"Sayang,aku rasa idemu itu sangat gila!Aku tidak mau melakukan nya!Aku tak apa meski kita tidak memiliki anak!"
Kata Wira kepada Sofi, istri yang sudah ia nikahi selama 5 tahun,namun mereka belum dikaruniai anak karena ternyata Sofi divonis mandul.
"Tapi kedua keluarga kita terus mendesak sayang,dan aku pun ingin segera menggendong bayi,daripada nanti kamu disuruh nikah lagi sama mamah kamu,mending kamu ikutin saran aku deh, please sayang,demi aku!"Desak Sofi kepada Suaminya.
Sofi menyarankan kan suami menanam benih buah hati mereka pada rahim wanita lain dan mereka siap membayar mahal untuk itu, kemudian mereka akan mengambil anak itu setelah wanita yang mereka bayar melahirkan anak mereka dan Wanita itu tidak boleh menginginkan anak tersebut sama sekali.
Wiranata Kusuma, seorang CEO sebuah perusahaan yang sangat sukses,dia menikah dengan Sofia Natalie 5 tahun lalu,dia seorang model cantik dan hingga kini masih eksis di dunia hiburan.
Meski pun pernikahan nya dengan Sofi kurang disetujui oleh orang tua Wira,karena mereka lebih menyukai wanita yang sudah menutup aurat dan Sholehah, tapi Wira tetap menikahi Sofi, Karena baginya Sofi adalah wanita sempurna yang di idam idamkan nya.
Namun sayang hingga pernikahan mereka sudah hampir 5 tahun, belum ada tanda tanda kehamilan dari diri Sofi, orangtua Wira sempat mendesak putra nya untuk menikah lagi dengan wanita pilihan nya,tapi tentu saja Wira dan Sofi menolak nya.
Mereka pun meminta Sofi untuk berhenti bekerja, begitu pula Wira, namun Sofi selalu beralasan bosan dan merasa terkekang, Wira yang sangat bucin kepada istrinya tak dapat menghentikan apapun keinginan istrinya itu.
Hingga hubungan mereka dengan orangtua mereka tidak begitu baik,Wira lebih sering mementingkan Istrinya,dan mengabaikan orang tuanya sendiri.
"Baiklah kalau kamu gak mau, sebaiknya kita berpisah saja,Wira!Aku gak sanggup menghadapi orang tua kamu yabg bawel itu!"Ancam Sofi,dia semakin merajuk dan mendesak suami nya.
Wira mengacak rambut nya kasar.
"Terserah kamu deh,pusing aku!"
Jawab Wira akhirnya, dia masuk ke ruang kerja nya dan mengurung diri disana.
"Yess!! Terimakasih sayang!! besok kita ke rumah sakit yah,kamu harus memeriksa kan diri ke dokter dan bertemu dengan calon ibu bayaran untuk anak kita!!"Teriak Sofi dari luar pintu ruang kerja suami nya,dia tak peduli meski pun suaminya Melakukan semua nya dengan terpaksa,yang penting keinginan nya segera terwujud.
Sofi segera menghubungi teman nya yang ia pilih untuk mengandung benih dari suaminya, temannya itu sedang butuh banyak uang karena terlilit hutang arisan online yang terpakai oleh nya dan dia terancam dipenjara.
"Halo ,Karin!!Suami ku akhiri nya mau menitipkan benih anak kita di rahim kamu!!"
"Wah, benar kah Sof!?Syukur deh akhirnya aku dapat tertolong,500 juta ya Sof,aku butuh itu segera!"
"Iya iya, tapi nanti setelah semuanya benar benar berhasil! Suamiku orang nya sangat hati hati, maklum dia kan seorang pebisnis!"
"Iya , aku harap segera Sof,kamu tahu kan, aku dikasih waktu untuk bayar semuanya hanya sebentar!"
"Iya,tapi kamu harus janji,berhenti merokok dan minum-minum, ingat!kamu harus sehat Karena akan segera mengandung bayiku!"
"Tenang aja Sof!aku sudah berubah kok!kapan kita bertemu?!"
"Besok di rumah sakit,aku tunggu ya?!"
"Oke,deh sip!"
"Oke sampai jumpa besok ya,Bye karin!!"
"Bye Sof!"
Mereka pun menutup sambungan telepon mereka.
"Yes yes yes!! Akhirnya aku akan segera terbebas dari pertanyaan pertanyaan menjengkelkan kedua tua bangka itu,dan mereka akan berhenti menyuruh Mas Wira untuk menikah lagi,dan semua aset kekayaan akan jatuh kepada ku,,hahaha!"Gumam Sofi sambil berjingkrak jingkrak bahagia.
