Malam ini sangat meriah di rumah Chandra. Dia mengadakan pesta ulang tahun yang ke tiga puluh dua tahun. Dia mengundang beberapa rekan bisnisnya juga rekan bisnis ayahnya dulu di undang.
Rumah Chandra yang begitu megah dengan gaya mewah serta warna cat putih nan elegan. Memang gaya hidup Chandra lebih glamour di bandingkan Marcel adiknya.
Kakak beradik itu tidak pernah akur, yang lebih banyak mengalah malah Marcel adiknya. Dia tahu diri dengan kemampuannya yang tidak bisa apa-apa. Memimpin perusahaannya saja tidak bisa,semua tergantung dari sekretarisnya saja,yang dia lakukan hanya tanda tangan. Tidak mengerti apa itu investasi,apa itu klien,apa itu perkembangan neraca dagang.
Malam semakin merangkak naik para undangan sudah berkumpul untuk bersenang-senang menikmati hiburan yang di suguhkan oleh tuan rumah yang punya acara,Chandra Ayrasena.
Tak lupa juga tunangan Marcel,Selena Smith datang bersama teman-temannya. Awalnya Marcel menawarkan diri untuk menjemputnya,tapi Selena menolak. Dia ingin datang dengan teman-teman sosialitanya.
Perlu di ketahui bahwa Marcel itu dengan wajah yang biasa saja,entah apa yang membuat ayahnya
menjadi tunangan Selena yang cantik seperti artis papan atas.
"Sayang,kamu sudah datang?"tanya Marcel pada Selena yang sudah ada di sana.
Selena tersenyum kaku,dia malu pada teman-temannya dengan panggilan sayang dari Marcel padanya.
Terang saja teman-teman Selena jadi mencibir,benarkah Selena bertunangan dengan Marcel yang berwajah biasa saja. Bahkan dia tidak mempunyai kemampuan mengelola perusahaan seperti kakaknya Chandra.
"Selena,kamu yakin dengan pilihan papamu?"tanya teman Selena yang menatap Marcel miring.
"Aku sebenarnya tidak suka,tapi papa dan om Wiguna memaksaku bertunangan dulu waktu itu."jawab Selena.
"Lalu kamu mau meneruskan pertunangan dengan Marcel?"tanya temannya lagi.
"Aku tidak tahu,tapi aku punya rencana untuknya."ucap Selena tersenyum tipis.
_
Acara segera di mulai,pembawa acara mulai berbicara seperti biasa. Mengenalkan siapa pimilik pesta ulang tahun dan memberikan sejarah kehidupan Chandra dari kecil hingga dewasa yang hidup sukses sebagai eksekutif muda.
Chandra pun berdiri di samping pembawa acara,dia menyapu pandangannya ke segala arah hingga hampir seluruh tamu undangan terkena pandangannya
Marcel juga tak luput dari pandangannya,dia menatap adiknya itu dengan wajah sinis. Dia berpikir ini adalah saatnya mempermalukan adiknya, hidup dengan warisan ayahnya yang begitu banyak,namun dia sendiri tidak bisa mengelolanya dengan benar.
Walaupun Marcel dan Chandra di beri warisan sama banyaknya oleh kedua orangtuanya ,tapi Chandra tidak bisa terima akan persamaan pembagian warisan itu. Dia berpikir Marcel tidak bisa berbuat apa-apa tapi dia dapat warisan sama besar dari ayahnya.
Kini tiba saatnya Chandra meniup lilinnya yang bertuliskan angka tiga puluh dua. Dia melihat Marcel dan menyuruh adiknya itu yang meniup. Tentu saja sebagai adik yang baik akan senang dengan permintaan kakaknya itu,dia tidak tahu ada udang di balik batu dari permintaan kakaknya itu.
Marcel maju ke depan,dia dengan tersenyum bangga menyapa teman-teman kakaknya dan beberapa rekan bisnis Chandra. Marcel berdiri di depan dan bersiap meniup lilin yang sejak tadi menyala.
