NovelToon NovelToon

14 HARI UNTUK CINTAMU PAK POLISI

BAB I SEBUAH TANTANGAN

Sebuah pesta perkawinan yang sangat ramai. Kedua mempelai sangat serasi bagai raja dan ratu. Sang mempelai pria nampak mengenakan pakaian polisi yang tentu saja tampak begitu gagah.

Namun yang menarik ditempat itu adalah segerombolan polisi muda yang ganteng- ganteng sedang menikmati hidangan sambil bersenda gurau. Segerombolan polisi ganteng itu tentu saja sahabat mempelai pria.Sesekali terdengar riak tawa mereka. Ah..betul-betul mengundang perhatian yang memanjakan mata cewek-cewek. Jadi bingung pilih yang mana he..he...

Yah....,Segerombolan polisi itu tentu saja menarik perhatian sahabat-sahabat Maria.

" Wow...keren..!" Ucap Lisa. " Ih...Lisa jangan teriak gitu dong.Malu...tau.Gimana kalau mereka tau kalau kita memperhatikan mereka." ucap Fatma kesal. " Ah...jangan gitu dong Fat.., kamu juga naksirkan sama polisi-polisi itu? ". ucap Lisa tak mau kalah. Fatma tersenyum malu " Ya iya sih...andai aku dikasih satu aja si abang polisi." ucap fatma akhirnya membuat yang lain tertawa. " Tapi enggak gitu-gitu amat sampai teriak-teriak kaya kesurupan.Ya kan Maria?" ucap Fatma, Maria tersenyum " Enggak papa kok kalau Lisa terkagum-kagum sama pak pak polisi. Wajar mengagumi ciptaan Tuhan." ucap Maria. Fatma jadi kesal mencubit Maria, Lisa tertawa. Maria meringis merasa sakit karena cubitan itu " Aw..sakit, aku juga yang kena." Maria mengusap lengannya yang terkena cubitan.

" Teman-teman kak Rangga emang ganteng-gateng. Apa lagi yang namanya Rama Aditiya Putra. Ah....kalian bakal enggak kuat menahan pesonanya." ucap Anggi adik Rangga sang mempelai pria. " Yang mana Rama?" ucap Lisa penasaran. " Itu yang baru datang." Anggi menunjuk seorang cowok berpakaian polisi yang tentu saja sangat tampan bak oppa korea. Berkulit putih, berhidung mancung, bermata sipit, bertubuh tegap. Cowok itu tentu saja paling tampan diantara polisi lainnya. " OPPA....! I LOVE YOU !" bersamaan Lisa dan Fatma terkagum-kagum. Maria kembali tersenyum melihat tingkah teman-temannya. "Anggi ...,Kenalin dong..." kali ini Fatma yang antusias. " Ia nggi..." ucap Lisa tak mau kalah.

" Maaf teman-teman untuk makhluk yang satu itu susah..., aku menyerah. Kata kak Rangga udah banyak cewek yang naksir Rama patah hati cinta ditolak walau ditolak dengan kata- kata yang manis, padahal cewek itu sudah cantik, perawat lagi. Kamu taukan sama Melati perawat tercantik di RSUD Pembalah Batung. Baru-baru ini ditolak Rama. Cewek kaya kita jauh deh." ucap Anggi. " Iya mana ada polisi naksir guru TK. " Lisa tersenyum kecut. " Iya,

tampang biasa aja , alias kaya orang kebanyakan. Dari tadi kita nongkrong disini, tak satupun dari polisi itu melirik kita." Ucap Fatma.

"Jangan pesimis gitu, dalam cinta enggak ada yang tidak mungkin. Cinta itu dari hati, perasaan yang anugrahkan oleh Tuhan. Jika Tuhan menghendaki tak ada yang tak mungkin. Jika ingin sesuatu, kita harus berusaha dan berdoa. Kalau Jodoh tak akan kemana. Meminta saja dengan doa jangan lupa berusaha." ucap Maria memberi semangat.

" Tapi gimana usahanya Maria, ngelirik kita aja enggak." ucap Fatma. " Kamu belum coba mencuri perhatiankan?" ucap Maria lagi.

