Seorang gadis remaja yg berusia 13 tahun itu berlarian di taman sekolah nya masih dengan seragam sekolah yg membalut tubuhnya. Gadis cantik dengan mata lebar dan rambut hitam nya yg terurai itu melambaikan tangan pada seorang anak laki laki dengan seragam sekolah yg berbeda. Anak itu adalah seorang anak remaja yg kini dudduk di sekolah menengah atas. Dan Anak lelaki itu memakai sebuah jam tangan tangan berwarna biru cerah dan sepatu yg juga biru cerah.
"Hey, electric...!!!" seru nya nyaring dan itu menarik perhatian semua teman teman nya .
Pria yg di panggil nya electric itu mendengus pada gadis itu.
"Hey, Electric. Will you marry me?" tanya Gadis itu masih dengan suara yg sangat nyaring, sehingga membuat teman teman nya bersorak bahkan guru guru nya yg mendengar apa yg di katakan nya itu langsung tercengang.
"Ghiea!!!" tegur wali kelas nya pada gadis yg bernama Ghiea itu.
"Tunggu, Ma'am. Aku hanya ingin tahu apakah si electric anak sultan ini mau menerima lamaran gadis biasa seperti ku" ucap Ghiea dengan santai nya yg membuat guru nya semakin tercengang. Dan sorakan teman teman nya pun semakin nyaring. Bahkan mereka mulai saling menyahut dan menyoraki anak yg di panggil electric itu.
"Ayo jawab, electric!!!" "
"Electric, menikah lah dengan nya!!!"
"Electric, mau kah menjadikan nya ratu mu?"
"Electric seperti nya sudah punya kekasih"
"Jadi kan Ghiea selir mu, electric!!!"
Ghiea malah tertawa geli mendengar godaan teman teman nya itu, namun tawa nya terhenti seketika saat si electric berkata dengan sangat lantang
"I WILL, Ghiea Kaviani..."
.........
Beberapa tahun kemudian...
Kring... Kring... Kring...
Seorang wanita langsung terbangun dari tidur nya saat mendengar merasa terganggu dengan suara alarm nya itu.
Ia mengucek mata nya yg merasa terasa sangat mengantuk, menggaruk kepala nya hingga membuat rambut nya seperti ekor singa.
"Huwaii..." ia menguap lebar kemudian mengelap air liur yg lengket di pipi nya.
Ghiea turun dari ranjang, bergegas ke kamar mandi. Ia berkumur kumur dan menggosok gigi, kemudian ia melepaskan seluruh pakaian nya dan langsung mandi.
Setelah mandi, Ghiea segera berdandan dan memilih pakaian untuk berangkat kerja, Ghiea memilih sebuah rok kain selutut berwarna putih dan blouse berwarna kuning. Ghiea mengambil sebuah hels berwarna hitam dan memakai nya, kemudian ia menarik tas nya setelah memasukan barang barang nya.
Ghiea melerai rambut panjang nya yg berwarna hitam lebat.
.........
Ghiea memarkikan mobil butut nya di depan sebuah gedung perusahaan pencakar langit yg bertuliskan Anson's Group.
"Selamat pagi, Ghiea," sapa seorang teman nya.
"Pagi..." Ghiea balas menyapa dengan begitu ramah.
"Ghiea," Ghiea menoleh mendengar suara nyaring yg memanggil nama nya itu.
"Hai, Melissa," sapa Ghiea.
Gadis bersama Melissa itu pun melangkah lebih cepat supaya bisa mensejajarkan langkah nya dengan langkah Ghiea.
Kedua nya pun memasuki gedung perusahaan yg telah menjadi tempat kerja mereka selama dua tahun terakhir ini.
Saat mereka memasuki lift, mereka melihat seorang wanita cantik nan anggun yg sedang berada dalam lift.
"Selamat pagi, Mrs Anson," sapa Melissa dan Ghiea. Wanita yg di panggil Mrs Anson itu hanya menyunggingkan senyum tipis nya, senyum yg bahkan tak sampai ke mata nya.
Ghiea memencet tombol angka 13 karena di lantai itulah tempat nya bekerja.
Tak lama kemudian lift berhenti di lantai 13, Ghiea dan Melissa keluar tentu setelah menyunggingkan senyum ramah nya pada Mrs Anson.
"Huh, sombong sekali Clara Wellys itu..." gerutu Melissa.
