NovelToon NovelToon

Reinkarnasi Seorang Putri

Awal mula.

...Happy reading!...

.......

.......

Kepala ku pusing, darah terus berceceran dimana-mana. Kuangkat kepalaku dari kemudi mobil, kulihat sekeliling sangatlah sepi tak ada orang lewat satu pun. Penglihatan ku mulai kabur-kabur, kepalaku terus mengeluarkan sakit yang bukan main. Rasanya aku sudah tidak kuat lagi menahannya.

Kenapa aku bisa berakhir begini ya? Apakah ini yang namanya takdir yang sudah menunggumu. Aku bahkan belum mengucapkan selamat tinggal pada semuanya. Hahaha, sepertinya tak bakal sempat ya. Sudah waktunya kurasa.

Kututup mataku perlahan-lahan, rasa sakit nya lama-lama menghilang bersamaan dengan nyawaku yang terasa terangkat perlahan-lahan

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

"Selamat datang, tuan Fardhan Yotsuki!"

Suara imut itu muncul tiba-tiba memasuki indra pendengaranku.

Aneh, aku yang memang aneh atau tubuhku yang dasarnya dari lahir sudah aneh? Kenapa aku merasa bahwa hawa sekitar tubuh ku juga sangatlah berbeda, apa ini yang namanya kematian?

Kalau ini kematian, lantas siapa yang memanggil ku barusan? Apa kali ini mbak kunti punya niat main petak umpet? Ukh mengerikan!

Saya paling anti sama yang namanya horor bin jumpscare kawan!

"Tuan Fardhan? Mungkin anda sekarang bertanya-tanya dimana anda sekarang dan apa yang sedang terjadi, pertama bukalah dulu mata anda lalu saya akan menjelaskan apa yang terjadi pada anda." jelas suara tersebut, sungguh suaranya sangat imut sekali!

Mengikuti permainan mbak kunti sekaligus karena tak punya pilihan lain, akhirnya kubuka perlahan kedua mataku penuh dosaku, Upss...

"Bagaimana?"

Suara itu kembali terdengar tak kala netraku mulai terbentur cahaya yang sejak tadi mencoba untuk menyelinap masuk.

Ekspresi terkejut tak lagi dapat terbendung, penglihatanku dibuat seakan tak percaya sebab keberadaan (yang tadinya kukura kunti) ternyata adalah seorang wanita cantik bersayap diseberang meja yang ada diantara kita.

Tunggu, bersayap? Dan kenapa telinganya terlihat lebih panjang? Apa ini bentuk surga wibu tersendiri untukku?

Dalam benakku dipenuhi oleh berbagai macam tanya yang entah datangnya dari mana, sisi wibu menguasai sekarang (◔‿◔)

"Mungkin anda sedang bertanya-tanya seperti siapa saya? Dimana ini? Kenapa bisa ada perempuan yang sangat cantik bersama anda, akan saya jelaskan satu persatu." Dia berkata seperti itu dengan tangan yang mengepal memukul pelan dadanya.

Cantik katanya? Ugh memang kuakui ia adalah gadis ketiga tercantik sedunia bagiku (Tentu saja yang pertama ialah ibuku dan kedua adalah calon istriku nantinya, valid no debat!) Tapi bukannya dia terlalu narsis?

"Perkenalkan, saya adalah roh peri dunia Exsalia. Saya yang nanti akan mendampingi anda didunia ini. Singkatnya nanti anda akan dihidupkan kembali, tapi bukan di dunia asal anda. Sudah mengerti bukan?"

Tunggu-tunggu, dunia lain? Dihidupkan kembali? Apa kau bercanda?

"Apa maksudnya?" Sebuah pertanyaan keluar dari mulut indahku, ya kurasa dua kalimat itu cukup untuk mewakili semua bentuk pertanyaan diotakku.

"Pertanyaan itu akan saya jawab nanti. Untuk sekarang tolong persiapkan diri anda tuan, selamat menikmati hidup baru anda!" Wanita itu melemparkan senyum manis padaku sambil mengangkat satu tangannya keatas, dua jari saling bersentuhan lalu terdengar bunyi...

Ctekk!!

