NovelToon NovelToon

Mengubah Takdir: ADULT MEN ACT LIKE CHILDREN

DHANU IBNU ARDHANA

Ngeeeeng..brem..brem..ngeeng.. tin..tin..ngeeng.. tuli..tuli..tuli.. ngeeng..brem..breem.. ngeeng.."

"Dhanu!, kamu berisik sekali sih dari tadi!, bisa diam nggak!" bentak seorang wanita paruh baya pada seorang pria dewasa walaupun penampilannya sedikit Aneh, namun terlihat jelas sekali kalau ia seorang Pria yang tampan.

"Maaf Tante Susi, adankan, adankan, Ng.. itu lagi main mobil-mobilan, Tante.." ujar pria yang di panggil Dhanu, oleh wanita yang bernama Susi.

"Kamu sadar nggak sih?! kamu itu sudah dewasa!, sudah 27 tahun!, tapi tingkah masih kayak anak umur Lima tahun, bikin malu keluarga saja!" Susi terlihat marah sekali pada Dhanu bahkan ia juga menoyorin kepala Dhanu sesuka hatinya.

"Ada apa ini kok ribut sekali sih?" tanya seorang pria paruh baya yang baru saja memasuki ruang keluarga tempat Dhanu bermain tadi.

"Tuh ponakan kesayangan Mas Eriko, selalu bikin ulah, pusing aku mas." ujar Susi mengadukan tingkah laku Dhanu.

Mendengar suara pria yang ia kenal Dhanu langsung menoleh, dan saat melihat pria tersebut yang bernama Eriko ia langsung berlari dan memeluk Eriko itu sambil menangis

"Huaaa, Om Iko, hiks Tante jahaat, huhuhu.. Adan di malah-malahin om.. huhuhu.." Adu Dhanu sambil menangis seperti anak kecil.

"Huh!, ngadu kayak anak kecil saja ! nggak tahu malu, ya kamu sudah besar tahu nggak sih!" hardik Susi geram.

"Susi!, kamu kenapa sih, kayak baru kenal Dhanu saja sih?!." tegur Eriko.

"Huh!, Belain aja terus!, aku sudah muak mas, lebih baik aku pergi dari sini!" hardik Susi yang kemudian ia langsung mendorong Dhanu dan ia berlalu meninggalkan Eriko dan Dhanu yang masih menangis seperti anak kecil.

" Huaa, hiks.. Om Iko, akut, ama Tante huhuhu.." adunya lagi karena ia di dorong keras oleh Susi.

"Sudah sudah jangan nangis lagi, sekarang Dhanu ke kamar dulu ya." ujar Eriko sambil menghapus air matanya Dhanu.

"Iya Om, " balas Dhanu sambil ia mengusap air mata dan juga hidupnya yang mengeluarkan ingus ia usap sampai kepipinya alhasil pipinya pun terkenal ingusnya.

Eriko, yang merasa jijik ia pun memanggil seseorang yang biasa merawat Dhanu.

" Bi Ijah?!" seru Eriko memanggil pengaruh Dhanu.

"Iya Pak?" balas wanita paruh baya yang baru saja muncul dari belakang.

"Urus tuh Dhanu, bawa dia ke kamarnya." titah Eriko.

"Baik pak, ayo den Dhanu, kita ke kamar." ajak wanita itu yang bernama Bi Ijah.

" Iya Bibi, " balas Dhanu yang kemudian sebelum ia melangkah pergi, ia mengambil terlebih dahulu mainan mobil-mobilannya lalu ia pun memeluk mobil tersebut dan kembali berjalan menuju ke kamarnya.

Sesampainya di kamar Bi Ijah membersihkan wajah Dhanu yang tadi di penuhi air mata dan Hingusnya, setelah itu ia menyisir rambutnya dengan rapi, terlihatlah wajah tampannya dengan jelas setelah rambutnya di sisir bi ijah kebelakang.

"Ma syaa Allah,, den Adhan ganteng loh kalau seperti ini, kayak bos-bos loh." puji Bi Ijah setelah ia selesai menyisir rambut Dhanu.