"Ayo Marcel,tiup lilinnya."kata Chandra pada adiknya itu.
"Iya kak."
Marcel menunduk,dia meniup lulunnya dan bergemalah tepukan tangan meriah untuk Chandra yang menjentikkan jarinya menuju layar besar.
Terlihat di layar,Marcel yang sedang menyapu halaman,mencuci piring serta memasak dan memakai celemek helo kitty. Dan lebih buruknya lagi,Marcel yang sedang menggosok kloset kamar mandi.
Semua tertawa dengan apa yang ada di layar besar itu. Ya,Marcel sedang di permalukan oleh kakaknya sendiri dengan menampilkan kegiatan sehari-harinya di rumah. Dan Marcel pun terkejut,dia melihat sekelilinya dengan tatapan aneh dan sinis.
"Memang apa yang salah dengan pekerjaan itu?"tanya Marcel heran pada semua orang yang di sana.
Sedangkan Chandra menatapnya sinis,dia kemudian menjentikkan jarinya lagi untuk membuka gambar berikutnya di layar itu.
Dan terlihat di layar besar,Marcel sedang membereskan tempat sampah,mengumpulkan jadi satu dan hendak di buang di bak yang ada di depan. Tapi begitu dia melangkah keluar,dia terpeleset dan terjatuh hingga sampah-sampah berhamburan mengenai dirinya.
Kontan saja,seisi ruangan itu tertawa di video Marcel dengan kejadian itu. Marcel tidak mengerti dengan maksud kakaknya merekamnya dan mempertontonkannya di depan teman-temannya hingga dia di tertawakan.
"Kak,apa yang kamu lakukan? Kenapa kamu menyebarkan videoku di tempat ini?"tanya Marcel heran.
"Sudah jelas Marcel,dia tidam suka padamu."kata Anton menimpali ucapan Marcel.
"Kenapa kakak tidak suka padaku?"tanya Marcel heran.
"Karena kamu seperti sampah! Sampah yang tidak berguna,hanya bisa mengandalkan kemampuan seperti pembantu."ucap Chandra dengan sengit.
Marcel melongo dengan ucapan kakaknya itu. Kenapa kakaknya begitu benci padanya. Apa salahnya?
"Kakak benci padaku?"tanya Marcel heran dengan Chandra.
Senyum sinis mengembang di bibir Chandra,lalu dia berlalu dari hadapan Marcel. Teman Chandra mendekat pada Marcel dan menyuruhnya mengambil minum.
"Marcel,tolong ambilkan minum untukku."titah teman Chandra.
"Kenapa kamu menyuruhku?"
"Karena kamu seperti pembantu. Pembantu tidak pantas ada di sini,pembantu adanya di belakang dapur."ini adalah ucapan Roni,anak kepala kepolisian setempat juga teman Chandra.
"Marcel cepatlah,aku haus ingin minum."begitu teriak Roni.
Marcel akhirnya menurut,dia mengambil minuman yang di maksud Roni.
Lalu tanpa di duga,Roni meminum minumannya dan menyemburkannya ke wajah Marcel. Semua orang juga tampak tertawa melihat kejadian itu. Chandra hanya tersenyum kecil dan sinis.
Dia memang benci sekali dengan adiknya itu. Entah apa sebabnya,namun dia sangat benci dengan Marcel,sampai-sampai dia ingin di melenyapkan Marcel dari dunia ini.
Wajah Marcel merah padam,dia diam menatap Roni yang masih tertawa senang akan perbuatannya. Marcel pun pergi meninggalkan pesta,namun di tariknya tangan Marcel dari belakang. Dia di dorong ke depan untuk berdiri di tengah,di kelilingi oleh orang-orang yang memang berniat ingin menghinanya.
Lari ke samping dia di hadang dan mundur ke belakang malah di dorong kembali untuk tetap berdiri di tengah orang-orang tersebut.
