NovelToon NovelToon

Terpaksa Menjadi Istri CEO

Prolog

Malam ini Anisa menangis di meja yang berada paling sudut ruang klub. Jalinan cinta dengan sang kekasih, sudah ia rajuk semenjak 2016 lalu. Itu artinya ia dan kekasihnya sudah berpacaran kurang lebih selama Lima tahun. Air mata nya merembes keluar bak air terjun yang mengalir deras. Di samping Anisa, terlihat seorang pria sedang meneguk segala Vodka. Seorang bertender kembali mengantar lagi satu gelas Vodka ke meja tersebut.

"Hai, kenapa kau menangis? " apanya di tengah suara musik yang berdentum kencang, mengalahkan toa promo jamu kuat.

Anisa melihat disampingnya dan menemukan pria tersebut sedang menatapnya dengan wajah bertanya. ia menatap tidak suka.

"Apa urusanmu? " Ketusnya.

"Aku hanya tidak bisa melihat seoramg gadis menangis. " ejeknya yang terlihat sangat kentara tapi Anisa tidak mengetahuinya.

Anisa menatap wajah pria tersebut, kemudian ia menangis lagi dengan sesegukan. Melihat wajah pria itu membuat Anisa teringat akan wajah kekasihnya. Meski ketampanan mereka berdua bagai langit dan bumi.

"Kamu tau, betapa jahatnya pria yang telah memutuskanku. " Cerita Anisa disela tangganya.

"Jangan bilang kalau kau juga dikhianati? Cih Kukira yang jahat itu hanya kaum wanita, " ucapnya sambil menutup matanya sejenak untuk menikmati rasa minumannya.

"Dari mana kamu tahu? " tanya Anisa menatap lekat sosok tersebut. Ia mengusap pelan air mata yamg sudah mulai kering.

Anisa terpukau, ia melihat betapa sempurnanya soal yang kini yang sedang duduk berdampingan dengannya. Mata yang tajam Demga rahang yang kokoh. Netra kecokelatan yang mampu membina siapa ajah yang melihatnya. Hidungnya juga mancung, sangat berbeda jauh dengan dirinya yang pesek. Ia sedikit menyesal karena pernah bersikap ketus kepada pria yang dihadapkannya, tapi apa bedanya. Hasilnya sama ajah ia tetap di khianati.

"Terlihat dari penampilanmu! " tunjuk nya tersenyum jahil. ia melanjutkan kalimat.

"Aku sangat tahu bahwa wajah ku sangat tampan. " Dia jadi suka menggoda wanita yang kini sedang melihat penampilannya. Hal itu membuatnya tertawa kecil.

Anisa melihat penampilannya yang sedikit berantakan. Mungkin dia butuh kaca untuk melihat kekacauan wajahnya saat ini, tapi untungnya tidak ada kaca.

" Ah, maaf tapi kenapa wajah setampan dirimu malah di khianati?" kebingungan sangat kentara di wajah Anisa. Bahkah kekasihnya yang berwajah pas-pasan saja menghianatinya. Bukankah aneh jika pria setampan ini malah dikhianati.

"Entahlah. " desah pria tersebut, sesekali meneguk vodka.

"Padahal kamu sangat tampan. " gumam Anisa yang masih bisa didengar oleh pria tersebut. pria itu menyenangkan senyumnya.

"Terkadang ketampanan tidak bisa menjamin bertahannya suatu hubungan bukan. " Seru pria tersebut dengan wajah mirip untungnya tidak ada lagi kumenangis yang dipopuleskan oleh penyanyi papan atas asal indonesia yaitu Rasa! Bisa hancur reputasi saat ini juga.

"Kamu kadang suka benar juga. " celetukanya Anisa. pria itu menganguk membenarkan.

Mereka berdua tampak diam untuk sesaat, saling menikmati luka masing-masing kemudian pria itu mengulurkan tangan pada Anisa.

"Perkenankan Saya Daniel , kalau kau? "

Anisa menyambut uluran tangan tersebut.

