Khazinun Katsiran akrab disapa Zinu ialah seorang anak yatim piatu. Dari kecil Zinu dan adiknya dirawat oleh Sang Nenek. Ekonomi keluarga Zinu bisa dibilang berkekurangan. Dulu saat neneknya masih ada, Zinu sehari-hari mambantu menjajakan kue buatan neneknya. Nenek Zinu meninggal beberapa hari setelah ia menerima kelulusan SMA. Sejak saat itulah Zinu hanya tinggal bersama adik perempuannya yang masih berusia 15 tahun.
Sudah 2 hari ini Zinu berkeliling kota, mengajukan lamaran kerja di berbagai tempat. Namun sama seperti hari sebelumnya, Zinu masih belum juga mendapatkan pekerjaan. Itu wajar saja karena mencari pekerjaan bermodalkan ijazah SMA di jaman sekarang memang tidak mudah.
Zinu ya Zinu, bukan seorang pemuda yang mudah menyerah. Apalagi ketika ia ingat adiknya membutuhkan biaya sekolah, uang SPP semester ini sama sekali belum dibayarkan. Selama sebulan ini Zinu bertahan hidup sepeninggal neneknya dengan bekerja serabutan, apa saja ia kerjakan termasuk menjadi kuli pikul barang di pasar, itu semua demi bertahan hidup.
“Semoga hari ini aku bisa dapat pekerjaan tetap..,” harap Zinu sembari mengusap keringat di dahinya.
Zinu memutuskan untuk beristirahat sejenak, ia duduk di tepi trotoar jalan. Zinu mengeluarkan sebungkus kecil roti dan segelas air mineral dari kantong plastik. Berbekal uang lima ribu setidaknya ia bisa mengganjal perut yang sudah keroncongan.
Saat hendak membuka bungkus rotinya, tidak jauh dari tempat Zinu berada ada seorang pria tua dengan pakaian kumal yang menatapnya. Zinu yang melihat pria tua itu langsung bergegas mendekatinya.
“Bapak mau roti?” tanya Zinu dengan lembut.
Pria tua itu langsung mengangguk.
“Ini buat bapak ya,” ucap Zinu menyerahkan kantong plastik yang berisi roti dan segelas air mineral itu.
Sesudah menerima pemberian Zinu, pria tua itu langsung pergi tanpa berucap sepatah kata pun. Melihat itu Zinu hanya menggeleng pelan sambil tersenyum tipis.
Zinu memegangi perutnya yang keroncongan. “Gak apalah cuman lapar sedikit, masih bisa ditahan kok,” gumam Zinu.
Khazinun Katsiran yang berarti “Lelaki yang mempunyai kekayaan berlimpah ruah”. Sesuai dengan namanya, Zinu memang begitu kaya, tapi bukan kaya dari segi harta melainkan kebaikan hatinya. Zinu ini sosok pemuda yang baik budinya dan suka menolong kepada siapa pun. Zinu tidak segan memberikan miliknya kepada orang yang lebih membutuhkan. Pernah saat dia makan ketika ada Kucing mengeong meminta sedikit bagian, Zinu tidak ragu memberikan lauknya kepada Si Kucing padahal itu adalah lauk terakhirnya, ia rela hanya makan nasi putih saja. Zinu juga sering memberikan uangnya kepada pengemis, ia memang senang bersedekah. Zinu selalu ingat pesan dari neneknya, “Jangan menunda berbuat baik karena kita tidak tau sampai kapan umur kita!” Karena pesan inilah Zinu selalu berbuat baik tanpa mengenal lelah dan menolong tanpa melihat siapa yang harus ditolong.
“Bee terharu atas kebaikan hati tuan..”
Seketika Zinu terperanjat saat melihat di sampingnya ada sesosok boneka beruang putih yang bisa berbicara. Boneka beruang itu terlihat menggemaskan.
“Eh.. Boneka bisa bicara?”
“Aku bukan boneka, tuan! Aku Bee, Roh Kebaikan!”
Zinu dapat mendengar suara yang amat menggemaskan saat Bee berbicara, ia terlihat kebingungan. “Roh Kebaikan?”
“Iya tuan, sekarang hanya tuan yang bisa melihat aku,” ucap Bee memandangi Zinu.
“Karena tuan adalah seorang yang berhati mulia, aku ingin memberikan sesuatu sebagai hadiah. Bisa keluarkan ponsel milik tuan sekarang?”