"Kenapa kamu memanggilnya dengan nama itu? Bagaimana jika dia mendengar nya? Kan tidak enak" tegur Ghiea.
"Nama nya kan memang Clara Wellys, beruntung sekali dia mendapatkan pria seperti Alexavier Anson. Huh, pria setampan dewa yunani itu rasa nya terlalu sempurna untuk wanita seperti Clara" tutur Melissa.
"Memang nya apa kurang nya Clara Wellys?" tanya Ghiea.
"Entah lah, aku merasa mereka berdua bukan pasangan yg cocok. Entah bagaimana kedua manusia itu bisa menikah" gerutu Melissa yg membuat Ghiea hanya geleng geleng kepala.
"Girls, kalian menggosipkan apa?" tanya seorang gadis berambut pirang pada kedua wanita itu.
"Diana, kemana saja kau selama dua hari?" tanya Ghiea kemudian mengambil satu gelas kopi yg ada di tangan kanan gadis bernama Diana itu. Kemudian Diana memberikan kopi yg ada di tangan kiri nya itu pada Melissa.
"Thanks..." ucap Ghiea dan Melissa.
"Aku menemani Mama karena dia sakit, tapi sekarang dia sudah baik baik saja"
Ketiga wanita itu pun duduk di meja kerja nya masing masing. Teman teman kerja nya yg lain juga sudah berdatangan dan aktifitas bekerja pun sudah di mulai.
.........
Sementara itu, Alexavier Anson. Pewaris Anson's Group baru saja terbangun dari tidur nya di kamar nya yg super mewah. Ia turun dari ranjang king size nya dan langsung bergegas ke kamar mandi.
Xavier langsung menyalakan shower setelah ia menanggalkan seluruh pakaian nya, Xavier berdiri di bawah guyuran air shower, menikmati siraman nya air hangat yg membuat nya langsung merasa segar.
Setelah mandi, Xavier mengering kan badan nya dengan handuk. Kemudian ia membuka lemari nya dan memilih kemeja berwarna putih dan juga setelah jas berwarna hitam.
Setelah berpakaian rapi, Xavier mengambil parfum dan menyemprotkan nya ke seluruh tubuh nya.
Kemudian ia bergegas keluar dari kamar nya, menuruni tangga dan ia melihat nenek nya yg sedang membaca koran.
"Selamat pagi, Granny..." sapa Xavier mengecup pipi keriput sang nenek.
"Xavier, apa kau tidak bisa bangun lebih pagi sedikit saja? Aku bahkan lupa kapan terakhir kali sarapan dengan mu, Xavier" tegur sang nenek namun Xavier malah menanggapi nya dengan senyum simpul.
"Maafkan aku, Granny. Semalam aku tidur jam 3, ada banyak sekali yg harus aku kerjakan" jawab Xavier membela diri.
"Clara juga bekerja, tapi dia tetap bisa bangun pagi dan sarapan bersama ku" ujar nenek nya lagi.
Xavier seketika hanya menyunggingkan senyum miring nya.
"Aku pergi dulu, Granny..." Xavier kembali mengecup pipi nenek nya kemudian bergegas pergi ke kantor nya.
Sesampai nya di kantor nya, Xavier langsung di sambut oleh beberapa orang dan mereka tampak membicarakan sesuatu yg sangat penting.
Namun tiba tiba seorang gadis menabrak Xavier dari belakang, Xavier menggeram kesal dan langsung menoleh.
"Kau..." desis nya tajam.
"Maaf, Mr. Anson, saya tidak sengaja" ucap gadis itu.
"Nona Kaviani, anda sedang mabuk?" Xavier masih mendesis bahkan ia hendak menyentuh pipi Ghiea namun Ghiea dengan cepat menghindar.
Melissa yg berdiri tak jauh dari sana langsung menarik Ghiea supaya menjauh dari Xavier.
"Kalian main lari larian di kantor?" tanya Xavier menatap kedua gadis itu penuh intimidasi. Xavier menduga gadis itu habis berlari karena nafas kedua nya memburu.
"Maafkan kami, Mr. Anson" ucap Ghiea dan kemudian ia menarik Melissa pergi dan kembali bekerja.
Xavier menatap Ghiea dengan tatapan yg sangat berbeda dan senyum miring di bibir nya.
"Nona Kaviani..."
.........
...Hai, kalian suka cerita ini?...
...Jangan lupa tap ❤️, kemudian tekan like, tinggalkan comments, dan aku sangat mengharapkan gift serta vote dari kalian ☺️....
