menutup pintu kamar dan keluar.
Lalu Que San menghampirinya , "Kau ayah yang baik Celin. "
Celin memeluk istrinya," Kau juga ibu yang baik dan juga istri yang baik. "
Que San tersenyum.
Lalu ia teringat ayahnya, "Celin , sebentar lagi ayah akan ulangtahun. Aku ..."
Celin menoleh, "Kau benar.Kalau kau ingin menemui ayah,pergilah untuk mengucapkan selamat. "
Que San menjawab," Baiklah. "
Sementara itu Que Nan, dia selalu ingin mengetahui keberadaan adiknya.
Ia terus mencari tahu keberadaan adiknya selama bertahun-tahun tanpa sepengetahuan ayahnya.
Akhirnya malam itu ia mendapatkan informasi tentang keberadaan adiknya yang ternyata tinggal di Shanghai di sebuah desa kecil di Hang Chou.
Keesokan paginya seperti biasa Que San menyiapkan sarapan pagi.
Dan Yu Ching yang sudah selesai menyelesaikan perlengkapan sekolahnya ,lalu ia membantu ibunya menyiapkan bekal adiknya dan juga untuknya.
Setelah mereka semua sarapan.
Yu Chen terus melihat ke arah ayahnya.
Yu Ching menyenggol tangan ayahnya.
Lalu sang ayah tiba-tiba mengeluarkan sebuah hiasan,ternyata hiasan bintang pohon natal yang telah diambil Yu Chen kemarin malam.
Yu Chen terkejut dan tersenyum.
Celin pun berkata, "Lihat ! Ayah,ibu, dan kak Yu Ching mendapatkan bintang keberuntungan yang sudah dipetik oleh Yu Chen. "
Semuanya tersenyum.
Yu Chen pun mendekati ayahnya lalu ia memeluk ayahnya.
Que San tersenyum melihatnya.
lalu ia berkata, "Ya baiklah.Sekarang kalian harus segera berangkat sekolah dan Ayah juga harus segera berangkat kerja. "
Saat hendak berangkat seperti biasa,Yu Chen meminta tolong kakaknya untuk menalikan sepatunya.
Yu Ching yang langsung menalikan sepatu adiknya sambil berkata," kau ini.Apa akan selalu menyuruh kakak untuk menalikan tali sepatumu sampai kau besar nanti?! "
Yu Chen menjawab, "Biarkan saja.Aku suka kakak yang selalu menalikan tali sepatuku. "
Yu Ching tersenyum,setelah selesai menalikan tali sepatu adiknya merekapun berangkat bersama," Kami Berangkat! "
dan mereka pergi.
Que san hanya menggelengkan kepala.
Celin pun menyusul berangkat kerja.
tidak lupa ia mencium kening istrinya dengan lembut dan ia pun pergi.
Sementara itu Que Nan yang datang dari Teipei dengan jam penerbangan pagi.
Ia menaiki mobil bersama sopirnya mencari-cari rumah yang ditinggali adiknya.
Dan tidak lama kemudian dia menemukan rumah adiknya,karena dia melihat adiknya Que San yang sedang memetik bunga-bunga di halaman rumahnya.
Mobilpun berhenti dan Que Nan turun dari mobilnya dengan perlahan dia berjalan sampai di depan rumah adiknya dan mengetuk pagar rumah dengan tangan bergetar.
Sementara itu Que San yang mendengar ketukan pagar didepan rumahnya,dengan cepat dia menoleh dan berkata, "Iya.Tunggu..."
Saat menoleh dan melihat orang yang ada di depan pagar rumahnya,kata-katanya tiba terhenti.
Ia begitu terkejut karena ternyata kakaknya yang sudah lama berpisah dengannya tiba-tiba ada di depan rumahnya.
Que San pun meneteskan airmata.
ia segera membukakan pintu pagar rumahnya dan berkata," Kakak ..."
