NovelToon NovelToon

Istri Sang Pemimpin

Chap.1. Pertengkaran Kecil

"Lorena, tunggu!"..merasa dipanggil, Lorena menghentikan langkahnya dan menoleh kebelakang tanpa memutar badannya. "Ada apa Rob?", lalu kembali berjalan pelan. Robby mensejajarkan langkah disamping Lorena di area parkir kampus INDONUSA PERSADA..

"Kamu kenapa sih susah bener diajak ngobrol...?, jangan sombong donk jadi orang..!", intonasi nada kesal Robby.

"Yaa, ngobrol ama kamu itu ujung-ujungnya maksa aku untuk jadi pacar, kan aku udah bilang berkali-kali kalo aku tuh ngga mau, dan belum pengen pacaran", nada sopan sedikit penekanan.

"Tapi jangan gitu juga jadi orang, seenggaknya kasih dulu aku kesempatan untuk buktiin bahwa aku itu pantas buat kamu", masih maksa.

"Maaf, aku ngga bisa..!, kalo ngobrolin masalah yang lain, it's Oke", kemudian Lorena kembali melangkah dengan cepat.

Robby mengejar sambil menarik tangan kanan Lorena agak kasar, dan ditepis kembali oleh Lorena sambil mempercepat langkahnya menuju ruang kelas.

Waktu yang tinggal 2 - 3 menit lagi sebelum dosen yang sedikit galak masuk kelas membuat Lorena agak malas meladeni Robby.

"Awas ntar lo yaa, gue bikin takluk lo ama gue..!!, jangan panggil nama gue Robby kalo ngga bisa", ngomong ke diri sendiri.

Mahasiswa lain yang baru pada datang pun seperti melihat tontonan gratis pagi, ada yang berbisik-bisik entah apa yang diomongin.

Lalu tiba-tiba," Apa kalian liat-liat, Heh..!!!, bubar kalian..!". Mahasiswa yang banyak menonton pun tanpa kecuali kena omelin Robby. Dan mereka pun meneruskan langkah masuk ke dalam area kampus.

Nun, disudut lain ada dua pasang mata yang dari awal memperhatikan kejadian ini dengan diam, ekspresi mereka sangat dingin melihat ke arah Robby

"Ayo masuk, nanti kita urus ini anak...!", salah satu dari mereka berbicara pada temannya.

--

Siapa mereka...?

Lorena Sangaji adalah putri kedua dari seorang pengusaha besar sekaligus ketua mafia yang cukup ditakuti di kawasan domestik ini. Berusia 22 tahun, mahasiswa semester 7 program S1.. Dia gadis yang sangat cantik, tapi karakternya sangat tegas, dan lugas kalau berbicara, mandiri, Dia tidak mau mengandalkan nama besar orang tuanya, prinsipnya kesuksesan harus didapat melalui perjuangan diri sendiri. Sering berbeda pendapat dengan papa bahkan beberapa kali papanya harus membentak karena Lorena tidak mau dikelilingi bodyguard. Papanya berfikir, lawan bisnisnya sangat banyak dan pasti musuhnya akan menjatuhkannya dengan berbagai cara, termasuk lewat celah keluarganya. Tapi, Lorena tetap tidak mau mendapat kawalan, hingga Ia pun sedikit terlambat masuk kuliah karena tamat SMA pernah melarikan diri keluar negri selama 1 tahun. Dan setelah ditangkap oleh jaringan papanya dan dibawa pulang. kembali.

Bukan hanya Robby sebenarnya yang mencoba mendekati Lorena, banyak...namun akhirnya tanpa kelanjutan lagi, mereka mundur tanpa Lorena ketahui penyebabnya. Setiap ketemu Lorena mereka langsung diam seperti orang yang baru kenal. Aneh sih...tapi "ahh bodo amat" Lorena said..

--Di Kelas--

Sesi mata kuliah Akuntansi jam pertama selesai, namun sayang dosen mata kuliah Statistik hari ini kosong karna dosennya sakit.

Kelas pun ribut, berisik!..ada yang teriak kegirangan, tapi banyak juga yang langsung ke kantin mengisi perut sekaligus cuci mata.

"Rena, kantin yukk, gue lapar nih, skalian cuci mata kita", Dita teman sebangku Rena mengajak.

"ahh..males gue, kenyang" Rena menyahut sambil buka buku, dia mau baca novel kesukaannya.