Zinu menaikan salah satu alisnya, ia hanya mengangguk dan langsung mengeluarkan ponsel pintar miliknya. Ini ponsel pintar Zinu beli dari uang tabungan yang ia kumpulkan selama 2 tahun, karena pandemi yang terjadi beberapa tahun yang lalu membuat proses belajar mengajar dilakukan secara online, sebab itulah mau tidak mau Zinu harus memiliki sebuah ponsel pintar untuknya menunjang proses sekolah online waktu itu.
Zinu menatap layar ponsel yang menyala dengan sendirinya.
...[0%]...
...[3%]...
...[5%]...
...[15%]...
...[75%]...
...[99%]...
...[100%]...
...Ding.....
...[Sistem Menjadi Kaya]...
Zinu keheranan melihat layar ponselnya itu, ada sebuah aplikasi baru yang muncul di sana, lalu Bee Si Roh Kebaikan berkata, “Tuan jangan heran, itu sebuah Sistem yang aku berikan untuk tuan sebagai hadiah karena kebaikan dari hati tuan. Sistem itu akan membuat tuan menjadi kaya raya dengan berbuat baik.”
...[Selamat anda terpilih sebagai pengguna Sistem Menjadi Kaya]...
“Sistem?”
Zinu semakin kebingungan, apa yang terjadi, Sebuah boneka memberikannya Sistem yang dapat membuatnya menjadi kaya? Apakah ia kini berhalusinasi karena kelelahan?
Zinu lalu mengusap-ngusap sepasang matanya. Tetap saja ia masih melihat boneka beruang itu.
“Tuan dalam keadaan sadar kok, ini nyata!” ucap Bee yang melihat Zinu dalam kebingungan.
Zinu menatap layar ponselnya kembali.
...[Sistem Menjadi Kaya akan memberikan Pengguna berbagai misi, jika Pengguna berhasil menyelesaikan misi, Pengguna akan mendapatkan hadiah!]...
...[Status Pengguna :...
...Nama : Khazinun Katsiran...
...Usia : 18 tahun...
...Level : 1 (0/10000 EXP)...
...Poin Kebaikan : 10.000...
...Poin Status : 0...
...\=\=\=\=\=\=\=...
...Kecepatan : 5...
...Kekuatan : 4...
...Daya Tahan : 3...
...Kecerdasan : 7...
...Pesona : 5 ]...
...[Misi]...
...[Toko]...
...[Penyimpanan]...
...[Konversi]...
“Agar tuan biasa naik level, cukup tukarkan dengan Poin Kebaikan yang tuan miliki. Setiap tuan naik level akan mendapatkan 5 Poin Status, tuan bisa menggunakan Poin Status untuk meningkatkan kecepatan, kekuatan, daya tahan, dan kecerdasan tuan. Ada juga fitur toko di sana, ada macam-macam yang dijual di toko itu, tuan bisa membelinya dengan Poin kebaikan milik tuan. Oh ya Poin Kebaikan juga bisa tuan tukarkan menjadi mata uang, misalnya 140 Poin Kebaikan bisa tuan tukarkan menjadi 14.000 Rupiah,” ucap Bee menjelaskan singkat tentang Sistem yang diberikannya kepada Zinu.
Zinu cukup penasaran dengan aplikasi yang baru saja muncul di ponselnya ini, ia kemudian melihat misi-misi yang ada.
...[Misi Harian :...
...1. Siramlah 10 tanaman!...
...(0/10)...
...Hadiah :...
...1500 Poin Kebaikan...
...(Belum Selesai)...
...\=\=\=\=\=\=\=...
...2. Beri makan 3 ekor kucing jalanan!...
...(0/3)...
...Hadiah :...
...2000 Poin Kebaikan...
...(Belum Selesai)...
...\=\=\=\=\=\=\=...
...3. Lakukan Olahraga!...
...~ Push Up (0/10)...
...~ Sit Up (0/10)...
...Hadiah :...
...2000 Poin Kebaikan...
...(Belum Selesai)]...
...[Misi Kekayaan :...
...Agar Pengguna bisa selalu berbuat kebaikan, Pengguna harus tetap hidup!...
...Hadiah :...
...10.000 Poin Kebaikan/Hari]...
...[Misi Pilihan :...