Memang teman-teman Chandra kakaknya adalah anak orang kaya dan pebisnis muda yang hanya menikmati kekayaan orang tuanya saja.
Seperti Roni,anak kepala kepolisian setempat,dia berteman dengna Chandra karena bisnis Chandra seringkali di kawal oleh kepolisian dan kebetulan anakmya kenal dengan Chandra. Maka jadilah mereka bersahabat,mengadakan bisnis gelap tanpa di ketahui oleh polisiian,mereka bekerja tanpa terendus polisi.
Sedangkan Anton anak orang kaya yang kebetulan
ketua yayasan pebisnis se-Indonesia. Dia anak orang kaya,tapi sayang dia sangat sombong dan suka memghina.
Sekarang Marcel diam,tidak kemana-mana. Menatap orang satu persatu dengan marah,namun tidak bisa apa-apa dan tidak punya kekuatan.
Andai saja dia punya kekuatan,pikir Marcel. Dia akan melawan,tidak akan menjadi bulan-bulanan teman-teman Chandra kakaknya.
"Ayolah Marcel,kamu itu bisa lari. Tapi kami tetap bisa mengejarnya hahaha."ucap Anton dengan pongahnya.
"Kalian mau apa dariku?"tanya Marcel.
"Kami hanya mau bersenang-senang,tenang saja jangan takut Marcel."kata Anton lagi.
Marcel diam,dia pejamkan matanya berharap ada yang menolongnya dari mereka yabg menghinanya.
_
_
_
***********
"Marcel,tidakkah kamu berkaca. Siapa kamu?"tanya Anton lagi.
"Memang siapa aku bagimu?"
"Oh,aku salah bertanya. Baiklah aku ralat pertanyaannya. Setampan apa dirimu,sampai kamu bertunangan dengan Selena? Dia wanita cantik dan kau laki-laki yang hidupnya seperti pembantu."
"Kenapa memang jika aku seperti pembantu?"
"Memalukan!"
"Marcel,sebaiknya kamu mundur."kata Chandra.
"Terima kasih kak."ucap Marcel,dia kemudian mundur ke belakang.
Chandra menaikkan alisnya melihat sikap Marcel,dia bersedekap dan menatal Marcel sinis.
"Bukan begitu maksudku."ucap Chandra sinis.
"Apa maksudnya?"
"Biarkan Selena lepas dari pertuanganmu,biarkan dia memcari laki-laki pantas untuknya."ucap Chandra lagi.
Marcel seperti di tampar berkali-kali,ternyata bukan hanya di permalukan. Tapi juga harus di paksa memutuskan pertunangan dengan Selena. Dia sudah bahagia bertunangan dengan Selena,kenapa kakaknya malah menyuruhkan memutuskan pertunangan dengan gadis cantik itu?
"Kenapa kakak bicara seperti itu?"tanya Marcel heran.
"Kamu masih tidak mengerti? Dasar adik bodoh! Dia tidak mencintaimu!"
Marcel kembali tercengang dengan ucapa Chandra. Dia benar-benar terkejut,namun dia sadar kakaknya hanyalah iri padanya yang mendpatkan gadis cantik seperti Selena.
"Tidak,kakak hanya iri padaku yang mendapatkan Selena. Bertunangan dengan Selena membuatku lebih naik,kakak jangan mencampuri urusanku."ucap Marcel.
"Kamu pikir Selena mau mengakuimu sebagai tunanganmu di depan teman-temannya?"
Kembali Marcel jadi terkejut,dia masih tidak percaya.Lalu dia pergi meninggalkan kakaknya yang tertawa kecil mengejeknya.
Marcel mencari-cari Selena,namun tidak juga menemukannya di mana Selena berada. Yang ada teman Selena yang sedang bersenda gurau dengan yang lainnya.
Marcel terus mencari Selena berada.Dia naik ke atas lantai dua rumah Chandra,dia terus menelusuri di mana Selena berada.