" Anisa tapi panggil ajah Anisa. "

"Emang apa bedanya namamu Anisa dengan nama panggilanmu Anisa. Hurufnya sama-sama Anisa." dengkus Daniel sambil tertawa pelan.

"Emang sama tapi anggap aja beda. "

Daniel mengalah, ia pernah dengar kata pepatah kalau wanita tidak pernah salah.Dia mengakuinya kali ini.

"Omong-omong, kenapa dirimu bisa dikhianati oleh pacarmu? " Anisa sangat penasaran. Menurut Anisa bisa di jadikan pacar yang baik dan budimam.

"Sebelum kau menjawabnya, apa menurut aku ini wanita nakal? "

"Kenapa menanyakan hal yang sudah jelas jawabannya. "

"Memangnya apa jawabannya? "

"Jelas-jelas kau ini sangat polos. " decak Daniel."

Lagian kenapa sampai nyasar ketempat beginian.Gimana kalau kau bertemu pria hidung belang. "

"Maksudmu hidung mereka besar-besar? apa ada orang modelan begitu di sini? " tanya Anisa penasaran.

" Buset Pria hidung belang ajah kau nggak tahu, Astaga kau ini!"desahnya.

"Lantas apa hubungannya dengan pertanyaanmu? " Alis Daniel terlihat menilik sebelah.

Anisa mendesah pelan, " Dia ingin tidur bersamaku meski satu malam saja. Tapi aku ini bukan wanita seliar itu. " curhatnya.

" Aku wanita baik-baik, kenapa dia tidak memahamiku.padahal kami sudah berpacaran sangat lama. "

"Memangnya seberapa lama? "

"Kurang lebih Lima tahun." jawab Anisa.

"Buset! kau sedang pacaran atau sedang mengkredit mobil. "

Anisa tampak kesel mendengar respon Daniel.

"Aku tahu, makanya aku menangis seperti orang bodoh." sepaknya.

"Baiklah, maafkan responku, " ucap Daniel.

Beberapa saat kemudian, Anisa hanya mengangguk kecil. Matanya terlihat sudah beekunang-kunang. Ada gementar panah dalam dirinya. Sesuatu yang belum pernah yang rasakan sebelumnya.

"Tunggu, kenapa wajahmu sangat merah? " tanya Daniel saat melihat wajah Anisa.

" Entahlah, rasanya sangat aneh tubuhku sangat panas." ucapnya Anisa sedikit panik.

Daniel pun menyadari sesuatu. Ia melihat Anisa yang seperti belut kepanasan. sepertinya ada seseorang yang yang mencampur minumnya dengan sesuatu.

"Sial! " geram Daniel, ia ingat sebelum berjalan kemeja bertender ada seorang pria yang mendekati Anisa lalu memberikan minum. Gadis ini bener-bener bodoh. Daniel mencurigai reaksi Anisa ada hubungan dengan pria itu.

"Panas sekali. " keluh Anisa dengan wajah tersiksa. Daniel mengalihkan tatapan pada gadis itu.

"Apa kau mengingat rumahmu? " tanya Daniel setengah memboyong tubuhnya tersebut.

"Ingat, " ucap Anisa dengan nafas terputus-putus.

"Baiklah aku akan mengantarmu pulang." gumam Daniel.

Daniel tidak tega untuk membiarkan wanita polos seperti Anisa menjadi santapan pria hidung belang. Dengan penuh pertimbangan akhirnya Daniel membawa Anisa pulang. Saat perjalanan kondisi Anisa sangat mengenaskan. Wanita itu terlihat tersiksa saat obat mulai bekerja. Daniel memutar balik arah tujuan mereka. Ia tidak mungkin menanyai jalan pada Anisa dalam kondisi seperti itu. Daniel membawa Anisa ke apartemennya.

"Panas..., tolong aku. " Runtuhnya.

Rintihan Anisa sangat mengganggu Daniel. Ditambah Anisa sudah mulai melepaskan pakaiannya satu persatu hingga menyisahkan bra. sedangkan bagian bawahnya utuh.