Que Nan segera memeluk adiknya yang begitu dia rindukan selama bertahun-tahun.
Setelah itu mereka masuk ke dalam dan berbincang bincang.
Que San pun menuangkan teh untuk kakaknya,setelah itu ia memasukkan jeruk nipis ke dalam tehnya sendiri.
Que Nan yang melihatnya tersenyum dan ia berkata, "Kau masih seperti yang dulu,kebiasaanmu tidak pernah berubah.Meskipun kau sudah menjadi istri dan ibu kau masih tetap seperti yang dulu. "
Que San tersenyum, ia pun berkata,"Kakak, bagaimana kau bisa tahu aku tinggal di Hang Chou? "
Que Nan menunjuk tangannya ke kepalanya," Aku pasti akan selalu bisa menemukanmu.Apa kau lupa dengan janji kita,meski kita berpisah aku akan selalu menemukanmu. "
Mereka tertawa bersama.
Lalu Que Nan berkata, "Sepertinya kau hidup bahagia.Adikku dulu yang begitu manja,dan sekarang aku senang kau lebih dewasa. Selama ini aku selalu memikirkanmu. Apakah kau hidup baik-baik saja? Bahagiakah kau selama ini? Tapi ternyata berbeda sekali dengan pemikiranku ."
Que San menyaut kakaknya, "Kakak, aku tidak pernah kecewa dan sedih terhadap keputusanku dulu. Sekarang aku hidup bahagia,begitu nyaman dengan kehidupanku sekarang. Meskipun rasa bersalah terus ada dan aku juga sadar aku bukan anak yang baik. "
Que Nan, "Sudahlah Que San. Sebenarnya Ayah begitu menyayangimu,walaupun selama ini ia berpura-pura kaku dan membencimu,tapi dalam hatinya dia begitu menyayangimu dan selalu mengkhawatirkanmu."
Sementara itu Celin yang sedang bekerja di kebun, tiba-tiba dia terjatuh.
Temannya yang juga adalah pemilik dari perkebunan itu langsung menolong Celin.
Dia membawa masuk ke rumahnya," Kau masih belum memutuskan untuk operasi Celin? "
Celin , "Operasi? Kau tahu biayanya begitu mahal.Lagipula aku tidak mau menyiakan-nyiakan waktuku hanya untuk di rumah sakit, aku ingin menghabiskan waktuku bersama keluargaku . "
Lalu temannya berkata lagi, "Jangan-jangan kau masih belum memberitahu keluargamu tentang penyakitmu itu?"
Celin, "Mereka tidak boleh tahu.Aku tidak ingin mereka cemas dan sedih karena aku."
Temannya menjawab, "Kau ini benar-benar keras kepala Celin! "
Akhirnya Yu Ching dan Yu Chen sudah kembali dari sekolah.
Que San dan Que Nan yang masih berbincang-bincang jadi terhenti karena kedatangan mereka.
Yu Chen ," Ibu kami sudah pulang ! "
Que San menyambut mereka dan berkata, "Ibu punya kejutan buat kalian.Lihat siapa yang datang? "
Que Nan menoleh ke arah mereka dan tersenyum ramah.
Yu Ching dan Yu Chen terus menatap Que Nan.
Yu Chen pun berkata," DiaSiapa bu?"
Ibunya tersenyum, "Dia bibi kalian.Bibi Que "
Yu Chen, "Bibi Que? "
Sang ibu berkata lagi, "Cepat beri salam pada bibi Que."
Yu Ching dan Yu Chen membungkukkan badan dan berkata," Apa kabar?"
Que Nan tersenyum dan mendekati mereka lalu berkata, "Kalian anak-anak yang manis. Bibi senang bisa bertemu dengan kalian.Oh iya bibi membawa hadiah untuk kalian.Ayo sini ! "
Que Nan memberikan beberapa hadiah.
