Aku hanyalah seorang om-om yang penyendiri, tidak punya pasangan, dan tidak bisa bersosial.
Bahkan di umur yang sudah 43 tahun pun, aku tidak bisa melakukan apa-apa, selain mengurung diri dari dunia luar, dan menonton anime, dan film dewasa.
Bahkan ibu sudah sangat sering menegurku tapi, aku tidak pernah mendengarkannya, hingga dia dirawat di rumah sakit dia bahkan tidak lupa untuk menegurku untuk berubah. Tapi apa yang ku lakukan? Aku tidak berubah sama sekali.
Hingga di hari pemakamannya tiba, aku menangis tersedu-sedu, tapi, aku tahu itu hanya sementara, setelah aku pulang dari pemakamannya aku melakukan rutinitas yang sama layak nya seorang yang tak punya masa depan. Aku menonton anime, bermain game, menonton video dewasa, dan masturbasi setelah pulang dari pemakaman ibuku, parah bukan? Ya aku tau itu, aku hanyalah sebuah sampah yang beruntung saja dilahirkan di dunia ini.
…. Hah, aku selalu saja menyesali setiap perbuatanku tapi aku terus mengulanginya kembali. Dibalik itu semua, aku memiliki alasan mengapa aku sampai menjadi seperti ini.
Saat duduk di bangku SMP, aku adalah murid yang sangat disiplin dan pintar di SMP itu, bahkan diriku menjadi sorotan mata murid-murid di kelas ku.
Aku bahkan memiliki mimpi yang sangat tinggi pada saat itu, yaitu menjadi seorang astronot. Aku berfikir jika belajar itu tidaklah penting jadi aku hanya bermalas-malasan saja (ya karena aku sudah pintar) bermain game setiap saat, bermain HP, dan tidak mempedulikan tugas.
Hingga pada kelas tiga saat itu adalah jam istirahat, dimana para murid-murid pergi ke kantin untuk makan atau membeli makanannya, aku sudah membawa bekal ku dan siap memakannya, tiba-tiba ada yang datang menghampiriku dan berkata, "hei kamu mau membantuku? Aku membutuhkan bantuanmu segera!" Dia langsung menarik tanganku lalu mengajakku ke dalam WC laki-laki.
"Sekarang coba kamu menghadap ke depan pintu WC itu."
Aku pun menurutinya dengan rasa kebingungan yang menyelimutiku, lalu dia menendangku ke dalam WC, yang dimana tendangan itu membuat diriku terpental, aku berusaha berdiri, tapi dia dan gerombolannya datang menghampiri ku, mereka mulai menyiksa ku, dengan mencelupkan kepalaku kedalam bak air, dan menelanjangiku, lalu mencoret-coret tubuhku dengan spidol permanen.
(Aku tidak tahu apa yang mendasari mereka melakukan ini kepadaku).
Mereka pun mengambil foto dari ku lalu menyebarkannya di sekolah.
Keesokan harinya.
Aku masih bersikeras untuk bersekolah, aku datang ke sekolah dengan tatapan murid-murid yang sinis, aku pun berjalan dengan cepat menuju kelas lalu duduk di bangku dengan melipatkan kedua tangan ku lalu menutupi muka ku.
Saat pelajaran dimulai guru pun masuk kedalam kelas dengan hawa marah yang menyelimutinya, tiba-tiba dia langsung meneriaki ku dan berkata, "mana tugasmu! Sudah berminggu-minggu kamu belum mengumpulkan tugas! Saya tanya kepada kamu, kamu mau jadi apa?"
Aku pun menjawab.
"Astronot pak."
"Astronot? Kamu mau jadi astronot? Jangan mimpi kamu ya, orang seperti kamu tidak akan pernah bisa menjadi astronot, gak, bahkan kamu gak akan bisa menjadi apa-apa!"
Aku pun hanya bisa terdiam mendengarkan kata-kata pak guru tersebut dan mulai meneteskan air mata, murid-murid hanya bisa melihatku dan tertawa.
Hei, apakah kalian bekerja sama untuk menyiksaku?.
Dan untuk besoknya dan seterusnya aku tidak pernah datang ke sekolah dan mulai mengurung diri di kamar, kata-kata dari pak guru meneror ku setiap saat, dan perundungan mereka membuat rasa trauma di diriku.