"Beranan bi?, Adan kayak bos-bos.?" tanya Dhanu dengan wajah polosnya yang seperti anak kecil.

"Iya den, sekarang Aden bobo ya." ujar Bi Ijah sambil menuntun Dhanu menuju ranjangnya.

"Biar cepat besar ya Bi?, biar bisa jadi boskan BI?" tanya Dhanu yang menurut mengikuti pengasuhnya menuju tempat tidurnya.

"Iya Den, sekarang bobo ya, biar cepat besar." titah sang Bi Ijah lagi.

"Baiklah Bi, " balas Dhanu yang kemudian ia pun mulai membaringkan tubuhnya " Sini Bi, elusin kepala Adan." pintanya agar sang pengasuh mengelus rambutnya.

"Iya Den, sekarang den Adhan pejamkan mata ya." kata Sang Bibi, sambil ia mengusap-usap rambut Dhanu bak seorang ibu mengusap Rambut anaknya.

Karena merasa nyaman di elusin kepalanya Dhanu pun mulai memejamkan matanya, sedangkan sang pengasuh merasa iba melihat anak majikan berubah menjadi keterbelakangan mental.

"Kasihan sekali kamu den, karena kecelakaan itu, kamu kehilangan orang tua, sedangkan kamu menjadi cacat mental begini, bibi nggak tega melihat kamu selalu di siksa oleh Bu Susi, semoga kelak kamu bisa seperti orang yang normal ya den." batin Bi Ijah yang masih mengusap-usap rambut Dhanu.

_____

Yaa Dia adalah "Dhanu Ibnu Ardhana" Pria tampan, berusia 27 tahun, yang memiliki keterbelakangan mental sedari ia berusia 7 tahun.

Dan itu berawal dari sebuah tragedi mengerikan yang terjadi di 20 tahun yang silam. Sebuah peristiwa kecelakaan mobil truk menghantam sebuah mobil sedan, yang mengakibatkan Dhanu harus kehilangan keluarganya di masa kecilnya, yaitu kedua orang tuanya serta dua saudaranya.

Sementara Dhanu yang selamat harus mengalami keterbelakangan mental, hingga ia bertingkah seperti anak kecil yang berusia 5 tahun, yang lebih suka bermain-main kesana kemari dan ia juga sangat jahil pada anak kecil yang ia pikir sama dengannya dan ia juga sangat cengeng bak anak kecil, dan hobinya senang bermain mobil-mobilan.

Setelan peristiwa itu yang sangat diuntungkan adalah Eriko Dwi Yudha yang berusia 45 tahun. Karena kekayaan berserta perusahaan orang tua Dhanu, beralih kepadanya, pada awalnya Eriko selaku wali Dhanu sangatlah amanah, dan ia juga sangat menyayangi Dhanu, namun setelah ia menikah dengan Susilawati, ia berubah akibat hasutan dari sang istri, hingga ia ingin menguasai harta serta perusahaan milik Dhanu selaku pewaris tunggal.

_____

Seperti saat ini Susi yang tadi marah pada Dhanu dan di tegur oleh Eriko, ia pun berpura-pura sedih di hadapan suaminya dan ia berlari menuju ke kamarnya. Sedangkan Eriko langsung meminta Bi Ijah membawa Dhanu ke kamarnya, setelah ke pergian mereka, Eriko pun menyusul Susi ke kamar mereka, sesampainya di sana ternyata Susi sedang memasukkan bajunya ke dalam sebuah koper.

"Sayang kamu mau kemana?" tanya Eriko yang terlihat kaget karena istrinya menyusun semua bajunya ke dalam kopernya.

"Aku mau pergi Mas!, aku sudah nggak tahan tinggal di sini kalau anak idiot itu masih di sini!" seru Susi dengan wajah yang terlihat sedih dan kesal, yang sudah pasti itu hanya aktingnya saja.

"Sayang, kamu tidak boleh seperti itu pada Dhanu, lagian ini rumah dia sayang, jadi tidak mungkinkan kita mengusirnya, nanti apa kata pengacara almarhum Abangku, yang selalu mengawasi kita dalam mendidik Dhanu." jelas Eriko pada istrinya.

