Nama ku Amelia panggil saja Amel,aku bekerja di sebuah perusahaan kosmetik di sebuah kota P ,dan aku pun bekerja sebagai Administrasi. Waktu itu di benak ku hanya berambisi untuk kerja, kerja, dan bekerja,karena dengan begitu apapun yang aku mau bisa ku dapatkan dengan uang ku sendiri tanpa harus meminta kepada orang tua ku. Tidak pernah pula terpikir untuk menikah dalam waktu dekat ini, planing nya sih menikah di usia dua puluh lima tahun sementara di usia dua puluh tiga tahun aja belum punya kekasih hati. Bukan tidak ada cowok yang suka atau demen tapi aku nya yang gak srek sama cowok itu.
Setahun sudah aku bekerja di perusahaan tersebut, pimpinan ku membuka lowongan pekerjaan untuk laki-laki yang di posisikan di bagian gudang.
Pagi itu adalah hari dimana ada seseorang yang membuat mood ku buruk, ada seorang pelamar pelamar pekerjaan tersebut dengan membawa berkas surat lamaran pekerjaan dengan langkah yang besar dan kepala menengadah ke atas seperti lagak orang sombong, nyelonong pula lagi.
"Maaf, mas ada apa ya? harus melewati saya dulu ya mas! " ujar ku menegur si cowok itu.
" saya mau ketemu dengan pimpinan nya mbak, mau melamar pekerjaan di perusahaan ini! " jawab cowok itu dengan nada sedikit sombong.
"iya tapi saya yang di tugas kan untuk menerima berkas nya mas! "aku mencoba menjelaskan.
"baiklah!"ujarnya.
Aku dan Friska teman ku hanya berbisik, "semoga saja dia tidak di terima"
"iya Amel, sombong banget sih itu gayanya!"jawab Friska.
Beberapa menit kemudian pak bos keluar, dan mengumumkan bahwa cowok itu diterima di perusahaan tempat aku bekerja. Dikarenakan cowok itu memiliki banyak pengalaman dalam pekerjaan.
Aku dan Friska pun saling tatap tatapan, " kok bisa sih? cowok amburadul, gaya nya sombong banget lagi, keterima??? " aku dan Friska nyerocos karena merasa tidak senang banget dengan keputusan bos.
"Amel, ini Dian, dia saya tempatkan di bagian pergudangan perusahaan kita, semoga kalian semua bisa bekerja sama dengan baik! "
"baik Pak! "jawab ku pasrah.
Hari - hari pun berlalu, aku dan Dian pun sudah mulai berteman, dan ternyata setelah mengenali dan berteman dengan Dion ternyata Dian tak se-sombong penilaian ku, semakin hari kami pun semakin akrab, sering jalan bareng, makan siang bareng., dan melihat kedekatan kami teman teman lainnya justru menyarankan kami untuk jadian.
"gila! yang bener aja aku jadian sama Dian??? "
pikir Amel dalam hati.
gak mungkin aku menyukai nya? "
Hari demi hari kami semakin dekat, sering BBM-an pada waktu itu, yg lagi tren,
sehingga kami pun jadian.Entah kenapa aku begitu nyaman saat berada di dekatnya, kami sering menghabiskan waktu berdua, makan selalu bareng, Jalan-jalan ,, padahal awalnya aku berfikir kalau Dian begitu cuek, dingin dan sombong, namun setelah mengenalnya aku sangat nyaman karena ternyata Dian begitu penyayang dan asyik banget.
Sampai suatu hari disaat jam kerja berlangsung aku datang ke gudang mau cek stok barang, waktu di tangga terjadi insiden yang buat darah ku berdesir, saat Dian di tangga sedang menyusun barang, dan aku tidak jauh dari tangga tersebut, Dian terpeleset dan jatuh pas mengenai ku, tepat bibir Dian singgah ke bibir ku, dan seakan jantung ku dan waktu terhenti beberapa saat, dan begitu tersadar aku tertunduk malu, dan rasanya pipi ku memerah padam, dan Dian pun jadi salah tingkah dan mencoba meminta maaf pada ku.