Que San berkata, "Kakak, tidak perlu repot-repot sampai membawa hadiah sebanyak itu. "
Que Nan, "Tidak apa-apa.Lagipula aku senang sekali bisa bertemu dengan kedua ponakanku ini.Mereka mirip kau, juga ada kemiripan dari Celin."
Lalu Celin datang dari kerja, "Que San aku sudah pulang. Di luar aku lihat ada mobil, apa ada tamu yang ..."
Que San dan Que Nan menoleh. Celin terkejut melihat mereka.
Lalu mereka minum teh bersama.
Celin berkata," Sudah bertahun-tahun berlalu-lalu. Bagaimana kau bisa menemukan kami ?"
Que Nan tersenyum, "Kalian ini memang pasangan yang kompak .Tadi Que San juga menanyakan hal yang sama.Aku diam-diam terus mencari tahu keberadaan kalian tanpa sepengetahuan ayah.Dan akhirnya aku dapat menemukan kalian.Tenang saja ayah tidak tahu."
Yu Ching yang menemani adiknya bermain diam-diam mendengarkan pembicaraan orang tua dan bibinya.
Lalu Que Nan berkata," Beberapa hari lagi ayah akan ulang tahun..."
Que San, "Aku tahu itu, dan aku tidak akan pernah lupa selama bertahun-tahun ini. Aku merasa tidak layak untuk menginjakkan kakiku ke rumah, walau hanya untuk mengucapkan selamat ulang tahun pada ayah."
Celjn pun memegang pundak istrinya.
Gue Nan menghela napas, "Ya, aku mengerti. Tapi Que San, itu sudah lama terjadi. dan aku yakin ayah sebenarnya tidak pernah bisa marah padamu. "
Que San dan Que Nan saling bertatapan.
Que Nan melihat adiknya yang terlihat sedih di raut wajahnya.
Ia pun mengakhiri percakapan mereka. Dan ia berkata," Baiklah, sepertinya aku harus kembali. Hari sudah hampir malam. Aku takut saat aku belum kembali, ayah sudah pulang bersama Liu Jiang. Lagipula putriku juga pasti sudah menungguku di rumah. "
Que San menatap kakaknya dan berkata, "Kakak, aku jadi lupa untuk menanyakan tentang kau sekarang. Kau sudah mempunyai seorang putri?"
Que Nan mengangguk dan ia berkata, "Setelah kau pergi, beberapa bulan kemudian aku menikah dengan orang kepercayaan ayah, Manager Zuang. Lagipula kami juga sudah saling mencintai. Dan kami melahirkan seorang putri."
Que San memegang tangan kakaknya dan berkata, "Kakak, maafkan aku. Aku tidak bisa menemanimu saat kau sedang dalam kesulitan, dan bahkan saat kau menikah aku tidak bisa turut mengucapkan selamat untukmu. "
Que Nan, "Que San, jangan berkata seperti itu. asal kau hidup bahagia kakak ikut senang melihatnya. "
Que San," Kakak..."
Que Nan, "Baiklah, kakak harus pulang."
Saat Que Nan hendak berjalan keluar, dia memeluk adiknya.
dan setelah itu tersenyum pada Celin.
Ia pun mendekati Yu Ching dan Yu Chen.
sambil ia sedikit jongkok dan berkata," bibi pulang dulu. tapi lain kali, bibi akan sering bermain kemari dan membawakan hadiah yang banyak untuk kalian. "
Que Nan tersenyum pada 2 keponakannya dan ia berkata lagi, "boleh bibi memeluk kalian?"
Yu Chen menatap kakaknya, lalu mereka berdua menatap ibunya.
Sang ibu tersenyum sambil mengangguk.
Lalu Yu Chen dan Yu Ching pun menatap bibinya dan mengangguk.
Que Nan tersenyum, dan ia memeluk 2 keponakannya itu.
sebentar kemudian dia melepaskan pelukannya.
Dan ia berkata, "bibi pulang dulu. sampai jumpa."
Yu Chen pun mengangguk.
