NovelToon NovelToon

Akan Ada Pelangi Setelah Hujan

Episode 1

“Aku tidak mau Bu” tolak Shirena memohon di hadapan ibunya sambil meneteskan air matanya.

“Kamu harus mau nak, kamu harus bangkit kembali, dia pria yang baik dan cocok untuk kamu” ucap ibu Shirena yang tak kalah sedih melihat putri pertamanya belum bisa melupakan trauma pada dirinya.

“Tapi aku tidak kenal dengan dia bu, dan tolong jangan paksa Shirena” ucap Shirena dengan suara dinginnya dan pergi masuk ke dalam kamarnya.

Ibu Shirena hanya bisa menangis melihat kepergian Shiren, Kania sang adik langsung memeluk ibunya.

“Ibu tenanglah, Kania akan membujuk kakak agar kakak mau menikah dengan bang Ilham, dan Kania juga sepemikiran dengan ibu, kalau kakak bisa bahagia dengan bang Ilham” ucap Kania adik Shirena.

“Semoga saja nak” sahut ibu Shirena yang masih menatap ke arah pintu kamar Shirena.

Sementara di dalam kamar, Shirena menatap ke luar jendela sambil melihat ke arah bunga bunga yang ada di halaman depan rumahnya.

Maafkan Shirena bu, bukan Shirena tidak mau menikah, tapi untuk saat ini Shiren belum bisa dekat dengan lelaki mana pun, batin Shirena kemudian menghapus air matanya saat mendengar suara ketukan pintu dari luar kamarnya.

Tok

Tok

Tok

“Kakak boleh Kania masuk?” panggil Kania dari depan pintu.

“Masuk aja dek” sahut Shirena dalam dalam kamar.

"Kak, maaf ya kalau Kania mengganggu. Sebenarnya apa yang dikatakan Ibu ada baiknya kak, itu juga untuk kebaikan hidup kakak. Kakak jangan takut, kami akan selalu berada disamping kakak apapun yang terjadi. Kita semua sayang sama kakak, kita juga pastinya mau yang terbaik untuk kakak, udah 3tahun berlalu, jangan terus terjebak dalam masa-masa sulit itu lagi kak", ucap Kania sambil memegang tangan Shirena yang mulai terasa dingin.

"Kakak mengerti dengan apa yang kalian inginkan dek, tapi kakak belum bisa untuk saat ini dan kakak belum yakin apa kakak bisa", ucap Shirena.

"Emangnya gak ada lelaki satupun yang kakak sukak? Entah itu satu kerjaan dengan kakak atau yaa teman-teman sekumpulan?" tanya Kania.

"Untuk saat ini belum ada dek, kakak belum mau juga sih. Entar kalau udah waktunya pasti bakalan datang juga, gak harus dikenalin atau dijodohin. Terkadang kakak merasa seperti kakak gak laku aja gitu. Sedih lucu kesal aja rasanya" ucap Shirena sambil tersenyum.

"Tapi kakak udah 28tahun loh kak, belum ada lelaki satupun yang datang kerumah. Itu yang buat kami khawatir kak"

"Ya do'ai aja Kakak terus dek biar cepat datang jodohnya" Shirena tersenyum.

"Jadi kalau misalnya belum ada juga gimana dong?" tanya Kania.

"Harus tetap sabar sabar dan sabarrr dek" ucap Shirena.

"Iya sabar sabar sabar, tapi tiap malam termenung terus lihatin jendela terus tiba-tiba nangis keluar tuh air matanya, hayoo" Kania tertawa.

"Ih kamu sok tau nih, ngarang aja" ucap Kania tersipu malu.

"By the way, bagaimana kalau kita buat kesepakatan. Kalau dalam waktu sebulan ini kakak belum ada cowok, nah kakak harus mau ya dijodohin dengan pilihan Ibu, please .." tanya Kania.

Shirena berdecak. Ia tidak tau harus jawab apa dengan tantangan yang diberikan adiknya kepadanya.

"Oke. Oke, silahkan", ucap Shirena akhirnya untuk menyelesaikan pembahasan tentang perjodohan yang tak kunjung selesai.

"Deal ya kak, kakak harus berusaha dong. Jangan cuma diam duduk menunggu gak jelas begitu. Emangnya jodoh bisa datang dengan sendirinya gitu? Kan gak mungkin juga seperti itu kan kak?" tanya Kania sambil menatap wajah Shirena yang suasana hatinya mulai membaik.