**********
Di dunia ber beda,,,,
"yam,tahun depan ibu harap kamu sudah menikah ya?!"Goda Ibunya Mariam sambil membungkus keripik singkong yang akan ia titip diwarung warung.
"Ahh,Yam sudah pasrah kan semuanya kepada Allah SWT. Mi,biar Allah yang atur hidupnya Yam!"Jawab Mariam sambil tersenyum,ia baru saja pulang mengajar ngaji di madrasah dan langsung membantu pekerjaan Ibunya.
"Umi tahu Yam, kalau jodoh,Pati,cilaka itu Allah yang atur, tapi kamu harus terus berusaha, kenapa setiap kali ada yang mau ta'aruf kamu selalu saja menolak nya,Umi khawatir kamu dilangkahi menikah lagi oleh Adik kamu ,Fatimah, seperti nya dia sudah ingin menikah,kemarin saja dia tidak menolak saat di tawari ta'aruf dengan anak guru nya."
"Biar saja Mi,Yam gak masalah kok!Nikah kan saja Fatimah segera Bu,Yam khawatir terjadi Fitnah nantinya!"Jawab Mariam datar datar saja.
Umi Salamah membuang nafasnya kasar.
"Apa kata orang nanti Yam,sudah cukup kamu dilangkahi menikah oleh adikmu Asma,sekarang Fatimah,ingat Neng,umur kamu sudah 28 tahun, Umi malu kamu dikatain perawan tua sama tetangga!"
"Umi jangan banyak pikiran,biar saja semua mengalir sesuai kehendak Allah,dalam agama pun gak ada masalah kok jika dilangkahi menikah terus, mungkin belum ada jodoh yang terbaik saja buat Yam,Yam serius tidak masalah jika Fatimah akan segera menikah Mi,!
Umi Salamah tersenyum ke arah Puteri pertama nya itu,ia mengelus lembut kepala nya dengan tatapan sendu.
Ia tahu begitu berat beban yang dipikul Mariam setelah kepergian Abi nya.
Mariam harus menjadi tulang punggung keluarga,ia banting tulang dari pagi hingga malam menjemput rejeki untuk membiayi sekolah adik adiknya,dan ia sendiri pun sambil melanjutkan kuliah, meskipun dari beasiswa.
Pagi hari Mariam harus berangkat mengajar pendidikan agama Islam di sebuah MTs, meskipun masih menjadi guru honorer dan gaji nya tidak seberapa,tapi Mariam selalu menjalankan nya dengan keikhlasan,Siang hari Ia mengajar mengaji di Madrasah, lalu sore sampai malam ia akan mengajar Les private di beberapa rumah komplek dan hasil nya lumayan untuk membantu perekonomian keluarga.
Adik keduanya,Asma,yang berusia 25 tahun,ia baru saja satu tahun menikah dengan seorang PNS dan sudah memiliki bayi yang mungil.
Asma tinggal di rumah Suaminya dan sekali kali datang berkunjung, Suaminya sangat baik kepada keluarga Asma dan sering memberi uang kepada Ibu.
Dan sekarang Adik ketiga nya Fatimah yang berusia 22 tahun sedang ber ta'aruf dengan anak gurunya dan mereka merasa takut melangkahi Mariam untuk menikah,tapi Mariam sudah menjelaskan bahwa ia tidak ada masalah sama sekali.
Bukan tak ada yang mau kepada Mariam, meskipun wajahnya ditutupi cadar sejak kecil,tak dapat dipungkiri lagi jika ia memiliki paras yang cantik dan tentu saja shalihah,banyak pria yang mapan,tampan dan Sholeh yang sering mengajak ta'aruf dengan nya,ia pun tak pernah menolak sebenarnya,namun mungkin karena belum jodohnya saja,ada saja halangan untuk Mariam melanjutkan hubungan yang lebih serius.
Lagi pula Mariam merasa kasihan kepada Uminya yang sudah tua dan sakit-sakitan,ia juga masih harus mengurus ketiga adiknya yang masih sekolah,Habibah yang masih pesantren dan duduknya di kelas 1 Aliyah,Abdullah kelas 3 Tsanawiyah sambil pesantren juga dan si bungsu Rasyid yang duduk di kelas 3 MI.
Untuk itulah Mariam begitu mempertimbangkan untuk segera menikah, meskipun ia bukan Tuhan yang mampu memenuhi segala kebutuhan ibu dan adik adiknya, tapi setidaknya ia harus mengganti kan posisi Ayahnya yang sudah meninggal dunia.
***
Pagi ini seperti biasa, Mariam mengendarai sepeda bututnya menuju MTs tempat ia mengajar.
Depan belakang sepeda nya penuh dengan dagangan yang akan ia titip di warung warung.
