Mika menghela nafasnya , dipandanginya kamar barunya yang memang tidak begitu besar itu . Dia bahkan belum sempat menata barang barang pribadinya .
Ya , baru sore tadi dia dan keluarganya tiba dari sebuah kampung di Jogjakarta ke ibukota .
Ayahnya dipercaya oleh salah satu teman masa sekolahnya untuk mengelola sebuah bengkel motor miliknya di kota yang baru saja mereka datangi ini .
Bukan tanpa alasan keluarga Mika segera pindah ke ibukota , pamannya sendiri yang telah menipu mereka hingga rumah dan sepetak tanah yang mereka punya telah berganti pemilik .
Bukankah dunia memang begitu kejam ? Hanya karena ingin mendapatkan uang saudara sendiri ditipu . Hadinata , ayah Mika memilih mengalah dan pergi bersama keluarganya mengadu nasib di lbukota ini . Dia percaya masih banyak orang baik yang ada di dunia ini . Buktinya walaupun saat ini mereka tidak punya apa apa , masih ada orang yang percaya dan berbaik hati pada mereka untuk mengelola sebuah usaha .
Sebenarnya Mika berat untuk meninggalkan kampung halamannya , tinggal di kota besar ini berarti Mika harus menyesuaikan diri lagi dengan lingkungan .
Walau dia gadis yang ramah tapi sebenarnya dia sangat tertutup , di sekolahnya yang dulu Mika menjadi murid terpandai . Dia mempunyai banyak teman baik itu laki laki ataupun wanita . Tapi Mika lebih memilih di rumah membaca buku daripada hang out dengan teman temannya saat malam Minggu atau hari libur .
Banyak laki laki yang tertarik dengannya , karena selain pintar dan baik Mika adalah gadis yang sangat cantik . Dan dengan rendah hati Mika selalu ' merangkul ' mereka walau hanya sebagai seorang teman . Oleh sebab itu teman temannya sangat menghargai Mika .
Mika berjengit kaget ketika tiba tiba mendengar pintu kamarnya diketuk pelan .
" Kak makan dulu yuk , itu ibu bikin dadar telur kesukaan kamu "
Ternyata ibunya yang mengetuk pintu , Mika segera membuka pintu kamar dan berjalan menuju dapur . Disana Hadinata dan istrinya sudah duduk berdampingan di kursi makan sederhana .
" Makan ala kadarnya dulu ya kak , insyallah besok ibu beli sayur "
Mika tersenyum pada ibunya ,
" lni juga alhamdulilah udah nikmat banget bu , o iya Yah besok kita jadi pergi ke sekolah baru Mika kan ? Ayah bilang besok mau ke sekolah Mika yang baru buat melengkapi berkas berkas , sekalian ajak Mika ngapalin jalan ke sekolah "
Hadinata dan istrinya tersenyum pada putri mereka satu satunya . Mereka bersyukur mempunyai putri seperti Mika , walaupun putri tunggal tapi Mika sangat mandiri dan tidak pernah mengeluh .
" lya sayang , besok kita ke sekolah baru kamu . Sekalian kita ke rumah Paman Munir untuk mengucapkan terima kasih . Dia udah minjemin rumah ini , kasih ayah usaha baru dan juga masukin kamu ke sekolah itu dengan jalur beasiswa "
" Tidak tau apa jadinya kita kalau sahabat ayah itu tidak menolong kita . lbu sangat bersyukur , ada yang masih mau nolong keluarga kita Yah " mata ibu berkaca kaca , tapi senyum mengembang di bibirnya . Hadinata mengelus pelan punggung istrinya .
" Ayah percaya Bu , jika kita selalu berusaha menjadi orang baik maka akan ada orang orang baik juga disekitar kita . Tuhan tidak pernah tidur Bu "
Setelah menyelesaikan acara makan , mereka segera beristirahat karena hari ini tenaga mereka benar benar terkuras untuk mengurus kepindahan mereka .
Sebelum memejamkan matanya , Mika berdoa semoga dia akan betah disekolah barunya . Semoga dia mendapat teman teman yang baik seperti saat dia sekolah di kampung .
Dan pagi pun tiba , dengan penuh semangat Mika sudah bersiap siap dari pagi bahkan sebelum ayahnya bangun . Dia sudah sangat tidak sabar melihat sekolah barunya .