Sedang Yu Ching hanya diam sambil menatap bibinya.
Lalu Que Nan berdiri dan berjalan keluar. sambil Que San, Celin dan 2 anaknya mengantarnya sampai di halaman rumah.
Sebelum masuk ke mobil, Que Nan melambaikan tangannya sambil tersenyum.
Que San pun membalas juga dengan melambaikan tangannya.
Lalu Que Nan pun pergi.
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
Sementara itu, tanpa diketahui istri dan 2 anaknya, penyakit Celin semakin parah.
Pagi sekali, seperti biasa Yu Chen dan Yu Ching berangkat ke sekolah.
Sebelumnya mereka memeluk ayah mereka lalu ibunya dan merekapun berangkat.
Sementara itu beberapa saat kemudian Celin pun juga harus menyusul untuk bekerja.
Dia mencium kening istrinya dengan lembut.
Setelah itu Que San berkata, "Hati-hati. Nanti jangan pulang terlarut malam. Kami semua menunggumu untuk makan malam. "
Celin mengangguk sambil tersenyum. Lalu ia berkata," Baiklah, aku pergi dulu. Sampai jumpa. "
Que San mengangguk dan tersenyum.
Tanpa diduga, di tempat kerja perkebunan.
Tiba-tiba penyakit Celin pun kambuh. Teman-temannya segera membawanya ke rumah sakit terdekat.
Tapi, saat di rumah sakit Celin tidak dapat diselamatkan. Dan dokter pun tidak bisa apa-apa.
Saat mendengar kabar tentang apa yang terjadi pada suaminya.
Que San begitu terkejut.
Dia benar-benar tidak percaya hal itu terjadi.
Apalagi saat ia diberitahu bahwa selama ini suaminya terkena penyakit jantung, ia sama sekali tidak tahu hal itu.
Que San menangis bersama 2 putrinya.
Upacara pemakaman pun berlangsung, begitu sederhana dan sangat cepat. didepan makam suaminya, Que San lalu menatap 2 putrinya.
Ia pun mendekati 2 putrinya dan ia menunduk.
Sambil ia mengusap air mata di pipi 2 putrinya.
Ia pun berkata , "Jangan menangis lagi. Ayah pasti tidak suka melihat kalian terus menangis. "
Yu Chen menunduk.
Que San memegang pundak mereka dan memeluk mereka sambil berkata, "Jangan khawatir. Masih ada ibu disamping kalian yang akan selalu menjaga kalian. Ayahpun pasti juga selalu ada disamping kalian. Ingatlah mulai sekarang kalian harus menjadi orang yang kuat, dan jangan sering menangis. "
Yu Chen dan Yu Ching mengangguk.
Que San tersenyum.
Lalu ia berdiri dan menggandeng 2 putrinya.
Dan mereka berjalan pulang.
Hari-hari berlalu.
Tiba hari dimana Ayah Que San ulang tahun.
Akhirnya Que San memberanikan diri untuk pergi ke Teipei untuk menemui ayahnya.
Sebelum ia pergi, ia berkata pada 2 putrinya," Ibu akan pergi ke Teipei."
Yu Chen menyaut, "Menemui kakek galak yang pernah ibu ceritakan itu?"
Yu Ching, "Yu Chen, jangan berkata seperti itu!"
Sang ibu tersenyum, "Kalian dengar, kakek kalian tidak galak. Dia sangat baik. Dia sangat menyayangi ibu. Ibu yakin, jika kakek kalian melihat kalian, dia pasti sangat menyukai kalian. baiklah, ibu harus segera berangkat. "
Ia menoleh pada Yu Ching dan berkata, "Yu Ching, mungkin ibu akan pulang malam. Ibu sudah menyiapkan makan malam untuk kalian. kalian makanlah dulu. jaga baik-baik adikmu, dan jangan lupa untuk mengunci pintunya."
Yu Ching mengangguk," Baiklah bu, aku mengerti."