"Iya loh adikku yang bawel, tenang tenang nanti jodohnya juga bakalan datang melewati pintu rumah kita kok" ucap Shirena sambil tertawa.

Kania tertawa "ahh kakak bisa aja, nanti kalau beneran melewati pintu ditanyain Ibu malah jawabannya tidak mau tidak mau"

"Udah ahh jangan bahas itu terus, bosan juga itu terus yang dibahas dek" ucap Shirena.

"Oke deh kak, yang penting kakak jangan sedih lagi ya. Kakak harus semangat semangatt!!" ucap Kania.

"Iya oke, udah ya dek kakak mau mandi dulu nih. Mau siap-siap berangkat kerja. Dari habis sholat subuh belum selesai juga pembahasan kita" ucap Shirena.

"Oke oke kak, Kania pergi" ucap Kania sambil menutup pintu kamar Shirena.

Shirena akhirnya bisa bernafas lega setelah usai membahas masalah perjodohan itu. Dia kembali merenggangkan tubuhnya diatas tempat tidurnya seperti merasa lelah untuk memulai hari ini sambil menguap. Dia merasa nyaman hingga seketika matanya tertuju kepada jam dinding besar yang ada dihadapannya, tanpa disadari sudah jam tujuh, dia mulai bergegas mengambil handuk dan masuk ke kamar mandi, tapi matanya kembali teralihkan ke sudut ruangan kamarnya dimana laptop, semua peralatan kerja dan persiapan untuk presentasi hari ini belum ia bereskan.

"Aduh nanti sajalah, kebanyakan melamun membuat pikiranku entah kemana. Semua tampak begitu berantakan" gumam Shirena.

Omong-omong Shirena adalah seorang Manajer di bagian produksi di salah satu perusahaan di bidang pengelolaan hutan sebagai pemasok utama bahan baku industri kayu yaitu PT . Sinar Wijaya. Seorang wanita yang selalu menjadi the number one and the only dikantornya, bijak dan bertanggung jawab atas pekerjaan dikantornya. Maklum sajalah, dia menjadi orang kepercayaan oleh atasannya dikantornya itu. Siapa pula yang tidak kenal dengan Shirena, cantik ramah dan humble terhadap siapapun. Tapi selalu diam dan murung tiap kali pulang kerumah karena selalu diteror oleh Ibu dan adiknya soal jodoh yang tak kunjung datang dalam hidupnya.

Ada sebab lain juga mengapa dia seperti itu, dalam hidupnya dia juga merasa seperti seseorang yang tidak percaya diri dan tidak berani untuk melangkah lebih jauh dalam hidupnya. Menganggap semua yang terjadi dalam hidupnya begitu menyeramkan.

****

Akhirnya semua persiapan kantor sudah beres. Pakaian sudah rapi, make-up dan lipstik yang natural tampak begitu mempesona diwajahnya.

Dan tidak lupa untuk minyak wangi yang selalu standby didalam tas kecilnya beserta perlengkapan make-up yg lainnya yg selalu dia bawa ke kantor. Karena Shirena adalah wanita yang selalu memperhatikan kebersihan dan penampilan dalam setiap hari-harinya.

"Ternyata capek dan ribet juga ya seperti ini, mungkin ada benarnya juga kalau aku menikah gak perlu seribet ini juga, gak capek kerja" gumamnya.

"Ahh kenapa sih ini, mungkin kebanyakan ngopi tadi malam pikiran ku pun jadi eror" gumamnya.

"Situasi seperti ini benar-benar menyiksa, boro-boro untuk menikah, pacar saja belum punya. Shirena Shirena, kenapa sih kamu ini kok malah jadi kepikiran perkataan Ibu dan Kania tadi subuh lagi sih" gumamnya lagi.

Berkali kali dia bergumam terus di depan kaca tanpa sadar jam dinding besar dihadapannya sudah menunjukan jam 8 lewat.

"What? .. Aduh jam 8 matilah aku. Sadar Shirena sadar Shirena" Shirena menjerit pelan sambil bergegas keluar dari kamarnya.

Episode 2

"Selamat siang Pak Chan" ucap Shirena sambil mengetuk pintu.

"Selamat siang Shirena, tumben kamu datang telat ke kantor hari ini. Lupa bangun atau keenakan tidur atau banyak yang dipikirkan ya? Masalah kerjaan atau masalah pacar kamu?" tanya Pak Chan sambil melihat laptop yang ada didepannya.