Apa sebenarnya salahku? Aku hanya menghabiskan waktuku dengan bermain game, dan bermalas-malasan saja tapi kenapa kalian merundung ku?.
…. itu lah kisah masa lalu ku, kenapa aku sampai menjadi seperti ini.
*Angin malam sudah sangat dingin*
Huu, dingin sekali malam ini padahal, aku cuma ingin membeli perbekalan makanan ku di minimarket, kenapa malah bercerita panjang seperti ini.
Aku tak tahu harus melakukan apa, sudah 2 tahun ibu meninggal dan aku menggunakan uang wasiat nya untuk bertahan hidup, dan sekarang uang wasiatnya mulai menipis.
Aku harus mencari kerja, tapi apa yang harus kulakukan, jika saat diwawancarai tentang pengalaman ku? Masa iya om-om berumur 43 tahun pengalamannya cuma menonton anime 50 episode dalam sehari, mana mungkin!.
Lagipula aku memang sudah tidak punya masa depan, betul apa yang pak guru katakan.
…. Oya, bagaimana jika aku melamar kerja di minimarket yang akan kutuju? Lagi pula kerja di minimarket tidak banyak yang perlu diwawancarai.
Hah, tapi itu hanyalah semangat sementara yang dimana, aku akan melupakannya dan mulai bermalas-malasan lagi.
Aku sangat ingin memulai kehidupan sekali lagi dari nol, aku ingin menggapai mimpiku yang hancur, menjadi lebih baik, memiliki pasangan sehidup semati, dan meninggal dengan tenang, dan pemakaman ku dihadiri banyak orang.
Aku mau hidup yang seperti itu. Ya, apa daya aku harus menerima takdir ku.
Heh, apa-apaan mencari kerja dan berharap memulai kehidupan sekali lagi. berbicara dengan orang saja tidak bisa, sudah 27 tahun, aku tidak berbicara dengan orang selain ibuku dan mengurung diri.
Oh sudah sampai di minimarket.
*30 menit kemudian*
Telur, beras, minyak, garam, dan mie instan, ok semua sudah ku masukkan kedalam keranjang belanjaan.
"P-p-p-p-p-permisi, i-i-i-ini s-s-saja y-y-yang k-k-k-kubeli."
"Ya kami akan menghitungnya ya …. Ok total semua nya adalah 92 ribu ya."
"B-b-b-b-baik, i-i-i-i-ini u-u-u-u-uangnya."
"Ok, ini kembaliannya 8 ribu ya, senang bisa melayani anda."
"*-*-*-terima kasih."
Sial-sial kenapa aku begitu gugup berbicara.
…. Hah, gimana ini uang wasiat nya cuma bisa untuk beberapa hari lagi, gimana caranya aku bisa bertahan hidup?.
Semalaman ini aku cuma berbicara tentang takdir ku saja, dan tidak ada hal yang lain.
…. Kenapa aku seperti ini, aku ingin berubah tapi tidak bisa, aku benci diriku seperti ini.
Benar memulai kehidupan sekali lagi adalah jalannya, tapi itu hanyalah khayalan ku saja, akibat terlalu banyak menonton anime bergenre isekai.
Di perjalanan pulang, aku melewati gang untuk menuju arah rumah, dan aku mendengar suara gerombolan laki-laki yang mau melakukan sesuatu kepada perempuan yang ada di sana.
Sial, padahal aku cuma mau pulang dengan tenang kenapa malah ada gerombolan preman di situ, aku tidak mau mencari masalah dengan mereka.
"Neng jangan takut ...."
"Jangan bang, saya cuma mau pulang."
Apakah para gerombolan itu akan membuka paksa baju perempuan itu lalu melakukan adegan nyan nyan? Wah bakalan menarik.
…. Eh, kenapa aku berpikir seperti itu? Perempuan yang di sana dalam kesusahan, sebaiknya aku menolongnya.
(Menolongnya gimana! Aku saja tidak bisa berantem, dan bicaraku masih patah-patah, apa lagi badanku yang gemuk begini, gimana cara menolongnya!).
"... jadi jangan takut ya."
"Gak, gak mau, biarin saya ...."
Kruek.
Wah apakah itu suara baju yang disobek paksa.
(Apa yang kupikirkan, ini bukan waktunya untuk terangsang! aku harus segera menolong perempuan itu!).