Mariam tak pernah minder atau gengsi, bahkan saat ia bertemu dengan teman teman sebaya nya yang hampir semuanya sudah menikah dan memiliki beberapa anak,ia tak pernah berkecil hati, dengan semangat ia mengayuh sepeda bututnya menyebarkan ilmunya meskipun hanya sedikit.
Siang ini Mariam ada kuliah di kota,ia harus menaiki kendaraan umum untuk sampai disana.
Mariam berjalan di sepanjang trotoar menuju campus tempat ia menimba ilmu,
Ia berniat menyeberang jalan dan tiba tiba sebuah mobil yang mengebut meluncur ke arahnya, dan,,
"Brakkk!!
Mobil itu menabrak tubuh Mariam sampai ia terjatuh.
"Eh lihat! ada yang ketabrak, cepetan bantu dia dan tahan mobilnya,takut nya pengemudi nya kabur!"teriak orang orang disekitar,dan mereka pun segera menghampiri Mariam yang terjatuh akibat tertabrak cukup keras.
"Mbak gak apa apa kan?!woyy! keluar Lo, tanggungjawab cepat!"Teriak beberapa warga.
Seorang pria berumur sekitar 35 tahun keluar dari mobil tersebut dengan wajah yang panik.
"Aduh,mbak, Maaf saya!Saya kurang hati hati tadi,dan mbak ini menyebrang dengan tiba tiba,apa lukanya parah?!"Tanya pria itu sambil akan memegang tangan Mariam.
"Jangan sentuh saya!Saya tidak apa apa!"Cegah Mariam,ia berusaha berdiri,tapi kakinya terasa sakit sekali,ia kembali terduduk.
"Saya antar ke rumah sakit mbak,ayo naik ke mobil!"Kata Pria itu sambil menjaga jarak,ia Faham Wanita bercadar tak mau disentuh sedikit pun oleh pria yang bukan mahram nya.
"Tidak perlu!Lukanya kecil kok!"Tolak Mariam,ia tak mau jika harus berdua di dalam mobil dengan pria asing yang bukan mahram nya.
Lelaki itu terlihat kebingungan, luka Marian terlihat serius baju bagian lengan dan lututnya terlihat ada bekas noda darah,itu berarti dia terluka cukup dalam, telapak tangan nya juga terlihat berdarah,dan ia bilang tidak apa apa?!
"Apa ibu bisa ikut saya mengantar mbak ini ke rumah sakit?! nanti saya kasih ongkos buat pulang?!"Tanya Pria itu kepada seorang ibu penjual gorengan keliling.
Ibu itu mengangguk mengerti.
"Tentu pak,mari Neng,ibu antar!"Kata ibu itu sambil memapah Mariam menaiki mobilnya.
bersambung,,,
Hari ini,Wira hanya bisa pasrah saat dibawa istrinya ke rumah sakit.
Sebelumnya Sofi memang sudah mempersiapkan segalanya dengan Dokter ahli kandungan yang ia pilih.
Sang Dokter Sebenarnya sudah menawarkan nya program bayi tabung,tapi Sofi menolak karena jika ia hamil dan melahirkan, ia takut bentuk tubuh nya akan rusak dan ia tak mau hal itu terjadi.
"Sayang ini adalah Karin, kamu ingat kan?!dia adalah salah satu teman sosialita aku, dia yang akan mengandung bayi kita!"Kata Sofi setelah mereka bertemu di lobi rumah sakit.
"Haii,Wira!apa kabar?!lama tak bertemu!"Sapa Karin sambil menyodorkan tangan kanannya untuk berjabat tangan.
"Haii!"Hanya itu jawaban yang keluar dari mulut Wira,ia menyeret tangan istrinya untuk agak menjauh dari Karin.
"Sayang, apa tidak ada yang lain?!Kita sama sama tahu kehidupan Karin,dia perokok dan gaya hidup nya tidak sehat!Cari wanita lain yang lebih baik!atau aku akan membatalkan Semua nya!"Kata Wira,ia khawatir semuanya akan jadi kacau,ia harus pastikan ibu dari anaknya kelak harus benar benar yang terbaik,meskipun hanya membutuhkan rahimnya saja.
"Kamu tenang saja sayang!semuanya sudah dipersiapkan,Karin sudah diperiksa dan dua sangat berpotensi untuk hamil dan kondisi nya sangat baik,dia sudah berhenti merokok dan mengonsumsi alkohol sejak lama, Dia pun sudah menandatangani kontrak dengan kita,agar tak terjadi hal hal yang tidak diinginkan,ayolah percaya saja sama aku,oke?!"Jelas Sofi sambil meninggalkan suaminya dan langsung menemui Dokter yang akan menangani inseminasi buatan itu.