"hayuklaah, temenin guee,,males sendirian, lo baca dikantin aja".

"Dodol, mana bisa baca dikantin hari gini, brisik tau..!, tapi yaudahlah gue temenin".

"Okehhh, brangkaaat.." Dita senang.

Chapt.2. Kejadian Di Kantin

"Mas Yanto, baso urat satu jangan pake micin ya", Dita langsung pesan begitu duduk.

"Baik neng, bentar ya",

"Lo beneran ngga mau Ren..?"

"Nggak, gue minum teh botol aja"..."Teh botol satu ya mas Yanto" Lorena langsung memesan.

"Siap neng"....sahut mas Yanto dan langsung buka tutup botol , lalu bawa nampan isi pesanan baso Dita.

Tiba-tiba.....

"Nah, ini dia yang gue cari-cari dari tadi", Sosok wajah yang tidak asing mengganggu Lorena datang dan langsung duduk disampingnya. Agak mepet memang badannya sehingga lengan Lorena bergesekan.

"Ehh..kamu ngapain mepet-mepet sih..!?, geser nggak..?!" dengan nada agak keras Lorena bicara sambil menjauhkan duduknya.

Robby terpancing emosi mendengar nada keras dari Lorena, sambil berkata, "Heh, lo udah gue biarin ngomong kasar ama gue dari dulu ya (hilang aku-kamu nya), gue sabar..tapi lama-lama ngelunjak kayaknya", sambil mencolek pipi Lorena sedikit keras. "Gue mau baik-baik, tapi lo kurang ajar yah, sok kecakepan lo..!" Keluar sifat asli.

Lorena terperanjat mendengar kata-kata dari Robby dan sepersekian detik dia susah ngomong saking kagetnya. Orang-orang sekitar pun ikut menoleh ke arah pertengkaran itu.

"Lagian kamu duduk langsung nemp...",belum selesai Lorena bicara, tiba-tiba dari arah belakang Robby....byuuurr ! ada tumpahan kuah baso mengenai kepala Robby sampai baju belakang pun basah...

"HEH..!!, lo bang**t ya...!" dia berkata sambil tangannya menampar dengan keras orang yang jalannya seperti tersandung sesuatu. "Plakk..." mengenai pipinya dan kacamatanya jatuh, pecah. Sosok yang tersandung tersebut bermuka kalem, badan agak tegap, atletis hanya mengusap pipinya yang panas kena tamparan.

Robby tidak berhenti, dia ingin melampiaskan kekesalannya pada orang ini. sambil mencengkram kerah baju, dia mendorong orang itu ,tangan kanan mau memukul...

Tiba-tiba ada satu orang maju ke tengah memisahkan dan mendorong Robby, "Udah bro, dia kan ngga sengaja"

"Eh..lo temannya?, maju lo dua-duanya sini. Orang tersebut tidak bereaksi, hanya diam, melihat ke arah mata Robby. Tatapan tajam dan dingin.

Lorena berkata, "Cukup..!!, malu di liatin orang-orang..!!', Dia balik badan dan pergi meninggalkan suasana makin panas tersebut.

Dita yang dari tadi hanya diam, ikut bergerak mengikuti Lorena, ehh..tapi dia lupa belum bayar.."Rena, tunggu..!" gue bayar dulu.

Pengunjung kantin lainnya tidak ada yang berani memisahkan. Jadi penonton...

Dua orang yang bermasalah dengan Robby ikut pergi dari situ. Robby tidak terima, " Ehh..lo pada mau kemana..? gue belum selesai ama lo berdua ya", tapi teriakan Robby tidak bersambut, mereka tetap pergi dengan no comment..

"Awas nanti lo..!"

Lorena tiba dalam kelas dengan wajah merenggut kesal. "Kenapa sih si Robby kasar banget jadi orang, baru tau gue sifatnya kayak gitu..Hhh" menggerutu sendiri.

"Udahlah Ren, lo kan udah tau nih aslinya Robby seperti apa, naah, besok-besok diamin aja, nggak usah diladeni, tinggal pergi".

"Iya, ngerti guee", Lorena langsung buka buku novelnya lagi, Tapi...eh Dit, habis ini matkul Accounting Theory yah..? dosennya ada ngga ya, tetiba gue jadi males niih, pengen pulang aja

"Belum tau, kayaknya sih ada, paling sebentar lagi masuk, udah jam nya sih", Dita ngomong sambil merebahkan kepalanya ke meja, mau tidur.