" Ayahhhh...buruan udah siang nihh ! "
" Anak ayah yang cantik , kamu kan belum masuk sekolah . Lusa kamu baru .masuk ke sekolah baru . Hari ini kita cuma nganter berkas berkas kamu "
" Tapi kalau pergi kesiangan panas Yah ! Ini kan Jakarta ,.keburu macet nanti "
" Kita kan naik motor , wuzzz ... wuzzz sampai deh " Ayah mengelus pucuk kepala Mika yang sudah tampak tidak sabar .
Dan benar saja , hanya dalam waktu lima belas menit mereka sudah sampai ke sebuah gedung sekolah yang sangat megah .
Mika takjub melihat sekolah barunya , gedung megah dengan lima lantai yang menurutnya lebih mirip hotel . Dia tak menyangka dapat bersekolah di sekolah yang megah ini .
" Mika ... ayok katanya tadi pengen cepet cepet kesini . Kok malah bengong sih ! "
" Ehh iya Yah . Sekolahnya bagus banget bikin Mika bengong he ... he "
Hadinata cuma geleng geleng melihat kelakuan putri semata wayangnya . Mereka akhirnya memasuki gedung megah itu , berjalan melalui koridor menuju ruang kantor tempat penerimaan murid baru .
Mereka melewati sebuah lapangan basket dan sebuah lapangan voli yang berjejer cukup luas .Tanpa disadari gadis berbaju setelan sederhana warna putih itu menyita perhatian seluruh murid yang sedang berada disitu , suasana yang awalnya tampak riuh karena adanya beberapa murid laki laki sedang battle basket menjadi hening seketika .
Semua perhatian murid yang sebagian besar kaum Adam itu sejurus tertuju pada makhluk nyaris sempurna yang sedang berjalan dengan laki laki parubaya disampingnya .
Tanpa menyadari bahwa dirinya telah menyita perhatian , dengan santainya gadis itu masih berjalan dengan mata bulatnya yang sesekali mengerjab masih takjub dengan apa yang dilihatnya sekarang .
" Oh God .. bidadari "
Kira kira itulah yang digunakan semua kaum Adam yang sedang berada di lapangan saat ini . Dan yang pasti kehadiiran ' bidadari ' itu mendapat cibiran dari murid perempuan yang merasa mendapat saingan baru . Tentu saja bersaing mendapat perhatian kaum Adam yang mereka incar .
" Kampungan ..."
Rendy langsung menoleh pada sahabatnya yang bergumam cukup keras . Matanya menyipit saking tidak percaya dengan apa yang dia dengar , gadis yang nyaris sempurna yang tadi sempat dia lihat malah dianggap kampungan .
Penampilan gadis itu memang sangat sederhana , tapi tidak bisa menutupi semua kesempurnaan yang dia miliki .
Tubuh tinggi semampai , kulit putih , rambut hitam legam yang dibiarkan tergerai panjang dan wajah yang tentu saja sempurna dimata Rendy .
" Mata loe yang katarak broo .. " Rendy menepuk pundak Reyhan sahabatnya yang terlihat biasa biasa saja ketika melihat gadis yang dia lihat .
" Sempurna gitu dibilang kampungan , bempernya aja udah kaya bemper range Rover . Adem banget kalo lihat dia "
" Maksud gue loe semua yang kampungan , lihat begituan doang pada ngiler . Otak ngeres semua . Sarap loe pada" ucap Reyhan kesal .
Dan sahabat yang minim akhlak itu cuma terkekeh , tapi dia sangat tahu bahwa Reyhan tadi juga terpana walau hanya sempat melirik dengan sudut matanya saja .
Reyhan memang dikenal sangat dingin terhadap makhluk bernama perempuan . Walau ketampanannya selalu menjadi magnet bagi kaum hawa dimana pun dia berada , tapi hal itu selalu ia abaikan .
Setelah melengkapi semua berkas yang diperlukan akhirnya Mika dan ayahnya segera pulang . Sesuai rencana tadi malam , mereka akan melihat bengkel sekaligus bertemu dengan Pak Munir sang penolong mereka .
Mika tampak selalu tersenyum , dia bahagia dapat melalui semua ini bersama keluarga kecilnya . Dia bersyukur kepada Allah yang selalu mendampingi mereka dalam keadaan apapun .
Setelah melihat sekolah baru Mika , mereka kini tiba di sebuah rumah yang juga besar dan amat megah . Hadinata tampak menggaruk kepalanya yang tidak gatal . Berulangkali dia melihat layar hp jadulnya , dan dengan tatapan tidak percaya dia kembali melihat rumah didepannya .