...Buatlah Rekening Bank dan Install Aplikasi Dompet Digital!...
...~ Rekening Bank (0/1)...
...~ Dompet Digital (0/1)...
...Hadiah :...
...~ 15.000 Poin Kebaikan...
...~ Kotak Kekayaan (1)...
...Waktu Penyelesaian :...
...24 Jam...
...Gagal :...
...- 10.000 Poin Kebaikan...
...
Mata Zinu melotot melihat layar ponselnya. “Apakah ini nyata?”
“Tentu saja semua itu nyata, jika tuan tidak percaya tukarkan saja Poin Kebaikan yang tuan miliki menjadi uang! Eh tunggu dulu, tapi jangan disini, bisa gawat jika ada orang yang melihatnya!”
Sebenarnya Zinu masih tidak percaya ini adalah kenyataan karena begitu ajaib. Apa lagi hadiah yang diberikan oleh sistem itu cukup mengejutkan, bayangkan saja setiap harinya dia akan diberikan 10.000 Poin Kebaikan, 10.000 Poin Kebaikan itu sendiri sama dengan uang 1 Juta Rupiah! Zinu mulai bertanya-tanya, dari mana asal boneka yang memberikannya sebuah Sistem ini?!
“Jika tuan naik level, hadiah dari misi kekayaan itu akan bertambah loh!” ungkap Bee yang menatap Zinu dengan senyuman lebar.
\=\=\=\=
Ini novel pertama aku Si Cumi Putih, jadi mohon berikan dukungan berupa Like, saran dan masukan di kolom Komentar, serta agar tidak ketinggalan jadikan novel ini Favorit-mu.
Zinu masih menatap ponsel yang ia pegang itu, sementara raut wajahnya menunjukan seribu tanya. Zinu beralih menatap ke arah Bee, sebenarnya siapa roh ini? Apa dia Malaikat atau sebangsa Jin?
“Siapa sebenarnya kamu?” tanya Zinu yang tidak bisa lagi menahan rasa penasarannya.
“Aku Bee tuan, Roh Kebaikan!”
“Kamu Malaikat atau Jin? Mengapa bisa memberikan semua ini?” tanya Zinu kembali.
Zinu menggunakan “kamu” sebagai kata ganti orang kedua sehingga terdengar begitu formal karena ia merasa belum mengetahui siapa makhluk yang di hadapannya ini. Bukankah ia harus sopan jika ternyata Bee ini seorang Malaikat?
“Maaf, Bee tidak bisa menjawab pertanyaan tuan..”
Zinu menghela nafas dan tidak memaksakannya untuk menjawab. Mungkin saja dia punya alasan sendiri, itulah yang Zinu pikirkan.
“Ingat, tuan tidak boleh memberitahukan keberadaan Sistem kepada siapapun, jika tuan membocorkan ini maka keberadaan Sistem akan menghilang!” pesan Bee kepada pemuda yang ada di hadapannya.
Zinu masih terdiam. Dia saja masih sulit percaya apa lagi orang lain? Zinu sadar paling-paling ia akan dianggap berkhayal jika memberitahukan hal ini kepada orang lain.
“Tugas Bee sudah selesai tuan, maka Bee undur diri dulu, sampai berjumpa di lain kesempatan, baybayyy...”
Bee menghilang begitu saja dari hadapan Zinu, membuat pemuda itu mematung beberapa saat
“Auuu!” teriak Zinu ketika mencubit dengan keras tangannya sendiri.
***
Zinu sudah sampai di rumahnya yang tidak terlalu besar, ia langsung masuk ke kamarnya.
“Apakah ini benaran bisa ya?”
Zinu masih belum begitu percaya, ia langsung saja mengeluarkan ponselnya. Ketika aplikasi Sistem Menjadi Kaya sudah terbuka Zinu langsung saja masuk ke fitur Konversi di Sistem.
“Baik, kita coba dulu 1000 poin saja..”
...[Konversi :...
...1000 Poin Kebaikan \= Rp. 100.000,00....
...
Ding...
Setelah Zinu memilih setuju ponselnya langsung berbunyi dan berbarengan dengan itu tiba-tiba saja di hadapannya sekarang muncul pecahan uang 100 Ribu Rupiah.
“Haa??”