-Di tempat lain-

Robby berjalan terburu-buru, mimik wajah terlihat mengeras, dia tidak terima dengan kejadian tadi. Dia ingin pergi ke tempat base camp club Moge , membawa dua misi, pertama mengadu masalah bagaimana caranya supaya Lorena di shock therapy sedikit agar mentalnya jatuh, diculik atau bagaimana belum tau, tadi setelah kejadian di kantin, dia sudah menghubungi teman-temannya. Misi kedua, mau memberi pelajaran kepada orang yang bermasalah dengannya di kantin. Dan ini sudah diputuskan nanti di culik, tapi sebelumnya dia disuruh datang dulu ke camp mereka.

Siapa Robby ...?

Robby orang yang sangat temperamen, kasar, meremehkan orang lain, dan lingkungan pergaulannya rata-rata kalangan menengah keatas. Punya usaha sendiri berupa coffee shop. Suka berkelahi dan sedikit menguasai bela diri, tapi suka mengandalkan teman-temannya jika bermasalah dengan orang lain. Dia sangat menyukai Lorena semenjak semester IV, namun Lorena tidak pernah menanggapinya. Robby tidak menyerah hingga sampai kejadian di kantin, penolakan Lorena membuatnya lepas kendali.

Sekarang,

Robby berangkat, menstarter moge nya langsung tancap gas menuju perkumpulannya dibilangan Radal Selatan kota J. Melewai perempatan lampu merah Petogogan, dari arah belakang tiba-tiba moge nya ditabrak, oleng...tapi tidak jatuh. dan menepikan motornya. Sebuah jip wrangler hitam langsung mepet dan brenti pas disamping motornya. 2 orang laki-laki turun lalu memukul kaki Robby dengan stick golf.

"Achh...." jeritan kesakitan dan jatuh berikut mogenya. Robby belum sempat bereaksi, tiba-tiba orang yang satu lagi dengan cepat sudah meringkusnya, mulutnya langsung di bekap dan dilakban, ditarik kedalam mobil dan dibawa pergi. Satu mobil Wrangler hijau berhenti dekat moge dan turun lagi satu orang membawa moge yang tertinggal. Wrangler hijau dan moge pun pergi mengikuti arah Wrangler hitam..

Kejadiannya sangat cepat, hingga orang-orang disekitar hanya terpana tanpa sempat bertindak menolong.

Dalam mobil Robby berusaha berteriak, namun kena pukulan keras dirahangnya, langsung pingsan. Wrangler hitam melaju meninggalkan keramaian dengan kecepatan tinggi menuju arah Parung keluar kota.

Dirumah Kosong

Byuurr...!, suara siraman air ke wajah membuat Robby terbangun. Dia membuka matanya dan menggoyang kepalanya sendiri, merasa pusing. Setelah sadar sepenuhnya, dia kaget. Tangannya terikat ke belakang dikursi kayu tempat duduknya.

"Ehh..elo ?, lepasin gue..!! sambil menatap beringas ke arah empat orang yang ada diruangan itu. Robby mengenali 2 orang yang ada di hadapannya tersebut, mereka yang bermasalah di kantin kampus tadi siang.

"Hehh..!! lepasin ngga..??, temen-temen gue banyak, nanti gue habisin lo ya...!" tetap mengancam.

Satu orang maju mendekati, menepuk pipi Robby tiga kali perlahan, "ckckck ...berani juga lo ya, boleh juga nyali lo", kembali menepuk pipi Robby agak keras.

"Hadapi gue secara jantan kalo berani..!!", Robby menantang.

"Baik.., kalo itu mau lo, pengen nyoba gue, mulut lo sama ngga ama kemampuan elo". Orang yang ternyata di kantin tadi menumpahkan kuah baso ke Robby.

"Buka ikatan ama lakbannya gue pengen olahraga dulu..!", dia memerintahkan temannya, sambil bersiap buka jaket kulit hitamnya.