"Nah itu bodohnya kamu mas!, kamu tidak ingat di dalam wasiat Abang kamu, harta dan perusahaan akan tetap milik Dhanu dan selamanya kamu hanya jadi budaknya saja!, tanpa bisa memiliki seutuhnya, lalu bagaimana dengan nasib anak-anak kita mas?, apa kamu tega membiarkan mereka sama seperti kamu yang hanya bisa di kendalikan oleh pengecara Abang kamu hah?!," ujar Susi terlihat geram.

" Jadi aku harus bagaimana sayang?" tanya Eriko yang terlihat bingung.

"Bunuh Dhanu Mas!!."

_________

Bismillah, semoga para Readers kesayanganku yang menyukai Novel terbaru Author 😉.

Jangan lupa tinggalkan jejaknya ya guys dukung author di novel Author yang terbaru ini ya 🙏🥰

RENCANA PEMBUNUHAN DHANU.

" Bunuh Dhanu Mas!!" tegas Susi membuat Eriko kaget mendengar perkataan istrinya.

"Apa!!, kamu sudah gila Susi?!" bentak Eriko.

" Ingat Susi, dia anak Abangku satu-satunya, dia keponakan kandungku, yang artinya anakku juga, dan kamu menyuruh aku membunuhnya? hah?!" tanya Eriko dengan wajah yang terlihat sangat marah pada Susi yang telah berpikir kotor pada keponakannya.

"Aku tahu mas!, tapi hanya itu jalan satu-satunya agar masa depan anak-anak kita terjamin dan bisa jadi mereka nanti menjadi pemimpin tinggi di perusahaan itu, bila Dhanu masih hidup, maka anak kita hanya akan menjadi seperti kamu, manusia bodoh yang di kendalikan oleh pengecara keponakan idiot kamu itu, apa kamu ingin seperti itu mas?, kalau iya, lebih baik kita bercerai saja Mas, karena aku nggak ingin melihat anakku seperti kamu!" ancam Susi, yang kemudian ia kembali membereskan baju-bajunya kembali.

Sementara Eriko langsung terdiam setelah mendengar perkataan sang istri, ia nampak berpikir keras, dan ia juga terlihat bingung, karena ia harus memilih antara keluarganya atau keponakan satu-satunya itu.

Susii yang melihat suaminya, hanya berdiam diri tanpa berkata apapun, membuat ia semakin kesal, namun ia malas berdebat lagi dan dia hanya menarik kopernya bermaksud pergi meninggalkan Eriko, namun sebelum ia sampai di pintu ia membalikkan badannya.

"Aku akan mengurus surat perceraian kita, dan anak-anak aku yang akan mengurusnya karena mulai detik ini kamu tidak berhak atas mereka mas!, ya sudah aku pamit selamat tinggal Mas!" ujar Susi yang kemudian ia kembali melangkah menuju pintu namun saat ia hendak membuka handel pintu..

"Tunggu Susi!" panggil Eriko, membuat Susi yang sedang menatap pintu tersenyum penuh kemenangan, dan kemudian ia berpura-pura lagi memasang wajah sedihnya.

"Ada apa lagi Mas?, aku tidak akan berubah pikiran, jadi kamu tidak usah merayuku lagi " Ujar Susi dengan wajah palsunya.

"Baiklah, aku akan mengikuti perkataan kamu, tapi bagaimana caranya?, bukankah kamu tahu kalau pengacara itu selalu mengawasi Dhanukan?." tanya Eriko yang seperti hatinya mulai luluh dengan perkataan istrinya.

Susi menyunggingkan senyum miringnya tanda ia telah memenangkan hati suaminya. " Kamu tenang saja Mas, aku akan meminta tolong pada adik sepupuku, besok saat Dhanu berangkat ke sekolah luar biasa (sekolah untuk anak yang memiliki keterbelakangan mental) kamu buat saja seperti kecelakaan mobil Mas, dan masukkan mobil si idiot itu kedalam sungai yang alirannya deras pasti ia akan segera mati," ujar Susi yang terlihat bersemangat memberikan ide untuk membunuh Dhanu.

