Moza Clarisa Putri,seorang remaja SMA kelas 11 yang memiliki sejuta pesona yang menarik perhatian kaum adam.Memiliki watak yang baik,periang,humoris,dan paling kocak.Dia berasal dari keluarga yang terpandang,dan Moza merupakan anak tunggal dari pasangan Alberto Peterson dan Emilia Sainin.Dan kini Moza berusia 16 tahun,sebentar lagi ia akan menginjak usia 17 tahun.Meskipun Moza memiliki paras yang cantik dia tidak pernah serius dalam kisah percintaan.Hingga pada suatu waktu ia bertemu dengan seorang pria yang mampu menggoyahkan hati gadis kecil ini.
Yano Adiputra Dewantara,Polisi Tampan 23 Tahun memiliki sifat kaku dan dingin tingkat dewa,tegas,dan professional.Merupakan anak dari pasangan Agusto Dewantara dan Riana Fatmawati.Dengan ketampanannya ini pula banyak wanita yang menebar pesona ala bidadari,hanya sekedar untuk menarik simpati polisi tampan yang satu ini.Akan tetapi takdir terlalu berpihak kepada sifat kakunya.Hingga pertemuannya dengan Moza,perlahan mencairkan hati beku dari Yano.
Amanda Shania,gadis cantik,pintar plus polos tingkat dewa,teman seperjuangan dari Moza.Sifat periang serta polosnya membuat Moza sangat nyaman berteman dengannya.
Geraldino Rahardian,cowok tampan,tinggi,kaya,dan menjadi incaran para cewek-cewek disekolahnya.Geral terkenal dengan sifat playboy akut.Akan tetapi sifat playboynya kian memudar saat geral bertemu dengan Moza,gadis periang dan humoris yang mampu mencuri hati sang geral.
Ardiansyah Gunawan,seorang ketua mafia yang sangat terkenal dengan kekejamannya dalam menaklukan musuhnya,namun tidak ada yang tahu pasti seluk beluk tentangnya.Identitas dari ketua mafia tersebut sangat tertutup,sehingga tidak ada satupun musuh yang mampu menjatuhkannya.Akan tetapi dibalik sifat tertutup dan kekejamannya,tersimpan rahasia yang menggunung yang menumpuk dalam sukmanya.Oleh karena itu dia takan menjamin dirinya bisa bertahan untuk terus bersembunyi dari musuh masa lalunya.
Ayuning sari seorang asisten lama dari keluarga Yano,dia mengabdi bersama suaminya di kediaman Agusto atau ayahnya Yano.Akan tetapi ketika suaminya meninggal,dia sudah tidak lagi bekerja dengan keluarga tersebut.Karena insiden
tragis yang menimpa suaminya dia takan pernah bisa lagi menunjukkan wajahnya didepan Agusto Dewantara.
...****************...
Disebuah kediaman yang begitu mewah tampak seorang gadis belia,menatap pantulan dirinya didepan sebuah kaca besar dikamarnya.
"Serasa waktu cepat berlalu,,aku sudah tumbuh menjadi gadis yang cantik,terima kasih mama dan papa"gumamnya meneteskan air mata.Dia adalah Moza,si gadis SMA yang akan genap berusia 17 tahun.
Hingga suara ketukan pintu membuyarkan lamunanya.
tok..tok
"Za,kamu didalam?"
"iya ma,sebentar lagi aku turun."Dengan cepat Moza mengahapus jejak air matanya agar kedua orangtuannya tidak merasa khawatir.Kemudian dia mengganti pakainnya dan bergegas kebawah.Belum juga sampai ditangga,dia dikejutkan dengan keduaorangtuanya yang membawa kue ulang tahun untukknya.
"Selamat ulang tahun my girl."ungkap Alberto haru,terpancar kesedihan yang mendalam ketika mengucapkan kata-kata ucapan tersebut.Merangkul putrinya dengan erat,suasana haru semakin terasa diantara ketiganya.Sehingga Moza tidak bisa mengungkapkan kebahagiaan yang dimilikinya sekarang,hanya air mata bahagia yang mampu melukiskan segala rasa bahagia dalam hatinya.
"Selamat ulang tahun anak kesayangnnya mama,cuman papa doang nih yang dipeluk?"ungkap sang ibu pura-pura merajuk guna mencairkan suasana,agar sang putri berhenti menangis.
"Ya enggaklah my mom,"Moza merangkul ibunya,lalu merangkul ayahnya pula,dan menuntun keruang tengah untuk tiup lilinya,karena sedari tadi lilinya hanya menatap rasa haru dari keluaga tersebut.
