Nama : Siti Arafah
Umur : 17 tahun
Sifat : pemalu, pintar, keras kepala
Status : mencintai seseorang
Kecerdasan : Tak diragukan
Hobby : membuat seseorang kembali jatuh cinta kepadanya
Jangankan cinta, lomba olimpiade matematika Internasional saja aku bisa untuk mendapatkannya...!
Siti Arafah nama palsu dari diriku yang selama ini menjadi topeng bagiku untuk mendapatkan rasa cinta dengan tulus. Aku biasa di panggil Siti karna itu merupakan nama popeler aku di sekolah.
Biasanya kalo di England aku tak biasa untuk bersikap sopan apalagi bicara dengan sebutan "Aku" "Kamu". Aku menyulap diriku sendiri dengan menggunakan topeng dan terbang ke Indonesia demi meraih apa misi dan tujuan gue.
Dengan topeng siti pribadi gue jadi bersifat pemalu dan sering di katain dengan sebutan si "CUPU".
Menurut gue orang indonesia itu senang berteman dengan melihat tahta, harta, dan kedudukan keluarganya. Gue emang terlahir dari keluarga yang kaya raya tapi dengan menggunakan topeng Siti gue merubah alur hidup gue yang sebenarnya. Gue disini menjadi seorang yang sederhana dan tak punya apa apa dan yang lebih parahnya lagi gue sekolah di sekolah terfavorite di Indonesia dengan beasiswa dari masuk sampe keluar.
Gue di Indonesia tinggal bersama pembatu dan satpam gue yang tinggal di green house gue di Indonesia. Menurut gue dengan penyamaran gue sebahai Siti gue nggak akan di culik lagi dengan musuh musuh dari bisnis Kelurga gue. Sebenarnya dulu waktu kecil gue pernah di culik dan di jadikan tawanan oleh musuh dari bisnis keloarga gue.
Singkat cerita, Saat itu gue berumur 10 tahun yang tepatnya saat itu gue bermain di salah satu taman yang ada di Indonesia dengan 2 baby sister gue ,namun yang namanya nasib saat kedua baby sister yang mangasuh gue pergi sebentat karna ada keperluan gue di culik oleh musuh dari bisnis keluarga gue dan untungnya saat itu gue bertemu dengan anak laki laki yang umurnya sekitar 11 tahun dia yang menolongku saaat aku diculik. Dia yang melempari batu kepada penculik penculik itu sehinggan penculik itu jatih dan akhirnya di tangkap polisi. Salah satu misi gue di Indonesia adalah gue ingin bertemu dengan penyelamat gue pada saat gue masih kecil, Keren bukan?.
\-\-\-0\-\-\-
England, 27 Maret 2014
Tok Tok Tok....
Suara ketukan pintu membangunkan tidur lelapku, mataku masih terlihat ngatuk dan enggan untuk membukanya, aku berjalan menuju kamar mandi dengan wajah yang lesu dan masih ngantuk. Saat aku memasumi wc aku tak sadar karna di shower aku memencet tombol air dingin, seketika aku terkejut dan mataku terkejap dan tubuhku mengadu kedinginan.
*******
"Baby, Are you okey" sapa Dady yang asik menyantap roti panggan di meja makan.
"Yes, im fine" sapaku kembali
"When will you go to Indonesia?" ucap Dady dengan serius
"Yes" sahutku dengan meneguk susu yang aku minum dari segelas susu
"then when will you fly ?, and with whom are you in Indonesia?" Ucap Momy dengan nada yang sedikit khawatir
"I'll fly this afternoon mom, just mom do not worry" ucapku menguatkan hati momy
"How can we not worry? you ware once kidnapped while you were in Indonesia" tegur momy yang memberhentikan akitifitas sarapan di meja makan.
"mom, don't worry about me, believe me I'll be fine, God will keep me at every step" sahutku dengan menatap mata momy yang membawang
"are you really going to be okay there?" ujar momy yang matanya mulai membawang dan membasahi kelopak matanya
"Yes mom, dont worry, okey..!" sapaku menguatkan hati momy, yang kemudian aku memeluknya.
