NovelToon NovelToon

Pilihan Marsel

01: Sudah terlihat dari awal

Note author: maaf jika banyak kekurangan pada cerita, karena author masih pemula 🔰

.

Pov author

4 bulan kemudian, malam yang gelap, terlihat di satu ruangan yang redup, lebih tepatnya kamar Salma dan Thomas, mereka tampaknya melakukan nyot nyot

Tampaknya kedua kekasih tersebut sangat menikmatinya, ahh sudahlah, saia gak bisa membayangi seberapa ganas Thomas nya

"Mmmh, mas.... Uhhhh.... "

Stop, plis stop, terlihat sekali keganasan nya, ternodai sudah

"Oeeeeek...! "

Salma yang memejamkan matanya yang sedang menikmati seketika membuka matanya, sedangkan Thomas berhenti sebentar

"Mas... Sela nangis mas... Mmmh... "

"Sebentar sayang.... Bentar lagi selesai... "

Salma memikirkan Misella, ia kemudian memejamkan lagi matanya

"Mama...! "

Teriakan Marsel terdengar dari bawah, Salma merasa anak anaknya sangat membutuhkan nya dan segera mendorong Thomas, ia memakai daster nya dan mengambil sandal rumahnya

"Salma, belum selesai.... "

"Nanti lanjut mas, anak anak kita nangis.... "

Salma berlari menuju keluar kamar, sedangkan Thomas hanya merasa tanggung dan meringis, kasihan

"Agh, dikit lagi padahal.... "

Salma berlari kebawah menuju kamar anak anaknya, ia membuka pintu kamarnya dan melihat anak anaknya yang menangis

"Cup cup cup, Marsel, kenapa nangis nak? "

Marsel menatap Salma dengan wajah sedih dan ketakutan, ia memeluk Salma dengan erat

"Arsel impi buluk... "

Salma menghela nafasnya, ia melepaskan pelukan Marsel dan mengambil Misella yang rewel dan menggendongnya kemudian bersandar di kasur Marsel

"Marsel tidur lagi ya, mama belai kamu ya, biar kamu tidur lagi... "

Marsel menganggukkan kepalanya, Salma membelai rambut Marsel dan juga menyusui Misella

Salma menatap kedua anaknya, yang sulung yang ia belai berusaha tidur kembali, sedangkan si bungsu yang ia susui tampak lapar dan memang membutuhkan asi nya

Salma merasa ngantuk, ia ingin tertidur, tetapi ia langsung terjaga, karena takut jika pangkuan Sela terlepas darinya dan Sela terjatuh dari kasur Marsel

"Salma... "

Salma menatap ke arah pintu, Thomas yang mengintip nya kemudian masuk dan mendekat

"Mas, maaf ya kalau udah sampai puncak tapi aku buat mas tanggung.... "

"Ngga apa apa, mas selesaikan sendiri tadi, sini mas belai Marsel nya, kamu timang timang Sela aja"

"Iya mas, makasih... "

Setelah kedua anak anaknya tenang, Salma dan Thomas perlahan keluar kamar, mereka menutup pintu kamar anaknya dengan perlahan

"Sudah, kita tidur ya, besok mau persiapan Marsel ultah"

"Iya mas"

Salma tampak berpikir, Thomas menyadarinya

"Kenapa? "

"Mas, aku kok masih tanggung ya? "

Thomas menatap Salma dengan senyuman cabul, Salma langsung tertawa dan ia diangkat oleh Thomas

"Ayo tambah lagi... "

Ya, anda para readers tau lah apa yang terjadi selanjutnya

.