Tanpa sempat menanyakan alasan dari perkataannya, secara mendadak tempatku duduk berubah menjadi ruangan putih yang hampa. Sangat hampa bak dunia tanpa batas jika kalian bertanya bagaimana rupanya.

Jika muncul lagi dipikirkan kalian bahwa semua ini ada di studio film aksi, aku menolak keras pemikiran itu.

Telapak kakiku terasa hampa, tubuhku terus terasa terombang-ambing oleh derasnya aliran yang terus saja menyedot sedikit demi sedikit seluruh tubuhku.

Akhhh, siapapun tolong !

"BELIAU BERNAFAS!"

Hmm?!

Perasaanku mulai memburuk menyadari ada sesuatu yang aneh..

Sekarang tak tau kenapa, aku merasa sekujur tubuhku terasa sangat lemas sekali. Seperti baru saja disuruh kerja paksa selama seminggu tanpa asupan para wanita seksi (・∀・)

Tidak ada satupun anggota tubuhku yang dapat kugerakan.

Secara samar, terbentuk beban di bagian dahiku.

Rasa penasaran tak dapat kubendung lagi. Kubuka kedua mataku perlahan, terlihat disana bayang-bayang wujud seseorang berpakaian putih tengah menaruh telapak tangannya yang bercahaya tepat di dahiku.

Hanya satu pertanyaanku, siapa kakek bau tanah ini! Berani sekali menyentuh jidat mulusku!

Cepat singkirkan tanganmu dasar bau tanah!

Darr!!!

Suara benturan pintu terdengar keras masuk kegendang telingaku. Mengikuti gelombang suaranya yang perlahan menghilang, seorang wanita cantik dengan rambut emas panjang dihiasi tiara diatasnya berdiri diambang pintu.

"Bagaimana, hufhh.. hufh.. bagaimana keadaan Lauren sekarang?" Tanyanya dengan pernafasan yang belum stabil.

Sang bau tanah berbalik, nampak kulihat sekilas muncul senyum tipis diwajah keriputnya. "Walau ada sesuatu yang menjanggal, selebihnya Putri Lauren sudah sadar." Ucapnya.

Senyum lega terukir diwajah si wanita cantik, "Itu kita bicarakan diluar saja. Yang terpenting saat ini..."

Wanita itu berlari kecil ke arahku. Tanpa sempat menyadarinya, ia dengan cepat memeluk tubuhku yang masih berbaring diatas kasur bersama tetesan-tetesan air yang jatuh dari kedua matanya.

"Syukurlah Lauren, syukurlah kamu sudah sadar." Ucapnya tersedu-sedu.

Lauren? Siapa Lauren? Maksudnya aku ya? Maksudnya? Hahhh?

"Putri Falley, mungkin sekarang putri Lauren masih dalam keadaan bingung. Untuk selebihnya, akan saya beritahu ketika diluar.."

"Iya..."

"Kalau begitu, orang tua ini unjuk permisi dulu."

"Terima kasih, saya nanti akan keluar secepatnya."

Bau tanah itu membuka pintu lalu pergi meninggalkan kami.

Hmm, kalo dilihat dari pakaiannya, si bau tanah itu sepertinya seorang pendeta karena pada topi panjangnya terdapat tanda salib.

Tapi sementara kita lupakan dulu itu, sebenarnya sampai kapansih wanita ini mau terus memeluk ku? siapasih sebenarnya dia ini? Kamu tidak tau kalau seumur hidupku ini aku tidak pernah dipeluk perempuan selain ibuku? Bikin salting banget dah mbaknya (╯°□°)╯︵ ┻━┻

Apa lebih baik kutanya saja ya? Tapi bagaimana seharusnya? Akhh, kutanya dulu sajalah!!

"Permisi.." Ugh suaraku terasa serak berat-berat, rasanya seperti sudah tidak minum selama 3 hari saja.

"Iyaaa ada apa Lauren? Apa badanmu masih sakit? Atau kamu lapar?"Jawab wanita itu spontan dengan nada penuh kekhawatiran.

Aku hanya dapat menggeleng kecil, "Sebenarnya anda siapa?" Tanyaku.

Wajahnya nampak memucat, matanya yang sebelumnya bercahaya seakan lenyap tanpa sisa.

Bermodal senyum tipisnya, ia menjawab pertanyaan singkatku.