" Emang perhatian mereka bisa dicuri?" ucap Lisa. " Bisa, itu namanya usaha." ucap Maria tersenyum.

" Nah...gimana kalau Maria ngebukti in bahwa tidak ada yang tidak mungkin. Gimana kalau Maria buat salah satu cowok pak polisi itu jatuh cinta ? " ucap Anggi, tiba-tiba ide gila ini ada di kepalanya. "Wow setuju.!" seru Lisa dan Fatma bersamaan. " Gimana Maria?" tanya Anggi. Maria mengerutkan keningnya, ia tak ingin mundur walau tantangan itu sulit. Rasa penasaran yang kuat membuat jiwanya bangkit, semangat pun berkobar.

" Oke. Aku terima tantangannya." ucap Maria yakin. " SIP...! Itu baru Maria." ucap Anggi, Fatma, Lisa. " Em...siapa targetnya Mar ?" tanya Anggi penasaran. " Rama Aditiya Putra." ucap Maria mantap.Teman-temannya pada ternganga, bahkan Lisa menjatuhkan sendok yang tadi ia pegang saking kagetnya mendengar target Maria yang justru paling susah dan tidak mungkin. " Yakin nih, Rama targetnya?" ucap Lisa, Maria mengangguk.

" Waktunya berapa hari membuat Rama jatuh cinta? " tanya Anggi lagi. "Jangan lama-lama ya bikin kami penasaran akhirnya." ucap Fatma.

" Gimana kalau 14 hari?" Maria malah memberikan tawaran. " 14 hari...? Untuk cinta Rama...?" ketiga teman-tema Maria lagi-lagi dibuat ternganga." Salut aku." ucap Lisa.

Maria tersenyum " Ya, teman-teman. 14 HARI UNTUK CINTAMU PAK POLISI. Rama." ucap Maria semangat. " WOW. Semangat Maria, terus maju. Ayo buktikan bahwa cewek kaya kita juga bisa membuat polisi jatuh cinta." ketiga teman-teman Maria bertepuk tangan.

"Oya kalau berhasil hadiahnya apa?".ucap Anggi, " Masa dikasih hadiah lagi, udah enak dapat Rama. Jika berhasil." ucap Lisa setengah mencibir. " Iya, enggak papa. Enggak kasih hadiah. " ucap Maria. " Benar?" ucap Fatma. Maria mengangguk. " Gimana kalau gagal ?" ucap Anggi . " Aku enggak akan kasih kalian nasehat lagi." ucap Maria merelakan posisinya sebagai penasehat cinta bagi teman-temannya jika gagal. " Dill ! " ucap ketiga teman Maria.

" Dill ! " ucap Maria mantap sambil menjabat tangan teman-temannya. Merek berempat pun tersenyum.

Maria menatap segerombolan polisi itu. Nampak Rama tengah tersenyum mendengar candaan teman-temannya. Wajahnya semakin terlihat tampan. " Rama, masa Melati kamu tolak." ucap Sigit. " Belum mengena dihati Bro." ucap Rama. " Yang cantik aja enggak kena dihati, jangan-jangan kreteria cewek di kepalamu itu terlalu tinggi. " ucap sigit curiga, Rama tersenyum. " Melatinya kasih aku saja." timpal budi. " Iya kasih Aku ! " seru Agung.

" Emang Melati mau dibagi-bagi kaya kue." ucap Sigit. Rama tersenyum saja. " Siapa cepat, iya dapat !" ucap Agung lagi. "Tuh...Rangga sudah enak dapat Anyi. Kayanya kita harus menyusul." ucap sigit lagi. " Kalau sudah ketemu jodohnya enggak bakal lama kok." ucap Rama " Bro, mulai lagi filosofinya keluar." ucap Agung " Kalau gitu tampaknya Rama bakal menyusul Rangga." ucap Budi. " Doa in aj."ucap Rama." Betul nih?." goda sigit. " Iya bro, kalau aku ketemu jodohku. Aku tidak akan menunggu lama, aku akan segera meminangnya." ucap Rama. Sigit menepuk bahu Rama.

Maria masih memperhatikan Rama. Dalam kepalanya telah mulai menyusun rencana untuk membuat Rama jatuh cinta. " Rama aku akan buat kamu jatuh cinta padaku dalam 14 hari, terhitung mulai sekarang. Tunggu aku Rama ! " Maria menggenggam erat tangannya sambil menatap ketiga teman-temannya.