Pov Salma

Pagi harinya, aku dan mas Thomas sudah bangun dari awal

Hari ini kami semua berberes beres, karena hari ini anak sulung ku bertambah umur

Tak terasa sekali, baru kemarin dia seperti adiknya sekarang dia sudah berumur 2 tahun, cepat sekali dia bertambah umurnya

"Marsel, kamu udah siap kan? "

"Yeeey, arsel uang ahun! "

Terlihat sekali gelak tawa riang anak sulung ku, ia mendekat ke kereta dorong anak bungsu ku dan melihat adiknya yang terlihat bahagia

"Adek, akak uang ahun, adek apan? "

"Nanti dong kakak, nanti adek nyusul kakak loh... "

Sela tertawa, aku merasa bersyukur kedua anak anakku termasuk anak yang ceria dan tidak rewel

Kadang merasa bersyukur juga dengan sifat menurun dari mas Thomas yang mudah senang dan bahagia, kadang juga merasa kesal juga dengan sifat menurun nya yang jahil

"Salma, semua makanan udah semua tuh disusun sama karyawanmu, tinggal kue pesanannya lagi yang belum nyampe"

"Iya mas, ngga apa apa, lagipula nanti jam 10 acaranya dimulai"

Secara tiba-tiba mas Thomas mencolek lemak perutku, aku menatapnya dengan sinis, karena itu sebuah ejekan

"Ngejek ya mas? "

"Ngga, mas cuma gemes aja, tadi malam kurang puas liha... "

Aku langsung menutup mulutnya, karena malu saja membicarakan hal tersebut di depan para karyawan catering dan anak anakku, dia sangat tidak mendidik

"Mas, bisa ngga jangan sembarangan aja kalau ngomong? "

"Hehehehe, maaf sayang"

"Ngga usah ngejek gitu, tau kok aku sekarang gemuk, tapi ingat, gemuk ini hasil kamu semua mas, karena kedua sikecil kita keluar dari sini"

"Iya sayang, jangan diungkit lagi, mas cuma goda aja, selebihnya mas suka sama kamu yang tembem begini, empuk kalau dipeluk, apalagi pas tidur"

"Udahlah, malas aku"

"Yah, kok merajuk..."

Siapa yang tak merajuk coba? Suamiku seperti mengejek saja, padahal gemuk begini karena usaha berdua juga

.

.

Tiba saatnya, akhirnya acara sudah dimulai, aku memasangkan topi mahkota kertas bertuliskan nama dan ulangtahun nya

Satu persatu tamu undangan datang, itupun anak anak dari semua teman, kerabat maupun keluarga dari kami berdua, tak lupa juga kakek neneknya anakku yang ikut merayakan ultahnya

"Halo, siapa tuh yang ultah? "

Aku mengenal suara ini, ku balikkan pandangan ku dan segera berpelukan, karena itu adalah sahabat ku, Arina

"Aih, kukira kamu gak datang rin... "

"Datang dong, kan anakmu udah naruh janji sama aku. Kalau gak ku tepati, gak mau lagi dia main sama Arinska"

"Yaudah, ayo masuk"

Ternyata Arina tidak sendirian, dia bersama Brian, aku mempersilahkan mereka masuk dan mencari tempat duduk

Tak lama kemudian, keluarga pak djarot datang, mereka pastinya membawa anak bungsu mereka, Azizah

"Selamat ulang tahun buat sulung ya, ngga nyangka udah dua tahun aja dia"

"Hahaha, terimakasih pak djarot, ayo masuk, langsung ucapin aja sama yang ulangtahunnya"

Sudah lama menerima tamu ultah, akhirnya acara dimulai

Sorak tawa dan lagu ulangtahun dari anak anak kecil menyambut untuk putra sulung ku, mereka juga tampak berebut untuk meniup lilin ultah putraku

Sekali ada yang menghembus, itu membuat Marsel kesal, yang membuat bingung malah anak Arina dan anak pak djarot yang memarahi dan memukuli anak yang meniup lilin ultah anakku

Tangisan akhirnya terdengar, anak yang dipukuli tadi ditenangkan oleh orangtuanya di teras belakang, sedangkan Brian dan bu Rahma memegang anak anak mereka dan menasehati nya, dan ya anak sekecil itu dikasih tau pastinya nangis

Tak lama kemudian, pemotongan kue dimulai, tampak sekali jalan tatih tatih Arinska dan Azizah mendekati anakku, mereka memeluk anakku, sedangkan Marsel hanya bingung

"Adek alin ama izah enapa eluk arsel? "

"Anteng... "

"Abaaa, anteng... "

Kami hanya tertawa, kedua anak kecil itu ternyata sedang memuji anakku, akhirnya Brian dan bu Rahma turun tangan lagi dan mengambil mereka dari Marsel

.

.