Daniel membaringkan Anisa di sofa. Gadis itu menggelar bagai cacing kepanasan. keringatnya sudah membanjiri tubuhnya. Anisa bahkan mulai menggosok-gosok daerah intinya sembari mendesah.

Daniel bergegas ke kulkas, mengambil es batu. Terburu-buru dia menuangkan ke baskom yang kemudian diisi air. Dia perlu kain untuk mengompres. Sial dia tidak punya kain kecil. Daniel berlari kembali ke ruang tamu dan melihat Anisa sudah melepaskan seluruh pakaiannya.

"Sial ! " Daniel melepaskan kemeja kerjanya sendri merendam kebaskan es. Anisa malah mendekatinya merasa otot perut itu membuat Daniel panas dingin.

"Panas sekali," desanya gadis itu.

Tangan Daniel bergetar ketika meremas kemeja. Buru-buru dia menyelubungi Anisa dengan kemeja yang sudah dibasahi dan terasa dingin.

"Tolong aku, " Rintihnya.

"Persetan.Maafkan aku. " Daniel membalik tubuhnya dan terjadilah sesuatu yang tidak mereka inginkan.

...*******...

Haiii sermua...Makasih yang sudah mau baca novel saya Terpaksa menjadi istri CEO .., mungkin di awal cerita nya biasa ajh, belum ada greget nya, menceritakan perjalanan seorang wanita biasa yaitu Anisa yang Sedang patah hati oleh kekasih nya dan trauma dengan masalalu orang tua yang menuduh kalau dia menjadi pembunuh ... jangan baca putus di tengah jalan ya, ikuti terus kisah nya, karna di tengah episode banyk kisah menarik, penuh intrik, kekerasan, kecemburuan, dan Asmara yang di bumbui dengan percintaan.pokok nya ikutin terus, makin kesini makin SeruUuUu...

“Salam hangat untuk kalian semua"

****Selamat membaca..😘😘😘****

Jangan lupa bantu like, vote, komen dan rate bintang 5 nya ya... Agar thor semngat nulis nya... Terim kasih

Episode 1

Anisa membuka matanya pukul 05:30 WIB. Ia memegamg kepalanya yamh sedikit terasa pusing. Matamya menelusuri ruangan tempat ia berada dengan seksama.

"Akh....," Ringisnya saat ia merasakan sakit diarea pusatnya.

Matanya menelusuri ruangan tempat ia kini berada. Hingga. terpaku pada sosok tubuh tegap yang sedang tidur telungkup disampingnya. Seakan menyadari sesuatu, Anisa segera memeriksa tubuhnya di balik selimut. Hampa, mata itu terlihat hampa saat Melihat tubuhnya sudah polos dan hanya di balut selimut putih tipis. Air mata Anisa mengalir deras mengetahui dirinya tidak suci lagi. Ia pun teringat kejadian semalam. Dimna ia yang meminta pria itu menidurinya. Entah karena alasan apa tapu dirinya sangat mendamba pria tersebut. Dia pasti sudah gila. Semua yang terjadi adalah kesalahannya, ia tidak boleh melibatkan pria itu dalam masalah yang ia ciptakan sendiri.

"Dia nggak salah,aku yang ceroboh. Harusnya aku tidaj pergi ke klub itu, " gumamnya pelan.

Anisa turun dengan perlahan menuju kamar mandi untuk membersihkan diri. Setelah itu Anisa bergegas keluar dari hotel tersebut meninggalkan pria itu. Setelah kepergian Anisa. Daniel bangun pukul 07:20 WIB. Ia kemudian meraba wanitw yang tadi malam berada disampingnya dengan mata terpejam, Kosong. Matanya terbuka lebar dan terbelalak saat melihat ada beberapa darah terciprat dispersi putih tersebut.

"Apa ini. " ucapnya masih dengan nyawa yang belum terkumpul sepenuhnya. Sedetil kemudian ia terbelalak sempurna.

"What! Dia masih perawan?" Tanyanya pada diri sendiri.