"Amel, maafin aku ya? sungguh!! aku gak sengaja. "
"hhhhmmm,, iya... gak apa-apa kok."
sambil tertunduk malu. dan Amel pun, buru-buru keluar dari gudang tersebut.
"untung saja, gak ada yang lihat,kalau ada yang lihat bisa dikira buat mesum lagi!
tapi??? aku suka,, hihihi,,, romantis banget kamu Dian,, hihihi,,,
Amel jadi tersenyum - senyum sendiri saat berada di toilet," tapi rasa nya malu banget jumpa sama Dian tapi ya sudah lah!" desah Amel.
Setelah jam makan siang selesai, Dian hendak meminta faktur kepada Amel, namun Amel hanya tertunduk malu.
"kenapa tertunduk begitu?, takut? malu? teringat kejadian tadi?"
" ah, gak kenapa kenapa kok,
ada apa kesini?"
" kok sinis gitu? Aku cuma ingin minta faktur barang keluar!"
" oh, baiklah nih! "
sambil memberikan kertas faktur.
Dian pun, dan sambil meraih faktur tersebut, dengan iseng Dian sengaja menyentuh tangan Amel dan menggenggam nya, spontan Amel kaget dan sedikit menjerit-jerit.
Kenapa Amel? tanya Dian dengan wajah tak bersalah.
Amel dengan malu malu hanya senyum - senyum di tempat saja.
"ya ampun, kok aku malah nyaman banget sama Dian ya." Pikir Amel.
Januari ini Amel dan Dian pun resmi menjadi sepasang kekasih, betapa bahagianya Amel, memiliki seorang pacar yang perhatian, penyayang dan care banget sama dia. Tapi dalam hati Amel sempat ragu, ragu bagaimana jika nanti ayah nya tau tentang hubungan mereka yang jelas-jelas akan di tentang keras oleh papa nya tersebut. karena papa Amel sangat tidak suka dengan orang yang bersuku Minang apalagi asli pariaman, entah ada permasalahan apa dahulu nya sehingga papa begitu tidak senang nya dengan laki-laki bersuku minang,tapi di hati Amel tetap membisikan harapan.
"jalani aja dulu, jika jodoh ayah pasti menerimanya, lagi pula gak semua hubungan pacaran langsung nikah, dan tidak semua orang minang itu jahat, ya Allah berilah aku petunjuk.
jangan sampai pengalaman buruk dulu bersama orang minang terulang lagi.
saat ini aku merasa ada bahagia bersama Dian, ada keraguan juga karena sudah beberapa bulan menjalani hubungan ini Dian masih belum mau di ajak ke rumah untuk bertemu keluarga ku.Jika ingin jumpa di luar jam kerja kami jumpa diluar dan tanpa sepengetahuan papa n mama."
Karena keseringan keluar tanpa alasan yang jelas, sampai akhirnya papa curiga dan bertanya,
"Amel,Amel!"
" iya pa!"
"kamu mau kemana? mau jumpa pacar kamu lagi? kenapa tidak dia aja yang datang kesini jemput kamu, kenapa harus jumpa di luar?
bukannya papa tidak tau ya, kalau kamu sering keluar itu sering jumpa sama laki-laki kan?"
"iya papa, Amel tertunduk gugup! Amel sudah mengajaknya ke rumah kok pa tapi dia belum siap katanya jumpa dengan papa. nanti kalau dia udah siap pasti Amel kabari papa."
"Amel, papa pengen nya kamu segera menikah, umur kamu sudah hampir 25, kalau bisa berhubungan lah dengan laki-laki yang serius dalam hubungan itu, bukan hanya untuk nafsu saja. "
"iya pa, Amel mengerti apa yang papa maksud. "
*****
"Amel sayang, jangan salah menilai maksud papa, papa hanya ingin anak papa itu dekat dengan laki-laki yang seperti apa, baik kah anak nya?, sopan kah orang nya, dan bertanggung jawab kah dia terhadap kamu nak!"papa mencoba menjelaskan maksud nya bertanya.