"Kamu tak perlu tau siapa aku, yang terpenting sekarang adalah kesehatanmu. Nanti lambat laun kamu akan tau siapa itu aku, sekarang lebih baik kamu tidur ya, Lauren."

Ia mencium lembut dahiku lalu tersenyum tipis.

"Selamat malam."

Meninggalkan senyuman kecil, ia menarik gagang pintu lalu keluar. Sosoknya kini menghilang perlahan lalu tak lagi tertangkap oleh lingkup pandangku.

Sebenarnya siapa sebenarnya gadis speak bidadari surga itu? Apa dia sekarang ceritanya jadi salah satu selir dari sekian banyak wanitaku?

[Tuan, anda itu ternyata orangnya sangat percaya diri sekali ya!]

Dahiku mulai berkerut tanda bingung, "Suara ini, kamu yang tadi Exsalia-Exsalia itu bukan? dimana kamu?" Tanyaku.

[Saya?? Saya selama ini dalam tubuh tuan..]

"Tubuhku, bagaimana bisa kamu didalam sana?"

[Nanti akan saya jelaskan lebih detailnya. Intinya, sekarang jiwa tuan telah ditransferkan ke dalam tubuh yang berbeda. Tuan sekarang hanyalah sekedar jiwa yang menggantikannya saja...]

"Setelah mati, sekarang kamu menyuruhku untuk pura-pura jadi orang lain, yang benar saja!"

[Tuan, kita bahas itu nanti saja. Yang terpenting kita harus segera mengikat kontrak agar kita bisa saling terhubung]

"Mengikat kontrak? Maksu-bukan bukan, bagaimana caranya?"

[Tuan tinggal fokus, tenangkan dan kosongkan pikiran]

"Untuk apa melakukan itu?!"

[Sudahlah, lakukan saja!!]

"Baiklah..." Lagi-lagi, rasanya kesadaranku diambil secara paksa oleh makhluk aneh itu.

..._____...

"Selamat datang kembali tuan!!" Suara lembut Exsalia menyambut kemunculanku.

Walaupun sangat mustahil untuk dipercaya tapi kini, aku sampai lagi keruangan putih dengan meja ditengahnya.

Exsalia, seorang gadis yang adalah peri itu hanya terus tersenyum sembari memperhatikan diriku. Mulai kesal dengan tatapan anehnya, aku membuka pembicaraan.

"Nah, sekarang bagaimana caranya mengikat kontrak?"

"Ahh iya saya sampai lupa. Untuk sekarang, coba tuan berdiri..."

Perintahnya terlihat tidak menyakinkan, tapi yasudah lah mau bagaimana lagi. "Baik." Ucapku menuruti.

Exsalia tersenyum lalu berjalan mendekati tempatku berdiri. Setelah tepat berada didepanku, ia merunduk lalu mengambil tangan kananku dan mencium bagian punggungnya.

"Aku, Roh peri Exsalia dengan ini mengikat kontrak dengan seorang Master, Fardhan Yotsuki atau yang sekarang bernama, Putri Lauren Van Cyles Celestine."

Seketika cahaya memenuhi seluruh pandanganku. Selang setelah cahaya menghilang, terlihat Exsalia yang sudah kembali duduk di tempatnya dengan secangkir teh ditangannya.

"Sudah?" Tanyaku penasaran, bukannya ini terlalu cepat untuk bentuk sebuah ritual aneh?

"Ya, sekarang kita sudah terhubung satu sama lain." Jawabnya.

"Apa untungnya aku memiliki hubungan dengan orang mencurigakan sepertimu?!" Sampai saat ini aku masih merasa aneh, kenapa aku baru menyadari ini? Apa yang bisa kupercaya dari gadis yang mengakui dirinya peri ini?

"Master tidak perlu menyebut saya mencurigakan seperti itu! Dan untuk untungnya memiliki hubungan denganku adalah dapat menggunakan kekuatan khususku!" Ucapnya menanggapi.

"Hehh, kekuatan?! Kamu memiliki kekuatan? Macam tak betul je budak ni!" Keluar sudah logat andalan menyindirku.