Rama Aditiya Putra

Maria Adelita Putri

BAB II MEMBUAT KESAN PERTAMA

Maria tiba-tiba berdiri dari tempat duduknya.

" Mau kemana ?" ucap Anggi heran. Maria tersenyum. " 14 harinya terhitung dari sekarangkan? Aku akan buat sensasi biar para polisi itu melirik kita." Ucap Maria pasti.

" Kalian ikut aku. " Maria berjalan di iringi teman-temannya yang masih kebingungan, namun mereka tetap mengikuti Maria.

Maria sengaja lewat di depan teman-teman Rangga, para polisi. Namun seperti dugaan, para polisi ganteng tak melirik Maria dan teman-temannya. Terlebih Rama, ia malah asyik melihat hp nya. " Apa cewek seperti kami memang tidak masuk hitungan ?" Maria tampak kesal.Tebar pesonanya gagal. Maria kembali berjalan sampai di depan panggung hiburan grup musik gambus yang sedang menghibur para tamu. Teman-teman Maria saling berpandangan. Maria menghampiri sang pembawa acara. " Boleh nyumbang lagu ?" ucap Maria " Oh ..boleh, lagu apa neng?" ucap pembawa acara ramah " Lagu Habibie ya nurul 'ain ". ucap Maria lagi " oh..boleh neng, saya perkenalkan dulu ya." ucap pembawa acara.

" Ah...enggak usah, saya langsung nyanyi aj." ucap Maria, Maria melirik teman-temannya

" Kalian joget yach. " ucap Maria " Oke...siap boss! " seru teman-teman Maria serempak.

Maria memegang mick, " Lagu ini saya nyanyikan untuk kedua mempelai yang sedang berbahagia. Semoga menjadi keluarga yang sakinah, mawaddah wa rahmah. Amin ..amin ya rabbal'alamin. Adapun judul lagunya adalah Habibie ya nurul ' ain, yang berarti kekasih cahaya mataku ". ucap Maria di iringi tepukan penonton yang mulai antusias menonton, musik pun mulai berbunyi. Hentakan musik gambus membuat Maria dan teman-temannya berjoget, para penonton dibuat heboh, mereka ikut berjoget zapin arab.

Maria mulai bernyanyi, suara merdu Maria pun terdengar serasi dengan alunan musik. Sayang Rama dan teman-temannya tidak begitu terpesona, mereka terlihat hanya manggut-manggut doang. " Ternyata musik gambus enak juga di dengar." ucap sigit. Rama tersenyum, ia tak begitu menikmati lagu yang Maria, ia asyik dengan hp nya. Padahal lagu itu dinyanyikan Maria untuk menarik perhatian Rama. Kesan pertama yang dibuat Maria kembali gagal.

" Rama...coba lihat ! Melati dan teman-temannya, " ucap Budi tiba-tiba. Sekelompok cewek berpakaian putih-putih lewat di depan para polisi dengan anggunnya. Mereka duduk berseberangan meja di mana Rama dan teman- temannya duduk. Para perawat tersenyum manis kepada para polisi, tentu saja dibalas dengan senyum manis pula dari para polisi. Sekilas Melati melirik Rama, tapi Rama cuek asyik bermain game online di hpnya. Sigit menyenggol Rama. " Melati melirikmu bro." ucap Sigit kemudian berbisik. Rama mengangkat wajahnya, ia pun tersenyum manis. Melati langsung salah tingkah, cewek cantik itu tak mampu menyembunyikan rasa gugupnya. " Beruntung sekali kau bro.., senyum sanggup buat cewek cantik klepek-klepek." ucap Sigit, Rama tak menyahut, ia tenggelam permainan game onlinenya." Hei..bro, kau masih saja cuek. Jangan-jangan kau enggak suka wanita." ucap sigit bercanda, Rama langsung pasang muka cemberut. " Kalau bercanda itu jangan kelewatan, aku ini masih normal bro. Aku itu mencari cewek yang mampu menggetarkan hatiku.Yang mampu membuat aku merasa pahit manisnya cinta. Kalau menilai dari wajah, itu cuma sekedar memanjakan mata bukan mengetarkan hati." ucap Rama. " Tapi Cinta itu dari mata turun ke hati. Wajar aja memanjakan mata." ucap Sigit.