"Ayo sayang tiup lilinnya!"desak Alberto sembari memegang kue untuk Moza.
"Doa dulu Za,jangan asal piup sana sini"tambah Emilia.
"Ok ma."Memberi isyarat tanganya untuk berdoa dan segera meniup lilinya,sebelum tangan sang ayah merasa pegal,dan ketiga tertawa ceria merayakan ulang tahun untuk Moza secara pribadi,karena nanti akan diadakan pesta perayaan yang lebih meriah untuk putri mereka yaitu Moza.
Disebuah mansion mewah,tepatnya disebuah kamar yang didekorasi ala frozen,berdiri seorang gadis cantik dengan gaun biru muda ala princess Elsa, hari ini Moza genap berusia 17 tahun.Sebuah penantian panjang bagi Moza untuk hari istimewannya.
Mansion mewah milik Moza sudah didekorasi semaksimal mungkin,guna menambah kemegahan acara dari putri tunggal keluarga Alberto,ayah dari Moza.Kini para tamu undangan sudah memenuhi ruangan utama,Moza perlahan lahan menuruni anak tangga,semua mata tertuju pada kecantikannya hari ini,membuat Moza tersipu malu karena menjadi sorotan dari para tamu undangan.Moza menghampiri papa dan mamanya serta memberikan senyum sejuta watt bagi para tamu.
"Selamat ulang tahun anak papa yang paling cantik".Ucap papa Alberto dengan penuh haru sambil memeluk Moza.
"Makasih banyak pa,papa mellow banget deh,aku kan jadi ikut-ikutan baper"rengek Moza melepaskan pelukan papanya.
dan mama yang dari tadi diam kini buka suara"heem cuma papa nih yang dapat pelukan"
"ya enggak dong ma,masa aku lupa sama macanku ini"menoel gemas hidung mamanya.
"Selamat ulang tahun ya sayang,mama doakan kamu cepat dapat pacar polisi ya,mama pengen banget deh punya mantu polisi".
Ya begitulah ocehan mamanya tapi tak pernah digubris oleh moza,karena itu adalah hal yang mustahil bagi Moza.Pacaran sesama Pelajar aja susah apalagi sama Polisi,itulah yang ditanamkan dalam pikiran Moza.Setelah drama dengan kedua orangtuannya Moza menghampiri teman-temanya.
"Moza! Happy birtday Mozaik,kamu cantik banget deh"teriak amanda.
"Biasa aja dong Amanda,gendang telinga sampai mau pecah nih".Kesal Moza gara-gara tingkah sahabatnya.
"iya,maafin gue ya Za"sambil menunduk sedih,agar Moza kasihan.
"ya udah,jangan sedih lagi sekarang ikut aku".Menggandeng tangan amanda agar mengikuti langkahnya.
Dan kini tiba acara pemotongan kue,dan Moza menatap semua tamu undangannya yang dengan riang menyanyikan lagu selamat ulang tahun untuknya,dan tiba-tiba saat Moza ingin meniup lilin.
"Tunggu,sayang"cegah papa Alberto
"Ada apa pa?".tanya Moza
"Papa lupa sama kawan lama papa,tunggu sebentar ya dia pasti sudah tiba"
Tiba tiba "tap tap"langkah kaki dua orang pria mencuri perhatian semua mata.Seorang pria tua keriput yang termakan usia,disebelahnya seorang pria tampan nan gagah.
"Apa kabar Alberto"sapa pria tua itu.
"seperti yang kamu lihat Gusto Dewantara"sahut Alberto dengan senyuman.
Pria tua tersebut adalah Gusto Dewantara ayah kandung dari Yano,sahabat lama dari ayahnya Moza.Setelah perbincangan dua kawan lama tersebut Yano dan ayahnya memberi ucapan hangat kepada Moza,kemudian dilanjutkan dengan acara tiup lilin dan pemotongan kue.
Dan kini Moza duduk satu meja dengan kedua orang tuanya bersama Yano dan ayahnya.
"Alberto! ini Moza anakmu ya?"tanya Gusto.
"iya betul Gus,ini anakku Moza,cantikkan?"puji Alberto.
"apaas sih pa,aku kan jadi malu"rengek Moza dengan wajah malu
"bagaimana Yano cantik nggak?"bukannya menjawab Gusto balik bertanya kepada Yano yang dari diam saja.
"ooh iya pa,mau tanya apa pa?"jawab Yano dengan gelagapan.
"cuci telinga dulu sana,biar nggak budek"kesal Moza dengan tingkah Yano,dan tak sedikitpun digubris oleh Yano.
"udah budek,es batu lagi"umpat Moza.
