NovelToon NovelToon

Bisakah Kau Buka Hatimu Untukku

Bab 1 Reina mentari

...Sinar mentari mulai terpancar melewati celah celah lubang ventilasi kamar Reina. Ya dia adalah Reina Mentari seorang gadis berusia 20 tahunan dengan gelar sarjana ekonomi merupakan salah satu lulusan terbaik disalah satu universitas terkenal di Indonesia....

...Berbanding terbalik dengan jurusan kuliahnya Reina lebih memilih membuka usahanya sendiri di bidang fashion daripada harus bekerja kantoran entah apa yang difikirkan Reina tapi ia bertekad ingin memulai usahanya sendiri....

...Tidak ada yang sepesial, Reina tumbuh di keluarga sederhana tidak kaya tapi juga tidak kekurangan, meski begitu Reina tetap bersyukur karena ia dilahirkan di keluarga ini dimana ayah dan ibunya yang saling menyayanginya....

...Kembali ke Reina pagi ini ia memulai aktifitasnya seperti biasa tidak ada yang berlebih dalam hidupnya meski Reina dikatakan cukup sukses untuk ukuran pengusaha kecil namun Reina tidak pernah berfikir untuk hidup foya foya Reina melakukan semuanya sendiri termasuk urusan masak dan beberes rumah itu tak luput menjadi pekerjaannya sehari hari....

...Kring kring...

...Bunyi telpon yang nyaring menghentikan Reina dari aktivitas paginya....

..."Ya bu.." jawab Reina dengan suara lembut sengaja ditujukan untuk ibunya diujung sana...

..."Kamu akan berangkat kerja nak, tidak kah kamu ingin pulang kesini mengunjungi ibu?"...

...Jawab ibunya yg sudah kangen ingin menemui anaknya...

..."Lain kali kalau Reina ada waktu kosong Reina janji akan pulang, untuk saat ini masih belum bisa toko lagi rame banyak pelanggan apa lagi sekarang mau tahun baru jadi banyak pesanan, maaf ya bu..."...

..." Ya sudah kalau kali ini tidak bisa tapi lain kali kamu harus pulang ya?...

..." Iya bu pasti, Reina tutup dulu ya bu takut kesiangan"...

..."Ya nak"...

...Suara sambungan telepon yang terputus berdengung di telinga Reina sebenernya ia tak enak hati jika harus menolak permintaan ibu tercintanya tapi apa boleh buat ia lagi disibukkan dengan banyaknya pesanan di toko jika ia harus pulang itu akan menempuh waktu yang cukup lama karena sang ibu dan ayahnya ada di kota surabaya sedangkan Reina tengah mengadukan nasibnya di ibu kota. Memang sulit bekerja di ibu kota apalagi persaingan yang kian ketat dalam fashion dan perlengkapan, namun itu sama sekali tidak menyurutkan semangat Reina untuk terus berusaha....

...Reina pergi ke toko menggunakan motor kesayangannya, tidak ada yang sepesial sebenarnya Reina mampu untuk membeli mobil hanya saja ia merasa sayang dan boros jika harus membelinya apalagi ibu kota terkenal dengan kemacetannya sehingga Reina lebih senang hati untuk mengendarai sepeda motor miliknya....

Sesampainya di toko Reina sudah disambut oleh sahabat sekaligus asistennya Fina yang mengurus segala urusan toko jika Reina tidak ada di sana.

"Pesanan kita ok nih, melambung tinggi sesuai dengan yang kita harapkan tidak hanya itu pernak pernik hasil umkm juga habis terpesan semua, gimana keren kan aku?" cerocos Fina yang terus mengikuti Reina hingga masuk keruangan nya.

...Usaha toko Reina memang sedang berkembang pesat saat ini tidak hanya baju, sepatu, dan tas, di sana juga tersedia berbagai macam pernak pernik dan cendramata yang lagi hitz saat ini, selain itu sebagian besar barang yang dijual di toko merupakan produk UMKM dalam negeri dengan kualitas dan model yang trendi sehingga banyak sekali peminat di tokonya tidak hanya kalangan muda namun juga para kaum sosialita banyak sekali yang tertarik dengan barang yang dijual di toko Reina....

