''Namaku adalah GLADISSA ANINDIRA,, aku adalah seorang gadis remaja berusia 15 thn. aku adalah anak yang periang dan mudah bergaul.''
Suatu hari Gladissa yang sedang bermain ayunan disebuah taman , melihat seorang anak laki-laki yang terjatuh dari sepedanya, ia memengangi lututnya yang berdarah.
Dengan cepat Gladissa segera mendekati anak itu, dengan maksud ingin membantunya.
''Kak ini, ucap Gladissa menyerahkan sebuah handyplast pada anak remaja tersebut.
Anak laki-laki yang sedang membersihkan lukanya itupun seketika melihat pada anak yang mengajaknya bicara.
''Mau aku bantu kak ?'' tawar Gladissa, karna sejak tadi anak remaja itu hanya menatapnya.
Pemuda itu hanya mengangguk atas jawabannya, lalu dengan cepat Gladissa segera menempelkan benda tersebut di lutut yang berdarah itu, setelah dibersihkan.
''Nah,, sudah selesai, lain kali naik sepedanya hati-hati ya kak!'' peringat gladissa sambil tersenyum.
''Terimakasih.'' ucapnya
''Siapa namamu..?'' tanya anak laki-laki itu, datar.
''Namaku Gladissa kak, biasa dipanggil Gladis sama teman-temanku, oya nama kakak siapa..?'' tanya gladis balik.
''Namaku Alex, kamu tinggal dimana Sasa ? tanya alex.
''Bolehkan jika aku panggil nama kamu dengan sebutan Sasa aja ?'' ucap alex.
Awalnya Gladissa mengira kalau alex orangnya pendiam,dan sombong tapi ternyata ia salah, alex sangat ramah menurutnya padahal mereka baru pertama bertemu.
''Eemm,, boleh kok kak!''
''Oya kak,,Rumahku yang cat rumahnya warna putih itu kak, kalau mau main aja kesana!'' tawar Gladis, yang diangguki oleh Alex
''Yaudah kak, aku pulang dulu ya, lain kali kita ketemu lagi.'' ucap Gladis berlalu sambil melambaikan tangannya.
Alex terus menatap punggung Gladis hingga hilang dibalik pagar rumahnya.
Prov Alex
''Namaku adalah KIANO ALEXANDER ,,aku adalah anak bungsu dari dua bersaudara, aku mempunyai seorang kakak perempuan bernama KINARA ALEXANDER.
''Sebenarnya aku adalah anak yang cuek dan irit bicara, tapi entah mengapa hari ini aku sangat banyak bicara pada seorang gadis remaja yang bahkan baru hari ini ku kenal.''
Prov Author
Setiap hari Alex dan Gladis selalu bertemu ditaman , tempat dimana pertama kali mereka bertemu.
Alex ternyata diam-diam sangat menyukai dan mengagumi Gladissa, menurutnya Gladis adalah gadis kecil yang sangat manis baginya , dan alex merasa nyaman saat didekat nya.
Begitu pula dengan Gladis, ternyata ia juga menyukai alex dalam diam, sebenarnya ia ingin memberitahukannya pada alex tapi rasanya ia sangat malu.
***
Kia, minggu depan kita akan pindah ke' kota B, karna papa akan meneruskan usaha kakek yang ada disana.'' ucap mama alex yang bernama RINA.
Dirumah ,, kedua orangtua dan kakak perempuannya, lebih sering memanggil alex dengan nama depannya.
''Kenapa mendadak ?" tanya alex singkat.
''Sebenarnya ini sudah mama dan papa bicarakan dari dua bulan yang lalu, hanya saja banyak yang harus diselesaikan dulu, seperti mengurus kepindahan sekolahmu.'' ucap Rina.
Alex memejamkan matanya, menarik nafas sejenak dan menghembuskannya perlahan.
Alex berlalu meninggalkan mamanya begitu saja, tanpa menolak ataupun menyetujui nya.
''Kia..kiano??'' panggil Rina saat melihat anaknya itu meninggalannya begitu saja.
