Pengenalan Tokoh
Grizelle Alexandria, 17 tahun biasa dipanggil Zella adalah putri dari Green Alexio, pemilik dari GA Corporation. Semenjak ibunya meninggal dunia, tak lama kemudian ayahnya menikah lagi dengan Maya yang dulu juga bekerja di kantor ayahnya.
Maya selalu bersikap yang berlebihan terhadap Zella hingga membuat Zella jengah dan memutuskan untuk mengambil kuliah di luar kota. Ia ingin bebas dari aturan ibu tirinya dan kebisingan yang dibuat oleh Kakak Tirinya, Arawinda Mey setiap ayah dan kakak laki-lakinya dinas keluar kota.
Pahlevi Ainsley, 23 tahun, seorang dosen muda yang tampan tetapi jutek, galak, dan sedikit bicara biasa dipanggil Levi. Cowok dengan sejuta kharisma ini sangat diidolakan mahasiswi. Putra pemilik Universitas Swasta Indonesia.
Ayahnya sudah lama meninggal, dan ibunya memilih untuk menjadi single mom. Ibunya adalah Rektor dan Dosen di Universitas Swasta Indonesia (USI).
Leon Ozora, 19 tahun, ketua BEM Universitas Swasta Indonesia (USI), Putra pemilik perusahaan percetakan Ozora. Anaknya baik, cool, dan berwibawa membuatnya menjadi idola di kampus USI.
***
Pagi ini adalah awal Zella menyandang status menjadi mahasiswa baru. Dia segera bangun pagi dan bersiap-siap untuk mengikuti OSPEK. Dari kost menuju kampus hanya ditempuh 5 menit menggunakan sepeda motornya.
Zella memang pribadi yang Low Profile meskipun hidup bergelimang harta. Dia bukan tipe cewek yang suka menghambur-hamburkan uangnya. Setelah sarapan, ia pun segera menuju ke kampusnya.
Sesampainya di kampus, ia pun langsung menuju auditorium dan sudah terlihat mahasiswa berkumpul di sana. Ia segera mengecek namanya dan bergabung dengan kelompoknya.
"Hai," seseorang menepuk bahunya. "Masuk di Group 45, kah?" tanyanya kembali pada Zella.
"Iya, kenalin aku Zella." Zella menyodorkan tangannya ke teman barunya.
"Kenalin juga Aku Silla, anak Management kan?" Silla menyambut uluran tangan Zella.
Zella pun mengangguk tersenyum. Tak lama kemudian peluit terdengar dan mahasiswa pun baris perkelompoknya.
"Selamat Pagi, Mahasiswa Baru Universitas Swasta Indonesia!" Suara Leon mengudara menyapa mahasiswa baru.
Riuh ramai mahasiswi baru saat melihat Ketua BEMnya naik ke atas panggung.
"Selamat Pagi!" jawab seluruh mahasiswa baru.
Apel pagi dan orientasi perkenalan kampus pun dimulai. Tampak para mahasiswi berbisik-bisik membicarakan ketampanan Leon, Ketua BEM.
"Kak Leon ganteng ya Zell," bisik Silla pada Zella.
"Biasa aja ah, masih gantengan kakak aku kok," ucap Zella tak peduli.
"Liat tuh," Silla menunjuk pada beberapa mahasiswi yang berbisik-bisik. "Mereka juga pasti lagi ngomongin Kak Leon deh."
"Biarin aja, Silla. Ntar kalo tau Kak Leon punya pacar, pada nangis nangis lagi." ucap Zella.
"Aku mah gak bakal nangis deh," Silla mengelak ucapan Zella dan kembali mendengarkan narasumbernya.
Tak berapa lama ada mahasiswi yang mengendap-endap dan mencolek bahu Silla. Zella dan Silla pun menoleh bersamaan.
"Group 45 kan, anak Management?" tanyanya pada Silla dan Zella dan keduanya mengangguk.
"Terlambat ya?" tanya Zella dan mahasiswi tadi balas mengangguk.