" Telpon Paman aja Yah ! Siapa tahu kemarin salah ngasih alamat ke ayah "
Hadinata langsung mengangguk dan terlihat melihat menelpon seseorang .
" Halo assalamualaikum "
" ..... "
" Kemarin sore alhamdulilah kita sampai . Aku dan Mika lagi nyari rumah kamu . Tolong kirim ulang alamat rumah kamu Nir , nyasar nih kita dirumah yang gedenya kaya gedung DPR "
" ..... "
" lya bener Jalan Rambutan 6 rumah nomor 57 kan ? Nah ini kita lagi didepan alamat ini "
" ..... "
" Oh ya .. ya kita tunggu "
Hadinata menutup telponnya , dan mengatakan pada Mika sebentar lagi ada orang yang menjemput mereka .
Tak lama pintu gerbang yang tinggi menjulang itu terbuka . Seseorang dengan badan tinggi besar menghampiri mereka , dan dengan sangat sopan menyapa mereka .
" Dengan bapak Hadi ? "
" lya saya mas "
Orang itu tersenyum ketika Hadinata menyebutnya dengan kata ' mas '
" Mari saya antar masuk , Tuan Munir sudah menunggu di dalam "
Sekali lagi mereka dibuat takjub ketika memasuki gerbang itu . Rumah yang mereka datangi tidak pantas disebut ' rumah ' , tapi menyerupai istana . Dominasi warna putih menambah kesan elegan rumah itu ditambah halaman hijau yang terbentang luas yang menambah kesan asri .
Tepat sampai di depan pintu rumah orang berbadan tinggi besar itu pamit mengundurkan diri karena memang ia hanya mendapat perintah untuk mengantar sampai ke depan pintu rumah .
" Langsung masuk saja pak , Tuan Munir sudah menunggu di dalam . Saya kembali ke pos
jaga "
" Terimakasih banyak Mas sudah mengantar kami "
Perlahan Hadinata dan Mika memasuki ruangan , tampak dari arah dalam seorang laki laki parubaya dengan tubuh tegap dengan tergesa menyambut mereka .
" Assalamualaikum "
" Walaikumsalam ... Mas Hadi bagaimana kabarnya "
Kedua laki laki parubaya itu sejenak saling berpelukan , Mika bisa melihat bahwa walaupun laki laki bernama Munir itu amat sangat kaya tapi terlihat laki laki itu sangat menghormati ayahnya .
" lni pasti baby Mika ya ... Ya Tuhan putrimu sudah sebesar ini Mas "
Dengan gemas Munir mengacak rambut Mika pelan . Dengan takzim kemudian Mika menyalami sahabat ayahnya itu .
" Ayo masuk Mas , sepertinya kita butuh kopi biar kita bisa ngobrol sampai pagi ha .. ha .. Sudah lama sekali sampai putra putri kita udah sebesar ini "
" Kalau sampai pagi bagaimana aku bisa urus bengkelmu itu , nanti kamu potong gaji aku "
Mereka tertawa bersama , setelah beberapa saat akhirnya Hadinata dan Mika pamit . Karena esok hari mereka harus menyiapkan diri mereka . Hadinata dengan pekerjaan barunya mengurus bengkel dan Mika yang besok mulai masuk sekolah .
...#...
Sementara itu disebuah kantin terlihat para murid laki laki masih membahas tentang
' bidadari ' yang tadi sempat mereka lihat . Dan murid yang tidak menyaksikan dengan mata kepala sendiri banyak yang mengira bahwa hot issue itu cuma sebuah hoaks .
Bagi mereka yang tidak menyaksikan , sudah terlalu banyak bidadari disekolah mereka . Tentu saja karena semua murid disitu rata rata dari kalangan atas .
Mereka , terutama murid perempuan sangat memperhatikan setiap detil penampilan mereka .
" Meleleh hati gue liat itu bidadari jalan , gue pastiin kalau dia sekolah disini bakal gue kejar bahkan sampai ke ujung dunia "
" Gaya loe njirr ... buat beli solar aja loe ngutang sama gue . Mau ngejar sampai ujung dunia , nohh sampai ujung gang paling banter "
" Ha .. ha .. "
Suasana tampak sangat riuh dikantin itu . Rendy menyikut Reyhan yang dari tadi terlihat menikmati minumannya .