"iya pa, Amel ngerti kok. nanti Amel coba jelaskan ke dia. Ngomong- ngomong malam ini bolehkah Amel menemui nya pa? " kataku setengah merengek.
"baiklah, Hati-hati dan jaga dirimu baik-baik!"
pesan papa.
Sesampai nya di tempat janjian Amel mencoba membuka percakapan.
Amel: "yank, tadi sebelum aku berangkat kesini, papa nanya aku kemana dan menemui siapa?"
Dian : "Lalu kamu jawab apa?"
Amel ; "ya aku jawab menemui kamu lah yank. "
Dian: "Lalu papa kamu bilang apa?"
Amel; "papa mau kamu ke rumah menemui mereka, mereka ingin kenal sama kamu. Bagaimana yank?"
Dian:" Maaf yank, bukan nya aku gak mau, tapi mental aku belom siap bertemu orang tua kamu yank."
Amel; 'Lalu kapan yank?"
Dian; "Nanti saat aku siap pasti aku kabari."
Amel: "Sebelum nya yank, sebenarnya keluarga ku anti sama orang minang, apa lagi kamu asli pariaman, bukan nya apa apa dulu papa pernah punya pengalaman buruk sama orang minang, untuk itu aku ingin membuktikan ke papa tidak semua orang minang itu sama, baik buruk nya seseorang itu tergantung kepribadiannya, benar kan yank?"
Dian: "segitu buruk nya orang minang di mata keluarga mu yank? memang nya pengalaman buruk apa sih yang di alami papa kamu sampai anti sama orang minang?"
Amel; "Dulu aku pernah sempat tunangan sama orang minang, sampai dia ninggalin aku dan aku gagal nikah, karena itu ayah benci sama orang minang. "
Dian hanya diam terpaku.
Amel: "jadi gimana yank, apa hubungan kita tetap dilanjut atau udahan? tapi aku udah terlanjur cinta dan sayang sama kamu dan apapun yang terjadi aku gak mau pisah sama kamu."
Mata Amel mulai berkaca-kaca.
Dian; "iya aku juga gak mau pisah sama kamu, kamu janji ya gak akan ninggalin aku?
oiya aku mau minta satu hal sama kamu, tapi aku yakin kamu tidak akan setuju dan mau memberikannya."
Amel: "apa itu? kalau bisa aku penuhi akan aku berikan, tapi jangan yang aneh aneh ya?"
Dian: "jika kamu benar benar cinta dan sayang sama aku, dan gak mau pisah sama aku kamu mau memberikan mahkota terindah kamu untuk ku?"
Amel;" gila kamu???? aku bukan gadis murahan, bukan itu cara nya agar hubungan ini diterima papa ku?"
Dian; "lalu apa? bagaimana cara nya lagi? kamu gak mau pisah sama aku begitu juga dengan ku, agar kita bisa saling memiliki satu sama lain, kami hanya jadi milik ku."
Amel;" gak, gak yank, aku gak mau, seperti itu, apa pun yang terjadi aku gak akan melakukan hal tersebut, ini bukan solusi agar cinta kita di terima papa ku."
Dian;" hanya sampai disitu besar nya cinta kamu ke aku?"
Amel: "aku sangat mencintai kamu yank, tapi gak gitu juga kan? hiks...hiks..hikkss."
Amel menangis tersedu sedu,Dian melangkah perlahan dengan tatapan yang tak berkedip, membuat Amel mulai ketakutan, begitu dekat Dian mengecup kening nya sambil memeluk hangat dan berkata,
Dian:" aku cuma bercanda yank, udah jangan nangis, jelek tau! udah bisa cium kening yank aja udah cukup untuk ku. "
Amel;" iiiiccchh,, kamu??? bikin aku takut aja! aku kira kamu bakalan paksa aku dan perkosa aku di tempat ini."
Dian: "udah gak usah nangis lagi, yuk kita pergi makan?"
Amel; "hanya menuruti Dian sambil menggandeng tangan Dian dengan manja nya."
Sejenak kami membuang beban pikiran kami saat itu, dan menikmati hidangan makan malam yang sudah kami pesan.