"Tak sopan tau!! biarpun begini, saya adalah roh peri agung, roh tertinggi dari semua roh." Jelas Exsalia, ia terlihat menggemaskan dengan kedua pipi yang sudah menggembung besar bak bakpao.

"Dasar tidak sopan!!" Tambahnya lagi sambil bersedekap dada.

"Hehehe, maaf-maaf..."

"Hmff!!" Wah rupanya dia beneran ngambek!

"Oh iya Exsalia, aku belum mengerti apapun tentang sistem dunia ini."

Exsalia menoleh sesaat, "Nantinya Master akan segera paham. Dari pada itu, kenapa Master tak mengurusi diri Master dulu." Hebat, perubahan tiba-tiba darinya.

Yang tadinya ngambek perlahan mulai mencuri-curi pandang padaku dengan sedikit, emm gimana ya, tertawa kecil mungkin?

"Maksudmu??"

Ctingg..

Tepat setelah menjentikkan jarinya, berdirilah sebuah cermin besar tepat di sampingku.

"Master, cobalah mengaca."

"Apa yang mau kamu harapkan dari wajahku-.... Haaahh?!! SIAPA INI???"

Terlihat jelas pada cermin, pantulan seorang gadis berumur 10 tahun dengan rambut putih keabu-abuan panjang, mata yang biru sebiru langit, bibir yang mungil dan lumayan pucat serta kulit putih yang sangat lembut.

Kucubit keras pipiku, ini sama persis seperti yang ada di cermin.

Secara alami teringat sesuatu yang amat penting untukku. Mencoba memastikan, kurogoh bagian selangkanganku.

Gundukan dan.. rawa-rawa....

Exsalia tertawa terbahak-bahak mengeluarkan semua yang sudah ditahannya sejak awal.

"Exsalia, ini nyata?? Ini cuma loluconkan?! KENAPA BISA BEGINI?!!" Aku mulai panik, kemana sudah junior yang sudah kubesarkan seperti anak sendiri itu pergi?!

"Hahahaha, ta-tadi itu sepertinya sudah saya jelaskan ya??" Tanyanya disela tawa.

"Hah?!!" Beoku, semua sistem didalam otakku rasanya dibuat terhenti sejenak sekarang.

"Sekarang ini, Master sudah dipindah jiwakan, tapi dengan tubuh yang berbeda tentunya!"

Senyum Exsalia kian melebar, "Master yang sekarang hanyalah seorang gadis berumur 10 tahun, lebih tepatnya putri kedua kerajaan Celestine. Putri Lauren Van Cyles Celestine.."

"Hahhhhh?!!"

Apa lagi ini?!

...***...

Putri yang hilang ingatan.

...Happy reading!...

.......

.......

.......

"Hahhh?! Tunggu-tunggu, kau bilang kerajaan??" Aku masih tidak percaya akan hal ini, masih ada yang lebih gila lagi daripada juniorku yang sudah menghilang entah kemana itu?!

"Iyaa, karena memang itu kenyataannya" Exsalia menampilkan tampang cuek sembari menyeruput pelan tehnya, sungguh gayanya itu menimbulkan semburat kesal didahiku.

"Lagi pula kenapa harus aku yang dipilih?!" Tanyaku sedikit ngegas.

Exsalia meletakkan gelasnya, tampang yang tadinya nampak acuh kini berubah serius. "Dengarkan Master, di dunia tempat Master tinggal atau mungkin lebih tepatnya dibumi. Disana sebenarnya terdapat banyak sekali sebuah sumber energi sihir..."

"Sumber energi sihir?" Potongku.

"Iya, kebanyakan orang-orang disana tak ada yang menyadari bahwa didalam dirinya terdapat sumber energi yang sangat besar. Karena jumlah energi yang terlalu besar dan itu selalu berdekatan satu sama lain, makanya sihir tidak bisa digunakan disana.. " Jelas Exsalia.

"Lalu apa urusannya denganku?"

"Hanya di dalam tubuh Master sajalah saya menemukan jiwa manusia dengan sumber energi tak sebanyak lainnya."

Melihat ia yang mulai menampilkan senyum lega, aku kembali bertanya. "Jadi??"

"Jika tubuh putri diisi dengan jiwa yang memiliki banyak sumber energi, maka tubuhnya akan hancur menjadi debu..."