"Ban motorku bocor," meringis tak bersalah, "kenalin, aku Nayna Syaira," Nay memperkenalkan dirinya.
"Hebat deh kamu, terlambat tapi gak ketahuan. Aku Silla dan ini Zella," ucap Silla memperkenalkan dirinya dan Zella.
Mereka bertiga tampak cepat akrab meskipun baru saja berkenalan. Hingga saat selesai orientasi, mereka langsung berhamburan dengan mahasiswa yang lain menuju kantin.
Bruk! Tak sengaja Nay menabrak Leon dan membuat mata Nay membelalak sempurna. "Omeygat, ganteng banget sih," batin Nay mengagumi cowok yang ditabraknya.
"Hati-hati dong kalo jalan," ucap Leon yang tak sengaja melihat perempuan di samping Nay. "Nih mahasiswi baru cantik amat," batin Leon menatap Zella.
Zella yang merasa ditatap Leon langsung menyikut Nay, "Jangan ngalamun, buruan gih minta maaf." bisik Zella.
"Ma ma maaf kak, saya gak sengaja." Nay terbata-bata meminta maaf.
Silla yang melihat Leon tak berkedip menatap Zella pun bergumam, "Kayaknya bakal naksir nih sama Zella." batin Silla mengulum senyum.
"Oke, gak papa. Lain kali hati-hati." ucap Leon dan kemudian Zella menarik baju Nay dan Silla agar cepat pergi.
Leon pun mengusap wajahnya kesal, "Kenapa aku gak tanya namanya sih?" Ia pun segera menuju ke ruangan BEMnya.
Sedangkan Zella, Silla, dan Nay langsung memesan makanan dan minuman mereka.
"Cowok yang aku tabrak ganteng banget yaaa," ucal Nay sambil menyeruput es jeruknya.
"Iya, itu dia ketua BEM kita," ucap Silla. "Tapi kayaknya dia naksir loh sama kamu, Zel."
"Ngaco ih, suka ngarang Silla nih. Mana ada orang baru aja ketemu tiba tiba langsung suka." Zella mengelak sambil menyendokkan bakso ke mulutnya.
"Aku sih sependapat sama Silla, soalnya dia natap kamu gak kedip loooh." Nay mendukung perkiraan Silla.
"Udah lah gak usah dipikirin, buruan yuk dihabisin. Nanti balik ke audit lagi." ucap Zella yang masih tak acuh dengan ucapan teman-temannya.
Mereka pun menghabiskan makanan dan minuman mereka dan segera kembali ke audit.
Sedangkan Leon nampak buru-buru meninggalkan ruangan BEM dan menunggu di pintu audit.
"Mana ya cewek tadi, paling gak hari ini 'aku harus tau nama dan nomor telfonnya." batin Leon celingukan di depan pintu masuk auditorium.
"Nyariin siapa sih Leon?" Carina, Sekretaris BEM menepuk bahu Leon.
"Eh, Carina. Lagi ngecek mahasiswa baru aja kok."
"Aku temenin ya Leon." Carina mendekatkan badannya pada Leon.
Tepat saat Carina sangat dekat dengan Leon, Zella and the gank lewat tepat di depan Leon. Zella yang memang tak peduli dengan Leon pun tampak biasa saja.
"Bener kata kamu, Zell. Udah punya pacar," bisikan Silla terdengar oleh Leon dan Carina.
Carina nampak sangat senang dikira pacar Leon, sedangkan Leon justru sebaliknya.
"Carina, tolong jaga sikap. Kita seharusnya mencontohkan hal yang baik." ucap Leon pergi meninggalkan Carina dan membuntuti Zella.
Sampai di bangku grup Zella, Leon pun langsung pura-pura jalan ke depan panggung.
"Group 45, Anak Management ternyata," batin Leon sambil tersenyum. Ia mengambil pengeras suara dan kembali memberi aba-aba.
"Selamat siang semuanya, kali ini kita akan merefresh otak kita dengan ice breaker." Leon pun memimpin ice breaker.