"Semuanya bagus, silahkan kedua belah pihak menandatangani berkas ini!dan sekarang juga kita akan melakukan nya!"
Kara Dokter itu setelah melakukan pemeriksaan menyeluruh terhadap Wira dan Karin.
"Baik Dok, terimaksih!"Jawab Sofi begitu antusias.
"Selama Karin hamil sampai melahirkan dia akan tinggal di dekat kita, sayang,dan segala kebutuhan kehamilan dia kita yang urus, setelah bayi nya lahir,dia akan pindah ke luar kota menyusul orang tuanya,dan bayinya akan kita rawat,iya kan Rin?!"Kata Sofi sambil menunggu dipanggil Dokter lagi.
"Iya ,,kalian tidak perlu khawatir,Aku tidak akan sedikit pun mengganggu kalian atau anak itu setelah lahir nanti,aku belum siap punya anak,dan aku tidak begitu menyukai anak anak!"Jawab Karin.
Wira hanya terdiam,dia masih ragu melakukan semua itu,tapi untuk kesekian kalinya dia tak dapat menolak.
"Tuan Wira silahkan masuk!"Kata Dokter memanggil Wira untuk segera melakukan tahap pertama.
Dengan gontai Wira pun masuk ke ruangan Dokter itu.
"Pak, tahap pertama anda harus berusaha mengeluarkan sp*rma yang nantinya akan saya suntikan ke dalam rahim Ibu Karin untuk bertemu dengan sel telur miliknya, semoga percobaan pertama ini berhasil dan kita tidak perlu melakukan nya berkali kali!"Kata Dokter itu.
"Apa?!jadi aku harus mengeluarkan nya sendiri disini?!"Wira sangat terkejut.
"Tentu saja Pak, namanya juga inseminasi buatan kan,kalau Bapak menikah lagi dengan Ibu Karin itu lain lagi cerita pak!"Kata Dokter itu sambil tersenyum.
Wira terlihat Frustasi, dia memijit keningnya meski tak sakit.
"Silahkan Bapak coba sekarang,jika sudah berhasil, silahkan masuk kan spe*ma milik Bapak ke dalam tabung ini!"Kata Dokter itu sambil beranjak pergi memberi ruang kepada Wira.
"Shittt!!benar benar gila!"
Dia termenung sebentar namun karena tidak ada pilihan lain ia pun pergi ke kamar mandi dan berusaha mengeluarkan nya disitu.berkali kali ia coba,namun tak mau keluar juga, akhirnya ia memutuskan keluar terlebih dahulu dan menemui istrinya.
"Sayang bagaimana,sudah bisa?!"Tanya Sofi sambil menghampiri nya.
Wira menggeleng
"Kamu bisa membantu ku?!"Tanya Wira malu malu.
Sofi pun tersenyum dan ikut masuk ke ruangan yang disediakan.
Akhirnya disana mereka melakukan sesuatu agar spe*ma milik Wira dapat keluar dan dimasukkan ke dalam sebuah wadah.
Setelah tahap pertama berhasil, Dokter pun mempersiapkan tahap kedua,yaitu menyuntikkan Spe"ma milik Wira ke dalam rahim milik Karin agar bertemu dengan sel telurnya dan di buahi.
"Saya akan memeriksa Spe*ma nya dulu, apakah bagus atau tidak, stelah itu Ibu Karin harus bersiap,silahkan tunggu beberapa saat!"Kata Dokter itu sambil pergi ke laboratorium.
******
Sementara itu Mariam yang tertabrak oleh sebuah mobil diantar ke rumah sakit diantar seorang ibu ibu pedagang keliling.
Pria yang menabraknya segera memanggil suster untuk segera menangani Mariam.
Setelah mendaftar Pria itu menghampiri Mariam yang sedang duduk diruang tunggu.
"Saya ada meeting penting saat ini juga,dan saya sudah terlambat,sekali saya mohon maaf Nona,saya sudah mendaftar kan anda dan tinggal menunggu dipanggil saja,ini kartu nama saya,jika ada sesuatu jangan sungkan untuk menghubungi saya,dan ini ada uang Cash untuk membiayai perawatan Anda."Kata Pria itu sambil menyodorkan sejumlah uang yang banyak dan sebuah kartu nama.
Dengan ragu Mariam pun mengambil nya dan membaca kartu nama itu.
"Muhamad Irsad
Direktur Utama PT.CEll group"
dan terdapat juga nomor ponsel dan alamat kantornya disana.
"Ini terlalu banyak Tuan, saya ambil secukupnya saja!"Kata Mariam,sambil mengembalikan sebagian uang nya.
"Ambil saja Nona untuk pegangan!jika kurang silahkan hubungi saya,jangan sungkan!dan ini untuk ibu, terimaksih sudah mengantar kesini ,mohon maaf saya harus pergi sekarang!"Kata pria bernama Irsad itu dengan sopan dan ia pun pamit.