Zinu langsung mengambil uang itu dan ia mendekatkannya tepat di depan matanya. Zinu ingat untuk memastikan keaslian selembar
uang adalah dengan dilihat, diraba, diterawang.
“Ini asli?”
Zinu bahkan mengendus-ngendus uang tersebut untuk lebih memastikan keaslian uang yang didapatnya. “Ini benar bau selembar uang..,” gumam Zinu.
“Syukurlah..." Zinu terlihat begitu bahagia ketika mengetahui keaslian uang itu.
“Dia pasti Malaikat yang diutus Tuhan!” ucap Zinu meyakinkan diri.
Ketika melihat uang tersebut, Zinu langsung mengingat adiknya. “Aku harus segera membayar SPP Rani kalau begitu..”
“Eh tapi sebelumnya aku harus beli lauk dulu, kasihan Rani sudah beberapa hari ini hanya makan nasi putih dan minyak jelantah..”
Zinu ingat ia dan adiknya beberapa hari ini hanya makan nasi putih dicampur minyak jelantah saja, hatinya merasa iba melihat adiknya berulang kali makan tanpa lauk yang memadai.
“Kalau suatu saat Rani bertanya asal uangku bagaimana ya? Apa aku harus bohong? Berbohong itu perbuatan tidak baik, tapi jika aku mengatakan yang sebenarnya Sistem akan hilang!” Zinu ingat ucapan Bee sebelum dia menghilang.
Zinu menghela nafasnya. “Maafkan aku Tuhan..”
Ia sebenarnya dilema karena begitu menghindari dari ucapan bohong. Namun bagaimana lagi, jika Sistem-nya hilang, ia akan terus melihat adiknya makan nasi hanya dengan minyak jelantah. Selain dari Sistem dari mana lagi ia bisa dapat uang, sedangkan pekerjaan saja belum jelas kapan didapatnya?
***
Zinu tersenyum setelah melihat adiknya makan dengan lahap. Ia membelikan adiknya nasi bungkus dengan lauk kesukaan adiknya itu.
“Oh ya, kakak udah siapkan uang SPP Rani juga ya..”
“Benarkah kak?”
Zinu mengangguk dan tersenyum kecil.
“Kakak udah dapat kerjaan?”
Zinu kembali mengangguk, walau hatinya merasa tidak enak untuk berbohong.
“Kalau gitu Rani harus rajin belajarnya ya, kakak maunya Rani nanti bisa lanjut kuliah...”
“Kayaknya Rani lulus SMA langsung kerja bantuin kakak aja ya..,” ujar Rani menatap kakaknya itu.
“Eh enggak boleh, Rani harus jadi orang hebat! Rani pengen jadi Dokter kan? Kakak mau adik kakak bisa mencapai cita-citanya!”
Gadis manis itu tidak berdaya, ia tidak ingin membuat kakaknya itu kecewa, sehingga ia hanya bisa menganggukkan kepalanya.
***
Zinu menatap layar ponselnya, ia sadar sekarang semua keperluannya bisa terpenuhi dengan Sistem yang ia dapat. Namun ia berfikir harus mendapatkan pekerjaan juga, jika ia tidak ingin dicurigai tetangga. Akan aneh bila ia tidak jelas kerjanya, tapi bisa terlihat hidup berkecukupan, ini juga kemungkinan akan dipertanyakan oleh adiknya, ia tidak ingin adiknya itu salah paham nantinya.
“Bagaimana jika aku usaha saja ya? Benar, aku buka usaha saja, uang dari Sistem bisa jadi modalnya!” pikir Zinu.
Terlintas dipikiran Zinu untuk berdagang agar aliran uangnya tidak dipertanyakan. Kan jika ia membuka usaha, jelas bisa menjadi alasan dari mana pemasukan uangnya. Zinu memikirkan 2 kemungkinan, ia akan mengatakan bekerja dengan orang lain atau usaha sendiri. Jika usaha sendiri dari mana asal modalnya karena ini pasti juga akan dipertanyakan? Gampang saja, sekarang ini sudah banyak akses peminjaman untuk modal usaha, mulai dari Koperasi Simpan Pinjam, sampai pinjaman online yang berlisensi maupun tidak, banyak yang berlomba-lomba meminjamkan uang. Namun ketahuilah pinjaman tidak sesimpel yang dipikirkan, pinjam lalu ganti, tidaklah semudah itu karena ini jasa peminjaman uang, jadi pasti juga ada keuntungan dari memberikan pinjaman itu, tentu setiap peminjaman ada bunganya, total dari seluruh pembayaran cicilannya akan jauh lebih besar dari uang awal yang dipinjam bahkan bisa jauh berlipat bila menunggak.