..."Ya ya ya aku hargai usahamu nona, apa kamu ingin kenaikan gaji bulan ini hem?" balas Reina dengan senyum mengembang menggoda Fina....

" Benarkah? saya akan bekerja lebih baik lagi jika begitu ibu Reina."

...Seketika tawa menguwar memenuhi ruangan itu, keduanya terlihat sama sama asik menikmati akting bos dan asisten yang sebenarnya, bukankah mereka aneh?...

...Jam menunjukan pukul 12 sudah waktunya makan siang, Reina mengakhiri kegiatannya dan segera mengambil tas selempang dan menyambar kunci motornya, bergegas untuk pergi. Di luar Fina dan 4 orang karyawan nya masih sibuk melayani pelanggan yang masih setia memilah barang yang ingin dibeli....

..."Mau ke taman Rein?"...

...tanya Fina yang seakan hafal kebiasaan sahabat sekaligus bos nya itu kala lagi suntuk atau hanya sekedar mencari inspirasi, ya beberapa model baju di toko merupakan rancangan Reina sendiri sehingga Reina betah menghabiskan waktu di taman hanya untuk menenangkan pikiran nya....

..."Yes baby.. titip toko dulu ya.."...

...detik berikutnya dijawab anggukan dan jempol terangkat oleh Fina....

...Reina bergegas mengendarai motornya menuju ke taman di dekat toko. Setelah sampai Reina langsung mencari posisi duduk di bangku favoritnya sambil mengeluarkan roti dari dalam tasnya yang Reina beli di supermarket tadi....

...Suasana sudah lenggang di area taman karena jam makan siang sudah lewat jadi tidak banyak orang lalu lalang di taman....

Reina menikmati suasana hening ini, tenang dan juga asri pas sekali bukan untuk menenangkan pikirannya dan mencari inspirasi. Sampai kemudian perhatian Reina teralihkan oleh sosok gadis kecil berwajah tembam perkiraan umur 5 tahunan sangat mungil dan lucu sambil kebingungan menoleh kanan dan kiri. Tunggu bukannya anak kecil selalu bersama orang tuanya? kenapa dia sendiri? kenapa juga terlihat bingung?

...Berbagai pertanyaan terus muncul dibenaknya, tanpa menunggu lagi Reina berjalan menghampiri gadis kecil itu kemudian menyapanya dengan lembut....

"Hai.. apa kamu sedang tersesat? mau kakak bantu?"

...Tak ada jawaban yang keluar dari gadis kecil itu tak putus asa Reina mengusap pucuk rambut gadis kecil itu dengan lembut dan memberikan ketenangan, awalnya gadis kecil itu melotot melihat Reina menyentuhnya namun detik berikutnya gadis kecil itu luluh dalam ketenangan yang diberikan Reina. Belum sempat Reina bertanya lagi dari kejauhan muncul dua orang pria bertopi memakai masker menghampiri mereka. Tampak mencurigakan sehingga Reina mulai bersiap namun tetap berusaha untuk tenang....

..."Hai ternyata kamu disini kakak dari tadi mencari mu, ayo kita pulang" ucap salah seorang pria bertopi itu sambil mencoba memegang tangan gadis kecil itu....

...Melihat gadis kecil itu tak bergeming dan tetap diam ditempat nya membuat Reina semakin curiga. Perlahan Reina berjongkok dan mencondongkan tubuhnya ke arah gadis kecil itu kemudian setengah berbisik....

..."Apa kamu mengenalnya?" tanya Reina sambil pura pura mengancingkan baju gadis kecil itu, sadar kakak cantik didepannya bukan orang jahat gadis kecil itu memberikan isyarat mulut tanpa suara "No" . Detik berikutnya Reina berdiri kemudian tersenyum sambil memegang tangan gadis kecil itu....