"Ternyata bisa saja begitu ya.." sangat tidak masuk akal memang, tap-

"Pokoknya, hanya jiwa Masterlah yang kutemukan cocok untuk mengisi tubuh itu!!" Ucapnya sedikit berteriak, huuh ada apa dengan gadis ini!

"Memang apa yang terjadi dengan jiwa tuan putri sekarang? Dan kenapa kamu betul-betul bersikeras untuk membuatnya hidup walaupun itu jadinya nanti juga bukan dirinya?" Bukannya semua makhluk hidup itu akan berakhir dengan kematian? Kenapa ia berniat sekali menentang hal itu.

"Sebenarnya ini bukan keinginan saya, tapi dewalah yang memutuskannya. Master adalah satu-satunya dan juga merupakan manusia yang sangat-sangat-sangatlah beruntung karena dapat berbicara dengan saya, berbanggalah.." Ia mengatakan sangat tiga kali, jelas sekali niatnya ingin sombong.

"Iya-iya roh peri EXSALIA, untuk aku sudah paham garis besarnya. Tapi setelah ini apa yang harus kulakukan?"

"Hmmmm..."

"....."

Hening sesaat diantara kami, sampai Exsalia bercelutuk.

"Kalo menurut saya sih, bagaimana jika Master pura-pura lupa ingatan saja, sembari Master mencari tau jati diri tuan putri Lauren yang sesungguhnya. Cemerlang bukan?!"

Tak ada saran yang bagus selain itu, untuk sekarang sepertinya aku harus mengambilnya. "Baiklah..." Ucapku.

"Oke, sudah diputuskan!!" Exsalia menepuk kedua telapak tangannya senang.

"Tunggu-tunggu, bagaimana caraku keluar dari sini?" Mau sampai kapan aku disini dengan tubuh yang terlihat gaib ini, aku tak mau ya jadi arwah gentayangan!

"Lakukan saja sama seperti saat Master ingin masuk ke sini." Sarannya yang langsung kuturuti.

"Dasar pendamping yang sungguh merepotkan!"

..._____...

Kubuka mataku perlahan.

Sekujur tubuhku tiba-tiba terasa lemas sangat berbeda tak seperti bersama Exsalia sebelumnya.

Apa itu yang biasa orang sebut dengan tubuh spiritual? Atau mungkin hanya betul-betul dunia arwah gentayangan?

Kukuatkan niatku untuk berdiri perlahan. Tapi nyatanya mustahil, ternyata tubuh lemasku seperti menolak kerasnya.

Memalingkan pandangan wajahku ke sebelah kiri, terlihat wanita kemarin. Ia nampak tertidur pulas yang sepertinya efek kelelahan karena terus menjagaku.

Bukannya sangat beruntung ditunggu oleh selir secantik ini? Ugh teruslah bermimpi setinggi bulan Fardhan!

Kucoba untuk duduk dikasur. Secara tak sengaja, geseran kecil dari tanganku membangunkan wanita tersebut.

"La-lauren?? Selamat pagi." Sapanya mengusap mata ngantuknya dengan senyuman manis dan rambut emas panjang yang sedikit jatuh menutupi setengah mata kanannya.

Kenapa perempuan ini terus bersikeras ada disampingku, seberapa pentingsih putri ini baginya?

Aku yang sekarang ialah orang terhormat, putri kerajaan.

Posisi yang terlalu bermartabat untuk orang yang setengah geblek sepertiku.

Aku berusaha untuk bangun dari tempat tidur yang beratap ini, tapi dengan cepat wanita itu secara halus melarangku.

"Lauren, sebaiknya kamu istirahat dulu sekarang. Jangan terlalu banyak bergerak dan memikirkan apapun untuk sekarang."

Aku mencoba membalasnya dengan mengangguk pelan.

"Bagaimana kalau makan?"

Aku kembali mengangguk, sebenarnya perut ini tak menunjukkan tanda-tanda kelaparan dan untuk sekarang, aku juga belum bernafsu untuk makan. Tapi kalau yang menawarkan secantik ini, sekali-kali tak apalah....

"Tunggu ya..."

Wanita tadi segera menuju pintu lalu keluar dan sesaat kembali masuk.