Setelah pesta yang cukup meriah,satu persatu para tamu pamit pulang,tinggal Yano dan ayahnya yang masih berbincang dengan ayahnya Moza.
Yano yang jengah mendengar perbincangan kedua lelaki dihadapannya,memilih keluar untuk mencari udara segar.Dan kini Yano duduk disebuah taman yang didekorasi dengan lampu berwarna-warni,memberikan ketenangan kepada jiwanya.Yano menyandarkan kepala dibangku taman,seraya memejamkan matanya merasakan udara malam yang begitu sejuk,disaat yang bersamaan Moza yang tidak bisa tidur pergi menuju taman,karena cahaya lampu ditaman tidak terlalu terang Moza tidak tahu kalau ada orang yang sedang duduk dikursi taman.Tanpa pikir panjang Moza langsung duduk dan menghempaskan tubuhnya dikursi tersebut.
"kok,kursinya empuk sih"sambil meraba-raba kursi yang ditidurinya.
Yano yang merasakan sesuatu yang berat diatas tubuhnya,dan meraba tubuhnya langsung membuka matanya,Yano merasa terkejut ternyata sesuatu yang berat diatas tubuhnya adalah seorang wanita dengan rambut terurai,rambutnya mengenai wajah tampan Yano dan yano dapat mencium wangi rambutnya.
"eemm wangi banget"Yano bergumam pelan,tak disangka gumaman kecil Yano didengar oleh Moza.Moza langsung bangun dengan gegabah karena yang didudukinya adalah seorang pria,Moza yang kehilangan keseimbangan langsung terhuyung tiba tiba sebuah tangan kekar menangkap tubuh mungil Moza.Ternyata Yano dengan sigap menangkap Moza yang hampir terjatuh,dan manik mata keduanya bertemu,walau mereka tidak mengenal satu sama lain karena gelap.
"Kamu siapa?"teriak Moza dengan nafas terengah engah,menjauhkan tubuhnya dari Yano.
"Aku siapa ya"sahut Yano karena ia tahu kalau cewek dihadapan nya adalah Moza terdengar dari suaranya.
"Es Batu"teriak Moza dengan kesal,ternyata cowok itu tak lain dan tak bukan adalah Yano.
"Mana es batunya,kok aku nggak lihat"balas Yano dengan menahan kekesalannya,karena ia tahu es batu yang dimaksud adalah dirinya.
"ya elu lah masa gue"teriak Moza semakin kesal,dan belum sempat Moza meluapkan kekesalannya Yano meninggalkan Moza yang sedang ngomel-ngomel.
"Wooi,es batu awas lho ya,nggak sopan banget lho!"teriak Moza sekencangnya agar didengar oleh Yano.Sedangkan yang disindir menaikkan salah satu sudut bibirnya,namun terlalu gelap untuk melihat senyuman itu.Hanya Tuhan dan dia sendirilah yang tahu arti senyuman itu.
Sementara,kedua orangtuanya Moza dan ayahnya Yano terkejut mendengar teriakan Moza.Ketiganya bergegas mencari sumber suara.
"Moza kamu kenapa sayang?"tanya mama Emilia nya Moza dengan rasa khawatir.
"Aku lihat hantu dari kutub selatan ma!"sindir Moza dan melihat reaksi dari Yano.
Yang disindir masih dengan wajah datar tanpa ekspresi.
"Masa sih Za,emang ada hantu yang begituan"tanya papa Alberto dengan antusias.
"Ada dong pak,mending kita masuk,aku takut banget pa!"dengan ekspresi takut ala Moza.
Karena waktu sudah menunjukkan pukul 11.00,Yano dan ayahnya pamit pulang kerumah.
Dikamar Moza mengintip dibalik jendela kepulangan Yano dan ayahnya.
"Kok,ada manusia kaya dia sih"gumam Moza.
Disebuah jalan sebuah mobil BMW memecah kesunyian kota Jakarta,mereka adalah Yano dan ayahnya.
"Anaknya Alberto cantik juga ya Yan"puji Agusto dengan senyum.
"Anak yang mana Pa"jawab Yano masih fokus menyetir.
"Anaknya Alberto,yang ulang tahun!"seru Agusto sedikit tegas,karena tingkah anaknya yang terbilang acuh.
"oh,sih Moza!.Jawab Yano datar.
"namanya aja udah hawal,apalagi sama orangnya ya"goda Agusto.
"jangan ngada-ngada deh"ketus Yano dengan wajah cemberut.
"ya,itu fakta yang ada Yano,kalau cantik bilang aja cantik,nggak usah gengsi".Agusto semakin menggoda Yano.
"terserah papa aja".balas Yano dengan pasrah.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!