"Saya tantenya siapa anda tiba tiba ingin mengajaknya pulang?" akting Reina sambil mengelus kepala gadis kecil itu dengan sayang.

...Gelagat kedua orang itu mulai aneh, mereka saling pandang dan sedikit terkejut kemudian pria bertopi sebelahnya mengeluarkan pisau lipat sambil menengok kanan kiri memastikan aman....

siapakah mereka? apa yang akan dilakukan Reina untuk menyelamatkan gadis kecil itu? ikuti terus kisahnya.

Bab 2 gadis kecil itu dalam bahaya

"Serahkan semua yang kamu punya, juga anak itu. Aku akan dengan senang hati menjualnya ha ha ha" ucap pria bertopi itu sambil terus mengacungkan pisau di tangannya.

...Mendengar hal itu Reina tak gentar sedikit pun bahkan Reina terlihat santai menanggapi ke dua pria bertopi itu. Reina menarik gadis kecil itu untuk bersembunyi di belakangnya. Gadis itu sesekali mengintip ke depan melihat dua pria bertopi itu namun Reina menahannya dan terus memegang tangan gadis itu seakan berkata dengan bahasa isyarat tetep di belakangku....

"Jika kalian berani majulah tapi ingat di dekat sini ada kantor polisi, jika aku teriak mereka akan segera datang dan meringkus kalian."

...ucap Reina dengan tenang sambil tangan satunya merogoh tombol di dalam tas selempang nya....

"Halah banyak omong, sebelum polisi datang aku sudah melenyapkan mu."

...Belum selesai bicara terdengar bunyi sirine...

polisi yang cukup nyaring di telinga. Tak perlu menunggu lama dua orang pria bertopi itu lari tunggang langgang sambil sesekali mengumpat kesal karena buruan mereka lepas.

Jangan di tanya kenapa polisi bisa sampai, itu hanya akal akal an Reina saja untuk menipu penjahat itu. Reina memang mempunyai tombol yang di disain khusus yang langsung terhubung dengan smartphone miliknya sehingga ketika tombol itu dipencet akan terdengar bunyi sirine polisi.

...Melihat dua orang tadi sudah pergi Reina mengajak gadis kecil itu untuk duduk di tempat nya tadi. Gadis kecil yang semula hanya diam kini mulai berani menatap Reina dan perlahan mulai berbicara....

"Atu Saina kakak, bisa dipanggil Sain"

jawab gadis kecil itu dengan malu malu kemudian menunjukan deretan gigi putih kecil yang terawat.

Tentu untuk ukuran anak kecil seumuran Saina pakaian yang Saina kenakan luar biasa, bagaimana tidak dari atas sampai bawah merupakan pakaian dari merk ternama jelas hal itu menunjukan bahwa Saina dari keluarga yang berada. Pantas saja dia jadi target tadi, ternyata anak orang kaya gumam Reina dalam hati.

"Hai Sain, nama kakak Reina kamu bisa panggil kakak Rein" jawab Reina dengan tersenyum gemas melihat gadis kecil tembam di depannya.

...Yang terjadi selanjutnya tidak usah ditanya lagi pembawaan Reina yang ke ibu an serta penyayang membuat Saina nyaman dan menjadi ceria bahkan gadis itu sudah bisa berceloteh dengan bahagia bersamanya. Reina memang suka sekali dengan anak kecil bahkan setiap minggunya Reina selalu menyempatkan diri di sela kesibukan nya untuk mengunjungi panti asuhan dan bermain bersama anak panti....

...Entah mengapa Reina seperti merasa bahwa Saina mendamba kasih sayang seorang ibu, bukankah seharusnya Saina sudah mendapatkannya? lalu kenapa Saina seakan haus akan kasih sayang seorang ibu? pertanyaan itu terus berputar di kepala Reina berulang....

...................