Matanya tertuju pada sebuah kamar yang pintunya terbuka sedikit. Dia mendekat perlahan dengan hati-hati karena dia mendengar suara wanita dan laki-laki sedang teetawa kecil.
Marcel semakim mendekat,dia penasaran siapa wanita dan laki-laki di dalam kamar tersebut. Dia menekan pintu itu hingga terbuka lebar.
Dan betapa terkejutnya dia,dia melihat Selena yang hampir tidak berpakaian dengan laki-laki yang entah siapa. Tapi dia mengira dari baju yang di pakainya adalah orang yang di kenal dekat.
"Selena!"teriak Marcel.
Selena pun terkejut,dia merapikan kembali bajunya yang sudah terlepas dari tubuhnya. Dan laki-laki itu masih bergeming,belum mau menghadap ke arah Marcel.
Dia mengambil jasnya dan menaripikan juga bajunya yang sempat terbuka juga kancing bajunya. Di balik itu dia tersenyum menang, Marcel masih penasaran siapa laki-laki itu,dia mendekat dan menarik tangannya. Dan betapa terkejutnya dia mengetahui laki-laki itu adalah kakaknya sendiri yang sedang tertawa mengejeknya.
Dari arah pintu,masuklah dua orang yang sejak tadi ikut mengejeknya di bawah.
Sedangkan Selena sudah rapi kembali,dia mendekat pada Chandra dan bergelayut manja pada lengannya. Menatap sinis pada tunangannya.
"Lihatkan,Selena lebih memilihku dari pada kamu."ucap Chandra memegang tangan Selena yang menyusup ke lengannya.
Gigi Marcel bergemeretak,tangannya terkepal. Dia ingin menerjang Chandra,tapi kedua temannya Anton dan Roni malah memghadang dan memegangi kedua tangannya.
Marcel berontak,dia ingin melepaskan diri dari cengkraman kedua teman Chandra. Tapi cengkraman itu kuat,hingga Marcel berontak lagi dan dia terlepas ke depan tersungkur mencium lantai.
Pecah tawa ke empat orang tersebut,Marcel bangkit namun dia di tendang dadanya dan kembali tersungkur.
"Aku sudah bilang padamu,Marcel. Lepaskan Selena,karena dia tidak pernah menyukaimu. Dia hanya menyukaiku."ucap Chandra dengan nada lebih tinggi.
"Kalau tidak menyukaiku kenapa dia mau bertunangan denganku?"
"Itu hanya untuk memuluskan kerja sama ayah Selena dengan papa. Kamu tahu kerja sama apa yang mereka berdua lakukan sehingga Selena yang jadi korban?"
Marcel menatap Selena tidak percaya,dia kini beralih pada Chandra. Kembali mencari taju apa yang di lakukan papanya dan ayah Selena.
"Kerja sama apa yang papa tawarkan pada pak Handoko?"tanya Marcel lagi.
"Kamu tidak akan mengerti jika di jelaskan,otakmu kecil jadi tidak akan mengerti. Lebih baik kamu putuskan pertunangan dengan Selena di depan banyak orang dengan Selena. Lagi pula papa sudah tiada."
"Marcel sayang,sudah aku katakan jangan pernah menemuiku. Tapi kamu malah ke rumah papa. Aku sudah katakan padamu,tapi kamu memaksa. Dari dulu aku tidak suka padamu,kamu banci! Jiwa pembantu dan seperti sampah!"ucap Selena sengit.
Dia mendorong lengan Marcel hingga laki-laki itu bergeser dari tempatnya berdiri.
Chandra maju ke depan,menarik kerah baju Marcek dan mendekatkan wajahnya pada adiknya itu.
"Sekarang kamu umumkan memutuskan pertunanganmu dengan Selena. Atau aku akan membuatmu hidup menderita."bisik Chandra dengan memgancam.
"Cepat Marcel!"teriak Selena.
Lalu Marcel keluar dari kamar itu,dia ingin mendamprat Selena tapi malah dia yang jadi bulan-bulanan Selena dan kakaknya.
