Sore itu Bella sedang menikmati sebuah teh hangat di dapur. Tiba-tiba, telepon rumah yang berada di ruang tamu pun berdering.
“Mbok, Mbok Ijah. Tolong dong, teleponnya angkat" teriak Bella. Namun, tak ada sahutan sama sekali dari Mbok Ijah.
"Mbok Ijah kemana, ya?" Ujar hati Bella. Dan di saat Bella hendak mau pergi dan berbalik arah, detak nadinya mendadak bergolak kencang. Karena, Mbok Ijah sudah berada tepat di belakangnya.
“Mbok, ngagetin aja"
“Non Bella tadi manggil, Mbok?"
“Iya, Mbok. Tadi telepon rumah berdering,''
"Sudah Mbok angkat, Non"
"Dari siapa Mbok?"
"Dari Mang Ujang, Non. Kemarin mang Ujang Mbok suruh bersihin rumput belakang rumah. Dia nelpon katanya gak bisa hari ini. Mungkin besok lusa baru bisa,"
Menit demi menit pun berlalu, setelah Mbok Ijah pergi meninggalkan nya. Bella pun langsung pergi menuju kamar mandi untuk mencuci muka dan kecelakaan kecil pun terjadi. Bella terjatuh karena tergelincir lantai kamar mandi yang licin dan dahinya sedikit luka karena terkena pintu kamar mandi. Mendengar teriakannya Bella, Mbok Ijah langsung datang menghampirinya dengan perasaan cemas.
“Kenapa, Non?” Tanya Mbok Ijah khawatir.
“Gak apa-apa kok, Mbok. Cuma kepeleset aja"
Seminggu pun berlalu, semenjak Bella terjatuh dari dalam kamar mandi, dia mulai merasakan keanehan di dalam rumahnya. Bella merasa seperti ada orang ketiga yang sedang mengawasinya.
Pagi itu Bella baru saja terbangun dari tidurnya. Karena merasa haus, Bella pun langsung pergi menuju dapur dengan kondisi kamar tidur yang masih berantakan. Baru satu tenggakan air minum. Tiba-tiba, pundaknya di pegang oleh seseorang.
”Ah, si Mbok. Ngagetin Bella aja!”
”Ini non, Handuk buat Non Bella mandi” Ucap Mbok Ijah sambil memberikan handuk.
"Iya Mbok, taruh aja dulu di atas pintu kamar mandi handuknya," Ucap Bella yang langsung pergi menuju kamarnya. Namun, sesampainya di dalam kamar. Bella merasakan keanehan, dia melihat kamarnya sudah begitu rapih dan tak ada satu pun yang berantakan lagi.
”Mungkin Mbok Ijah yang merapikan kamar..,” Pikir Bella yang langsung pergi menuju kamar mandi. Setelah selesai rapih-rapih, Bella langsung bergegas pergi meninggalkan rumahnya menuju kampus. Sesampainya di depan rumah, Bella pun berpapasan dengan Mbok Ijah.
"Dari mana Mbok?" Tanya Bella.
“Habis dari pasar, Non. Bahan-bahan dapur udah habis semua"
”Dari pasar, bukannya Mbok di rumah aja?”
“Mbok pergi dari jam 5 pagi, Non. Yaudah, Non. Mbok, mau ke dapur dulu, mau masak” Mbok Ijah langsung pergi kedalam rumah meninggalkan Bella yang sedang kebingungan.
“Kalau itu Mbok Ijah, berarti yang tadi ngasih gue handuk siapa?” Ujar Bella kebingungan, saat itu juga datang sebuah mobil yang langsung menghampiri Nya.
“Mau bareng gak, Bell?" Tanya seorang pria yang bernama Bagas. Pagi itu Bella dan Bagas pun langsung berangkat ke kampus bersama-sama dan sesampainya di kampus, Bella dan Bagas langsung menghampiri rekan-rekannya yang sudah menunggunya di kantin ( Amel, Ramon dan Tyo Kribo).
"Pagi semua," Sapa Bella.
”Loe, cantik banget sih, Bell” ujar Kribo sambil malu-malu.