Nah inilah mengapa sebenarnya ia begitu menghindari peminjaman uang walau untuk modal usaha, kalau usahanya lancar memang membayar cicilannya akan mudah, tapi bagaimana jika dalam usaha itu terdapat banyak hambatan hingga kerugian? Siap-siap akan terbebani hutang dan hidup tidak akan tenang karena terus diganggu oleh pihak peminjam hutang dengan preman suruhannya. Nenek Zinu sendiri dulu juga sudah berpesan kepada cucunya agar apapun yang terjadi berusahalah untuk tidak berhutang.
“Aduh, tapi aku harus berbohong lagi dong untuk membuat alasan?!”
Zinu merasa jika begini ia akan terus dan terus berbohong, bagaimanapun berbohong itu perbuatan yang tidak dibenarkan. Zinu sadar, sekali berbohong akan berusaha berbohong lagi untuk menutupi kebohongan sebelumnya. Hanya karena tidak ingin dicurigai, lalu ia membuat suatu alasan yang tidak benar adanya, jika begitu ia sudah melakukan suatu perbuatan yang tidak diperbolehkan, tentu ia tidak mau melakukan ini. “Tidak.. tidak.. aku tidak mau terus berbohong, ini salah!”
“Eh, tapi bagaimana caraku untuk menjelaskan asal uang yang kudapat? Mungkin Rani nanti akan bertanya dari mana aku dapat uang banyak..”
Zinu benar-benar kebingungan sekarang, bahkan ketika sudah memiliki uang pun masih akan mengalami kesulitan. Uang yang didapatnya bukanlah uang haram, tapi sulit baginya untuk menjelaskan asal uang ini pada adiknya karena jika berterus terang Sistem akan menghilang. Jadi ia hanya bisa menutupi keberadaan Sistem dengan kebohongan. Namun Zinu sangat berat bila harus terus berbohong, memang ada istilah “bohong demi kebaikan”, tapi ia khawatir sekali berbohong akan keterusan. Zinu akhirnya menghela nafas dan menatap layar ponselnya, melihat aplikasi Sistem yang dimilikinya.
...[Status Pengguna :...
...Nama : Khazinun Katsiran...
...Usia : 18 tahun...
...Level : 1 (0/10000 EXP)...
...Poin Kebaikan : 8.000...
...Poin Status : 0...
...\=\=\=\=\=\=\=...
...Kecepatan : 5...
...Kekuatan : 4...
...Daya Tahan : 3...
...Kecerdasan : 7...
...Pesona : 5 ]...
...[Misi]...
...[Toko]...
...[Penyimpanan]...
...[Konversi]...
Zinu menggaruk-garuk kepalanya yang tidak gatal, ia sadar sekarang untuk mendapatkan uang tidaklah sulit baginya, hanya tinggal menukarkan poin yang dimilikinya dan untuk mendapatkan poin pun bisa dengan mengerjakan misi yang tersedia. Ia lalu membuka fitur misi dari Sistem. Dari misi inilah ia akan mendapat Poin Kebaikan, yang mana poin ini dapat ditukarkan dengan uang.
...[Misi Harian :...
...1. Siramlah 10 tanaman!...
...(0/10)...
...Hadiah :...
...1500 Poin Kebaikan...
...(Belum Selesai)...
...\=\=\=\=\=\=\=...
...2. Beri makan 3 ekor kucing jalanan!...
...(0/3)...
...Hadiah :...
...2000 Poin Kebaikan...
...(Belum Selesai)...
...\=\=\=\=\=\=\=...
...3. Lakukan Olahraga!...
...~ Push Up (0/10)...
...~ Sit Up (0/10)...
...Hadiah :...
...2000 Poin Kebaikan...
...(Belum Selesai)]...
...[Misi Kekayaan :...
...Agar Pengguna bisa selalu berbuat kebaikan, Pengguna harus tetap hidup!...
...Hadiah :...
...10.000 Poin Kebaikan/Hari]...
...[Misi Pilihan :...
...Buatlah Rekening Bank dan Install Aplikasi Dompet Digital!...