Sebelum keluar dari kamar itu,dia menatap satu persatu orang-orang yang menghinanya tadi. Mereka tertawa mengejek Marcel,lalu Marcel keluar dengan hati marah.
Dia turun dari lantai dua itu,dia melihat sekeliling ruangan yang nampak orang-orang menatap Marcel dengan intens. Marcel bingung,mengapa orang-orang menatapnya dari dia muncuk hingga dia turun ke bawah.
Dia berhenti di satu tangga teralhir,menatap sekeliling sekali lagi. Masih sama,semua menatapnta. Apa yang akan dia lakukan?
Tap tap tap
Suara langkah sepatu di injak dari tangga turun ke bawah. Laki-laki itu turun dan menghampiri Marcel,dia memwgang pundaknya lalu tersenyum pada semua orang.
Marcel menatap Chandra yang ada di sampingnya,menatap tajam namun dia masih diam saja.
"Ada yang ingin di sampaikan adikku saudara sekalian. Mari kita dengarkan sama-sama apa yang di katakan olehnya."ucap Chandra tersenyum.
Semua orang kembali menatap Marcel,menunggu apa yang si ucapkan.Marcel tertunduk,dia kemusian mendongak lagi menarik nafasnya panjang.
"Saya mengumumkan pembatalan pertunangan dengan Selena Smith yang sudah berjalan lima bulan. Saya membatalkan pertunangan dengannya."kata Marcel.
Beberapa orang berbisik dan bergosip. Ada yang mendukung juga ada yang menyayangkan. Tapi banyak sekali yang mendukung pertunangan Marcel dan Selena,terutama teman-teman Chandra.
Banyak yang mencibir Marcel,dan juga ada yang menyayangkan. Tapi semua hampir mencibir Marcel.
Setelah mengumumkan itu,Marcel keluar dari pesta itu. Dia keluar untuk menghindari banyak cibiran dari teman-teman Chandra.
Marcel duduk di kursi,merenung apa kealsahan yang dia buat. Memang benar di video itu dia lakukan karena hanya itu yang bisa dia lakukan. Tidak seperti Chandra yang pintar sekali berbisnis dan bergaul dengan banyak kalangan.
Sedangkan dia,hanya bisa menyibukkan di dapur dan rumahnya. Walau ada pembantu tapi tetap melakukannya,otaknya hanya sampai pada berpikir di situ. Tidak pernah tahu bagaimana menjalankan bisnis besar dan bertemu banyak orang penting.
Marcek sedang melamun sendiri,tiba-tiba dari samping tiga orang membopongnya keluar menuju mobil yang sedang berhenti di pinggir jalan. Marcel memberontak,dia melihat ketiga orang tersebut wajahnya tertutup topeng. Mereka terus membawa Marcel masuk ke dalam mobil.
Setelah masuk,mobil melaju dengan kencang. Entah di bawa kemana Marcel oleh orang-orang yang tidak di kenal itu.
_
_
_
************
Marcel meronta dalam mobik tersebut,dia melihat sekeliling semua orang memakai topeng penutup wajah. Satu orang menatap Marcel dengan matanya yang tajam hingga Marcel berhenti berontak dengan tatapan tajam dari salah satu orang tersebut. Mungkin dia ketua dari orang yang menculiknya,penamlilannya berbeda. Sedikit gemuk dan ada sebuah cincin besar melingkar di jarinya.
Setelah Marcel diam,laki-laki itu pun mengalihkan pandangannya ke arah supir yang membawa mereka. Marcel melihat ke arah jendela,di sisi kanan kiri terdapat mobil lalu lalang dengan kecepatan tinggi.
Saat lengah para penculik itu,Marcel yang dekat dengan pintu mobil mendorongnya kuat. Pintu terbuka dan dia berguling di tengah jalan tol yang banyak sekali lalu lalang dengan rata-rata kecepatannya tinggi.