Sial, selama aku menonton video dewasa aku paling benci dengan genre gang bang, dan ugly bastard.
Sial-sial-sial! Bahkan kaki ku gemetar, tidak mau bergerak sangking ketakutannya diriku.
"H-h-h-h-hentikan!!"
Apa yang ku katakan, kenapa aku sangat ingin menolong wanita itu?.
(Aku ke ingat semua perbuatanku selama hidup).
.... Oya, selama aku hidup, aku tidak pernah melakukan apapun, yang kulakukan hanyalah mengecewakan ibuku, dan membuatnya menangis, bahkan aku tidak pernah mengabulkan permintaannya sama sekali.
"Eeee?, siapa di sana!"
"H-h-h-h-hentikan, b-b-b-b-b-biarkan dia pergi!"
"Kau mau dia pergi? Heh, ya mana bisa lah oi!!"
Kenapa aku gemetar, t-t-tubuhku menggigil.
"*-*-*-t-t-tolong lepaskan dia!"
"Hei kalian tolong bawa orang gendut itu kemari."
"Kau mau dia lepas hah?"
"I-i-iya."
"Jika iya, biarkan kami memukul mu!"
Puk!.
Aaah sakitnya, rasanya seperti semua makanan yang ada di perutku keluar semuanya.
Puk! Puk! Puk!.
Aaakh.
Aku dengan pasrah nya dipukul …, saat aku melihat gadis tersebut, dia sudah tidak ada, syukurlah akhirnya selama hidup ku aku bisa menolong seseorang.
Aku pun terjatuh ke tanah, dengan rasa lemas dan sudah tidak peduli lagi dengan hidupku, aku mengatakan satu kata kepada preman tersebut, mungkin bisa membuatnya sangat marah.
"Ha-ha-hak ... tidak sakit sama sekali"
Preman tersebut langsung menoleh kepadaku, dengan emosi yang memuncak dia mengeluarkan pisau dari sakunya, lalu
Swish
Pisau tersebut menancap di perutku, aku belum mati, dia melihatku dan mengambil pisaunya kembali lalu pergi.
Mataku sudah mulai buram. Aku tahu ini akan menjadi akhir bagi ku, tapi di dalam benakku, aku berkata.
Syukurlah wanita itu selamat, walaupun selama 27 tahun aku mengurung diri, akhirnya aku melakukan sesuatu yang berguna bagi orang lain, dan menyelamatkan masa depannya, tidak seperti diriku yang hanya menghabiskan waktu selama 27 tahun, hanya untuk menonton anime dan mengurung diri dari dunia luar.
Mataku yang buram sudah sangat berat, mungkin inilah akhirnya.
Bagian 1
Aaah, mataku perih.
Aku mulai membuka mataku.
Dimana ini? Apakah aku di rumah sakit? Ah, kepalaku masih belum seutuhnya sadar.
Eh, sepertinya aku memegang sesuatu yang tekstur kenyal, apaan ini, ini sangatlah kenyal, aku sangat ketagihan memegangnya.
"XX----XXXXX-."
Siapa itu yang berbicara, apakah ada orang lain di ruangan ini.
Mataku perlahan sudah mulai terbiasa dengan suasananya dan kepalaku sudah bisa berfikir dengan benar.
Whoa! Ada wanita cantik berambut hitam di atas muka ku, apakah dia seorang suster?.
"-XX-----XXXX---XXXXX."
Apa? apa yang dia katakan?.
"X--XX---."
Apaan sih yang dia katakan, aku tidak mengerti sama sekali. Aku pun berusaha berbicara dengan dia, apa yang sebenarnya terjadi? Tapi mulut dan lidahku rasanya sangat susah untuk berbicara dengan normal, aku susah untuk berkata-kata.
(Apa yang sebenarnya terjadi pada ku?).
Tak lama kemudian ada seorang pria yang datang.
Whoa! Apa-apaan pria itu yang berambut coklat dia sangat tampan, cih pasti dia dokternya atau mungkin pacarnya? Aku sangat iri dengannya!.
Aku melihat sekitar untuk memastikan dimana diriku sebenarnya.
Hah? Ini rumah? Dan apalagi hanya diterangi oleh lilin dan lentera saja ... Eh, y-y-yang k-k-ku p-p-p-pegang dari tadi!! Adalah dada wanita!!.