" Aku enggak menyalahkan pendapat itu kok. Cuma untukku, Aku ingin cinta itu datang dari hati turun ke mata." ucap Rama. Sigit ketawa, Agung, Budi, Indra, Jimi yang tadi mendengarkan adu argumen antara Sigit dan Rama ikut tertawa. " Kok, pepatahnya terbalik Ram." ucap Indra. " Ia nih Rama ada-ada saja." Jimi yang agak pendiam ikut tertawa. " Punya wajah tampan tapi punya fikiran antik." ucap Agung. " Iya iya deh. terserah kalian bro." ucap Rama melihat temannya yang pada ketawa. Rama memang enggak gampang marah, ia juga cowok yang romantis.

Maria mengakhiri lagunya. Tepuk tangan bergemuruh. Tapi wajah Maria malah muram, karena sepertinya ia gagal lagi. Gagal mendapat perhatian Rama. Terlebih kini ada saingan para perawat yang cantik-cantik.

" Yah..kita dapat saingan." ucap Lisa. " Jangan patah semangat semua baru dimulai kok masih ada 13 hari lagi kalau hari ini gagal." ucap Maria sambil berjalan ke tempat duduknya tadi di iringi Anggi, Lisa dan Fatma. Maria melanjutkan meminum es buah yang ada di meja.

Tiba-tiba Rama berdiri. " Mau kemana bro ?" ucap Agung. " Mau ke toilet ?" ucap Rama.

" Toiletnya di belakang gedung." ucap Sigit. Rama mengangguk kemudian berjalan. Maria yang melihat Rama berjalan segera bangkit mengikuti Rama. Teman-teman Maria terkejut

" Ada apa Mar ?" ucap Anggi. " Akan kubuktikan pepatah yang mengatakan : Cinta dari mata turun ke hati." Maria mengedipkan matanya ke arah teman-temannya. Maria berjalan cepat sambil membawa secangkir es buah yang telah di minum separo, dengan gerakan alami Maria pun menabrak Rama. Es buah yang di bawa Maria pun tumpah di baju Rama . " Ah...maaf ." ucap Maria sambil memasang muka tak berdosa. Ramapun menatap Maria, pandangan mata keduanya pun bertemu. Maria langsung gugup melihat pesona Rama, dadanya bergemuruh seperti gendang yang bertalu-talu. Sedangkan Rama biasa saja dengan entengnya ia tersenyum.

" Sial. Senyumnya membuat wajahnya semakin tampan. Aku tidak boleh menatapnya dua kali ." ucap Maria dalam hati. " Tidak apa-apa kok. Itu tidak disengaja." ucap Rama, ia kemudian mengambil tisu untuk membersihkan baju yang kotor ala kadarnya. Sebenarnya Maria ingin berkenalan lebih jauh tapi Rama melanjutkan langkahnya ke arah toilet. " Maaf yach." ucap Maria, Rama tersenyum dan mengangguk.

Gagal, Maria mengusap kepalanya yang pening. Cinta dari mata turun ke hati malah jadi bumerang. Bukan Rama yang jatuh cinta padanya, tapi malah Maria yang hampir jatuh cinta pada Rama. Yah...hampir saja. Untung Maria cepat-cepat membuang pikiran tersebut.

" Gimana ? Sudah saling bertatapan mata ?" ucap Anggi. " Sudah." jawab Maria singkat.

" Sudah love...love ?" Lisa mengerjapkan matanya. Maria tersenyum. " Baru saja mulai. Tenang aja misi tetap berlanjut ." ucap Maria sambil mencoba menyembunyikan perasaannya yang mulai kacau. " Tapi besok kita masih magangkan di TK, gimana kamu membagi waktunya mengejar cinta Rama ? " ucap Fatma. " Tenang. Aku magang di TK Kemala Bhayangkari kan?" ucap Maria. Mereka memang sedang melaksanakan kegiatan magang di sekolah TK, karena mereka mahasiswi menjelang semester akhir. Magang tersebut telah berlangsung selama 3 minggu, kurang lebih 10 hari lagi magang mereka berakhir.