Setelah dibuka, Robby langsung menyerang orang tersebut yang baru meletakkan jaketnya. Seperti tidak siap, namun begitu serangan datang, dengan kecepatan dia melakukan gerakan memutar 90 derajat melepaskan tendangan side kick menyongsong serangan Robby. Tepat mengenai pelipis, Robby terhuyung kesamping, lawannya tidak berhenti, dia langsung melakukan serangan susulan dengan tendangan double back kick (Dwit chagi) ke arah dada dan leher. Robby pun terjengkang kebelakang menghantam tembok dan terkapar.. Sebentar sih, cuma 3 menit kira-kira. Selesai.

Orang itu mencengkram leher Robby dan berkata, " Lo akan gue lepasin tapi mulai sekarang jangan coba-coba mengganggu Lorena, pergerakan lo udah gue kunci, jadi apapun tindakan elo terhadap Lorena gue akan tau....!, Paham ??." tatapannya dingin.

Robby terdiam, menahan sakit di dada dan lehernya, tapi tidak menjawab, hanya manatap orang itu, tajam !

"Sepertinya elo ngga terima yah...?, tanda awal dari gue ini...",, tiba-tiba bunyi....Krraaakk !!, kelingking jari kiri Robby dipatahkan..

Lalu, dia berdiri dan berbalik arah ke teman-temannya, yang dari tadi cuma diam duduk sambil merokok, " Ayo kita pergi, tinggalin dia disini".

"Oke brader..." dan mereka berjalan keluar. Tapi orang yang menghajar Robby berhenti dan berkata, "Oh ya, jangan libatkan teman-teman lo, gue tau siapa aja orangnya, dimana rumahnya, siapa keluarganya, dimana kumpulan,nya. Kalo mereka ikut campur ,percayalah, gue bikin rata ama tanah , dan gue hancurin...!!". Lalu melenggang pergi.

Siapa mereka ini....??

 

READER YANG TERHORMAT...

KARYA DAN CERITA YANG TERKANDUNG DIDALAMNYA INI, MURNI DARI PEMIKIRAN DAN IMAJINASI AUTHOR SENDIRI. TIDAK COPAS ATAU MENIRU CERITA LAIN. KALAU ADA KESAMAAN NAMA ATAU TEMPAT DAN JALAN CERITA ITU HANYA FAKTOR KEBETULAN SEMATA.

ASLI KARYA SENDIRI YAA 🙏

TERIMA KASIH

AUTHOR

 

"

Chapt.3. Tikus Kantor

Tok..tok..tok suara ketukan pintu

"Masuk..", Pimpinan buka suara.

Sekretaris Indri masuk membawa berkas-berkas dokumen perusahaan yang di minta Devilito melalui sambungan telpon paralel kantor dan meletakkannya dimeja dengan sopan.

"Ini sudah semua yang saya minta..?" Devilito bicara sambil membuka salah satu map di antara dokumen tersebut secara perlahan,, Hening... Aura dingin sang pemimpin begitu terasa.

"Yang dokumen tentang neraca yang mana..?", kembali bertanya pada sekretarisnya.

"Yang binder warna biru pak Dev..", sambil membantu mengambilkannya.

"Kamu duduk aja Indri, jangan berdiri di samping saya ini, risih saya", sambil menunjuk kursi di depan mejanya.

"Maaf pak Dev, baik", Indri pun melangkah dan duduk diam sambil mengamati wajah Devilito. Dia sangat mengagumi atasannya yang berusia 29 tahun tetapi belum mempunyai istri ini mempunyai paras ganteng dan macho. Tapi dia takut, karena aura atasannya ini begitu dingin, tatapan tajam, jarang senyum dan bicara seperlunya.

Devilito meneliti berkas dokumen kadang bergumam sendiri, kadang manggut-manggut.

20 menit kemudian,.sang bos berdiri dan mengambil Hp nya di meja, lalu menelpon seseorang.

"Bro, lagi dimana..?"

"Seperti biasa home base, kenapa bro..?"

"Kesinj dong ,sekarang ya, gue tunggu.." nada datar ,lalu memutuskan percakapan.

di seberang sana...

"Haelaaah..,ini orang kebiasaan banget main matiin telpon seenak-enaknya aja", gerutu Giring sambil bersiap menuju garasi dan berangkat.