Setiap hari jumpa di tempat kerja, telponan sampai tengah malam bahkan sampai tertidur dan handphone kami mati sendiri karena kehabisan baterai, namun tidak ada rasa bosan si antara kami. 7 bulan sudah kami menjalani hubungan ini.
Suatu hari tepat di hari ulang tahun Amel, Dian mengajak Amel jalan jalan ke taman kota, dan di sana ternyata Dian sudah menyiapkan kejutan untuk Amel. disaat mereka sedang asyik menikmati minuman dan beberapa camilan ada pengamen yang datang menyanyikan lagu ulang tahun,senang sekali hati Amel yang tampak dari mata nya yang berbinar.
Dian;"bagaimana yank? apa kamu suka?"
Amel;" thank you sayang,, gak nyangka kamu romantis juga."
Dian: "dan ini kado dari aku buat wanita cantik yang ada di hadapan ku ini."
Amel;" wow.... terimakasih sayang, love you.... "(sambil memeluk Dian).
Beberapa waktu berlalu begitu cepat, dan waktu nya Amel pulang, sampai di rumah Amel membuka kado tersebut., dan wahhh,, isi nya adalah boneka beruang yang sangat besar.
"Makin cinta deh, tau aja kamu yank, apa yang aku suka, padahal gak pernah cerita. "
( kata Amel sambil meluk meluk boneka tersebut. )
Karena senang nya Amel sampai lupa kalau dia telah banyak melupakan orang tua nya, tidak ada yang nama nya makan bersama keluarga, santai ngobrol di ruang TV bersama keluarga, sehingga papa nya marah besar.
Papa; "Amel! papa perhatikan kamu semenjak pacaran kamu sudah jarang di rumah,
keluar setiap malam, dan sudah beberapa bulan laki laki itu juga tak kunjung datang menemui papa, kalau benar dia serius sama kamu, dia pasti datang., tapi apa? pokok nya papa gak mau tau malam ini juga harus kamu akhiri hubungan mu bersama nya. papa tidak peduli.
papa hanya ingin kamu menikah dengan orang yang benar benar bisa membahagiakan mu. papa sudah tua, dan sudah waktu nya papa ingin menggendong cucu."
Amel hanya terdiam duduk tersandar menangis sambil memeluk boneka pemberian Dian.
"haruskah begini? di hari bahagia ku ini aku harus kehilangan cinta ku,,??
aku bingung harus bagaimana, di satu sisi aku sangat mencintai Dian dan tidak mau kehilangan nya, tapi di lain sisi aku tidak mau membantah ayah dan jadi anak durhaka,apa yang akan aku lakukan, aku harus bagaimana?"
Amel hanya duduk terpaku sambil memegang handphone, ia ingin menelpon Dian tapi bingung ingin mengatakan apa. Karena belum lama Dian memberikan nya kebahagiaan yang tidak di duga sebelumnya. Setiap ingin menekan nama Dian tiba tiba Amel ingat kemarahan papa dan menunda untuk menelpon Dian .Amel mencoba mengetik pesan, namun ia bingung hendak menulis apa, bolak balik Amel hanya menulis lalu menghapus pesan yang sudah di ketik nya, baiklah aku harus bicara langsung pada Dian esok hari.
****"
Pagi ini begitu cerah, namun tak secerah yang terlihat di wajah Amel.
"pagi Amel, kenapa itu mata sembab, ada apa??? sapa Dinda.
" Aku galau Fris,papa menentang keras hubungan ku dan Dian, karena Dian orang minang, aku gak tau harus ngomong apa ke Dian" Amel menjelaskan kesedihannya saat ini pada dinda rekan kerja dan juga sahabat Amel di kantor.
"yang sabar ya Mel,, begitu dinda memanggil nama Amelia, mungkin ini ujian untukmu hubungan kalian., semoga saja kalian bisa melalui nya.
coba aja bicarakan dengan Dian pelan-pelan mana tau ada solusi dari dia. saran dinda!
Dari pintu masuk terdengar suara motor Dian, Amel pun mulai bingung harus bagaimana.
" pagi yank?!? sapa Dian sambil menggoda Amel.