Hampir tak terhitung sampai satu menit, tiga orang perempuan berpakaian maid layaknya memainkan Cosplay datang menghampiri wanita tadi.

"Tolong bawakan makanannya ya"

"Siap, tuan putri Falley!" Ucap tiga maid tersebut serempak lalu menunduk hormat dan segera pergi.

Wanita tadi kembali, duduk tepat disamping tempat tidurku. Sambil mengelus kepalaku, ia berkata.

"Tunggu ya Lauren."

Aku hanya dapat kembali mengangguk untuk menjawabnya.

Para pelayan tadi memanggilnya tuan putri, Exsalia juga berkata kalau Lauren itu putri ke 2 kerajaan Celestine. Apa jangan-jangan perempuan ini kakakku yang sekarang? Mungkin juga sih, tak mungkin bukan kalau punya ibu semuda dirinya.

Apa kucoba saja ya memanggilnya kakak, tapi kalau salah bukan malunya seperti ingin menghilang saja dari bumi? Hm, masa bodoh lah sayakan juga sudah bukan dibumi!

"Ka...a...k"

Kata-kataku jelas masih terbata-bata, aku serasa seakan sudah kehilangan pita suaraku. Ini tak seberat dan seserak sebelumnya, sepertinya mereka sudah memberikanku minum ketika pingsan tadi.

"Syukurlah, kamu masih mengingat ku Lauren." Air mata nampak mengalir dipipi merahnya.

Ehh, apa aku sudah membuat kesalahan sekarang?!

Kuusap air matanya dengan tangan lemahku yang berat karena tertutup selimut.

Hari itu, kehidupan baruku dimulai. Hidup ku sebagai siswa Sma teladan yang selalu kerja paruh waktu demi uang dan selalu takut pulang malam menggunakan kereta seperti sudah berakhir dengan cepat ya.

Disisi lain, didunia ini sepertinya banyak sekali yang menunggu kedatanganku. Walaupun aku bukan orang yang tepat untuk mereka, tapi akan kuusahakan agar air mata bahagia semua orang disini tak sia-sia.

Oh dan satu lagi, sepertinya harapanku yang tadinya ingin menjadikan wanita ini salah satu selirku padam sudah.

Cantik, kenapa kamu harus menjadi kakakku sih?!

...***...

Hari-hari baru

...Happy reading...

.......

.......

Setelah satu setengah hari lamanya terbaring di tempat tidur, aku sudah mulai bisa berjalan sedikit-demi sedikit. Ya walaupun kesan nya seperti bayi yang baru bisa berjalansih, agak sedikit merangkak atau kadang suka jatuh sendiri.

Jujur saja, susah sekali rasanya. Jiwaku sepertinya belum sepenuhnya menyatu pada tubuh ini.

Kadang aku merasa bisa melakukan ini tapi tubuhku menolaknya karena tak sanggup mengerjakannya dan dengan berakhir sebagai kegagalan.

Para maid juga terus-menerus melarangku untuk berjalan-jalan kesana kemari dan ya pada akhirnya aku menyerah sendiri karena tubuhku sudah memang tak sanggup berdiri lagi ༎ຶ‿༎ຶ

Begitulah kisah menyedihkan ku. Bagaikan bayi baru lahir yang mandi saja dimandikan, makan disuapin bahkan parahnya lagi, ketika ingin buang air kecil untuk pertama kalinya aku meminta salah satu maidku mengajari bagaimana caranya.

Hanya dengan alasan "LUPA" mereka memakluminya, sungguh alasan yang sangat-sangatlah konyol bagi seorang yang pernah hidup 10 tahun tapi melupakan caranya buang air kecil.

Dari dulu tak ada satu pun yang kumengerti tentang perempuan, ternyata jadi mereka itu merepotkan sekali ya.

Kuberikan tepuk kaki lima kali dah untuk kalian!

..._____...

Setelah terlepas dari 1 minggu yang menyedihkan, akhirnya aku mulai bisa bebas dari para maid yang merepotkan itu dan dapat berkeliling ke area istana luas ini sesukaku.

Kata kakakku, lusa ini kerajaan akan mengadakan pesta di ibukota untuk memperingati kesembuhanku.