"Oh baby" ucap momy
"Katlyn, you have to take care of your self and father will keep watching over you " ujar Dady yang melepaskan pelukanku dengan momy
Kepergian bukanlah akhir dari segalanya tapi kepergian adalah awal dari segalanya, aku menyayangi kalian tapi aku juga harus mewujudkan misiku terlebih dahulu.
So, gimana ceritanya menarik bukan?
Jangan lupa vote..vote..dan vote..
Dan jangan lupa evaluasi dan kritikannya di kolom komentar...
Love you...😘
Jakarta, 28 Maret 2018
Bandara Soekarna Hatta, pesawat bernomor terbang H-27108 mendarat dengab halus di bandara tersebut yang menerbangkan sekitar 80 orang yang berasal dari England termasuk gue dan ketiga Bodyguad gue ,eh maksutnya aku. Aku berjalan menuyusuri Bandara dan menuju halaman Bandar untuk menemui Sopir atau bisa di bilang satpam juga yang nantinya akan menemani aku selama di Indonesia dan tinggal bersamaku di sebuah rumah sederhana yang lokasinya lumayan dekat dari ibu kota Indonesia.
"Non Katlyn," teriak Pak Parman sopir sekaligus satpam yang menjemputku
"Hay Pak Parman, How Are You?" sapaku dengan lembut dan menjabatkan tangaku dengan Pak Parman
"Im fine, non sendiri dengan keluarga di sana bagaiman?" ucap pak Parman
"We relly" ucapku yang masih terbiasa menggunakan bahasa asing itu.
"Okey, non langsung masuk ke mobil aja takutnya ada musuh bapak yang mematai matai non" ujar Pak Parman yang membukakkan pintu mobil bagian tengan dan mempersilahkanku untuk memasukinya terlebih dahulu.
"Pak Parman, sekarang jangan panggil aku non atau Katlyn, karna aku disini mau menyamar menjadi orang yang sederhana, dan pak Parman sama bi Ani akan jadi orang tua abal abal Katlyn selama di Indonesia" ujar Katlyn di tengah jalan pada saat Pak Parman asik mengemudikan mobilnya
"Pak Parman nggak salah non?" ujar pak Parman dengan heran menatap bagian kaca belakang
"Nggak pak ini nyata kok, oh ya pak Parman punya nama samaran apa gitu buat Katlyn selama jadi orang sederhana?" sahutku
"Apa ya non??," pikir pak Parman
********
Setibanya di rumah sederhana aku sudah di sambut oleh tetangga tetanggaku yang motofnya itu semua bukan tetangga sebelah rumah sederhana aku tapi mereka semua bodyguard,asisten rumah tangga, dan satpam.
Aku memasuki rumah sederhana yang kecil dan hanya terdapat 3 kamar saja. Kamar tersebut sudah penuh berisikan aku, bi Ani, dan Pak Parman. Keluarga sederhana, yah aku menyebutnya seperti itu.
"Makan dulu non" ucap Bi Ani
"Non, Pak Parman bingung mau ngasih nama non apa" sahut pak Parman yang duduk di meja makan
"Bibi punya nama yang cantik non" ujar bi Ani sambil menghidangkan makanan ke atas meja
"Loh bi Ani Understand?" sahutku
"Ya, bibi udah di ceritain semuanya sama Pak Parman" ucap bibi sambil bolak balik menuju dapur
"Maap ya non pao Parman lancang" ujar pak Parmam
"No problem,terus apa nama yang cantik buat aku?" ujarku sambil meminum jus jeruk di meja makan.
"Siti non" ucap bi Ani
"What siti?" sahutku
"Ahh, lebih tepatnya lagi Siti Arafah" ujar Pak Parman dengan meneguk secangkir kopi.