Pak Chaniago adalah seorang Direktur perusahaan ditempat Shirena bekerja. Nama aslinya sih sebenarnya Rudi Chaniago, cuma biasa dipanggil Chaniago. Bisa dibilang dia juga adalah salah satu penggemar Shirena. Tapi terkadang merasa sok cool dan sok bijak tiap kali dihadapan Shirena. Dan Shirena sudah tau dan sudah memaklumi setiap tingkah lakunya.

"Iya nih pak, maaf saya datang telat. Ini saya mau kasih hasil laporan produksi bulan ini untuk presentasi kita siang nanti. Bapak bisa cek dulu kalau ada yang kurang bisa tanya saya lagi Pak" ucap Shirena.

"Oke akan saya cek, makasih ya. Letakkan saja disitu. Hasil foto dan laporan yang saya minta sudah kamu siapkan juga kan?" tanya Pak Chan.

"Oh sudah Pak, sudah semua kok" ucap Shirena

"Oke kamu bisa lanjutkan lagi kerjaan kamu" ucap Pak Chan sambil tersenyum ke Shirena.

"Iya baik Pak" ucap Shirena sambil bergegas pergi meninggalkan kantor Pak Chan.

Hari ini sama seperti hari-hari biasanya orang-orang dikantor yang selalu ia temui. Mulai dari bagian produksi hingga bagian penjualan pun harus ia temui. Ya begitulah pekerjaan Shirena, selalu detail dan bertanggung jawab atas pekerjaannya. Gaji besar tanggung jawab yang harus ia hadapi pun pasti besar juga. Tapi itu tidak membuatnya merasa lelah dalam menjalaninya. Itu makanya dia dijuluki "number one and the only".

Semua orang dikantor tau bahwa Shirena masih single dan belum menikah, dengan usia segitu itu adalah hal yang wajar bagi Shirena, tapi tidak untuk orang disekitarnya. Banyak yang mencoba mendekatinya tapi tak satu pun berhasil membuka hatinya untuk bisa menerima kehadiran seorang kekasih dalam hidupnya. Dia hanya menganggap semua lelaki dalam hidupnya adalah temannya sahabatnya. Dia merasa lebih nyaman seperti itu.

Seperti biasa setiap pagi Shirena selalu meminta dibuatkan a cup of coffee kepada salah satu staff OB dikantornya. Tapi karena kali ini dia terlambat datang ke kantor, kopi tetap harus ada di mejanya sebagai pelengkap.

"Pak seperti biasa ya untuk saya a cup of coffee" pinta Shirena sambil tersenyum kepada Pak Eko salah satu staff OB yang selalu membuatkan kopi untuk Shirena.

"Siap Bu, a cup of coffee buat Ibu segera meluncur" jawab Pak Eko.

*****

Tok tok tok ...

"Ya silahkan masuk"ucap Shirena.

"Bu, ini kopi nya"ucap Pak Eko

"Oh iya silahkan Pak, letak disini aja ya Pak. Terimakasih banyak loh ya Pak udah dibuatin padahal udah jam segini, habisnya Bapak tau sendiri kalau sehari aja saya tidak minum kopi, pahit mulut Saya Pak, hehe"ucap Shirena.

"Iya tidak apa-apa Bu, saya malah senang loh direpotkan sama Ibu" canda Pak Eko.

"Tapi tumben Ibu terlambat datang Bu, biasa Ibu selalu on time datang ke kantor, malahan Ibu datangnya sebelum Pak Chan datang" tanya Pak Eko.

"Iya nih Pak, biasalah lagi ada urusan sedikit" jawab Shirena.

"Oh yasudah Bu. Saya balik kerja lagi ya Bu. Lihat aja tuh Bu, mata Pak Chan sepertinya sudah mulai melirik ke kita. Takut saya, jantung saya dag dig dug" ucap Pak Eko.

"Wahh kalau itu mah udah biasa begitu Pak, udah gak heran saya. Tapi oke Pak, sekali lagi makasih ya kopinya" ucap Shirena.

"Sama-sama Bu, permisi ..." jawab Pak Eko sambil menutup pintu ruangan kerja Shirena.

Kringgg ...

Kringgg ...

Kringgg ...