" Oya, sampai lupa kamu magang dimana. Kebetulan ya, dekat kantor Rama dong." ucap Lisa. Maria tersemyum. " Ah..seandainya mereka tahu kegagalanku. Mengapa aku jadi pesimis. Ayo Maria kamu harus bangkit." ucap Maria dalam hati. Maria menarik napas panjang.

" Anggi, Kayaknya aku enggak bisa hadir disini sampai akhir. Aku harus menghadiri selamatan sepupuku yang baru saja melahirkan.Maaf ya nggi." ucap Maria lembut. " Tidak apa-apa.Tapi sebelum pulang Fhoto bareng dulu sama kakakku." ucap Anggi. " Oke, ayo fhoto bareng " ucap fatma. Mereka berempat segera naik ke atas panggung dimana kedua mempelai bersanding. Merekapun berfhoto bareng.

" Selamat ya kak Angga, kak Anyi semoga ruhui rahayu. Menjadi keluarga yang sakinah mawaddah warahmah." Maria menjabat tangan kedua mempelai di ikuti Fatma dan Lisa. Maria turun dari panggung / pelaminan penganten. Sebelum Maria meninggalkan tempat itu, Maria melihat Rama yang sedang berbicara Melati dengan akrabnya.

BAB III ADA APA DENGAN HATIMU MARIA ?

Maria menghempaskan tubuh mungilnya ke tempat tidurnya yang lembut dan empuk.Waktu sudah menunjukan pukul 17.00 wita / jam 5 sore. Rasa lelah mulai menghampirinya, sehabis aktifitas pergi ke pesta perkawinan Rangga ( kakak Anggi ) dan selamatan sepupunya Andin yang habis melahirkan.

Kamar Maria yang bercat pink dengan nuansa yang begitu lembut, jendela kamarnya yang masih terbuka sehingga angin berhembus sepoi-sepoi menambah kesejukan.

" Lembutnya....em.." Maria memejamkan matanya.Tiba-tiba wajah Rama yang sedang tersenyum hadir tanpa diundang. " Rama...." tanpa merasa Maria bergumam lirih. Beberapa saat kemudian Maria pun tersadar, ia pun menggelengkan-gelengkan kepalanya. Maria mencoba mengusir bayangan Rama tapi bayangan itu tidak mau pergi. " sial...!" Maria memukul-mukul kepalanya. " Cepat pergi ! Mengapa kamu datang ?" ucap Maria dengan suara agak keras karena kesal wajah Rama membandel tak mau pergi dari lamunannya. Ucapan Maria terdengar oleh adiknya Iqbal yang baru saja masuk ke dalam kamar.

Cowok yang baru berumur 17 tahun itu merasa heran mendengar ucapan kakaknya tersebut.

" Baru datang kok di usir. Ibu yang menyuruhku kemari, kalau tidak mana mau aku ke kamar sarang harimau ." ucap Iqbal ketus. " Enak saja, bilang sarang harimau. Apa ada sarang harimau warnanya pink ?" protes Maria.

" Sarangnya sih emang kaya istana putri tapi.....putrinya kaya .....harimau. GALAK !" Iqbal tertawa, kontan Maria melotot dibuatnya.

" IQBAL !" Maria mencubit lengan Iqbal. Iqbal langsung meringis kesakitan. " Itu kan...,

harimaunya suka mencakar eh...mencubit. Sakit..." Iqbal mengusap lengannya yang terkena cubitan Maria. Maria merasa kasihan, walau Iqbal sering membuat Maria kesal dengan candaannya, tapi Maria tetap sangat menyayangi adiknya itu. " Em...oke kita damai aja ya..., sekarang ada apa Pangeran Iqbal ? Hal apakah gerangan yang membuat Pangeran datang kemari menemuiku." ucap Maria dengan nada membujuk. Iqbal tersenyum " Gitu dong. Begini Tuan Putri atas perintah Ibunda Ratu, Tuan putri diperintahkan menyiapkan makan malam karena Ibunda Ratu sedang pergi bersama Ayahanda Raja menemui Ibu Suri, sepertinya sesudah Isya baru pulang." ucap Iqbal. Mariapun berdiri " Baik Pangeran, semua perintah akan segera dilaksanakan.Silakan Pangeran kembali dulu soalnya Tuan Putri mau ganti baju." ucap Maria karena dari tadi ia belum ganti baju. " Baiklah, Tuan Putri. Saya akan meninggalkan tempat ini tapi sebelum itu bolehkan pangeran memohon satu permintaan, tolong Tuan Putri memasak sop ayam kesukaan Pengeran. " ucap Iqbal. Maria membungkuk ala Tuan Putri " Dengan senang hati Pangeran.Tunggu saja Pangeran tidak akan kecewa." ucap Maria. Iqbal tersenyum dan berdiri beranjak meninggalkan kamar kakaknya.