...~ Rekening Bank (0/1)...
...~ Dompet Digital (0/1)...
...Hadiah :...
...~ 15.000 Poin Kebaikan...
...~ Kotak Kekayaan (1)...
...Waktu Penyelesaian :...
...24 Jam...
...Gagal :...
...- 10.000 Poin Kebaikan...
...
Zinu melihat satu persatu misi harian yang diberikan Sistem kepadanya.
“Misi hariannya cukup mudah, baiklah aku coba selesaikan saja,” ucap Zinu sembari meletakkan ponsel miliknya.
Zinu mulai menjalankan sebuah misi yang ada di sana.
“Huu..haa.. Aduh pasti karena aku jarang olahraga jadinya secapek ini,” kata Zinu ngos-ngosan, padahal merasa baru olahraga sedikit.
Olahraga itu baik untuk kesehatan bukan? Inilah kesalahan dari Zinu, ia lupa untuk berbuat baik kepada dirinya sendiri. Memang terkadang seseorang itu ingin selalu berbuat baik kepada orang lain, akan tetapi melupakan dirinya sendiri.
Ding...
Saat sedang mengatur nafas, Zinu mendengar bunyi dari ponselnya. Setelah mengambil ponselnya, Zinu melihat sebuah notifikasi.
...[Misi Sukses!]...
...[Pengguna mendapatkan 2000 Poin Kebaikan!]...
...[Misi Harian :...
...Lakukan Olahraga!...
...~ Push Up (10/10)...
...~ Sit Up (10/10)...
...Hadiah :...
...2000 Poin Kebaikan...
...(Selesai)]...
“Satu misi harian sudah terselesaikan ya.. Ah mumpung masih sore, aku selesaikan saja semua misi harian yang ada!” ucap Zinu dengan penuh semangat.
\=\=\=\=
Ini novel pertama aku Si Cumi Putih, jadi mohon berikan dukungan berupa Like, saran dan masukan di kolom Komentar, serta agar tidak ketinggalan jadikan novel ini Favorit-mu.
Baru saja Zinu mengecek ponselnya pagi ini, di sana sudah ada sebuah notifikasi dari Sistem. Zinu pun tersenyum karena notifikasi itu.
...[Misi Kekayaan Sukses!]...
...[Pengguna mendapatkan 10.000 Poin Kebaikan!]...
...[Status Pengguna :...
...Nama : Khazinun Katsiran...
...Usia : 18 tahun...
...Level : 1 (0/10000 EXP)...
...Poin Kebaikan : 23.500...
...Poin Status : 0...
...\=\=\=\=\=\=\=...
...Kecepatan : 5...
...Kekuatan : 4...
...Daya Tahan : 3...
...Kecerdasan : 7...
...Pesona : 5 ]...
...[Misi]...
...[Toko]...
...[Penyimpanan]...
...[Konversi]...
“Poinku sekarang 23.500..”
Zinu membayangkan jika poin yang ia miliki sekarang ditukar dengan uang. Jantung Zinu mulai berdetak, setelah membayangkan setiap harinya ia akan mendapatkan uang 1 Juta, itu berarti dalam sebulan ia akan mendapatkan uang 30 Juta, ini belum dihitung dengan Poin yang ia dapat dari misi lainnya.
“Tapi aku tidak boleh lupa, untuk selalu berbagi dengan orang lain!” gumam Zinu.
Zinu tau, uang sebanyak apa pun itu hanyalah titipan sementara, maka ia tidak ingin terlena hanya karena punya banyak uang.
“Oh iya, misi itu..”
Zinu segera mengecek fitur misi, untuk melihat misi yang ia punya.
...[Misi Pilihan :...
...Buatlah Rekening Bank dan Instal Aplikasi Dompet Digital!...
...~ Rekening Bank (0/1)...
...~ Dompet Digital (0/1)...
...Hadiah :...
...~ 15.000 Poin Kebaikan...
...~ Kotak Kekayaan (1)...
...Waktu Penyelesaian :...
...24 Jam...
...Gagal :...
...- 10.000 Poin Kebaikan...
...
“Jika aku gagal akan kehilangan 10.000 poin ya? Aku harus dapat menyelesaikan misi ini sebelum waktunya habis!” ucap Zinu sambil menerima misi itu.
...[23:59:59]...