Waktunya makan makan, anak anak dari tamu mengambil makanan yang sudah terhidang, ada juga yang mendekati anakku untuk bersalaman dan berpelukan

Kami para orangtua pastinya tersenyum dan tertawa melihat tingkah anak anak polos itu masing-masing menunjukkan ekspresi mereka, entah itu dalam berteman atau ingin menggoda Marsel

"Abaaa... "

"A'aaak... "

Aku yang duduk di samping Arina dan bu Rahma hanya menatap kelakuan mereka bertiga, lagi lagi kedua gadis kecil itu tampak sedang mendekati anakku dan mungkin akan memujinya sekali lagi

"Abaaa... "

Tak lama kemudian, Arinska tiba tiba menepuk Azizah, itu membuat kami panik dan segera mengambil mereka

Marsel yang kugendong hanya terdiam dan heran, sedangkan kedua gadis kecil tersebut yang satunya nangis yang satunya julid

"Haduh, maafin Arinska ya bu... Dia anaknya gak nakal, baru kali ini dia nakal.... "

"Ngga apa apa, kayaknya Azizah sama anaknya mbak kayak memperebutkan si bibit unggul"

"Kayaknya iya deh, sudah kelihatan dari awal, sekecil ini aja udah berebut cowo, gimana gedenya? "

Mereka hanya tertawa, sedangkan aku dan Marsel hanya bingung, apa ini yang bisa dibilang ' Sudah keliatan dari awal ' untuk awal jalan kehidupan anakku dalam berurusan dengan kedua gadis?

Ah, ngaco aja kamu Salma, sulungmu masih kecil, sekolah aja belum, ah sudah sudah....

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

Halo semua!

Gimana kabarnya, sehat sehat semua kan?

Akhirnya kita bertemu, ya walaupun sebenarnya ini ceritanya udah disiapin awal awal sekali sama author

Ini pun buatnya sebelum mendekati ulangan, tepatnya seminggu lagi

Tapi gak apa apa, authornya gak ada kerjaan juga, jadinya langsung aja, kan bisa double up gitu, hehehe

Terimakasih buat yang nunggu ceritanya, luv deh sama kalian semua 😁

Dan, selamat tahun baru buat semuanya, semoga kita selalu bersama dalam keadaan sehat dan bisa meraih keinginan yang telah diimpikan 🥳

.

Jangan lupa tinggalkan jejak 👣👣👣

02: Mainan

Note author: maaf jika banyak kekurangan pada cerita, karena author masih pemula 🔰

.

Pov Salma

3 tahun berlalu, akhirnya anakku masuk taman kanak-kanak, tak ku sangka dia sudah sebesar ini, dan dia juga berbicara mulai lancar, tidak cadel seperti dulu

"Mama, makan? "

"Iya, sebentar ya sayang, kamu duduk dulu di sana"

Anakku duduk tenang, tak lama datang anak bungsu ku

"Mamaa, ela apal... "

"Sela lapar nak? Bentar ya, mama mau gorengin nugget buat kamu sama kakak, kamu duduk dulu ya sama kakak Marsel... "

Aku mengangkat Misella, ia ku dudukan di kursi sebelah Marsel dan mendekatkan kursi mereka agar bersatu, karena kutau mereka ingin berdekatan

"Marsel makan sendiri ya, mama mau suapin adek"

"Iya ma, Marsel makan sendiri... "

Aku menyendokan nasi ke piring pertama untuk Marsel, kemudian dia mengambil nya dan memakannya dengan lahap menggunakan nugget dan sedikit sambal

"Akak, gak edas? "

"Ngga, kakak suka sambal, enak... "

Tak lama kemudian mas Thomas datang, aku menyuruhnya untuk segera sarapan, karena mas Thomas terlebih dahulu akan mengantarkan Marsel ke TK nya

.

Pov author

"Marsel makannya lahap banget, Sela juga"

"Enak pah, Marsel suka... "

"Ela, enyak, papa... "

Thomas mengelus kedua rambut anaknya, ia kemudian duduk dan mengambil lauk kemudian memakannya

"Sayang, ayo sarapan bersama... "

Salma yang sedang mencuci piring menatap Thomas, ia hanya menggelengkan kepalanya

"Nanti mas, mau beres beres dulu, biar aku juga bisa langsung santai, siang nanti mau santai sama anak anak di rumah"

Thomas menganggukan kepalanya, ia melanjutkan makannya sampai habis

.

