NovelToon NovelToon

RISET

BAB 1

Sebelum lanjut membacanya kasih like dan Vote ya gaes☺️☺️

happy Reading ☺️☺️☺️🥰

Sore itu Bella sedang menikmati sebuah teh hangat di dapur. Tiba-tiba, telepon rumah yang tak jauh darinya berdering.

“Mbok, Mbok Ijah. Tolong dong, teleponnya angkat" teriak Bella. Saat itu, tak ada sahutan sama sekali dari Mbok Ijah. Berkali-kali dia teriak, tetap saja Mbok Ijah tak merespon panggilannya. Bella benar-benar heran, di saat dia mau berbalik arah menghampiri telepon rumahnya, detak nadinya semakin kencang. Karena, Mbok Ijah sudah berada tepat di hadapannya.

“Mbok, ngagetin aja"

“Maaf, Non. Tadi, Non Bella manggil, Mbok?"

“Iya, Mbok. Tadi ada telepon, udah Mbok angkat teleponnya?”

“Oh, udah Non"

“Dari siapa, Mbok?” Tanya Bella penasaran.

“Gak tahu, Non. Pas mau Mbok angkat, tiba-tiba teleponnya mati sendiri..” Tegas Mbok Ijah.

Menit demi menit pun berlalu, setelah Mbok Ijah pergi. Bella memutuskan untuk pergi ke kamar mandi untuk cuci muka, setelah berada di dalam kamar mandi, Bella mulai memiliki firasat yang aneh. Tapi, dia tak memperdulikannya, setelah mencuci muka, dia langsung pergi meninggalkan kamar mandi menuju kamarnya. Namun, di saat dia mau pergi meninggalkan kamar mandi, kakinya terpeleset lantai yang licin dan akhirnya terjatuh. Mendengar teriakannya Bella, Mbok Ijah langsung datang menghampirinya dengan perasaan cemas.

“Kenapa lagi, Non?” Tanya Mbok ijah khawatir.

“Gak apa-apa kok, Mbok. Cuma kepeleset aja"

“Tapi, kok. Dahi Non Bella, sampai luka gitu" Mbok Ijah langsung memapahnya ke dapur. Sesampainya di dapur, Mbok Ijah langsung memakaikan sebuah hansaplast yang dia ambil dari kotak P3K agar luka di dahinya Bella cepat mengering.

“Mangkan nya, Non. Kalau ke kamar mandi hati-hati..”

“Iya, Mbok. Bella cuma kurang hati-hati aja. Yaudah Mbok, kepala Bella pusing, Bella mau istirahat dulu..!!” Bella langsung pergi menuju kamarnya untuk beristirahat.

Waktu pun bergulir dengan cepat. Seminggu sudah berlalu, semenjak Bella terjatuh dari dalam kamar mandi, dia mulai merasakan keanehan di dalam rumahnya. Dia tak tahu kenapa, tapi rasanya seperti ada orang ketiga yang sedang mengawasinya.

Pagi itu Bella baru saja bangun dari tidurnya dan kondisi kamarnya berantakan, selimut, bantal dan guling miliknya sudah berada di lantai. Karena merasa haus, Bella langsung pergi menuju dapur untuk mengambil segelas air putih. Namun, di saat dia sedang menenggak segelas air putih. Tiba-tiba, pundaknya di pegang oleh seseorang, sontak saat itu juga Bella langsung terkejut.

”Ah, si Mbok. Ngagetin Bella aja!”

”Maaf Non, udah mau siang, Non Bella belum mandi, nanti telat kuliahnya, ini handuknya” Ucap Mbok Ijah sambil memberikan handuk. Bella langsung pergi menuju kamar mandi.

Pagi itu Bella benar-benar menikmati dinginnya air di pagi hari. Tiba-tiba, air yang keluar deras dari shower yang dia gunakan berhenti keluar.

”Mbok, Mbok?”

“Iya, Non..!”

”Kok, airnya macet" teriak Bella, tak lama setelah memanggil Mbok Ijah, air pun kembali normal, tanpa ada rasa curiga Bella langsung melanjutkan mandi yang telah tertunda.

Menit demi menit pun berlalu, setelah selesai mandi, Bella langsung bergegas pergi menuju kamarnya. Namun, sesampainya di dalam kamar. Bella merasakan keanehan, dia melihat kamarnya sudah begitu rapih dan tak ada satu pun yang berantakan lagi.

”Mungkin Mbok Ijah yang merapikan kamar..,” Pikir Bella dengan hati ragu. Setelah selesai rapih-rapih, Bella langsung bergegas pergi meninggalkan rumahnya menuju kampus. Sesampainya di depan rumah, dia pun berpapasan dengan Mbok Ijah.