Sementara itu di sekitaran pusat pertokoan di pinggir jalan tengah berdiri seorang pria dengan wajah geram.

"Apa kalian bodoh? atau dungu? menjaga satu anak kecil saja tidak bisa ha?" suara pria itu menggema ditelinga dua orang laki laki berjas hitam, sedang keduanya hanya bisa menunduk dan terus diam di tempat.

"Maafkan kami... tuan.."

belum sempat memberikan penjelasan detik berikutnya tamparan keras mendarat di pipi kanan laki laki berjas hitam itu, laki laki berjas itu hanya bisa diam menahan panas yang menjalar di area sekitar pipi kanan nya tanpa bisa mengusap atau mengobatinya.

"Saya tidak butuh ocehan tidak bermutu mu.

Pergi cari sampai dapat jika tidak ku pastikan kau tidak akan bisa melihat matahari terbit besok." ucap pria itu dengan geram dan menampakkan wajah marah yang tidak bisa ditahan lagi.

Ketika kedua pria itu hendak pergi Wili asisten pribadi pria itu datang mendekat dengan menunjukkan sebuah smartphone di layar itu terlihat seorang gadis kecil tengah asik bercanda di sebuah bangku taman, pria itu lantas mengerutkan kening melihat adegan tersebut.

"Pergi ke sana sekarang wil"

ucap pria itu sambil berjalan yang diikuti asistennya Wili dan pergi meninggalkan pria berjas itu, pria berjas itu hanya bisa melihat dengan kebingungan dan tanda tanya.

"Mati kita, pasti kita di pecat." ucap salah satu pria berjas hitam itu.

"Kalau di pecat mah masih mending, tapi kalau di lempar ke kandang harimau itu apes namanya aku masih pingin hidup dan menikah." ucap pria berjas satunya sehingga membuat pria berjas sebelahnya menoyor kepala pria itu agar segera tersadar.

............

...Derap langkah kaki cepat terdengar di sekitar taman perlahan semakin dekat dengan tujuan namun ketika jarak hanya tersisa beberapa meter langkah kaki itu tiba tiba berhenti dan mematung melihat pemandangan di depannya....

..." Tuan... " ...

...Wili yang kaget karena bosnya tiba tiba berhenti mengikuti arah pandang bosnya itu, sedetik kemudian Wili terperangah dengan pemandangan di depan nya nona Saina tertawa bahkan tak sungkan untuk bermanja dengan perempuan itu. Bukankah nona Saina selalu menjaga jarak dengan orang asing? dengan ku saja nona Saina hanya menjawab seperlunya saja meski terkadang tersenyum namun tidak selepas itu. Apa daya tarik perempuan itu, kenapa nona Saina nyaman sekali bersamanya....

" Sain... bukankah dedy pernah bilang jangan berbicara dengan orang asing."

suara itu terdengar lantang dan membuyarkan lamunan Wili tentang perempuan itu.

...Reina yang mendengar suara itu terkejut dan langsung menoleh kearah sumber suara itu. Ketika menoleh Reina terpaku pada sosok laki laki yang begitu berwibawa dengan wajah tampan hanya saja wajah itu nampak terlalu datar dan angkuh, detik berikutnya Reina tersadar dari lamunannya....

..." Maaf tuan yang terhormat, seharusnya anda lebih memperhatikan anak anda bukan membiarkan nya sendirian di taman itu sangat berbahaya tuan." celoteh Reina yang mendapat tatapan tajam dari pria itu. Reina yang ditatap tajam semakin tersulut emosi melihatnya namun Reina mencoba sebisa mungkin menahan dirinya....

...Saina yang melihat sang dady sudah mengeluarkan taringnya hanya bisa pasrah dan mendekat ke arah dady nya....

" Dady kakak tantik itu sudah menolong Sain dari penjahat." ucap Saina hati hati karena takut dady nya semakin marah.