.

Selesai sarapan, Thomas dan Marsel bersiap siap untuk pergi

"Marsel, bekalnya tadi udah dimasukkan, sayang? "

Salma memeriksa barang barang keperluan Marsel untuk kesekolah, Marsel menganggukan kepalanya

"Sudah mah, Marsel sudah masukkan"

Salma tersenyum, ia memeluk anaknya dan menciumnya

Marsel termasuk sudah sangat tinggi, tingginya saja sudah sebatas pinggang Salma, mungkin menurun gen dari Thomas

"Sayang, aku pergi dulu"

"Hati hati ya mas"

Salma bersalaman dengan Thomas, Thomas mencium kening Salma

"Dadah.... "

Salma melambaikan tangannya, Thomas dan Marsel masuk ke dalam mobil, mobil pun berjalan menuju ke tempat yang dituju, kemudian perlahan menjauh dari pandangan

"Mama... "

Salma menatap ke arah bawah, ia melihat Misella yang menyusul nya

"Sela? Kamu kok bisa sampai sini, sayang? "

Salma langsung menggendong Misella, Misella tersenyum dan memberikan sepetik bunga anggrek

"Misella dapat darimana bunga anggrek ini? "

Misella tersenyum, ia kemudian turun dari gendongan Salma dan berjalan menuju teras belakang rumah

"Ela apat ali sini... "

Salma terkejut, karena yang diambil oleh Misella adalah bunga anggrek milik suaminya

"Misella, kok bunganya dipetik, sayang? "

"Uat adiah mama... Unga cantiiikk ayak mama..."

Salma hanya bisa menggelengkan kepalanya, bagaimana cara menjelaskannya pada suaminya, bahwa anggrek kesayangan nya dipetik oleh si bungsu

"Sela, makasih ya sayang... "

Sela tersenyum, ia memeluk Salma dengan erat dan tersenyum

'Bagaimana mungkin aku akan memarahi anakku, sedangkan dia menunjukkan rasa kasih sayangnya padaku, ya walaupun bunga anggrek nya mas Thomas. Huhuhu, aduh, gimana mau jelasinnya.... '

Salma tidak bisa marah, karena tak mungkin ia akan memarahi anaknya yang menunjukkan ekspresi sayang padanya, walaupun nantinya akan susah menjelaskan soal bunga anggrek tersebut

Tok tok!

Suara ketukan pintu dari luar, Salma menyahuti nya dan berjalan menuju ke pintu rumahnya

"Halo, abang Marsel nya ada? "

"Ibu Rahma... "

Salma memeluk bu Rahma, mereka sudah lama tak bertemu, karena keluarga pak djarot sudah pindah dari 2 tahun yang lalu

"Aduh, datang kok ngga kasih kabar bu? "

"Ah, ngga perlu kasih kabar, saya mah maunya datang pake kejutan gitu, biar mbak Salma gak kelabakan"

"Aduh, yaudah, ayo masuk dulu bu"

Salma mempersilahkan bu Rahma masuk, seketika ia kaget dengan sebuah larian dari depan rumah

"Azizah, jangan lari lari nak"

Salma menatap ke belakangnya, terlihat gadis kecil berkerudung dan bergamis kecil ungu, tampak berhenti karena perintah ibunya

"Izah mau main sama aba.... "

"Yah, abang Marsel nya pergi sekolah, izah, nanti siang dia baru pulang"

Setelah Salma mengatakan bahwa Marsel pergi sekolah, wajah Azizah seketika berubah

"Akaak... Ain? "

Misella datang ke arah Azizah, ia membawa mainan dan mengajak Azizah untuk bermain bersamanya

"Mau, ayo main... "

Azizah kemudian menggandeng tangan Misella, Salma kemudian membentangkan karpet bulu tambahan untuk mereka bermain dan meletakkan semua mainannya di atas karpet

"Wah, kayaknya lagi asyik main nih... "