"Bu,maaf ya sudah saya repot kan!"Kata Mariam sambil menunggu panggilan.
"Tidak apa apa neng, Alhamdulillah malah,hari ini ibu dapat rejeki nomplok karena menolong Eneng."Jawab Ibu itu tersenyum senang.
Arimbi pun hanya tersenyum,Pria tadi memang memberinya uang yang banyak juga kepada Ibu yang mengantarnya.
"Siti Mariam!"Teriak seorang Suster memanggil nya.
"Iya Saya!"Mariam pun berdiri dan menghampiri Suster tersebut.
"Anda harus tanda tangan disini untuk pemeriksaan selanjutnya."Kata suster itu sambil menyodorkan berkas dan ditandatangani langsung oleh Mariam.
"Silahkan bawa berkas ini ke ruangan sebelah sana, disana sudah ada dokter yang menunggu."
"Baik Sus!"Jawab Mariam,ia pun menghampiri Ibu yang mengantarnya.
"Bu seperti nya saya masih lama, sebaiknya ibu pulang saja,Saya bisa sendiri kok,gak apa apa!"
"Beneran neng gak apa apa?soalnya ibu masih harus keliling neng,nanti dagangan ibu malah basi lagi,mubadzir!"
"Iya,Bu gak apa apa, terima kasih ya, sudah mau mengantar saya maaf sudah merepotkan!"
Ibu itu pun pergi meninggalkan Mariam di rumah sakit,ponsel Mariam pun mati kehabisan baterai,jadi ia tidak bisa menghubungi keluarga nya.
Arimbi pun pergi menuju ruangan yang ditunjukkan Suster.
Namun saat ia berjalan seorang Suster yang membawa banyak berkas berjalan tergesa gesa dan menabrak Mariam,hingga semua berkasnya berhamburan,begitu pula berkas milik Mariam.
"Maaf mbak saya tidak sengaja!"Kata Suster itu sambil memunguti berkas yang berserakan.
"Gak apa apa Sus!"Jawab Mariam,ia pun mengambil berkas miliknya lalu segera masuk ke ruangan periksa.
"Silahkan duduk Bu,ada yang bisa saya bantu?!"Kata Seorang Dokter yang sedang duduk dibalik mejanya.
Mariam pun memberikan berkas miliknya lalu Dokter itu pun membacanya.
"Oh,maaf Bu,bukan di ruangan ini,
Sus!Antar ibu ini!"Kata Dokter itu sambil memberikan Berkas milik Mariam kepada Suster yang berada di ruangan itu.
Suster itu pun mengantar Mariam ke ruangan lain.
"Tunggu sebentar Bu!Nanti akan dipanggil lagi ya!"
"Baik Sus!"
"Nyonya Siti Mariam?!"Seru seorang perawat Pria memanggilnya .
Mariam pun berdiri dan mendekati perawat itu.
"Silakan masuk Bu.Ibu rileks saja ya sebentar lagi ibu akan di bius!"Kata perawat itu sambil memakai baju bedah kepada Mariam.
"Dibius?!separah itu kah luka luka ku sampai aku di bius dan seperti nya aku akan di operasi!"Batin Mariam,tapi tak banyak waktu Mariam segera ditidurkan di atas ranjang perawatan beberapa Dokter dan perawat mengerumuni nya, seseorang menyuntiknya,dan saat ia ingin bertanya apa yang terjadi,ia sudah tak sadar kan diri, setelah itu,Mariam tak tahu apa yang terjadi padanya selanjutnya.
Berbeda dengan Karin,ia malah dibawa ke ruang pemeriksaan biasa, setelah selesai ia pun bertanya,
"Apa sudah selesai?!hanya itu saja?!"
Dan Dokter pun hanya menjawab,
"Ya,Sudah selesai, anda tidak perlu khawatir, tidak ada yang serius,jaga kesehatan dan banyak minum vitamin dan jangan terlalu lelah."
Karin hanya mengikuti saja apa yang Dokter katakan,ia pun kembali menemui Sofi yang sedang menunggu nya, sedangkan Wira sudah tidak ada disana.
****
Dua Minggu berlalu.
Tidak seperti biasanya, tubuh Mariam
terasa selalu lemas akhir akhir ini.
ingin nya rebahan saja, kepalanya pusing dan sering mual mual.
"Kamu kenapa nak,sakit?Ibu juga bilang apa,jangan terlalu kelelahan,sejak kejadian kamu tertabrak itu, kondisi mu jadi kurang baik,sakit sakitan dan kurang tenaga kayaknya!"Kaya umi Salamah,ia khawatir melihat kondisi Puteri nya itu yang biasanya ceria dan lincah.