BAB 2

"Mbok, dari mana?"

“Baru balik dari pasar, Non. Bahan-bahan dapur udah habis semua"

”Dari pasar, bukannya Mbok tadi di rumah aja?”

“Gak, Non. Mbok pergi dari jam 6 pagi. Yaudah, Non. Mbok, mau ke dapur dulu, mau masak” Mbok Ijah langsung pergi kedalam rumah meninggalkan Bella yang sedang kebingungan.

“Kalau itu Mbok Ijah, berarti yang tadi ngasih gue handuk siapa?” Ujar Bella heran. Bella sangat kebingungan, saat itu juga datang sebuah mobil yang langsung menghampiri Nya.

“Mau bareng ga, Bell?" Tanya seseorang. Setelah Bella menoleh, ternyata Bagas, sahabatnya sendiri yang sudah menunggu di dalam mobil. Pagi itu Bella dan Bagas langsung berangkat ke kampus bersama.

Waktu pun sudah mulai siang dan matahari pun semakin meninggi. Sesampainya di kampus, Bella dan Bagas langsung menghampiri rekan-rekannya yang sudah menunggunya di kantin ( Amel, Ramon dan Tyo Krybo).

”Kok, baru datang, Bel?” tanya Amel.

“Biasalah, Mel. Loe kayak gak tahu gue aja"

”Loe, cantik banget sih, Bell” ujar Krybo sambil malu-malu.

”Kalau loe mau dapetin si Bella, loe ubah dulu penampilan loe biar macho” papar Ramon sambil melepaskan kacamatanya si Krybo dan langsung mengacak-ngacak rambutnya.

“Apaan sih loe, Mon"

”Udah-udah, nanti nangis tuh anak orang” ucap Bella bercanda. Ramon pun langsung memotong pembicaraan.

“Ngomong-ngomong, loe punya lem gak, Bell?”

”Gak punya, memang buat apa, Mon?”

“Buat ngelem hati kita berdua, agar melekat erat, yes, yes, yes!” ujar Ramon tertawa lebar sambil menggoyangkan tangan kanannya, ke atas dan ke bawah. Saat itu semua pun bercanda ria.

“Mulai deh gombal nya" ujar Amel.

***

Menit demi menit pun berlalu dan akhirnya mereka pun mulai membicarakan riset untuk mata kuliah mereka tentang”Penampakan”

”Gimana dengan riset akhir mata kuliah kita nanti, Bell?”

”Gue masih bingung, untuk lokasinya Gas”

”Gimana, kalau kita ambil lokasi di rumah kosong di belakang kampus kita, gak jauh sih. Tapi, kata orang-orang di sana sering ada penampakan" tegas Ramon.

”Kalau gue saranin, jangan di rumah kosong itu deh. Kita cari pembahasan yang lain, yang penting jangan tentang penampakan"

“Gue setuju saran loe, Mel. Lebih baik jangan berhubungan dengan penampakan deh, kita cari pembahasan yang lain aja”

”Memang kenapa, Bo. Loe takut?” tanya Bagas, Ramon pun langsung berdiri dan memotong pembicaraan lagi.

“Ada ikan mas di makan burung pelatuk, kenalin nih mas Ramon yang gak pernah takut, yang namanya penampakan Jin, Tuyul, Kuntilanak, Kakek Cangkul, Suster Ngesot, Kuntilanak Kembar bahkan Pocong, gue gak pernah takut. Tenang aja, selagi ada Ramon di kelompok ini, semua aman tentram dan terkendali, bukan begitu, Amel sayang" tegas Ramon sombongnya.

"Dih, najis" ujar Amel.

”Yaudah, itu terserah kalian, kalau gue sih ok-ok aja, kalau kita gak nyelesain tugas itu. Siap-siap aja, kita ngulang di semester berikutnya”

“Tapi, gue ga berani ah, Bell” papar Amel resah.

“Tenang aja ratuku, gak perlu ada yang di risaukan, di sini masih ada pangeran mu yang kan selalu menjagamu” tegas Ramon sambil merayunya.

“Preet” ucap Amel cuek.

“Yaudah, sekarang kita masuk kelas aja, kayaknya dosennya udah ada” papar Bella. Mereka pun langsung pergi ke kelas bersama-sama.

BAB 3

Sebenarnya Amel, Ramon dan Krybo kurang setuju dengan tema yang di pilih Bella dan Bagas tentang “Penampakan” Setelah perdebatan yang panjang. Menit demi menit telah berlalu. Diantara antara kelompok mereka yang tak ada saat itu hanya Bagas dan Ramon.

”Oh ya, Mel. Si Bagas sama si Ramon kemana, dari tadi gue gak lihat tuh batang hidung mereka..?”