Tapi kok dia gak marah? …, eek, dia mendekatkan dadanya ke arah mulutku.
Plup.
"XXXX---XX----."
"---X--XXXX-."
Whoa, itunya nya masuk kedalam mulutku.
Tapi ampun deh, apaan sih yang mereka katakan dari tadi, aku tidak mengerti sama sekali.
(Sebenarnya apa yang terjadi dengan ku, dan dimana sekarang diriku?)
Aku hanya memperhatikan mereka berdua berbicara dengan tatapan mata mereka ke arah diriku.
Aku merasa sangat kecil jika mereka melihatku seperti itu.
Tiba-tiba mereka pergi untuk mematikan lilin, dan meninggalkan aku sendirian, aku berusaha untuk menggerakkan kaki dan tangan ku, tapi tidak bisa.
Hei, hei, hei! Aku cuma di keroyok dan di tusuk di bagian perutku, tapi kenapa kaki dan tanganku tak bisa digerakkan? Apakah kalian mengamputasi ku!?.
Bagian 2
3 bulan berlalu.
Aku bereinkarnasi.
Ya aku bereinkarnasi.
Apakah tuhan mendengarkan permohonan ku? Jika iya, terima kasih tuhan, terima kasih tuhan, terima kasih tuhan.
Aku mengulangi kata-kata itu selama satu jam.
Tapi aku di reinkarnasikan di dunia apa? Apakah dunia sihir?! Atau dunia yang dimana, aku menjadi orang yang paling hebat?! Apa ini masih bumi? Hah, entahlah.
Jika aku melihat wajah kedua orang tua ku …, Hmm, mereka sangatlah berbeda, apakah mereka berbeda ras? Jika iya itu adalah jawaban kenapa rambut mereka sangatlah berbeda. Ibuku berambut hitam, sedangkan ayahku, jika aku perhatikan lebih rinci lagi warnanya coklat kekuningan.
… Wah ibuku datang, apakah dia akan menyusui ku?.
(Hehe).
Dia mengangkat ku. Dia mulai menggendong diriku dan berbicara.
"XX--XX-."
Hadeh, aku tidak mengerti sama sekali apa yang dia katakan …. Tapi, mata ku tertuju dengan tulisan N besar, yang ada di punggung tangan kirinya.
(Apa-apaan itu? Tato kah? Atau tanda lahir? Aku tidak melihat ayahku mempunyai itu di lengannya).
Ibu membawa ku keluar ruangan menghampiri ayahku.
Jika aku perhatiin sekali, wajah mereka berdua itu seperti manusia berumur, hmm, 24 tahun deh, jadi aku lebih tua 19 tahun dari mereka, sial! bikin iri aja, aku saja yang berumur 43 tahun masih hidup sendirian dan tidak punya pasangan.
"--XX."
"XX-X."
"----XXXX--XXXX-."
"X--XXXX-."
Apaan ini! Mereka berbicara menggunakan nada mesra, tambah membuatku iri saja, sial!.
T-t-tu-tunggu dulu kalian mau berciuman? Hei, hentikan itu, jangan di depan ku!, sial, mereka sengaja melakukannya di depan ku.
(Iri, aku sangat sangat iri dengan pasangan muda ini!).
*2 jam kemudian*
Mereka pun membawa ku ke dalam kamar, dan meletakkan diriku di keranjang bayi yang terbuat dari kayu, sedangkan mereka naik ke atas kasur, dan melakukan rutinitas suami istri.
Bagian 3
1 tahun berlalu.
Aku sudah mulai memahami sedikit bahasa mereka, dan mulai mengerti kosakata mereka bahkan, aku sudah tau sedikit tentang dunia ini dan tempat tinggal, dari percakapan orang tua ku.
Di dunia ini hanya terdapat 2 musim saja yaitu kemarau dan hujan, dan tempat tinggal ku adalah sebuah pedesaan, yang dimana tempat tinggal ku adalah produsen sekaligus distributor terbesar di dunia ini, hanya untuk menghasilkan: padi, sayuran, daging hewan, dan ikan.
Sangat mirip dengan dunia ku sebelumnya, tapi aku tidak tahu ini di tahun berapa, sedangkan disini listrik saja tidak ada, dan aku tidak pernah mendengar suara kendaraan, apalagi semua perabotan disini terbuat dari kayu.