"All Right, Siti Arafah nama yang bagus" sahutku sambil menyiduk nasi yang ada di meja makan
"Ya udah non makan dulu" ucap bi Ani
"Bi menurut Bi Ani aku lucu ngga sih bi kayak gini? aneh ngga sih menurut bi Ani? "
"Enggak kok non, kan demi keselamatan non sendiri"
"Bi, sebenernya Katlyn juga bingung bi harus kayak gimana lagi, jujur katlyn bosen banget hidup dengan aturan yang berlaku. Ya.. meskipun Katlyn sebagai keluarga yang mampu tapi kalau hidup Katlyn tertekan kan sama aja bi"
"Loo, non Katlyn ngga boleh gitu, non harus beryukur atas apa yang Tuhan berikan ke non. Bibi aja iri lihat non dan keluarga non yang kaya raya ini"
"Gitu ya bi, jujut dari dulu Katlyn ngga pernah tuh di nasehatin samma momy and dedy kayak gini"
***Sesunggunya Tuhan akan memberikan
nikmat kepada hambaNya yang senang
bersyukur
Jangan lupa di vote ya temen temen***..
Bi Ani membuka jendela, membuat cahaya leluasa dengan mudah masuk ke kamar melalui jendela yang terbuka. Sementara aku masih saja menggeliat manja di kasur, mataku memicing menuju ke jam weker.
"Ahh baru jam 6 bi" teriakku dengan manja dan kembali menaikkan selimut ke tubuhku dan aku kembali memejamkan mata.
Bi Ani duduk di tepian kasur lalu dengan tangan kasarnya mengelus rambutku.
"Non siti ayo bangun, non sitikan harus menjalankan misi dan non siti harus prepare terlebih dahulu..!" perintah bi Ani
Mendengar kata Siti itu masuk ke jiwaku dan perlahan membangunkan kesadaranku. Perlahan ku buka mataku yang masih lengket dan rasanya masih ingin kembali terpejam. Aku menyibak selimut dan kemudian jalan terengah engah malas untuk menuju kamar mandi untuk mandi. Sementara Bi Ani melihatku dengan tersenyum tipis dan merapikan tempat tidurku.
Setelah selesai mandi aku dan Bi Ani di sibukkan dengan penampilan baruku yang tidak glamour dan terlihat aneh. Bi Ani mengepang dua rambut yang biasanya aku biarkan untuk terurai dan Pak Parman menyibukkan dirinya memompa sepeda tuanya didepan.
"Bentar non satu hal lagi yang belum bibi pasang" ucap bi Ani sambil mencari cari arang tersebut
"Nih non kacamata bulat non minus" sahut bi Ani kembali yang sudah menemukan barang tersebut dan memakainkannya di bagian mataku.
"All Raight Bi Ani, makasih atas penampilan baruku ini" uajarku dengan menampakkan senyum hangat
"Siti cepetan keluar ini sudah mau jam 7 nanti kamu akan terlambat ke sekolah" teriak Pak Parman
"Oh my got, bi Ani" sahutku sambil menepuk jidat kepalaku.
"Ya udah non, bibi ambilin bekal non Katlym dan no prepare yang lain ya" ucap bi Ani dengan tergesa gesa
Aku menuju sekolah favorite di Indonesia dengan menaiki sepeda tua yang aku peroleh dari Pak Parman. Aku terus menggayuh sepeda itu menyusuri berbagi jalanan agar sampai ke sekolah tersebut. Yah sekolah Nusa Bahkti disitulah kisahku dimulai.
Saat aku cari parkiran sepeda yang ternyata tidak ada akhirnya aku memarkirkan sepdekau di samping mobil yang lamborgini yang berwarna silver.
"Neng nggak salah pakai sepeda ke sekolah?" Sapa salah satu satpam di sekolah tersebut
"Emang kenapa pak?, salah ya kalo aku ke sekolah pake sepeda?" Sahutku
"Ehh nggak kok neng, tapi aneh aja gitu kan yang lain pake mobil kok eneng malah pake sepeda tua sih?" Ujar Pak Satpam yang menatap diriky dari atas sampai bawah
"Kan saya nggak punya mobil pak..! Emang apa harus yang sekolah disini itu pake mobil semua?" Ujarku
"Kok neng bisa masuk di sekolah ini?, bukannya ini sekolah termahal dan terfavorit di Indonesia?" Ucap pak Satpam iti yang sepertinya mau mengintrogasi diriku
"Saya disini karna saya mendapat biasiswa pak, oh iya saya harus buru buru karna saya harus ke kantor dan menemui Bu Fina selaku wali kelas saya" jawabku sambil mencopot helm pengaman yang ada di kepalaku.