"Baiklah, kamu atur saja itu, tapi ingat jangan ada penyiksaan cukup masukkan mobilnya kedalam sungai yang menuju sekolahnya itu." ujar Eriko yang terlihat pasrah, mengikuti keinginan istrinya itu.

"Baiklah Mas, sekarang kita istirahat yuk." ajak Susi yang kemudian ia menggandeng tangan suaminya menuju ranjang mereka, ada kepuasan di wajahnya karena akhirnya rencananya di setujui oleh suaminya itu.

Sementara di depan pintu kamar Eriko dan Susi, sudah ada seorang wanita paruh baya yang mendengar percakapan mereka berdua tanpa mereka sadari, setelah percakapan usai wanita itu pun berlalu pergi menuju ke dapur, dan kemudian ia memasuki sebuah kamar tidur yang kecil, sesampainya di dalam ia pun mengambil sebuah hp kecil di lemarinya dan kemudian ia seperti menghubungi seseorang, dan ia menceritakan apa yang dia dengar lewat hpnya pada seseorang yang di sembarang yang tak tahu entah pada siapa ia bercerita dan tak lama kemudian ia pun memutuskan sambungannya, setelah itu ia pun membaringkan tubuhnya.

******

Keesokan paginya..

Semua keluarga sudah pada kumpul di ruang makan, termasuk Dhanu juga sudah berada di sana, tampak Eriko memperhatikan keponakannya ada perasaan iba di dalam hati Eriko, namun ia harus memilih keluarganya jadi ia harus mengikhlaskan Dhanu, sementara Susi begitu kesal melihat Dhanu, yang sedang memakan, makanannya seperti anak kecil, yang berserakan kesana-kemari, membuat Susi sebal melihatnya.

"Huh!, dasar anak idiot!, bikin hilang nafsu makanku, sabar Susi, sebentar lagi anak idiot itu akan hilang dari muka bumi ini." _batin Susi berbicara pada dirinya sendiri.

"Om Iko, Adan udah siap mamamnya, Adan ke sekolah dulu ya Om." ujar Dhanu yang kemudian ia menyelempangkan tas ranselnya dan kemudian ia pun menyalami tangan Eriko.

"Iya Nak, belajar yang pintar ya.." balas Eriko dengan suara yang bergetar, dan kemudian ia langsung memeluk Dhanu. " Selamat jalan Nak." lanjutnya lagi, dengan mata yang sudah berkaca-kaca.

"Iya Om Iko, Tante Adan pergi ya.." katanya lagi pada Susi, sambil ia mengulurkan tangannya untuk bersalaman pada Susi, biasanya Susi tak mau menyalaminya, tapi kali ini ia menyambut tangannya Dhanu.

"Iya selamat jalan ya!." kata Susi dengan senyum kepura-puraannya.

"Iya Tante dadah." Dhanu melangkah pergi sembari melambaikan tangannya ke pada Eriko dan Susi, dan di balas lambaian tangannya oleh Eriko dan Susi, setelah Dhanu tak terlihat lagi.

"Mas, jadikan rencana pembunuhan Dhanu?" tanya Susi antusias.

"Bukankah kamu yang mengaturnya, bersama adik sepupumu." jawab Eriko ketus yang kemudian ia pergi meninggalkan ruangan makan itu.

"Baiklah mas aku akan mengatur semuanya!" seru Susi yang terlihat senang dan kemudian ia mengambil benda pipihnya seperti ingin menghubungi seseorang.

____

Sementara Dhanu yang sudah berada diluar, ia pun berjalan menuju ke mobilnya yang di ikuti oleh pengasuhnya dari belakangnya, sesampainya di mobil Dhanu pun menaiki mobilnya.

"Aden baik-baik ya di sana, ingat jangan nakal ya. Den." pesan Bi Ijah saat Dhanu sudah di dalam mobilnya.