Marcel bangkit dan mencoba berlari ke pinggir saat mobil seperti mobil fan hitam melintas tepat di depan Marcel. Tanpa bisa menghindar,Marcel tertabrak oleh mobil fan hitam itu yang terlihat semuanya hitam tanpa orang yang menyetir di dalamnya.
Tubuh Marcek terpelanting ke atas,melayang seperti gerakan slow motion tubuh Marcel mendarat sempurna di jalan beraspal.
Pikiran Marcel saat itu adalah tamat riwayatnya,karena dia merasa tubuhnya terbentur kuat di jalan aspal itu. Darah segar mengalir dari bibirnya,serta kepalanya terasa nyeri sekali. Saat itu dia hanya bisa menyebut nama kedua orangtuanya dan nama Tuhannya.
"Papa,mama,Tuhan..."lirih Marcel di detik terakhir saat dia sudah tidak sadarkan diri.
Mobil yang tadi membawa Marcel berhenti dan melihat Marcel tertabrak oleh mobil fan hitam. Mobil itu pun berhenti dan melihat Marcel tergeletak di tengah jalan dengan darah mengucur dari mulutnya,kedua tangan dan kakinya seakan patah tidak bisa bergerak. Mereka melihat dari jauh Marcel di bawa oleh orang yang keluar dari mobil fan itu dengan baju seperti jubah berwarna putih,kontras dengan mobil yang di bawanya.
"Kita kembali ke rumah tuan Chandra,biarkan laki-laki itu di bawa. Mungkin mau di kubur jasadnya atau di buang ke tengah laut. Saya yakin si Marcel itu sudah mati karena tabrakan itu sangat keras."kata laki-laki yang bermata tajam itu.
"Iya bos,kita tidak perlu lagi membunuhnya."ucap anak buahnya menimpali.
Senyum keduanya mengembang,seringai tipis pun terlihat jelas terlihat di wajah yang tertutup topeng. Merasa puas dengan keadaannya ada yang membantunya,tanpa susah-susah harus membunuhnya dan membuangnya ke laut.
Lalu kedua orang itu masuk lagi ke dalam mobilnya dan segera melajukan mobilnya dengan cepat.
_
Marcel seperti dalam sebuah ruangan rumah sakit,semua serba putih. Namun dia tidak menemukan berbagai alat rumah sakit. Dia melihat sekeliling,hanya ada di ruang berukuran kecil. Mungkin tiga kali tiga meter ruangan itu,dan satu pintu juga berwarna putih,menyamarkan warna tembok yang serba putih.
Jika tidak melihat handle pintu,mungkin Marcel akan terkecoh pintu itu juga seperti tembok. Marcel berusaha bangun,namun tidak bisa karena kedua tangannya seperti lumpuh tidak bisa di gerakkan.
Marcel tetap bangun,tapi percuma saja dia tidak bisa bangun walau berusaha sekuat tenaga. Akhirnya dia pasrah,kembali terbaring yang hanya cukup untuk dirinya saja.
Mungkinkah ini surga?
Tiba-tiba satu orang masuk ke dalam kamar di mana Marcel berada. Dia membawa kotak berwarna putih juga,di bukanya kotak putih itu. Marcel memperhatikan apa yang di lakukan oleh orang tersebut.
Dan tiba-tiba ketika orang itu menyentuh lengan tangannya,dia terkulai lemas. Tapi matanya sempat melihat bahwa orang itu menyuntikkan sesuatu ke dalam lengannya,kemudian matanya perlahan terpejam rapat hingga dia tidak ingat apapun.
Marcel terbangun ketika dia habis entah di apakan oleh orang yang berbaju putih namun tak terlihat wajahnya. Dia melihat sesosok orang yang sudah berumur lanjut sedang duduk dengan tongkatnya di tangan menatap teduh lalu tersenyum pada Marcel.
Tak ada ucapan atau kalimat yang meluncur dari mulut kakek tua berwibawa itu. Hanya senyuman yang menghias wajahnya serta tatapan teduhnya.