Salma menatap ke arah pintu, ia berdiri dan langsung berjalan ke arah pintu

"Arina?! "

Seperti biasa, kalau persahabatan perempuan tak lepas dari berpelukan, Salma dan Arina berpelukan

"Aaaa, kok kamu ngga ngasih tau sih rin? "

"Ah kamu, kayak penting aja perlu ku kasih tau. Kamu tau lah, si Iska yang rindu sama kakak bulenya... "

"Wah, dia lagi sekolah"

"Kakak Marsel sekolah...? "

Tiba-tiba suara anak kecil, itu adalah Arinska, tampak sekali ekspresi kecewa dari gadis kecil tersebut

"Iya Iska, kakak Marsel nya lagi sekolah, nanti dia pulang kok... "

Arinska kemudian mendekati Arina, ia menarik narik celana Arina dengan ekspresi sedih dan kecewa

"Iska... "

"Iska mau main sama kakak Marsel! Huwaaaa! "

Arina langsung menggendong Arinska, ia menenangkan anaknya yang merengek

"Ah, kalau gitu, Iska main yuk sama adek Misella dan Azizah di dalem, sambil nunggu kakak Marsel nya"

Arinska yang ada dipangkuan Arina menggelengkan kepalanya, Salma kebingungan dan mencari cara untuk mengajak Arinska bermain bersama

"Kalau gitu, kita makan eskrim yuk... "

Wajah Arina berubah, ia menggelengkan kepalanya, tanda tak menyetujui nya

"Ngga usah, Salma, nanti dia batuk"

"Tapi Iska mau eskrim, mama! "

Rengekan terdengar kembali, Arina hanya bisa menyetujui nya saja

Salma mengajak mereka masuk, sementara ia akan mengambil es krim untuk anak anak di dalam kulkas

"Ini eskrim untuk Arinska ya... "

Salma memberikan eskrimnya, tawaran tersebut terdengar oleh dua bocah yang sedang asik bermain tadi

"Es krim?! " teriak Azizah, sedangkan Misella hanya terkejut mendengar teriakan Azizah

"Eeh, izah jangan makan eskrim dulu, izah belum sembuh dari sakit loh.... "

Bu Rahma membujuk anaknya, Azizah kemudian memberontak dan merengek

"Azizah nya makan smoothie aja ya, kayak Misella"

Azizah menggelengkan kepalanya, ia tetap kekeuh pada keinginan nya untuk memakan eskrim

"Ya sudah, bu Rahma makan saja eskrim nya sama sama dengan Azizah, biar Azizah nya ngga terlalu doyan sama eskrim nya"

"Ide bagus juga itu, mbak Salma"

Salma mengambil eskrim dan satu cup smoothie untuk Misella, ia memberikan eskrim beserta smoothie tersebut pada dua gadis kecil tersebut

"Kok Misella suka smoothie ya? Ngga kayak mereka berdua, suka sama eskrim? "

"Marsel yang bisa makan eskrim seperti ini, sedangkan Misella ngga bisa, karena Misella ngga mau sampai kena batuk, katanya ngga bisa main sama tidur, risih gitu"

Kedua ibu ibu tersebut ber oh ria dengan penjelasan Salma, mereka melanjutkan mengontrol anak anaknya yang sedang makan eskrim tersebut

"Arinska ini setiap nemu eskrim ngga bakal bisa lepas, sampai sampai papanya harus beli eskrim sampai ke freezer nya sekalian dibeli"

"Se freezer? Ngga batuk anakmu, rin? "

"Keseringan dia batuk, tapi entah gimana cara ngelarang nya, yang ada aku yang dimarahi papanya karena ngga nyuruh dia makan eskrim"

Salma menganggukkan kepalanya, ia tidak bisa membayangkan orangtua yang membelikan se freezer eskrim hanya untuk anak, selera sultan memang beda

.

.