Sahabatnya ini memang selalu begitu , cuek dengan lingkungan sekitar . Sifat Reyhan yang angkuh dan dingin membuatnya dia menjadi murid yang paling disegani oleh semua murid di sekolah itu . Hanya pada Rendy dia bisa sedikit lunak , karena mereka berteman sejak kecil .
" Loe minum apa lagi upacara bendera sih Rey ? Anteng bener sih "
" Ckk .. berisik !!! "
" Tuhh bidadari elo nyamperin ke sini . Gue cabut ketimbang gue ketularan penyakitnya . GATEL "
Sambil terkekeh Rendy bangkit dari duduknya ingin segera pergi dari situ . Dari arah depan terlihat seorang gadis berjalan menuju ke arah mereka . Dengan gaya yang dibuat seanggun mungkin dia kemudian duduk di bangku tepat didepan Reyhan .
" Heyy .. bolehkan aku duduk disini . Rey nanti pulang sekolah bareng ya . Ehhmm mamaku katanya pengen ketemu kamu . Udah lama kan kamu ngga main kerumah ? "
Gadis bernama Laura itu terlihat sangat berharap pada laki laki di depannya yang bahkan tidak melirik sedikitpun padanya . Laura mencoba meraih tangan Reyhan tapi niatnya terhenti ketika mendapat tatapan sinis dari si empunya .
Reyhan terlihat pergi tanpa mengatakan apapun . Laura hanya bisa menatap kepergian laki laki yang sudah lama ia sukai itu .
" Gimana itu incess loe , kencan nanti siang ? " Rendy sengaja menggoda sahabatnya .
" Kencan kepala loe , nyesel gue mau ikut bokap waktu itu kerumah dia . Kalau bokap nggak paksa juga gue ngga bakal mau kesana . Keluarga gatel semua , penjilat "
" Om Priyo papanya Laura emang masih kerja Ama bokap loe ? "
" Tau .. heran gue wajah mesum kaya dia masih juga dipake ama bokap "
Bukan tanpa alasan Reyhan menyebut papa Laura sebagai seorang mesum , karena sudah berkali kali ia dan Rendy memergoki laki laki itu kencan dengan sugar baby . Bukan cuma satu , tapi berganti ganti gadis muda .
Tak jauh beda dengan suaminya , mama Laura pun terkenal sebagai sosialita yang senang menghambur hamburkan uang . Malah terdengar kabar bahwa dia senang bermain dengan berondong . Entah berhembus darimana kabar itu tapi mereka belum pernah melihat mama Laura pergi berkencan dengan pria lain .
" Kasian juga doi ya , keluarganya kaya gitu . Emang ngga simpati loe sama dia ?! "
" Masih ingat ngga loe betapa gilanya dia ? "
" Ha .. ha .. elo yang gila tubuh aduhai gitu ditolak "
" Ambil buat loe , ikhlas gue "
" Ogahhh , masih waras gue "
Masih segar di ingatan Rendy waktu itu , sehabis pelajaran olah raga dia dan Reyhan pergi ke toilet . Waktu itu Rendy dikejutkan dengan bunyi berisik di toilet yang berada disampingnya . Ketika ia keluar Rendy dikejutkan dengan wajah Reyhan yang terlihat sangat marah , dan didalam toilet yang tadi dipakai Reyhan terlihat Laura dengan baju atasan seragam dengan kancing yang seluruhnya terbuka .
Rendy hampir tidak percaya dengan apa yang dilihatnya . Begitu nekatnya gadis itu sampai berani naked di toilet laki laki hanya untuk mengejar seorang Reyhan .
Bahkan gadis itu sama sekali tidak menangis ketika tanpa kata Reyhan keluar toilet dengan membanting pintu . Gilanya lagi gadis itu malah terlihat tersenyum smirk , senyum yang membuat Rendy bergidik .
Pagi ini Mika terlihat sibuk , hari ini dia mulai berangkat ke sekolah barunya . Senyum selalu tersungging di bibirnya . Tapi hatinya juga sedikit was was , bisakah dia bersosialisasi disana mengingat bahwa dirinya hanyalah murid beasiswa . Mika yakin semua murid disana berasal dari kalangan atas beda dengan dirinya yang hanya dari kalangan biasa .
Bu Retno mengelus pundak Mika , ia paham dengan kekhawatiran putri tunggalnya .