"Iya Bibi, Adan nggak nakal lagi kok." balas Dhanu dengan senyum polosnya " Dadah bibi " katanya lagi sambil ia melambaikan tangannya pada pengasuhnya.

"Dadah den." balas Bi Ijah yang terlihat matanya juga sudah berkaca-kaca. " Selamat jalan, den Semoga kamu selamat, dan semoga kamu selalu di dalam lindungan-Nya, Aamiin." _batin Bi Ijah dengan pandangan yang masih menatap kepergian mobil milik Dhanu.

 

Sementara mobil yang membawa Dhanu, masih terus melaju pada awalnya mobil tersebut berjalan dengan kecepatan sedang, hingga sang sopir menyadari kalau mereka telah di ikuti sebuah mobil Van berwarna putih tanpa plat, sang sopir pun mempercepat laju mobilnya, hingga mereka memasuki kawasan jalan sunyi dan di sana juga ada sebuah sungai.

Mobil Van putih itupun mempercepat lajunya dan saat medekati mobilnya Dhanu mobil tersebut pun hendak menghantam mobil Dhanu, namun sebuah mobil Mercedes Benz berwarna hitam menghadang mereka bahkan mobil Van tersebut di tembakin oleh seseorang yang berada di mobil Mercedes hitam tersebut, hingga akhirnya mobil tersebut memasuki sungai.

Setelah itu mobil Mercedes itu mengejar mobil yang di tumpangi oleh Dhanu, dengan cepat hingga mereka berhasil menghentikan mobil Dhanu. Setelah mobil berhenti seorang pria berjas hitam dengan memakai kacamata turun dan menghampiri mereka.

"Buka pintunya!" ujar pria itu dengan menodongkan sebuah senjata ke jendela mobil Dhanu, mau nggak mau pintu terbuka.

"Ka.. kalian siapa..?" tanya sang sopir terlihat ketakutan.

"Diam di situ!" ujar pria itu lagi dan kemudian ia langsung menarik tangan Dhanu.

"Mamang Adan takut.!" jerit Dhanu yang terlihat ketakutan.

"Jangan takut, ayo ikut saya." kata pria itu yang kemudian Dhanu pun mengikuti pria tersebut dan memasuki mobil Mercedes Benz berwarna hitam dan tak berapa lama mobil pun melaju meninggalkan mobil yang membawa Dhanu tadi.

__________

Dukung author ya guys 🙏😉,

Jangan lupa tinggalkan jejaknya ya 🙏🥰

SEBUAH KEAJAIBAN.

Di mobil Mercedes Benz hitam..

Ternyata saat Dhanu memasuki mobil Mercedes tersebut di dalam ada seorang pria tua, dengan wajah terlihat sedih saat Dhanu memasuki mobil tersebut, dan bahkan ia langsung memeluk Dhanu.

"Halo Nak, pasti kamu tidak ingat pada kakek, tapi kakek selalu ingat sama kamu, bahkan kakek selalu memperhatikan kamu dari kejauhan." ujar Sang kakek dengan mata yang sudah berkaca-kaca.

"Halo juga kakek, emangnya kakek siapa?." tanya Dhanu dengan wajah polosnya, yang seperti anak kecil.

" Kakek adalah Dharma Yudhana, kakeknya kamu nak, Ayah dari papa kamu dan Om Riko kamu nak." ujar Pria tua itu yang bernama Dharma Yudhana yang ternyata Ia adalah kakeknya Dhanu.

"Benarkah kek, tapi kata Om Iko, kakek Adan udah mati?. dia masuk kedalam laut sama kapal laut, gitu kata Om Iko," balas Dhanu sambil memainkan ujung kedua jari telunjuknya yang ia satukan lalu lepas begitu seterusnya.

"Tidak nak, kakek masih hidup di tolong oleh teman kakek, dan sekarang kita akan kerumahnya ya, kamu maukan tinggal bersama kakak?" tanya Darma.

"Mau kek." jawab Dhanu polos,

"Bagus, anak pintar." kata sang Kakek sambil membelai rambut Dhanu, dan tak berapa lama mobil memasuki sebuah perkampungan yang bertuliskan perkampungan santri, dan berapa lama mobil berhenti di sebuah rumah sederhana namun terlihat nyaman.