”Kalau loe mau dapetin si Bella, loe ubah dulu penampilan loe biar macho” papar Ramon sambil melepaskan kacamatanya si Kribo dan mengacak-ngacak rambutnya.
“Apaan sih loe, Mon" Keluh Kribo.
”Udah-udah, nanti nangis tuh anak orang” ucap Bella bercanda.
“Ngomong-ngomong, loe punya lem gak, Bell?”
”Gak punya, memang buat apa, Mon?”
“Buat ngelem hati kita berdua, agar melekat erat, yes, yes, yes!” ujar Ramon tertawa lebar sambil menggoyangkan tangan kanannya, ke atas dan ke bawah.
“Mulai deh gombal nya" ujar Amel.
Menit demi menit pun berlalu dan akhirnya mereka mulai membicarakan riset untuk presentasi mata kuliah dengan tema ”Penampakan”
”Gimana dengan riset akhir mata kuliah kita nanti, Bell?”
”Gue masih bingung untuk lokasinya Gas”
"Gimana kalau mall Klender?" Jawab Bagas.
"Jangan deh, tempatnya terlalu angker," ujar Bella.
"Kalau rumah kentang gimana. Kan, lumayan kalau nemu kentang sekilo, bisa buat nyayur," ujar Ramon.
"Loe ada ada aja Mon," ucap Bagas.
”Gimana, kalau kita ambil lokasi di rumah kosong di belakang kampus kita. Kata orang-orang di sana sering ada penampakan" ujar Bella.
”Kita cari tema yang lain aja, deh. Yang penting jangan tentang penampakan"
“Gue setuju saran loe, Mel" Sahut Kribo.
”Memang kenapa, Bo. Loe takut?” tanya Bagas, Ramon pun langsung berdiri dan memotong pembicaraan lagi.
“Ada ikan mas di makan burung pelatuk, kenalin nih mas Ramon yang gak pernah takut, yang namanya penampakan Jin, Tuyul, Kuntilanak, Kakek Cangkul, Suster Ngesot, Kuntilanak Kembar bahkan Pocong, gue gak pernah takut. Tenang aja, selagi ada Ramon di kelompok ini, semua aman tentram dan terkendali, bukan begitu, Amel sayang" tegas Ramon sombongnya.
"Dih, najis" ujar Amel.
”Yaudah, itu terserah kalian, kalau gue sih ikut suara terbanyak aja, yang setuju dengan tema penampakan siapa aja,"
"Gue setuju banget, Bel," ucap Bagas.
"Apa lagi gue," sahut Ramon.
"Kalau loe, Mel, Bo?"
"Yaudah mau gimana lagi," Ujar Kribo.
“Tapi, gue ga berani ah, Bell” papar Amel resah.
“Tenang aja ratuku, gak perlu ada yang di risaukan, di sini masih ada pangeran mu yang kan selalu menjagamu” tegas Ramon sambil merayunya.
“Preet” ucap Amel cuek.
CATATAN
BAB 5.6.7.8 DAN 10 JANGAN DI BACA SKIP AJA(SUDAH DI HAPUS TAPI MASIH MUNCUL)
Siang itu di kantin kampus.
”Oh ya, Mel. Si Bagas sama si Ramon kemana, dari tadi gue gak lihat tuh batang hidung mereka..?” Tanya Bella.
”Mereka lagi survey ke rumah kosong itu, Bell. Perginya belum lama, kok" jawab Kribo
”Siang-siang mana ada penampakan" ucap Bella.
”Mereka mau ngambil video di siang hari aja, Bell" tegas Amel. Selang 10 menit, handphone miliknya Bella berdering. Ternyata Bagas yang neleponnya.
“Kenapa, Gas?" Tanya Bella.
“Gue dapat sesuatu yang aneh dari rumah kosong itu."Jelas Bagas.
“Yaudah loe ke sini aja. Gue sama si Ramon lagi di kantin..” Dan sesampainya mereka di kantin.
”Apa yang aneh, Gas?" Tanya Bella
“Coba, loe lihat deh, Bell” Ujar Bagas, Bella pun langsung melihatkan hasil rekaman videonya.
”Gak ada yang aneh,!”