Beberapa jam kemudian, suara mobil terdengar dari luar rumah, itu adalah suara bis sekolah

"Kayaknya Marsel udah pulang"

Salma langsung berjalan, dibelakangnya diikuti oleh 2 gadis kecil, yang pastinya itu adalah Azizah dan Arinska

"Mama...! "

Marsel berlari ke arah Salma, ia memeluk Salma dengan erat dan mencium pipi Salma

"Bagaimana sekolah nya hari ini sayang? "

"Seru mah! Marsel tadi main plastisin sama teman teman! "

"Oh iya, bagus dong Marsel, kayak gitu, cari banyak teman biar pas main seru"

"Iya mama... "

"Kakak Marsel! "

"Abang Marsel! "

Secara tiba-tiba Marsel dipeluk oleh Arinska dan Azizah, mereka memeluk Marsel dengan erat

"Akak, au es klim? "

"Eskrim? Iya, kakak mau"

Marsel masuk dan melepaskan sepatunya, ia menyusunnya di rak sepatu kemudian masuk ke rumah menuju ke kulkas

Saat dibuka, tidak ada sama sekali eskrim, Salma mengingat bahwa es krim milik Marsel telah ia berikan untuk kedua gadis kecil tersebut

"Eskrim Marsel kemana, mah? "

"Oh iya, maaf ya kakak, es krim nya mama kasih ke adek Azizah sama Arinska, ngga papa ya? "

"Iya deh, ngga papa, Marsel mau smoothie aja kayak sela, mah"

Tak lama kemudian, Azizah dan Arinska mendekati Marsel lagi, mereka memberikan es krim sisa dari mereka pada Marsel

"Kak malsel, esklim ku aja... "

"Abaa, esklim izah aja... "

"Eh, ngga usah, adek makan aja, Marsel mau smoothie aja"

Salma kemudian memberikan cup smoothie untuk Marsel, Marsel mengambil nya dan membawanya ke arah meja ruang utama, itupun diikuti oleh Azizah dan Arinska

"Aku disini! "

Arinska mengambil posisi duduk di sebelah Marsel, tak mau mengalah, Azizah pun begitu

"Akak, mau eskrim iska ngga? "

"Ngga ah, Marsel punya sendiri"

"Eskrim izah? "

"Ngga, makan aja, Marsel punya sendiri"

Arinska menatap Azizah dengan wajah mengejek, Azizah mengetahui nya dan langsung melemparkan es krim ditangannya ke arah Arinska

Tak senang baju gaunnya terkena es krim, Arinska marah dan berdiri, ia melangkahi Marsel dan tak sengaja menendang cup smoothie milik Marsel

"Kamu! "

Suara berisik tersebut mengundang perhatian ketiga ibu ibu, mereka melihat anak anaknya yang berkelahi

"Kamu jelek! "

"Kamu yang jelek! "

Azizah menarik rambut Arinska, hal tersebut membuat Arina dan bu Rahma berlari ke arah anak anaknya dan memisahkan nya

"Kok kalian berkelahi? " tanya bu Rahma yang sedang menggendong Azizah

"Mama, smoothie Marsel jatuh... "

Salma hanya menganggukan kepalanya, ia segera mengambil lap dan membersihkan nya

"Iska, mama sudah bilang apa tadi dirumah? Jangan nakal"

"Dia mah! Dia ejek ejek iska! "

Arina dan bu Rahma hanya menggelengkan kepalanya, mereka berusaha membuat anak anak mereka berbaikan lagi, tetapi perkelahian anak kecil akan susah membujuk mereka untuk berbaikan dan pastinya ada bumbu bumbu dramanya

Hari itu menjadi keributan antara Arinska dan Azizah, mereka berkelahi hanya masalah sepele dan akhirnya membuat Salma keheranan, setiap kedua gadis kecil itu bertemu pasti berujung keributan maupun berkelahi

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

Jangan lupa tinggalkan jejak 👣👣👣

03: Rencana pindahan

Note author: maaf jika banyak kekurangan pada cerita, karena author masih pemula 🔰

.