Marcel ingin mengatakan sesuatu pada kakek itu,dia ingin menggapainya namun tangannya jauh sekali. Padahal kakek itu terlihat seperti duduk tepat di depan Marcel.
Tangan kakek itu mengulur pada dada Marcel dan memegangnya kuat. Marcel menjerit dengan kencang,tapi kakek itu tidak melepaskan tangannya di dada Marcel.
Setelah sepuluh menit,baru tangan kakek itu terlepas. Namun Marcel sudah tidak sadarkan diri.
_
Sepuluh hari Marcel pingsan di rumah sakit,dia akhirnya membuka matanya. Dia melihat sekeliling,ada banyak alat medis di ruang itu. Alat detak jantung,selang infus serta oksigen yang menempel di hidungnya.
Kemudian matanya berkeliling lagi,menatap ke semua penjuru dan yang dia tempati sekarang adalah benar-benar rumah sakit. Ada jendel dan juga ada aofa di pojok sana. Ada kulkas serta ada lemari kecil tempat baju,di berada di ruang kamar VVIP di rumah sakit.
Masih belum ada orang atau perawat atau dokter yang datang memeriksanya. Suasana lengang di kamar itu. Tapi Marcel seperti tidak merasakan sakit di tubuhnya. Dia mengingat kenapa dia ada di rumah sakit sekarang.
Ah ya,dia ingat kalau terakhir kali dia berada di jalan tol dan tertabrak oleh mobil fan hitam,dan setelah itu dia tidak ingat apa-apa lagi.
Marcel bangun dan langsung berdiri,dia mencabut semua alat-alat yang menempel di tubuhnya. Lalu dia hendak keluar dari kamar itu,tapi pintu kamar terbuka dan terlihat sosok yang dia kenal menghampirinya.
Ya,dia sekretarisnya di kantor yang selalu mengurus perusahaannya,Aston. Aston adalah sekretaris Marcel yang selalu mengurus perusahaan Marcel yang di wariskan oleh ayahnya pak Wiguna.
Perusahaan Marcel tidak besar,namun perusahaan itu juga berjalan lambat karena tidak ada kepemimpinan di perusahaan itu. Aston sang sekretaris itu menjalankan sesuai yang ada saja,tanpa mau bersaing dengan perusahaan lain. Dia takut perusahaan itu bangkrut,jadi dia hanya menjalankan sesuai apa yang menjadi pekerjaannya saja. Sedangkan Marcel hanya menanda tangani berkas yang sudah jadi
Marcel sendiri tidak bisa menjalankan perusahaan. Dia pernah memimpin tapi yang ada hanya gunjingan dari karyawannya dan itu membuat dia rendah diri serta tidak mau memimpin lagi.
Hanya perusahaan kecil dan baru berkembang saja yang mau bekerja sama dengan perusahaan Marcel. Karena semua perusahaan besar sudah di ambil alih oleh Chandra.
Aston setia pada Marcel dan mau menelateni perusahaan Marcel karena dia merasa nyaman dan juga mendiang ayahnya yang sudah di bantu oleh Marcel ketika masih hidup.
Aston melihat Marcel sudah duduk di bangsal dengan tegak dan sepeeti tidak terjadi apa-apa. Dia mendekat dan dudum di sofa panjang sambil bermain ponsel.
Marcel masuk ke dalam kamar mandi,dia hendak buang air kecik dan sekalian mencuci mukannya yang terasa lengket. Dia melepas celana piamanya dan melepas ****** ******** serta duduk di kloset,mengeluarkan air seni dan kembali memakai ****** ***** dan celana piamanya.
Kemudian dia berdiri di depan cermin tanpa melihat cermin terlebih dahulu,dia menampung air di tangannya dan mengguyurkan ke wajahnya,dia pun membuka matanya.
Betapa terkejutnya dia ketika melihat wajahnya di cermin. Dia membelalak kaget,lalu dia keluar dari kamar mandi dan menghampiri Aston yang sedang bermain ponselnya.
_
_
_
**********
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!