”Loe lihat yang benar. Setiap gue sama Ramon masuk ke dalam rumah kosong itu buat merekam seisi ruangan. Handycam gue gak berfungsi. Kan, aneh banget, pas gue ke luar dari rumah kosong itu. Handycam gue berfungsi lagi. Sudah gue coba berkali-kali, hasilnya pun sama aja"
”Bener, Mon..?” Tanya Bella penasaran.
“Iya, Bell. Gue aja sampai merinding" jawab Ramon.
“Mungkin itu tanda dari penghuni rumah kosong itu, Bell. Mereka gak suka kita ganggu" Sahut Kribo.
“Perkataan si Kribo ada benarnya juga, Bell.” Papar Amel.
”Terus, loe berdua gak nemuin yang aneh-aneh lagi, selain rekaman ini..,?” Tanya Bella.
”Gak, ada Bell. Tapi, sebelum gue masuk ke salah satu kamar di rumah kosong itu, gue nemuin sesuatu..,” Jawab Bagas yang langsung mengambil sesuatu dari dalam tasnya dan ternyata itu hanya seuntai tali putih yang kusam.
”Cuma ini yang loe temuin, Gas?" Tanya Bella.
“Iya, Bell. Kalau, gue nemuin duit 10 juta kan, gak mungkin" Sahut Bagas. Bella pun langsung memperhatikan tali yang terlihat kusam itu dengan teliti.
”Gila loe, Gas. Ini kan, tali Pocong, mending loe balikin lagi nih Tali Pocong ke rumah kosong itu!!”
“Tali Pocong, ngawur loe, Bell" Sahut Amel.
“Iya, Gas. Ini Tali Pocong. Ni ah, gue gak mau megang gini-ginian..!” Ujar Bella mengembalikan Tali Pocong itu.
"Sini biar gue yang megang, Abah gue suka ngoleksi gini-ginian," ujar Kribo.
”Gimana kalau nanti malam kita ke rumah kosong itu, sumpah gue penasaran banget”
“Mau ngapain, Bell?” Tanya Amel.
"Gue penasaran aja, Mel. Mungkin, kalau di malam hari handycam si Bagas berfungsi,"
“Memang, loe gak tahu cerita mistis rumah kosong itu, Bell?" Tanya Kribo.
“Yang beredar itu cuma hoax, Bo" Sahut Bagas.
“Memang kisah mistis apa, sih. Gue sama sekali gak tahu," Jawab Bella.
“Rumah kosong itu bekas kuburan, Bell. Katanya, sering ada penampakan Pocong di rumah kosong itu,"
"Bagus dong, kita bisa dapat penampakan," Jawab Bella dengan santainya.
“Mending batalin aja deh, Bell. Perasaan gue gak enak banget...” Sahut Amel cemas.
Malam pun tiba. Bella, Amel, Bagas, Ramon dan Kribo memutuskan untuk pergi kerumah kosong itu. Sampainya di rumah kosong, terlihat sangat jelas, rumah kosong itu memang tak layak untuk di huni oleh manusia.
“Jangan masuk deh, Bell” ucap Amel cemas.
”Tenang aja, handycam loe mana, Mel!” Pinta Bella. Dengan sedikit rasa takut, mereka berlima memberanikan diri untuk masuk ke dalam rumah kosong tua itu.
“Handycam nya normal dan gak ada masalah!” Ucap Bella.
”Gue bilang juga apa, ini tanda untuk kita..” Sahut Kribo.
“Udahlah, Bo. Loe gak usah bikin suasana jadi mencekam” Papar Bagas.
"Iya, nih. Loe bikin gue takut aja, Bo" sahut Amel.
"Udah, gak usah berpikir yang macam-macam," Ucap Bella.
"Namanya juga si, Kribo. Mentalnya mental tempe" Sahut Ramon.
"Memang kenapa, sih. Gue kan cuma ungkapkan isi hati gue aja" ujar Kribo.
Malam semakin larut, setelah mereka berada di dalam rumah kosong itu. Tiba-tiba, pintu yang baru saja mereka lalui, langsung tertutup dengan keras.
”Tuh kan, kata gue juga apa, jangan masuk..!” ucap Kribo resah.