Ia memikirkan kain tersebut untuk menutupi bagian tubuhnya yang lain. Ia berjalan kekamr mandi, mana tahun gadis itu berada disapa sedang menangis atau meraung seperti di sinetron. Tapi kosong, tidak ada siapa pun disana. Ia menghela napas mengetahui gadis itu sudah pergi dari sana.

"Gila! Aku belum mau menikah. Astaga! Kenapa juga semalam malah ngikutin bisikan setan. Yang terkutuk, Hais!" Runtuknya kesel.

Daniel menjambak rambut ikalnya dengan kesal. Ia belum mau menikah dan berkomitmen dengan wanita lain. kalau begini caranya Daniel harus menikahi Anisa.

"Apa aku buat perjanjian aja ya? Tapi kalau Mama tau bisa-bisa aku dideportasi kebaikan."

Bingung dengan hasil pemikirannya, Daniel segera membersihkan diri lalu pergi mencari Anisa.

"Tunggu, ini bener-bener gila! Aku cuman tau nama dia doang. Gimana cara nyari dia. Daniel kampret. Dasar otak udang!" dengkusnya semakin kesel saat ia tidak mengetahui alamat gadis itu. Sekarang apa yang harus dia lakukan untuk semua masalah ini. Bisa mampus dia kalau Anisa mendatangi rumah orang tuanya.

******

Jika biasanya Daniel masuk kantor dengan wajah ramah. Tidak dengan hari ini, Daniel terlihat kesal, terlihat dari wajah yang terlihat sangat masam. Siapa aja tidak berani menyapanya seperti hari biasa.

"Kebapa si Bos, sepertinya sedang marah, " ucap salah satu karyawannya yang terkenal kepo.

"Mending kita jaga jarak aja biar aman. " Usul temannya yang diinginkan oleh mereka bertiga.

Sesampai dituangkannya, Daniel segera mendaratkan pantat semaunya di kursi kebesaran yang sudah di anggapnya seperti anak.

"kenapa Lo?" Rangga masuk sambil membawa beberapa file.

"Masuk main nyelonong aja!"

"Biasanya juga gue masuk sambil dobrak pintu juga lo nggak masalah. Gue tau nih,pasti gara-gara pacar lo!" Tebak Rangga selaku sahabat Daniel.

Daniel menarik napas lalu menceritakan semuanya pada Tangga. Pria dengan rambut sedikit keriting indomaret itu tampak sangat terkejut. Untung napasnya tidak kaget seperti jiwanya. bisa-bisa mati mendadak dia saat itu juga.

"Anjir! serius lo,Bro?" tanya Rangga dengan wajah melongo.

Daniel memutar bila mata kesal. Untung sahabat, kalau buka sudah ia tenang Rangga ke toilet. Tapi dia masih sangat membutuhkan saran dari Rangga, jadi dia harus menahan niatnya.

"Menurutmu, aku harus gmana? "

Rangga menatap serius wajah Daniel. Menurutnya Daniel tidak perlu pusing memikirkan semua itu. Lagi pula wanita kalau sudah tidak suci lagi pastikan mendatangi pria yang membuat tergoda. Ia juga ingat kaya tetangganya menangani hal ini.

"Berdasarkan cerita tetangga gue, cewek itu pasti bakal nyari Lo buat menuntut tanggung jawab."

"Terus kalau dia nggak mendatangimu, gmana? "

"Nggak mungkin,dimana-mana wanita itu kalau sudah direnggut kesuciannya. Dia bakal datang balik untuk meminta pertanggung jawaban, tenang aja Lo. "

Daniel manggut-manggut mendengarnya. mungkin dia memang harus menunggu Anisa datang menghampirinya. Apapun konsekuensinya akan ia tanggung nantinya.

"Mengenai Risma. Lo beberan udah putus. " Tanya Rangga serius.

"Sekarang Dinda milik kanda runtuhnya, " ucap Daniel sarkastik saat Rangga kembali mengingatkan tentang Risma. Gadis yang sudah membuatnya merana.

"Najis, Lo, "

Dua minggu kemudian....