"Gak tahu Bu, rasanya lemes banget tubuh Iyam nih, padahal kan lukanya juga cuma luka luar,dan sekarang udah pada sembuh!"
"Ya sudah periksa lagi aja sana ke puskesmas,sekalian buka jahitan di sikut kamu itu kan?!Biar Fatimah yang anter!"
"Iya,Bu,Mariam berangkat sekarang ya, Fatimah Anter Kak Iyam yuk ke puskesmas,takut pusing dijalan soalnya kalau sendiri!"
"Iya Kak!bentar Fatimah dandan dulu!"
"Ya ampun!jangan lama lama!"
***
Bersambung
Sudah dua minggu tapi anehnya tak ada perubahan pada diri Karin.
Dia terlihat biasa saja,dan malah ia datang bulan dengan normal.
"Rin, sebaiknya kita periksa lagi ke rumah sakit besok,mungkin saja belum berhasil dan kita harus coba lagi!"Kata Sofi kepada Karin yang sekarang memang tinggal berdekatan dengan nya meskipun beda rumah,tapi ia difasilitasi oleh Sofi dan Wira sesuai dengan isi perjanjian.
"Iya Sof, sebaiknya begitu!tapi aku beneran lagi butuh uang Sof,bisakan kamu usahakan,100 juta aja dulu,gak apa apa!Aku lagi butuh banget soalnya!
"Iya,entar aku transfer uang nya sepulang dari rumah sakit!"
"Ya sudah ,ayo!'
Mereka pun segera pergi ke rumah sakit untuk pemeriksaan ulang.
"Dok, bagaimana hasilnya?!"Tanya Sofi tidak sabar.
"maaf Bu Sofi, seperti nya belum berhasil!"Kata Dokter setelah memeriksa kandungan Karin dan tidak ada tanda tanda kehamilan sedikit pun.
"Kalau begitu kita coba saja lagi Dok!Lebih cepat lebih baik bukan!"
"Sabar Bu,Ibu Karin sedang mengalami menstruasi,dan kita harus menunggunya sampai selesai!"
"Oh,ya Tuhan!"
"Tunggu sebentar ya!Saya akan lihat kembali berkas Ibu Karin sekali lagi,Apakah dia ada keluhan lain setelah menstruasi atau yang lainnya lagi!"Kata Dokter sambil membaca ulang berkas milik Karin,
'Tunggu!! di berkas ini tidak tertulis nama Karin!kenapa jadi nama Siti Mariam!Ya Tuhan apa yang terjadi!'
Batin Sang Dokter sambil berdiri Karena terkejut.
"Ada apa Dok?!"Tanya Sofi heran melihat Dokter yang begitu terkejut.
"Euuh ,,tidak ada Bu!sebentar ya, saya akan segera kembali!"Kata Dokter Hans sambil tergesa gesa keluar dari ruangan nya.
Dokter Hans segera menemui tim yang dua Minggu lalu melakukan penyuntikan ****** kepada Karin.
"Dok!!kenapa di berkas ini tertulis nama Siti Mariam,yang dua Minggu lalu dilakukan inseminasi buatan, seharusnya namanya adalah Karin!"Kata Dokter Hans kepada Dokter Dona.
"Lho,kan Dokter yang mendaftarkan kan nya kepada kami,kami hanya melakukan tugas!"Jawab Dokter Dona.
"Apakah waktu itu Kalian melakukan penyuntikan kepada wanita ini atau yang ini?!"Tanya Dokter Hans lagi sambil menunjukan Dua Foto dalam KTP yang berbeda,yaitu Karin dan Mariam.
"Tentu saja yang ini!karena berkas yang kami terima adalah wanita yang ini!"Jawab Dokter Dona sambil menunjuk berkas yang ada data diri dan Foto Mariam.
"Astaga!!kenapa kita bisa membuat kesalahan seperti ini!!Kita bisa dituntut karena ini!"Dokter Hans sangat panik dan khawatir.
"Apa ,maksudnya Dokter?!"Tanya Dokter Dona penasehat.
"Kita salah sasaran Dok, seharusnya Nyonya Karin yang menerima inseminasi buatan nya,bukan Nyonya Siti Mariam!"
"Apa?! Lalu kita harus bagai mana Dok?!"
Dokter Dona ikut panik.
"Kita jelaskan sama sama!"
*****
"Selamat Bu,ternyata Anda Hamil!"Kata Dokter di puskesmas yang memeriksa kondisi Mariam.
"Apa!!!Hamil?!"Teriak Mariam dan Fatimah bersamaan.
"Iya hamil, hasil tes nya akurat kok!dua garis biru!"Jawab Dokter itu sambil tersenyum ikut bahagia.