"Tenang, itu cuma angin," Ucap Bella.
"Mana ada sih angin bisa nutup pintu," ucap Amel ketakutan. Bella pun langsung memulai merekam seluruh ruangan rumah kosong itu satu persatu. Namun, tanpa mereka sadari, mereka berlima sedang di awasi oleh sesosok makhluk halus yang berwujud POCONG dari sudut yang begitu gelap.
”Oh ya, Gas. Loe nemu Tali Pocong itu di mana?” Tanya Bella.
”Loe lurus aja, terus belok kiri, gue mau lihat ruangan yang lain" Jawab Bagas.
"Loe mau ikut, Mel?" Tanya Bella.
"Gak ah, gue mau ikut si Bagas aja, Soalnya beramai-ramai," jawab Amel. Bella pun langsung pergi menghampiri ruangan yang di maksud oleh Bagas seorang diri. Tepat di depan pintu ruangan itu. Bella menemukan sehelai Tali persis seperti yang di temukan oleh Bagas. Di saat mau mengambil Tali itu. Tiba-tiba, Tali itu di injak oleh sesosok makhluk halus. Dengan penuh kecemasan, Bella memberanikan diri untuk melihatnya. Dan ternyata, sesokk Pocong sudah berdiri di hadapannya. Bella pun langsung terkejut sampai-sampai handycam yang di genggamannya terjatuh.
“Poooooooooooooong!” teriak Bella ketakutan yang langsung menarik Tali yang dia temukan. Dengan penuh rasa ketakutan Bella pun langsung pergi dengan tergesa-gesa menghampiri rekan-rekannya.
”Kenapa, Bell?" Tanya Amel cemas.
”Ada Pocong," Jawab Bella.
“Pocong?” Tanya Bagas heran.
“Kata gue juga apa. Loe sih gak percaya” papar Kribo.
"Loe bawa apa, Bell?"
"Gue nemuin tali persis seperti yang loe temuin, Gas,"
"Tali pocong lagi?" Tanya Bagas.
”Buat koleksi Abah loe lagi aja, Bo" ucap Bella sambil memberikan Tali Pocong itu.
”Handycamnya mana, Bell?” Tanya Amel.
”Jatuh, Mel. Habis, gue panik, jadi gue gak sempat ngambil handycam loe..,” Jelas Bella
Mereka pun bersama-sama pergi ke ruangan itu untuk mengambil handycam yang telah terjatuh. Namun, entah bagaimana, handycam itu hilang bak di telan bumi.
“Loe serius jatuhnya disini, Bell?" Tanya Amel.
“Gue serius, Mel"
”Yaudah, gak usah di cari lagi, malam semakin larut, besok atau lusa kita ke sini lagi, sekarang kita pulang aja” Ucap Bagas.
“Gue setuju, lebih kita pulang aja" sahut Kribo.
“Dasar penakut," ujar Ramon dengan santainya. Dan setelah mereka pergi meninggalkan rumah kosong itu. Tiba-tiba, handycam yang mereka cari terjatuh ke lantai dan langsung menyalah dengan sendirinya. Sungguh mengejutkan, di dalam rekaman itu, banyak sekali sosok Pocong yang terekam, ada yang sedang lompat-lompatan dan ada pula yang sedang bercengkrama.
Seminggu pun telah berlalu, setelah menemukan dua helai Tali Pocong di rumah kosong itu, mereka berlima mulai mengalami hal-hal kejadian aneh dan yang lebih menyeramkan lagi, sosok Pocong mulai meneror kehidupan mereka berlima.
Malam itu, Bella sedang berada di dapur. Tiba-tiba, lampu seisi rumah pun padam.
”Mbok…!” Teriak Bella cemas. Namun, tak ada jawaban sama sekali dari Mbok Ijah. Dengan perasaan yang tak menentu, Bella langsung menyalakan lilin yang kebetulan berada tepat di atas meja dapur. Setelah lilin di nyalakan, Bella seperti melihat sesosok wanita bergaun putih sedang berdiri di depan pintu kamar mandi.