...Jangan lupa juga follow SkySal supaya tidak ketinggalan Novel menarik lain nya....
...Aku tunggu jejak nya di setiap episode ya, thank you and I love you, all. 😘...
Clara mengajak Xavier pergi makan siang bersama, namun Xavier menolak dengan alasan ada banyak sekali pekerjaan yg harus di selesaikan nya.
Selama satu tahun pernikahan mereka, Xavier memang selalu bersikap acuh tak acuh pada Clara bahkan terkesan menelantarkan nya.
"Ayo lah, Honey. Jarang sekali kita makan bersama di luar..." rayu Clara kemudian mendekati Xavier yg sedang berada di kursi kebesaran nya.
Clara bahkan duduk di pangkuan Xavier, meraba raba dada Xavier dengan jari jemari lentik nya.
"Hentikan, Clara..." desis Xavier kesal.
"Kenapa? Aku istri mu, tapi kamu jarang sekali berlaku romantis pada ku. Apa kamu tahu? Hal itu membuat orang orang berfikir kau tak mencintai ku" rengek Clara.
"Aku tidak perduli dengan hal itu" kata Xavier dengan datar. Hal itu membuat Clara kesal dan ia langsung melompat turun dari pangkuan Xavier, membenarkan rok nya yg tinggi nya hanya di atas lutut, membuka kancing atas kemeja nya dengan kesal dan bergegas keluar dari ruangan Xavier.
Clara mengirimkan pesan pada seseorang yg meminta nya datang ke toilet wanita.
.........
"Ghiea, apa kau tidak lapar?" tanya Melissa karena ia melihat Ghiea yg masih sibuk dengan komputer nya.
"Lapar tapi nanti saja..." jawab Ghiea dengan jari jemari yg masih sibuk menari di atas keyboard.
"Baiklah, kami pergi beli makanan. Kamu ingin pesan sesuatu?" tanya Diana.
"Spaghetti, please" pinta Ghiea yg membuat Diana meringis.
"Spaghetti? Aku rasa kamu benar benar tidak khawatir dengan karbo yang berlebihan" tukas Melissa namun Ghiea hanya tertawa renyah dan enggan menanggapi lebih.
Kedua sahabat nya itu pun pergi untuk membeli makan siang di restaurant terdekat sementara Ghiea tetap melanjutkan pekerjaan nya.
"Hai, Ghiea..." sapa seorang pria yang bernama Max, pria berkulit putih dengan rambut nya yg klimis dan kaca mata yg selalu bertengger di atas hidung mancung nya itu terkenal menyukai Ghiea. Teman teman kantor nya bahkan sering menjodoh jodohkan kedua nya.
Sejauh ini, Ghiea menikmati hal itu dan terkadang tanpa segan ia menggoda si pria Culun ini di depan teman teman kantor nya, namun tentu pria ini bukanlah pria yg akan Ghiea jadikan kekasih.
"Ada apa, Max?" tanya Ghiea.
"Aku membawa makan siang yg cukup banyak, kau mau?" tanya Max sambil menunduk dengan wajah merona.
Ghiea mendongak, menatap Max dari ujung kepala hingga ujung kaki.
"Baiklah, boy. Kau duduk saja di sini, aku ke toilet dulu" ujar Ghiea kemudian. Dan dengan patuh nya Max duduk di meja Melissa yg ada di samping meja Ghiea.
Sementara Ghiea setengah berlari ke toilet karena ia sudah tidak tahan, namun saat memasuki toilet, Ghiea mendengar suara ******* seseorang dari salah satu bilik toilet.
Perlahan Ghiea mendekati asal suara itu dan suara ******* itu semakin nyaring terdengar.
Ghiea pun masuk ke salah bilik toilet yg ada di samping bilik toilet yg sedang di gunakan oleh seseorang yg sedang bercumbu itu. Ghiea berdiri di atas closet secara dan ia berusaha tak menimbulkan suara sedikitpun.
Ghiea sangat penasaran dengan siapa yg telah bercinta di toilet kantor nya.
Selama beberapa menit Ghiea dengan sabar menunggu, akhirnya dua sejoli itu selesai juga.
Ghiea mengintip dari atas pintu dan mata nya langsung terbelalak lebar saat melihat siapa yg baru saja keluar dari bilik toilet itu.
"Oh God, Clara? Jamie?" Ghiea mengucek mata nya saat ia berfikir telah salah lihat. Batin nya bahkan terus berteriak tak mungkin, ia tak mempercayai apa yg di lihat nya.