(Dunia yang membosankan tidak ada barang elektronik dan gadget).
….... Sekarang ini ayahku sedang pergi dari rumah, yang membuatku penasaran sekali adalah tanda "N," bukan hanya ada di tangan kiri ibuku, bahkan aku juga memilikinya, ternyata ini adalah tanda lahir ya (?).
"Gera, dimana kamu?"
A, ibu mencariku, perlukah aku jawab?.
"Gera."
Kasihan juga melihat ibuku yang mencari-cari ku.
"A-a-a-a-a."
"Hah, di situ kamu ternyata, kamu ini, gak boleh tau jalan sendirian, mama khawatir tau."
"A-a-a."
"Cup-cup anak kesayangan mama."
Melihat sifat ibuku, aku jadi teringat mendiang ibuku yang lama, mereka sama-sama pengertian kepadaku.
"Sayang aku pulang."
"Wah, lihat itu Gera ayahmu pulang, selamat datang sayang."
"Hehe, lihat apa yang ku bawa."
"Wah! Beras dan daging! Makan malam kita hari ini pasti sangat enak, oya sayang aku ambilkan minum untukmu dulu ya."
"Ok sayang."
Hua, mendengarkan kata sayang-sayang bagiku sedikit aneh dan memalukan.
"Ini sayang minumnya."
"Terimakasih sayang."
"XX-----X."
"---XXXX---XX."
Hah, lagi-lagi kosakata yang tak kuketahui. Hmm, sampai sekarang aku masih belum mengetahui nama mereka.
(Mereka cuma memakai panggilan sayang-sayang saja selama ini).
"A-a-a-a-a."
"Wah lihat sayang, Gera juga ingin makan masakanku."
"Hei Gera, masakan ibumu sangatlah enak lo! Bahkan gara-gara masakannya aku jadi betah di rumah."
"Aaaa, kamu ini sayang, bisa saja."
Tolong, tolong hentikan itu! Aku sudah sangat lama menahan rasa iri dan penderitaan ini.
*2 jam kemudian*
"Waktunya makan malam, sayang segera turun kita akan makan malam."
"Iya tunggu aku," Ayah sedang turun dari lantai 2, "Whoa! Aromanya menggoda sekali."
"Iya dong, siapa dulu yang memasak!"
"Ok waktunya kita makan malam, selamat makan!"
"Selamat makan, Gera kamu kan masih berusia 1 tahun, jadi kamu belum boleh memakan daging, jadi mama buatin kamu bubur nasi ya."
"A-a-a-a."
"Kamu suka kan, ayo buka mulut kamu biar mama suapin."
"Aaaa."
"Mmm, enakan Gera."
Keluarga ini, sudah lama aku tak seperti ini dengan keluargaku, aku masih ingat sekali saat ibuku, menyuapi ku terakhir kalinya.
(Sial, kenapa aku sedih).
"Gera? Kenapa kamu diam? Ayo buka mulutnya."
"Aaaa."
"Sayang, gimana rasa masakanku? Hmm?"
"Enak, enak, bukan tapi ini luar biasa!"
"Hihihi, terimakasih."
Jika begini terus aku tidak akan pernah bosan, aku juga tidak membutuhkan benda elektronik, untuk menjalani hidup.
Bagian 1
2 tahun berlalu.
Aku sudah ganjil 3 tahun, yang dimana aku sudah bisa berjalan kesana kesini.
Aku juga sudah bisa berbicara dengan lancar, dan selama 2 tahun, aku sudah mendapatkan banyak kosakata baru di dunia ini.
Dan yang aku bingungkan sekarang adalah aku harus ngapain di dunia ini?.
(Hm, apa yang harus aku lakukan?).
Aaaah! Sudah jelas bukan? Aku tidak mau hidup ku seperti dunia ku sebelum nya.
Jadi yang harus ku lakukan adalah Mencari tahu tentang dunia ini, menghilangkan kegagapan ku, bisa bermain keluar rumah.
Hm, hm.
Eeeh, gimana caranya! Aku tahu aku sudah di reinkarnasi dengan tubuh yang baru, tapi bagaimana dengan jiwaku? Aku masihlah sama dengan aku yang dulu.