...Mendengar hal itu, pria tersebut hanya mengisyaratkan Wili untuk mendekat. Tanpa banyak tanya Wili mengerti maksud tuannya itu dan mendekat kearah perempuan tersebut. Pria itu berlalu pergi menggandeng Saina, Saina yang digandeng hanya bisa pasrah mengikuti sang dady pergi meski Saina masih ingin bersama Reina. Reina yang melihat pemandangan itu hanya melongo tak mengerti apa yang sudah terjadi, lelaki angkuh umpat Reina dalam hati....

" Permisi nona untuk kompensasi saya akan mengurus dan memberikan langsung kepada anda, apa ada yang anda inginkan?

ucapan Wili membuyarkan lamunan Reina antara salah mendengar atau memang ada yang salah Reina seakan terus dibuat terperangah dengan tingkah laku keluarga ini.

" Maaf saya bisa mengurus apa yang saya inginkan, jika anda ingin memberikan kompensasi berikan saja pada yang lebih membutuhkan." jawab Reina dengan datar dan pergi meninggalkan Wili.

...Kini ganti Wili yang dibuat terperangah dengan kelakuan perempuan itu. Ternyata masih ada perempuan di dunia ini yang berjiwa sosialisasi tinggi dan tidak tergiur dengan uang....

...Gadis yang menarik dan juga cantik batin Wili yang kemudian pergi menyusul tuannya yang sudah menunggu di mobil....

Siapakah pria itu? kenapa dia begitu angkuh? ikuti terus kelanjutannya..

jangan lupa untuk vote ya, bantu author agar terus semangat dalam berkarya.

Bab 3 Revan Alexi Mahendra

...Di dalam mobil mewah Cadillac Escalade ESV warna hitam metalik yang sedang melaju membelah jalanan ibu kota suasana hening tercipta antara Saina dan juga dady nya. Tidak ada yang berbicara antara kedua nya Saina terlanjur marah pada dedy nya itu karena selalu bersikap semena-mena dan mudah marah....

...Dia adalah Revan Alexi Mahendra seorang pengusaha muda sukses dalam berbagai bidang. Kepiawaiannya dalam bekerja dan sifat perfeksionis membuatnya slalu dipercaya rekan bisnisnya dalam menangani setiap proyek. Tidak hanya dalam bidang properti bahkan hotel, pusat perbelanjaan, taman wisata dan masih banyak lagi bidang lain tidak luput dari perhatian Revan....

...Revan sukses mengantarkan perusahaan MD enterprise menuju kesuksesan tidak hanya dalam negeri perusahaan ini bahkan sudah melalang buana ke mancanegara, bukan kah itu hebat? diumur yang masih terbilang muda yaitu 28 tahun Revan sudah mampu mencapai kesuksesannya....

...Namun sayang sifat Revan yang mudah marah dan arogan membuatnya ditakuti orang orang tidak hanya rekan bisnis bahkan tidak pernah ada wanita yang berani mendekatinya, sekalipun ada itu hanya berjarak kurang lebih 1 meter tidak ada yang berani menyentuhnya sedikitpun tanpa persetujuan Revan sendiri....

"Bukankah dedy sudah bilang, jangan bicara dengan orang asing Sain" ucap Revan yang memecah keheningan yang terjadi di dalam mobil.

" Dedy jahat, kakak tantik itu sudah menolong Saina, kakak tantik baik pada Saina. "

rengek Saina yang tidak mau kalah dengan dedy nya.

Mendengar itu Revan hanya menampilkan mimik muka datar tanpa melanjutkan percakapan lagi.

" Kita pulang Wil "

...ucapan Revan di balas anggukan oleh Wili. Mobil berjalan menyusuri jalan sampai tibalah di sebuah perumahan di kawasan elit dengan gerbang tinggi menjulang. Gerbang itu perlahan terbuka setelah satpam mengenali si empunya mobil sehingga mobil bisa langsung memasuki kawasan rumah itu....

...Sampai dihalaman rumah terpapar halaman luas yang indah dengan air mancur ditengah dikelilingi bunga yang indah nan cantik menambah kesan elegan rumah itu yang siap menyambut siapa saja tamu yang datang berkunjung....