"Oke, sekarang kakak akan tunjuk salah satu dari kalian untuk maju ke depan memimpin ice breaker." Musik pun dinyalakan dan Leon sengaja memberhentikan musik tepat saat lampu menyorot ke arah Zella.
Auditorium kembali riuh ramai oleh mahasiswa setelah melihat yang terpilih ternyata mahasiswi yang sangat cantik. Kini siulan mahasiswa pun bergemuruh saat Zella maju ke depan dan mulai memimpin ice breaking.
Zella pun memilih memimpin ice breaking dengan goyang pinguin. Sorak ramai kembali terdengar sambil mengikuti gerakan leader ice breaking.
"Aih, seharusnya aku tidak memilih gadis itu." Leon gusar melihat banyak mahasiswa tak berkedip melihat kecantikan Zella.
**Pembaca tercinta, mohon dukungannya ya untuk novel ini.
Jangan lupa untuk tinggalkan jejak dengan** ***Like, Coment (Kritik dan Saran yang membangun), Favorit, dan Vote ya.
Terima kasih***.
Leon pun segera menyuruh Zella kembali ke tempatnya dan mengendalikan suasana agar mahasiswa kembali melihat ke arahnya.
Selesai ice breaking, saatnya Reza wakil ketua BEM menjadi narasumber orientasi pengenalan kampus yang selanjutnya.
"Aku ke toilet bentar ya," pamit Zella pada teman-temannya. Silla dan Nay hanya mengangguk.
Leon yang dari awal memperhatikan Zella, langsung mengikuti arah kemana Zella pergi.
Tak lama, Zella pun keluar dari pintu toilet. Ia melihat Leon dan melewatinya begitu saja. Leon langsung menarik tangan Zella.
"Tunggu," cegah Leon.
Menyentuh pergelangan tangan Zella saja membuat jantung Leon berdegub kencang.
Zella yang terkejut langsung menarik tangannya kembali.
"Ada apa sih Kak, jangan pake narik dong." ucap Zella.
"Ups, sorry yah. Emm, saya cuma mau tanya temen kamu yang tadi nabrak saya siapa namanya?" tanya Leon yang bingung harus bilang apa.
"Nay," Zella menjawab singkat.
"Suruh dia kemari sebentar!" perintah Leon. Dan Zella hanya mengangguk dan meninggalkan Leon.
"Cewek ini beda banget sama yang lain. Bener bener menantang," batin Leon.
Tak lama kemudian tampak Nay mendekat ke arahnya.
"Ada apa kak? Tadi kan aku udah minta maaf." ucap Nay mendekat ke arah Leon.
"Kamu kesini disuruh siapa emangnya?" tanya Leon balik ke Nay.
"Lah kata Zella, kakak panggil aku." jawab Nay.
"Yaudah deh balik lagi sana." Leon menyuruh Nay kembali masuk ke audit.
"Diiih, dasar gak jelas banget." gerutu Nay melenggang pergi.
"Oooh, jadi namanya Zella." batin Leon bersorak ria telah mengetahui nama Zella.
Ia pun kembali bergabung bersama anggota BEM yang lain.
***
Hari pertama OSPEK telah usai. Zella, Silla, dan Nay berencana merayakan hari perkenalan mereka bertiga.
"Disini tuh Zell, yang asyik buat nongkrong itu di Cafe Tri-A." Celoteh Silla yang memang sering nongkrong bareng temen SMAnya. "Tenang aja, malem ini, I'll treat you. Tuh tempatnya tepat di belakang kampus kita", Silla menunjuk ke arah Cafe yag dimaksud.
"Oke, asal jangan sering-sering deh." jawab Zella yang memang tidak suka boros.
Nay pun mengangguk, dan langsung kembali ke kostnya.
"Jangan lupa jam 7 malem aku tunggu di sana." Silla berteriak sambil melambaikan tangannya.