*Menarik nafas*
Huuuuu, fuuuu, ok, aku harus tenang, mau bagaimana juga aku memang harus berubah.
Dikasih kesempatan hidup sekali lagi, lalu aku tetap membuat diriku menjadi seorang pengangguran? Heh, itu tidaklah lucu.
"Gera, segera turun makan malam akan segera dimulai," ibu sudah memanggilku, untuk makan malam.
"Iya bu aku akan segera datang."
Aku pun menuruni tangga untuk makan malam.
"Selamat makan."
Ini adalah kesempatan yang bagus untuk menanyakan pertanyaan, tentang sesuatu yang belum aku ketahui.
"Yah, bu, aku mau menanyakan sesuatu kepada kalian."
"Hmm, Apa itu Gera?" Ibu menjawab
"Nama ibu dan ayah itu apa sih? Aku yang sudah berumur 3 tahun saja belum mengetahui nama kalian."
"Iya sih, ok, nama ayahmu adalah Edward, sedangkan aku ibumu bernama Skaila."
(Whoa! Nama yang bagus).
"Apakah ada pertanyaan lagi, Gera?"
"Ya ada, malahan ada 1000 pertanyaan di dalam benakku sekarang."
"Hahahaha, kamu anak yang memiliki rasa penasaran yang tinggi ya Gera," ucap ayahku.
"Terus apa pertanyaan itu, akan kami jawab satu-satu sebisa kami"
Apaya? ...... hm, oya marga!.
"Apakah kita memiliki marga?"
"Wah, tak ku sangka kamu mengerti tentang marga, padahal masih berumur tiga tahun lo," ucap ayah ku.
"Gera, marga kita adalah 'Ursa' kamu harus mengingat itu," ucap ibuku.
"Jadi, Gera Ursa, ya."
(Hm, marga yang bagus, apakah memiliki sebuah arti?).
"Baik bu aku akan mengingat nya."
Aku pun makan malam, dengan menanyakan pertanyaan yang ada di dalam benakku.
Sehabis nya makan malam, aku mengambil kain yang berada di samping kiriku, aku menyadari tanda "N," yang ada di punggung tangan kiriku.
"Yah, bu, tanda 'N' di punggung tangan kiri ku, apakah memiliki sebuah makna? Bahkan ibu juga memilikinya."
Ayah menjawabnya, "Gera, tanda 'N' yang berada di punggung tanganmu itu adalah tanda bahwa kamu adalah ras Niksmi."
(Ras Niksmi? Ras macam apa itu?).
"Jika begitu kenapa ayah tidak memiliki tanda ini?"
"Kalo itu kapan-kapan akan aku ceritakan kepadamu Gera."
Kenapa harus menundanya? Kenapa dia tidak menceritakannya sekarang?.
Pembicaraan hanya sampai di situ, aku langsung pergi ke dalam kamar, lalu bertanya-tanya dalam benakku.
Niksmi? Ras macam apa itu? Apakah masih ada ras-ras lain di dunia ini?.
Hah, Entahlah, pertanyaan dalam benakku mulai bertambah …, hah.
……. Mulai sekarang aku harus mencari tahu sendiri, tentang hal-hal yang ada di dunia ini.
Bagian 2
Keesokan harinya, di siang hari.
Aku mencari-cari buku, sambil bernyanyi dengan riang.
"Buku-buku-buku, aku harus mencari buku, dimana buku? Apakah di loteng?"
Wah, ini dia buku.
Ok, yang kulihat disini hanya ada 10 buku, aku harus mencari buku yang kuperlukan saja.
Mencari buku yang cocok.
Nah, ini dia ada dua buku yang mungkin penting atau perlu untuk aku baca.
<< Kejadian Dunia >>
Buku ini menceritakan tentang, sesuatu yang pernah terjadi di dunia ini.
Dahulu kala terjadi sebuah invasi besar-besaran kepada suatu ras, ras tersebut yang awalnya hidup dengan damai, tiba-tiba dilanda dengan kebakaran mendadak, dan lemparan bom dari langit, pembantaian, pertumpahan darah terjadi pada satu malam itu. Ras tersebut akhirnya mengungsi dari desa tersebut ke suatu tempat, yang sekarang tempat itu telah menjadi tempat permanen mereka, dan desa yang di invasi tersebut telah direbut oleh para invasi tersebut.
