Hai? Salam kenal dengan karya saya "Pendekar Legenda".
Selamat membaca...
Zhou Shiyue!! Zhou Shiyue!!!” teriak seorang remaja wanita dengan marah, nampak wanita itu sedang mengejar pria berusia 16 tahun yang berlari sambil menertawakan wanita itu.
“Hahaha… kau tidak akan bisa mengejarku Zhou Nana!!” sahut Zhou Shiyue sambil berlari.
Zhou Shiyue adalah remaja laki-laki yang memiliki sifat periang, ia mudah bergaul dengan siapa saja kecuali di keluara besar Zhou. Ia merupakan tuan muda kedua dari keluarga Zhou, ia juga memiliki kakak yang saat ini menjabat sebagai jendral muda di kekaisaran.
Sedangkan Zhou Nana ia adalah putri ketiga dari keluarga Zhou, ia merupakan adik tiri Zhou Shiyue. Wanita pemarah itu terlihat sedang mengejar Zhou Shiyue yang sudah jauh dari pandangan.
Hingga Zhou Nana tak sengaja menyenggol sebuah guci besar kesayangan ayahnya, guci itu terjatuh dan prankkkK..
Zhou Shiyue yang berada dikejauhan mendengar suara itu memelototkan matanya karena terkejut. Ia berlari kembali menghampiri Zhou Nana yang terjatuh disamping guci yang sudah hancur.
“Apa ayang terjadi? Kenapa bisa kau terjatuh?” tegur Zhou Shiyue setelah sampai ditempat Zhou Nana, ia juga langsung meraih Zhou Nana untuk membantunya bangun.
Namun Zhou Nana tidak menyahut, sudut matanya melirik kea rah belakang Zhou Shiyue.
“Zhou Shiyue!! Apa yang kau lakukan terhadapnya??” tanya seorang pria yang memiliki suara parau, pria itu adalah Zhou Lan yang merpakan ayah Zhou Shiyue sekaligus pemimpin keluarga Zhou.
Zhou Shiye membalikkan badannya, ia hanya tersenym dan menjawab;
“Tadi Nana tidak sengaja menabrak guci itu dan membuatnya terjatuh, aku tidak melakukan apapun.”
“Benar apa yang ia katakana Nana?” tanya Zhou Lan kepada putrinya, yang hanya dijawab anggukkan kecil oleh wanita itu. Nampak sekali bahwa wanita itu sedang ketakutan.
“Kau pergilah!” liriknya pada Zhou Shiyue dengan nada datar, sedangkan ia sendiri meraih putrinya dan membawanya ke kediamannya.
“Ayah, jangan hukum Shiyue, dia tidak bersalah!” ucap Zhou Nana dengan pelan, takut dimarahi oleh ayahnya.
“Kenapa kau berlari?” tanya Zhou Lan yang tak menghiraukan perkataan putrinya.
“Aku mengejar Shiyue karena ia tadi menjahiliku” ucap Zhou Nana, meski pemarah namun ia adalah satu-satunya orang dari keluarga Zhou yang tidak membenci Zhou Shiyue.
“Itu artinya dia juga bersalah” sahut Zhou Lan. Ia pergi meninggalkan ruangan Zhou Nana mencari seseorang.
Zhou Shiyue yang sedang duduk ditaman sambil mengelus bulu burung rajawali yang selalu menghampirinya terkejut ketika mendengan Zhou Lan memanggilnya.
“Shiyue, ikut aku!” ucap pria itu.
Zhou Shiyue yang sudah bisa menebaknya pun hanya bisa pasrah mengikuti Zhou Lan berjalan menuju sebah ruangan.
Sesampainya diruangan yang gelap dan bau itu, Zhou Lan menyuruh pelayan untuk menutup pintu ruangan tersebut. Dan selanjutnya ia menatap Zhou Shiyue dengan penuh kebencian. Ia mengambil sebuah cambuk dan
Plakkk.. Plakk.. Plakkk…
Bunyi cambukkan itu menggema ditelinga Zhou Shiyue, bekas cambukkan ditubuhnya itu sudah tak berarti lagi. Kini Zhou Shiyue hanya bisa tersenyum dengan miris menerima perlakukan yang tidak adil.
Tubuhnya yang sudah sering menerima hukuman pun tak menunjukkan reaksi, ekspresi tangis yang seharusnya ia tunjukkan kini sudah berganti dengan senyum sejuta luka.