''Ck,, anak itu, selalu bersikap dingin, beda sekali dengan kakaknya.'' gumam Rina.
Hari telah berganti hari, saat ini alex dan Gladis sedang duduk dibangku taman.
''Eemm,, Sasa ada yang mau aku omongin sama kamu.''ucap alex yang menatap Gladis dengan serius.
''Mau ngomong apa kak?'' tanya Gladis penasaran.
''Sebenarnya dari pertama aku melihat kamu, aku sudah menyukaimu,'' ucap Alex jujur.
Tiba-tiba jantung Gladis berdetak dengan kencang saat medengar pernyataan dari alex.
''Duuhh,, kok jantung gue kuat banget bunyinya, kira-kira kak alex denger gk ya?''
Batin Gladis.
''Sasa, kamu dengar apa yang aku omongin kan?'' tanya alex lagi karna melihat Gladis tiba-tiba melamun.
''Aah,, iya kak, aku dengar kok, sebenarnya aku juga suka sama kak alex, dan juga sayang.'' ucap gladis pelan diakhir kalimatnya karna ia merasa malu untuk mengungkapkan perasaannya.
Alex tersenyum dan menggenggam tangan Gladis.
''Sebenarnya aku besok akan pindah ke'kota B, karna papa ingin meneruskan usaha kakek yang ada disana.'' ucap alex, sambil menatap Gladis.
Gladis yang mendengar ucapan alex langsung melepaskan tangannya dari genggaman alex.
"Baru aja dibuat bahagia, udah dibuat sedih dalam sekejap."
Batin Gladis.
Alex melihat perubahan dari wajah Gladis, lalu ia kembali menggenggam tangan Gladis.
"Sasa aku janji akan kembali, suatu saat nanti karna aku sayang sama kamu, kuharap kamu mau menunggu aku." ucap alex meyakinkan Gladis.
"Beberan ?? janji ya??" ucap Gladis sambil menyuruh alex mengaitkan jari kelingking mereka.
"Aku berjanji." ucap alex sambil menyambut jari kelingking Gladissa.
Hari berganti bulan, dan bulan telah berganti tahun, tak terasa sudah empat tahun setelah kepergian Alex. namun Gladis masih setia menunggu kedatangan pemuda itu.
Ia yakin suatu saat nanti Alex akan datang untuk menepati janjinya.
Author prov
Seperti saat ini, Gladissa sedang menatap cahaya bulan dari kaca jendela kamarnya, ia berharap suatu saat nanti alex akan menerangi hatinya seperti cahaya bulan tersebut.
''Tok..tok..tok..
Terdengar suara ketukan pintu dari luar.
''Dis,, ibu boleh masuk?'' tanya ibu diah orangtuanya gladis.
''Iya bu, masuk aja!'' seru Gladis dari dalam.
''Kamu belum tidur nak? ini kan sudah larut malam.'' ucap ibu diah sambil membelai rambut putrinya itu.
''Bentar lagi bu, Gladis belum ngantuk.'' terang nya.
''Oya gimana kerjaan mu dibutik nak ?'' tanya bu diah.
''Alhamdulillah lancar buk, butiknya juga semangkin ramai.''terang gladis.
''Syukurlah kalau begitu, yaudah ibu kekamar dulu ya, kamu jangan terlalu malam tidurnya nanti kesiangan lho bangunnya!'' perintah bu diah.
''Iya buk,'' ucapnya sambil tersenyum.
Ditempat lain..
''Mah hari ini aku mau kebutik dulu, mungkin pulangnya agak malaman.'' ucap Kinara yang baru turun dari kamarnya.
''Tumben, biasanya juga Misya yang meng handlenya.'' ucap Rina
''Iya sih, cuma ada beberapa barang yang masuk, jadi aku mau ngecek barangnya ma.'' tambah Kinara.
Rina yang mendengar hanya manggut-manggut saja.
''Kia mana ma? apa sudah berangkat ke'kafe dia?'' tanya sang kakak.
''Katanya tadi mau ke'apartemen Bisma dulu,habis itu baru ke'kafe.'' ucap mama Rina.