Zella pun segera membersihkan dirinya. "Masih dua jam lagi," pikirnya dan ia pun kembali mengecek jadwal OSPEKnya untuk besok.
"Duuuh, paling males nieh kalo OSPEK lapangan." gerutu Zella menutup kembali jadwal OSPEKnya.
Zella merebahkan tubuhnya sebentar dan memasang alarm agar tidak sampai terlambat berkencan dengan sahabat barunya.
***
Di sisi lain, Leon dan seluruh anggota BEM masih harus mempersiapkan untuk OSPEK lapangan besok.
"Reza, kayaknya yang cewek biar pada balik dulu," ucap Leon. "Biar yang cowok-cowok aja yang lembur. Toh ini juga tinggal dikit."
"Oke lah. Aku komando biar pada istirahat." jawab Reza.
Reza pun menyuruh anggota BEM yang cewek untuk beristirahat dan pulang. Anggota cewek pun setuju dan segera pulang mengikuti arahan Reza.
"Leon, aku pulang dulu ya. Jangan capek-capek." ucap Carina berpamitan dengan Leon.
"Hemm," jawab Leon singkat dan tetap fokus dengan apa yang sedang dikerjakannya.
Satu jam setelah kepulangan anggota BEM putri, Leon dan teman-temannya telah selesai menyiapkan OSPEK Lapangan.
"Pada laper gak guys?" Tanya Leon pada teman-temannya.
"Laper dong Pak bos," jawab teman Leon serentak.
"Oke, sebelum pulang aku traktir di Cafe Tri-A belakang kampus ya. Langsung pesen aja apa yang kalian mau." ucap Leon dan teman-temannya langsung cabut ke Cafetaria.
"Reza, aku nebeng mandi di kosmu ya. Gatel banget rasanya." pinta Leon pada Reza yang kosnya di samping cafe Tri-A.
"Oke bos." Reza pun langsung mengendarai motornya dan diikuti mobil Leon dari belakang.
Tepat saat mobil Leon di depan kampus, ia melihat Zella menaiki motor PCXnya.
"Zella, mau kemana dia?" gumam Leon yang terus mengikuti Zella.
"Waaah, pas banget ternyata. Zella juga nongkrong di Cafe Tri-A." batin Leon gembira. Ia langsung masuk dan mandi kilat di kos Reza.
"Cepet amat Bro mandinya." serang Reza.
"Udah sana gih, buruan. Aku tunggu disana." Leon buru-buru pergi ke Cafe.
Sesampainya di Cafe, ia langsung mengedarkan pandangan mencari sosok Zella. Dan benar, Zella dan temannya duduk dekat meja kasir.
"Bill pembayaranya mana?" Tanya Leon dan langsung disodorkan bill pembayaran oleh salah satu temannya.
Ia pun segera ke meja kasir untuk membayar.
"Kak Leon nongkrong juga ya?" sapa Nay.
Leon pun berbalik ke meja Nay dan matanya langsung beradu pandang dengan Zella.
"Iya Nay, mau sekalian kakak traktir gak?" tanya Leon yang masih menatap Zella.
Zella yang merasa risih langsung membuang mukanya ke arah lain.
"Emang boleh kak?" tanya Silla pada Leon.
"Santai aja, siniin billnya." Leon pun menerima bill pembayaran dari Silla.
"Wah, sering-sering kayak gini ya kak," canda Nay dan Leon hanya tersenyum dan duduk di kursi kosong samping Zella setelah membayar tagihan.
"Zella kok diem aja? Padahal tadi waktu di audit aja Pede banget loo." tanya Leon.
"Hehe, emang harus ngomong apaan kak?" jawab Zella.
Jawaban Zella membuat jantung Leon berdegub kencang. "Zella, kakak boleh tanya?"
Zella pun mengangguk sambil menikmati pastanya.
Pertanyaan Leon membuat Silla dan Nay yakin kalo ia pasti jatuh hati dengan Zella.
"Kamu udah punya pacar?" pertanyaan Leon dijawab dengan gelengan kepala Zella.