“Sudah dimulai? Pertama kita instal dompet digital dulu..”
Langsung saja Zinu mencari aplikasi Play Store di ponselnya untuk menginstal Dompet Digital.
Setelah Zinu menunggu beberapa saat akhirnya Dompet Digital berhasil terinstal di ponsel miliknya.
“Tinggal Rekening Bank saja, baiklah aku akan siapkan berkas-berkasnya dulu..”
***
...[Misi Sukses!]...
...[Pengguna mendapatkan 15.000 Poin Kebaikan!]...
...[Pengguna mendapatkan Kotak Kekayaan!]...
Zinu terlihat puas dengan notifikasi yang baru saja ia dapatkan. Kini ia sudah berhasil menyelesaikan misi pilihannya.
‘Poinku sekarang sudah 36.500..’ ucap Zinu dalam hatinya seraya menatap ponsel miliknya
Zinu mengerutkan jidatnya. ‘Kotak Kekayaan, ini apa ya?’
...[Penyimpanan :...
...1. Kotak Kekayaan (1)...
...
‘Apa aku akan dapat poin lagi setelah membuka kotak ini? Lebih baik aku pulang dulu nanti kalau sudah sampai di rumah baru aku buka kotaknya.,’ batin Zinu seraya berjalan untuk keluar dari Bank.
.
.
.
.
Setelah sampai di rumahnya, Zinu duduk di ruang tamu itu dan langsung mengeluarkan ponselnya.
...[Selamat anda mendapatkan Saldo Dompet Digital senilai Rp. 10.000.000,00.]...
Zinu langsung terkaget ketika melihat notifikasi setelah ia membuka Kotak Kekayaan. Ia mendadak kaya hanya dalam beberapa waktu!
Zinu sebenarnya masih belum bisa menerima semua keajaiban ini, ia bahkan merasa sedang bermimpi. Namun anehnya jika ia mencubit tangannya akan terasa begitu sakit.
Zinu berulang kali mengucek matanya, berharap semua yang ia lihat bukanlah ilusi semata.
...[RP. 10.000.000]...
Ternyata saldo yang ada di dompet digitalnya tetap tidak berubah. Zinu masih sulit untuk percaya karena ini begitu ajaib. Ia kemudian menghela nafasnya. Seharusnya mencari uang untuk sesuap nasi tidaklah semudah ini, banyak orang yang bekerja banting tulang berjam-jam hanya mendapat uang belasan ribu saja, Zinu sadar akan hal ini karena ia pernah merasakannya.
Zinu hanya perlu bertahan hidup untuk mendapatkan uang setiap harinya, ia tak perlu melakukan apapun Poin Kebaikannya akan bertambah dan bisa ditukarkan dengan uang. Berapa banyak orang yang menginginkan kehidupan seperti ini? Makan dan tidur saja sudah bisa dapat uang, itu adalah impian semua orang.
Zinu benar-benar sulit membedakan ini kenyataan atau halusinasinya saja. Ia memang pernah mendengar perkataan, “Tuhan selalu bersama orang-orang baik..”. Namun apakah cukup berbuat baik saja akan bisa mendapatkan Sistem seajaib ini? Bukankah banyak orang yang lebih baik darinya?
Pusing juga kalau terus ia pikirkan, sudahlah lebih baik ia menjalani saja semua yang diberikan Tuhan saat ini, itulah pikir Zinu.
“Aku tidak boleh berfoya-foya, semua uang ini harus aku gunakan sebaik mungkin!” Zinu mengangguk, ia bertekad semua uang yang ia miliki sekarang tidak akan dihamburkannya begitu saja.
“Untuk modal usaha ini mungkin sudah sangat cukup..”
Zinu masih berfikir apakah ia berdagang atau tidak. Ia hanya khawatir adiknya bertanya asal modal yang ia dapat.
Tiitt.. Tiitt.. Tiitt..
Zinu mendengar alarm meteran listrik rumahnya yang mulai berbunyi, pertanda harus segera diisi ulang. “Pulsa listrik juga sepertinya perlu aku beli..”
“Modal usaha, SPP Rani, biaya hidup, dan uang untuk beramal, semua itu harus sudah aku pikirkan!”
Zinu teringat sesuatu, ia lalu menatap langit rumahnya. “Eh sepertinya atap rumah juga perlu ada perbaikan, kalau sudah hujan pasti ada saja yang bocor...”