"Thanks, Beb. Love you..." kata Clara kemudian mengecup bibir pria yg bernama Jamie itu.
"Love you more, Princess" jawab Jamie dengan senang hati.
Setelah itu, kedua nya pun pergi dari sana bergantian. Mungkin takut katahuan.
Dan saat mereka pergi, Ghiea bergegas keluar dan ia bahkan lupa tujuan nya datang ke toilet.
"Oh my god, Nyonya Anson berselingkuh dengan.... Dengan Manager perusahaan? Bagaimana bisa?" tanya Ghiea pada diri nya sendiri.
Ia kembali ke meja kerja nya dan berharap sahabat sahabat nya sudah datang karena Ghiea ingin memberi tahu mereka akan berita itu.
Namun yg Ghiea dapati hanya Max yg masih dengan setia menunggu nya.
"Ghiea, kau lama sekali..." ucap Max sambil menatap Ghiea malu malu.
"Oh, Sorry, Max. Emm kamu belum makan juga?" tanya Ghiea dan ia duduk di kursi nya. Ghiea tersenyum geli melihat raut wajah Max yg sangat menggemaskan.
"Aku menunggu mu, Ghiea" jawab Max dengan menahan senyum nya.
Max pun mengeluarkan kotak makan nya, mengeluarkan sendok dan garpu. Kemudian ia mempersilahkan Ghiea makan lebih dulu.
"Memang nya kamu tidak ingin makan?" tanya Ghiea.
"Aku makan nanti saja" jawab Max yg membuat Ghiea berdecak.
"Kita makan bersama, gunakan tangan saja" kata Ghiea. Max pun tampak sangat senang dan kemudian mereka berdua mulai makan.
Ghiea masih terus memikirkan apa yg telah ia saksikan itu dan ia tak sabar ingin memberi tahu teman teman nya berita yg pasti akan membuat mereka menganga itu.
Tak lama kemudian Melissa dan Diana datang, dan kedua nya langsung tercengang karena melihat Max dan Ghiea yg makan dari satu wadah.
"Astaga, indah sekali" pekik Diana.
"Girls, ada yg ingin aku katakan pada kalian..." kata Ghiea setengah berbisik.
"Apa? Apa kau berkencan dengan pria cupu ini?" tanya Melissa yg membuat Max langsung menunduk dalam sementara Ghiea menggeleng.
"Bukan ini tentang...." Ghiea melirik Max. Ghiea tak mungkin membicarakan tentang Clara dan Jamie di depan Max.
"Baby boy, memang nya kau tidak ingin pergi cuci tangan?" tanya Ghiea.
"Oh, ya..." jawab Max dengan raut sedih.
"Anyways, terima kasih makan siang nya, ini lezat sekali" puji Ghiea yg membuat raut wajah Max langsung berbinar seketika.
"Sama sama, Ghiea. Aku senang kau suka..." ucap Max, kemudian membereskan tempat makan nya, mengelap meja nya dan kemudian bergegas pergi.
"Jadi, ini tentang apa?" tanya Diana penasaran.
"Ini tentang...." Ghiea melirik ke kanan dan ke kiri, teman teman kantor nya sudah kembali setelah jam makan siang selesai, ada yg sibuk kembali bekerja dan ada yg sibuk sedang mengobrol.
Setelah memastikan tak akan ada yg menguping pembicaraan nya, Ghiea pun berbisik pada kedua teman teman nya itu.
"Ini tentang Nyonya Anson, dia... Dia berselingkuh dengan Pak Jamie..." kata Ghiea.
"Pak Jamie? Jamie yg mana?" tanya Diana dengan suara yg sedikit nyaring membuat Ghiea langsung membekap mulut nya.
"Ssshhtt..."
"Jamie Wood, siapa lagi memang nya" kata Ghiea kemudian.
"What??" pekik kedua sahabat nya itu.
"Pak manager?" tanya Diana tak percaya.
"Yg benar saja, Ghiea..." pekik Melissa.
"Sumpah, aku melihat mereka di toilet"
Karena berita menggemparkan dari Ghiea itu, kedua sahabat nya menjadi tidak fokus bekerja karena masih ingin tahu tentang kejelasan kabar perselingkuhan Mrs Anson dan Mr Wood.