Berhubung raja pulang besok pagi dari urusannya dengan negara lain, kakakku berniat agar besok menjadi hari khusus buat kita sekeluarga berkumpul. Sekarang aku makin penasaran seperti apa nanti ayah dan juga ibuku ya...

Karena tak ada kerjaan sekarang, mungkin aku bisa ke perpustakaan dulu untuk mencari info tentang dunia ini sebanyak-banyaknya.

Kutanya salah satu prajurit yang sedang berjaga. Prajurit itu dengan cepat langsung mengantarkan ku pada perpustakaan kerajaan.

"Terimakasih ya..." Ucapku tersenyum tipis.

Wajah si prajurit tadi nampak memerah, tapi dengan seluruh kesadaran ia mulai memalingkan wajahnya lalu menundukkan kepala. "Bukan masalah besar, tuan putri.." jawabnya.

Kenapa prajurit itu tak kunjung juga mengangkat kepalanya ya sebelum kuperintah, apa sehormat itu ia pada keluarga kerajaan.

Sempat sebelumnya ia menyarankan agar dapat menemaniku kesana, bagaimanapun juga seorang putri tidak boleh berkeliaran kemanapun sembarangan, jelas prajurit tersebut. Karena tak punya pilihan lain, aku hanya dapat mengangguk dan membiarkannya mengantarkanku ke perpustakaan.

Ketika kubuka pintu perpustakaan tersebut, terlihat seseorang tengah duduk disalah satu kursi perpustakaan. Terlihat jelas dari gaya dan pakaiannya, sepertinya dia adalah penjaga perpustakaan.

Satu hal yang menarik lebih perhatianku. Ia memiliki telinga yang lebih panjang dari manusia biasa yang bentuknya sama persis seperti milik Exsalia, aura disekitarnya juga sangat berbeda dari kebanyakan orang yang kutemui disini.

Akh aku tau, ternyata dia seorang Elf! Kenapa sejak tadi otak-otak isekaiku tidak bekerja ya (・o・)

"Permisi..." Cicitku yang membuatnya menoleh.

"Selamat da-eh Putri Lauren?!" Paman Elf terlihat panik mengenai kedatanganku yang tak terduga, pasti ia tak akan pernah mengira bahwa sang putri kecil Celestine ini akan datang keperpustakaan.

"Maafkan ketidak sopanan saya, tuan putri.." lanjutnya menundukan kepala.

Aku membalas dengan senyum, "Tidak apa-apa, salahku juga karena sudah berkunjung tanpa pemberitahuan.."

Si paman Elf nampak terenggun entah karena apa, "Bu-bukan begitu tuan putri, memang sudah sewajarnya tuan putri kesini. Sikap tidak pantas saya saja yang lambat menyadari anda.."

"Sudahlah tak perlu berlebihan, aku juga kemari hanya ingin membaca buku saja..." Sanggahku menggembungkan pipi, rupanya cara Exsalia ini menurun padaku.

"Apa disini ada buku apa pun mengenai sejarah kerajaan atau dunia ini?" Lanjutku bertanya.

Paman Elf terlihat berfikir, "Sejarah dunia ya? Sepertinya ada, akan saya tunjukan tempatnya, tuan putri." Ajaknya.

Kepala perpustakaan itu memanduku mengelilingi berbagai rak-rak buku yang berdiri. Sembari mendengar penjelasan panjangnya, aku merangkap beberapa buku yang sudah siap kuambil jika selesai menjawabnya

"Dan ini yang terakhir tuan putri, ada yang mau ditanyakan?" Ucapnya menunjukkan salah satu rak dilorong terakhir.

"Sepertinya untuk sekarang belum ada paman, terima kasih ya." Ucapku sambil tersenyum.

Sama seperti prajurit tadi, sang paman Elf sebelumnya juga memintaku untuk ditemani olehnya tapi langsung ditolak keras olehku.

Aku ini tipe orang yang jika ingin membaca harus sendiri jika ingin menghayati, apa ad yang sepertiku?

Mengerti tapi tak tau bagaimana menulisnya, akh itu yang kurasakan ketika mulai membaca buku sejarah tebal ini.

Ayolah nanti saja itu dipikirkan, untuk sekarang apa yang ada dan tertulis disini.

..._____...

Berjam-jam sudah berlalu...