Satu jam kemudian, Zhou Lan pergi meninggalkan Zhou Shiyue tanpa mengucapkan sepatah katapun. Tak lupa pria itu juga menutup pintu ruangan yang sangat tidak nyaman itu, dan mengurung Zhou Zhiyue didalamnya.
Hingga beberapa hari kemudian, datanglah dua orang remaja pria memasuki ruangan tersebut sambil membawa sepiring nasi beserta lauknya.
Zhou Shiyue yang sudah tak makan berhari-haripun tentu saja merasa sangat lapar setelah melihat makanan itu. Namun dengan sengaja dua orang remaja itu meliriknya dengan tatapan remeh.
“Makanan ini seharusnya aku berikan pada anjing, tapi melihatmu kelaparan aku jadi tak tega maka aku akan memberikannya padamu.” Ucap Zhou Li yang merupakan tuan muda keempat keluarga Zhou, dengan tatapan sinisnya ia menatap Zhou Shiyue dengan penuh kebencian.
Zhou Shiyue yang sudah kelaparan tidak mendengarkan lagi perkataan Zhou Li, ia melahap makanan anjing itu persis seperti anjing yang sedang makan langsung dari wadahnya. Sedangkan Zhou Li dan Zhou Feng menatapnya dengan jijik.
“Apa kau begitu lapar sampai makanan anjingpun kau mau?” tegur Zhou Feng yang tidak menyangka jika Zhou Shiyue mau memakan makanan anjing itu.
Zhou Shiyue tidak menghiraukannya, namun saat Zhou Li mendendang makanannya, seketika energinya kembali. Ia menatap dengan marah kearah Zhou Li.
“ZHOUU LIII!!!” geramnya, ia pun bangun dan
DWUSSS.. Tonjokkan spesial itu mengenai Zhou Li dengan sempurna, membuat pemuda itu terhempas beberapa meter. Zhou Feng yang terkejut pun menghampiri saudaranya dan membantunya bangun namun sayang ternyata Zhou Li tak sadarkan diri.
“Pelayann!! Pelayann!!” teriak Zhou Feng memanggil pelayan, hingga beberapa saat kemudia pelayan pun datang menghampiri mereka. Namun siapa sangka Zhou Lan juga menghampiri mereka.
“Apa yang terjadi?” tanya Zhou Lan, ia menatap Zhou Li yang tak sadarkan diri.
“Shiyue memukulnya.” Jawab Zhou Feng.
Zhao Lan yang mendengar jawabban Zhou Feng seketika amarahnya kembali membara, menatap Zhou Shiyue yang tengah duduk santai disebuah kursi.
Zhou Lan menghampiri Zhou Shiyue, ia menarik kerah baju Zhou Shiyue dan menyeretnya keluar ruangan dan membawanya ke tengaH halaman kediaman. Semua orang yang tak tau apa-apapun ikut menyaksikan kejadian itu.
Satu persatu keluarga Zhou berdatangan, mereka saling berbisik membicarkan kejadian didepan mata mereka.
Sedangkan Zhou Shiyue terlihat santai, tak ada rasa takut sama sekali dimatanya. Yang ada hanya kebencian yang terlihat disana.
“Hari ini aku mengumumkan bahwa Zhou Shiyue bukan dari keluarga Zhou lagi. Hari ini dengan resmi aku memutuskan untuk mengusirnya dari keluarga Zhou!!” ucap Zhou Lan dengan lantang.
Zhou Nana yang ikut menyaksikannya hanya bisa menangis dipojokkan. Ia yakin walaupun itu memohon pada ayahnya, pria itu pasti tak akan mengabulkannya.
Dengan penuh percaya diri, Zhou Shiyue melangkahkan kakinya keluar gerbang kediaman keluarga Zhou. Sebelum pergi ia pun berucap dengan penuh penekanan.
“Hari ini aku bersumpah untuk membuat seluruh rakyat kekaisaran menjunjung tinggi keadilan agar tak seorangpun merasakan hal yang sama sepertiku. Diperlakukan dengan sangat buruk oleh ayah sendiri, ingatlah Zhou Lan! Kau adalah manusia terhina yang pernah aku temui!!!”
Ia pun pergi meninggalkan kediaman Zhou, langkah kakinya yang tiada arah pun pada akhirnya berhenti disebuah hutan rimbun.
Dan pada saat itulah kehidupan aslinya telah dimulai !
Jangan lupa baca episode selanjutnya kawan-kawan !!!