"pagi juga, yank! dengan nada terbata.
Ada apa ini, pagi ini terlihat murung, baru aja semalam happy nya. kok pagi ini udah murung aja. Tanya Dian penasaran.
Amel : yank, sebenarnya,, anu,, yank,,,
Dian: anu apa? ngomong yang jelas dong yank.
hiks.. hiks.. hiks... Amel mulai terisak menangis,,
loh kok malah nangis? di telponin semalaman malah di tolak,
Amel: "papa menentang hubungan kita yank, karena kamu orang minang! Dan papa marah besar sehingga meminta ku untuk mengakhiri hubungan ini. sementara aku gak mau pisah dari kamu yank. kita harus gimana yank?"ulas Amel
Dian; hanya terdiam saja, tanpa memberi jawaban dan komentar apapun. dan Dian pun pergi ke gudang,
"aku kerja dulu ya" kata Dian lirih.
sesampai di gudang Dian hanya terpaku dan membisu.
*****
Sejak saat itu sikap Dian berubah, selalu menghindar dari Amel, setiap pesan dari ponsel Amel hanya di read saja, tidak ada balasan.
1 bulan sudah hubungan kami dingin tanpa kata, Amel yg sekarang lebih banyak menghabiskan waktu di rumah saja. sehingga papa Amel bertanya
"tumben sering di rumah sekarang? udah putus? kalau iya baguslah kalau begitu, papa hanya ingin kamu bahagia, karena itu papa mau kamu cari yang lebih serius dan papa juga sudah ingin menggendong cucu. Kamu tau kan papa sering sakit-sakitan sebelum papa meninggal papa mau ngelihat kamu menikah dan bahagia. cari lah orang yang baik, dan serius.
"iya pa!" jawab Amel lirih.
Hari ini adalah hari spesial buat Dian dimana hari ini adalah hari lahir nya Dian, maka Amel pun mencoba memberi surprise dan ingin mengakhiri hubungan mereka, tapi Amel berfikir lagi.
" Gak, gak mungkin di hari bahagia nya ini aku memberi nya luka."
"Dian, nanti aku mau kita ketemuan, di taman kota tempat biasa kita jumpa, ada yang ingin aku bicarakan.
Tepat pukul 20.00 wib Amel dan Dian bertemu di tempat biasa,
"sebelumnya , aku mau minta maaf sama kamu yank, kalau aku akhir akhir ini menghindar dan bersikap dingin,"Dian mencoba menjelaskan.
"Semenjak kamu bilang papa mu menyuruh kita mengakhiri hubungan ini, saat itu pula aku mencoba menghindari kamu. Agar kamu bisa melupakan aku. Tapi jujur, jauh dari mu itu sulit untuk ku menjalani hari- hari ku.Apakah kamu mau memaafkan ku? dan aku ingin kita tetap menjalani hubungan ini, hingga kita benar-benar gak bisa lagi untuk mempertahankannya! "pinta Dian.
Amel tersenyum dan tanpa pikir panjang lagi langsung memeluk Dian.
"yank, aku sangat merindukanmu," bisik Amel dengan manja. Dian pun membalas pelukan Amel dengan erat.
Sejak malam itu hubungan mereka semakin membaik lagi dan sudah tidak dingin lagi.
setelah beberapa bulan hubungan Amel dan Dian kembali baik tiba-tiba papa Amel membawa 3 orang pria lajang dari kampungnya, dengan profesi yang berbeda beda.
"Amel, ayo kesini,! papa memanggil Amel ke ruang tamu.
" Ada apa pa? tanya Amel sambil merapikan rambut nya yang lagi acak-acakan karena habis tiduran di kamar.
"Amel, sini kenalkan anak teman-teman papa dari kampung, ini Rudi kerjaan nya sebagai polisi di kecamatan, ini Andi dia ini satpam di sebuah rumah sakit di pusat kota, dan ini Iwan , pemilik Swalayan di kampung kita,
kamu pilih lah dari mereka ini, jangan berharap lagi dengan pria yang gak jelas keluarga nya dan keseriusannya. ujar papa dengan tegas!