Pov author

Sore harinya, Thomas pulang dari tempat kerjanya

Seperti biasanya, ia pastinya sudah membelikan jajanan untuk kedua anak anaknya

"Papa pulang... "

Suara tersebut pastinya dikenali oleh Marsel dan Misella, mereka menyambut Thomas yang sudah pulang dengan jajanan nya

"Seperti biasa dong, cium papa dulu sebelum dikasih jajanan nya"

Thomas menunjukkan pipinya kepada Marsel dan Misella, Marsel dan Misella menganggukan kepalanya dan mendekat ke arah Thomas dan mencium pipi Thomas

"Mas, kamu sudah pulang? "

Salma berjalan ke arah Thomas dan bersalaman, ia mengambil barang barang milik Thomas dan berjalan ke atas untuk membereskan nya

"Enak jajanan nya, sayang? " tanya Thomas kepada anak anaknya

"Enak pah! "

Marsel dan Misella menganggukan kepalanya, Thomas tersenyum dan mengelus kedua kepala anaknya

Thomas kemudian berdiri dan berjalan ke arah teras belakang, ia ingin melihat tanaman tanamannya, terutama bunga bunga anggrek miliknya

Saat sedang asik melihat anggrek nya, ia terkejut melihat salah satu anggrek nya dipetik

"Anggrek ku! "

Suara teriakan tersebut terdengar sampai ke atas, Salma menyadarinya dan langsung turun ke bawah untuk menyusul

"Ada apa, mas? "

"Anggrek mas, siapa yang petik? "

Salma dengan ragu ingin menjawabnya, Thomas hanya bisa melihat bunga anggrek nya yang rusak akibat dipetik

"Siapa Salma? " tanya Thomas dengan gemas

"Maaf mas, Misella tadi siang ngga sengaja metiknya, aku juga sempat terkejut lihat dia metik anggrek itu"

Thomas hanya bisa menghela nafas berat, Salma memeluk lengan suaminya, ia takut kalau suaminya akan marah pada si bungsu, mengingat spesies anggrek yang dipetik oleh si bungsu adalah anggrek tebu yang harganya sampai 5 juta

"Jangan marahin Misella ya, mas? Kasihan, Misella masih kecil soalnya"

Thomas hanya menghela nafasnya, ia mengelus tangan Salma dan merangkul bahu istrinya

"Ya mau gimana lagi? Mas juga ngga bisa marahin anak anak, walaupun bunga anggrek ini mahal harganya, mas ngga sampai hati mau marahin dia, mas sayang sama dia soalnya"

Salma merasa lega, ia memeluk suaminya, Thomas mengelus bahu Salma dan menatapnya

Tak lama kemudian, Thomas langsung mengangkat nya, Salma terkejut sampai berteriak

"Mas! "

"Kamu yang harus tanggungjawab atas pemetikan yang dilakukan sama si bungsu, mas ngga mau tau"

Salma menelan ludahnya, ia menjadi deg deg-an dengan ucapan Thomas

"A.. Aku siap gantinya kok mas, pake aja uang cateringan ku buat gantinya... "

Thomas hanya tersenyum, ia segera berjalan ke arah kolam renang dan menyeburkan dirinya bersama Salma yang ia gendong

"Maaaas! "

Byur!

Suara air yang bertabrakan dengan ceburan dua orang, suara tersebut membuat Marsel dan Misella berlari ke teras belakang untuk melihat keadaan orangtua mereka

"Mama, papa, kalian kenapa? "

Thomas tertawa, ia memercikkan air ke arah Salma, Salma tak bisa melihat karena percikan air dari suaminya

"Hayo, ini jadi tanggungjawab mu! Mas mandiin kamu! "

"Mas! Udaaah! "

Marsel dan Misella tertawa, mereka segera mendekati kolam renang dan ikut menceburkan diri, Thomas berhenti dan menangkap Marsel dan Misella yang ikut berenang

"Siram mama! "

Marsel dan Misella mengikuti perintah Thomas, mereka memercikkan air ke arah Salma

"Marsel, Misella, kalian usil ya sama mama.... "

Salma tertawa, ia memercikkan air ke arah anak anak serta suaminya yang daritadi mengerjai nya

Mereka berempat tertawa bersama, karena tidak ada sedikit pun marah yang di lampiaskan oleh Thomas, melainkan kebersamaan yang menyenangkan

.

.