" Jika kamu baik , maka Allah akan kasih orang orang baik juga di sekitarmu sayang . Jangan minder karena kamu tidak seperti mereka "
Mika mengangguk dan tersenyum pada ibunya , selama ini memang tidak ada yang dapat dia sembunyikan dari sang ibu .
Dengan diantar ayahnya akhirnya sampai juga dia ke sekolah barunya . Mika segera berjalan ke kelas barunya yaitu kelas 12B . Kemarin dia sempat melihat kelas yang dia tuju hingga sekarang dia tidak begitu bingung mencarinya .
Sepertinya ketika dia tiba bel masuk sudah berbunyi karena semua sudah terlihat berada di kelas masing masing .
Ketika melewati kelas 3A yang kebetulan ruang kelasnya tepat berada disamping kelas 3B , suasana menjadi riuh . Rendy selaku ketua kelas hanya bingung dengan teman temannya yang heboh .
Rendy menatap Reyhan seolah olah bertanya ada apa , tapi Reyhan cuma mengendurkan bahunya tanda ia juga tidak tahu .
" Bim .. ada apa sih heboh amat ! Kaya pada liat hantu aja " tanya Rendy pada teman disebelahnya .
" Gue sih rela tujuh turunan tujuh tanjakan asal bisa kenalan ma itu hantu yang barusan lewat . Ngegemesin gitu , cantik banget !!
" Kesambet janda bolong loe pada ya "
Yahhh tanaman hias yang berada didepan kelas jadi kebawa bawa efek riuh rendah kelas 3A pagi itu .
Sementara itu Mika sudah sampai di depan pintu kelas 3B , dengan pelan diketuknya pintu yang sudah tertutup itu .
Seorang laki laki berpakaian batik membuka pintu , dia adalah Pak Satria guru Matematika yang sedang mengajar kelas 3B saat ini .
Satria adalah salah satu guru yang menjadi idola , dia adalah guru pengganti sementara karena guru matematik yang biasa mengajar sedang cuti melahirkan . Ketampanan , kemapanan dan keramahannya menjadikan dia menjadi idola semua kaum hawa disekolah itu tanpa terkecuali .
Satria yang sudah mengetahui bahwa Mika adalah murid baru segera mempersilahkan Mika masuk .
" Anak anak hari ini kalian kedatangan seorang teman baru . Perkenalkan dirimu pada teman temanmu "
Satria membimbing Mika ke depan kelas untuk memperkenalkan dirinya . Mika mengangguk seolah mengucapkan terima kasih pada Satria yang telah mempersilahkan dirinya untuk memperkenalkan diri .
Hening ...
Kelas 3B benar benar menjadi hening saat ini , sepertinya semua sedang menunggu Mika membuka suaranya .
" Assalamualaikum .. Hai saya Qayreen Mikayla murid pindahan dari Jogja . Panggil Mika aja , semoga kedepan kita bisa belajar sama sama "
Masih hening ...
Dan tiba tiba semua kompak bersuara ..
" HAI JUGA MIKAAAA ....!!! "
Satria hanya tersenyum melihat tingkah murid muridnya , dia tahu Mika sempat menyihir seisi kelas dengan kehadirannya . Terutama para murid laki laki yang tidak bisa menyembunyikan binar kekaguman mereka pada murid baru itu .
" Silakan duduk Mika , kamu bisa duduk di ... "
Belum sempat Satria meneruskan kata katanya banyak murid yang menawarkan untuk duduk disamping mereka . Mereka seolah lupa kalau bangku disamping mereka sudah terisi oleh teman mereka sendiri .
" Sama aku aja Mika .. sini sama Aak "
" Sini Mika ... adem disini dekat jendela "
HUUU .. UUUUU ...
Suasana yang tadinya hening menjadi riuh karena berebut duduk disamping Mika .
" Mika kamu duduk disamping Vivi .. " Satria akhirnya membuka suara .
Seorang murid perempuan segera berdiri dan tersenyum kepada Mika . Mika segera berjalan dan duduk disampingnya .
" Hai Mika .. aku Vivi , kita jadi teman
sebangku " sapa Vivi ramah
" Hai juga Vivi " jawab Mika tak kalah ramah pada teman barunya . Dia senang karena merasa diterima dikelas barunya .
" Lho kok dikasih duduk sama Vivi sih pak , nih aak udah siapin bangku " dari bangku belakang terdengar Bayu menyeletuk .