(Haa, apa-apaan cerita ini, sangat aneh).
Lemparan bom dari langit? Maksudmu pesawat yang menjatuhkan bom dari langit? Hah! Apaan maksudnya, sudah 3 tahun aku di dunia ini, dan belum pernah mendengar suara pesawat, kendaraan bermesin juga belum pernah aku melihatnya, dan mendengarnya, dan siapa ras yang di invasi mereka?.
<< Akademi >>
Buku yang menceritakan tentang akademi satu-satunya sekolah di dunia ini.
Akademi, adalah satu-satunya sekolah yang ada di dunia ini, jika ingin masuk kedalam akademi, kalian harus berumur 20 tahun pas, dan menyelesaikan tes-tes yang ada di akademi tersebut dengan nilai 80 ke atas. Jika kalian berhasil lulus di akademi tersebut maka kalian akan sangat bebas untuk memilih tempat tinggal, mau itu dimanapun, dan bebas dalam memilih pekerjaan di bidang yang kalian nikmati.
(Aku semakin pusing dengan kedua cerita ini).
Satu-satunya sekolah di dunia ini? Jadi kita tidak melalui fase SD, SMP, dan SMA? Jadi selama 20 tahun kita hanya belajar di rumah ya …, eh tapi umur ayah dan ibu adalah 26 tahun, apakah mereka tidak mengikuti akademi atau sudah lulus dari akademi?.
(Tapi, kenapa nilai tes nya harus 80 ke atas!! Itu nyiksa atau apa dah!!).
……. Hmm bebas memilih pekerjaan di bidang yang dinikmati? Jadi masih ada pekerjaan lain selain pekerjaan di desa, pekerjaan macam apa itu?.
Hah, …, lagi-lagi hanya membuatku tambah penasaran saja, mungkin aku perlu menanyakannya kepada ibu.
Bagian 3
"Hmm, hmm, hmm, hmm."
Whoa, senandungan ibu sangatlah indah.
"Bu, aku mau menanyakan sesuatu pada mu."
"Apa itu Gera?"
"Apakah sekolah hanya ada academy saja?"
"Iya, tapi kenapa kamu mengetahui itu?"
"Aku membaca buku yang di loteng, oya bu, apakah masih ada pekerjaan yang lain selain pekerjaan yang ada di desa?"
"Ada, banyak malahan!"
"Apa saja itu?"
"Nanti kamu pasti akan mengetahui nya Gera."
(Haa, apaan ini, dia seperti menyembunyikan sesuatu dariku)
"Bu, apakah ibu dan ayah pernah gabung ke akademi?"
"Pernah …... Tapi kami dikeluarkan akibat, terlibat masalah dengan akademi tersebut," ibu bercerita dengan senyum yang mulai hilang.
"Apakah masih ada pertanyaan lagi Gera?"
"Masih!"
"Apa itu?"
"Penginvasian ras bu, ras apa yang terinvasi bu?"
"...."
"Bu?"
"Eh, tidak ada nak, maaf ibu hanya termenung saja, tapi maaf ibu tidak bisa bercerita tentang itu nak."
"Kenapa ibu sedih?"
Ibu mulai menggendongku dan mengelus-elus kepalaku.
Dengan hati nya yang terasa sedih, dan nada bicaranya yang lembut ibu berkata kepadaku.
"Gera, pertanyaan kamu yang tadi, pertanyaan-pertanyaan yang tidak bisa mama jawab, tapi kamu pasti akan mengetahuinya sendiri, maafin mama ya Gera."
"Iya bu."
Aku tidak tahu apa yang sebenarnya terjadi dengan dunia ini, tapi yang harus kulakukan adalah beradaptasi dengan dunia ini, lalu belajar, dan harus mengubah diriku, aku harus bisa berbicara dengan orang lain tanpa gagap, aku tahu itu susah, tapi aku harus berusaha semaksimal mungkin agar hidupku tak sia-sia.
Dan mengetahui rahasia dunia ini, sangatlah dini bagiku, mungkin dengan berjalannya waktu aku akan mengetahuinya sedikit demi sedikit.
...****************...
Note: Gera bisa menanyakan tentang marga, akibat nama orang tuanya yang seperti orang barat.
Note: Gera mengetahui umur orang tua nya secara pasti pada saat ia mengajukan pertanyaan, saat makan malam.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!