"Mbok, ngapain di situ?" Tanya Bella. Seketika lampu pun kembali menyalah dan secara misterius sosok wanita bergaun putih itu pun menghilang dengan sendirinya. Bella benar-benar bingung.
"Kenapa, Non?" Tanya Mbok Ijah yang tiba- tiba langsung bertanya.
”Si Mbok, ngagetin Bella aja!”
“Maaf, Non. Tadi, Mbok lagi tiduran di kamar,"
"Gak apa-apa kok, Mbok. Bella kaget aja tadi mati lampu,” Mbok Ijah pun langsung pergi. Namun, karena rasa takut dan penasaran Bella memanggil Mbok Ijah kembali
”Mbok, sini dulu deh..,”
“Iya Non..?” Tanpa pikir panjang, Bella langsung mencubit tangan kanannya Mbok Ijah.
”Aduh Non, Sakit!”
”Maaf Mbok, saya kira Mbok setan…,”
”Hush, si Non. Di sini gak ada setan, Non. Kalau pun ada dia gak akan berani ngeganggu kita"
"Habis, si Mbok misterius banget, hehe" ucap Bella.
Menit demi menit pun berlalu. Karena kebelet ingin buang air kecil, Bella pun langsung pergi menuju kamar mandi. Baru saja pintu kamar mandi dia tutup. Tiba-tiba terdengar suara ketukan pintu dari arah luar.
"Sebentar Mbok, Bella lagi buang air kecil," Sahut Bella. Namun ketukan pintu itu semakin kencang terdengar.
"Iya Mbok, sebentar," Setelah selesai buang air kecil, Bella pun memastikan siapa yang yang tadi mengganggunya saat buang air kecil. Namun, setelah membuka pintu kamar mandi. Ternyata tak ada seorang pun yang berada di luar sana.
"Pasti, Mbok Ijah nih, dia kan sering banget iseng" Ujar Bella yang langsung kembali menutup pintu kamar mandi. Baru 1 detik pintu kamar mandi di tutup, lagi-lagi pintu kamar mandi di ketuk. Bella memberanikan diri untuk mengintip melalui lubang kunci pintu kamar mandi dan seketika wajahnya langsung pucat. Karena, terlihat jelas ada satu sosok Pocong sedang berdiri di depan pintu kamar mandi.
“Gak mungkin. Gue yakin, itu bukan Pocong, tapi cuma halusinasi gue aja?” Bella pun memberanikan diri lagi untuk mengintip kembali. Dan ternyata, yang dia lihat bukan sesosok Pocong, melainkan sosok Kuntilanak sambil melambaikan tangannya.
“Kuntilanak, itu pasti halusinasi gue juga..” Ucap Bella. Malam itu Bella benar-benar bingung harus bagaimana dan akhirnya, Bella pun tertidur pulas di dalam kamar mandi.
Keesokan harinya di kediaman Ramon.
Siang itu Bagas sedang menyeduh secangkir kopi di dapur, sedangkan Ramon lagi memainkan laptop di ruangan tamu. Di saat Bagas sedang menyeduh secangkir kopi, teleponnya berdering.
“Kenapa, Bell?”
“Gas, kemarin malam gue di datangin Pocong sama kuntilanak, gue takut.” Ucap Bella resah.
“Jangan bercanda ah, Bell"
”Gue serius Gas, gue ga bercanda. Gue benar-benar di datangin Pocong!” Jawab Bella. Dan entah kemana teleponnya pun langsung terputus.
“Masa sih ketemu Pocong, gue gak percaya. Tapi, kalau memang di datangin Pocong, paling pocongnya mau ngajak kenalan, wajar sih. Si Bella kan, cantik" ujar Bagas dengan santainya yang langsung pergi menuju ruang tamu sambil membawa secangkir kopi. Namun, saat itu juga perasaannya pun mulai di landa kecemasan, Bagas merasa seperti ada seseorang yang sedang mengikuti langkah kakinya, Bagas sempat menoleh. Namun, tak ada satu orang pun yang berada di belakangnya.
"Ah cuma perasaan gue aja" Ucap Bagas. Namun tanpa dia sadari sesosok pocong memang sedang mengikuti langkah kakinya.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!