Ditengah hutan rimbun, ia memerhatikan sekelilingnya hingga matanya tak sengaja melihat muara gua disana. Ia pun menghampiri gua tersebut namun sayangnya ia dikejutkan oleh seorang wanita cantik yang sedang memakan buah didalam gua tersebut.
“Apa yang kau lihat?” tegur wanita itu sambil mengernyit.
“Maaf nona jika aku mengganggu, aku hanya ingin menghampiri gua ini tadinya dan tak sengaja mengganggu kenyamananmu.” Sahut Zhou Shiyue merasa tak enak hati.
“Ohh, kalu begitu makanlah. Kau terlihat sangat kurus” ucap wanita dengan santai sambil melempar beberapa buah yang ia miliki.
“Terima kasih nona, kau baik sekali semoga panjang umur.” Ucap Zhou Shiyue merasa sangat beruntung.
“Asal kau tau saja, usiaku bahkan sudah ratusan tahun.” Ucap wanita itu dengan santai sambil memakan buahnya.
Zhou Shiyue tidak percaya namun ia juga tak berani menyangkal, ia hanya mengangguk dan duduk disebelah wanita itu.
“Kau jangan memanggilku nona, kau itu lebih cocok jadi cucu buyutku” ucap wanita itu lagi membuat Zhou Shiyue tersedak, untung saja ia tidak mati karena tersedak.
“Ehm, baik nek kalau begitu Shiyue akan memanggil kau dengan sebuatn Nenek” jawab Shiyue sambil tersenyum tipis.
“Nenek nenek, memang aku nenekmu!” wanita cantik itu memelototkan matanya.
Sudut bibir Zhou Shiyue berkedut mendengar perkataan wanita itu. Dalam hati ia hanya menggerutu.
“Tadi dipanggil nona marah, di panggil nenek juga marah terus maunya apa?”
“Aku tau kau sedang memakiku dipikiranmu” ucap wanita itu sambil mengerucutkan bibirnya.
‘Apa dia bisa membaca pikiran?’ batin Zhou Shiyue melirik wanita itu.
“Tentu saja, aku bahkan bisa merubah wujud.” Ucap wanita itu ketus.
Ternyata wanita itu cukup mudah bergaul, sama seperti Zhou Shiyue. Ketika keduanya telah larut dalam obrolan, matahari pun mulai tenggelam.
“Sesepuh jika aku boleh bertanya, siapakah sebenarnya sesepuh ini?” tanya Zhou Shiyue, setelah sekian lama berdebat akhirnya wanita itu setuju jika Zhou Shiyue memanggilnya sesepuh saja.
“Dulu aku adalah putri dari kekaisaran, namun saat aku dituduh telah meracuni permaisuri akupun diasingkan ke ujung kekaisaran, hingga tanpa sengaja aku bertemu seorang pria tua. Pria tua itu membesarkanku dan mengajariku berbagai ilmu dan pengetahuan yang ia miliki.” Ucap sesepuh cantik mulai bercerita.
“Jujur saja ya, sebenarnya aku kurang percaya namun aku juga tidak menganggap ceritamu bohong. Aku hanya penasaran kenapa kau bisa hidup selama ini?” tanya Zhou Shiyue dengan terus terang.
Sesepuh cantik itu tidak tersinggung, ia hanya tersenyum simpul mendengar perkataan Zhou Shiyue.
“Aku hidup lama karena aku telah terkena kutukkan, namun beruntung walau umurku tua namun fisikku tidak menua.” Jelas sesepuh cantik.
“Ngomong-ngomong hari mulai gelap, apa kau tidak mau kembali ke ruamhmu?” tanya Zhou Shiyue.
“Kau pikir aku punya rumah? Haha yang benar saja, aku ini adalah pendekar kelana jadi aku tak hanya berdiam di suatu tempat.” Kekeh sesepuh cantik itu.
“Hah benarkah? Kau seorang pendekar?” ucap Zhou Shiyue dengan ekspresi kejutnya.
“Apa gunanya juga aku membohongimu” sinis sesepuh cantik itu.
“Ehehe iya juga ya? Kalau begitu..”
Zhou Shiyue membungkuk sambil menunjukkan tanda hormat layaknya seorang pendekar pada umumnya.
“Terimalah Shiyue jadi murid sesepuh!!” ucap Zhou Shiyue dengan tegas.