Telepon berbunyi, dan Shirena sudah tau siapa yang menelponnya. Udah jadi rutinitas baru saja duduk menghela nafas sebentar, pasti telepon berbunyi. Siapa lagi kalau bukan Boss Direktur yang tampan dan baik hati itu, Pak Chan.

"Ya Pak Chan, ada yang bisa saya bantu?" tanya Shirena.

"Wah sepertinya kamu sudah hapal sekali dengan suara saya ya, tapi kamu malah lupa dengan jadwal meeting kita hari ini" kata Pak Chan.

Mendengar apa yang dikatakan Pak Chan, Shirena langsung terdiam dan bingung mau menjawab apa.

"Oh eh iya Pak, maaf Pak ini saya lagi siap-siap. Lagi nyiapin berkas-berkas untuk meeting kita kok" jawab Shirena kebingungan.

"Oke saya tunggu sekarang" jawab Pak Chan dengan ketus.

"Aduuh Shirena, kamu ini kenapa sih. Dulu paling rajin dan senang banget tiap kali ada meeting dikantor, paling senang meeting hasil pencapaian penjualan yang terus meningkat. Ini hari ini kenapa jadi berantakan semua. Pokoknya harus fokus fokus fokus. Ayoo Shirena, jangan jadi bodoh dong. Semangat dong. Bisa dong, yuk bisa yuk bisa" batin Shirena.

Shiren tersenyum di depan kaca sambil melihat apakah bedak dan lipstik masih menempel dengan sempurna diwajahnya. Terkadang itu membuat dirinya lebih percaya diri. Setelah itu dia menghela napas agar bisa lebih tenang dan rileks untuk beberapa saat.

Tokk

Tokkk

Tokkkk

"Kamu belum siap juga?" tanya Pak Chan.

"Eh udah Pak ini udah siap" jawab Shirena terbata-bata.

"Yaudah ayok kenapa kamu masih duduk disitu, saya nungguin kamu loh dari tadi" ucap Pak Chan dengan ketus.

"Iya Pak, siap Pak" sahut Shirena.

"Wah si boss ini ngajakin berantam nih kayaknya, ngegas terus dari tadi, belum makan obat penurun darah tinggi kali ya" pikir Shirena dalam hati.

****

Selama meeting berlangsung Shirena berulang kali menghela napas, mengingat kesalahan yang dia lakukan kali ini benar-benar kacau, pencapaian dan keberhasilan karirnya yang dia dapatkan sampai saat ini selalu membuat dirinya dan orang disekitarnya bangga dan selalu bahagia. Dia bisa dengan percaya diri dengan apa yang dia hasilkan adalah keahliannya. Tapi hari ini semua terasa kacau. Tapi yasudahlah, mungkin hanya hari ini. Yang sudah terjadi ya terjadilah, mungkin besok lebih baik lagi.

"Shirena Shirena Shirena" panggil Pak Chan berada dibelakang Shirena.

"Eh iya Pak, maaf" sahut Shirena.

"Kamu mau disini terus sampai kantor tutup ya?" tanya Pak Chan.

"Memangnya kenapa Pak? Bapak mau saya lembur ya? Ada kerjaan tambahan buat saya ya?" tanya Shirena kebingungan.

"Kamu gimana sih, lihat tuh udah gak ada orang lagi diruangan ini satupun. Hanya tinggal kita berdua, saya nunggui kamu loh" ucap Pak Chan.

"Haa? Nunggui saya. Maaf Pak, sekali lagi saya minta maaf" kata Shirena.

"Yaudah ayok!" ajak Pak Chan.

"Kemana Pak?" tanya Shirena dengan raut wajah bingung.

"Ya kita makan siang dong, masak kita mau ke kantor KUA. Memangnya kamu mau kita kesana? Udah cepat saya tunggu di depan" ucap Pak Chan dengan nada ketus.

"Eh iya sebentar Pak nanti saya menyusul" balas Shirena.

"OMG Shirena, ada apalagi ini. Wah wah fokus Shirena fokus" ucap Shirena dalam hati.

Dalam situasi seperti ini kenapa Pak Chan selalu saja mengeluarkan kata-kata yang membuat Shirena semakin berpikir bahwa memang kenyataannya Direktur yang selalu berada dihadapannya memang menyukainya, tapi terkadang malah sok cool tidak mengakuinya. Semua orang-orang juga udah tau bahwa Pak Chan begitu menyukai Shirena.