Sedangkan Mariam dan Fatimah hanya melongo tidak percaya.
Bagaimana Mariam bisa hamil, menikah saja belum,dan ia belum pernah melakukan hubungan suami istri dengan Pria manapun.
"Dokter jangan bercanda ya! bagaimana saya bisa hamil,,,!"
Mariam berniat protes kepada Dokter nya namun Fatimah segera menarik tangan kakak nya untuk keluar.
"Oh, iya makasih Dok,kami permisi dulu!"Kata Fatimah sambil menyeret tubuh Kakak nya dari dalam puskesmas dan dibawa ke tempat sepi.
"Kakak,Apa yang terjadi?!katakan kalau Dokter itu salah!Kakak gak mungkin hamil kan?! "
Fatimah benar benar tidak percaya dengan apa yang dia dengar dari Dokter tadi.
"Demi Allah, Fatimah!!Kakak masih suci dan tak pernah melakukan nya dengan pria manapun!"Teriak Mariam sambil menangis,ia benar benar tak percaya bagaimana Dokter itu bisa mengatakan kalau dirinya hamil, sedangkan ia masih perawan.
"Sebaiknya kita pulang Kak,kita bicarakan dirumah!"
"Tidak,tidak ,tidak!! Fatimah,jangan katakan dulu kepada Umi,bisa saja kan Dokter itu salah diagnosa!"Kata Mariam,ia benar benar tak bisa membayangkan jika Ibunya tahu tentang dirinya.
"Baik kita periksa ke dokter kandungan yang lain!"Kata Fatimah memberi solusi.
Mariam pun mengangguk dan akhirnya karena ingin kepastian mereka berdua pun pergi ke Dokter lain untuk diperiksa kembali.
Namun sudah 3 Dokter yang mereka temui dan hasilnya tetap sama,Mariam positif hamil.
Bak di sambar petir di siang bolong,Mariam tidak mengerti apa yang terjadi pada dirinya.
Ia kembali mengingat kejadian 2 Minggu ke belakang,namun ia yakin tidak ada yang terjadi padanya kecuali kecelakaan itu.
Ia pun teringat saat ia di rumah sakit,saat ia di bius dan tak ingat apa apa waktu itu,apa mungkin,,,?!
"Dek, Kakak mohon jangan dulu kasih tahu umi apa yang terjadi pada Kakak,sebelum kakak tahu penyebab kehamilan kakak ini ya, Tolong lah!kamu percaya kan sama Kakak?!"
Kata Mariam kepada Fatimah yang sama sama terkejutnya.
"Iya ,, Fatimah percaya sama Kakak,Kakak gak mungkin buat malu keluarga kita, tapi apa pun penyebab nya Kakak tetap sudah hamil kak!Lalu apa yang akan Kakak lakukan!?"Kata Fatimah.
Mariam menggeleng kan kepalanya,ia benar benar bingung.
"Ya Allah?!Apa sebenarnya yang sedang engkau rencanakan?!" Batin Mariam sambil tak berhenti menangis.
Sesampainya di rumah, Mariam segera masuk kamar dan tak menampakkan diri di depan ibunya.
"Bagaimana keadaan Kakak mu, Fatimah?Apa kata Dokter tadi?!"Tanya Umi Salamah kepada Fatimah yang sedang membuka jaketnya.
"Dia baik baik saja Umi,Kak Iyam hanya kelelahan pasca kecelakaan, seharusnya dia istirahat total!"Fatimah terpaksa berbohong,dalam hatinya ia berkata,maafkan Fatimah umi!
"Ya sudah beri dia makan,dan minum obatnya,ibu harus mengupas singkong untuk keripik besok!"
"Iya umi!"Jawab Fatimah sambil berlalu pergi ke dapur.
"Kak!!Umi bilang makan dulu! setelah itu minum obatnya!! Kak!! Kakak?!"Teriak Fatimah dari luar pintu Kamar Mariam,ia mengetuk ngetuk pintunya,namun tak ada jawaban.
"Kemana dia, perasaan dia belum keluar kamar dari tadi!"Gumam Fatimah sambil membuka pintu kamar Kakaknya.
"Astagfirullah hal adziiimmm!!!Kak Iyam!!Umi!Umi!!Kak iyam,umi!! tolong!"
Teriak Fatimah sambil menjatuhkan makanan yang ia bawa,ia melihat kakak nya Mariam bersimbah darah,rupanya Mariam mencoba bunuh diri dengan memotong urat nadi nya,Mariam terkulai lemas,dia sudah tak sadarkan diri.
Semua orang panik dan menanyai Fatimah,apa yang sebenarnya terjadi kepada Kakaknya.