Sesepuh cantik itu hanya mengernyit namun ia tak menyahut. Hanya mengucapkan beberapa patah kata saja.
“Dulu aku belajar seni beladiri untuk balas dendam, namun setelah hidup selama ratusan tahun aku barus sadar bahwa semua yang aku miliki saat ini tidak ada artinya lagi.” Ucap sesepuh cantik itu dengan penuh arti.
Zhou Shiyue tidak menyerah, walaupun sesepuh cantik itu tidak merima dan tidak menolaknya juga jadi ia akan terus berusaha untuk meyakinkan sesepuh cantik itu bahwa ia layak menjadi muridnya.
“Sekarang sudah malam, tidurlah!” ucap sesepuh cantik sambil mebaringkan tubuhnya diatas tanah.
Zhou Shiyue menurut, ia juga berbaring diatas tanah. Tak ada rasa jijik atau apapun meski ia tidur diatas tanah. Lagipula hal yang lebih menjijikan pernah ia rasakan saat ia tinggal dirumah keluarga Zhou. Memikirkan keluarga Zhou ia hanya bisa menghembuskan nafas kasarnya.
“Percayalah, apapun yang sekarang kau alami tidak kalah buruk dari yang aku alami dulu.” Ucap sesepuh cantik mulai bercerita.
“Kurasa sekarang kita adalah teman, kau sendiri bahkan mau bercerita dengan orang asing sepertiku.” Ucap Zhou Shiyue.
“Ya, anggap saja seperti itu. Kau sendiri kenapa berjalan ditengah hutan seperti tak ada tujuan?” tanya sesepuh cantik.
“Hari ini adalah hari paling sial sekaligus beruntung. Kau tau kenapa? Awalnya aku diusir dan dipermalukan namun aku beruntung bertemu denganmu” ucap Zhou Shiyue.
“Memangnya kenapa kau diusir?” tanya sesepuh cantik itu penasaran, meski kemungkinan wanita itu sudah mengetahui jawabannya, hanya saja ia ingin pemuda itu mengatakannya sendiri.
“Beberapa hari yang lalu aku dan adik perempuanku sedang bermain, adiku mengejarku hingga tak sengaja ia menabrak sebuah guci milik pria iblis itu. Lalu aku dihukum dan dikurung selama berhari-hari hingga hal buruk pun terjadi pagi hari tadi, dua saudaraku berhati iblis itu menemuiku diruangan yang bau itu, mereka memberiku makanan anjing meski itu makanan anjing aku tetap memakannya karena sangat lapar, akan tetapi satu dari salah satu saudaraku menendang makananku dan tentu saja aku marah, aku pun menonjoknya hingga membuatnya tak sadarkan diri. Selanjutnya kau pasti bisa menebaknya sendiri” ucap Zhou Shiyue, tersirat rasa benci dan amarah dimatanya.
“Ternyata yang kau alami lebih buruk dari yang kualami dulu, tapi tetap saja aku merasa semesta tidak adil dan bahkan mengutukku untuk hidup abadi.” Ucap sesepuh cantik sambil menggelengkan kepalanya.
“Begitulah dunia, tapi setidaknya aku juga pernah merasa bahagia. Tapi itu hanya bisa ku alami saat diluar kediaman Zhou. Aku memiliki banyak teman yang kukenal, mereka cukup baik hanya saja orang tua mereka melarangnya untuk bermain denganku.” Ucap Zhou Shiyue sambil tersenyum miris.
“Apapun yang terjadi kita hanya bisa mengikhlaskannya” ucap sesepuh cantik.
“Hari sudah gelap, sekarang tidurlah dengan nyenyak karena besok kau akan mengalami beberapa hal buruk.” Ucap sesepuh cantik dengan senyum tipis. Terlintas pikiran jahat untuk menjahili calon muridnya itu.
Zhou Shiyue sedikit curiga dengan perkataan sesepuh cantik itu. Namun ia tak menyangkalnya, ia hanya menutup kedua kelopak matanya lalu tidur dengan nyenyak.
Jangan lupa baca episode selanjutnya kawan-kawan !!!
“Hei, bocah!! Bangun!!!” suara perempuan terdengar sangat mengganggu ditelinga Zhou Shiyue yang masih terlelap dalam tidurnya.
“Huaahmm,, pergi kau nenek tua!!” gumam Zhou Shiyue masih dalam keadaan setengah sadar.