Giring adalah sahabat Devilito dari remaja, persahabatan mereka sangat kental, Giring sangat ahli dalam IT, jago program dan hack. Dia mempunyai tim tersendiri beranggotakan 5 orang yang ahli dibidangnya masing-masing. Bekerja sama dengan jaringan dari berbagai negara lain untuk memperkuat sistemnya. Dan, sering diminta bantuan oleh pihak siber polisi dalam memecahkan sebuah kasus. Dalam pergerakannya, mereka selalu memakai nama 'alias' agar tidak mudah dilacak. Satu lagi kelebihan menarik lainnya yaitu, mahir beladiri Martial Art.

Saat ini Devilito memanggilnya pada saat jam kerja, pasti ada masalah besar, pikirnya.

--Di Kantor--

PT. Cakra Gurita Buana, Tbk di bawah kepemimpinan Devilito Arkansa bergerak di bidang Properti, Garment, Show Room mobil Mewah dan Cargo. Gedung 5 lantai, berdiri diatas tanah lebih kurang 1 Hektar, berada di pusat kota bisnis. Tiap lantai merupakan divisi induk dari masing-masing departemen usaha. Dan, lantai paling atas adalah ruangan khusus pimpinan tersendiri.

Di lantai paling atas...

Setelah menelpon Giring, Devilito menyuruh Indri untuk memanggil semua kepala tiap departemen berikut wakil dan manager akunting nya, untuk meeting 30 menit lagi di ruangan khusus.

"Tapi Direktur Keuangan saya tidak usah diberitahu ya, dia tidak usah ikut dalam meeting ini", seru bos pada Indri.

"Loh, kenapa pak..?bukankah pak Andre sangat diperlukan dalam rapat ini..?", Indri mencoba koreksi bosnya.

"Kamu laksanakan saja perintah saya, I do it what I should be done, kamu tidak usah banyak tanya", perintah Devilito menatap tajam ke arah Indri.

"Baik pak, segera", Indri ketakutan di tatap seperti itu.

Tiba-tiba telpon paralel berbunyi...dari bagian receptionist depan, pimpinan langsung angkat. ." Maaf pak, ada pak Giring mau ketemu, katanya udah janjian, di suruh langsung atau tunggu dulu pak ?"

"Suruh langsung aja"...

"Baik pak".

Yaa..walaupun Giring seorang sahabat tetapi Devilito menerapkan aturan disiplin ketat yang harus dipatuhi tanpa kecuali. Tidak boleh seorang pun yang bisa masuk ke ruangannya tanpa ijinnya, dan ini termasuk poin utama. Bagi yang melanggar langsung dipecat, itu sudah termasuk dalam klausa perjanjian karyawan yang wajib disetujui sebelum diterima bekerja. di perusahaannya. Khusus sahabat-sahabatnya, sendiri Devilito sudah memberikan pengertian untuk menghormati aturannya tersebut.

2 menit kemudian Giring masuk ke ruangan Devilito, dan Devilito pun menyuruh Indri untuk meninggalkan mereka berdua. "Jangan lupa sekarang langsung hubungi yang saya bilang tadi ya".

"Baik pak"

"Waahh..ada apa nih kawanku satu ini memanggil datang ke kantornya, pasti ada urusan berat yah..?", Giring buka percakapan agak formal.

"Tau aja..." , Devilito garuk-garuk kepala yang tidak gatal. "Udah ah, ngga usah formil ama gue, ngga ada orang lain disini", sambungnya.

"Ahahahaha.." Giring tertawa lepas sambil menepuk bahu Devilito.

"Gini sob...di kantor ini ada tikus mau bermain-main nih ama gue, mainin anggaran, padahal gue udah kasih gaji + insentif besar + bonus ama dia, tapi dasar manusia ngga ada puasnya tetap aja menggerogoti anggaran, di kiranya gue jadi bos karena warisan kali, gampang dikibuli", Devilito berbicara lebih tepatnya menggerutu.

"Nah, gue mau minta tolong, blokir semua account dari bank manapun, luar dan dalam negeri orang-orang yang nanti gue kasih daftarnya, ngga banyak cuma 3 orang aja. Gue udah hitung-hitung beberapa hari ini sama akuntan jumlah seluruh pendapatannya dari gaji/insentif/bonus mulai dari awal dia bekerja sampai hari ini., gue sengaja nggak langsung ke pihak yang berwajib plus pihak bank untuk kerja sama, karena gue ingin shock therapy mereka dulu, nanti baru urusan kepolisian dan kejaksaan untuk penyitaan asetnya. Dan elo tolong nanti kerjasama dengan orang dalam pihak bank dan kepolisian ya, gunakan koneksi lo, jangan sampai kita yang melanggar hukum nantinya",

Devilito menjelaskan panjang lebar, dan Giring hanya manggut-manggut tanda mengerti. Dia sudah tahu apa yang harus di lakukannya.