Que San menoleh pada Yu Chen dan berkata, "Yu Chen, kau tidak boleh nakal. Kau harus menuruti kakakmu. Jangan membuat kakak mu marah. Kau mengerti?"
Yu Chen mengangguk dan tersenyum, iapun memeluk ibunya dan berkata, "Baik bu. Ibu jangan lupa bawakan Cakwe dan jeruk untukku."
Que San tersenyum, "Baiklah, ibu akan bawakan untuk kalian."
Lalu Que San mencium putrinya.
Dan ia hendak pergi.
Yu Ching tiba-tiba memangil ibunya, "Ibu!"
Que San menoleh.
Yu Ching menatap ibunya, lalu sebentar kemudian ia berkata, "Hati-hati. Kami menunggumu pulang."
Que San tersenyum dan mengangguk," Baiklah. "
Lalu Yu Chen melambaikan tangannya. Dan Que San pergi.
Yu Ching lalu mengunci pintu rumah. sambil berjalan ke dalam ia berkata pada adiknya," Kau ini, yang dipikirkan selalu saja makanan. "
Yu Chen, "Tentu saja kak. Lagipula aku sangat suka makan."
Yu Ching tersenyum melihat adiknya.
Sampainya Que San di Tei Pei.
Ia pun langsung menuju ke rumah ayahnya.
Ia berdiri agak jauh di depan rumahnya.
Sambil ia menatap rumahnya, ia teringat saat dia masih tinggal di rumah itu bersama ayah, ibu dan kakaknya.
Dia ragu-ragu untuk masuk ke dalam rumah.
cukup lama ia berdiri didepan rumah ayahnya.
Tiba-tiba, Que Nan keluar bersama putrinya yang hendak berangkat ke sekolah.
Que Nan hendak mengantar putrinya sampai ke mobil.
Begitu terkejut Que Nan melihat adiknya berdiri di depan rumah.
Que Nan, "Que San kau?! "
Que San menatap kakaknya, "Kakak."
Setelah putri Que Nan berangkat bersama sopir keluarga.
Lalu mereka masuk ke dalam rumah.
Saat hendak menemui ayah mereka di ruang baca.
Que San berhenti dan menoleh pada kakaknya," Kakak, aku takut ayah pasti marah melihatku. Lebih baik aku kembali saja."
Que Nan berkata, "Tidak akan apa-apa. Ada kakak di sini. jangan takut. "
sambil ia menggandeng tangan adiknya.
merekapun masuk ke ruang baca.
Sang ayah sedang duduk kursi meja kerjanya.
Lalu Que Nan berkata, "Ayah, ada yang ingin bertemu dengan ayah. Lihat siapa yang datang."
Saat Hanwen menoleh, ia melihat orang yang berdiri di depannya.
Putri yang selama ini sudah pergi dari kehidupannya sekaligus putri yang sangat ia rindukan.
Tapi masih saja hatinya keras.
Que San menatap ayahnya dengan penuh keraguan. Lalu ia berkata, "Ayah... ."
Hanwen pun menatap 2 putrinya.
Lalu ia berdiri membelakangi mereka dengan penuh kewibawaannya.
Dan ia berkata, "Untuk apa kau kemari lagi?! kau masih ingat untuk pulang kemari?! Apa kau sudah lupa, kau bukan anggota keluarga di tempat ini lagi. kedatanganmu tidak diharapkan di sini."
Que San begitu terkejut mendengarnya.
Que Nan," Ayah, jangan seperti itu. semua sudah berlalu. Que San adalah putri ayah. Lagipula kedatangan Que San kemari ingin mengucapkan selamat ulang tahun untuk ayah. "
Hanwen tersenyum sinis dan berkata, "Ternyata kau masih bisa ingat untuk menjengukku apalagi mengucapkan selamat ulang tahun. Kau sudah lupa? aku bukan ayahmu lagi."