Zinu ingin menggunakan uang yang dimilikinya sebaik mungkin, bukan hanya sekedar untuk memenuhi gaya hidup.
Zinu melihat misi hariannya dan itu masih sama seperti misinya yang kemarin.
“Makanan kucing harus aku stok juga. Sekarang aku sudah bisa memberi mereka makan setiap harinya dengan mudah.” Zinu menundukkan kepalanya, ia ingat dulu air matanya pernah menetes saat melihat kucing-kucing kampung yang ada di sekitar tempat tinggalnya mengais-ngais tong sampah demi mencari makanan. Saat itu ia ingin sekali bisa memberikan kucing-kucing itu makan setiap harinya, tapi keadaan ekonomi membatasinya.
***
Ding...
...[Misi Sukses!]...
...[Pengguna mendapatkan 2.000 Poin Kebaikan!]...
Zinu mendengar bunyi ponselnya, ia sudah tau itu notifikasi penyelesaian misi hariannya yang terakhir. “Akhirnya selesai juga misi hari ini..”
Zinu segera melihat ponselnya kembali. “Poinku sudah 41 ribu, aku hanya perlu menukarkannya sedikit demi sedikit saja, sekarang pun saldo dompet digitalku juga masih banyak, jadi tidak perlu terlalu banyak menukarkan Poin.” ucap Zinu pelan di ruang tamu rumahnya itu.
“Eh, kata boneka itukan aku bisa menaikan level dengan menukarkan Poin, bagaimana caranya ya?”
Seperti mengerti maksud dari ucapan Zinu, ponselnya langsung berbunyi.
Ding..
...[Pengguna ingin menukarkan Poin Kebaikan dengan EXP? Untuk naik ke level selanjutnya pengguna perlu menukarkan 10.000 Poin kebaikan, apakah pengguna setuju?...
...
Tentu saja Zinu langsung setuju dan menerima tawaran itu.
...[Selamat Pengguna Naik Level!]...
...[Sistem Menjadi Kaya Level 2]...
...[Pengguna mendapatkan 5 Poin Status]...
“Poin status bisa meningkatkan statusku kan?”
Zinu sadar status tubuhnya sekarang begitu biasa-biasa saja. Apa lagi dalam hal daya tahan tubuh, baru beberapa kali olahraga saja ia sudah kelelahan.
“Baiklah, ini sudah cukup..” ucap Zinu terlihat puas ketika sudah meningkatkan status tubuhnya.
...[Status Pengguna :...
...Nama : Khazinun Katsiran...
...Usia : 18 tahun...
...Level : 2 (0/15000 EXP)...
...Poin Kebaikan : 31.000...
...Poin Status : 0...
...\=\=\=\=\=\=\=...
...Kecepatan : 6...
...Kekuatan : 6...
...Daya Tahan : 5...
...Kecerdasan : 7...
...Pesona : 5 ]...
“Aku merasa tubuhku lebih ringan sekarang..” kata Zinu sambil melompat-lompat kecil.
Ding..
...[Sistem ingin mengakses otak Pengguna, apakah pengguna setuju?...
...
“Mengakses otak, apa maksudnya?”
...[Sistem bisa berkomunikasi langsung dengan pengguna melalui pikiran, jadi Pengguna tidak perlu repot-repot membuka aplikasi ponsel terlebih dahulu.]...
“Seajaib itukah?”
“Baiklah kita coba saja..” Setelah berkata demikian, Zinu menerima permintaan dari Sistem.
Ding..
...[Sistem sudah terhubung ke otak Pengguna!]...
Zinu melirik kiri dan kanan, tidak ada seorangpun di sana selain dirinya, tapi ia baru saja mendengar ada suara di dekatnya. “Eh itu suara Sistem?” ucap Zinu yang kemudian tersadar bahwa itu adalah suara dari Sistem, ini adalah suara wanita, suaranya terdengar cukup kaku.
...[Pengguna benar, sekarang Sistem bisa langsung berkomunikasi dengan Pengguna, hanya Pengguna yang bisa mendengar suara dari Sistem!]...
\=\=\=\=
Ini novel pertama aku Si Cumi Putih, jadi mohon berikan dukungan berupa Like, saran dan masukan di kolom Komentar, serta agar tidak ketinggalan jadikan novel ini Favorit-mu.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!