Episode 3

"Shirena, kamu sadar gak sih kalau Pak Chan itu sebenarnya ada feel sama kamu? Kenapa kamu gak coba untuk dekati Pak Chan, siapa tau memang Pak Chan jodoh yang selama ini kamu cari-cari. Coba deh dekatin pelan-pelan, dikasih pancingan sedikit biar tau aja responnya gimana"

"Apaaaaa!!!" ucap Shirena.

"Iya dekati Pak Chan. Apa perlu aku yang turun tangan biar kalian bisa lebih dekat lagi? Kan gak mungkin dong. Kamu yang seharusnya lebih tau cara dekati Pak Chan, soalnya tiap hari Pak Chan kan nempel terus sama kamu" kata Azkia salah satu sahabat Shirena dikantor.

"Apa sih, kok jadi ngebahas Pak Chan. Entar orangnya dengerin kita loh. Dinding kantor ini bisa transfer ke dia apa yang kita bicarakan" canda Shirena.

"Ciee .. Shirena. Langsung deh sok gak mau. Padahal ada kesempatan emas loh" kata Azkia.

"Azkia please jangan bahas yang tidak-tidak deh, jangankan niat, kepikiran saja pun tidak. Aku gak mau ya sampai orang kantor pada tau masalah ini, aku itu bukan tipe dia, masa iya seorang Direktur bisa suka saman bawahannya, jangan mimpi. Jauh-jauh deh" ucap Shirena.

"Huss, hati-hati loh entar bisa termakan cakap bisa suka beneran. Aku orang pertama yang harus kamu traktir kalau beneran itu terjadi haha" canda Azkia.

"Sudah sudah jangan dibahas, tuh orangnya datang tuh. Panjang umurnya kan, apa jangan-jangan batinnya terpanggil karena tau kita lagi bicarakan dia" ucap Shirena terheran.

"Ahh aku kabur dulu lah, entar bisa kenak semprot pulak sama Pak Chan karena gangguin bawahan tersayangnya haha" ucap Azkia tertawa sambil keluar dari ruangan Shirena.

Tiba-tiba ruangan terasa panas dan gerah saat Pak Chan masuk ke ruangan Shirena. Shirena mengambil secarik kertas dan mulai mengipas wajahnya yang penuh dengan keringat. Padahal AC diruangan begitu dingin, tapi entah kenapa Shirena tampak gelisah dan mulai gugup saat Pak Chan duduk dihadapannya.

"Hei, kamu kenapa? Kenapa keringatan begitu. AC kamu mati rusak atau bagaimana? Tapi sepertinya disini dingin tidak ada masalah. Kamu sakit Shirena?" tanya Pak Chan.

"Oh tidak Pak, saya baik-baik saja. Tidak ada yang perlu dikhawatirkan dengan saya" jawab Shirena.

"Khawatir? Memangnya saya ada bilang saya khawatir sama kamu? Saya cuma bertanya kamu kenapa? Salah memangnya? Kamu jangan kege-eran deh ya" ucap Pak Chan.

Shirena merasa malu, pipinya merah merona hatinya terasa mau copot karena salah tingkah dengan kedatangan Pak Chan ke kantornya. Apa yang dikatakan Pak Chan tidak direspon baik olehnya. Kehadiran Pak Chan membuat pikirannya tidak fokus.

"Ini ada data untuk meeting sore kita, kamu cek dan tolong kamu kirimkan hasil pemeriksaan kamu ke email saya ya, hapus itu keringat kamu. Aneh banget, dingin begini kok malah kepanasan" kata Pak Chan.

"Apa sore ini Pak? Berarti lembur dong Pak? " tanya Shirena

"Iya kenapa emangnya? Kamu keberatan? Customer kita bisa sore ini, emangnya kamu mau customer kita pada kabur hanya karena kamu tidak bisa datang? Jangan bilang kamu tidak bisa ya. Sepertinya kamu udah mulai bosan kerja disini ya? " tanya Pak Chan.

"Bukan bosan kerja disini, kerja disini mah udah enak banget apalagi dengan pencapaian yang udah susah payah di raih sampai saat ini. Yang buat bosan itu lihat Bapak yang selalu saja ngerepotin saya Pak" ucapa Shirena dalam hati.

"Bukan begitu Pak, saya hanya bertanya. Maaf Pak. Nanti akan saya coba cek mengenai data data customer kita" jawab Shirena.