Sesudah berenang, mereka membersihkan diri di kamar mandi dan bersiap siap untuk shalat maghrib

Salma membantu Misella untuk menggunakan mukena, sedangkan Thomas membantu Marsel untuk menggunakan sarung

"Udah? "

"Sudah"

Mereka berempat menjalankan ibadah sholat maghrib bersama sama. Setelah selesai, mereka melakukan aktivitas yang ada

"Mama... "

"Kenapa nak? "

"Bantuin Marsel kerjain PR dong, mah... "

Salma tersenyum dan menganggukkan kepalanya, ia mengajak Marsel ke ruang utama untuk membantu mengerjakan tugasnya

"Ma, akak enapa? "

"Kakaknya lagi ngerjain tugas, sela"

Misella yang sedang makan smoothie mendekati Marsel dan melihatnya, ia mengambil pensil dan menunjukkan nya pada Salma

"Mama, ela engen uga! "

Salma melihat Misella yang memegang pensil, ia kemudian mengambil buku gambar dan memberikannya pada Misella

"Marsel, mama mau pinjemin buku gambarnya sama adek, gak papa ya? "

"Yang bekas ya, mah? "

"Iya, yang bekas"

"Oh iya, kasih aja, ma"

Salma melihat kedua anak anaknya yang sedang belajar, ia tersenyum dan duduk di sofa

Tak lama kemudian, Thomas yang turun dari atas dengan membawa laptop duduk disebelah Salma, Salma menatap nya

"Mas, kok udah pindah aja ke bawah? "

"Diatas sepi, mas juga mau kumpul kumpul sama kalian, bosan soalnya"

Thomas menjelaskannya dengan tangan yang sibuk mengetik di laptop, Salma menganggukan kepalanya dan menyenderkan kepalanya di bahu

"Kenapa sayang? Lagi mau? "

"Apaan sih, orang cuma nyender doang, yaudah deh gak usah kalau gitu"

Salma menyingkirkan kepalanya dari bahu Thomas, Thomas menahannya dan meletakkan lagi kepala Salma ke bahunya

"Ngambekan mulu, kayak lagi beranak aja"

"Ih, enak aja ya mas kalau ngomong, sesuka hati dan asal nyeplos. Aku gak mau nyender, biar gak ada lagi pikiran kotornya mas itu! "

Thomas hanya tertawa, sedangkan Salma menatap kesal

"Salma, mas mau berunding boleh? "

"Berunding? Soal apa ya mas? "

"Jadi gini, maren tuh ada orang yang ngeliatin rumah kita, katanya naksir gitu... "

"Terus? "

"Dia mau beli rumah kita"

Salma merasa bingung, ia tetap saja menyuruh Thomas untuk menjelaskan nya

"Jadi, kita jual rumah kita, gitu? "

"Iya, kita beli rumah yang baru. Lagipula, anak anak kan udah gede, gak mungkin juga kamarnya barengan terus, kan? "

Salma menganggukan kepalanya

"Dan juga, dia tertarik sama rumah kita karena cocok untuk tempat kerja pengiriman paket gitu, apa kamu setuju? "

"Aku setuju, sesuai pemikiran mas tadi, anak anak juga udah gede dan gak mungkin kamarnya samaan, jadinya aku setuju aja"

"Baguslah kalau begitu... "

"Tapi, gimana bentuk rumah baru kita nanti, mas? "

"Kalau gitu, besok kita survei rumah aja. Tadi pas pulang, mas sempetin buat survei sendiri sebelum minta persetujuan sama kamu, tapi balik lagi, apa kamu mau atau ngga gitu sama rundingan mas dan survei rumahnya"

Salma menganggukan kepalanya

"Oh ya, satu lagi mas"

"Hmmm? Apa itu? "

"Mahal ngga? "

"Ngga, paling seharga sama gaji mas selama 7 tahun"

"Mahal amat! "

"Hehehe, mas udah nabung sedikit kok dari awal sekitar 2 tahun yang lalu, itupun uang dari berhenti ngerokok. Dan juga nanti tambahan dari penjualan rumah ini, ya walaupun baru dapat mungkin 12% dari tabungan mas doang. Tapi mas gak bakal ganggu dana darurat sama uang sekolah anak, mas punya tabungan sendiri"

"Hmmm, okelah, kalau semisal ada yang kurang, kasih tau aku ya mas, aku bakal ikut berusaha juga demi rumah baru kita"

"Baik sayang ku... "

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

Jangan lupa tinggalkan jejak 👣👣👣

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!