" Pa, Amel hanya sayang Dian dan hanya ingin Dian yang jadi suami Amel pa! Dian hanya butuh waktu pa, untuk menyiapkan mentalnya menemui papa." Kata Amel menutur kan maksud Dian.
"Tapi papa gak suka dengan pria itu"tegas papa Amel!
"tapi pa gak semua orang Minang itu jahat pa, Dian orang baik kok pa! "Amel mencoba menjelaskan.
"Tidak!"nada papa mulai meninggi, Amel hanya terdiam dan menangis.
" Rudy, Andi, iwan maaf atas sikap Amel, nanti kita ketemu lagi ya, Terima kasih sudah mau datang ke rumah om, "
"iya om, kami menunggu keputusan dari putri om saja, siapa yang dia pilih dari kami bertiga"!
jawab, iwan!
" baiklah" anak - anak kalian boleh pulang, nanti akan om kabari lagi." Kata papa Amel dengan ramah
"baik om, assalamu'alaikum!
kami permisi om.
****
"papa? kenapa sih pa? harus bawa mereka segala? gak harus begini juga kan pa? tanya Amel kesal.
" Amel anak ku, papa hanya ingin kamu menikah dengan pria yang jelas keluarga nya. papa gak mau kejadian dulu terulang lagi.'' Papa menjelaskan kecemasannya.
Amel hanya diam tak bergeming.
"papa, berikan waktu untuk Amel bicara dengan Dian pa,? mama mencoba membujuk papa.
" sudah lah ma, mama jangan selalu memihak Amel, cobalah mengerti maksud papa, papa hanya ingin melihat anak kita bahagia ma!"Tegas pa.
"setidaknya pa, beri dia waktu untuk meyakinkan Dian, kekasih nya itu untuk menemui kita,"
"Baiklah! papa akan kasih kesempatan untuk kamu Amel meyakinkan Dian. papa tunggu Dian datang menemui papa malam minggu ini. !
Amel hanya diam dan masuk kamar, Amel mencoba meraih ponsel nya, dan mengirim pesan pada Dian, bahwa papa nya ingin bertemu dengan nya kalau memang kamu serius sama aku! dan Amel mengajak Dian bertemu malam ini,dan mereka pun bertemu di kafe di depan Rumah sakit ternama di kota P
di awal pertemuan itu, terlihat jelas di wajah Dian ada amarah, jengkel dan sedih.
"Maksud nya apa sih, kok maksa aku untuk ke rumah kamu terus, aku udah bilang kalau aku belum siap bertemu orang tua kamu!
tapi kamu selalu memaksa ku, " Dian memulai percakapan malam itu,
" Aku tuh bisa apa? toh aku juga di desak papa, papa hanya ingin jumpa kamu dan mengenal kamu, bukan nya untuk melamar!" Amel menurut kan maksud papa nya.
"Ah, sudah lah kalau memang kamu udah gak sayang aku lagi dan ingin udahan ya, terus terang aja, jangan jadikan papa kamu alasan untuk mengakhiri semua ini. " Kemarahan Dian memuncak.
" jangan sinis gitu dong, kalau emang aku udah gak sayang kamu mungkin aku udah nerima pria pria yang di bawa papa ke rumah untuk jadi suami aku, tapi kamu malah nuduh aku seperti ini. Aku hanya ingin membuktikan ke papa kalau gak semua orang minang itu sama dan kamu itu memang serius sama aku, itu aja." Kata Amel panjang lebar.
"Setahun sudah kita menjalin hubungan diam - diam begini, asal kamu tau papa itu lagi sakit, dan dia ingin liat aku itu segera menikah selama dia masih ada. tapi kamu tidak pernah mau menemui papa,"
Amel menjelaskan.
"Kalau aku belum siap kamu mau nya bagaimana? tanya Dian sinis, "
"Kalau kamu mau nya begitu, kita udahan ya sudah kita akhiri aja hubungan ini, walaupun itu berat untuk ku." Bentak Amel.
Dian hanya diam dan pergi meninggalkan Amel sendiri dengan kekalutan nya.
****
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!