Daniel dibuat gelisah saat tidak ada ciri-ciri Anisa meminta pertanggung jawabannya. selama dua minggu setiap bel rumahnya berbunyi, ia selalu mengira Anisa lah yang datang. ia bahkan bersedia membuka pintu dengan jantung berdebar kencang. tingkahnya sampai membuat sang ibu merasa khawatir. karena tidak biasanya ia melakukan hal tersebut.

"Kenapa dia tidak datang juga. Apa dia nggak hamil, syukur-syukur kalau nggak hamil."Baiknya,tapi entah kenapa ia sedikit kecewa dengan argumennya. entah apa yang sebenarnya ia harapkan saat ini.

"Siapa yang hamil? "

Daniel sedikit kaget mendengar ibunya yang datang tanpa diundang,untung bukan jelangkung .

"Itu Ma, Tokeknya Bongkong hamil lagi padahal anak nya udah sepuluh. "

"Astaga, Tokek itu bener-bener! Main sama siapa lagi dia. " Laras tampak kesel mengetahui tokek putrinya hamil lagi. belum lagi suami Tokeknya malas mencari nafkah. Untung ada putrinya yang cari nafkah dengan mengemis padanya.

Setelah kepergian ibunya, Daniel menghela nafas legabsekaligus gusar. Bagaimana kalau ibu tau dia telah menggauli anak orang bisa-bisa di gantung. Nasib nya sungguh sudah di ujung tanduk.

...******...

...Happy Reading All 😉...

...******...

Episode 2

Sudah satu bulan berlalu. Namun, belum ada wanita bernama Anisa yang menemui Daniel untuk meminta pertanggungjawaban. Hal tersebut membuat Daniel Frustasi sekaligus bingung. Disaat banyak pria yang bahagia karena tidak dituntut untuk bertanggung jawab. Berbeda dengan Daniel pria itu tidak bisa hidup dengan tenang sampai Anisa menemuinya. Ia bahkan sampai bermimpi memiliki bayi yang sangat mungil dan lucu memanggilnya Om.

" Lo, kenapa lagi? tanya Rangga saat melihat wajah sahabatnya sudah bisa di sulam.

"Rangga Kau bilang dia bakal datang. Mana buktinya? ini sudah 1 bulan tapi dia belum datang juga menemuiku"

" Astaga Daniel! harusnya lo seneng."

" Seneng endas mu! yang ada Otakku rasanya mau pecah karena kepikiran terus! khususnya membuat Rangga tergelitik geli"

"Lo yakin kalau dia hamil itu anaknya lo? "

"Yakinlah kan,kan yang pertama menyentuh dia itu aku tahu nggak, bahkan pacarnya sendiri nggak dia kasih Eh ralat mantan pacarnya nya."

"Anying! jadi Lo yang pertama!

Mereka berdua tertawa sejenak sebelum seseorang datang mengetuk pintu ruangan Daniel.

"Maaf, pak. Ada yang ingin bertemu dengan Bapak. "

"Siapa? " tanya Daniel dengan wajah sedikit bersih. Ia sangat berharap Anisa lah orangnya.

"Saya tidak tahu, Pak. Karena Nona itu tidak menyebutkan namanya. "

Daniel seolah yakin jika tamu itu adalah wanita yang selama ini dia tunggu.

"Persilakan dia masuk! " Perintahnya.

"Baik,pak."

"Apa gue bilang, cewek itu pasti orang yang selama ini Lo tunggu."

"Untuk selanjutnya aku akan berguru padamu kanda. "

"Najis, Lo kampret! " Daniel tertawa mendengarnya.

Wanita paruh baya yang menjabat sebagai sekretaris nya mempersilahkan wanita itu masuk. Ia sengaja memperkerjakan wanita paruh baya agar terhindar dari wanita jelmaan setan yang terkutuk. Daniel membalikkan tubuhnya menghadap jendela sedangkan Rangga memutuskan pergi dari sana suara tumit sepatu bertemu permukaan lantai membuka ketukan berirama. Jantung Daniel terpacu dengan cepat. Dia membalikkan tubuhnya saat suara sepatu semakin mendekat dan senyumnya merekah sempurna saat ia berhadapan wanita tersebut. Namun, lakukan bibir-nya perlahan berubah datar saat wanita lain yang muncul di hadapannya.