"Lagi gak pingin pacaran," jawab Zella santai.
"Aku ke toilet dulu ya." ucap Nay tiba-tiba yang tahu arah pembicaraan Leon.
"Aku ikut, Nay." Silla pun mengekor di belakang Nay.
Leon paham, kedua teman Zella memberi waktu untuknya agar lebih leluasa.
"Kalo gitu, Zella mau gak jadi pacar kakak?" pertanyaan Leon sontak membuat Zella tersedak. Leon langsung buru-buru mengambilkan minum untuk Zella.
"Pelan-pelan dong makannya, aku juga gak akan minta." ucap Leon.
Sedangkan Nay dan Silla yang mengintip dari jauh hanya cekikikan melihat Leon dan Zella.
"Abis kak Leon juga asal ngomong aja." Balas Zella.
"Aku serius Zella, ini bukan asal-asalan." Leon berusaha meyakinkan Zella.
"Masa iya baru kenal nama udah pacaran. Ogah ah kak. Lagipula aku juga males ribet." Zella kembali menikmati pastanya.
"Okey, kalo gitu aku boleh kan mengenal kamu lebih dekat lagi?" Leon terus mencari celah agar bisa dekat dengan Zella.
"Ntar gebetan kakak marah lagi." ucap Zella mengingat Leon dekat dengan seorang wanita yang juga anggota BEM.
"Diiih, Zella udah mulai cemburu ya?" gurau Leon.
"Ya Ampun kaaak, mana ada aku cemburu. Ada-ada aja." Zella menghabiskan pastanya dan mengelap mulutnya dengan tisue.
"Aku duluan ya kak, makananku juga udah habis. Makasih traktirannya." Zella pergi meninggalkan Leon yang makin kagum dengan sosok Zella.
"Yah, Kak Leon. Kok dibiarin pergi sih Zellanya." tanya Silla.
"Udah jadian apa belum nie?" goda Nay.
"Kalian ini, bantuin dong biar bisa deket sama Zella." pinta Leon.
"Usaha sendiri dong kak, Masa iya ketua BEM kalah gitu aja," jawab Silla meneruskan makan spagettinya.
"Yaudah deh, kakak duluan ya." Leon meninggalkan Silla dan Nay dan bergabung bersama Reza dan yang lain.
Pembaca tercinta, mohon dukungannya ya untuk novel ini.
Jangan lupa untuk tinggalkan jejak dengan Like, Coment (Kritik dan Saran yang membangun), Favorit, dan Vote ya.
Terima kasih.
Alarm HP Zella berbunyi, dan Zella pun segera pergi ke kamar mandi. Setelah membersihkan diri Zella membuat sarapan dan langsung bersiap-siap.
Seperti biasa, style Zella rambutnya diikat ke atas dan memperlihatkan leher jenjangnya. Memoles tipis wajahnya dan lip balm di bibirnya. Kesan natural Zella membuatnya terlihat cantik alami.
Zella pun menghabiskan sarapannya, tak lama ponselnya berdering. Tertera nama kakaknya di layar ponsel -Kak Azel-
"Halo Kak, ada apa?"
"Udah bangun, dek??"
"Udah dong, nie lagi sarapan."
"Betah gak di sana? Kalo ada apa-apa hubungi kakak."
"Betah banget kak, adek boleh minta modal gak buat sewa ruko dan buka usaha. Semalem adek liat ada ruko kosong depan kampus."
"Besok kakak ada ketemu klien di Bandung. Nanti sekalian kakak cek lokasinya."
"Makasih kakak. Yaudah, adek mau berangkat dulu. See you."
Setelah panggilan terputus, Zella bergegas berangkat ke kampusnya. Dilihatnya Nay dan Silla sudah tiba lebih dahulu.
"Gak telat lagi, Nay?" tanya Zella.
"Gak dong, eh ngomong-ngomong semalem langsung ngilang aja, Zell." Nay meminta penjelasan pada Zella.
"Iya nih anak, udah kita lupa belum tukeran nomor ponsel lagi." sarkas Silla.