"Ayo nak kita turun, " ajak Dharma setelah mobil berhenti dengan sempurna.

"Iya kakek." Dhanu pun mengikuti sang kakek ia pun turun dari mobil Mercedes Benz tersebut dan di saat mereka telah turun ternyata di depan pintu rumah sederhana itu sudah ada seorang pria yang sepertinya berumur sama dengan Dharma.

"Assalamu'alaikum kyai Zainal Abidin?" salam Dharma pada pria yang bernama Zainal.

"Wa'alaikumus salam, pak Dharma." balas Kyai Zainal, yang kemudian mereka pun saling berpelukan. " Alhamdulillah, senang sekali melihat pak Dharma, apa kabar pak?" tanya Zainal lagi.

"Alhamdulillah baik kyai, gimana dengan kyai sendiri, sehatkah?" tanya Dharma kembali.

"Alhamdulillah ana baik pak, ya sudah ayo masuk dulu." ajak Zainal, dan akhirnya mereka semua pun masuk ke rumah Zainal. " Ayo pak silakan duduk." lanjutnya mempersilahkan Dharma dan Dhanu untuk duduk.

"Terima kasih kyai." balas Dharma yang kemudian mereka pun duduk.

"Oh iya ini siapa pak, apakah dia yang akan di jodohkan dengan cucu Ana? " tanya Zainal saat ia melihat ke Dhanu.

"Dia Dhanu Ibnu Ardhana cucu saya kyai, tapi sepertinya Saya tidak jadi menjodohkan cucu saya Ardha kyai, karena kondisi cucu saya sekarang sepertinya tidak layak untuk cucu Kyai, " ujar Dharma yang kemudian dengan wajah yang terlihat sedih ia pun menceritakan semuanya tentang Dhanu yang sekarang memiliki keterbelakangan mental, dan ia juga menceritakan penyebab ia seperti itu, bahkan ia juga menceritakan saat Dhanu mau di bunuh oleh pamannya, makanya Dharma ingin membatalkan janji yang pernah mereka sepakat, karena ia tak mau cucu Kyai menjadi malu karena memiliki suami yang memiliki keterbelakangan mental seperti Dhanu.

"Saya akan nerima kekurangan atau kelebihan dari cucu kakek Dharma dan itu artinya Saya bersedia menjadi istri cucu kakek." ujar Seorang wanita bercadar yang tiba-tiba datang membawa baki berisikan minuman.

Dharma kaget mendengar perkataan wanita bercadar itu, " Salwa?" gumamnya.

"Alhamdulillah, kamu yakin Salwa?" tanya Zainal pada wanita bercadar yang di panggil Salwa, yang ternyata ia adalah cucu Zainal, yang bernama lengkap "Aiza Salwa Humairah" gadis sholehah nan cantik yang berusia 20 tahun.

"In syaa Allah, yakin jaddun (kakek)" jawab Salwa mantap.

"Alhamdulillah, baiklah kalau begitu, niat baik tidak boleh di tunda- tunda jadi sesegera mungkin kita nikahkan mereka, bukankah kamu mau menyembunyikan Dhanu di sini?, jadi ini yang terbaik." tutur Zainal, membuat Dharma akhirnya setuju juga.

_____

Sesuai kesepakatan keesokan harinya, Dhanu dan Salwa pun menikah walaupun pada awalnya sangat sulit mengajarkan Dhanu untuk berijab qobul, dan selalu salah karena keterbatasannya. Namun kyai Zainal dengan sabarnya tetap membimbing Dhanu hingga pada akhirnya mereka di nyatakan sah!, oleh para saksi.

"Sekarang Wawa udah jadi istri Adan yaa.?" tanya Dhanu saat Salwa membawa Dhanu ke kamarnya, setelah tadi mereka menyaksikan kepergian Dharma yang tadi sempat menitipkan Dhanu pada Salwa dan Kyai Zainal.