Maria tersenyum, ia dan Iqbal memang sudah terbiasa bercanda. Maria segera mengganti bajunya dan berangkat ke dapur memasak makanan untuk makan malam.

Maria menyiapkan bumbu dapur dan mulai memasak. Sambil bernyanyi-nyanyi ia melakukannya dengan senang hati. Maria percaya bahwa masakannya akan enak jika ia memasak dalam suasana hati yang senang. Maria begitu terampil memasak karena ia tidak pernah malas jika membantu ibunya di dapur. Sambil menunggu sopnya matang, Maria membikin prekedel sebagai pelengkap. Prekedel pun jadi tinggal digoreng dan bersamaan itu sopnya pun matang. Maria menambahkan garam pada sop tadi sambil mencicipinya " em..enak. udah pas. " Maria kemudian menggoreng prekedel yang ia buat. setelah selesai ia mematikan kompor. Tiba-tiba bayangan Rama kembali muncul. Berkali-kali Maria menggeleng mengusir bayangan tersebut, tapi gagal hingga tanpa merasa Maria kembali memasukan garam ke dalam sop ayam tersebut. Maria memijit-mijit kepalanya " Bisa tidak kamu tidak menggangguku Rama. Kalau begini caranya aku bisa gila." ucap Maria putus asa. Maria bergegas pergi ke kamarnya tanpa mencicipi sop ayam tadi.

Makan malam pun tiba. Nampak Pak Johan dan Ibu Ratna serta Iqbal duduk manis di kursi meja makan. Makanan sudah tersedia di atas meja, Iqbal melirik sop ayam kesukaannya. Ia segera menyambar sop ayam tadi dan mencicipinya. Maria yang masih di dapur sedang meletakan prekedel ke dalam piring tiba-tiba terkejut mendengar teriakan Iqbal adiknya. " Ah...asin !!!" ucap Iqbal langsung meminum air. Maria berlari menghampiri Iqbal.

" Ah...masa ? Jangan bercanda Iqbal ? Awas kamu." ucap Maria mengancam. " Ih...memang asin. Coba mama yang rasa in ." ucap Iqbal membela diri. Ratna segera mencicipinya. " Iya asin." ucap Ratna. Maria mencicipi sop ayam tadi dan ia pun merasa keasinan. " Tuh ...kan asin. Ada apa sih dengan kakak ? Kayaknya kakak lagi galau deh. Tadi ketika di kamar, Iqbal langsung di usir dan marah-marah tanpa sebab, sekarang makanannya keasinan. Katanya jika cewek memasak keasinan, itu berarti cewek tadi pengen cepat-cepat kawin. " ucap Iqbal menggoda. Wajah Maria mulai memerah karena malu. " Ini bukan salah Maria tapi salah Ra...." Maria menghentikan kalimatnya, wajahnya semakin malu. Mana mungkin ia menyalahkan Rama di depan semuanya. " Ayo.. salah siapa ? siapa tadi ? Ra...siapa? Jangan-jangan Ra itu Ranjit....Raju...Rangga..." ucap Iqbal menebak. Maria semakin malu dibuatnya. Ratna menggelengkan kepalanya melihat kelakuan Iqbal yang menggoda kakaknya. Johan menatap Iqbal " Jangan terlalu menggoda kakakmu ." ucap Johan berwibawa. " Ah..papa, pasti ngebela in kakak." protes Iqbal. " Aku kan putri kesayangan papa." ucap Maria tersenyum penuh kemenangan. Iqbalpun mencibir. Maria kembali mengambil sop ayam yang ke asinan tadi. " Tunggu 5 menit, akan kusulap jadi enak kembali."