Que San meneteskan airmata dan berkata," Maafkan aku. Kedatanganku sudah mengganggu. Ayah... aku hanya ingin mengucapkan selamat ulang tahun untuk ayah. Aku berharap ayah selalu bahagia. Maafkan aku ayah. Aku tidak akan pernah lupa pada ayah.
Maafkan aku, aku bukan putrimu yang baik. Aku tidak akan mengganggumu lagi ayah. Selamat tinggal. "
Que San pun pergi keluar.
Que Nan," Que San! "
Que Nan pun mengejar adiknya.
Han Wen yang mendengar kata-kata putrinya, ia pun ikut sedih.
Ia duduk di kursinya sambil ia menatap foto di meja kerjanya, di foto itu adalah foto 2 putrinya.
Ia menghela napas.
Sebenarnya iapun juga merindukan putrinya.
Hanya saja ia masih memegang wibawanya.
Que Nan yang mengejar adiknya sampai keluar halaman.
Que Nan, "Que San, tunggu! "
Ia memegang tangan adiknya untuk menghentikan adiknya.
Lalu ia berkata, "Que San, maafkan kata-kata ayah. "
Que San menoleh," Ayah tidak bersalah kak, dia berhak bicara seperti itu. Akulah yang seharusnya minta maaf pada ayah. "
Que Nan memeluk adiknya.
Han Wen pun melihatnya dari jendela ruang kerjanya.
Que Nan berkata," Kau sudah sampai kemari, bagaimana jika kita minum teh dulu?"
Que San," Tapi kak... ."
Que Nan, "Tenang saja, kita minum teh di tempat kedai teh yang sering kita kunjungi dulu. Kita sudah lama sekali tidak ke sana bukan? Bagaimana?"
Que San menatap kakaknya, lalu berkata, "Baiklah kak. "
Akhirnya mereka berbincang-bincang di kedai teh.
Que Nan berkata, "Que San, kau kelihatan pucat dan kurusan. Apa kau kurang sehat?"
Que San menatap kakaknya lalu berkata," Aku tidak apa-apa kak."
Que Nan," Benarkah tidak apa apa?
Que San, "Aku ini adalah kakakmu, kau lupa? "
Que San menatap kakaknya, lalu dengan ragu berkata, "Sebenarnya... ."
Que Nan menatap adiknya," Ada apa? "
Que San, "Sebenarnya Celin... dia sudah meninggal. "
Que Nan begitu terkejut mendengarnya dan berkata," Apa?! bagaimana itu bisa terjadi? "
Lalu Que San pun menceritakan kepada kakaknya.
Que Nan menatap adiknya dan memegang tangan adiknya di atas meja.
Lalu Que San berkata," Tapi, aku bersyukur Celin meninggalkan 2 putri yang begitu baik. Aku akan tetap tegar dan aku akan membesarkan mereka dengan kasih sayangku. Karena Celin pun akan selalu ada di sampingku dan menemani kami. "
Que Nan lega melihat adiknya yang begitu tegar dan kuat.
Merekapun minum teh sore itu. tiba-tiba
Que San pun teringat ia harus segera pulang.
Ia melihat jam di tangannya.
Dan berkata," Sudah sore. Aku harus segera pulang kak. anak-anak sudah menungguku di rumah. Terima kasih kakak sudah mentraktirku minum teh."
Que Nan," Untuk apa terlalu sungkan, aku ini kakakmu. "
Que San tersenyum, ia hendak berdiri.
Tiba-tiba Que Nan memegang tangan adiknya dan berkata, "Que San, jika kau butuh bantuan, katakan saja pada kakak, kakak akan membantumu. Kau jangan lupa, masih ada kakak yang selalu ada di sampingmu. Kakak beri nomer handphone kakak. Teleponlah kakak. "
Que Nan menyerahkan selembar kertas berisi nomer handphonenya.