"Oke saya tunggu, cepat ya gak pakai lama. Jangan ngobrol terus kamu, kalau udah ngobrol pasti pada lupa kerjaan dan tanggung jawab" ketus Pak Chan.

****

Shirena mulai bingung luar biasa. Bagaimana bisa mengecek data data customer sesingkat ini. Palingan biasanya data dikasih hari ini, besok dikirim hasilnya. Ini kenapa harus dadakan begini. Menghela napasnya, Shirena memutuskan untuk mengistirahatkan dirinya dulu. Jelas biasanya pulang kantor jam lima sore, tapi kali ini sepulang kantor dia harus meeting lagi dengan customer Pak Chan. Itu berarti dia akan makan malam diluar dengan Bos nya. Dan yang ia pikirkan sekarang adalah ia harus menghubungi Ibunya bahwa ia pulang terlambat dan tidak makan malam dirumah. Tapi setelah dipikirnya, lebih baik menyelesaikan apa yang disuruh Pak Chan dulu sebelum Pak Chan mengamuk karena data hasil laporan pengecekan nya belum masuk ke emailnya.

Akhirnya dia berhasil menyelesaikannya, dan berharap tidak ada lagi masalah setelah apa yang terjadi hari ini yang membuat Shirena hampir jantungan karena hampir membuat seisi kantor berpikir bahwa ada yang tidak beres dengan dirinya hari ini hanya karena seorang Direktur yang digosipkan suka dengan dirinya.

Jam sudah menunjukkan jam lima sore, waktunya untuk pulang . Shirena merapikan segala barang-barang yg berantakan diatas meja kantornya, dan keluar dari ruangan kantor. Ia mengalihkan pandangannya keluar tepatnya didepan kantor, mobil sudah ada tepat di hadapannya. Shirena berjalan dan masuk kedalam mobil.

"Oke, Bismillahirrohmanirrohim. Yuk bisa yuk Shirena" ucapnya.

****

Selama 4 tahun dia bekerja, Shirena selalu memprioritaskan pekerjaannya. Ia tidak pernah merasa lelah mengerjakan pekerjaannya sampai selesai. Karena Pak Chan direktur dikantornya itu tidak suka menunda-nunda pekerjaan, sehingga pekerjaan hari ini harus selesai di hari yang sama juga. Apa jadinya kalau Shirena tidak mempunyai atasan seperti Pak Chan, mungkin ia tidak akan bisa berhasil sampai seperti ini. Yah mungkin memang Pak Chan lah pikirnya.

Omong-omong, Shirena seperti patung didalam mobil. Ia hanya diam. Bahkan untuk bergerak pun dia tidak bisa, tubuhnya terasa kaku. Padahal udah sering juga dia berpergian dengan Bos nya itu, tapi untuk hari ini benar-benar kacau. Hati dan pikiran tidak karuan.

Matanya mulai mengantuk, namun dalam beberapa saat Pak Chan menepuk-nepuk pundak Shirena, membuat dirinya terkejut. Pria itu menyuruh supir untuk berhenti di depan Coffee Shop. Pria itu berjalan menuju kasir dan memesan tiga kopi take a way. Oke dia berhenti dan memesan, tapi untuk siapa. Pria aneh. Belum pernah sebelumnya dia seperti ini. Oh mungkin untuk customer yang sudah menunggu kami pikirnya.

Saat pria itu masuk kembali ke mobil membawa kopi, Shirena berpura-pura menatap keluar jendela seolah ia tidak tau apa yang terjadi. Pria itu memberikan kopi kepadanya dan juga supir. Shirena terheran tak percaya ada apa ini kenapa dengan Pria ini.

"Ini minum" ucap Pak Chan ketus tapi tidak dengan Pak Supir.

"Ini juga buat kamu Jok"

"Eh buat saya Pak?" tanya Shirena.

"Iyalah buat kamu, masak iya buat Ibu kamu dirumah" ketus Pak Chan lagi.

"Makasih Pak" ucap Shirena.

Tanpa disadari hal seperti itu membuat pikiran Shirena yang tadi tenang menjadi bingung dan gak karuan lagi. Kenapa bisa seperti ini. Apa jangan-jangan malah dirinya yang mulai menyukai Direktur itu tanpa disadari.

"Well, tenang Shirena harus tenang, buang jauh-jauh pikiran itu? Jangan jangan jangan sampai ya" ucap Shirena dalam hati.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!