***
Ting..tong..ting..tong..
Suara bel yang dipencet berulang-ulang, membuat siempunya mengerutu dalam selimut.
''Siapa sih pagi-pagi ganggu tidur gue aja.'' ucapnya mengomel.
Mau tak mau akhirnya dia bangkit untuk membukakan pintu orang yang telah mengganggu tidurnya itu.
''Aah loe ternyata Lex, ngapain sih pagi-pagi udah datang, ganggu tidur gue aja loe.'' ucap pemuda itu setelah membukakan pintu, yang tak lain adalah Bisma.
Bisma adalah Sahabat Alex, sekaligus Fatner kerjanya. sebenarnya kafe itu adalah milik Alex, namun Bisma selalu membantunya setiap ada masalah disana, dan sekarang Bisma bekerja bersama dengan sahabatnya itu.
''Kau tau Ini udah siang, mau sampai kapan saya harus menunggu mu? apa ada bos datang diluan dari karyawan??'' ucap Alex duduk sambil menyilangkan kaki diatas kaki yang satunya.
''Wiihh,, selow boss... ngegas amat ngomongnya.'' ucap Bisma.
Bisma memang sudah biasa mendengar omongan pedas bos sekaligus sahabatnya itu, namun ia sama sekali tak pernah serius menanggapinya, karna dia tau Alex tidak serius berkata seperti itu.
''Oya,, gimana Misya apa loe udah terima dia , setelah dia nembak loe kemarin ?? '' tanya Bisma.
Alex menatap tajam pada Bisma, orang yang ditatap malah tak perduli, dengan santai Bisma meneguk jus jeruk yang baru diambilnya dari lemari es.
''Udahlah mending loe terima aja si Misya dia cantik dan berpendidikan lagi, orangtuanya juga sahabatan sama orangtua loe.'' ucap Bisma santai.
''Apa loe masih ngarepi cinta pertama loe itu ? kan loe sendiri yang bilang, kalau rumah yang mereka tempati dulu sudah digusur.'' terang Bisma yang mengingat kata-kata Alex waktu itu.
Sebenarnya Alex sudah beberapa kali datang kekota asalnya hanya untuk mencari keberadaan Gladissa, namun setelah bertanya kesana kemari tetap saja ia tak menemukan wanitanya itu, dia juga tak satupun mengenal teman-teman Gladis.
Meski begitu dia tak ingin putus asa, Alex yakin suatu saat nanti dia akan menemukan kekasihnya itu.
Saat ini Gladis sedang berada dalam disebuah taksi, karna harus mengantarkan pesanan di kota tersebut
Flashback on..
Gladissa kamu tolongin saya mengantarkan pesanan ini langsung kekota B ya, karna Nora sedang sakit jadi dia gk bisa melakukannya!'' ucap Mba Sari bos nya Gladis.
Karna selain memiliki butik sendiri Mba sari adalah pemasok barang-barang ketempat lain, karna dikotanya sangat terkenal dengan batiknya yang indah.
Dan setelah Gladis berpamitan pada sang ibu, barulah ia berangkat menuju kota tersebut.
Flashback and..
Setelah menempuh perjalanan selama beberapa jam akhirnya Gladis sampai dikota tersebut.
Rencananya Gladis akan menginap selama dua hari dikota tersebut, karna tidak memungkin kan jika ia harus kembali, karna pasti membutuhkan waktu yang cukup lama.
Kendaraan yang Gladis tumpangi kini telah berhenti ditempat tujuan.
Ia segera keluar sambil membawa barang yang akan di berikan kepada pemiliknya.
''Permisi Mba, Maaf apakah butik ini milik ibu Kinara ?'' tanya Gladis pada seorang pegawai butik, setelah ia masuk.
''Iya benar Mba ada perlu apa ya?'' tanya pegawai wanita itu.
''Saya Gladissa Mba, dari kota S ingin mengantarkan pesanan ibu Kinara.'' ucap Gladis menjelaskan.