Fatimah masih diam seribu bahasa,dia sudah berjanji kepada Kakak nya untuk tidak memberitahu semua orang bahwa Mariam sedang hamil dan ia sendiri tak tahu Ayahnya siapa.
Kerabat nya segera memanggil Dokter perempuan ke rumah dan segera menangani Mariam, Untungnya Mariam masih bisa tertolong karena lukanya tidak mengenai urat nadinya.
Namun Dokter itu mengatakan kalau Mariam tengah hamil muda.
Sontak semua anggota keluarga sangat terkejut dan marah, Mariam sudah membuat Aib keluarga besar mereka yang terkenal 'Alim dan ahli ibadah.
Mariam membuka matanya,dan pergelangan tangannya terasa perih, kepalanya pusing dan tubuhnya sangat lemas.
Ia melihat sekeliling dan semua anggota keluarga nya sedang mengelilingi nya disitu.
"Minum dulu kak!"Kata Asma sambil memberi Air putih kepada Mariam.
Umi nya terlihat sedang Terisak menangis, berpelukan dengan Fatimah.
Setelah Mariam terlihat lebih baik,Mang Imran yang tak lain adalah adik dari Ayahnya buka suara.
"Katakan Kepada Mamang dan jangan berbohong Mariam!Siapa Ayah dari Anak yang kau kandung itu?!"Kata Mang Imran dengan tegas.
"Bibi benar benar tidak menyangka ya,kalau kamu sudah tega mencoreng nama baik keluarga kita! memalukan! bicara saja kalau kamu emang mau kawin! Kita malah senang kalau kamu cepat cepat kawin dari dulu! sok suci,pake cadar tapi kelakuan kayak wanita murahan!"Caci Bi Rodiyah,istri dari Mang Imran yang memang kurang menyukai keluarga suaminya itu karena dia Fikir mereka miskin dan takut menyusahkan suaminya.
"Rodiyah!! Diam! Keluar dari sini!"Bentak mang Imran,geram Kepada istri nya itu.
Sedangkan Mariam hanya terdiam tak menjawab.
"Jawab Mariam!Siapa Ayah anak itu?!"Bentak Imran mulai naik pitam.
Asma menangis memeluk kakaknya.
"Katakan kak,agar semua nya jelas dan cepat selesai!"Bujuk Asma.
"Jika aku katakan yang sebenarnya,aku yakin kalian tak akan percaya!"Jawab Mariam lirih.
"Katakan lah,nak!kita semua akan mendengar kan!"Bujuk ibunya.
Mariam menghela nafasnya dengan berat.
"Aku tidak tahu kenapa aku bisa hamil Umi,Bahkan sampai saat ini,Aku belum pernah disentuh sedikit pun oleh pria manapun!Demi Allah Umi, Mariam masih Suci!"Kata Mariam dengan tatapan sendu ke arah ibunya itu.
"Omong kosong!!Kamu pikir kamu adalah Siti Mariam yang mengandung nabi Isa tanpa seorang Ayah?!"Bentak Imran.
Semua orang disana saling berbisik mendengar ucapan Mariam,memang banyak sekali orang yang berkumpul di rumah Mariam saat ini, gosip langsung menyebar ke seluruh penjuru kampung,dan semua orang tentu saja tak menyangka jika guru anak anak mereka sudah hamil di luar nikah.
"Jika kau tak mau mengatakan nya, sebaiknya kau angkat kaki dari kampung kita!Kau adalah Aib Mariam!"Teriak Imran sambil menyeret tubuh keponakan nya itu keluar rumah dan jadi tontonan warga disitu.
"Mang!Mariam bersumpah masih perawan! Mariam berani disumpah Al-Qur'an!"Teriak Mariam sambil menangis.
Ibu dan adik adiknya ikut menangis tapi mereka tak bisa membela Mariam.
"Kau tahu hukuman bagi pezinah dalam Islam?!Kau harus dicambuk seratus kali dihadapan semua orang!"
Teriak Imran,dia benar benar sudah marah besar karena Mariam tak kunjung mengatakan dengan siapa ia berhubungan.
"Rodiyah!!!Ambil cambuk ku dirumah!"
"Iya kang!!"Jawab Rodiyah dan dengan segera ia menuju rumah nya yang tak jauh dari rumah Mariam.
Imran membiarkan keponakan nya menjadi tontonan warga.
Ia ingin Mariam menjadi contoh,yang salah tetap salah meskipun dia adalah keluargamu sendiri.
Imran sudah siap dengan cambuknya,semua orang menyaksikan
kejadian itu,Umi dan adik adik Mariam hanya bisa menangis.
Tiba tiba sebuah mobil mewah berhenti di tepi jalan tepat di depan rumah Mariam yang sederhana.
****
Bersambung.....
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!