...Setelah pintu mobil terbuka Saina berlari masuk kedalam rumah mencari glany nya untuk mengadu segala hal yang terjadi hari ini....

" Glany.... glany.." terdengar suara Saina sangat nyaring memekakkan telinga.

...Dari atas turun wanita paruh baya dengan pakaian elegan dan berwajah cantik meski terdapat beberapa keriput di wajahnya namun tidak menutupi kecantikan wanita itu. Dia adalah nyonya Lila Mahendra ibu dari Revan. Nyonya Lila perlahan turun dan menghampiri cucunya yang terus memangilnya....

" Ada apa sayang, glany disini."

ucap nyonya Lila sambil melambaikan tangan ke Saina.

" Glany dady jahat tadi kakak tantik nyelamatin Sain tapi dady malah malah dan pelgi." mendengar hal itu membuat nyonya Lila langsung menatap Revan dengan penuh tanda tanya. Revan yang mendapat tatapan itu hanya mengangkat bahu dan berlalu naik ke atas ke ruang kerjanya dengan Wili yang terus mengekor dibelakangnya . Anak itu tidak pernah berubah batin nyonya Lila menanggapi sifat anaknya yang acuh itu.

.........

Di ruang kerja suasana hening kembali terjadi dengan Revan yang duduk di kursi singgasananya sedang Wili dengan serius menatap tablet pintar ditangannya.

" Sudah kau temukan siapa penjahat yang membawa Saina?" tanya Revan dengan to the poin tanpa basa basi.

" Sudah tuan, bisa dipastikan bahwa dua pria yang akan menculik nona Saina hanya penjahat kelas teri yang kebetulan melihat mangsa yang empuk. " jawab Wili dengan nada yakin.

" Lalu apa gadis itu komplotannya? "

" Setelah saya cek CCTV di tempat, nona itu hanya kebetulan ada di sana dan menolong nona Saina tuan." jawab Wili dengan lugas sambil menyerahkan tablet pintar nya dan menunjukkan rekaman CCTV tersebut.

" Untuk dua pengawal yang teledor itu saya sudah memecatnya dan mengganti dengan yang lebih berpengalaman serta profesional di bidangnya tuan. " Sambung Wili yang mendapat anggukan dari Revan.

" Bagus Wil aku suka dengan cara kerjamu "

...Ya jangan diragukan lagi Wili memang sangat cekatan dan profesional dalam pekerjaannya, itu lah yang membuat Revan mempertahankan Wili disampingnya cukup lama dengan gaji yang fantastis tentunya, dibanding dengan asisten sebelumnya....

...........

...Reina kembali ke toko dengan wajah yang ditekuk bete atas apa yang dialaminya. Fina yang melihat itu langsung menyusul sahabatnya naik ke atas....

tok tok tok

...Suara decitan pintu terbuka terdengar, nampak Fina perlahan berjalan masuk menghampiri, Reina yang semula hanya senderan merebahkan diri di kursi membenarkan posisi duduknya....

" Apa yang terjadi? bukankah biasanya setelah pulang dari taman wajahmu akan fresh, lah ini kenapa malah mirip ikan ****** monyong aja."

sindir Fina yang disambut dengan lemparan bantal kursi yang melayang ke arah Fina.

" Lagi bete nih, masak aku udah nolongin anak kecil yang hampir diculik eh pas bapaknya dateng malah datar aja tuh muka. Malah mau ngasih gue kompensasi lagi, nanya gue apa ada yang gue inginkan? apaan coba dasar gila."

celoteh Reina yang ditanggapi dengan wajah serius Fina yang sedang berfikir.

"Berarti tajir dia woy, terus elu minta apa? "

tanya Fina yang semakin bersemangat mendengar cerita sahabat sekaligus atasannya itu.

" Ya kagak lah, gue aja bisa beli sendiri ngapain harus minta dia coba."