“Nenek tua nenek tua!! BANGUNNNN!!” Teriak sesepuh cantik tepat ditelinga Zhou Shiyue hingga membuat pemuda itu dengan reflek mengarahkan kepalan tangannya kearah wanita itu.
“SHIYUEEE.!!” Sesepuh cantik itu berteriak dengan keras sambil mengelus hidungnya yang memerah.
“Ehh??” dengan reflek Zhou Shiyue langsung mengambil posisi duduk, ia membelalakkan matanya sambil menutup mulutnya dengan kedua tangannya ketika melihat keadaan sesepuh cantik yang tengah kesakitan.
“Maaf sesepuh, aku tidak sengaja” ucapnya, ia segera menghampiri sesepuh cantik berusaha untuk mengelus hidung wanita tersebut, namun naas niat baiknya dibalas dengan tendangan dari sesepuh cantik membuatnya terhempas beberapa meter kebelakang.
“Rasakan itu..” ucap sesepuh cantik dengan senyum miring.
“Tega sekali kau..” ucap Zhou Shiyue berpura-pura menderita meski beneran sakit.
Saat Zhou Shiyue masih tertidur, sesepuh cantik pergi mencari apapun yang bisa dimakan diluaran sana. Jadi saat keduanya sudah merasa segar, akhirnya mereka pun makan bersama. Selesai makan
“Ikut aku ke puncak gunung xuanjun” ucap sesepuh cantik itu sambil melangkah dengan menggunakan ilmu meringankan tubuh. Sedangkan Zhou Shiyue sendiri hanya bisa berlari mengikutinya.
Siapa sangkan waktu yang ditempuh untuk sampai ke puncak gunung xuanjun hampir setengah hari atau 12 jam perjalanan.
“Akhirnya sudah sampai, andai aku pergi sendiri pasti aku sudah sejak siang tadi.” Ucap sesepuh cantik tersenyum lega.
“Huhh.. huh.. kenapa tempat ini jauh sekali!!” keluh Zhou Shiyue dengan nafas tak beraturan.
“Kaunya saja yang lambat” sinis sesepuh cantik itu melirik Zhou Shiyue.
Lalu mereka berduapun berjalan beriringan, hingga sampailah mereka disebuah gerbang yang ada disana.
“Puncak Gunung Xuanjun” ucap Zhou Shiyue dengan pelan.
“Selamat datang dikediamanku” ucap sesepuh cantik tersenyum kearah Zhou Shiyue.
Sesepuh cantik itu pun kembali melangkah kedepan melewati gerbang, sedangkan Zhou Shiyue kini tengah sibuk dengan pikirannya.
‘bukankah dia bilang kemarin kalau dia itu adalah pendekar kelana dan tidak punya tempat untuk berdiam diri?’ tanyanya pada diri sendiri.
“Heii, cepat kemari!” teriak sesepuh cantik itu melihat Zhou Shiyue tertinggal jauh.
“Baiklah!” jawab Zhou Shiyue sembari berlari menyusul sesepuh cantik.
Hingga mereka pun sampai di sebuah rumah yang cukup besar dengan berbagai macam bunga disekitarnya. Rumah yang sangat indah dan damai, cocok untuk orang yang suka ketenangan.
Sesepuh cantik menyuruh Zhou Shiyue untuk memilih kamar yang ia sukai. Tak lupa juga ia menyuruh Zhou Shiyue untuk pergi menemuinya di halaman rumah saat tengah malam nanti.
Zhou Shiyue pun menurut, ia juga pergi ke sebuah kamar yang tak terlalu besar, namun cukup nyaman untuk ditinggali.
‘nampaknya tak ada orang lain yang tinggal disini selain sesepuh’ batinnya bergumam.
Menunggu tengah malam tiba, Zhou Shiyue pun berencana untuk tidur sebentar upaya menghilangkan lelah sejenak.
Beberapa jam kemudian Zhou Shiyue terbangun, ia melihat sinar bulan menembus jendelanya. Setelah merasa cukup sadar ia pun berjalan keluar menuju halaman rumah.
Disana ia melihat sesepuh cantik sedang berdiri menghadap sebuah kolam kecil dengan tanaman bunga yang mengelilingi kolam tersebut.
“Cepat kemari, jangan hanya termenung disana!” panggil sesepuh cantik yang sudah menyadari keberadaan Zhou Shiyue.
Zhou Shiyue dengan patuh menghampiri sesepuh cantik itu.