"Ohh eneng anak baru ya?" sapa pak Satpam kembali
"Iya pak, permisi saya ke kantor dulu" ucapku
Di tengah perjalanan ku menuju kantor, semua siswa memasang matanya menuju ke arahku mereka terdiam dan saling berbisik bisik mengenai penampilanku, dan aku mencoba untuk menyapa mereka dengan senyuman hangat walaupun mereka membuang muka mereka begitu saja.
********
"Ehm anak anak, tolong jangan ribut..!" teriak bu sarah di depan kelas yang sontak membuat suasana kelaa menjedi hening seketika di tengah tengah jam istirahat.
"Selamat pagi anak anak" sapa bu sarah
"Pagi bu" sahut satu kelas
"Pagi ini ibu membawa teman baru untuk kalian" ucap bu sarah
"Haaaa" sahut salah satu siswa ternganga
"Harus cantik loh bu!" teriak siswa lain menambahkan.
"Sudah sudah jangan ribut saja, Siti, ayo silahkan masuk" ucap bu sarah yang memanggil siswi baru yang berada di luar kelas menunggu.
Terdengar suara langkah kaki yang ragu masuk perlahan dalam kelas, Aku masuk ke dalam kelas dan....
Brukk....
"Hahahaha" serentak semua siswa di kelas tertawa lepas tak tahan melihat suatu kejadian yang baru saja mereka lihat, serta pemeran utamanya.
Aku terjatuh ke atas lantai tersandung kakiku sendiri dan akhirnya hilang keseimbangan. Penampilanku juga tak kalah menariknya dengan kejadian tersebut. Rambut di kepang dua dan kacamata bulat, tebal, non minus dengan warna frame hitam pekat yang aku kenakan. Gaya berpakaianku yang juga terlihat dengan anak yang sekolah biasanya. Kacing baju di bagian kerah di kaitkan rapi seperti sudah siap untuk di beri aksesoris pita merah.
"Maaf, maaf" ucapku sambil berusaha bangkit dan mengembalikan keseimbanganku.
"Diam, diam semua...!" teriak bu sarah berusaha mengendalikan kondisi.
"Ayo Siti, perkenalkan dirimu pada teman teman barumu" lanjut bu Fina setelah kondisi kelas stabil.
"Baik bu" jawabku sambil mengangguk ke Bu sarah.
"Selamat pagi teman teman, nama saya Siti, Siti Arafah tepatnya...." perkenalanku terpotong oleh teriakkan teman teman baruku
"Whahahahaa...." teriak semua siswa yang tertawa geli karna menurut mereka nama panjang Siti sangat cocok dengan penampilanku yang sebenarnya.
"Diam, biarkan temanmu melanjutkan perkenalannya" teriak bu sarah membuat diam seisi kelas
"Ayo" ucap kembali Bu sarah.
"Salam kenal" ujarku sambil menaggguk ke depan kelas.
Beberapa siswa scaning terlihat senyum geli melihat penampilan pertamaku.
Bu sarah melihat sekitar kelas memcari hangku kosong untuk aku tempati dan menemukannya tepat di samping bangku Amel di deretan belakang.
"Siti, kamu bisa duduk di deretan sana, di samping Amel" ujar bu sarah sambil menunjukkan bangku tersebut.
"Iya bu terimakasih banyak" ucapku sebelum bu Fina meninggalkan kelas.
Aneh..
Mereka mengutamakan penampilan daripada kepribadian
Mereka lebih menghormati orang yang punya kasta lebih tinggi dari mereka
Di banding orang yang tak mempunyai kasta sama sekali
Gimana gays ceritanya??...
Jangan lupa vote..vote dan vote ya..
Jangan lupa juga kritik dan saranya..
Aku menunggu vote dan komen kalian agar aku lebih semangat lagi ngelanjutin ceritanya...
Love you😘
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!