Tak terasa waktu sangatlah cepat sekali berlalu hingga malam hari, hari ini aku selesai menghabiskan hampir seluruh buku lantai bawah perpustakaan ini, banyak sekali informasi yang sudah kudapat.

Tapi satu hal yang tak kusangka-sangka, ternyata Exsalia adalah roh peri agung sungguhan yang merupakan pelindung seluruh roh dan juga merupakan salah satu aset penyeimbang dunia ini.

Kenapa perasaanku selalu saja meragukannya ya? Dasar diriku ini (・∀・)

Saat makan malam tiba, kali ini kakakku tak ikut lagi makan bersama.

Kakakku yang sekarang, Falley Van Cyles Celestine. Dia diberi gelar anak ajaib karena bisa memakai sihir saat usianya 7 tahun dan diumur 8 tahun ia sudah dapat mengontrol penuh kekuatannya.

Ia juga diberkahi otak yang sangat cerdas dalam mengurus urusan negara. Dengan semua itu, ya bisa dibilang ia adalah calon ratu yang sangat sempurna.

Ketika ayah atau sang raja tak ada, dialah yang menggantikan seluruh urusan dinegri ini. Aku masih tidak tau kenapa dia sampai bisa seperti itu..

Tapi itu lah kakak perempuanku didunia ini, yang selalu sibuk mati-matian hanya demi rakyatnya.

Aku salut sekali pada mantan selirku itu ಡ ͜ ʖ ಡ

Selesai makan malam, aku menuju perendaman. Sudah seminggu lamanya aku tak berendam dan hanya merasakan air yang terus-menerus mengalir kekepalaku dan beberapa orang yang terus menggosoki seluruh badanku.

Mau bagaimanapun, aku harus mau tidak mau terpaksa dengan tubuhku saat ini. Tidak akan ada jalan sukses jika kita terus bergantung pada orang lain, pasti ada saatnya dimana aku akan sendiri dalam melakukannya.

Selesai berendam dan mandi, aku langsung menuju kamarku dengan 2 orang maid berada dibelakangku. Yap, maid lagi.

"Kalian sudah boleh pergi..."

"Baik, tuan putri..."

Hufhh...

Kubuka jendela teras kamarku, cahaya bulan seketika datang membanjiri permukaan wajahku.

Bagaimana ya dunia di luar kerajaan ini? Jika aku dapat menjaga diriku sendiri, bukannya tidak mungkin jika nanti aku dapat berpetualang di dunia yang penuh mistery ini?

Itu sesuatu yang kuimpikan..

"Tapi, terlepas dari semua itu. Kemana perginya peri tak bertanggung jawab itu ya?!"

[Apa Master mencari saya?..]

"Aku?! Mencarimu!? Kemana kamu selama seminggu ini? Kenapa baru muncul sekarang hah?!!" Tanyaku kesal.

[Maaf-maaf, ada yang sedang saya kerjakan Master. Yang lebih penting, bagaimana dengan minggu pertama Master?? Menyenangkan??]

"Dasar peri tak bertanggung jawab!"

[Hehehe...]

"Tapi ini, hanya dengan berbicara dalam hati saja kita sudah bisa saling berkomunikasi ya.."

[Yap, ini sebenarnya tergantung pada tingkatan rohnya sih...]

Aku sudah dapat menebak jelas apa yang ingin dikatakannya.

[Tapi, seperti yang Master tau. Roh peri adalah roh tertinggi, paling agung, ratu para roh yang berarti adalah.... AKUU sendirii, mustahil bagiku untuk tidak bisa berbicara dengan manusia terlebih hanya begini.] Jelasnya dengan nada akhir yang sombong

"Hentikan, ocehanmu menyakitkan hatiku!"

[Kejam...]

"Ngomong-ngomong, didunia ini ada semacam sihir komunikasi tidak??" Aku masih penasaran akan hal itu, bukannya kalau ada itu nantinya akan menjadi seperti smartphone?

[Masalah itu Master harus mencari tau sendiri, kalo saya beritau jadi tidak seru dong nantinya..]

"Tapi, bukannya kamu terlalu pelit?!"

[Selamat malam, Master...]

"Dasar kaum tidak penyuka spoiler, huh!"

Mencari tau kah.....

...***...

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!