"Halo, sayang! " Sapa wanita tersebut.

"Apa yang kau lakukan disini! " Intonasinya terdengar datar.

"Aku sangat merindukanmu, " Ucapnya dengan wajah tersenyum seksi majalah dewasa.

Daniel sangat membenci wanita yang kini sedang berdiri dihadapannya titik wanita yang sudah membuatnya hampir gila.

" Ketika kau memutuskan pergi bersama pria lain, disaat itu juga tidak akan ada pintu lain untukmu kembali!" tegas Daniel sangat dingin.

Wajahnya terlihat sangat marah titik berbagai guratan emosi terlihat jelas di matanya.

" Sayang kenapa kamu begitu dingin kepadaku? tanya wanita itu dengan raut sedih.

"Bukannya aku yang memintanya tapi kau, sekarang pergi dari luar ruangan ku. Usir nya."

"Kau sudah berjanji padaku akan selalu menyayangiku."

Mata Daniel sudah memerah menahan amarah.Dia mendekati wanita itu dengan mata tajam.

"Bukan aku yang tidak menyayangimu tapi dirimu sendiri! Kau mau keluar dengan baik-baik atau di seret paksa oleh satpam!"

"Aku tidak akan keluar sampai kamu mau mendengarkan aku. "

Dengan geram Daniel segera memanggil satpam.

"Keruangan saya sekarang! "

Risma tampak Masih menggibah pada Daniel. Namun, pria tersebut tidak bergeming sama sekali sampai dua satpam datang menghadapnya. Sesungguhnya mereka berdua sangat takut apabila melihat wajah bos besar mereka yang merah padam.

"Seret wanita ini keluar! Jangan sampai dia masuk dan merusak hatiku! Sumpah tidak seharusnya ditempat yang bersih! " ejek Daniel tanpa perasaan.

"Daniel, kamu akan menyesal. Aku akan membalas!" teriak Risma tak terima dirinya diseret dua satpam. Serasa langsunf Daniel mempermalukannya di depan umum.

"Bodo amat! Dasar sinting. " keselnya.ia menarik napas dengan dalam sambil mengembuskan kembali.ia melakukan sampai tiga kali.

Malamnya, Daniel pulang dengan wajah kusut. Tumbuhnya sangat kelelahan ditambah kemacetan ibukota membuatnya semakin frustasi. ia mengalihkan tatapan ke arah acak. Matanya menangkap satu sosok yang selama ini Ditunggu siang dan malam.

"Anisa, "Ucapnya.

Ia hendak mengejar Anisa. Namun, lampu yang tadi merah kini sudah berganti hijau. kebisingan terjadi saat beberapa model dibelakangnya membunyikan klakson.

"Sial! " Runtuknya kesal.

Ia melihat kembali ke arah tadi tapi tidak ada lagi sosok itu di sana. kembali ia kehilangan jejak Annisa. Besok mungkin dia harus mengemis di sekitar sini ia menggelengkan kepala dengan idenya yang sangat menjatuhkan martabat nya sebagai lelaki tampan dan mapan. ia kembali harus kecewa karena tidak bisa menemukan wanita itu dimanapun. Apa dia harus membayar seorang detektif agar Anisa bisa ditemukan. Ia kembali menggelengkan dan memutuskan kembali ke rumahnya. ia akan memikirkan segalanya besok untuk malam ini ia harus beristirahat dengan tenang.

Bersambung....

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

Jangan lupa jadiin favorit ya, biar bisa dapat notifikasi saat novel ini up. Dan jangan lupa like, vote, dan komentar yang positif. Terimakasih, kalau mau ngasih kritik dan saran juga boleh, itu bagus. Jadi saya tahu mana yang salah dan mana yang benar. Salam hangat dari  saya. 🤗

Oh iya, kalau mau lebih dekat dengan sang penulis, teman-teman bisa Follow ig aku @Aisyahsnisa.07atau fb aku Aisyahanisa

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!