" Enak aja kutu kupret . Sama aku aja sini Mika nanti aku traktir bakso dikantin "
Masih ada saja suara suara dari murid laki laki yang sangat ingin duduk dengan sang murid baru .
" Tenang ... tenang ... kita mulai pelajaran !! "
" Keluarkan buku tugas . Hari kita
ULANGANNN !!!! "
Huuuuu ... huuuuu ..
Pagi itu terasa menyenangkan bagi Mika , juga untuk semua murid kelas 3B . Padahal.tadinya Mika takut kehadirannya akan banyak mendapat cibiran karena dia dari kampung .
" Mika ke perpustakaan yuk , sekalian sama lihat lihat lingkungan sekolah " Vivi mengajak teman barunya pergi ke perpustakaan saat bel istirahat pertama .
" Yukk ... " Mika segera berjalan berdampingan dengan Vivi menuju perpustakaan sekolah .
Tapi rencana tinggal rencana , sebelum sampai ke tujuan mereka malah disibukkan dengan basa basi murid murid yang ingin kenal dengan Mika . Baik itu dari kelas 3B maupun dari kelas lain . Dengan ramah Mika menyambut mereka dan Vivi juga dengan senang hati mendampingi Mika sahabat barunya .
" Bay .. ada apa sih rame bener . Heran gue dari tadi pagi bawaannya pada heboh Mulu "
Rendy yang sedang duduk dipinggir lapangan basket bertanya pada Bayu yang baru saja datang dan duduk disampingnya .
" Ngga up to date loe . Kelas gue tadi pagi kedatangan Megan Fox . Njirrrr ... cantik banget... sempurna !!! " ujar Bayu sambil meliuk liukkan tangan membentuk body gitar .
" Pagi pagi halu ... " sahut Rendy enteng , ia masih fokus pada Reyhan yang sedang bermain basket dengan beberapa temannya .
" Serahhh kalo ngga percaya .. awas aja minta dikenalin . Mika duduk didepan gue "
" Mika ??? "
" Megan Fox nya kelas kita , murid baru ... namanya Mika "
DUUGGHH .... Awwww !!!
Seorang gadis tampak memegangi kepalanya , sepertinya dia kena lemparan bola basket . Lebih tepatnya tidak sengaja terkena lemparan bola basket .
Reyhan hanya berdiri memandang lurus ke arah gadis yang terkena lemparan bolanya .
Dan dipinggir lapangan Rendy juga menatap gadis yang masih memegang kepalanya .
" Ohh God .. dia !!! "
Rendy spontan berdiri ketika sang gadis mendongakkan kepalanya , mata bulat itu mengerjab ngerjab sambil memegangi kepalanya . Rambut hitam panjangnya dikuncir kuda memperlihatkan leher jenjangnya yang putih .
Entahlah setiap gerak gerik gadis itu terlihat sangat menggemaskan di mata kaum Adam di sekitarnya .
Bayu hanya mesam mesem melihat tingkah Rendy yang terkejut sekaligus terpana melihat Mika yang tadi terkena lemparan bola .
Setengah berlari Rendy berlari menghampiri gadis yang telah membuatnya terpana . Dengan gaya sok peduli Rendy mencoba bertanya pada Mika .
" Hei .. kamu ngga apa apa , perlu dianter ke ruang kesehatan ? "
Vivi memutar bola matanya malas melihat Rendy yang sok peduli itu . Paling ujung ujungnya minta kenalan , seperti yang lain .
Tapi sejurus kemudian dia sedikit dikejutkan dengan kehadiran Reyhan dibelakang Rendy . Cowok paling dingin seantero dunia itu mendekati mereka .
" Lemahhh .. baru kena dikit aja udah over acting " ujar Reyhan menatap sinis Mika .
Vivi tidak percaya dengan kata kata yang keluar dari cowok angkuh itu , bukannya minta maaf pada Mika tapi malah mengejek sahabatnya yang masih meringis kesakitan itu .
" Emang ngga ada hati ya loe "
Vivi sontak maju ingin sekali menabok cowok arogan di depannya , tapi Mika meraih bahu Vivi dan menatap Vivi sembari menggeleng tanda ia meminta Vivi menghentikan langkahnya .
" Udahh .. aku ngga apa apa "
" Apaan sih loe Rey .. "
Dan Reyhan hanya berlalu pergi tanpa berkata apapun lagi .
" Singa kutub dasar !! "
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!