"Iya mas Ardhan, sekarang Wawa, udah jadi istrinya Mas Ardhan." jawab Salwa lembut.

"Horree..horree..Adan sekarang punya istri.." sorak Dhanu sambil berjingkrak-jingkrak kesenangan, bak anak kecil yang baru mendapatkan hadiah.

Salwa tersenyum lucu melihat tingkah suaminya yang seperti anak-anak itu. " jangan loncat-loncat Mas nanti kamu jatuh." ujar Salwa dengan lembut.

"Iya Wawa, Adan nggak loncat lagi kok, tapi nanti kita main mobil-mobilan ya?" balas Dhanu dengan wajah polosnya.

"Iya Mas, nanti kita main mobil-mobilan ya." balas Salwa dengan senyum manisnya. " Tapi sekarang mas Ardhan bobo dulu ya," lanjutnya dengan nada lembutnya.

"Baiklah Wawa, Adan sekarang mau bobo, tapi Wawa jangan pergi ya?"

"Iya Mas, Wawa nggak kemana-mana kok."

"Asyiiik, ya udah deh Adan sekarang bobo, ya Wawa." kata Dhanu yang kemudian ia pun mulai memejamkan matanya

"Iya Mas, " balas Salwa masih lembut, namun baru saja Dhanu memejamkan matanya, ia sudah kembali membuka matanya lagi

"Wawa, Adan nggak bisa bobo, kalau nggak di giniin kepalanya Adan, kalau di rumah Bi Ijah giniin kepala Adan Wawa," kata Dhanu dengan wajah polosnya, sambil ia mengusap rambutnya sendiri dari kata giniin.

"Oh baiklah, sekarang Wawa usap-usap kepala Mas Adhan ya."

"Hu'um" balas Dhanu, yang kemudian ia kembali memejamkan matanya setelah Salwa membelai-belai lembut rambut Dhanu, sambil dia bersholawat, membuat Dhanu senang mendengarnya.

Begitulah keseharian mereka setiap harinya, walaupun Dhanu tahu kalau Salwa adalah istrinya. Namun ia memperlakukan Salwa hanya seperti teman bermain baginya, begitu juga dengan Salwa, yang dengan sabarnya ia mengurus dan menemani Dhanu bak seorang ibu yang mendidik anaknya. Hingga pernikahan mereka berusia dua minggu, sebuah keajaiban pun datang pada Dhanu.

Di dalam tidurnya Dhanu ia bermimpi bertemu seorang kakek-kakek, berjubah putih, serta memakai sorban putih, lalu sang kakek meletakkan tangannya di dahi Dhanu yang terlihat bingung melihat sang kakek, namun itu hanya sesaat karena tiba-tiba Dhanu melihat masa lalunya, dan ia juga melihat kejahatan sang tante yang menyebabkan kematian orang tuanya serta saudaranya, membuat hatinya menjadi sedih, bercampur dengan kemarahan.

"Sekarang kamu sudah sembuh nak, lakukanlah yang terbaik, untuk keluarga mu, juga selamatkanlah harta kamu, dan bawalah kejalan kebaikan." ujar sang kakek, yang kemudian ia langsung menghilang, sebelum Dhanu mengucapkan terimakasih padanya dan seketika itu juga Dhanu terbangun, dan ia melihat Salwa masih tidur di sebelahnya, dan kemudian ia teringat lagi pada sang kakek yang telah memberikan keajaiban padanya.

"Terima kasih kek, saya berjanji akan membongkar kebusukan Tante Susi dan Om Riko, dan saya akan merebut apa yang menjadi hak aku, tapi untuk mencapai itu semua aku akan tetap berpura-pura memiliki keterbelakangan mental." gumam Dhanu, yang setelah itu ia pun kembali membaringkan tubuhnya di samping Salwa, sejenak ia memandangi istri cantiknya tersebut.

"Terima kasih Salwa." gumamnya lagi dan kemudian ia pun kembali memejamkan matanya.

___________

Jangan lupa tinggalkan jejaknya ya guys 🙏😉

Biar Author semangat nih updatenya.🙏🥰

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!