”Mereka lagi ke rumah kosong itu, Bell. Perginya belum lama, kok" ujar Krybo

”Nekat juga tuh anak, siang-siang mana ada penampakan"

”Katanya sih, mereka cuma mau ngambil video luarnya aja, Bell" tegas Amel.

“Yaudah, Mel. kita tunggu aja hasil dari mereka" 20 menit mereka menunggu, handphone miliknya Bella pun berdering.

“Kenapa, Gas?"

“Gue udah dapat gambar dari rumah kosong itu. Tapi, ada yang aneh..”

“Aneh kenapa, Gas?"

“Yaudah ke kantin aja, gue sama si Ramon lagi di kantin..” Sesampainya Bagas dan Ramon di kantin.

”Gimana Gas, dapat gambarnya gak?"

”Udah sih, tapi ada yang aneh, Bell"

”Maksudnya…?” tanya Bella penasaran.

“Coba, loe lihat deh, Bell” Tegas Bagas, Bella pun langsung melihatkan hasil rekaman videonya.

”Gak ada yang aneh, ah…!”

”Coba loe lihat dari ulang..,” Bella pun mengulang kembali rekaman video itu.

”Ini kan di luar, setiap gue sama Ramon masuk ke dalam rumah kosong itu, niat gue sih cuma mau ngerekam seisi rumah kosong itu aja di siang hari. Tapi, tiba-tiba handicam nya berfungsi. kan, aneh banget, pas gue ke luar dari rumah kosong itu. Handicam nya bisa lagi. Udah gue coba berkali-kali, hasilnya sama aja"

”Bener, Mon..?”

“Bener lah, gue aja sampai merinding, Bell" tegas Ramon, Mereka berlima benar-benar merasakan ada yang aneh.

“Mungkin itu tanda dari penghuni rumah kosong itu kali, Bell. Mereka gak suka kita ganggu"

“Loe jangan ngawur deh, Bo"

“Mungkin perkataan si Krbyo ada benarnya juga, Bell.” Papar Amel.

”Terus, loe berdua gak nemuin yang aneh-aneh lagi, selain rekaman ini..,?”

”Gak, Bell. Tapi, sebelum gue masuk ke salah satu kamar di rumah kosong itu, gue nemuin sesuatu..,”

Bagas langsung mengambil sesuatu dari dalam tasnya. Setelah di ambil, ternyata itu hanya seuntai tali putih yang kotor dan kusam.

“Ini, Bell" Ujar Bagas memberikan penemuannya.

”Cuma ini yang loe temuin, Gas?"

“Iya, Bell. Kalau, gue nemuin duit 10juta kan, gak mungkin" Bella pun langsung memperhatikan tali yang terlihat kusam itu dengan teliti. Setelah di perhatikan lagi, ternyata yang di ambil oleh Bagas sehelai Tali Pocong.

”Gila loe, Gas. Ini kan, tali kafan buat ngikat Pocong, mending loe balikin lagi nih Tali Pocong ke rumah kosong itu!!”

“Tali Pocong, ngawur loe, Bell"

“Iya, Gas. Ini Tali Pocong, ni ah, gue gak mau megang gini-ginian..!” ujar Bella sambil mengembalikan Tali Pocong itu.

“Coba gue lihat, Gas. Kalau di perhatiin sih, memang benar ini Tali Pocong. Tapi, yaudah gak usah terlalu di dramatisir. Nih Bo, buat Abah loe aja, kan Abah loe suka ngoleksi gini-ginian!” ujar Ramon sambil melemparkan Tali Pocong itu ke arahnya Krybo.

”Yaudah, besok malam kita ke rumah kosong itu, sumpah gue penasaran banget”

“Mau ngapain, malam-malam kerumah kosong itu, Bell?”

tanya Krybo cemas.

“Ya ngambil video rumah kosong itu lah, buat riset kita nanti, Bo"

“Loe serius, Bell. Mau ngelanjutin risetnya di rumah kosong itu. Memang loe gak tahu mitos rumah kosong itu?"

“Yang beredar itu cuma mitos, Bo" Papar Bagas.

“Iya nih, ga ada gunanya loe percaya sama mitos begituan, sekarang tahun 2021, Bo” tegas Ramon.

“Memang mitos apa, sih. Gue sama sekali gak tahu...”

“Rumah kosong itu bekas kuburan, Bell. Katanya, sering ada penampakan Pocong, mangkan nya gue gak berani...,”

“Mending batalin aja deh, Bell. Perasaan gue gak enak banget...” ujar Amel cemas.

“Tenang aja, Mel. Semua demi riset kita...,” tegas Bella.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!