“Sebelumnya aku sudah mengatakan bahwa apapun yang ingin kau miliki, setelah kau memilikinya maka tidak akan ada artinya lagi. Aku harap kau tidak pernah menyesal!” ucap sesepun cantik seolah sedang memperingati Zhou Shiyue.
Namun Zhou Shiyue terlihat telah memiliki tekad dan tidak akan menarik kembali niat yang sudah ia bentuk.
“Aku tidak akan menyesalinya!” jawab Zhou Shiyue dengan tegas.
“Baiklah kalau begitu. Sekarang masuk ke dalam kolam dan berdiri ditengahnya, tenang saja kolam itu tidak dalam.” Ucap sesepuh cantik yang langsung dituruti oleh Zhou Shiyue.
“Lalu apa yang harus kulakukan?” tanya Zhou Shiyue.
“Masukkan kepalamu ke dalam air, sebelum kau mendengar bunyi ledakan maka jangan kau keluarkan kepalamu. Jika kau melanggar maka hukumannya akan berat.” Ucap sesepuh cantik membuat Zhou Shiyue memelototkan matanya.
“Kenapa? Kau menyerah?” tanya sesepuh cantik sambil mengernyit menatap pemuda tersebut.
“Tidak akan” jawabnya dengan percaya diri dan langsung menyeburkan kepalanya ke dalam air.
1 jam kemudian..
BRUASSS…..
“Uhukk uhukkk!!!” Zhou Shiyue terbatuk karena tersedak air, matanya juga memerah. Namun sayang nampaknya ia akan terkena hukuman sebab ia keluar sebelum bunyi ledakkan.
‘matilah aku’ batinnya.
“Shiyuee!!! Selama seminggu kau harus bertugas membersihkan kediaman.” Ucap sesepuh cantik dengan tegas, namun terlihat dari sorot mata wanita itu nampak niat jahil yang terselip.
“Baik sesepuh.” Sahut Zhou Shiyue.
“Sekarang kembali rendam kepalamu! Ingat jika tak ada ledakkan maka jangan keluarkan kepalamu, jika tidak hukumannya akan bertambah.” Ucap sesepuh cantik itu tanpa merasa kasihan.
Zhou Shiyue menurut.
Satu jam kemudian di dalam air, Zhou Shiyue kembali ingin mengeluarkan kepalanya namun ia teringat akan hukuman yang menantinya jadi ia tak jadi mengeluarkan kepalanya.
Ia memikirkan sebuah cara untuk bertahan lama dalam air. Tiba-tiba ia teringat dengan sebuah buku yang pernah ia baca saat umur 13 tahun. Buku milik seseorang yang tertinggal di tengah jalan waktu itu adalah buku seni beladairi yang isinya adalah latihan dasar seni beladiri.
Matanya berbinar tanpa sadar sudut bibirnya tersenyum tipis. Yang ia ingat saat itu, cara untuk menahan nafas dalam air ialah dengan mengumpulkan seluruh energi ke arah jantung, dan menutup jalan masuknya air dari hidung.
Jantungnya pun berdetak dengan normal, air tak lagi berusaha masuk ke dalam hidung. Sedangkan ia sendiri yang merasa seolah sedang bernafas merasa beruntung karena dulu pernah membaca buku yang sangat berguna untuknya.
Sedangkan sesepuh cantik sendiri merasa heran dan perasaan khawatir menyelimuti dirinya.
“Apa bocah itu baik-baik saja? Matahari bahkan hampir terbit” gumamnya pada diri sendiri.
Karena merasa cemas ia pun menembakkan energi spiritualnya kearah batu hingga menimbulkan bunyi ledakkan yang cukup nyaring.
BRUASSSSS…
Zhou Shiyue pun keluar dari dalam air dengan senyum terbit di bibirnya.
“Sesepuh aku telah berhasil? Apa aku lolos ujian kali ini?” tanya Zhou Shiyue dengan gembira, ia juga perlahan keluar dari kolam tersebut.
Sedangkan sesepuh cantik hanya bisa menghela nafas lega dan mengangguk pelan mengiyakan perkataan Zhou Shiyue.
“Pergilah membersihkan diri, setelah itu makan. Aku telah menyiapkannya dikamarmu.” Ucap sesepuh cantik.
“Baiklah.” Jawab Zhou Shiyue dengan senang. Ia melangkahkan kakinya dengan ringan menuju kamarnya.
Jangan lupa baca episode selanjutnya kawan-kawan !!!
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!