Istri sang CEO dan sang manager, bahkan pikirkan Diana sudah melanglang buana membayangkan perselingkuhan yg sangat tidak elegan itu.
"Hus ... hus ... Ghiea" Diana memanggil Ghiea dan Ghiea pun langsung menoleh "Ghe, jadi tadi mereka ngapain saja di toilet?" bisik Diana karena tadi Ghiea memang tidak sempat melanjutkan cerita nya secara detail.
"Nanti saja, Di. Aku jelasin yg sedetail mungkin" jawab Ghiea juga berbisik.
"Shhttt jam kerja jangan ngegosip," tukas Melissa "Tapi..." Melissa melirik semua teman teman nya yg sedang sibuk dengan pekerjaan masing masing
"Apa yg kamu lihat di sana?" tanya nya berbisik "Apa mereka melakukan...." Ghiea mengangguk dengan polos nya, membuat Melissa dan Diana menganga dan hanya bisa menutup mulut dengan tangan nya.
"Oh Tuhan, bodoh sekali Mrs Anson itu..." desis Diana.
"Benar, kalau aku punya suami seperti Alexavier Anson, aku akan setia bahkan sampai kehidupan setelah kematian nanti" kata Melissa yg membuat Ghiea tertawa.
Xavier memang pria yg sangat tampan, wajah nya terpahat dengan begitu sempurna, tubuh nya begitu atletis dan gagah, bahkan hal itu membuat dia selalu di gilai oleh para wanita tak perduli sebuah fakta bahwa ia telah menikah dan memiliki istri yg juga sangat cantik dan cerdas seperti Clara Wellys.
Ketiga wanita itu pun terus berbisik bisik ria membicarakan perselingkuhan Clara dan Jamie, hingga tiba tiba Ghiea tersentak saat seseorang menarik tangan nya dengan paksa. Kedua sahabat nya pun tak kalah terkejut nya apa lagi ketika melihat siapa yg menarik Ghiea.
Alexavier Anson, ketiga nya hanya bisa menganga lebar bahkan ketika Xavier menarik Ghia ikut dengan nya. Langkah lebar dan cepat Xavier membuat Ghiea harus melangkah terseok seok.
Xavier membawa Ghiea ke ruangan nya, hal itu membuat Ghiea was was dan cemas, ia takut Xavier memecat nya karena ia telah menggosipkan istri sang bos.
"Jika dia memecat ku karena hal itu, aku tidak akan terima. Toh istri nya memang benar benar selingkuh" batin Ghiea mempersiapkan kata kata untuk membela diri nya nanti, namun apa yg di katakan Bos nya justru hal yg tak pernah Ghiea sangka.
"Aku tahu kamu mengetahui perselingkuhan Clara dan Jamie, dan asal kau tahu saja aku lebih dulu tahu," kata Xavier dengan suara berat nya yg membuat Ghiea melongo.
"Benarkah?" cicit nya kemudian dengan pupil mata yg melebar.
"Benar sekali, Nona Kaviani. Dan karena istriku selingkuh, maka aku juga ingin selingkuh." lanjutnya yang membuat Ghiea menganga sangat lebar, bahkan matanya juga terbuka begitu lebar mendengar apa yang baru saja di ucapkan oleh bos besarnya itu.
"Dan aku ingin ... kamu menjadi selingkuhanku."
"APA!!!!" pekik Ghiea seperti di sambar petir, bahkan kepala nya langsung terasa pening mendengar hal gila itu. Sementara Xavier malah terkekeh renyah melihat raut wajah Ghiea yg menurut nya sangat mengemaskan.
"Tidak mau, kau pikir aku perempuan apaan?" pekik Ghiea marah, ia sungguh menolak hal itu mentah mentah namun Xavier menanggapinya dengan tawa renyah, bahkan tatapan pria begitu mempesona seolah menggoda Ghiea.
"Aku rasa kau mengenal ku, aku tidak pernah menerima penolakan. Jadi sekarang ...." Xavier mendekati Ghiea yg saat ini sedang berdiri mematung, Xavier terus mendekat hingga membuat Ghiea melangkah mundur. Namun, tiba-tiba tangan kekar Xavier langsung menangkap pinggangnya, menarik Ghiea hingga tubuh keduanya bersentuhan, disusul dengan Xavier ang langsung mengecup bibir Ghiea sekilas. Kecupan itu hanya sepersekian detik tetapi sudah sangat berhasil membuat Ghiea gelagapan, panas dingin dan jantungnya berdetak cepat.