Mendengar jawaban sahabatnya itu Fina langsung menepuk jidatnya sendiri dan menggeleng geleng kan kepala melihat betapa bodoh bosnya satu ini.

" Reina.... bukannya aji mumpung elu malah menyianyiakan kesempatan emas, kalau gue jadi elu gue bakal minta tas, sepatu, baju, perhiasan pokoknya semuanya deh."

jawab Fina yang langsung membuat Reina terperangah tak percaya dengan sahabatnya ini.

" itu elu permintaan atau mau ngerampok, banyak amat udah kayak mau buka toko. "

...Seketika tawa kedua nya pecah menggema di ruangan Reina. Ya itu lah mereka bisa tertawa bahkan hanya dengan hal garing sekalipun, ini lah yang membuat Reina nyaman berada bahkan bercerita dengan Fina....

...Tak terasa waktu menunjukan pukul 7 malam, waktunya Reina untuk menutup toko. Toko milik Reina memang tidak buka sampai malam, Reina sengaja hanya buka sampai pukul 7 malam agar ia dan pegawainya memiliki waktu yang cukup untuk istirahat....

" Fin waktunya pulang, saatnya berkemas dan menutup toko yuk " ajak Reina yang mendapat anggukan dari Fina.

.........

...Di kediaman keluarga Mahendra sedang berlangsung makan malam dengan suasana hening hanya suara sendok dan garpu yang beradu suara terdengar di meja makan, tidak ada seorang pun yang bersuara meski ada si kecil Saina suasana tetaplah hening tak ada celoteh riang layaknya anak usia 5 tahun sebaya nya. Saina memang anak dengan pribadi pendiam dan sulit untuk bersosial dengan orang orang sekitar, itulah yang menyebabkan Saina tidak bersekolah di TK atau bahkan di play group. Revan secara khusus mendatangkan guru privat untuk Saina belajar di rumah....

...Namun pikiran Revan kembali terlintas pada kejadian tadi siang di taman, benarkah itu anaknya? kenapa Saina bisa tertawa begitu lepas? bukankah Saina baru bertemu dengan wanita itu? pertanyaan demi pertanyaan terus memutar di kepala Revan sampai kemudian nyonya Lila membuka obrolan dan membuyarkan lamunannya....

"Siapa gadis yang sudah menolong Saina van?"

tanya nyonya Lila penasaran memecah keheningan di meja makan.

" Tidak ada yang sepesial, hanya seseorang yang kebetulan ada di situ. "

Mendapat jawaban santai dari sang putra membuat nyonya Lila mengerutkan kening. Nyonya Lila benar benar menyerah dengan sikap acuh putranya itu.

" kakak itu tantik gleny, baik sekali dengan Sain."

celetuk Saina menimpali jawaban Revan yang berbanding terbalik itu.

" Sain kita sedang makan, jika sudah selesai sebaiknya kamu atas. "

...Saina yang mendapati dady nya lagi lagi marah hanya bisa cemberut dan melangkah naik ke kamarnya, Mahendra yang melihat anaknya seperti itu hanya bisa menghela nafasnya....

" Tidakkah kamu terlalu keras dengannya van, dia masih kecil santai saja biarkan Sain berkreasi. " tegur papa Revan dengan halus menasehati anaknya.

" Sudahlah pa, jangan terlalu memanjakan, Saina juga harus disiplin... Aku selesai, Revan keatas dulu ya pa ma." ucapan Revan di balas anggukan oleh keduanya.

Lagi lagi Mahendra dan Lila harus bisa lebih bersabar menghadapi putra mereka. Sebenarnya Revan yang dulu tidak seperti saat ini, Revan yang sekarang hanya ada Revan yang tidak berperasaan, datar, dan pendiam. Terkadang mereka merindukan sosok Revan yang hangat hadir kembali diantara mereka.

kira kira apa penyebab Revan seperti itu ya? ikuti terus kisahnya .. see you...

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!