"Diiiih, siapa duluan yang ngilang coba. Kalian nieh resek banget sama aku," gerutu Zella mengingat semalam ia sengaja ditinggalkan berdua dengan Leon.
Nay dan Silla malah ketawa cekikikan. "Sorry deh," ucap mereka bersamaan.
"Iyalaaah," balas zella mengeluarkan HPnya. "Berapa nomor ponsel kalian?" tanya Zella yang kemudian ketiga sahabat baru ini bertukar nomor ponsel.
Silla pun membuat grup chat Arion dan memperlihatkan pada temannya.
"Apaan tuh Arion?" tanya Nay.
"Mempesona, jadi maksud Silla kita tuh cewek yang mempesona." jelas Zella. Nay pun manggut manggut setuju.
Tak lama kemudian OSPEK Lapangan pun dimulai. Kini Zella, Silla, dan Nay berbeda kelompok saat pemilihan kelompok acak.
Pendamping Kelompok Zella adalah Laluna, pendamping kelompok Silla adalah Reza, sedangkan kelompok Nay didampingi oleh Carina.
"Perkenalkan nama kakak, Laluna yang akan mendampingi OSPEK Lapangan kali ini." Laluna memperkenalkan diri. "Sudah sarapan?" tanya Luna pada grupnya.
"Sudah kak," Tim Luna menjawab serempak.
Setelah Luna memperkenalkan diri, seluruh anggota tim Luna memperkenalkan diri mereka masing beserta jurusan yang diambilnya.
Leon yang melihat Zella dari kejauhan langsung mendekat dengan alasan patroli pengecekan acara. Tepat saat Leon sampai di Tim Luna, Zella sedang memperkenalkan diri dengan teman satu timnya.
"Hai guys, kenalin nama aku Grizelle Alexandria biasa dipanggil Zella, Jurusan Management Bisnis asal dari Tangerang Selatan. Terima kasih." ucap Zella.
"Nomor HP dong Zell," celetuk Reno, anak jurusan humaniora.
"Ehmmm," Leon berdehem keras mendengar celetuk Reno.
Zella pun hanya tersenyum menanggapi Reno. Sedangkan Leon yang mendengar nama panjang Zella langsung berbalik arah ke kantor BEM.
"Grizelle Alexandria, nama yang cantik dan familiar. Hemmm, anak Tangerang Selatan." gumam Leon mengingat ingat nama Zella. Ia pun mencoba mengecek data mahasiswa baru di komputer kantor BEM.
Kelas A Manajemen Bisnis
8. Grizelle Alexandria,
Kelahiran : Munich, Usia : 17 tahun
Asal : Tangerang Selatan
Ayah : Green Alexio,
Setelah mendapatkan data singkat Zella, Leon kembali bergabung di lapangan. Ia melihat jam di tangannya menunjukkan pukul 11.25, dan 5 menit lagi waktu istirahat.
Tak lama kemudian ia membunyikan sirine.
"Waktu istirahat sampai jam satu siang. Harap kembali ke lapangan tepat pada waktunya." suara Leon mengudara.
Para mahasiswa pun serentak berhamburan meninggalkan lapangan.
Sementara gank Arion memutuskan beristirahat di kos Zella yang lebih dekat dengan kampus.
"Gilaaa, kos Zella nyamaaan bangeeeet." ucap Nay yang langsung terpana dengan isi kos Zella.
"Iya Zell, boleh dong kalo jam kosong kita ke kosmu." pinta Silla yang langsung duduk di Sofa.
"Boleh bangeet laah. Oh iya guys, aku ada rencana sewa ruko yang depan kampus kita itu." Zella mulai mengemukakan rencananya pada sahabat barunya.
"Ide bagus tuh Zell, ntar kita bantuin deh," ucap Silla bersemangat.
"Iya bener banget, emang mau buka usaha apa Zell?" tanya Nay sambil berkeliling melihat isi kamar Zella.