Lalu Que San tersenyum dan memegang tangan kakaknya dengan lembut sambil berkata, "Terima kasih kak. "
Que San memeluk kakaknya dan berkata saat berada di pelukan kakaknya, "Kakak, aku sangat menyayangimu, juga ayah. Sampai jumpa kak."
Que Nan terkejut, ia merasa seakan adiknya akan pergi jauh dan tidak kembali lagi.
Saat Que San keluar dari restoran.
Ia hendak menyeberang. Tapi tiba-tiba ada sebuah mobil yang melaju kencang dan menabrak Que San.
Que Nan melihat hal itu.
Ia segera berlari keluar dan mendekati adiknya.
Darah pun keluar dari dahi dan kepalanya.
Que Nan," Que San...!"
Que San memegang tangan kakaknya.
Ia memandang kakaknya.
Sambil menahan sakitnya ia berkata pelan," Kakak... tolong bantu aku... bantu aku menjaga ke 2 putriku. "
Que Nan menangis.
Ia berkata" Kenapa kau bicara seperti itu ...? Kau akan selamat. "
Que San menggelengkan kepalanya.
Ia menatap kakaknya.
Air matanya mengalir.
Wajahnya memohon pada kakaknya.
Ia berkata lagi," Aku mohon kak. Berjanjilah. Katakan pada mereka... aku sangat menyayangi mereka."
Que Nan meneteskan air matanya.
Akhirnya ia mengangguk dan berkata," Baiklah. Baiklah."
Que San memberikan 2 buah kalung dengan liontin bintang pada Que Nan.
Dan ia minta tolong pada kakaknya untuk memberikan 2 kalung itu pada 2 putrinya.
Ambulance pun datang.
Tapi Que San tidak bisa diselamatkan saat dalam perjalanan ke rumahsakit.
Hanwen pun begitu menyesal atas kematian putri ke 2nya.
Akhirnya Hanwen segera meminta Que Nan untuk menjemput ke 2 putri Que San.
Yu Chen dan Yu Ching benar-benar terkejut dan tidak menyangka mendengar tentang apa yang terjadi pada ibu mereka.
Yu Ching berusaha kuat untuk adiknya.
Meski ia begitu sedih dan terpukul juga.
Mereka pun mau tidak mau akhirnya ikut dan tinggal bersama bibi dan kakeknya.
Bulan berlalu.
Sementara itu Han Wen memutuskan untuk menyekolahkan Yu Ching di New York.
Ia meminta menantunya Zuang Liu Jiang untuk mengurus semua keberangkatan Yu Ching, sekolah nya di New York dan di mana ia tinggal.
Sebelum pergi, Que Nan memberikan 2 buah kalung dengan liontin bintang peninggalan adiknya dan Celin.
Yu Chen berkata pada kakaknya," Kak, kalau kakak pergi bagaimana denganku?"
Yu Ching menatap adiknya dan berkata, "Tenang saja, kakak akan segera pulang dan menemanimu lagi. "
Yu Chen mengangguk, dan Que Nan berkata, "Yu Chen, bukankah ada bibi, paman, kakek juga Yue Yue yang menemanimu. Kak Yu Ching pun juga akan segera kembali. "
Yu Chen tersenyum, "Baiklah, aku akan menunggu kakak pulang. "
Que Nan tersenyum dan memegang pundak ke dua ponakannya.
Lalu ia memakaikan kalung itu ke leher 2 ponakannya.
Setelah itu ia berkata, "Baiklah, ayo kita makan. Bibi Li sudah menyiapkan makan malam untuk kita, dan semuanya pasti sudah menunggu ."
Lalu merekapun menuju ke ruang makan dan makan malam bersama.
Keesokan harinya Yu Ching pun berangkat ke New York. Mo Bei pun mengantarnya sampai di bandara bersama keluarga Yu Ching.
Mo Bei berkata," Aku akan menunggumu pulang Yu Ching."
Yu Ching mengangguk dan tersenyum.
Yu Ching pun berpelukan dengan keluarganya.
Lalu ia pergi.
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!