"Nah..sekarang berapa gue harus bayar untuk tugas ini ..?" Devilito melanjutkan.

"Bayarannya...??, traktir ngopi ajalah, kayak gue nggak ada duit aja lo kira, hahaha", Giring tertawa..

"Oh ya, itu orang mau lo apain bro..?" Giring bertanya karena dia belum tau rencana selanjutnya.

"Nanti malam kumpul di markas ya., gue mau olahraga, udah lama nggak pegel-pegel badan gue, dia masih muda, paling 3 atau 4 tahun diatas gue, boleh laah,", Devilito bicara sambil senyum-senyum, dan melakukan peregangan otot, tapi Giring sudah tahu maksudnya..

"Udah ah, gue mau meeting dulu..!, ntar gue hubungi marcel sekalian mau tau kabarnya" sambil mengambil jas nya dan bersiap keluar ruangan.

"Ok. bro" Giring ikut keluar ruangan, langsung meninggalkan Devilito tanpa basa basi lagi.

Devilito menghampiri meja Indri dan bertanya apakah semua sudah bersiap untuk meeting, dan Indri menjawab sudah dipersiapkan berikut dokumen yang di perlukan nantinya.

"Mereka sudah di ruang meeting pak"

--Di Ruang Meeting--

Devilito masuk ruang meeting dengan wajah seperti biasa, dingin. Dia menatap satu persatu wajah mereka ,lalu berkata,

"Saya langsung mulai tanpa basa basi, saya mau bertanya kepada kalian semua, ada yang bekerja disini baru dibawah 2 tahun..?"

"Tidak pak, rata-rata di atas 2 tahun"

"Bagus, kalian tahu perusahaan ini sudah berdiri selama 8 tahun, dan saya membangunnya dengan susah payah, mengalami fase up - down, perusahaan ini bukan saya dapat dari warisan orang tua. Jadi saya sangat mengetahui seluk beluk yang terjadi di perusahaan ini, termasuk dengan alur keluar masuk dana perusahaan." Dia mengambil salah satu dokumen didepannya.

"Dalam dokumen ini, tercatat semua data termasuk data fiktif, jadi tujuan saya mengumpulkan kalian, cuma mau memberitahu, bahwa dalam perusahaan ini ada orang yang bermain-main dengan keuangan proyek, kerugian total hampir 100 milyar, tepatnya 97 milyar. Saya sudah punya catatan lengkap siapa saja yang bermain disini. Jadi, siapa yang merasa punya salah dalam hal ini, silahkan temui saya, Saya kasih waktu 2 hari ini tidak ada yang mengaku, percayalah..saya lebih kejam dari yang kalian pikirkan, dan dipastikan hidupnya menderita dan cacat...!, sekian, silahkan bubar.". Devilito keluar ruangan rapat diikuti oleh Indri. Sampai di ruangannya, Devilito langsung menelpon kepala keuangannya.

"Pak Andre, Anda ke ruangan saya sekarang ya.."

"Maaf pak Dev, saya posisi sekarang ada di gedung X bertemu dengan rekanan dari perusahaan M membahas proyek bahan impor untuk garmen yang di kota S, sekitar jam 4 sore saya kembali ke kantor pak Dev".

"Baik, kalau begitu nanti jam 7 malam ketemu sama saya di daerah Parung di rumah rekan, saya nanti di share lokasi nya, jangan telat ya..!"

"Siap pak Dev"

"Cih..ada urusan apa dia mengurus client garmen..?, bukan kerjaan nya", Devilito bergumam sinis.

Devilito melirik jam di tangannya baru jam setengah 2 siang, dia berpikir lebih baik dia keluar kantor sekalian makan siang karena dari tadi belum makan.

Dia meletakkan jas nya kemudian keluar ruangan dan berkata pada Indri kalau dia keluar kantor dan tidak kembali ,

Turun ke parkiran mobil karena dia tidak pernah memakai sopir pribadi. Masuk mobil Hammer dan berangkat ke sebuah restoran langganannya yang ada di Mall daerah Pondok Indah.

--

--

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!