"Aku juga masih bingung nieh. Rencana kalo gak tempat fotocopy ya accessoris cewek gituh." ucap Zella.
"Lebih cocok tempat fotocopy deh Zell, soalnya tempatnya pas banget depan kampus." saran Silla.
"Yupz, bener beud. Lagipula kalo fotocopy yang belakang kampus kan agak jauh. Ribet muter juga." ujar Nay menyetujui ide Silla.
"Oke deh, ntar aku bilang sama donatur tetap aku." ucap Zella.
"Emang siapa?" tanya Silla dan Nay beriringan.
"Kak Azel. Kakak cowok aku," ucap Zella.
Mereka bertiga pun menceritakan tentang keluarga mereka masing-masing. Meskipun baru bersahabat, mereka tampak sangat akrab dan berusaha memahami satu sama lain.
Nayna Syaira (Nay), cewek gank Arion yang paling urakan, nyablak, gayanya tomboy dengan rambut sebahu. Orang tuanya bekerja sebagai guru di sekolah negeri.
Prisilla Ainsley (Silla), cewek gank Arion yang paling feminim, modis, dan supel. Senang menggerai rambut panjangnya. Putri pemilik Universitas Swasta Indonesia.
Grizelle Alexandria (Zella), cewek gank Arion yang simple, low profile, easy going, dan suka berbisnis dari kecil. Lebih senang mengikat atau menjepit rambut panjangnya.
Akhirnya mereka kembali lagi ke kampus karena waktu istirahat mereka hampir habis.
***
Disisi lain, Pahlevi Ainsley yang menjadi dosen muda di Universitas Swasta Indonesia sekaligus putra dari pemilik kampus akan mengecek kegiatan OSPEK Mahasiswa Baru. Ia bersama ibunya yang merupakan dosen juga sedang dalam perjalanan menuju ke kampus.
Sesampainya di kampus, mama Levi langsung mengedarkan pandangannya mencari putrinya.
"Tuh Silla, bareng ama temennya Ma." Levi menunjuk Silla.
"Udah kelihatan deket banget sama temennya ya." ucap Mama Levi yang dikenal dengan bu Karen.
Bu Karen dan Levi pun turun dari mobil mengontrol langsung kegiatan OSPEK sampai acara selesai.
"Levi, mama bareng mobil Silla aja ya." ucap Bu Karen yang langsung berjalan ke arah putrinya.
Saat berjalan ke arah Silla, dari kejauhan terlihat mahasiswa yang melaju kencang mengarah ke bu Karen. Levi yang melihat langsung lari dan berteriak agar mamanya tidak tertabrak.
"Mamaaaaa," teriak Levi. Dan "Bruuuuuk!" Levi tersandung dan menimpa seorang Mahasiswi.
Sedangkan bu Karen diselamatkan oleh Nay yang saat itu melihat bu Karen hampir tertabrak.
"Ibu tidak apa apa?" tanya Nay.
"Tidak apa apa, terima kasih banyak nak." ucap bu Karen.
Silla yang melihat mamanya hampir tertabrak dan diselamatkan sahabatnya langsung berlari mendekat.
"Mama gak papa kan?" tanya Silla khawatir.
"Gak papa sayang, untung ada dia," bu Karen menunjuk ke arah Nay.
"Kenalin Ma, dia sahabat baru Silla, namanya Nay." Silla mengenalkan Nay pada mamanya.
"Kamu beruntung punya sahabat seperti Nay, sayang. Sekali lagi terima kasih ya Nay." ucap bu Karen.
"Tunggu deh, coba kalian lihat kesana," Silla menunjuk ke arah kakaknya yang bersama dengan Zella.
Mereka bertiga pun tersenyum bersama dengan berbagai anggapan di fikiran mereka masing-masing.
Pembaca tercinta, mohon dukungannya ya untuk novel ini.
Jangan lupa untuk tinggalkan jejak dengan Like, Coment (Kritik dan Saran yang membangun), Favorit, dan Vote ya.
Terima kasih.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!