''Oiya,, Mba, silahkan dibawa masuk barangnya! mari biar saya bantu.'' ucap pegawai itu.
Beberapa saat kemudian...
''Mba Gladissa dari butiknya Mba Sari ya..?'' tanya Misya, yang baru keluar dari ruangannya.
''Ah iya Mba.'' jawab Gladis dengan tersenyum.
''Biasanya Mba Nora yang antar ?'' tanya Misya.
''Iya, Kak Noranya sedang sakit bu, makanya saya yang antar.'' jelas Gladis, Misya hanya manggut-manggut tanda mengeti.
Misya Prov
Namaku MiSYA aku adalah teman dari KINARA ALEXANDER, sedari kecil aku menyukai pemuda yang bernama KIANO ALEXANDER,,yang tak lain adalah adik dari Kirana sendiri, dari dulu dan setelah dewasa pun perasaan ini masih tetap sama,, bahkan semangkin tumbuh,,meskipun dia tidak pernah membalas perasaanku, namun aku akan terus berjuang untuk mendapatkan cintanya.
''Hai.. Mis, gimana udah datang supplier nya ?'' tanya Kinara yang baru sampai dibutiknya.
KiNARA ALEXANDER adalah teman MISYA dan dia adalah Kakak dari KIANO ALEXANDER sekaligus pemilik Butik.
''Ini orangnya .'' ucap Misya sambil menunjuk Gladis dengan mengangkat dagunya.
Kinara menatap Gladis dari atas hingga bawah, Gladis yang merasa diperhatikan mengikuti arah pandang wanita itu, dan menelisik dirinya sendiri, apakah ada yang salah pikirnya.
''Kamu dari butiknya Mba sari ??'' tanya Kinara lagi memastikan.
''Iya Bu, nama saya Gladissa.'' ucap nya di iringi dengan senyuman.
''Kak Nora sedang sakit, jadi saya yang menggantikannya.'' ucap Gladis yang menjawab kebingungan dari wanita itu.
''Kamu cantik sekali, manis lagi.'' puji kinara, entah kenapa kata-kata itu terlontar begitu saja dari mulutnya.
Misya yang mendengar Kinara memuji Gladis merasa heran, tidak biasa-biasanya dia memuji secara terang-terangan seperti itu, pikirnya.
''Makasih bu, ibu juga sangat cantik'' ucap Gladis sambil tersenyum.
''Jangan panggil aku ibu dong,, emangnya aku kelihatan tua ya ?'' tanya Kinara berpura ngam'bek.
''Ah maaf Mba, maksud saya tadi...''
''Haha,, saya cuma bercanda jangan ditanggapi serius.'' ucap Kinara, sambil terkekeh pelan.
''Ah iya Mba,'' ucap Gladis.
Setelah mengecek seluruh barang yang dibawa Gladis, mereka bertiga memutuskan untuk pergi makan siang.
Mereka memutuskan makan disalah satu lestoran yang tidak jauh dari butik milik Kinara.
''Uangnya udah Saya transfer ke rekeningnya Mba Sari ya Dis,'' ucap Kinara, setelah mereka bertiga duduk dikursi.
''Iya Mba,'' jawab Gladis singkat.
''Rencananya habis ini kamu mau kemana?? tanya Misya pada Gladis.
''Saya mau cari penginapan Mba, karna besok lusa saya akan kembali kekota saya.'' jelas Gladis.
''Gimana kalau kamu nginap diapartemen ku saja, dari pada harus nginap dihotel.'' tawar Misya.
''Iya itu ide yang bagus Sya, kamu tinggal aja sementara di apartemen Misya Dis !'' tambah Kinara.
''Gk usah Mba, nanti merepotkan.'' tolak Gladis.
''Udah gpp, lagi pula aku hanya tinggal sendiri kok.'' ucap Misya.
''Apa tidak merepotkan Mba??'' tanya Gladis yang merasa tidak enak.
''Ya gk lah, malah aku senang punya teman.'' ucap Misya sambil tersenyum.
TBC..
Mohon tinggalkan jejak kalian ya...😘
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!