"Sekarang kamu milikku!" ucap Xavier dengan entengnya yg tentu saja membuat Ghiea meradang dan langsung mendorong Xavier menjauh dari nya.
"Tidak akan, aku tidak akan pernah sudi menjadi simpanan mu" tegas Ghiea berapi api sambil mengelap bibir nya dengan kasar.
Sekali lagi Xavier hanya terkekeh renyah dan bersikap sangat tenang.
"Kau milik ku, itu adalah keputusan mutlak ku" kata Xavier lagi tanpa bisa di bantah.
"Ini adalah hal pribadi, Tuan Anson. Jadi keputusan mutlak mu tidak berlaku pada ku" kata Ghiea tak kalah tegas nya, ia menatap nyalang sang boss yg telah dengan sangat berani mengajak nya selingkuh dan mencium bibir nya.
"Hal pribadi mu dan non pribadi mu sama saja bagi ku" kata Xavier lagi dan kini ia menatap Ghiea seolah ingin mengintimidasi Ghiea.
"Ghiea Castle, kamu miliki ku dan aku milik mu"
"Bullshit, aku tidak akan pernah mau menjadi simpanan mu" desis Ghiea tajam kemudian ia berlari kelar dari ruangan bos besar nya itu.
Sementara Xavier malah terkekeh sambil memegang bibir nya yg baru saja merasakan bibir Ghiea.
"Masih sama rasa nya, Nona Castle"
.........
Ghiea memegang bibir nya dan ia terus terngiang dengan apa yg sudah di lakukan bos besar nya itu, jantung Ghiea bahkan seolah mau copot dari tempat nya karena kelakuan mesum dan gila sang Boss. Ghiea bahkan merasa tak percaya dengan apa yg baru saja terjadi.
Ghiea kembali ke meja kerja nya namun bukan ny bekerja ia malah melamun. Hal itu menarik perhatian Melissa dan Diana, kedua sahabat nya itu saling melempar tatapan heran.
"Ghe..." Diana mencolek pundak Ghiea namun Ghiea tak merespon.
"Ghiea..." Melissa menarik rambut Ghiea membuat Ghiea tersentak kaget.
"A... Apa?" tanya Ghiea gelagapan.
"Kamu di apain sama boss Xavier?" tanya Diana
"Tidak di pecat kan?" tanya Melissa dan Ghiea hanya menggeleng lemah, tidak mungkin bagi nya memberi tahu aib yg sudah terjadi. Tak mungkin bagi nya memberi tahu sahabat nya bahwa bos besar mereka telah melecehkan bibirnya.
"Terus dia membawa mu kemana? Kenapa?" tanya Diana penasaran.
"Tidak apa apa" jawab Ghiea kemudian ia berpura pura sibuk dengan komputer nya padahal fikirannya sudah melanglang buana kemana mana.
Setelah pekerjaan nya selesai dan semua nya bergegas pulang, Ghiea pun melakukan hal yg sama.
Namun saat di parkiran dan ia hendak memasuki mobil nya, tiba tiba tubuh nya melayang. Seseorang mengangkat nya seperti sekarang beras membuat Ghiea memekik kaget.
"Aa..." teriak Ghiea dan ia menendang nendangkan kaki nya juga memukul mukul punggung seseorang yg mengangkat nya, kemudian tubuh Ghiea di hempaskan ke dalam mobil dan baru lah Ghiea tahu siapa yg telah berani menggendong nya.
"Pak Xavier...." pekik Ghiea.
Xavier masuk ke dalam mobil dan meminta sopir nya jalan.
"Hey... Hey..." teriak Ghiea saat mobil benar benar berjalan meninggalkan parkiran kantor.
"Mobil ku, mobil ku..." kata Ghiea sambil menoleh ke belakang.
"Orang ku akan mengurus nya, sekarang nikmati perjalanan kita" kata Xavier tenang.
"Apa maksud mu perjalanan kita?" tanya Ghiea lantang tepat di telinga Xavier membuat Xavier langsung menutup telinga nya.
"Ouh, Ghiea. Nyaring sekali suara mu" gerutu Xavier.
"Aku mau pulang sendiri, Tuan Anson yg terhormat" pekik Ghiea lagi.
"Tidak mulai hari ini, karena sekarang kamu milik ku. Maka kemana pun kamu pergi akan bersama ku"
"Tapi..."
"Tidak ada tapi tapi, ini keputusan mutlak ku lagi"
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!