Maria membawa sop ayam ke dapur. Ia kembali memasukannya ke dalam panci. Kompor gas dinyalakan. Maria menambahkan air secukupnya. Ia pun menunggu sampai sop ayam mendidih kembali. Ketika mendidih, Maria menambahkan Rayco rasa ayam untuk menambah rasa kaldunya yang berkurang akibat ditambah air tadi. Ia kemudian mencicipinya kembali " Ah..sudah lumayan daripada yang tadi. " Maria mematikan kompor dan kembali menghidangkan sop ayam di atas meja makan. Iqbal kembali mencicipi sop ayam tadi.

" Gimana ? udah enakan ?" Maria tersenyum bangga. "Gitu aj bangga. Nilai masakannya 6 , karena masakan yang dipanaskan vitaminnya berkurang, selain itu kakak pasti pake penyedap rasa agar rasa kaldunya yang kurang karena ditambah air jadi bertambah. " ucap Iqbal seperti kritikus makanan. " Bilang aja tak mau kalah." ucap Maria kesal. " Itu kenyataan lho." ucap Iqbal cengar cengir. " Iqbal, coba hargai kakakmu yang telah bersusah payah memasak makanan untuk kita ." ucap Johan lagi. " Iya deh. Saya kasih 7." ucap Iqbal " Betul 7 ? " ucap Maria meyakinkan, Iqbal mengangguk.

" Tunggu ya, kamu bakal menyesal." Maria pergi ke dapur lalu datang dengan membawa sepiring prekedel yang begitu menggugah selera ketika melihatnya.

Iqbal melotot melihat prekedel yang dibawa Maria. Air liurnya hampir berlompatan keluar.

" Karena kamu kasih aku nilai 7 maka jatah prekedel tak ada." ucap Maria. " Jangan gitu dong kak. Boleh ya...?" kali ini Iqbal memelas.

" Kalau gitu tambah nilainya." Maria mengajukan penawaran. " iya deh 8 ." ucap Iqbal lemes. Maria menggeleng " em ..lagi tambah. "ucap Maria." 9 !" ucap Iqbal. Maria masih menggeleng. " Iya deh 10." Akhirnya Iqbal menyerah. " Ye...!" Maria tersenyum penuh kemenangan. Johan dan Ratna tersenyum melihat keakraban kedua anaknya.

" Sekarang ayo makan bersama. " ucap Johan. Merekapun makan bersama dengan penuh keakraban

Maria masuk ke kamarnya setelah bersih bersih di dapur. Perlahan-lahan Maria merebahkan badannya ke kasur empuk. Maria menarik napas panjang. " Ada apa dengan hatimu Maria ? Mengapa Rama harus ada dalam lamunanmu hingga membuatmu melakukan hal yang bodoh ? Bodoh...bodoh..bodoh. Sepertinya terjadi sesuatu dengan hatiku. Jangan-jangan.....,tidakkk....aku tidak boleh jatuh cinta. " Maria mengacak-acak kepalanya yang tak gatal. Tiba-tiba wajah Rama kembali membayang. " Eh..." Maria menutupi mukanya dengan bantal. " Aku harus tidur. " Maria meletakan kembali bantal di bawah kepalanya. Ia mencoba memejamkan matanya. Namun tak bisa, Maria begitu gelisah, wajah Rama terus membayang menghantui lamunannya. Jam 1 malam, Maria masih tak dapat memejamkan matanya . " Ah...besok aku harus kerja, jadi tolonglah..., ah...iya sebaiknya aku shalat tahajud saja, lalu baca yasin. Yah...aku harus mencobanya." Maria mengambil air wudhu di kamar mandi dalam kamarnya lalu shalat tahajud 2 rakaat memohon agar bayangan Rama menghilang dari fikirannya. Sesudah shalat tahajud, Mariapun membaca surah yasin agar hatinya lebih tenang. Setelah selesai Maria mencoba berbaring memejamkan mata. Beruntung semua berhasil, Maria pun tertidur dengan pulasnya.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!